Anda di halaman 1dari 15

1

KESUKSESAN WIRAUSAHA KEDAI KOPI HAILAM KO ABUN DALAM STRATEGI


PEMASARAN DI KOTA BALIKPAPAN

Abstrak
Penelitian ini menerapkan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Perhatian atau fokus
pada penelitian mencakup strategi pemasaran yang digunakan di kedai kopi Hailam Ko
Abun sebagai kesuksesan wirausaha yang terdiri dari product (produk), price (harga),
promotion (promosi), place (tempat), people (partisipan), bukti tangible (fisik) dan faktor
yang membatasi perencanaan pemasaran pada kedai kopi Hailam Ko Abun sebagai
kesuksesan wirausaha. Sumber data mencakup data primer yaitu pemilik baru, pemilik
terdahulu, dan satu konsumen kedai kopi Hailam Ko Abun serta data sekunder. Analisis
data yang diterapkan adalah teknik analisis kualitatif Miles and Huberman. Hasil pada
penelitian ini membuktikan bahwa pemilik kedai kopi Hailam Ko Abun tetap menjaga
perencanaan harga dan produk meskipun biaya bahan pokok ada kenaikan. Meskipun
begitu pemilik kedai kopi Hailam Ko Abun masih minim dalam mempromosikan produk
atau kedai kopi Hailam Ko Abun melaui media, spanduk, warna, dan bahasa yang
digunakan kurang menarik perhatian konsumen. Dapat disimpulkan bahwa strategi
pemasaran kedai kopi Hailam Ko Abun sebagai kesuksesan wirausaha terbilang cukup
efektif. Disarankan untuk mempertahankan pelayanan, racikan kopi tradisional,
meningkatkan promosi sehingga dapat menaikan keuntungan dan jumlah konsumen di
kedai kopi Hailam Ko Abun.

Kata Kunci: Kesuksesan Wirausaha, Strategi Pemasaran

I. PENDAHULUAN

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Indonesia adalah salah satu preferensi
pembangunan ekonomi nasional. Bisnis adalah pilar-pilar sistem ekonomi kerakyatan tidak
hanya ditujukan untuk mengurangi ketimpangan antara kelompok pendapatan dan pelaku
usaha, atau meringankan Kemiskinan dan lapangan kerja (Munizu, 2010). Sebagian besar
(mendekati 99%) UMKM Indonesia adalah usaha mikro di sektor informal, biasanya
menggunakan bahan baku lokal dan pasar lokal. Inilah sebabnya mengapa tidak terpengaruh
secara langsung ke krisis global. Laporan World Economic Forum (WEF) 2010 menempatkan
pasar Indonesia ada di peringkat 15 (Setyanto dkk., 2015). UMKM dimiliki oleh perseorangan
dan badan usaha individu yang memenuhi persyaratan hukum untuk standar usaha mikro pada
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008. Dampak media sosial terhadap pengembangan
pemasaran Usaha Kecil dan Menengah (UKM) memberikan pengaruh dalam pengembangan
produktivitas UKM.
Kemajuan pesat dalam teknologi dan informasi telah mengubah perilaku konsumen rakyat.
Memenuhi kebutuhan dari pengeluaran konsumsi rumah tangga sebelumnya kehidupan saat
kini telah berubah menjadi kebutuhan sekunder dan primer. Ini mencerminkan pengeluaran
gaya hidup lebih tinggi daripada konsumsi makanan dan minuman. Menurut data dari Badan
Pusat Statistik pengeluaran konsumsi rumah tangga Produk Domestik Bruto (PDB) di restoran
dan hotel dihitung atas dasar harga konstan pada triwulan III 2018, meningkat 5,69%
dibandingkan triwulan III tahun sebelumnya.
2

Meskipun demikian konsumsi makanan minuman masih dominan sekitar 39% pengeluaran
rumah tangga. Data tersebut membuktikan bahwa industri makanan dan minuman kerap
mengalami perubahan yang dinamis tiap waktunya. Industri makanan dan minuman tidak
hanya difungsikan untuk memenuhi keperluan utama konsumen akan tetapi dominan sudah
menjadi gaya hidup pada konsumen. Salah satu jenis usaha yang ada pada industri makanan
dan minuman adalah kedai kopi.
Indonesia merupakan salah satu negara dengan konsumsi kopi terbesar di dunia. Data
International Coffee Organization (ICO) mencatat konsumsi kopi di Indonesia selama 2016-
2017 mencapai 4,6 juta bungkus 60 kg/lb (60 kg) adalah negara keenam yang mengonsumsi
kopi kedua setelah Rusia, peringkat pertama di dunia. Menurut data dari Organisasi Kopi
Internasional (ICO), Dari tahun 2000 hingga 2016, konsumsi kopi Indonesia menunjukkan tren
yang meningkat. konsumsi 2000 kopi Indonesia baru mencapai 1,68 juta bungkus (pack) 60 kg,
namun di tahun 2016 sudah mencapai 4,6 juta kantong 60 kg, meningkat lebih dari 174%.
Bahkan sejak tahun 2011, konsumsi kopi sudah mengalami meningkat ke 2016. Indonesia
adalah salah satu produsen terbesar eksportir kopi dunia.
Kopi merupakan tanaman yang dibudidayakan dengan waktu budidaya yang lama dan nilai
ekonomi yang tinggi. 70% konsumsi kopi dunia berasal dari jenis kopi arabika dan 26% dari
jenis kopi robusta. Kopi pertama kali ditemukan di pegunungan Ethiopia yang berada di
kawasan benua Afrika. Akan tetapi, kopi baru dikenal masyarakat internasional setelah
tanaman tersebut dikembangkan oleh saudagar Arab di Yaman Arabia Selatan (Rahardjo,
2012).
Kopi diperkenalkan ke Indonesia oleh VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) Pada
tahun 1696. Perkembangan awal tanaman kopi ini sebenarnya merupakan hasil eksperimen di
pulau Jawa. Karena hasil pengujiannya memuaskan dan dianggap menguntungkan sebagai
komoditas perdagangan VOC, maka disebarluaskan ke berbagai daerah agar masyarakat bisa
menanamnya (Najiyanti dan Danarti, 2014). Pohon kopi (Coffea L.) adalah tanaman
perkebunan yang telah ada sejak dulu sebagai tanaman dibudidayakan. Jenis tanaman kopi
biasanya dibudidayakan yaitu kopi arabika (Kopi arabika) dan kopi Robusta (kopi
honeysuckle). Menurut Siswoputranto (1992), Kopi arabika ini rasanya enak rasa tinggi dan
kandungan kafein rendah dibandingkan dengan spesies Robusta, jadi kopi arabika ada harganya
yang lebih mahal. Budidaya kopi yang dikembangkan di Indonesia hampir tiga abad, artinya
sejak pabrik kopi pertama kali saya masuk ke pulau Jawa adalah 1996 era Hindia Belanda
(Afriyanti, 2016). Bibit tanaman kopi kopi arabika berasal dari Gubernur Belanda dari
Malabar- India dan diterima oleh pemerintah Bogor dikembangkan dengan eksperimen, lalu
Sukses (Siswoputranto, 1992).
Gaya hidup masyarakat Indonesia yang semakin baik juga turut meningkatkan pasar kopi
di Indonesia menjadi lebih berkembang. Kita tahu bahwa ada berbagai kedai kopi terkenal di
kota-kota besar, termasuk Starbucks, Kopi Janji Jiwa, Fore Coffee, Coffee Beans , Kopiria,
Kedai Kulo, Excelso, Coffee Toffee dan berbagai kedai kopi lainnya. Setiap kedai kopi ini juga
memiliki ciri khasnya masing-masing, dan ada pilihan untuk memadukan menu kopi dengan
berbagai makanan lainnya.
Meningkatnya mobilitas masyarakat saat ini dan gaya hidup modern, khususnya di kota-
kota besar di Indonesia, menyebabkan pertumbuhan kedai kopi menjadi berkembang sangat
pesat. Salah satunya kota Balikpapan yang merupakan kota terbesar di Kalimantan Timur.
Tampaknya orang-orang dari segala usia memiliki minat yang kuat untuk menghabiskan waktu
luang sambil menyesap secangkir kopi sehingga kegiatan seperti menghabiskan waktu luang
sambil menyesap secangkir kopi mulai meningkat.
3

Faktanya, budaya minum kopi telah berubah. Minuman kopi mengandung psikotropika
salah satunya adalah kafein, yang dapat merangsang produksi dua hormon stimulan adalah
kortison dan epinefrin. Oleh karena itu, kopi efektif menghilangkan kantuk, meningkatkan
kesadaran mental, pikiran, dan konsentrasi atau menanggapi. Minum kopi juga bisa membuat
tubuh tetap terjaga dan sehat serta meningkatkan energi. Pada saat yang sama, kenyataan
tentang kedai kopi adalah kebutuhan akan modernisasi semakin menekankan gaya hidup ini,
kedai kopi sekarang digunakan sebagai tempat bersosialisasi, tempat nongkrong anak muda,
tempat pertemuan yang nyaman, dan tempat sarapan bersama teman-teman. Orang bisa
menikmati kopi sambil istirahat ngobrol dengan rekan kerja lainnya.
Dengan banyaknya kedai kopi yang bermunculan maka menimbulkan persaingan yang
tinggi pada bisnis kuliner di bidang kedai kopi. Tren sosial masyarakat saat ini yang
cenderung suka menghabiskan waktu di tempat-tempat tertentu, contohnya kedai kopi. Untuk
menarik perhatian konsumen maka tiap kedai kopi harus memperhatikan kreativitas produk
yang ditawarkan agar tidak kalah bersaing dengan kedai kopi lainnya. Hal ini berhubungan
dengan strategi pemasaran yang diterapkan pada tiap-tiap bisnis kuliner.
Keberhasilan strategi pemasaran dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu: Riset dan analisis
pasar, pengambilan keputusan produk, penetapan harga, promosi, dan distribusi (marketing
mix). Marketing mix yang diterapkan dapat mempengaruhi keputusan pembelian dari
konsumen karena perusahaan dapat mempromosikan produknya, menawarkan dan
menyakinkan konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan. Ketika perusahaan
melakukan kegiatan marketing mix yang tepat dan efektif memungkinkan konsumen akan
mempelajari lebih lanjut tentang produk yang ditawarkan sehingga membuat konsumen
memutuskan untuk melakukan pembelian produk yang lebih besar.
Salah satu jenis strategi pemasaran adalah marketing mix (bauran pemasaran) 7P yaitu
product, price, place, promotion, people, process, physical evidence. Strategi marketing mix 7P
diterapkan untuk menghasilkan respon yang diinginkan pada pasar sasaran. Produsen
menggunakan strategi marketing mix untuk memproduksi komoditas produk yang siap
dipasarkan. Dalam hal ini, kualitas produk, desain, merek, kemasan disebut juga sebagai atribut
produk.
Persiapan atribut produk dirancang untuk mengembangkan dan memasarkan produk yang
sesuai dengan keinginan konsumen. Pemasaran produk telah melalui beberapa tahapan, yaitu
tahap pengembangan, tahap pengenalan, tahap pertumbuhan penjualan, tahap kematangan,
tahap kejenuhan, dan tahap pengurangan. Tahapan ini juga disebut sebagai siklus hidup
produk.
Kedai kopi Hailam Ko Abun yang terletak di Kota Balikpapan berdiri sejak tahun 1999, di
mana kedai kopi ini didirikan dengan target pemiliknya yaitu konsumen-konsumen sekitar 40
tahun ke atas. Berbanding terbalik dengan kedai kopi sekarang yang fokus konsumennya yaitu
usia muda. Sesuai dengan targetnya menembus pasar konsumen sekitar 40 tahun ke atas maka
kedai kopi Hailam Ko Abun ini memiliki rancangan tempat, pelayanan, jualan, dan menu
yang berbeda namun tetap memiliki ciri khasnya yaitu racikan kopi tradisional. Sejak awal
mula didirikan kedai kopi ini mulai menarik perhatian masyarakat usia 40 tahun ke atas dan
tetap dapat bersaing dengan kedai kopi lainnya di Balikpapan. Hal ini terlihat dari
pengunjungnya yang selalu ada setiap harinya dari jam buka hingga jam tutup.
4

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan pemilik kedai kopi Hailam Ko Abun, saat
ini konsumennya mencapai kurang lebih 30 pelanggan per hari. Dari hasil observasi yang
dilakukan peneliti, kedai kopi Hailam Ko Abun menyajikan kopi yang tetap mempertahankan
racikan kopi tradisional secara turun temurun diwariskan, yang tidak bisa ditemukan di kedai
kopi lainnya.
Harga secangkir kopi yang dijual di Hailam Ko Abun mulai dari Rp 10.000 hingga Rp
15.000. Adapun menu kopi favorit dari pelanggan yaitu kopi hitam yang racikannya secara
tradisional. Dalam menikmati kopi hitam ini, bisa ditambah susu atau es batu sehingga kopi
hitam ini menjadi menu kopi favorit di kedai kopi Hailam Ko Abun. Selain menu kopi ada
juga menu makanan favorit yaitu roti bakar yang dioles dengan selai srikaya khas kedai kopi
Hailam Ko Abun. Namun banyaknya pesaing usaha sejenis kedai kopi di kota Balikpapan
membuat kedai kopi Hailam Ko Abun harus memiliki strategi pemasaran yang tepat agar dapat
bertahan dalam usaha ini.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Kesuksesan Wirausaha Kedai Kopi Hailam Ko Abun Dalam Strategi Pemasaran di Kota
Balikpapan”. Dari latar belakang masalah diatas, maka peneliti merumuskan permasalahan
penelitian adalah Seberapa efektif strategi pemasaran kedai kopi Hailam Ko Abun di
Balikpapan terhadap kesuksesan wirausaha?

Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan permasalahan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisis strategi pemasaran kedai kopi Hailam Ko Abun di Balikpapan.

Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan berguna bagi pemilik usaha dalam berpartisipasi bagi
kedai kopi Hailam Ko Abun agar lebih meningkat dalam melakukan strategi pemasaran.
Penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat sebagai acuan sumber informasi tambahan
bagi mahasiswa di masa depan.

II. KERANGKA DASAR TEORI

A. Konsep Strategi
David (2011) mengemukakan bahwa strategi merupakan tujuan bersama dengan tujuan
jangka panjang yang ingin untuk diraih. Selain itu, menurut Rangkuti (2008), strategi
merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan tertentu di mana pada suatu bisnis, strategi dapat
mengalami perubahan seiring dengan perkembangan kondisi lingkungan. Strategi bisnis dapat
mencakup ekspansi geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar,
pengetatan, divestasi, likuidasi, dan joint venture. Strategi juga dapat diartikan sebagai aksi
potensial yang membutuhkan keputusan manajemen dan sumber daya perusahaan dalam
jumlah yang besar.

B. Konsep Pemasaran
Noor (2014) mengemukakan bahwa pemasaran merupakan suatu proses sosial dan
manajerial yang dapat memenuhi kebutuhan individu dan kelompok melalui penciptaan dan
pertukaran produk dengan orang lain. Pengertian pemasaran menurut Kotler (2012) yaitu
sebuah proses sosial di mana individu dan kelompok dapat memperoleh sesuatu yang mereka
5

butuhkan ataupun inginkan dengan menciptakan, menawarkan, serta melakukan pertukaran


produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain.Pemasaran dapat meliputi penjualan dan
beberapa elemen lain yaitu: riset, tindakan strategis, periklanan, publisitas dan promosi
penjualan, yang arti sebenarnya adalah untuk memonitor keefektifan program-program
pemasaran (Zeth, 2019). Menurut Irawan (1998), pemasaran merupakan tahapan sosial di mana
individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka perlukan dan inginkan dengan
mewujudkan dan mempertukarkan produk dan taksir dengan individu atau kelompok lainnya.

C. Strategi Pemasaran
Swasta dan irawan (2005) menjelaskan bahwa seorang manajer perusahaan dapat
melakukan strategi pemasaran dengan tiga cara pengambilan keputusan, yaitu untuk
menentukan konsumen yang diharapkan, keinginan konsumen, dan marketing mix. Ketiga
elemen tersebut yang menentukkan arah strategi pemasaran pada sebuah perusahaan.
Strategi pemasaran adalah suatu alat hakiki yang dipersiapkan untuk meraih target
perusahaan dengan meningkatkan kelebihan dalam bersaing yang berkelanjutan melewati
pasar yang ditempuh dan strategi pemasaran yang diterapkan guna melayani pasar sasaran
tersebut (Tjiptono, dkk, 2012).
Sofian (2007), menjelaskan bahwa strategi pemasaran merupakan suatu rencana yang
sistematis, menyeluruh, dan intrinsik pada bidang pemasaran yang memberikan pedoman
mengenai aktivitas yang dilakukan untuk mencapai tujuan pemasaran perusahaan.
Buchari (2008), menyebutkan strategi pemasaran adalah proses menentukan dan menelaah
sasaran pasar yaitu sekelompok orang yang ingin dihubungi oleh perusahaan atau usaha
sehingga memanifestasikan suatu marketing mix yang sesuai dan memenuhi sasaran pasar
tersebut.
Strategi pemasaran didefinisikan sebagai analisis perencanaan pengembangan dan
penyelenggaraan aktivitas dalam perencanaan pemutusan pasar sasaran bagi produk
pada masing-masing komponen bisnis, pemutusan target pemasaran, dan peningkatan,
penyelenggaraan, serta manajemen perencanaan program pemasaran, pemutusan wadah pasar
yang dibuat untuk memenuhi kemauan pelanggan pasar sasaran (Purwanto, 2008).
Strategi pemasaran mencakup tindakan- tindakan penjualan yang bisa mempengaruhi
permintaan terhadap produk, seperti pada hal mengganti harga, moderasi upaya iklan,
merencanakan promosi andalan, memutuskan pilihan wadah distribusi, dan lainnya (Chandra,
2002).

D. Marketing Mix
Terdapat seperangkat media pemasaran yang ketahui dengan istilah 4P, yaitu
product(produk), price(harga), place(tempat), promotion (promosi). Untuk pemasaran jasa
terdapat media tambahan yaitu people(orang), process(proses), physical evidence(lingkungan
fisik). Oleh karena itu, marketing mix dikenali dengan istilah 7P yaitu product, price, place,
promotion, people, physical evidence.
Kotler, dkk. (2012) menjelaskan faktor- faktor dari marketing mix yaitu:
1. Product
Produk adalah bagian terpenting, karena hal tersebut perusahaan berusaha untuk
memenuhi keperluan dan keinginan masyarakat konsumen. Produk juga merupakan
sesuatu yang dapat atau diberikan atau ditawarkan ke pasar untuk menarik perhatian
6

konsumen, agar produk yang dijual dapat dibeli oleh konsumen, untuk dipakai atau
dikonsumsi yang dapat memenuhi suatu kebutuhan atau keperluan dari pelanggan.
2. Price
Harga adalah pengorbanan ekonomi yang dilakukan konsumen untuk mendapatkan
produk atau layanan, selain itu harga juga merupakan faktor penting konsumen untuk
memutuskan apakah akan melakukan transaksi. Harga juga merupakan segenap nilai
yang ditukarkan pelanggan dengan fungsi dari mempunyai atau memakai produk atau
jasa yang nilainya diputuskan oleh pembeli dan penjual melalui tawar menawar, atau
diputuskan oleh penjual untuk suatu harga yang sesuai terhadap seluruh pembeli.
3. Place
Salah satu bagian marketing mix yaitu tempat atau lokasi yang biasanya diartikan
sebagai distribusi dan salah satu strategi untuk memasarkan produknya dari sudut
pandang yang mudah dijangkau oleh konsumen. Tempat atau place memiliki arti sebagai
wadah distribusi yang ditujukan untuk meraih tujuan pelanggan.
4. Promotion
Promosi merupakan kegiatan yang menyampaikan informasi kepada konsumen untuk
mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen sehingga dapat terjadi keputusan
pembelian. Promosi berfungsi sebagai salah satu metode pemasaran untuk
menginformasikan dan memasarkan sebuah produk kepada pelanggan sasaran.
5. People
Orang atau partisipan merupakan pegawai dari penyedia layanan jasa yang secara
langsung atau secara tidak langsung terlibat pada proses penjualan itu.
6. Process
Proses merupakan aktivitas yang menunjukkan bagaimana memberikan layanan kepada
konsumen pada proses keputusan pembelian.
7. Physical evidence
Lingkungan fisik meliputi suasana, keadaan, dan kondisi fisik dari lingkungan sekitar
toko.

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif.
Jenis penelitian deskriptif kualitatif merupakan penelitian tentang yang memaparkan,
menggambarkan, menjelaskan, mengklasifikasikan, dan menganalisis variabel-variabel yang
diteliti. Sugiarto (2017) mendefinisikan deskriptif kualitatif sebagai istilah yang digunakan
dalam penelitian kualitatif untuk suatu kajian penelitian yang bersifat deskriptif. Pemilihan
jenis penelitian ini dimaksudkan untuk menyajikan gambaran detail mengenai variabel yang
sedang diteliti.

B. Fokus Penelitian
1. Product (Produk)
2. Price (Harga)
3. Place (Saluran Distribusi)
4. Promotion (Promosi)
5. People (Pegawai)
6. Process (Proses)
7. Physical evidence (Lingkungan fisik)
7

C. Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian dilaksanakan di kedai kopi Hailam Ko Abun yang beralamatkan di Jl. Adil
Makmur No.27, Balikpapan. Penelitian diperkirakan selama satu minggu, terhitung dari 7
Desember 2021 sampai dengan 14 Desember 2021.

D. Jenis dan Sumber Data


1. Informan kunci (key informan) dalam penelitian ini yaitu Bapak Ronald Hariyanto selaku
Pemilik kedai kopi Hailam Ko Abun.
2. Informan lain dan diharapkan membantu memberikan informasi tambahan yang berkaitan
dengan penelitian ini ditentukan secara purposive sampling yaitu:
a. Bapak Abun Hariyanto dan Ibu Syolan selaku pemilik terdahulu kedai kopi Hailam
Ko Abun.
b. Bapak Edi selaku pelanggan di kedai kopi Hailam Ko Abun.

E. Teknik Pengumpulan Data


a. Pengumpulan Data Primer yaitu:
1. Wawancara
2. Observasi
b. Pengumpulan Data Sekunder, yaitu:
1. Studi Kepustakaan

F. Teknik Analisis Data


Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode SWOT di mana
menurut Rangkuti (2008) analisa SWOT merupakan identifikasi berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan yang didasarkan pada logika sehingga
diharapkan dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities), namun
secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats).
Adapun data yang diperlukan berupa data kualitatif dan pelaksanaan analisa SWOT dilakukan
dengan cara analisis lingkungan internal dan eksternal di mana dengan cara ini data dapat digali
dan diolah serta mencari kesimpulan berupa fakta-fakta yang dapat digunakan untuk menjawab
pertanyaan ataupun informasi yang ingin digali lebih lanjut pada penelitian ini.

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian


Awal mula didirikan kedai kopi Hailam Ko Abun di atar belakangi oleh kemauan dari
pemilik terdahulu yaitu bapak Abun Hariyanto yang memiliki niat untuk mengembangkan usaha
keluarga. Bapak Abun merupakan seorang koki yang merantau ke Kalimantan Timur khususnya di
kota Balikpapan. Bapak Abun juga ingin kedai kopi Hailam Ko Abun mampu mengembangkan
cita rasa kopi yang tradisional dan unik dari pada kedai kopi umum lainnya sehingga kedai kopi
Hailam Ko Abun banyak dikenal oleh masyarakat khususnya usia 40 tahun ke atas di kota
Balikpapan. Kedai kopi Hailam Ko Abun sudah menjadi batu loncatan yang kuat untuk
meningkatkan usaha kedai kopi sehingga pemilik penerusnya yaitu bapak Ronald Hariyanto
berharap bisa membuka cabang lain di sekitar daerah Balikpapan lainnya.

B. Product (Produk)
8

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa strategi pemasaran yang diterapkan
kedai kopi Hailam Ko Abun dari bidang produk yaitu selalu memperhatikan bahan baku yang
digunakan sebelum diolah menjadi minuman atau makanan, seperti tanggal kadaluarsa, aromanya,
kondisi kopi yang tidak tercemar dan meracik kopi sendiri. Selanjutnya kedai kopi Hailam Ko
Abun juga memiliki menu khas atau favorit contohnya Kopi Hitam, Kopi Susu, Es Kopi Hitam, Es
Kopi Susu, Es Teh, Teh Panas, Teh Susu, Roti Bakar Srikaya, Roti Telur, dan lainnya. Meskipun
menu-menu terlihat umum namun tetap memiliki khas buatan sendiri yang tidak bisa ditemukan di
kedai kopi lainnya. Saat penyajian kopi menggunakan cangkir yang terlihat tradisonal dan unik
sedangkan untuk menu pelanggan tinggal mengatakan jenis kopi yang ingin diminum dan segera
dibuat oleh pemilik baru yaitu Bapak Ronald Hariyanto.
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Christine (2016)
mengemukakan bahwa produk adalah segenap sesuatu yang dapat diberikan atau ditawarkan
produsen untuk dibeli, digunakan, dikonsumsi, diminta, diperhatikan, atau dicari sebagai keperluan
sebuah pemenuh kebutuhan atau kemauan pasar bersangkutan baik berbentuk barang maupun jasa.
Hasil penelitian tersebut didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Fakhriyan
(2016) yang mengemukakan bahwa perencanaan marketing mix (bauran pemasaran) segi product
sudah digunakan dengan baik dan berdasarkan ulasan pelanggan segi product sudah digunakan
dengan baik, dapat diketahui bahwa adanya kesesuaian antara perusahaan dan konsumen.
Berdasarkan ulasan pelanggan, perusahaan sudah menawarkan produk yang bermacam-macam
dan bermutu dari aspek rasa dan bentuk. Hal ini muncul dikarenakan menggunakan bahan-bahan
yang bermutu pada tahap produksi, mempunyai resep yang permanen untuk menjaga mutu produk
yang diberikan kepada pelanggan. Hal ini sesuai juga dengan teori yang dinyatakan oleh Nana
Herdiana (2015) yang mengemukakan bahwa produk pada definisi global merupakan segenap
sesuatu yang dapat diberikan atau ditawarkan ke pasar untuk memperoleh ketertarikan,
dipergunakan, dibeli atau dikonsumsi untuk memenuhi suatu kebutuhan atau keinginan.
Pada bauran pasar (marketing mix) perencanaan produk adalah bidang yang paling serius
atau penting, karena dapat memengaruhi perencanaan pemasaran lainnya. Penetapan jenis produk
yang akan diproduksi dan dijual akan memengaruhi kegiatan promosi yang diperlukan serta
pemutusan harga dan proses distribusinya. Saat dalam situasi persaingan sangat waspada bagi
suatu perusahaan jika hanya sekedar mengandalkan produk tanpa adanya upaya khusus untuk
meningkatkannya, 8 oleh sebab itu saat perusahaan masuk dalam suatu persaingan wajib
dilakukannya inovasi dalam menciptakan dan mengembangkan produk baru untuk
mempertahankan kapasitas penjualan produk yang ditawarkan atau diberikan kepada pelanggan.
Segi produk adalah wujud tawaran produsen baik bukti fisik (tangible) dan jasa
(intangible) untuk memperoleh ketertarikan, dibeli, dikonsumsi, dijual, dicari, diminta untuk
memenuhi keperluan akan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Unsur-unsur produk utama yang
dilihat pelanggan dijadikan sebagai dasar utama pengambilan keputusan pembelian yang di mana
merupakan atribut dari produk tersebut seperti merek, jaminan, dan kemasan.

C. Price (Harga)
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa perencanaan pemasaran
yang diterapkan kedai kopi Hailam Ko Abun dari unsur harga yaitu harga yang standar misalnya
Harga kopi di kedai kopi Hailam Ko Abun mulai dari Rp 10.000 hingga Rp 15.000, untuk teh dari
Rp 8.000 hingga 10.000, untuk menu makanan mulai dari 12.000 hingga 20.000. Harga tersebut
termasuk murah dan dapat dijangkau semua umur khususnya usia 40 tahun. Namun harga yang
murah tersebut tidak terlalu meningkatkan laba yang didapatkan karena ada hari di mana ramai
pengunjung ada juga tidak ramai pengunjung dan harga kopi yang naik.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Christine (2016) mengemukakan bahwa harga
memiliki fungsi penting dalam proses keputusan pembelian para pelanggan. Harga semata mata
9

tergantung pada ketentuan kebijakan perusahaan, tetapi tentu saja perlu adanya pertimbangan dari
berbagai hal. Suatu harga terbilang mahal, murah, atau normal bagi setiap individu tidak harus
sama karena tergantung dari seseorang yang berbeda dalam lingkungan kehidupan dan situasi
individu.
Hasil penelitian tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Fakhriyan (2016)
yang mengemukakan bahwa perencanaan marketing mix (bauran pemasaran) segi price (harga)
yang sudah diterapkan dengan baik dan berdasarkan ulasan konsumen segi price yang sudah
diterapkan belum baik yang terlihat bahwa belum adanya kesesuaian antara perusahaan dan
pelanggan. Menurut ulasan konsumen, tidak ada pemberian diskon pada pembelian tertentu.
Dalam melakukan pembayaran, perusahaan meberikan pelayanan yang baik dan cepat. Hal ini juga
dirasakan pelanggan ketika melakukan pembayaran, pemilik dengan sigap melayani pelanggan.
Sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh Kotler dan Amstrong (2012) yang
mengemukakan bahwa harga merupakan segenap uang yang diminta, atas suatu produk atau jasa
serta jumlah nilai yang ditukarkan para konsumen untuk mendapatkan manfaat, mempunyai,
menggunakan suatu jasa dan produk. Salah satu unsur marketing mix (bauran pemasaran) dalam
memutuskan suatu harga diperlukan analisis yang kuat sehingga harga dapat menjadi sebuah
kelebihan suatu produk yang dihasilkan perusahaan. Bagi pelanggan, bahwa harga adalah segenap
bentuk modal moneter yang dikorbankan oleh pelanggan untuk mendapatkan, mempunyai,
memanfaatkan segenap penggabungan dari pelayanan dan barang dari suatu produk. Bagi
perusahaan pemutusan harga adalah tahap untuk membandingkan pemberian atau penawaran dari
pesaing lainnya.
Ada dua faktor umum yang harus ada pertimbangan dalam memutuskan harga yaitu faktor
internal seperti target pemasaran, perusahaan, strategi marketing mix, dan modal produksi. Faktor
eksternal seperti sifat permintaan dan pasar, kebijaksanaan, peraturan pemerintah, dan adanya
pesaing lain.

D. Place (Tempat)
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mendapatkan hasil bahwa perencanaan
pemasaran yang dilakukan kedai kopi Hailam Ko Abun dari unsur tempat yaitu pemilik
menetapkan lokasi yang cukup strategis dipinggir jalan tepatnya di Jalan Adil Makmur No. 27,
Keluarahan Baru Ilir Kota Balikpapan, pemutusan lokasi tempat tersebut dilakukan agar mudah
diketahui masyarakat dan alasan kenyamanan bagi para pelanggan. Namun konsumen yang
berkunjung terkadang mencari 9 lokasi lain akibat kurangnya tempat parkir atau akibat beberapa
pengunjung lain yang tidak memakirkan kendaraan dengan rapi karena tidak ada orang yang
mengatur parkiran dan menjaga keamanan kendaraan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Christine (2016) penyaluran adalah suatu
upaya agar sebuah produk dapat tersedia di lokasi-lokasi yang memudahkan pelanggan
membelinya setiap saat pelanggan memerlukan. Penetapan lokasi membutuhkan pertimbangan
yang matang terhadap faktor seperti jangkauan contohnya jalan yang memudahkan pelanggan
untuk menemukan tempat tersebut. Visibilitas, contohnya tempat yang dapat dilihat jelas oleh
pelanggan di tepi jalan. Lokasi parkiran, contohnya memiliki tempat parkir sendiri atau tempat
parkir umum. Ekspansi, seperti tersedianya tempat yang memadai untuk memperluas usaha.
Peraturan pemerintah, seperti surat ijin usaha. Terakhir persaingan, seperti pertimbangan cermat
lokasi pesaing.
Hasil penelitian tersebut didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Fakhriyan
(2016) yang mengemukakan bahwa perencanaan marketing mix (bauran pemasaran) segi place
(tempat) yang telah diterapkan perusahaan dengan baik dan berdasarkan ulasan pelanggan segi
place (tempat) belum diterapkan dengan baik terlihat belum adanya kesesuaian antara perusahaan
dan pelanggan. Perusahaan mengemukakan bahwa lokasi strategis namun, letaknya berada di
10

belakang suatu perumahan penduduk yang membuat pelanggan harus masuk ke dalam dan
mencari toko. Dalam penyaluran atau penyajian produk diterapkan dengan baik dan cepat selaras
dengan pesanan pelanggan oleh perusahaan.
Hal ini sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh Suryana (2013) yang mengemukakan
bahwa lokasi yang membuat pelanggan tertarik adalah lokasi yang strategi atau pas, efisien, dan
menyenangkan. Untuk meraih sasaran lokasi yang baik bisa dilakukan dengan memperluas saluran
distribusi, memperbanyak cakupan atau kapasitas, memperbaiki tampilan lokasi usaha,
menerapkan proses penyampaian barang yang efisien, mengubah persediaan dari satu gudang ke
gudang lain. Hal ini perlu untuk mengontrol persediaan dan pemberian atau penawaran.

E. Promotion (Promosi)
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan memperoleh hasil bahwa perencanaan
pemasaran yang digunakan kedai kopi Hailam Ko Abun dari unsur promosi yaitu ada spanduk
nama yang mudah dilihat orang-orang, pemilik juga membuat website alamat dan lokasi kedai
kopi di google. Akan tetapi promosi yang dilakukan memiliki bahasa yang kurang menarik dan
warna spanduk yang digunakan, tidak ada potongan harga (diskon), yang ditawarkan hanya tempat
untuk duduk saja.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Christine (2016) mengemukakan bahwa promotion
(promosi) adalah upaya suatu perusahaan untuk menarik calon pelanggan dengan penggunaan
segenap bidang atau marketing mix 7P (bauran pemasaran). Pada umumnya promosi merupakan
suatu bentuk komunikasi pemasaran yang berarti kegiatan pemasaran yang berupaya memperluas
informasi, memengaruhi, dan mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produk supaya siap
membeli, menerima, dan loyal terhadap produk yang diberikan atau ditawarkan perusahaan yang
bersangkutan. Sarana promosi yang bisa diterapkan pada usaha ini yaitu promosi penjualan,
periklanan, publisitas, pemasaran masyrakat, dan hubungan masyarakat. Pemutusan sarana
promosi yang akan diterapkan berdasar pada jenis dan wujud produk itu sendiri.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Fakhriyan
(2016) yang mengemukakan bahwa perencanaan marketing mix (bauran pemasaran) unsur
promosi yang digunakan perusahaan masuk dalam kategori kurang baik dan berdasarkan ulasan
pelanggan unsur promosi yang digunakan perusahaan masuk dalam kategori kurang baik, terlihat
bahwa adanya kesesuaian antara perusahaan dan pelanggan. Berdasarkan ulasan pelanggan
menyatakan bahwa perusahaan tidak atau belum melakukan aktivitas promosi untuk menawarkan
produknya. Perusahaan lebih mengunggulkan mutu produk yang dijaga dengan baik untuk 10
menawarkan produk yang bermutu.
Menurut teori yang dikemukakan oleh Suryana (2013) mengemukakan bahwa promosi
adalah tahap mengkomunikasikan barang-barang dan jasa yang akan diberikan agar pelanggan
mengenal dan melakukan pembelian. Selaras dengan manfaat promosi yaitu to inform
(menginformasikan), to remind (mengingatkan), to influence (memengaruhi), dan to persuade
(membujuk), sehingga berdasarkan promosi barang atau jasa yang diproduksi akan mudah dikenali
masyarakat.

F. People (Partisipan)
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan memperoleh hasil bahwa perencanaan
pemasaran yang diterapkan kedai kopi Hailam Ko Abun dari unsur people (partisipan) adalah
pemilik kedai kopi memberikan pelayanan terbaik pada konsumen, sikap yang ramah, pelayanan
cepat dan sesuai dengan pesanan pelanggan. Akan tetapi ketika kedai kopi Hailam Ko Abun
sedang ramai pelanggan seperti sabtu atau minggu siang, pemilik terkadang kewalahan dalam
melakukan penyajian kopi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Christine (2016) mengemukakan bahwa
11

people (partisipan) adalah individu yang mempunyai kontribusi dalam menunjukkan pelayanan
yang ditawarkan kepada pelanggan selama ada pembelian barang. Pada penelitian ini pemilik
restoran berkontribusi aktif dalam menawarkan pelayanan kepada pelanggan selama proses
pembelian, faktor people (partisipan) ini berkontribusi aktif dan bisa memengaruhi keputusan
pembelian secara positif. Semakin positif kinerja yang dilakukan kepada pelanggan, semakin
bagus pula kepada keputusan pembelian yang dilakukan pelanggan. People (partisipan) adalah
seluruh pelaku yang memiliki peran dalam melakukan penyajian jasa atau produk sehingga dapat
memengaruhi keputusan pembelian. Unsur-unsur dari people (partisipan) yaitu pegawai
perusahaan, pelanggan, dan pelanggan dalam lingkungan jasa. Unsur people (partisipan) ini
terdapat dua aspek yaitu service people untuk organisasi jasa, service people untuk memegang
jabatan ganda seperti melaksanakan jasa dan menjual jasa tersebut. Berdasarkan pelayanan yang
cepat, tanggap, baik, teliti, dan akurat dapat mewujudkan kepuasan dan kepercayaan konsumen
terhadap perusahaan yang pada akhirnya akan meningkatkan nama baik suatu perusahaan.
Costumer yaitu faktor lain yang memengaruhi hubungan yang ada diantara para konsumen.
Hasil penelitian tersebut didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan Fakhriyan
(2016) yang mengemukakan bahwa strategi marketing mix (bauran pemasaran) unsur people
(partisipan) yang digunakan perusahaan masuk dalam kategori baik dan berdasarkan ulasan
pelanggan unsur people (partisipan) yang diterapkan perusahaan masuk dalam kategori baik.
Pemilik perusahaan melakukan pelayanan yang sesuai. Berdasarkan ulasan pelanggan strategi mix
marketing (bauran pemasaran) unsur people (partisipan) sudah berjalan dengan baik. Berdasarkan
ulasan pelanggan perusahaan melayani pelanggan dengan baik ditinjau dari pelayanan kasir yang
handal dan cermat dalam melayani pelanggan. Pelayanan pelanggan yang ditawarkan secara baik
adalah gambaran awal bagaimana mutu perusahaan dalam melayani pelanggan untuk memperoleh
kesetiaan pelanggan.

G. Process (Proses)
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan memperoleh hasil bahwa kedai kopi Hailam
Ko Abun dari unsur process (proses) adalah pemilik kedai kopi mendahulukan mutu kopi dan
pelayanan, di mana konsumen datang disambut, ucap salam, dipersilahkan memutuskan menu, jika
konsumen bertanya menu andalan, diberikan informasi makanan atau minuman yang favorit,
setelah itu pesanan konsumen segera disajikan. Hal lain yaitu makanan dan minuman yang
diberikan tersaji secara segar dan baik.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Christine (2016) mengemukakan bahwa unsur
process (proses) merupakan bagaimana tahap perusahaan dalam melayani permintaan setiap
pelanggannya. Diawali dengan pelanggan order (memesan) lalu pada akhirnya pelanggan
mendapatkan pesanan yang diinginkan. Pada tiap-tiap perusahaan umumnya mempunyai cara 11
yang khusus atau unik dalam melayani pelanggannya. process (proses) dalam pemasaran yaitu
seluruh sistem yang berproses pada pelaksanaan dan menetapkan kualitas kelancaran pelaksanaan
jasa yang mampu memberikan kepuasan pada pelanggan.
Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Jay Hezer (2006) yang mengemukakan bahwa
perencanaan process (proses) memiliki hubungan pada tata letak ruang saluran produksi dan
saluran produk. Tata letak adalah suatu ketentuan penting yang memutuskan efisiensi sebuah
operasi dalam waktu lama. Tata letak mempunyai pengaruh strategis karena tata letak memutuskan
daya saing perusahaan dalam hal daya tamping, fleksibilitas, biaya, lingkungan kerja, relasi
pelanggan, figure perusahaan dan proses. Tata letak yang efisien dapat menolong suatu organisasi
meraih sebuah perencanaan yang mendukung perbedaan, respon cepat, dan modal rendah.

H. Physical evidence (Lingkungan Fisik)


Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa perencanaan pemasaran
12

yang diterapkan kedai kopi Hailam Ko Abun dari unsur lingkungan fisik adalah pemilik
menggunakan konsep tradisional, agar suasana yang diciptakan membuat pelanggan merasa berada
di rumah sendiri. Pada bagian dinding terdapat foto pemilik, tanggalan, dan kata-kata singkat.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Christine (2016) media pendukung adalah
bagian dari pemasaran jasa yang mempunyai kontribusi kuat, karena jasa yang disampaikan ke
konsumen tidak jarang membutuhkan media pendukung dalam penyampaian. Hal ini membuat
semakin meningkatnya kehadiran dari jasa tersebut. Karena dengan tersedianya media pendukung
secara fisik, maka jasa akan dimengerti oleh konsumen. Para pemasar dalam mewujudkan
pelayanan bermutu perlu melihat unsur layanan fisik sebagai media yang berhubungan dengan
layanan konsumen juga perlu ditinjau oleh manajemen perusahaan. Gedung yang megah dengan
prasaranan pendingin, alat komunikasi yang modern atau sarana kantor yang bermutu dan lain-lain
menjadi pertimbangan konsumen dalam memutuskan suatu produk atau jasa. Sarana fisik sangat
perlu bagi restoran karena membantu suasana di dalam restoran tersebut yang bisa memengaruhi
kesenangan yang diperoleh dari pelanggan.
Physical evidence (Lingkungan Fisik) merupakan suatu hal yang memengaruhi kenikmatan
pelanggan untuk membeli dan menggunakan barang-barang atau jasa-jasa yang diberikan.
Physical evidence (Lingkungan Fisik) adalah lingkungan fisik perusahaan tempat jasa diwujudkan
dan tempat tersedianya jasa serta interaksi pelanggan, ditambah unsur tangible (fisik) yang
diterapkan untuk mengkomunikasikan dan berkontribusi manfaat atau peranan jasa itu.

V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Aspek product (produk) yaitu selalu memperhatikan tanggal kadaluarsa, aromanya, kondisi
kopi yang tidak tercemar dan meracik kopi sendiri. Selanjutnya kedai kopi Hailam Ko Abun juga
memiliki menu khas atau favorit contohnya Kopi Hitam, Kopi Susu, Es Kopi Hitam, Es Kopi
Susu, Es Teh, Teh Panas, Teh Susu, Roti Bakar Srikaya, Roti Telur, dan lainnya. Meskipun menu-
menu terlihat umum namun tetap memiliki khas buatan sendiri yang tidak bisa ditemukan di kedai
kopi lainnya.
Aspek price (harga) yaitu harga yang standar misalnya Harga kopi di kedai kopi Hailam
Ko Abun mulai dari Rp 10.000 hingga Rp 15.000, untuk teh dari Rp 8.000 hingga 10.000, untuk
menu makanan mulai dari 12.000 hingga 20.000. Harga tersebut termasuk murah dan dapat
dijangkau semua umur khususnya usia 40 tahun.
Aspek place (tempat) yaitu pemilik menetapkan lokasi yang cukup strategis dipinggir jalan
tepatnya di Jalan Adil Makmur No. 27, Keluarahan Baru Ilir Kota Balikpapan, pemutusan lokasi
tempat tersebut dilakukan agar mudah diketahui masyarakat dan alasan kenyamanan bagi para
pelanggan.
Aspek promotion (promosi) yaitu ada spanduk nama yang mudah dilihat orang-orang,
pemilik juga membuat website alamat dan 12 lokasi kedai kopi di google.
Aspek people (partisipan) yaitu pemilik kedai kopi memberikan pelayanan terbaik pada
konsumen, sikap yang ramah, pelayanan cepat dan sesuai dengan pesanan pelanggan.
Aspek process (proses) yaitu pemilik kedai kopi mendahulukan mutu kopi dan pelayanan,
di mana konsumen datang disambut, ucap salam, dipersilahkan memutuskan menu, jika konsumen
bertanya menu andalan, diberikan informasi makanan atau minuman yang favorit, setelah itu
pesanan konsumen segera disajikan.
Aspek physical evidence (lingkungan fisik) yaitu pemilik menggunakan konsep tradisional,
agar suasana yang diciptakan membuat pelanggan merasa berada di rumah sendiri. Pada bagian
dinding terdapat foto pemilik, tanggalan, dan kata-kata singkat.
B. Saran
Harga menu yang ditawarkan kedai kopi Hailam Ko Abun diharapkan bisa
13

mempertahankan ide harga yang lebih murah daripada kedai kopi lainnya. Bisa juga dengan
diterapkannya potongan harga atau diskon pada hari-hari khusus sehingga pelanggan tertarik data
ke kedai kopi Hailam Ko Abun. Kedai kopi Hailam Ko Abun diharapkan memperhatikan lokasi
pembelian bahan pokok dengan mecari harga bahan pokok yang lebih murah dengan mutu yang
sama sehingga dapat meningkatkan laba. Bisa juga diharapkan tetap mempertahankan racikan
tradisional yang sebagai ciri khas kedai kopi Hailam Ko Abun.
Kedai kopi Hailam Ko Abun sebaiknya lebih dikembangkan dengan menerapkan brosur
khusus yang bisa memberikan informasi kepada konsumen dan menu fisik yang bisa dilihat oleh
konsumen. Pemilik kedai kopi Hailam Ko Abun hendaknya mempertahankan pelayanan yang
ramah saat melakukan pekerjaan. Saat penyajian makanan hendaknya cermat dan sesuai pesanan
pelanggan. Lingkungan fisik dianjurkan mengembangkan keamanan misalnya tempat parkir, air
conditioner dan suasana yang nyaman.

DAFTAR PUSTAKA
Afriyanti, S. (2016). Studi Strategi Pemasaran Terbaik Berdasarkan Perilaku Konsumen dalam
Menghadapi Persaingan Antar Kedai Kopi di Jatinangor. (Skripsi). Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran.

Buchari, A. (2008). Manajemen corporate dan strategi pemasaran jasa pendidikan. Alfabeta.

Chandra, G. (2002). Strategi dan program pemasaran. Penerbit Andi Offset.

Christine, A. S. (2016). Penentuan Rute Distribusi Produk yang Optimal dengan Menggunakan
Algoritma Heuristik pada PT. Coca Cola Bottling Indonesia Medan. (Tugas Akhir). Jurusan
Teknik Industri Universitas Sumatera Utara: Medan.

David, F. R. (2011). Manajemen strategis konsep. Salemba Empat.

Fakhriyan, S. (2016). Strategi Bauran Pemasaran (Marketing Mix) 7P (Product, Price, Place,
Promotion, People, Process, Phycical Evidence) di Cherryka Bakery. Yogyakarta: Universitas
Negeri Yogyakarta.

Jay, H. (2006). Operations management (manajemen operasi). Salemba Empat.

Kotler, P., & Amstrong, G. (2012). Prinsip - prinsip pemasaran edisi 13 jilid 1. Erlangga.

Munizu, M. (2010). Pengaruh Faktor-Faktor Eksternal dan Internal Terhadap Kinerja Usaha Mikro
dan Kecil (UMK) di Sulawesi Selatan. Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, 12(1), 33–41.

Najiyati & Danarti. (2004). Budidaya tanaman kopi dan penanganan pasca panen. Penebar
Swadaya.

Noor, A. (2013). Management event. Alfabeta Purwanto, I. (2008). Manajemen strategi, Yrama
Widya.13.

Rahardjo, P. (2012). Panduan budidaya dan pengolahan kopi arabika dan robusta. Penebar
Swadaya.

Rangkuti, F. (2008). The power of brand. PT Gramedia Pustaka.


14

Sugiarto, E. (2017). Menyusun proposal penelitian kualitatif : skripsi dan tesis. Suaka Media.

Suryana. (2013). Kewirausahaan kiat dan proses menuju sukses. Penerbit Salemba Empat.

Setyanto, A. R., Samodra, B.R., & Pratama, Y.P. (2015). Kajian Strategi Pemberdayaan UMKM
Dalam Menghadapi Perdagangan Bebas Kawasan Asean (Studi Kasus Kampung Batik Laweyan).
Etikonomi, 14(April), 205–220.

Siswoputranto, P. S. (1992). Kopi internasional dan indonesia. Kanisius. Swastha, B., & Irawan.
(2005). Manajemen pemasaran modern. Liberty Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai