Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN MINI RISET

ANALISIS PERTANIAN KOPI BAGI EKONOMI MASYARAKAT DESA


KARANGHARJO KECAMATAN SILO KABUPATEN JEMBER
Diajukan untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah “Individu, Masyarakat, dan Institusi”
Dosen pengampu: Depict Pristine Adi S.Pd., M.Pd.,

Oleh:
Nurul Izmi Agustina 211101090016

PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER


SEPTEMBER 2022

A. Judul Mini Riset


Analisis Pertanian Kopi Bagi Ekonomi Masyarakat Desa Karangharjo Kecamatan
Silo Kabupaten Jember.
B. Latar Belakang
Pertanian kopi merupakan salah satu sektor yang sangat berperan penting dalam
kehidupan manusia. Khususnya bagi kalangan masyarakat desa yang masyarakatnya
bekerja dengan mengandalkan pertanian sebagai mata pencaharian utama, sehingga
pertanian memberikan pengaruh yang besar bagi kehidupan perekonomian masyarakat.
[Nurhikmah, dkk, 2018: 5].

Pertanian kopi merupakan salah satu komoditi perkebunan di Indonesia yang


mempunyai tingkatan nilai ekonomis yang cukup tinggi diantara macam-macam tanaman
perkebunan lainnya. Wilayah Indonesia mayoritas tanamannya didominasi oleh tanaman
kopi karena tanaman kopi sangat cocok ditanam di wilayah yang memiliki iklim subtropis
dan tropis. [Nurhikmah, dkk, 2018: 6].

Di Indonesia lahan pertanian kopi menempati urutan keempat setelah tanaman karet
dan sawit. Kopi pada awalnya tumbuh di hutan-hutan liar dan dataran rendah, sekarang
ini kopi banyak ditanam di perkebunan dan di pekarangan rumah, di dalam
penanamannya tanaman kopi memerlukan pemeliharaan yang intensif dan teknik
budidaya yang baik agar dapat menghasilkan biji kopi yang berkualitas. Kopi merupakan
jenis minuman yang banyak disukai oleh setiap orang karena berkhasiat untuk
menghangatkan badan, kopi juga merupakan komoditi tanaman yang memiliki nilai jual
ekonomi yang cukup tinggi. Di mulai dari zaman dahulu banyak petani yang mencari
nafkah dari pertanian kopi, tanaman kopi dapat memberikan keuntungan bagi pendapatan
petani apabila tanaman kopi tersebut dikelola dan dipelihara dengan baik, usaha petani
tersebut dapat mendatangkan keuntungan yang sangat besar. [Nurhikmah, dkk, 2018: 5].

Pertanian kopi di desa Karangharjo saat ini sudah mulai berkembang pesat, banyak
petani yang bertani kopi karena keuntungan yang di dapat sangat besar. Hasil panen
pertanian kopi ini sangat berkontribusi dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi dalam
setiap lapisan masyarakat desa, sehingga banyak para petani memanfaatkan kebun
mereka dengan menanam bibit kopi.

C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pertanian kopi menjadi salah satu aset ekonomi untuk
masyarakat desa Karangharjo?
D. Tujuan
1. Untuk mengetahui analisis pertanian kopi bagi ekonomi masyarakat desa
Karangharjo.
E. Kajian Teori

Bagian ini berisi tentang pembahasan teori yang dijadikan sebagai perspektif dalam
melakukan penelitian. Pembahasan teori secara lebih luas dan mendalam akan semakin
memperdalam wawasan peneliti dalam mengkaji permasalahan yang hendak dipecahkan
sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian. [Penyusun, dkk, 2021: 83].

1. Pengertian Pertanian Kopi Bagi Ekonomi Masyarakat

Pertanian kopi merupakan komoditas rakyat yang sudah cukup lama dibudidayakan
dan mampu menjadi sumber nafkah bagi petani kopi Indonesia. Dalam Peraturan Menteri
Pertanian (2013) Kopi merupakan salah satu komoditi perkebunan yang berperan penting
bagi perekonomian Indonesia yaitu sebagai penghasil devisa negara, penyedia lapangan
kerja, memelihara konservasi lingkungan, sumber bahan baku industri makanan dan
minuman serta sumber pendapatan petani. [Wiranti, dkk, 2019: 11].

2. Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Produksi

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terhadap produksi pertanian secara umum


terbagi atas faktor genetic, faktor alam, faktor tenaga kerja, faktor modal, dan faktor
manajemen. [Wiranti, dkk, 2018: 14].

a. Genetik
Peranan penting dari faktor genetik adalah kemampuan suatu tanaman untuk
bertahan dari serangan hama penyakit, kekeringan dan untuk berproduksi tinggi.
Tanamantanaman ini dipilih dari pohon induk potensial yang menjadi bibit
tanaman unggulan.
b. Alam/Lingkungan Alam atau lingkungan didefinisikan sebagai persyaratan atau
kondisi mutlak yang dapat berpengaruh terhadap kehidupan dan perkembangan
tumbuhan.
c. Tenaga Kerja Setiap usaha pertanian yang akan dilaksanakan pasti memerlukan
tenaga kerja. Oleh karena itu, dalam analisis ketenagakerjaan di bidang pertanian,
penggunaan tenaga kerja dinyatakan oleh besarnya curahan tenaga kerja. Curahan
tenaga kerja yang dipakai adalah besarnya tenaga kerja efektif yang dipakai.
d. Modal Faktor modal merupakan unsur yang sangat penting dalam pertanian sebab
tanpa modal segalanya tidak akan berjalan. Modal dibedakan menjadi dua macam,
yaitu modal tetap dan modal berjalan. Modal tetap (misalnya lahan/tanah) tidak
akan habis dalam satu kali penggunaan atau produksi. Sedangkan modal berjalan
(uang tunai, pupuk, tanaman) dianggap habis dalam satu kali produksi.
e. Manajemen, manajemen sangat penting peranannya apabila dikaitkan dengan
efesiensi. Artinya, walaupun produksi tanah, pupuk, obat-obatan, tenaga kerja,
dan modal dirasa cukup, tetapi apabila tidak dikelola dengan baik maka produksi
yang baik dan tinggi tidak akan tercapai. Manajemen diperlukan untuk efesiensi
penggunaan modal, meliputi kemampuan untuk menentukan, mengorganisasi,
mengordinasi, dan menghasilkan produk seperti yang diharapkan.
3. Teknologi Dalam Bertani
Teknologi pertanian mencakup cara-cara petani menyebarkan benih,
memelihara tanaman, dan memungut hasil serta memelihara ternak. Termasuk pula
didalamnya benih, pupuk, obat-obatan, alat-alat dan sumbersumber tenaga. Teknologi
pertanian pada dasarnya adalah penerapan ilmu-ilmu teknik pada kegiatan pertanian
atau dalam pengertian lain dan lebih luas yaitu suatu penerapan prinsip-prinsip
matematika dan sains dalam rangka penadyagunaan sumber daya pertanian dan
sumber daya alam secara ekonomis untuk kesejahteraan manusia. [Wiranti, dkk,
2018: 20].
4. Jenis-Jenis Kopi
Kopi memiliki empat jenis yang dikenal di dunia, yaitu kopi Arabika, kopi
Arabika, Robusta, Liberika, dan kopi Ekselsa. [Wiranti, dkk, 2018: 21].
1. Kopi Arabika merupakan kopi yang pertama kali dibudidayakan di Indonesia.
Kopi Arabika akan tumbuh dengan baik di daerah yang mempunya ketinggian
1.000 – 2.100 m di atas permukaan laut (dpl), temperatur suhu tahunan antara
17-21°C, dan curah hujan antara 2.000-3.000 mm/tahun dengan ± 3 bulan
kering.
Karakteristik biji kopi Arabika secara umum adalah sebagai berikut:
a) Rendemen lebih kecil dari pada jenis kopi lain (18-20%).
b) Bentuk agak memanjang .
c) Bidang cembung tidak terlalu tinggi.
d) Lebih bercahaya disbanding jenis lain.
e) Ujung biji lebi mengilap tetapi apabila dikeringkan terlalu lama akan
menjadi retak atau pecah.
f) Celah tengah (center cut) di bagian datar (perut) tidak lurus memanjang
kebawah tetapi berlekuk.
g) Biji yang sudah dipanggang (roasting), celah tengah telihat putih.
h) Setelah biji diolah, kulit ari kadang-kadang masih menempel dicelah atau
parit.
2. Kopi Robusta Kopi Robusta memiliki areal perkebunan relatif lebih luas
dibandingkan dengan jenis yang lain karena kopi Robusta dapat tumbuh
dengan baik di dataran rendah, tepatnya di ketinggian 400-800 mdpl, dengan
temperatur suhu tahunan antara 21-24°C dan curah hujan antara 2.000-
3.000mm/tahun dan memiliki ± 3 bulan kering. Karakteristik fisik kopi
Robusta antara lain sebagai berikut:
a) Rendemen lebih tinggi dibandingkan dengan kopi Arabika, yaitu sebesar
20-22%.
b) Biji berbentuk agak bulat.
c) Lengkungan biji lebih tebak dibanding jenis Arabika.
d) Garis tengah (parit) dari atas kebawah hampir rata.
e) Pada biji yang telah dioleh tidak terdapat kulit ari di lekukan atau bagian
parit.
3. Kopi Liberika Kopi Liberika berasal dari Liberia, Afrika Barat. Kopi liberika
dapat tumbuh setinggi 9 meter dari tanah. Kelebihan kopi liberika adalah tahan
terhadap serangan karat daun (Hamelia vastarix) disbanding kopi jenis
Arabika. Karakteristik kopi Liberika adalah sebagai berikut:
a) Ukuran daun, cabang, bunga, buah dan pohon lebih besar dibanding
dengan kopi Arabika dan Robusta.
b) Cabang primer dapat bertahan lebih lama dan dalam satu buku dapat
keluar bunga atau buah lebih dari satu kali.
c) Kualitas buah relatif rendah.
d) Pproduksi sedang (4,5 kuintal/ha/th) dengan rendemen ±12%.
e) Berbuah sepanjang tahun.
f) Agak peka terhadap penyakit HV (Hamelia vastarix).
g) Ukuran buah tidak merata atau tidak seragam.
h) Tumbuh baik di dataran rendah.
4. Kopi Excelsa Kopi excelsa tidak termasuk kedalam kopi Arabika atau
Robusta, tetapi kelompok Liberoid. Kopi jenis ini tidak peka terhadap
penyakit Hamelia vastarix dan dapat ditanam di dataran rendah, juga didaerah
lembap. Kopi Excelsa mempunyai aroma dan cita rasa yang kuat dan
cenderung pahit. Keunggulan kopi excelsa antara lain:
a) Mempunyai fisik lebih besar daripada kopi Arabika dan Robusta.
b) Cenderung berbuah sepanjang tahun, mudah di budidayakan, relatif tahan
terhadap hama penyakit.
c) Cita rasa dan aroma kuat dominan pahit.
d) Dapat ditanam di lahan gambut yang memiliki kesuburan rendah.
5. Manfaat Pertanian Kopi [Rahmadianto, dkk, 2019].
a) Sumber pendapatan bagi negara
b) Meningkatkan kondisi ekonomi para petani kopi
F. Konsep atau Teori yang Relevan
Penelitian relevan dalam hal ini dilakukan oleh Siti Nurhikmah tahun 2018
yang berjudul Pengaruh Budidaya Tanaman Kopi Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi
Masyarakat di Kecamatan Subang Kabupaten Kuningan. Dengan rumusan masalah 1)
Bagaimana budidaya tanaman kopi di Kecamatan Subang? 2) Bagaimana pengaruh
budidaya tanaman kopi terhadap kondisi pendapatan masyarakat di Kecamatan
Subang Kabupaten Kuningan? 3) Bagaimana pengaruh budidaya tanaman kopi
terhadap kesehatan masyarakat di kecamatan Subang Kabupaten Kuningan? 4)
Bagaimana pengaruh budidaya tanaman kopi terhadap kondisi pendidikan masyarakat
di Kecamatan Subang Kabupaten Kuningan? 5) Bagaimana pengaruh budidaya
tanaman kopi terhadap kepemilikan sarana informasi, komunikasi masyarakat di
Kecamatan Subang Kabupaten Kuningan? [Nurhikmah, dkk, 2018].
Persamaan dalam penelitian yang dilakukan oleh Siti Nurhikmah dan
penelitian yang sedang dilakukan yaitu keduanya memiliki persamaan dalam meneliti
perkebunan kopi yang dapat membantu mengembangkan ekonomi masyarakat,
tepatnya membantu meningkatkan ekonomi petani yang mengolah perkebunan kopi.
Perbedaan dari penelitian yang dilakukan oleh Sitir Nurhikmah dan penelitian
yang sedang dilakukan yaitu penelitian milik Siti Nurhikmah lebih menekankan
pengaruh budidaya kopi terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat. Dalam
penelitian Siti Nurhikmah di teliti semua pengaruh budidaya terhadap semua elemen
sosial bukan hanya peningkatan ekonomi seperti pengaruh budidaya kopi terhadap
kesehatan, pendidikan, dan sarana informasi. Sedangkan penelitian yang sedang di
lakukan ini lebih menekankan kepada manfaat pertanian kopi terhadap ekonomi
masyarakat yang memiliki perkebunan kopi di Desa Karangharjo, yang mana
pertanian ini dapat meningkatkan ekonomi masyarakat, khususnya petani di Desa
Karangharjo.
G. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kualitatif dengan teknik pengumpulan data wawancara.
Penelitian kualitatif merupakan suatu metode berganda dalam fokus, yang
melibatkan suatu pendekatan interpretatif dan wajar terhadap setiap pokok
permasalahannya. Ini berarti penelitian kualitatif bekerja dalam setting yang alami,
yang berupaya untuk memahami, member tafsiran pada fenomena yang dilihat dari
arti yang diberikan orang orang kepadanya. Penelitian kualitatif melibatkan
penggunaan dan pengumpulan berbagai bahan empiris, seperti studi kasus,
pengalaman pribadi, instropeksi, riwayat hidup, wawancara, pengamatan, teks sejarah,
interaksional dan visual: yang benggambarkan momen rutin dan problematis serta
maknanya dalam kehidupan individual dan kolektif. [Ahmad, dkk, 2009: 4].
Wawancara merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap informasi
atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Teknik wawancara yang digunakan
dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in-
depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan
atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide)
wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang
relatif lama. [Ahmad, dkk, 2009: 6-7].
H. Rencana Penelitian
Pada tahap ini, peneliti akan menjelaskan atau memberikan gambaran
mengenai rencana pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Proses
penelitian dari awal hingga akhir perlu dijelaskan secar bertahap. Adapun tahap-tahap
penelitian yang dilakukan peneliti sebagai berikut:
1) Tahap pra lapangan
Dalam tahap pra lapangan terdapat beberapa tahap yang dilalui oleh peneliti,
diantaranya sebagai berikut:
a. Menyusun rencana penelitian
Dalam tahap ini, peneliti membuat rancangan penelitian dengan
mengumpulkan permasalahan yang diangkat sebagai judul penelitian. Kemudian
dilanjutkan dengan pengajuan judul, membuat matriks penelitian yang selanjutnya
dikonsultasikan dengan dosen pembimbing, setelah selesai peneliti menyusun
miniriset hingga akhir dalam penyusunan.
b. Memilih lokasi penelitian
Sebelum melakukan penelitian peneliti harus memutuskan dimana letak
tempat penelitiannya yang akan dilaksanakan. Penelitian yang dipilih ialah di Dusun
Curah Suko Desa Kaliwining Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember.
c. Menilai lokasi penelitian
Selanjutnya peneliti melakukan penelitian lapangan untuk lebih mengetahui
latar belakang obyek penelitian, lingkungan penelitia dan lingkungan inform. Hal ini
dilakukan untuk mempermudah peneliti dalam menggali data.
d. Memilih dan memanfaatkan informan
Dimana pada tahap peneliti memilih beberapa informan yang dianggap
memberikan informasi yang layak dari penelitian peneliti.
e. Menyiapkan perlengkapan penelitian
Setelah tahap menyusun rancangan penelitian sampai pada tahap memilih dan
memanfaatkan informan, maka selanjutnya adalah peneliti menyiapkan beberapa
peralatan yang diperlukan saat melakukan penelitian, diantaranya seperti buku
catatan, alat tulis, buku refrensi dan lain-lainnya.
2) Tahap pekerjaan lapangan
Setelah tahap pra lapangan dilakukan, selajutnya peneliti melakukan tahap
pelaksanaan, pada tahap ini peneliti mulai terjun ke lokasi penelitian untuk
mengumpulkan data melalui metode observasi, wawancara dan dokumentasi.

3) Tahap analisis data


Tahap analisis ini merupakan tahap terakhir dari penelitian. Dalam tahap ini
peneliti mengelola data-data yang diperoleh dari beberapa sumber baru serta beberapa
pihak yang terkait dan menarik kesimpulan yang akan disusun dalam sebuah laporan
penelitian. Tentunya tahapan ini disesuaikan dengan kaidah-kaidah penulis karya tulis
ilmiah yang berlaku.
I. Waktu Pelaksanaan Penelitian
WAKTU PELAKSANAAN
NO KEGIATAN
1 Mengidentifikasi
dan merumuskan
masalah dan
tujuan.

2 Mengumpulkan
bahan literatur.
3 Membuat daftar
pertanyaan.
4 Menentukan
informat yang
tepat.
5 Melakukan
wawancara
6 Menganalisis
data.
7 Menyusun
laporan.

J. Pedoman Wawancara
1. Sudah berapa lama jadi petani?
2. Kapan biasanya pertanian kopi bisa dipanen?
3. Sekali panen bisa mendapatkan berapa karung kopi?
4. Berapa pendapatan bapak ketika musim panen?
5. Apa pentingnya pertanian kopi yang bapak kelola saat ini untuk memenuhi kebutuhan
ekonomi?
6. Bagaimana cara bapak sendiri mengelola pertanian kopi ini agar bisa meningkat
pertahunnya?
7. Berapa lama pertanian kopi itu bisa dipanen?
8. Apakah pertanian kopi ini menjadi pekerjaan utama?
9. Apakah pendapatan yang diperoleh oleh pertanian kopi bisa melampaui biaya yang
bapak keluarkan untuk merawat pertanian kopinya?
10. Apakah setiap kopi itu memiliki jenis?
11. Kopi jenis apa yang biasanya dihargai mahal?
12. Berapa harga kopi setiap 1 kg nya?
13. Dimana biasanya bapak menjual hasil panen kopinya?
14. Apakah harga kopi setiap bapak menjual itu beda harganya?

K. Hasil dan Temuan Penelitian


Pertanian kopi di desa Karangharjo saat ini sudah semakin berkembang dan
tentunya sudah banyak pendapatan yang diperoleh oleh seorang petani kopi.
Pendapatan ini sangat bermanfaat sekali bagi kehidupan ekonomi masyarakat desa.
Besarnya pendapatan dari pertanian kopi ini membuat para petani desa semakin
tertarik untuk mengelola perkebunannya dengan tanaman kopi.
Besarnya pendapatan dari pertanian kopi tapi tidak semua petani
mengandalkan pendapatannya dari panen kopi, karena musim panen itu hanya satu
tahun sekali jadi petani sendiri berinovasi untuk menanam tumbuhan lain disekitar
pertanian kopi nya, agar bisa menjadi jaminan untuk di panen apabila telah usai panen
kopi.
Bapak Khalil: “saya sudah 8 tahun menjadi seorang petani, pertanian kopi ini bisa
dipanen pada bulan Agustus kemarin dan untuk hasil kopi ini kira-kira sekitar satu
karung sampai 2 karung mengapa demikian karena kopi itu tidak serentak harus
dipanen karena masih ada yang belum siap untuk dipanen namun secara keseluruhan
bisa mencapai 34 karung. Pendapatan saya ketika menyimpan itu bisa mencapai 10
sampai 18 juta tapi pendapatan ini tergantung dari panen yang diperoleh, kopi ini
bisa memenuhi kebutuhan ekonomi pada keluarga saya namun sisi lain saya ini tidak
menjadikan pertanian kopi ini sebagai pekerjaan utama. Karena saya ini masih
memanfaatkan tanaman-tanaman lain seperti cabe, alpukat, jagung, dan pete.
Pertanian kopi agar bisa menghasilkan panen yang banyak itu tergantung dari pupuk
yang digunakan serta perawatan dari rumputan liar. Untuk jenis-jenis kopi itu
banyak ada kopi hitam, kopi Brazil dan kopi tunggulsari. Untuk harga kopi per 1 kg
itu sekarang di pengepul sekitar 28.000 per 1 kg, di sisi lain dari jenis-jenis kopi ini
tidak ada pembeda harga semua dihargai rata. Buah kopi yang dihargai mahal oleh
pengepul itu adalah buah kopi yang buahnya itu bagus dan besar. 1

Bapak Sukid: “saya sudah bertani sekitar 10 tahun, kopi bisa dipanen sekitar bulan
4-8, sekali panen itu saya bisa mendapatkan 96 karung kopi tapi panen ini juga
tergantung dari banyaknya lahan dan hasil yang akan diperoleh. Pendapatan saya
ketika musim panen ini adalah pendapatan nya pasti ada dan tentunya juga bisa
memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga saya. Namun sisi lain saya juga
memanfaatkan tanaman lain untuk memenuhi kebutuhan keluarga apabila
pendapatan kopi itu sudah tidak ada namun pertanian kopi ini tetap menjadi
pekerjaan utama bagi saya. Nah cara yang saya lakukan untuk bisa memanenkan
kopi lebih banyak setiap tahunnya yaitu tergantung dari pupuk, cara perawatan, dan
pepelan, untuk pertanian kopi ini bisa dipanen sekitar 3 tahun dari penanaman
kopinya, pendapatan pertanian kopi ini bisa melampaui dari apa yang dikeluarkan
untuk merawat tanaman kopi karena saya untuk merawat tanaman kopi ini dilakukan
oleh saya sendiri beserta istri saya dengan cara menyicil. Jenis kopi itu banyak,
namun tidak ada perbedaan harga dan untuk harga 1 kg itu sekitar 28 rb, dan
pastinya setiap saya menjual di pengepul pasti selalu berbeda harganya. 2
Dari hasil wawancara di atas dapat di katakan bahwasannya pertanian kopi ini
sangat bermanfaat bagi ekonomi masyarakat karena pendapatan yang di peroleh
sangat besar dan tentunya cukup untuk keperluan ekonomi, namun sisi lain para
petani diatas tidak menggantungkan pendapat mereka terhadap pertanian kopi ini,
mereka juga menggantungkan pendapatan ekonomi mereka dari hasil panen tanaman
lain yang di tanam di sekitar kebun kopi tersebut.

L. Pembahasan Hasil Penelitian


Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa tinggi dan rendahnya
pendapatan kepala keluarga petani yang bekerja dengan menggantungkan kubutuhan
hidup terhadap panen kopi setiap satu kali musim panen. Pendapatan yang diperoleh
setiap petani kopi akan selalu berubah-ubah, tergantung dengan hasil panen. Di mana
hasil tersebut akan dijual kepada pengepul untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka
dalam menanti panen berikutnya.

1
Khalil, diwawancara oleh penulis, Karangharjo, 2 Oktober 2022.
2
Sukid, diwawancara oleh penulis, Karangharjo, 3 Oktober 2022.
[Reksprayitno, dkk, 2004: 79] pendapatan adalah sebagai jumlah pengahasilan
yang diterima oleh anggota masyarakat untuk jangka waktu tertentu sebagai balas jasa
atau faktor-faktor produksi yang telah disumbangkan. Berdasarkan hasil penelitian
petani kopi di Desa Karangharjo menunjukkan bahwa pendapatan yang di peroleh
seorang petani kopi saat musim panen sangat besar pendapatan yang di peroleh
namun pendapatan tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan ekonomi sampai dengan
panen tahun berikutnya. Nah, untuk memenuhi kebutuhan ekonomi sesudah panen
kopi, para petani tersebut memanfaatkan tanaman lain yang bisa dijual dan dapat
menghasilkan pendapatan yang bisa memenuhi kebutuhan ekonomi.

M. Biodata Peneliti

NamaLengkap : Nurul Izmi Agustina


NIM : 211101090016
Program Studi : Tadris Ilmu Pengatahuan Sosial
Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Instansi : Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Shiddiq Jember
Alamat Rumah : Dusun Parebalan Desa Karangharjo. Jl. K.H. Syamsul
Arifin No. 1 Karangharjo.
Tempat, Tanggal Lahir : Jember, 03 Agustus 2002
Jenis Kelamin : Perempuan
No. HP : 085707013920
Alamat Email : nurulizmi0308@gmail.com

Riwayat Pendidikan :

-TK Tunas Bangsa (Karangharjo)

-SDN Karangharjo 1

-SMP Al-Falah Silo

-SMA Al-Falah Silo

-Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Shiddiq Jember


Riwayat Organisasi :
-Anggota Pimpinan Ranting IPNU IPPNU Karangharjo.
-Osis SMP
-Osis SMA
-Pramuka

N. Daftar Pustaka

Ahmad, Pupu Saeful. “Penelitian Kualitatif “. (EQUILIBRIUM, Vol. 5, No. 9, Januari-Juni


2009). 4.

Nurhikmah, Siti. Pengaruh Budidaya Tanaman Kopi Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi
Masyarakat Di Kecamatan Subang Kabupaten Kuningan. (Skripsi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2018) 5.

Penyusun, Tim. Pedoma Penulisan Karya Ilmiah (Jember: UIN Kiai Haji Achmad Siddiq
Jember, 2021), 83.

Rahmadianto, Andika Prtama, Fahrudi Akhwan Ikhsan, Bejo Apriyanto, “Peran


Pengembangan Perkebunan Kopi Terhadap Kondisi Ekonomi Masyarakat Desa Pace
Kecamatan Silo Kabupaten Jember”. Jurnal Geografi Gea, vol. 19, no. 2 (2019).
https://doi.org/10.17509/gea.v19i2.17750.

Reksoprayitno. Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi. Bina Grafika: Jakarta Selatan.
2004

Wiranti, Panji. Perkembanga Potensi Perkebunan Kopi Untuk Mendukung Ekonomi


Masyarakat di Kampung Cibunar Desa Sukapada Kecamatan Pagerageung
Kabupaten Tasikmalaya. (Tesis, Universitas Siliwangi, 2019), 11.

Anda mungkin juga menyukai