Kelompok 20 :
No Negara Produksi
1 Brasil 55.000.000
2 Vietnam 25.500.000
3 Kolombia 14.500.000
4 Indonesia 11.491.000
5 Ethiopia 6.600.000
dalam bungkus 60 kilogram
Sumber: International Coffe Organization
Menurut International Coffee Organization (ICO) konsumsi kopi
meningkat dari tahun ke tahun sehingga peningkatan produksi kopi
di Indonesia memiliki peluang besar untuk mengekspor kopi ke
negara-negara pengonsumsi kopi utama dunia seperti Uni Eropa,
Amerika Serikat dan Jepang. Luas lahan dapat mempengaruhi
besarnya produksi kopi, seperti pada tabel 2.
Tabel 2. Perkembangan luas areal dan produksi kopi perkebunan,
tahun 2000–2012
Luas Lahan Produksi
Tahun
(Ha) (Ton)
2005 1.255.272 640.365
2006 1.308.731 682.158
2007 1.295.911 676.476
2008 1.295.110 698.016
2009 1.266.235 682.290
2010 1.268.476 684.076
2011 1.252.523 633.991
Sumber: DinasPerkebunan, 2013
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui jika ketika terjadi
penambahan pada luas lahan maka akan diimbangi dengan produksi
kopi yang meningkat. Namun, peningkatan produksi kopi tidak hanya
dari luas lahan, namun juga dapat dipengaruhi oleh cuaca dan
kondisi tanah seperti pada tahun 2008, dimana terjadi pengurangan
luas lahan, namun produksi kopi semakin meningkat. Lahan terluas
terjadi pada tahun 2006 yaitu dengan luas 1.308.731 ha dan
produksi terbanyak pada tahun 2012 sebanyak 748.109 ton.
sebagian besar hasil produksi biji kopi Indonesia adalah
varietas robusta yang berkualitas lebih rendah. Biji arabika yang
berkualitas lebih tinggi kebanyakan diproduksi oleh negara-negara
Amerika Selatan seperti Brazil, Kolombia, El Salvador dan Kosta
Rika. Oleh karena itu, sebagian besar ekspor kopi Indonesia (kira-
kira 80%) terdiri dari biji robusta. Ekspor kopi olahan hanyalah
bagian kecil dari total ekspor kopi Indonesia. Provinsi-provinsi yang
berkontribusi paling besar untuk produksi kopi Indonesia adalah:
a. Robusta
1) Bengkulu (Sumatra)
2) Sulawesi Selatan
3) Lampung (Sumatra)
b. Arabika
1) Aceh
2) Sumatra Utara
Selain memproduksi kopi biasa, Indonesia juga memproduksi
beberapa kopi spesial. Yang paling terkenal di antara kopi-kopi
spesial ini adalah kopi luwak, kopi Toraja, kopi Aceh dan kopi
Mandailing. Kopi jenis pertama - kopi luwak - mungking merupakan
jenis kopi paling terkenal karena dikenal sebagai kopi termahal di
dunia. Kopi ini diekstrasi dari biji kopi yang telah melalui sistem
pencernaan musang luwak Asia (hewan yang mirip kucing). Karena
proses fermentasi khusus di dalam perut hewan tersebut (dan juga
karena fakta luwak bisa memilih buah kopi yang paling juicy) kopi ini
dipercaya memiliki rasa yang lebih kaya. Proses produksinya yang
memerlukan banyak tenaga kerja dan kelangkaannya di pasar
internasional menyebabkan harganya menjadi mahal.
Produksi kopi nasional pada 2016 mencapai 639.305 ton atau
turun tipis dari tahun sebelumnya. Pada 2017, produksi kopi
diprediksi mencapai 637.539 ton yang berarti kembali turun 0,28
persen dari tahun lalu. Di tengah maraknya kafe-kafe yang
menyajikan minuman dari olahan butiran biji kopi, produksi kopi
nasional justru mengalami penurunan produksi. Turunnya
produktivitas menjadi salah satu penyebabnya. Pada 2013,
produktivitas perkebunan kopi mencapai 739 kg/ha, pada tahun ini
diperkirakan hanya mencapai 704 kg/ha. Produksi ini dapat dilihat
pada grafik 1. Produksi kopi tahun 2012-2017.
Grafik 1. Produksi Kopi Indonesia Tahun 2012-2017
700000
690000
691200
680000
670000 675900
660000
650000 Ton
647900
640000
639400 639305 637500
630000
620000
610000
2012 2013 2014 2015 2016 2017
No Negara Volume
1 Brasil 34.500.000
2 Vietnam 23.200.000
3 Kolombia 12.800.000
4 Indonesia 6.891.000
5 Honduras 5.589.000
dalam bungkus 60 kilogram
Sumber: International Coffe Organization
Databoks.co.id
Statistics & data portal
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kopi merupakan salah satu komoditas unggulan dalam
subsector perkebunan di Indonesia karena memiliki peluang pasar
yang baik di dalam negeri maupun luar negeri. Sebagian besar
produksi kopi di Indonesia merupakan komoditas perkebunan yang
dijual ke pasar dunia. Kopi yang dijual di dunia biasanya adalah
kombinasi dari biji yang dipanggang dari dua varietas pohon kopi:
arabika dan robusta. Wilayah subtropis dan tropis merupakan lokasi
yang baik untuk budidaya kopi.
Menurut International Coffee Organization (ICO) konsumsi kopi
meningkat dari tahun ke tahun sehingga peningkatan produksi kopi
di Indonesia memiliki peluang besar untuk mengekspor kopi ke
negara-negara pengonsumsi kopi utama dunia seperti Uni Eropa,
Amerika Serikat dan Jepang. Sebagian besar hasil produksi biji kopi
Indonesia adalah varietas robusta yang berkualitas lebih rendah.
Selain memproduksi kopi biasa, Indonesia juga memproduksi
beberapa kopi spesial. Yang paling terkenal di antara kopi-kopi
spesial ini adalah kopi luwak, kopi Toraja, kopi Aceh dan kopi
Mandailing.
Menjamurnya kafe-kafe yang menjajakan minuman maupun
kemasan kopi dapat meningkatkan konsumsi minuman hasil olahan
biji kopi nasional. Selain menaikkan nilai jual, munculnya kedai-kedai
tersebut juga bakal mendorong tumbuhnya ekonomi kreatif dari
komoditas kopi, baik untuk pasar domestik maupun ekspor.
4.2 Rekomendasi
Dilihat dari analisis permasalahan maka saran yang dapat
diberikan kepada pihak produsen/petani yaitu memberikan edukasi
bagaimana cara mengelola kopi yang berkualitas sehingga dapat
meningkatkan nilai dari produksi kopi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Skripsi https://repository.usd.ac.id/6908/2/121434016_full.pdf
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/12/05/inilah-10-negara-
tujuan-utama-ekspor-kopi-indonesia
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/07/03/berapa-produksi-
kopiindonesia
https://www.indonesia-investments.com/id/bisnis/komoditas/kopi/item186?
https://www.validnews.id/POTENSI-KOPI-INDONESIA-DALAM-GAYA-
HIDUP-MASA-KINI-SZJ