Anda di halaman 1dari 8

TUGAS KELOMPOK PENGANTAR EKONOMI MAKRO

KOPI INDONESIA DI PASAR DUNIA

Disusun Oleh :

1. Yudistiro Satriyo Hutomo ( B11.2023.08481 )


2. Indra Jaya Abadi ( B11.2023.08500 )
3. Rukhan Lifwiatun Fadhilah ( B11.2023.08504 )
4. Lutfi Ainun Naim ( B11.2023.08508 )

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

2023
A. PENDAHULUAN

Selain teh, kopi menjadi salah satu minuman yang digemari oleh berbagai
kalangan usia yang berada di seluruh dunia. Di masa sekarang, kopi juga menjadi bagian
dari budaya populer yang ditandai dengan maraknya coffee shop di kota-kota berbagai
negara. Tak salah jika kopi menjadi salah satu komoditas dengan volume perdagangan
yang tinggi.
Seperti halnya negara Indonesia yang secara keseluruhan berada di jalur Bean
Belt, yaitu daerah sepanjang garis khatulistiwa yang menjadi tempat paling cocok untuk
perkembangan pohon kopi. Karena dipengaruhi oleh iklim tropis, wilayah yang luas dan
banyak daerah pegunungan yang memiliki ketersediaan air cukup tinggi menjadikan hasil
kopi Indonesia memiliki kelebihan dari segi varietas, kualitas bahkan rasa yang
bervariasi.
Menurut International Coffee Organization (ICO) jumlah konsumen kopi
meningkat dari tahun ke tahun. Selain dengan adanya peningkatan yang berpeluang besar
mengekspor kopi Indonesia ke negara-negara utama dunia seperti Amerika Serikat,
Jepang, Jerman, Italia, dan Belgia, hal tersebut juga berpotensi untuk Indonesia dapat
bersaing di pasar luar dan bisa mendatangkan devisa bagi Indonesia sendiri.
Kopi tidak hanya berperan penting sebagai sumber devisa, terdapat berbagai efek
kesehatan dari kopi seperti berfungsi meningkatkan konsentrasi, aktifitas kafein di dalam
kopi guna meningkatkan kerja psikimotor sehingga tubuh bisa tetap terjaga dan
memberikan efek fisiologis berupa peningkatan energi. Efek tersebut biasanya baru akan
terlihat beberapa jam kemudian setelah mengonsumsi kopi.
Ekspor kopi Indonesia sendiri terdiri dari beberapa jenis yaitu Green beens, Instan
Coffee, Ekstract, Essence, Concentratte dan Roasted Coffee. Jenis kopi Indonesia yang
cukup terkenal dan memiliki banyak peminatnya adalah kombinasi dari dua varietas kopi
yaitu Arabika dan Robusta. Perbedaan dua varietas ini terletak pada rasa dan tingkat
kafeinnya.
Kopi Arabika dijual lebih mahal di pasar dunia karena rasa yang lebih mild
dengan kandungan kafein 1,5% sedangkan kopi Robusta memiliki kadar kafein dua kali
lebih banyak daripada Arabika yaitu 2.7%. Selain itu ada 6 jenis kopi Indonesia yang
berhasil mendunia seperti kopi Gayo, Kintamani, Luwak, Jawa, Sidikalang dan Toraja.

B. TREND PERKEMBANGAN EKSPOR KOPI

Berdasarkan data dari Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA), produksi


kopi global mencapai 170 juta kantong per 60 kg kopi pada periode 2022/2023. Indonesia
termasuk salah satu negara penghasil kopi terbesar ke-3 dunia setelah Brazil dan
Vietnam. Indonesia telah memproduksi kopi sebanyak 11,85 juta kantong dimana
produksi kopi tersebut dari jenis kopi Arabika sebanyak 1,3 juta kantong dan kopi
Robusta sebanyak 10,5 juta kantong.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), produksi kopi Indonesia pada tahun 2019
dan 2020 meningkat berturut-turut sebanyak 752,5 ribu ton dan 762,4 ribu ton. Pada
tahun 2021 kembali meningkat sebanyak mencapai 786,2 ribu ton. Kemudian pada tahun
2022, meningkat sekitar 1,1% dibanding tahun sebelumnya yakni sebesar 794,8ribu ton.
Hasil analisis trend dengan regresi diperoleh bahwa periode waktu mempengaruhi
ekspor kopi. Nilai koefisien regresi 39,983 ekspor kopi akan meningkat sebesar 39,983
satuan setiap kenaikan satu-satuan dari waktu. Beberapa jenis kopi yang diekspor oleh
Indonesia di pasar dunia serta besarnya ekspor dari masing masing jenis kopi adalah
dalam bentuk Green Beens, sedangkan jenis Roasted Coffee adalah yang terkecil
diekspor oleh Indonesia. Perkembangan eskpor kopi pada umumnya fluktuatif namun
cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
Faktor yang memengaruhi trend perkembangan ekspor kopi Indonesia ke negara
Amerika Serikat adalah harga kopi di pasar dunia, harga kopi domestik Indonesia dan
konsumsi kopi negara Amerika Serikat. Sedangkan yang tidak berpengaruh nyata adalah
jumlah stok kopi Amerika Serikat, nilai kurs rupiah terhadap dollar Amerika dan
produksi kopi di Indonesia.
Variabel-variabel yang berpengaruh nyata terhadap ekspor kopi Indonesia ke
negara Australia adalah harga kopi di pasar dunia dan nilai kurs rupiah terhadap dollar
Amerika. Sedangkan variabel-variabel yang tidak berpengaruh nyata adalah konsumsi
kopi negara Australia, GNP Australia, jumlah stok kopi Australia, dan harga kopi
domestik Indonesia.
Variabel-variabel yang berpengaruh nyata terhadap ekspor kopi Indonesia ke
negara Jepang adalah GNP Jepang. Sedangkan variabel-variabel yang tidak berpengaruh
nyata adalah jumlah stok kopi Jepang, harga kopi di pasar dunia, nilai kurs rupiah
terhadap dollar Amerika, dan harga kopi domestik Indonesia.
Variabel-variabel yang berpengaruh nyata terhadap ekspor kopi Indonesia ke
negara Jerman adalah harga kopi di pasar dunia, nilai kurs rupiah terhadap dollar
Amerika, dan harga kopi domestik Indonesia. Sedangkan variabel-variabel yang tidak
berpengaruh nyata adalah konsumsi kopi negara Jerman, GNP Jerman, jumlah stok kopi
Jerman. Kontribusi ekspor kopi Indonesia terhadap nilai ekspor Indonesia setiap
tahunnya tinggi. Kontribusi ekspor kopi Indonesia terhadap PDB Sektor Pertanian
Indonesia setiap tahunnya rendah.

C. KENDALA YANG DIHADAPI

Dalam beberapa tahun terakhir, produksi kopi di Indonesia meningkat secara


signifikan. Saat ini, Indonesia memproduksi sekitar 660.000 ton kopi setiap tahunnya.
Kopi Indonesia sangat dihargai di seluruh dunia karena cita rasanya yang unik dan
beragam. Namun, meskipun Indonesia memiliki potensi untuk menjadi pemimpin pasar
kopi global, ekspor kopi Indonesia masih menghadapi beberapa kendala. Kendala
tersebut diantaranya yaitu :

1. Kurangnya kualitas kopi


Menurunnya ekspor kopi Indonesia terjadi karena rendahnya
kualitas kopi yang diekspor dan kopi yang diekspor sebagian besar masih
dalam bentuk biji kopi kering mentah (green coffee). Sekitar 80% kopi
yang diekspor adalah kopi jenis robusta yang memiliki kualitas rendah.
Karena itu mesti ada langkah strategis, komprehensif dan terpadu agar
dapat mempertahankan dan meningkatkan daya saing komoditas kopi
Indonesai di pasar ekspor. Bibit kopi yang kurang unggul juga
mengakibatkan hasil produksi kopi kurang optimal.
2. Kurangnya sumber daya manusia
Kurangnya sumber daya manusia yang terlatih juga menjadi
kendala di Indonesia. Sumber daya manusia yang terlatih dan berkualitas
sangat penting dalam mengembangkan bisnis di pasar internasional.
Namun, di Indonesia, kurangnya sumber daya manusia yang terlatih dapat
menghambat kemampuan eksportir untuk bersaing di pasar internasional.
3. Kurangnya pengetahuan tentang pasar ekspor
Minimnya pemahaman bagi para petani tentang pasar ekspor dan
persyaratan apa saja yang diperlukan untuk mengekspor kopi sehingga
mereka seringkali menemukan kesulitan dalam memenuhi persyaratan
untuk mengekspor kopi.
4. Persaingan dengan negara lain
Menurut Kemendag (2017) Amerika Serikat merupakan negara
yang paling besar dalam mengkonsumsi kopi dan pembeli terbesar untuk
produk-produk industri dunia. Amerika Serikat mampu membeli kopi
dengan harga tinggi terutama pada produk kopi yang berkualitas dan
bercipta rasa tinggi yang menghasilkan ketahanan produk.
Posisi negara Jerman dalam impor produk kopi yang cukup besar
itu dikarenakan statusnya sebagai negara re-export terbesar dalam biji kopi
yang sudah diolah ke dunia. Kopi yang diimpor oleh jerman lebih banyak
pada produk kopi yang belum diroasting (panggang) mengingat jerman
memiliki teknologi dan sistem termodern didalam proses roasting.
5. Peraturan dan persyaratan ekspor dari negara lain
Indonesia mengalami kendala ekspor ke sejumlah negara dengan
alasan yang bervariasi. Mulai dari ekspor kopi ke negara Malaysia seperti
olahan arabika, robusta dan liberika yang mensyaratkan produk harus
memiliki lisensi impor dan menyertakan sertifikat phytosanitary.
Ekspor kopi ke Korea Selatan juga mengalami kendala karena
penetapan standar baru untuk produk makanan yang mengatur tingkat
kontaminan, zat aditif dan keamanan makanan, kesehatan manusia, batas
residu maksimum, dan penggunaan pestisida.
Sedangkan, ekspor kopi ke Jerman masih terkendala karena adanya
standar keamanan pangan yang mengatur level maksimum kandungan
mycotoxins untuk produk kopi instan dan kopi sangrai.
Hambatan lain ekspor kopi nasional dialami di Filipina karena
beberapa hal, antara lain adanya Standar Nasional Filipina (PNS) tentang
Kode Praktik untuk pengolahan radiasi makanan, dan Good Agriculture
Practices untuk kopi.
Terakhir yakni ekspor kopi ke Brazil, kendala tersebut terjadi karena
adanya pengenaan tarif sebesar 10%, mengingat Brazil merupakan salah satu
negara pengekspor kopi tersebar di dunia.

D. STRATEGI MENGATASI KENDALA

1. Meningkatkan kualitas kopi


Untuk memenuhi persyaratan pasar internasional, kopi
Indonesia harus memiliki kualitas yang baik. Hal ini dapat
dicapai dengan cara meningkatkan kualitas biji kopi dengan
memperbaiki teknik pengolahan dan seleksi biji kopi. Selain
itu, petani kopi perlu memilih bibit kopi yang berkualitas dan
menjaga kebersihan lingkungan tempat tumbuh kembang biji
kopi.
2. Mengetahui aturan dan biaya ekspor
Untuk mengatasi kendala yang berkaitan dengan aturan dan biaya,
eksportir Indonesia harus memahami aturan dan biaya ekspor yang
berlaku di pasar internasional, hal tersebut diantaranya :
 Mencari informasi tentang aturan dan biaya ekspor yang berlaku di
negara tujuan ekspor.
 Mengikuti seminar atau pelatihan tentang aturan dan biaya ekspor.
 Menggunakan jasa konsultan ekspor yang dapat membantu
eksportir dalam memahami aturan dan biaya ekspor.
3. Menjalin hubungan dengan mitra bisnis
Menjalin hubungan dengan mitra bisnis di pasar internasional dapat
membantu eksportir Indonesia guna memperluas pangsa pasar dan
meningkatkan kemampuan bersaing di pasar internasional dengan
melakukan beberapa hal seperti :
 Mengikuti pameran perdagangan internasional untuk menjalin
hubungan dengan mitra bisnis potensial.
 Menggunakan jasa agen perdagangan internasional yang dapat
membantu eksportir dalam menjalin hubungan dengan mitra bisnis
di pasar internasional.
4. Meningkatkan sumber daya manusia yang terlatih
 Mengadakan pelatihan dan pengembangan untuk meningkatkan
keterampilan sumber daya manusia.
 Membuat program magang atau pertukaran pelajar untuk
meningkatkan pengalaman sumber daya manusia di pasar
internasional.
 Menjalin kemitraan dengan universitas atau lembaga pelatihan
untuk meningkatkan sumber daya manusia yang terlatih.

E. LAMPIRAN

F. DAFTAR PUSTAKA
David Ricardo., (1817), “The Principles of Political Economic and Taxation”, 1 st
Edition John Murray, Albemarle-Street, London.

Gabungan Eksportir Kopi Indonesia., (2017), “Tabel Produksi, Ekspor dan Konsumsi
Kopi di Indonesia 2017”, Jakarta, diakses dari http://gaeki.or.id/areal-dan-produksi/ pada
tanggal 2 November 2018.
International Coffee Organization., (2017), “Tabel Negara Pesaing Ekspor Kopi
Indonesia di Pasar Dunia 2017”, London. diakses dari
http://www.ico.org/new_historical.asp pada tanggal 2 November 2018.

Anda mungkin juga menyukai