Anda di halaman 1dari 9

Perkembangan Ekspor Jawa Tengah Tahun 2021 dimasa

Pandemi

Ekspor Kopi Dimasa Pandemi

Disusun oleh:

Paradigma Arya Duta

19.55.3065

KETATALAKSANAAN PELAYARAN NIAGA DAN KEPELABUHANAN

POLITEKNIK BUMI AKPELNI

2021
BAB I

1.1. Latar Belakang

Pada awal tahun 2020, Cina mengalami seleksi alam yang luar biasa. Cina
terserang penyakit baru yang yang berupa virus yang gampang menular kepada
inang (manusia) secara cepat. Dengan penularan lewat udara, maka dengan
cepat menyebar diberbagai benua. Hingga menghambat pertumbuhan ekonomi
di Cina, GDP (Gross Domestic Product) yang awalnya sangat tinggi, terhitung
beberapa bulan menurun dan minus. Beberapa perusahaan di Indonesia sempat
mengeluhkan karena dilarang mengeluarkan barang (ekspor) maupun
pemasukan barang Ekspor dan impor adalah bagian dari perdagangan
internasional atau perdagangan antar negara. Sumber daya alam melimpah
membuat beberapa negara menjual atau mengekspor ke negara lain.
Pertambangan dan pertanian adalah dua sumber daya yang paling banyak
diekspor (Tambunan, 2001). Sektor perkebunan yang masuk dalam sektor
pertanian, sedang dilirik banyak kalangan. Kopi adalah contoh komoditas yang
menyumbang devisa negara terbesar bagi Indonesia dengan rata-rata 9% dari
tahun 2010-2015. (Badan Pusat Statistik, 2016).
Tujuan ekspor kopi Indonesia sendiri tersebar ke banyak negara di dunia.
Hal ini menunjukkan bahwa kopi Indonesia telah mendunia sehingga banyak
peminat dari luar negeri yang ingin mengonsumsi kopi Indonesia. Saat ini,
pengimpor kopi Indonesia terbesar di dunia adalah Eropa, Amerika diikuti oleh
Amerika Serikat, Jepang dan ASEAN. Pada tahun 2013, sebesar 17,6 % dari
total ekspor kopi Indonesia telah diekspor ke Amerika Serikat, sebesar

33,9 % diekspor ke Eropa, 8,9 % diekspor ke Jepang dan sebesar 15,4 % telah
diekspor ke ASEAN, dengan demikian dapat terlihat bahwa nilai ekspor kopi
Indonesia sangat besar untuk Eropa dan diikuti oleh Amerika Serikat, ASEAN
dan Jepang. Namun demikian, pangsa pasar kopi Indonesia di negara tersebut
tidaklah sebanding dengan besarnya nilai ekspor kopi Indonesia.
Para petani harus menutup usaha mereka karena kebutuhan akan peawatan
tidak sebanding dengan harga jual kopi yang semakin menurun. Permintaan
akan kopi lokal indonesia yang dinilai salah satu yang terbaik di dunia
membuat petani berjuang mempertahankan lahan mereka untuk tetap
memenuhi kebutuhan kopi robusta atau arabika lokal dengan kualitas yang
baik.
Luas lahan kopi secara tidak langsung berpengaruh terhadap produksi kopi
nasional, dengan luasan yang meniningkat, maka jumlah produksi kopi juga
meningkat pada musim panen berikutnya.

Data yang ditunjukan oleh badan pusat statistik, menunjukan bahwa kopi
adalah minuman digemari masyarakat luas, baik kalangan pejabat hingga
rakyat kecil pun gemar menikmati kopi sebagai minuman yang sering
dikonsumsi setelah air mineral. Dengan beberapa macam sajian, baik kopi
dalam bentuk biji ataupun dalam kemasan siap seduh, kopi tetap diminati
walaupun telah banyak produk olahan kopi dengan branding yang banyak
bermunculan dalam skala industri kecil.
Perihal ekspor, Indonesia juga melakukan ekspor ke berbagai negara,
antara lain Amerika Serikat, Jerman, Malaysia, Italia, Jepang, hingga Rusia.
Dari negara-negara tersebut, adapun data ekspor kopi menurut FAO (2019)
jumlah produksi kopi di Indonesia dalam kurun waktu 30 tahun, 1985 hingga
tahun 2015 cenderung terjadi peningkatan. Pada tahun 1985 jumlah ekspor kopi
Indonesia mencapai 280.000 ton, dimana tahun 2013 adalah tahun dengan
angka terbesar mengekspor kopi sebesar 530.000 ton, dan pada tahun 1995
merupakan tahun dengan jumlah kopi terkecil sebesar 230.000 ton.
Bagi pasar dunia, aspek yang mempengaruhi daya saing di dunia adalah
penawaran ekpor terhadap barang tersebut. Perdagangan kopi Indonesia
umumnya lebih beriorientasi kepada ekspor dibandingkan untuk konsumsi
domestik. Volume ekspor kopi Indonesia meningkat sebesar 54,12 % dari tahun
2011 sampai tahun 2013. Hal ini dikarenakan pada tahun 2013 luas tanaman
menghasilkan kopi di Indonesia meningkat mencapai setengah dari luas lahan
menghasilkan kopi di Brazil. Keadaan ini menyebabkan kenaikan produksi
seiring dengan kenaikan volume ekspor. Sekitar 80% dari kopi yang diproduksi
Indonesia ditujukan untuk pasar ekspor (Direktorat Jenderal Perkebunan,
2016).
Kopi jenis robusta juga mengalami kondisi harga yang fluktuasif juga
walaupun harga kopi robusta tidak dapat melampaui harga kopi arabika yang
memang lebih diminati konsumen. Harga kopi arabika yang semakin menurun,
membuat konsumen kopi yang mulai beralih ke kopi robusta yang memiliki
harga lebih murah meskipun kadar kafein dalam kopi jenis ini sebesar 2,8%
sedangkan pada kopi arabika sebesar 1,5%. Harga yang tercipta akibat
mekanisme pasar inilah yang menimbulkan adanya risiko harga atau pasar dari
kopi tersebut. Pasokan kopi yang melimpah dari negara-negara eksportir dan
diikuti dengan harga jual yang lebih murah akan membuat beralihnya
konsumen dari kopi Indonesia yang akan berdampak pada volume dan nilai
ekspor kopi serta bermuara pada harga jual kopi yang diterima oleh petani.
Dengan melihat komoditas kopi yang mampu menghidupi dan memberikan
lapangan pekerjaan pagi para petani, diharapkan kopi dapat meningkatkan
pendapatan devisa negara lebih baik untuk kedepanya. Dapat diketahui bahwa
industri kopi Indonesia penting untuk dianalisis daya saingnya dalam
menghadapi tingkat persaingan di pasar internasional. Produk Domestik Bruto
(PDB) yang termasuk variabel makro dapat dipengaruhi oleh volume kenaikan
atau kenaikan daya saing ekspor kopi.
Terdapat penelitian yang berkaitan dengan daya saing kopi indonesia di
pasar internasional. Penelitian Rau (2014) yang meneliti analisis daya saing
kopi Indonesia di pasar internasional dengan hasil penelitian bahwa Indonesia
memiliki daya saing pada komoditas kopi terhadap nilai ekspor kopi dunia dan
nilai ekspor seluruh komoditi di dunia

BAB II

1.1 Landasan teori


a. Pandemi
WHO (World Health Organization atau Badan Kesehatan Dunia) secara resmi
mendeklarasikan virus corona (COVID-19) sebagai pandemi pada tanggal 9
Maret 2020. Artinya, virus corona telah menyebar secara luas di dunia. Istilah
pandemi terkesan menakutkan tapi sebenarnya itu tidak ada kaitannya dengan
keganasan penyakit tapi lebih pada penyebarannya yang meluas. Ingat, pada
umumnya virus corona menyebabkan gejala yang ringan atau sedang, seperti
demam dan batuk, dan kebanyakan bisa sembuh dalam beberapa minggu. Tapi
bagi sebagian orang yang berisiko tinggi (kelompok lanjut usia dan orang
dengan masalah kesehatan menahun, seperti penyakit jantung, tekanan darah
tinggi, atau diabetes), virus corona dapat menyebabkan masalah kesehatan
yang serius. Kebanyakan korban berasal dari kelompok berisiko itu. Karena
itulah penting bagi kita semua untuk memahami cara mengurangi risiko,
mengikuti perkembangan informasi dan tahu apa yang dilakukan bila
mengalami gejala. Dengan demikian kita bisa melindungi diri dan orang lain.
b. Ekspor
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ekspor adalah pengiriman
barang dagangan ke luar negeri. Mengekspor adalah mengirimkan barang
dagangan ke luar negeri.
c. Covid-19
COVID-19 (coronavirus disease 2019) adalah penyakit yang disebabkan oleh
jenis coronavirus baru yaitu Sars-CoV-2, yang dilaporkan pertama kali di
Wuhan Tiongkok pada tanggal 31 Desember 2019.

d. Kopi
Ada dua spesies dari tanaman kopi yaitu Arabika dan Robusta. Arabika
merupakan kopi tradisional, dan dianggap paling enak rasanya, sedangkan
Robusta memiliki kafein yang lebih tinggi. Jenis kopi Robusta dapat
dikembangakan dalam lingkungan di mana Arabika tidak dapat tumbuh, dan
membuatnya menjadi pengganti Arabika yang murah. Robusta biasanya tidak
dinikmati sendiri, dikarenakan rasanya yang pahit dan asam. Robusta kualitas
tinggi biasanya digunakan dalam beberapa campuran espresso. Kopi Arabika
biasanya dinamakan oleh dermaga di mana mereka diekspor, dua yang tertua
adalah Mocha dan Jawa. Perdagangan kopi modern lebih spesifik tentang dari
mana asal mereka, melabelkan kopi atas dasar negara, wilayah, dan
kadangkala
ladang pembuatnya. Satu jenis kopi yang tidak biasa dan sangat mahal
harganya
adalah sejenis robusta di Indonesia yang dinamakan kopi luwak. Kopi ini
dikumpulkan dari kotoran luwak, yang proses pencernaany
1.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam


penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pengaruh produksi kopi di Indonesia terhadap daya saing kopi
di pasar internasional?
2. Bagimana pengaruh ekspor kopi Indonesia terhadap daya saing kopi Indonesia
di pasar internasional di italia ?

BAB III

2.1 SOLUSI PERMASALAHAN

Upaya Kopi Dalam Daya Saing di Pasar Internasional


berusaha mendorong brand kopi Indonesia, terutama yang dihilir sehingga usaha kreatif kopi
atau retailer kopi dalam terus bertumbuh, dalam artian memperluas pasar mereka hingga ke
luar negeri Pasalnya, ketika kopi telah diolah dan memiliki brand yang dikenal secara dunia,
maka nilai jualnya akan jauh lebih tinggi dibandingkan kopi dalam bentuk komoditas. Untuk
meningkatkan branding kopi secara global, Bekraf mengkampanyekan dan meluncurkan logo
Kopi Indonesia sebagai identitas pemersatu kopi dari Indonesia.
Jadi pemerintah harus mulai gencar mempromosikan kopi kopi khas dari Pemerintah
juga harus perlu meningkatkan daya saing kualitas dan daya tarik pariwisata dalam negeri
memberikan kepada petani kopi untuk penunjang agar para petani semangat untuk merawat
hasil kopi dan menghasilakn kopi kopi yang berkualitas

Upaya Indonesia Dalam Memenuhi Standar Kopi Italia


Dengan adanya regulasi yang diterapkapan Italia, kopi Indonesia hanya sebagian
yang berhasil masuk ke Italia. Hal tersebut dikarenakan hambatan-hambatan yang
terjadi di Indonesia, selain itu Indonesia juga harus memenuhi standar sustainability
yang merupakan standar internasional untuk produk pangan (ITPC:2016). Sebagian
besar para petani kopi di Indonesia memiliki pemahaman yang rendah mengenai
konsep dari keberlanjutan (sustainability) dan hanya mengikuti peraturan
Dampak dari adanya regulasi tersebut terhadap ekspor kopi Indonesia adalah
menurunnya volume ekspor kopi Indonesia. Pada tahun 2013 ekspor kopi Indonesia
mencapai 534.023 ton dengan nilai 1.174.029 US$ dan mengalami penurunan hingga
mencapai 384.816 ton dengan nilai 1.039.341 US$ pada tahun
Hal tersebut membuat Indonesia untuk melakukan sebuah upaya dalam meningkatkan
ekspor kopi. Dalam hal ini, Indonesia melakukan perbaikan mutu serta memenuhi
permintaan persyaratan produk kopi yang dapat diterima oleh Italia melalui program
Pengembangan Tanaman Kopi Berkelanjutan, serta Kebijakan Indonesia Standart
Coffee (ISCoffee) dan Teknologi Pasca Panen. Selain itu, Indonesia juga mengikuti

Dalam hal produksi, pemerintah juga harus mendorong petani-petani lokal


meningkatkan produksinya baik secara kuantitas maupun kualitas agar dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat. Tidak hanya buahbuahan saja, pemerintah juga perlu mendorong
ekspor produk pertanian lainnya yang berorientasi ekspor. Untuk meningkatkan wisatawan
selain dari italia pemerintah juga perlu mendorong sektor pariwisata Indonesia. Selama ini
indonesia merupakan salah satu destinasi wisata yang cukup diminati negaranegara lain.
Adanya kejadian ini dapat dijadikan peluang bagi Indonesia untuk menarik wisatawan
berkunjung ke Indonesia.
Penutup Penurunan perekonomian italia berdampak pada menurunnya perekonomian
Indonesia, khususnya di sektor perdagangan dan pariwisata Pemerintah perlu mencari
alternatif kebijakan dan strategi untuk mendorong perekonomian domestik tanpa harus
bergantung pada impor barang dari China dan juga mencari pangsa ekspor ke negara selain
China. Pemerintah juga perlu jeli melihat peluang di sektor pariwisata untuk menarik
wisatawan dari negara lain berkunjung ke Indonesia dan meningkatkan wisatawan domestik.
DPR RI perlu mendorong pemerintah untuk segera meningkatkan produksi domestik dan
penggunaannya oleh masyarakat, selain itu juga mendukung pemerintah mengembangkan
pariwisata di daerahdaerah lainnya.

BAB IV

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan,
seperti:

Upaya internal yang di lakukan pemerintah Indonesia dapat dilihat melalui beberapa
faktor yang menghambat ekspor seperti faktor kondisi, faktor permintaan, faktor
industri pendukung, dan faktor strategi, sktruktur, dan persaingan. Upaya yang
dilakukan adalah dengan mengadakan kegiatan pengembangan tanaman kopi
berkelanjutan dan kebijakan ISCOffee dan teknologi pasca panen. Upaya eksternal
yang dilakukan Indonesia terkait ekspor kopi diantaranya ikut berpartisipasi dalam
event International Coffe Week di Milan dan mempromosikan kopi melalui
pemasangan iklan di Milan, Roma, dan Napoli. Upaya tersebut dilakukan dengan
harapan produk kopi Indonesia dapat dikenal dan diminati oleh konsumen yang ada di
Italia. Pencapaian upaya terkait upaya internal dan eksternal yang dilakukan
pemerintah Indonesia adalah ekspor kopi ke pasar Italia tetap mengalami fluktuasi.

3.2 Saran

1. Terdapat pengaruh Positif dan tidak Signifikan antara Total Produksi dengan Daya Saing
Ekspor, hipotesis
penelitian ini dapat diterima atau dibuktikan dan hasil temuan ini mendukung dan
memberikan penguatan pada
penelitian terdahulu.
2. Terdapat pengaruh Positif dan Signifikan antara Harga Kopi Dunia dengan Daya Saing
Ekspor, hipotesis
penelitian ini dapat diterima atau dibuktikan dan hasil temuan ini mendukung dan
memberikan penguatan pada
penelitian terdahulu.
Berdasarkan kesimpulan yang telah dibuat, maka penulis mengemukakan beberapa saran
kepada Para

Pengekspor Kopi sebagai berikut :


1. Bagi Perusahaan
Meningkatkan produksi lebih besar dengan menekan harga penjualan guna mengurangi
persaingan antara
pengekspor kopi dunia.
2. Bagi Peneliti selanjutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan untuk mengembangkan hasil penelitian ini dan melibatkan
variabel-variabel yang
berkaitan dengan Daya Saing Eksp

Anda mungkin juga menyukai