Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

MANAJEMEN PEMASARAN
LINGKUNGAN PEMASARAN PRODUK KOPI

Disusun untuk memenuhi tugas


Manajemen Pemasaran

Disusun oleh :
Nama

: Zakiah Rifqi Hutami

NIM

: H0812199

Kelas

: AB-5B

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014

LINGKUNGAN PEMASARAN PRODUK KOPI


Kopi merupakan salah satu komoditas pertanian yang sangat berperan
dalam menghasilkan devisa negara. Sebagian kopi dipasarkan dalam bentuk biji,
sebagian lainnya diolah menjadi bentuk olahan yang siap dikonsumsi. Kopi
memiliki pangsa pasar yang luas, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Hal
ini membentuk suatu lingkungan pemasaran, dimana perusahaan kopi harus
membangun manajemen pemasaran agar pemasaran produk terus berjalan.
Manajemen pemasaran sangat dipengaruhi kekuatan internal dan eksternal
perusahaan. Diantara kekuatan-kekuatan itu, ada kekuatan yang dapat dan tidak
dapat dikendalikan oleh perusahaan. Lingkungan pemasaran merupakan
komponen kekuatan-kekuatan di luar aspek pemasaran yang dapat mempengaruhi
kemampuan manajemen dalam membangun dan memelihara hubungan dengan
pelanggan yang terdiri dari lingkungan mikro dan lingkungan makro.
A. Lingkungan Mikro
1.

Pemasok
Indonesia termasuk salah satu negara pemasok kopi dunia. Nomor
tiga setelah Brasil dan Vietnam. Dari data Kementerian Perindustrian,
pada 2012 Indonesia mampu memproduksi sedikitnya 748.000 ton atau
6,6 persen dari produksi kopi dunia. Luas lahan perkebunan kopi di
Indonesia mencapai 1,3 juta hektar (ha) dengan luas lahan perkebunan
kopi robusta mencapai 1 juta ha dan luas lahan perkebunan kopi arabika
mencapai 0,30 ha. Selain itu, pelbagai jenis kopi Indonesia yang sudah
dikenal dunia seperti kopi luwak. Banyak daerah di Indonesia yang
menjadi daerah produsen kopi sehingga daerah tersebut memiliki kopi
yang khas seperti kopi Gayo, Lintong, dan Arabica Bengkulu yang
berasal dari Sumatera. Kemudian ada kopi Toraja dari Sulawesi, kopi
Kintamani dari Bali, kopi Wamena dari Papua, kopi Bejawa dari Flores,
dan kopi Jawa.

2.

Pasar
Indonesia merupakan produsen kopi terbesar setelah Brasil dan
Vietnam. Kopi Indonesia memiliki potensi pasar yang cukup baik di
pasar dunia. Hal ini terbukti dari kopi luwak khas Indonesia memiliki
harga tinggi di pasar internasional, bersaing dengan kopi lain seperti
Starbucks. Selain kopi luwak, ada kopi-kopi lokal lain yang berkualitas
baik dan laku di pasar seperti kopi Gayo, Lintong, Arabica Bengkulu,
kopi Toraja, kopi Kintamani, kopi Wamena, kopi Bejawa, kopi Jawa, dan
kopi Lampung.
Kopi juga dapat dinikmati dalam berbagai bentuk seperti permen,
roti, kue, dan lain-lain. Saat ini konsumsi kopi tidak terbatas pada pasar
kuliner saja, tetapi juga merambah kosmetik. Hal ini membuat pemasaran
kopi semakin baik karena dapat dikonsumsi dalam beragam bentuk.

3.

Perantara Pemasaran (Distributor)


Kegiatan distribusi kopi merupakan hal yang tidak dapat
dipisahkan dari sistem pemasaran kopi. Penyebaran kopi di seluruh dunia
dapat berjalan dengan baik karena adanya peran perantara. Kopi
didistribusikan di toko-toko untuk dijual langsung. Selian penjualan
langsung, penjualan dapat dilakukan dengan media elektronik, seperti
website, e-mail, jejaring sosial,

atau melalui reseller dan perantara

lainnya. Dengan adanya perantara, kopi bisa sampai pada konsumen.


B. Lingkungan Makro
1.

Demografi
Faktor

demografi

memiliki

kekuatan

dalam

membentuk

lingkungan pemasaran. Faktor demografi yang mempengaruhi antara lain


meliputi jenis kelamin, usia, dan pendapatan. Setiap demografi seseorang
yang berbeda-beda memiliki tingkat kebutuhan dan pemahaman akan
sebuah produk yang berbeda-beda pada setiap individu. Sehingga setiap
demografi seseorang secara langsung dapat mempengaruhi respon yang
ditunjukkan oleh setiap konsumen.

Faktor usia menentukan respon konsumen terhadap kopi.


Semakin tinggi usia konsumen, maka akan memiliki respon konsumen
yang semakin baik terhadap produk kopi. Hal tersebut dapat dilihat dari
kondisi masyarakat kita yaitu sebagian besar konsumen kopi berasal dari
usia di atas 30 tahun. Ada juga konsumen yang usianya kurang dari 30
tahun namun konsumsi dan daya belinya tidak seberapa dibandingkan
dengan konsumen usia di atas 30 tahun.
Dilihat dari segi pendapatan, kopi dengan merk terkenal dan
masuk pasar internasional menjadi pilihan utama bagi masyarakat
kalangan menengah ke atas yang memiliki pendapatan besar. Sedangkan
masyarakat kalangan menengah ke bawah, terutama yang berpendapatan
kecil akan memilih kopi lokal atau kopi dengan harga murah. Dari sisi
jenis kelamin, konsumen kopi lebih didominasi laki-laki. Sedangkan
perempuan biasanya lebih memilih mengkonsumsi teh atau susu.
2.

Kondisi Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi baik maka tingkat pendapatan masyarakat
juga akan meningkat, selain itu dari peningkatan pendapatan yang terjadi
masyarakat akan mampu memenuhi kebutuhan hidupnya lebih baik.
Masyarakat yang mampu memenuhi kebutuhan hidupnya merupakan
masyarakat yang sejahtera. Masyarakat sejahtera dapat ditandai dengan
kemampuan daya beli terhadap suatu komoditas atau produk.
Dilihat dari segi pendapatan, kopi merupakan salah satu produk
yang menjadi favorit semua lapisan masyarakat, dari kalangan atas
sampai bawah. Kopi dengan merk terkenal dan masuk pasar internasional
menjadi pilihan utama bagi masyarakat kalangan menengah ke atas yang
memiliki pendapatan besar. Sedangkan masyarakat kalangan menengah
ke bawah, terutama yang berpendapatan kecil akan memilih kopi lokal
atau kopi dengan harga murah.

3.

Kondisi Sosial Budaya


Warung kopi merupakan salah satu budaya Indonesia. Warung
kopi selalu dijadikan tempat masyarakat untuk bercengkerama dengan
masyarakat lainnya. Keberadaan warung kopi di Indonesia juga banyak
jumlahnya, namun saat ini mereka harus bersaing dengan kafe-kafe yang
sudah mulai menjamur di Indonesia.
Di Indonesia, sebagian masyarakat memiliki budaya minum kopi
di pagi hari. Kopi merupakan salah satu minuman utama selain susu dan
teh. Masyarakat yang begadang pada malam hari memiliki kebiasaan
minum kopi. Kandungan dalam kopi membuat mereka dapat menahan
kantuk.

4.

Faktor Politik dan Hukum


Menteri Perdagangan telah mengatur ketentuan ekspor kopi
dalam Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No. 41/MDAG/PER/9/2009 tentang Ketentuan Ekspor Kopi. Hal ini bertujuan agar
kegiatan ekspor kopi menjadi lebih jelas. Ekspor kopi hanya bisa
dilakukan oleh perusahaan eksportir terdaftar, yang ditetapkan oleh
Kementerian Perdagangan. Dengan peraturan yang telah ditetapkan,
diharapkan pemerintah dapat menjaga mutu dan citra perkopian
Indonesia. Untuk komoditas kopi, pemerintah Indonesia membuat
kebijakan pajak ekspor nol persen, sehingga diharapkan kopi Indonesia
memiliki daya saing yang cukup tinggi.

5.

Teknologi
Perkembangan teknologi saat ini berkembang pesat. Dengan
datangnya internet, perubahan dinamika berlangsung dalam waktu yang
semakin cepat dan skala yang semakin meluas. Dengan internet,
masyarakat kini juga telah mengenal beragam jenis kopi yang ada di
pasar. Perusahaan juga dapat memanfaatkan internet untuk promosi
produk agar masyarakat lebih mengenal produknya. Kemajuan teknologi
mempengaruhi perkembangan kegiatan proses produksi. Banyak produkproduk baru yang diperlukan dan kemudian diciptakan. Saat ini

masyarakat tidak hanya mengenal satu jenis kopi saja, tetapi juga jenis
kopi lainnya seperti cappuccino, espresso, americano, dan latte. Selain
itu, teknologi produksi kopi juga berkembang. Perkembangan teknologi
ini diharapkan dapat membantu produksi kopi menjadi lebih efisien.
6.

Persaingan
Indonesia memiliki produk kopi yang sangat terkenal yaitu kopi
luwak. Kopi luwak adalah kopi yang proses pemilihan buah kopi serta
pengelupasan buahnya dilakukan oleh luwak. Kopi luwak menguasai
pemasaran kopi dan produknya sangat diperhitungkan dalam dunia bisnis
kopi. Kopi luwak memiliki saat ini memiliki harga tinggi di pasar
internasional. Namun kopi luwak harus bersaing dengan brand-brand
ternama seperti Starbucks yang mulai mencuri perhatian kopi Indonesia.
Selain

Starbucks,

ada

juga

pesaing-pesaing

lain

yang

patut

diperhitungkan seperti J.Co donuts&coffee, Excelso, The Coffee Bean,


dan Tea Leaf.

DAFTAR PUSTAKA
Deptan. 2013. Pemasaran Kopi. http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/pemasarankopi. Diakses pada tanggal 22 September 2014.
Sari.

2014. 5 Kekuatan Kopi


Indonesia Jadi Kiblat Dunia.
http://www.merdeka.com/uang/5-kekuatan-kopi-indonesia-jadi-kiblatdunia.html. Diaskes pada tanggal 22 September 2014.

Wadi dan Rahanatha. 2013. Hubungan Variabel Demografi dengan Respon


Konsumen terhadap Iklan Produk Kopi Merek TOP Coffee di Kota
Denpasar. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana Vol. 2 No. 9
(1036-1052).

Anda mungkin juga menyukai