SKRIPSI
Oleh:
SITTI NURHALIZA
NIM. D1A1 15 206
Skripsi
diajukan kepada Fakultas Pertanian
untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana pada Jurusan/Program Studi Agribisnis
Oleh:
SITTI NURHALIZA
NIM. D1A1 15 206
ii
PERNYATAAN
SITTI NURHALIZA
D1A1 15 206
iii
iv
v
UCAPAN TERIMAKASIH
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam,
pemberi kehidupan serta petunjuk bagi umatnya yang senantiasa beriman dan
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam tak lupa pula
Shallallahu’ Alaihi Wasallam, Nabi yang menjadi Uswatun Khasanah bagi umat
manusia.
Seiring dengan selesainya skripsi ini, tak lupa penulis haturkan ucapan
terima kasih dan penghargaan kepada Bapak Dr. Ir. Idrus Salam, M.si. selaku
Pembimbing I dan Ibu Dr. Ilma Sarimustaqiyma Rianse, S.P., M.Sc. selaku
penuh kesabaran selama penyusunan skripsi ini. Rasa syukur, bangga dan
Orangtua tercinta, Ayahanda Almarhum Anwar serta Ibunda Hadrah. Terima kasih
atas segala bentuk kasih sayangnya, merawat dan membesarkan serta pelajaran
hidup yang telah diberikan kepada penulis. Semoga Allah membalas segala
vi
1. Rektor Universitas Halu Oleo Kendari, Dekan Fakultas Pertanian dan Ketua
Jurusan/Program Studi Agribisnis, yang telah memberikan kesempatan dan
fasilitas kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di Universitas Halu Oleo.
2. Penasehat Akademik, Bapak Dr. Ir. Surni, M.S. Dosen di lingkup Jurusan
Agribisnis khususnya, dan Fakultas Pertanian umumnya yang telah
membimbing penulis selama mengikuti pendidikan.
3. Dosen pembimbing dan penguji yang telah memberikan saran pada saat
pelaksanaan seminar.
4. Seluruh staf jurusan, staf fakultas, Staf laboratorium dan perpustakaan atas
segala bantuan dan kelancaran urusan administrasi yang mendukung penulis
selama masa pendidikan.
5. Bapak H. Rusli selaku pemilik Usaha UD. Robusta dan semua karyawan UD.
Robusta di Kelurahan Sea Kecamatan Latambaga Kabupaten Kolaka yang
telah membantu penulis dalam penelitian.
6. Saudara-saudariku: Arif Nastain dan Tuti Alawiyah yang telah merawat,
menjaga dan memberikan doa, kasih sayang, semangat, dukungan dan
motivasinya selama ini.
7. Seluruh teman-teman mahasiswa Jurusan Agribisnis angkatan 2015 yang
penulis tidak dapat menyebutkan satu persatu terima kasih atas dukungan,
semangat, motivasi, dan kebersamaan yang berkesan selama menempuh
pendidikan semoga kebersamaan kita berlanjut sampai kapanpun.
8. Terima kasih juga kepada teman-teman kuliah sekaligus teman seperjuangan,
Hari Purnomo Aji, Asdar, Juhardiman, Alpiantika Sari, Wahyu Wibowo,
Wahyuningsi, Dwi Permatasari, Evi Ratna Sari, Hasmita dll.
9. Sahabat-sahabat terbaikku Hasrianti S.P, Rosnaeni S.P, Eka Wahyuningsi S,
Silviana S.P, Nafsinta S.P, Siti Nur Anjani, Laila Risaida, Ariyanti S.P, Ria
Nurkhazanah, yang selama ini menemani dalam suka dan duka.
10. Teman-teman seperjuangan KKN Reguler 2018 di Desa Pabbiring,
Kecamatan Poleangang Utara (Ary Putra, Muh. Syarif, Rendy, Wa Ode
Novianti, Rezky, Mayang) dan juga dosen pembimbing lapangan.
vii
11. Senior-senior dan alumni dari jurusan Agribisnis Muhammad Syawal, S.E,.
M.M dan Wandi Patriawan S.P, yang selalu membantu, memberikan motivasi
dan informasi selama penulis menempuh pendidikan di Universitas Halu Oleo.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan maupun penyusunannya masih
jauh dari sempurna, maka dari itu kritik dan saran yang sifatnya membangun
Penulis
viii
RIWAYAT HIDUP
tamat pada Tahun 2008. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di
MTs Al-ikhlas Woimendaa Kabupaten Kolaka, dan tamat pada Tahun 2013.
Masamba Kabupaten Luwu Utara Jurusan IPA, dan tamat pada Tahun 2015.
ix
ABSTRAK
Kata Kunci: Kopi, Keuntungan, Kelayakan Usaha, Usaha Pembuatan Kopi Bubuk
x
ABSTRACT
The objectives of this research are. First to fird cut how the process of
coffee powder in UD. Robusta, second, what are facilitias used in making coffee
powder bussines in sea village, latambaga, subdistrict, kolaka Regency (UD.
Robusta Kelurahan Sea case study). The analysis used in the research is Business
profit and feasibility, Analysis which consist of π= TR-TC and Net Present Value
(NPV), Net Benefit Cost Ratio (NBCR), Internal Rate of Return (IRR), Payback
Period (PBP) and sensitivity Analysis. The result of this research indicate that the
process making coffee powder in UD. Robusta is simple yet, although in
manufacture process has used roasting, grinding, frying and refining machines.
But in other process it is still done by human. The facilities and insfratructue is
used in making coffee powder. Such as roasting machines. Milling machines,
packaging facilitias are of all in good condition. While in terms of business
feasibility, UD. Robusta is feasible to beramed business because in factor discount
(df) 3%, an NPV value of Rp. 724.385.790. an NBCR of 9,71, an IRR of 172.93%.
and PBP 0,56 years of 6 months 21 days cuith business aye of 11years while
fesibility sensitivity of analysis where if the condition 15 increased opefairing
coats by 6,57% ot a discount factor (df) 9,1% and NPV value of Rp. 56.068.996,
NBCR of 9,06, IRR of 156,97%, and PBP of 0,81 years or 9 monts 7 days. While
conitions if the relling price decreased by 5,1% at a discount factor (df) of 3% , an
NPV value of Rp. 728.192.150, NBCR of 9,16, IRR of 147.87% and PBP of 0,88
years or 10 monts 4 days. In these case circomstances of UD. Robusta is still
feasible to became business.
xi
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 7
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian.......................................................... 7
xii
2.1.12 Net Benefit Cost Ratio (NBCR) .................................................... 29
2.1.13 Internal Rate of Return (IRR) ........................................................ 30
2.1.14 Payback Period (PBP) .................................................................. 31
2.1.15 Analisis Sensitivitas ...................................................................... 31
2.2 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 32
2.3 Kerangka Pemikiran ............................................................................. 35
xiii
V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 69
5.1 Kesimpulan........................................................................................... 69
5.2 Saran ..................................................................................................... 69
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xvii
I. PENDAHULUAN
Brazil, Vietnam dan Colombia. Ada sekitar 67 % total produksi kopi diekspor
bisnis telah mendorong menuju ketingkatan yang baru karena adanya perpaduan
industri berlomba - lomba untuk menarik minat pelanggan dengan menjual produk
yang berkualitas tinggi dengan harga yang terjangkau dan dapat terpenuhi tepat
pada waktunya. Apabila industri dapat beroperasi dengan seefektif mungkin maka
produksi yang pada akhirnya harga jual dari produk yang dihasilkan oleh industri
tersebut mampu bersaing dan juga mampu memenuhi permintaan pelanggan tepat
pada waktunya (Alicia, 2011). Indonesia menjadi salah satu Negara penghasil
kopi terbesar di dunia dengan total produksi kopi pada tahun 2013 sebesar
675.881 ton dan meningk at hingga 685.089 ton pada tahun 2014 (Direktorat
Kopi (coffea s.p) merupakan salah satu produk agroindustri pangan yang
digemari oleh masyarakat. Hal ini disebabkan karena kopi memiliki aroma khas
yang tidak dimiliki oleh minuman lainnya. Keberadaan kopi sudah menjadi salah
satu bagian dari kehidupan sehari-hari baik di Indonesia dan mancanegara. Kopi
penting dalam perekonomian Indonesia. Peran tersebut antara lain sebagai sumber
perolehan devisa, penyedia lapangan kerja dan sebagai sumber pendapatan bagi
petani kopi maupun pelaku ekonomi lainnya yang terlibat dalam budidaya,
manusia setelah melalui proses pengolahan. Salah satunya yaitu kopi bubuk. Kopi
bubuk merupakan proses pengolahan kopi yang paling sederhana. Dimana biji
kopi yang telah disangrai kemudian dihancurkan dan dikemas, pembuatan kopi
bubuk banyak dilakukan oleh petani, pedagang pengecer, industri kecil dan
pabrik. Pembuatan kopi bubuk oleh petani biasanya hanya dilakukan secara
tradisional dan alat-alat sederhana. Pembuatan kopi bubuk bisa dibagi ke dalam
dua tahap yaitu tahap penyangraian dan tahap penggilingan, maka dari pembuatan
proposal penelitian ini ditujukan agar pembuatan kopi bubuk dapat lebih
modern dan lebih baik. Kopi tidak hanya berperan penting sebagai sumber
devisa melainkan juga merupakan sumber penghasilan bagi tidak kurang dari satu
karena kopi memiliki rasa, aroma yang khas, dan mempunyai manfaat tersendiri
pembuatan produk untuk meningkatkan nilai tambah seperti diolah menjadi kopi
bubuk, kopi instan, kopi biji matang (roasted coffee), kopi mix, kopi celup, aneka
3
minuman kopi dalam kemasan, dan aneka produk turunan lainnya agar dapat
kopi, lada, dan lain-lain. Ada beberapa jenis kopi yang telah dibudidayakan di
Sulawesi Tenggara yaitu kopi arabika, robusta dan liberika. Tanaman ini dapat
tumbuh sesuai dengan kecocokan Ph tanah dan iklim. Petani mayoritas menanam
kopi jenis robusta karena jenis kopi ini memiliki kelebihan dari segi produksi
yang lebih tinggi dibandingkan jenis kopi arabika dan liberika. Sebagian besar
peningkatan devisa dan sumber pendapatan bagi petani dan pelaku usaha serta
namun permasalahan yang dialami saat ini yaitu kualitas bahan baku kopi yang
sarana dan prasarana agroindustri, jaringan pemasaran kopi yang belum terkelola
dengan baik dan kualitas SDM yang kurang memadai. Data mengenai produksi
1 Buton 215
2 Muna 34
3 Konawe 244
4 Kolaka 207
5 Konawe Selatan 310
6 Bombana 5.196
7 Wakatobi 10
8 Kolaka Utara 106
9 Buton Utara 7
10 Konawe Utara 271
11 Kolaka Timur 298
12 Konawe Kepulauan 4
13 Muna Barat 30
14 Buton Tengah 3
15 Buton Selatan 13
16 Kendari 18
17 Bau-Bau 3
Jumlah 6.968
Sumber Data : BPS Sultra Tahun 2017
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa wilayah Kabupaten Kolaka salah satu
perkebunan yaitu kopi. Kopi merupakan salah satu produk agroindustri pangan
yang digemari oleh masyarakat. Hali ini disebabkan karena kopi memiliki aroma
khas yang tidak dimiliki oleh bahan minuman lainnya. Keberadaan kopi sudah
menjadi salah satu bagian dari kehidupan sehari-hari baik di Indonesia dan
mancanegara.
yang memproduksi kopi bubuk. Salah satu industri yang telah berproduksi dan
berkembang hingga kini yaitu UD. Robusta. Industri kopi bubuk tersebut
5
Kolaka, dan juga berasal dari luar kota seperti dari Sulawesi Selatan. Pengolahan
kopi menjadi kopi bubuk yang layak jual merupakan ide relatif baru bagi pemilik
usaha. Sebagian besar dari total produksi dipasarkan dalam bentuk kopi bubuk
yang diperoleh dari petani sangat terbatas, pada proses pengolahan kopi bubuk
dapat pula dilakukan pencampuran antara kopi arabika dan robusta yang
digunakan agar mendapatkan aroma dan rasa yang sesuai dengan keinginan
bahan baku dan tenaga kerja. Biaya yang dikeluarkan meliputi biaya produksi,
biaya upah tenaga kerja, biaya penyusutan peralatan dan biaya umum. Biaya yang
bubuk kopi tersebut. Setiap usaha dalam menjalankan usahanya selalu ingin
umtuk menentukan apakah suatu usaha akan menguntungkan selama umur usaha.
(Sutojo, 1993)
indsutri yang bergerak di bidang pengolahan kopi dan masih berjalan hingga kini.
Sehingga, sangat penting untuk mengetahui berhasil tidaknya suatu usaha industri
dapat dilihat dari besaran keuntungan yang diterima industri tersebut, dari
pembagian antara penerimaan total dibagi biaya total dan dapat dilihat efisiensi
Hal tersebut mendorong penulis untuk melakukan penelitian ini agar pemilik
investasi yang ditanamkan pada usaha tersebut layak atau tidak untuk dijalankan
dan apabila usaha tersebut layak untuk dijalankan maka akan memberikan
kerugian dimasa yang akan datang karena perlu juga di ingat bahwa setiap usaha
1. Bagaimana keuntungan usaha pembuatan kopi bubuk pada industri UD. Robusta?
UD. Robusta.
UD. Robusta .
dijalankan.
suatu fenomena atau realitas tertentu yang dirangkum menjadi suatu konsep,
2.1.1 Agroindustri
Agroindustri berasal dari dua kata agricultural dan industry yang berarti suatu
industri yang menggunakan hasil pertanian sebagai bahan baku utamanya atau
suatu industri yang menghasilkan suatu produk yang digunakan sebagai sarana
atau input dalam usaha pertanian (Arifin, 2018). Definisi agroindustri dapat
bahan baku, merancang, dan menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan
input pertanian (pupuk, pestisida, herbisida dan lain-lain) dan industri jasa sektor
pertanian.
bahan baku, merancang dan menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan
yaitu suatu perusahaan yang memproses bahan nabati (yang berasal dari tanaman)
atau hewani (yang dihasilkan oleh hewan). Proses yang digunakan mencakup
akhir yang siap dikonsumsi ataupun sebagai produk bahan baku industri.
Menurut UU No. 20 tahun 2008, usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif
yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang
bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari
kata, yaitu agricultural dan industry yang berarti suatu industri yang
menggunakan hasil pertanian sebagai bahan baku utamanya atau suatu industri
yang menghasilkan suatu produk yang digunakan sebagai sarana atau input
pertanian. Hal ini dapat dilihat dari kontribusinya dalam hal meningkatkan
sebagai suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan yang mengubah suatu
bahan dasar secara mekanik, kimia atau dengan tangan sehingga menjadi
10
barang jadi atau setengah jadi. Usaha industri adalah suatu unit usaha yang
pada suatu bangunan atau lokasi tertentu dan mempunyai catatan administrasi
kecil merupakan suatu basis yang cukup besar dalam menunjang ekspor non
menjadi masyarakat industri. Industri kecil mempunyai peranan yang cukup kuat
Industri kecil dibedakan menjadi dua, yaitu industri rumah tangga dan pabrik
bersifat musiman.
Sedangkan ciri-ciri dari pabrik kecil yang menggunakan tenaga kerja antara 5
1. Produksinya lebih teratur dan sudah punya tempat khusus, biasaya berada
2.1.3 Kopi
lama dibudidayakan dan memiliki nilai ekonomis yang lumayan tinggi. Konsumsi
kopi dunia mencapai 70% berasal dari spesies kopi arabika dan 26% berasal dari
spesies kopi robusta. Kopi berasal dari Afrika, yaitu daerah pegunungan di Etopia.
Namun, kopi sendiri baru dikenal oleh masyarakat dunia setelah tanaman tersebut
berikut:
Kingdom : Plantae
Sub kingdom : Tracheobionita
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Astridae
Ordo : Rubiaceace
Genus : Coffea
Spesies : Coffearobusta
a. Jenis-jenis kopi
Di seluruh dunia, ada puluhan jenis kopi yang tersebar. Jumlahnya sekitar 90
jenis. Dari semua jenis kopi yang ditemukan, ada 25 yang buahnya paling
komersial, dan ada 4 jenis yang paling terkenal dalam perdagangan biji kopi.
12
Keempat jenis kopi itu adalah kopi arabika, robusta, liberika, dan ekselsa
1. Kopi Arabika
dunia maupun di Indonesia khususnya. Kopi ini ditanam pada dataran tinggi
yaitu memiliki iklim kering sekitar 1350-1850 meter dari permukaan laut.
Sedangkan di Indonesia sendiri kopi ini dapat tumbuh dan berproduksi pada
ketinggian 1000 –1750 meter dari permukaan laut. Jenis kopi cenderung tidak
tahan Hemilia Vastatrix. Namun kopi ini memiliki tingkat aroma dan rasa yang
kuat.
2. Kopi Liberika
Jenis kopi ini berasal dari dataran rendah Monrovia di daerah Liberika. Pohon
kopi liberika tumbuh dengan subur di daerah yang memilki tingkat kelembapan
yang tinggi dan panas. Kopi liberika penyebarannya sangat cepat. Kopi ini
memiliki kualitas yang lebih buruk dari kopi arabika baik dari segi buah dan
untuk tujuan perdagangan, sedangkan Canephora adalah nama botanis. Jenis kopi
ini berasal dari Afrika, dari pantai barat sampai Uganda. Kopi robusta memiliki
kelebihan dari segi produksi yang lebih tinggi di bandingkan jenis kopi arabika
dan liberika.
13
4. Kopi Hibrida
Kopi hibrida merupakan turunan pertama hasil perkawinan antara dua spesies
atau varietas sehingga mewarisi sifat unggul dari kedua induknya. Namun,
keturunan dari golongan hibrida ini sudah tidak mempunyai sifat yang sama
dengan induk hibridanya. Oleh karena itu, pembiakannya hanya dengan cara
(barang dsb) supaya menjadi lebih sempurna. Proses pengolahan kopi bubuk
1. Penyangraian
Kunci dari proses produksi kopi bubuk adalah penyangraiann. Proses ini
merupakan tahapan pembentukan aroma dan citarasa khas kopi dari dalam biji
kopi dengan perlakuan panas. Biji kopi secara alami mengandung cukup banyak
senyawa organik calon pembentuk citarasa dan aroma khas kopi. Waktu
sangrai ditentukan atas dasar warna biji kopi sangrai atau sering disebut derajat
sangrai. Makin lama waktu sangrai, warna biji kopi sangrai mendekati cokelat
waktu dan suhu yang ditandai dengan perubahan kimiawi yang signifikan. Terjadi
kehilangan berat kering terutama gas dan produk pirolisis volatile lainnya.
14
penyangraian yang digunakan kopi sangrai dibedakan atas 3 golongan yaitu ligh
roast suhu yang digunakan 193 C° sampai 199 C°, medium roast suhu yang
digunakan 204 C° dan dark roast suhu yang digunakan 213 C ° sampai 221
5-8% dan dark roast menghilangkan 8-14% kadar air (Varnam and
Sutherland, 2000).
Proses pendinginan biji kopi yang telah disangrai sangat perlu dilakukan. Ini
untuk mencengah agar tidak terjadi pemanasan lanjutan yang dapat mengubah
warna, flavor, volume atau tingkat kematangan biji yang diinginkan. Beberapa
cara dapat dilakukan antara lain pemberian kipas, ataupun dengan menaruhnya
Setelah proses sangrai selesai, biji kopi harus segera didinginkan di dalam
penyangraian berlanjut dan biji kopi menjadi gosong (over roasted). Selama
pendinginan biji kopi diaduk secara manual agar proses pendinginan lebih cepat
dan merata. Selain itu, proses ini juga berfungsi untuk memisahkan sisa
kulit ari yang terlepas dari biji kopi saat proses sangrai (Mulato, 2002).
diperoleh butiran kopi bubuk dengan ukuran tertentu. Butiran kopi bubuk
15
mempunyai luas permukaan yang relatif besar dibandingkan jika dalam keadaan
Salah satu perubahan kimiawi biji kopi selama penyangraian dapat dimonitor
dengan perubahan nilai pH. Biji kopi secara alami mengandung berbagai jenis
senyawa volatil seperti aldehida, furfural, keton, alkohol, ester, asam fomat, dan
asam asetat yang mempunyai sifat mudah menguap. Makin lama dan makin
berkurang secara signifikan. Biji kopi secara alami mengandung cukup banyak
senyawa calon pembentuk cita rasa dan aroma khas kopi antara lain asam amino
dan gula.
menimbulkan aroma khas. Senyawa yang menyebabkan rasa sepat atau rasa asam
seperti tanin dan asam asetat akan hilang dan sebagian lainnya akan bereaksi
4. Kadar Air
Salah satu faktor yang mempengaruhi proses pengeringan adalah kadar air.
banyaknya air yang diuapkan dan lamanya proses pengeringan (Taib et al., 1988).
Kadar air suatu bahan merupakan banyaknya kandungan air persatuan bobot
bahan yang dinyatakan dalam persen basis basah (wet basis) atau dalam
16
persen basis kering (dry basis). Kadar air basis basah mempunyai batas
maksimum teoritis sebesar 100%, sedangkan kadar air basis kering lebih 100%.
Kadar air basis basah (Mwb) adalah perbandingan antara berat air yang ada dalam
bahan dengan berat total bahan. Struktur bahan secara umum dapat didasarkan
pada kadar air yang biasanya ditunjukkan dalam persentase kadar air basis
sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas
(Volk,1993).
Biaya adalah harga pokok yang telah memberi manfaat dan telah habis
yang berwujud maupun tidak berwujud yang dapat ditukar dalam satuan uang,
yang telah terjadi atau akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Biaya
17
merupakan salah satu faktor penting dalam penentuan harga pokok produksi dan
Menurut Simamora (2000), biaya adalah kas atau nilai kas yang digunakan
untuk barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau dimasa
Husen dan Mowen (2009), mengemukakan bahwa biaya adalah aset kas atau
non kas yang dikorbankan untuk barang dan jasa yang diharapkan keuntungannya
bagi perusahaan pada masa sekarang atau masa yang akan datang.
adalah biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan
uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.
1. Biaya menurut objek pengeluaran. Menurut cara ini, nama objek pengeluaran
2. Biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan manufaktur, ada tiga fungsi
pokok, yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran serta fungsi administrasi dan
a. Biaya produksi, merupakan biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku
menjadi bahan produk jadi yang siap untuk dijual. Contohnya adalah biaya
bahan baku, biaya bahan penolong, biaya gaji karyawan baik langsung
termaksud dalam biaya produksi yaitu: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
kegiatan produksi dan pemasaran produk. Yang termaksud kedalam biaya ini
3. Biaya menurut hubungan biaya dengan suatu yang dibiayai. Sesuai yang
golongan yaitu:
Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya karena
adanya sesuatu yang dibiayai. Biaya langsung dapat dengan mudah diidentifikasi
dengan suatu yang dibiayai. Biaya produk langsung terdiri dari biaya baku dan
Biaya tidak langsung biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh
sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk
disebut dengan istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead
pabrik.
aktivitas.
a. Variabel Cost
b. Fixed Cost
Biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah
c. Total Cost
Biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran volume kegiatan tertentu.
5. Biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya jika dilihat menurut jangka waktu
Biaya ini mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Contoh
uang yang dikeluarkan untuk mendapatkan sejumlah input yaitu secara akuntansi
sama dengan jumlah uang keluar yang tercatat. Menurut Riwayadi (2006), biaya
produksi adalah biaya yang terjadi pada fungsi produksi, dimana fungsi produksi
merupakan fungsi yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi. Biaya
produksi itu sendiri mencakup semua biaya yang berkaitan dengan perolehan atau
pembuatan suatu produk. Secara matematis total biaya dapat dituliskan sebagai
berikut :
TC =VC + FC
Ket:
TC = Biaya Total (Total Cost). (Rp/Tahun)
VC = Biaya Variabel (Variable Cost). (Rp/Tahun)
FC = Biaya Tetap (Fixed Cost). (Rp/Tahun)
barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Produksi meliputi semua
aktifitas dan tidak hanya mencakup pembuatan barang-barang yang dapat dilihat.
(input) menjadi keluaran (output) atau kegiatan yang menghasilkan barang, baik
barang jadi, setengah jadi, barang industri, suku cadang maupun komponen-
bahwa produksi adalah hasil-hasil dari suatu proses atau aktifitas ekonomi dengan
bahwa hasil akhir dari suatu proses berupa produk atau output dapat bervariasi
disebabkan karena perbedaan kualitas dan kuantitas dari input faktor yang
digunakan.
Secara umum dapat dikatakan bahwa biaya adalah semua dana yang
dimaksud adalah suatu proses produksi, dana yang digunakan disebut biaya
disebut biaya pemasaran. Kedua jenis biaya ini memiliki sifat yang relatif berbeda
antara satu dengan lainnya dalam kaitan dengan jumlah barang yang diproduksi
dipergunakan dalam proses produksi. Biaya didalam proses produksi dapat dibagi
22
dalam dua jenis, yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung
adalah biaya yang langsung digunakan dalam proses produksi sedangkan biaya
tidak langsung terdiri dari penyusutan modal, biaya makan, tenaga kerja keluarga,
dan lain-lain.
Biaya dapat juga didefinisikan sebagai pengeluaran atau korbanan yang dapat
diperlukan pada saat proyek mulai dilaksanakan, seperti biaya bahan baku
terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.
faktor lahan, tenaga kerja, modal untuk pengadaan bibit, pupuk, obat-obatan,
Biaya produksi menurut sifatanya dapat dibagi menjadi dua yaitu biaya tunai
(cash cost) dan biaya yang diperhitungkan (non cash cost). Biaya tunai adalah
23
semua biaya yang dikeluarkan untuk pembayaran faktor produksi dan upah tenaga
untuk pembayaran input. Hal ini disebabkan besarnya pendapatan yang diterima
petani tidak saja ditentukan oleh besarnya biaya produksi yang dihasilkan.
semi variabel, biaya tetap, dan biaya lainnya. Biaya investasi adalah sejumlah
modal atau biaya yang digunakan untuk memulai usaha atau mengembangkan
usaha, Biaya variabel merupakan biaya yang rutin dikeluarkan setiap dilakukan
usaha produksi dimana besarnya tergantung pada jumlah produk yang ingin
diproduksi, Biaya tetap adalah jenis biaya yang lain yang rutin dikeluarkan oleh
Secara umum dapat dikatakan bahwa biaya adalah semua dana yang
dimaksud adalah suatu proses produksi, dana yang digunakan disebut biaya
disebut biaya pemasaran. Kedua jenis biaya ini memiliki sifat yang relatif berbeda
antara satu dengan lainnya dalam kaitan dengan jumlah barang yang diproduksi
dipergunakan dalam proses produksi. Biaya didalam proses produksi dapat dibagi
dalam dua jenis, yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung
adalah biaya yang langsung digunakan dalam proses produksi sedangkan biaya
24
tidak langsung terdiri dari penyusutan modal, biaya makan, tenaga kerja keluarga,
dan lain-lain.
dan dapat menentukan diterima tidaknya suatu produk oleh konsumen. Murah
atau mahalnya harga suatu produk sangat relative sifatnya. Selanjutnya Fuad dkk
(2006), harga yaitu sejumlah konpensasi baik yang berupa uang maupun barang
Harga yang ditetapkan harus dapat menutup semua biaya yang telah
biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi suatu barang atau jasa
yang diinginkan oleh pedagang, maka pedagang akan melakukan daya tarik
konsumen dengan cara menentukan harga yang tepat untuk produk yang terjual.
Harga yang tepat adalah harga yang sesuai dengan kualitas produk suatu barang,
(Supriyono,2007).
2.1.8 Penerimaan
dari usahatani selama satu periode diperhitungkan dari hasil penjualan atau hasil
25
Besarnya penerimaan hasil usaha tergantung dari jumlah barang yang dapat
dihasilkan dan harga jual yang diperoleh. Tinggi rendahnya harga di pasaran
tidaklah selalu dapat dikuasai atau ditentukan oleh pengusaha itu sendiri, akan
tetapi biaya produksi sedikit banyak dapat diatur sendiri. Hal ini dapat dimengerti
bahwa produk yang dihasilkan olah suatu usaha tidak semuanya dapat laku dijual
tiga hal yaitu; pertama, hasil penjualan tanaman, ikan, atau produk yang dijual.
yang dimiliki petani, berubah-ubah nilai pada awal tahun dengan nilai akhir tahun
seluruh perolehan yang diterima perusahaan dari total produksi dikalikan harga
jual produk. Penerimaan total adalah sama banyaknya dengan satuan barang yang
terjual dikalikan dengan harga penjual produk atau dirumuskan sebagai berikut :
TR = P x Q
Keterangan:
TR = Total Revenue (total penerimaan)
P = Price (harga)
Q = Quantity (jumlah produksi)
26
2.1.9 Keuntungan
Biaya ini dalam banyak kenyataan, dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya
tetap seperti sewa tanah, pembelian alat pertanian dan biaya tidak tetap seperti
biaya yang dikeluarkan dengan hasil penjualan yang diperoleh. Apabila hasil
keuntungan telah di tetapkan sesuai dengan target yang diinginkan sesuai dengan
batas waktunya. Bidang usaha yang digeluti dapat beragam, mulai dari perdangan,
bersifat kotor. Dari segi bisnis keuntungan ini bersifat semu karena ada unsur-
unsur biaya yang tidak diperhitungkan, yaitu biaya dalam jangka pendek maupun
diinginkan sesuai dengan batas waktunya. Bidang usaha yang digeluti dapat
lainnya. Sehingga besarnya keuntungan margin sama dengan selisih total output
penerimaan yang tepat atau meningkatkan penerimaan pada biaya yang tepat.
Dengan kata lain, keuntungan adalah selisih antara penerimaan dengan biaya,
π = TR - TC
Keterangan:
Analisis kelayakan usaha atau yang disebut juga Feasibility Study adalah
kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat yang diperoleh dalam melaksanakan
suatu kegiatan usaha. Hasil analisis ini digunakan sebagai bahan pertimbangan
Analisis kelayakan usaha merupakan analisis dimana proyek dilihat dari sudut
badan-badan atau orang-orang yang menanamkan modal dalam proyek atau yang
(Harahap, 2011).
Suatu usaha dapat dinyatakan layak atau tidak jika jumlah seluruh manfaat
yang diterimanya melebihi biaya yang dikeluarkan. Selisih antara manfaat dan
biaya disebut dengan maanfaat bersih atau Net Present Value (NPV).
selisih antara benefit (penerimaan) dan cost (pengeluaran) yang telah di present
valuekan. Kriteria ini mengatakan bahwa proyek akan dipilih apabila NPV > 0.
Dengan demikian, jika suatu proyek mempunyai NPV < 0, maka tidak akan
Keterangan:
a. Apabila NPV bernilai positif (+), Maka usaha menggunakan dan layak untuk
diusahakan.
b. Apabila NPV bernilai negative (-), Maka usaha tidak menguntungkan dan tidak
Net B/C ratio merupakan rasio antara maanfaat bersih yang bernilai positif
dengan manfaat bersih yang bernilai negatif. Dengan kata lain, maanfaat bersih
yang menguntungkan usaha yang dihasilkan terhadap setiap satu satuan kerugian
NBCR adalah rasio perbandingan antara nilai NPV positif dengan NPV
∑
∑
Keterangan:
Internal Rate of Return adalah nilai tingkat diskonto yang membuat NPV
proyek sama dengan nol. Metode ini digunakan untuk mencari tingkat bunga yang
menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa datang, atau
penerimaan kas, dengan mengeluarkan investasi awal (Umar, 2005). Internal Rate
Keterangan:
a. Jika IRR > suku bunga yang berlaku, maka usaha pengolahan kopi robusta
b. Jika IRR < suku bunga yang berlaku, maka usaha pengolahan kopi robusta
c. Jika IRR = suku bunga yang berlaku, maka usaha pengolahan kopi robusta
Payback period adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali
(Umar, 2005). Rumus dari Payback Period (PBP) adalah sebagai berikut:
Keterangan:
n = Tahun terakhir dimana jumlah arus kas masih belum bisa menutup investasi
a = Jumlah investasi
b = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke – n
c = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke n + 1
yang didasarkan pada kenyataan bahwa proyeksi atau rencana suatu proyek sangat
pertanian, ada 4 macam analisis sensitivitas yang perlu diperhatikan, yaitu harga,
keterlambatan pelaksanaan, biaya yang terlalu besar, dan hasil (Dodo, 2007).
kembali suatu analisa untuk dapat melihat pengaruh-pengaruh yang akan terjadi
Hal yang sama juga dikemukakan oleh Kusuma (2012) bahwa analisis
sensitivitas adalah suatu teknik untuk meneliti kembali suatu analisa agar dapat
berubah. Hal ini sangat perlu, karena analisis proyek didasarkan atas proyeksi
yang mengandung banyak ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi di waktu
usaha terhadap perubahan-perubahan yang akan terjadi. Data diolah dalam bentuk
perhitungan analisis kelayakan finansial, yaitu Break Even Point (BEP), Net
Present Value (NPV), Incremental Rate of Return (IRR), dan Payback Period.
Penelitian yang dilakukan oleh Lasena dkk. (2013), yang berjudul Analisis
Telaga). Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui keuntungan usaha
33
tahu di Kecamatan Telaga, dan untuk mengetahui usaha tahu layak dikembangkan
di Kecamatan Telaga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha tahu yang ada
sebesar Rp 1.151.275. serta rata-rata nilai R/C rasio yang diperoleh pengrajin tahu
di Kecamatan Telaga 1,016 sehingga usaha tahu yang ada di Kecamatan Telaga
Robusta di Kabupaten Lebong (Studi Kasus Pada Usaha Kopi Bubuk Cap Padi)”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar pendapatan dan nilai
tambah yang diperoleh dalam usaha kopi bubuk robusta di Kabupaten Lebong.
menjadi kopi bubuk pada usaha kopi Cap Padi sebesar Rp. 4.266.080,18
dalam satu kali proses produksi. Nilai tambah yang dihasilkan usaha pengolahan
beras kopi menjadi kopi bubuk sebesar Rp. 10.346,67/kg dengan rasio nilai
Sangkat Kecamatan Kalindo Kota Palembang. Adapun tujuan dari penelitian ini
total rata-rata yang dikeluarkan oleh pengusaha tempe sebesar Rp. 19.835.904.
Rentabilitas dari usaha industri tempe kedelai skala rumah tangga tersebut adalah
sebesar 86,9% hal ini berarti usaha industri tempe ini telah optimal dalam
mendapatkan laba.
kedelai terhadap struktur biaya, keuntungan, dan nilai tambah pada industri tahu
biaya dan keuntungan industri tahu. Peningkatan pada keuntungan yang diterima
didasarkan pada strategi yang dilakukan oleh industri tahu dengan meningkatkan
harga jual tahu dan memperkecil ukuran tahu. Begitupun dengan analisis nilai
nilai tambah yang dihasilkan oleh industri tahu di Desa Leuweung Kolot.
produksi padi. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa produksi padi di Anambra
kerja dan kurangnya modal petani merupakan kendala yang paling serius. Oleh
karena itu, diharapkan akses fasilitas kredit yang mudah untuk petani,
usaha pengolahan kopi bubuk. Dimana pada usaha pembuatan kopi bubuk ini
dimulai dari pengolahan biji kopi hingga menghasilkan kopi bubuk hingga pada
proses produksinya menjadi suatu produk yang memiliki nilai jual, pemasukan
input yang dalam analisis kelayakan usaha terdiri atas biaya-biaya yakni biaya
tetap dan biaya variabel, dalam usaha ini akan menghasilkan keluaran (output)
menjadi penerimaan bagi usaha. Dari hasil ini kemudian dikurangi dengan total
bersih. Selanjutnya akan dilakukan suatu analisis kelayakan secara finansial untuk
dikatakan layak dari data biaya dan keuntungan maka dilakukan beberapa
pengukuran kriteria penilaian kelayaka4n yaitu Net Present Value (NPV), Net
36
Benefit Cost Ratio (NBCR), dan Internal Rate of Return (IRR), Payback period
kelayakan usaha pada kedua usaha tersebut maka dapat di simpulkan apakah
kedua usaha tersebut layak atau diantara kedua jenis usaha itu ada yang tidak
layak.
Apabila usaha dikatakan layak maka usaha tersebut dapat terus beroperasi
depan seperti memproduksi produk baru yang berasal dari kopi bubuk, sedangkan
apabila usaha tersebut dikatakan tidak layak maka usaha tersebut harus
mengadakan evaluasi dalam usaha tersebut agar usaha tersebut dapat terus
Industri UD.Robusta
Kopi Bubuk
Produksi
Biaya :
1. Biaya tetap Jumlah Produksi Harga
2. Biaya
variabel
Penerimaan
Keuntungan
Kelayakan Usaha:
Net Present Value (NPV)
Net Benefit Cost Ratio (NBCR)
Internal Ratio Of Return (IRR)
Payback Period (PBP)
Analisis Sensitivitas
Rekomendasi
terdapat industri pembuatan kopi bubuk, (2) lokasi dapat dijangkau dengan jarak
dekat dan biaya murah. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan April sampai
Penelitian ini adalah studi kasus, yaitu penelitian yang bertujuan memberikan
gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat maupun karakter yang
khas dari suatu kasus, meliputi tahapan kegiatan pelaksanaan pekerjaan persiapan,
pengumpulan data, pengolahan dan analisis data serta pembahasan. Informan ini
keuangan serta lima orang karyawan yang aktif dalam kegiatan produksi dan
pemasaran, yang akan memberikan data dan informasi yang dibutuhkan oleh
peneliti.
38
Jenis dan sumber data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah terdiri dari
a. Data primer
b. Data Sekunder
Data skunder adalah data yang diperoleh dari instansi terkait seperti Dinas
sebagai berikut
untuk dijawabnya
objek penelitian
39
2. usaha meliputi proses pengolahan biji kopi menjadi kopi bubuk, biaya
produksi (bahan baku, harga produk dan sumbangan inpu lain), nilai jual
produksi, nilai produk, tenaga kerja, (upah bagian Karateristik tenaga kerja)
efesiensi biaya.
Kolaka (orang).
2. Produksi adalah banyaknya kopi bubuk yang dihasilkan oleh industri selama
3. TC (total cost), adalah jumlah keseluruan biaya yang dikeluarkan dalam satu
mengetahui tingkat kelayakan dari usaha pengloahan kopi bubuk yaitu NPV,
7. Net Present Value (NPV) adalah nilai bersih sekarang dari sejumlah uang
yang diterima atau dikeluarkan pada waktu yang akan datang berdasarkan
8. Net Benefit Cost Ratio (NBCR) adalah perbandingan antara jumlah NPV
9. Internal Rate of Return (IRR) adalah suatu tingkat bunga yang menunjukkan
bahwa NPV sama dengan seluruh biaya investasi proyek yang dinyatakan
10. Payback Period (PBP) adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup
11. Analisis Sensitivitas adalah pengujian untuk mengetahui sampai sejauh mana
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif
π = TR - TC
Ket :
π = Keuntungan Industri UD. Robusta (Rp / tahun)
TR = Total penerimaan (Rp / tahun)
TC = Total biaya (Rp / tahun)
Untuk mengetahui apakah Industri UD. Robusta dalam melakukan proses
usaha:
NPV adalah layak atau tidaknya usaha jika jumlah seluruh manfaat yang
Keterangan:
NPV = Net Present Value
Bt = Penerimaan (Benefit) total pada tahun sekarang (Rp/tahun)
Ct = Biaya (Cost) total pada tahun sekarang (Rp/tahun)
n = Umur ekonomis proyek
t = Tahun investasi (tahun)
i = Suku bunga discount factor (%)
a. Apabila NPV bernilai positif (+), Maka usaha menguntungkan dan layak
untuk diusahakan.
b. Apabila NPV bernilai negative (-), Maka usaha tidak menguntungkan dan
tidak layak untuk diusahakan.
Net B/C ratio merupakan rasio antara maanfaat bersih yang bernilai positif
dengan manfaat bersih yang bernilai negative. Dengan kata lain NBCR adalah
rasio perbandingan antara nilai NPV positif dengan NPV negatif, yang
∑
∑
Keterangan:
Net B/C = Nilai Net Benefit Cost Ratio
Bt = Penerimaan (Benefit) total pada tahun sekarang (Rp/tahun)
Ct = Biaya (Cost) total pada tahun sekarang (Rp/tahun)
n = Jumlah tahun
t = Tahun investasi (tahun)
i = discount rate
= Nilai NPV yang bernilai positif (Rp)
= Nilai NPV yang bernilai Negatif (Rp)
Internal Rate of Return adalah nilai tingkat diskonto yang membuat NPV
proyek sama dengan nol. IRR dihitung dengan rumus: (Gray et al., 2002).
43
Keterangan:
a. Jika IRR > suku bunga yang berlaku, maka usaha pembuatan kopi bubuk
b. Jika IRR < suku bunga yang berlaku, maka usaha usaha pembuatan kopi
c. Jika IRR = suku bunga yang berlaku, maka usaha pembuatan kopi bubuk
aliran kas (cash flow), dengan kata lain payback period merupakan rasio antara
initial cash investment dengan cash inflow yang hasilnya merupakan satuan waktu
(Umar, 2005). Rumus dari Payback Period (PBP) adalah sebagai berikut:
Keterangan:
n = Tahun terakhir dimana jumlah arus kas masih belum bisa menutup
investasi
a = Jumlah investasi
b = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke – n
c = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke n + 1
dengan kriteria rumus diatas sebagai berikut:
Jika payback period lebih pendek waktunya dari maksimum payback period-
5. Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas adalah suatu teknik untuk meneliti kembali suatu analisa
yang berubah. Hal ini sangat perlu, karena analisis proyek didasarkan atas
proyeksi yang mengandung banyak ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi
Variabel yang diteliti adalah perubahan menurunnya harga jual produk kopi
bubuk dan meningkatnya biaya operasional sementara yang lain tetap, yang
(Indeks Harga Konsumen) 5 tahun terakhir yang telah dirata-ratakan dari Juli
UD. Robusta merupakan salah satu usaha pengolahan hasil pertanian yang
mengolah biji kopi menjadi bubuk, yaitu kopi robusta sebagai produk utama.
Usaha ini merupakan usaha perseorangan oleh karena itu nama UD. Robusta
Usaha ini dikategorikan sebagai industri kecil berdasarkan jumlah tenaga kerja
UD. Robusta adalah salah satu usaha yang mengolah biji kopi menjadi kopi
Kabupaten Kolaka. Usaha ini didirikan pada tahun 2004 yang dikelola oleh bapak
H.Rusli (60 Tahun). Proses pengolahan kopi robusta menggunakan 5 orang tenaga
kerja yang terdiri dari 2 orang laki-laki dan 3 orang perempuan. Proses
pengolahan kopi robusta awalnya dilakukan di rumah sendiri selama satu tahun
dengan modal awal sebesar Rp 120.000.000 (Seratus dua puluh juta rupiah) untuk
membeli bahan baku dan peralatan. Seiring berjalannya waktu keuntungan yang
atau huller, mesin pembubuk kopi atau coffeee grinder, press dan peralatan
memenuhi kuota peminum kopi yang ada di Provinsi Sulawesi Tenggara bahkan
47
sampai di luar daerah. Awalnya beliau berpikir untuk melakukan bisnis usaha
kopi karena melihat banyaknya masyarakat penikmat kopi namun kopi yang
diseduh bukan dari daerah sendiri melainkan berasal dari berbagai daerah
sehingga tertarik untuk memanfaatkan sumber daya yang ada dengan melakukan
yang siap dipasarkan. Industri ini sudah memiliki surat izin usaha perdagangan
Struktur organisasi pada UD. Robusta tidak dibuat secara tertulis. Dalam hal
ini, UD. Robusta melakukan pembagian tugas dan tanggung jawab serta jenis
pekerjaan secara lisan terkait dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing
kegiatan. Adapun bentuk dan struktur organisasi UD. Robusta berdasarkan hasil
pengamatan disetiap kegiatan yaitu, secara jelas dapat dilihat pada Gambar 2.
Pimpinan Industri
Bendahara
Pemasaran Karyawan
1 Orang 5 Orang
usaha UD. Robusta menganut sistem organisasi line organizing. Sistem seperti ini
sangat efektif diterapkan utuk industri kecil dan menengah. Adapun tugas dan
a. Pimpinan
Pimpinan yaitu pemilik UD. Robusta yang bertanggung jawab atas segala
berdayaguna.
b. Bendahara
Bendahara pada usaha UD. Robusta merupakan istri dari pimpinan industri
c. Produksi
empat orang karyawan yang terlibat secara langsung dalam melakukan proses
49
produksi. Bagian ini berperan mulai dari awal pembuatan sampai pada tahap
d. Pemasaran
Jumlah tenaga kerja UD. Robusta yang terlibat dalam proses produksi yaitu
lima orang. Tenaga kerja berasal dari dalam dan luar keluarga yang berstatus
sebagai karyawan tetap. Tenaga kerja dalam yang terlibat yaitu kemenakan dari
berdasarkan Hari Orang Kerja (HOK) yaitu delapan jam dan dinilai dalam satuan
rupiah (Rp) per bulan. Uraian tenaga kerja yang dipergunakan dapat dilihat pada
Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Teladaan Tenaga Kerja UD. Robusta Berdasarkan Umur, Jenis
Kelamin, dan Pendidikan
Umur Jenis
No. Nama Pendidikan
(Tahun) Kelamin
1 Cambang 40 Laki-laki SMP
2 Iwan 30 Laki-laki SMA
3 Hasriati 30 Perempuan -
4 Andre 23 Perempuan SMP
5 Marlina 28 Perempuan SMA
Sumber: Data Primer diolah, 2019
50
Data pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa tenaga kerja UD. Robusta
berada pada klasifikasi umur produktif. Produktif artinya adalah saat dimana
sedangkan umur 0-14 tahun dan 55 tahun keatas dikategorikan umur non
Proses produksi bubuk kopi UD. Robusta dilakukan oleh 2 orang tenaga
penyangraian biji kopi. Kegiatan yang dilakukan dalam produksi bubuk kopi
Kegiatan persiapan alat dan bahan yang dilakukan oleh UD. Robusta yaitu
mesin sangrai, mesin penggilingan dan peralatan lainnya. Persiapan bahan yang
dilakukan UD. Robusta yaitu menyiapkan bahan baku yaitu biji kopi sesuai
dengan kebutuhan, kebutuhan bahan baku biji kopi rata-rata 300 kg per 4 x
seminggu.
2. Penyangraian (Roasting)
sangrai yang dibuat dari drum minyak berukuran besar dengan tungku yang
dinamo dan menggunakan bantuan angin yang diisi kedalam tabung gas
51
untuk menjaga api tetap menyala dan merata. Drum penyangrai tersebut mampu
penyangraian bahan tersebut juga berbeda – beda yaitu penyangraian biji kopi 3
jam. 100 kg biji kopi kering rata – rata menghasilkan 90 kg biji kopi sangrai.
minggu untuk biji kopi. Lama penyangraian diasumsikan dilakukan selama 3 jam
per hari yaitu 30 menit untuk 1 kali penyangraian. Hal tersebut diasumsikan
lainnya seperti pencampuran bahan dan penggilingan, jadi yang hanya dihitung
pendinginan.
digunakan kopi sangrai dibedakan atas 3 golongan yaitu: ligh roast suhu yang
digunakan 193C0-199C0, medium roast suhu yang digunakan 204C0 dan dark
roast suhu yang digunakan 213 C-221 C. Penyangraian biji kopi robusta
merupakan penyangraian dengan jenis dark roast karena biji kopi sangria yang
3. Pencampuran bahan
menggunakan tangan agar bahan tercampur rata yang dilakukan 2 kali dalam 1
hari. Lama pencampuran bahan diasumsikan selama 1 jam per hari karena sebelum
bahan dicampur di dalam bak pencampur terlebih dahulu biji kopi yang telah
didinginkan dilakukan pengayakan untuk memisahkan biji kopi dengan kulit ari
4. Penggilingan
bubuk kopi bubuk yaitu dilakukannya dua kali proses penggilangan dan
bubuk kopi yang halus dan lembut. Penggilingan kasar dilakukan menggunakan
mesin penggiling kasar dengan cara mengisi mesin tersebut dengan bahan –
bahan yang sudah dicampur sebanyak 10 kg yang ditakar dengan 1 ember besar.
Lama penggilingan kasar dilakukan selama 2 jam per hari untuk 4 perendangan
biji kopi. Sehingga untuk 1 minggu lama penggilingan kasar adalah selama 8 jam.
sama dengan ember pengisian bahan kedalam mesin penggiling tersebut. Setelah
penampung bubuk kopi yang ditutupi dengan terpal dan diberi pemberat berupa
kayu agar tidak diterbangkan angin yang disebabkan oleh mesin yang sangat
selama 3 jam per hari oleh 2 orang tenaga kerja. Bubuk kopi yang berada di dalam
besar berwarna putih yang mampu menampung bubuk kopi sebanyak 80 kg,
penggilingan biji kopi dibedakan menjadi : coarse (bubuk kasar), medium (bubuk
sedang), fine (bubuk halus), very fine (bubuk amat halus) (Ridwansyah, 2003).
merupakan bubuk halus karena didalam penyeduhan bubuk kopi cepat tercampur
Kemasan adalah suatu bentuk kegiatan yang melibatkan desain serta produk,
pengemasan bubuk kopi UD. Robusta dilakukan oleh 5 orang tenaga kerja.
Masing – masing tenaga kerja tersebut mempunyai tugas dan tanggung jawab
yang berbeda yaitu bagian pengisian bubuk kopi ke dalam kemasan, bagian
kopi robusta dilakukan selama 10,5 jam per hari yang dikerjakan selama 5 hari
masing kegiatan dalam proses pengemasan. Untuk 1 jam kerja karyawan mampu
54
Bagian pengisian bubuk kopi kedalam kemasan 500 g. Hal tersebut karena
kemasan bubuk kopi robusta guna untuk memenuhi permintaan dan sesuai dengan
target yang telah ditetapkan oleh UD. Robusta, Pengisian bubuk kopi ke dalam
b. Penimbangan
dilakukan satu per satu untuk mendapatkan hasil yang pasti dan benar. Jika
pengisian yang dilakukan lebih dari berat yang seharusnya maka dikurangkan dan
c. Pensileran
Pensileran dilakukan per masing – masing kemasan karena tingkat panas dari
d. Pengepakan
55
kertas kemasan khusus untuk kopi bubuk dengan cara masing – masing.Setelah
dilanjutkan dengan pembalan yaitu pengepekan bubuk kopi kedalam plastik yang
lebih besar dimana 1 bal berisikan 10 pak 500 g. Pembalan kemasan bubuk
kopi hanya dilakukan untuk bubuk kopi yang akan dikirim sesuai dengan
dalam bentuk pak dan eceran. Pengepakan dan pembalan dilakukan oleh 1 orang
Bubuk kopi yang telah selesai di pak dan di bal selanjutnya disimpan di dalam
Gambar 3. Tahapan proses pengolahaan biji kopi menjadi kopi bubuk “Industri UD.
Robusta”
organisasi yang saling terlibat dalam proses penyaluran suatu produk atau jasa siap
lainnya). Produk kopi Robusta dipasarkan tergantung dari ukuran kemasan dalam
menerapkan dua pola, yaitu: (a) pola I dan (b) pola II.
Bentuk pola saluran ini adalah bentuk saluran yang paling pendek dan
kepada konsumen tanpa melalui perantara, sehingga saluran distribusi ini sering
Robusta. Pola saluran distribusi langsung, harga yang diperoleh konsumen lebih
murah dan membeli produk dalam jumlah besar. Produsen merupakan industri
yang mengolah biji kopi menjadi kopi bubuk yang diberi merek “Kopi Robusta”.
Konsumen)
lokasi untuk mengambil produk dan mengantarkan minimarket ataupun toko oleh-
57
oleh Kolaka. Harga yang diperoleh pengecer sama dengan harga yang ditetapkan
produsen tetapi pengecer akan memperoleh laba dari hasil pembelian konsumen.
Pengecer dalam penelitian ini yaitu Indomaret dan toko sembako yang ada
Kendari.
Biaya (cost) adalah hasil dari semua input ekonomi yang diperlukan dan
dapat diperkirakan untuk menghasilkan suatu produk atau nilai yang dinyatakan
dengan uang dalam satuan rupiah (Rp). Biaya yang diperlukan merupakan suatu
pengorbanan yang perlu dan dapat diperkirakan, dimana biaya yang digunakan
dapat dipastikan pada saat pelaksanaannya, dan dapat diukur serta harus dapat
dihitung jumlahnya dan dinyatakan dalam bentuk uang pada waktu penghitungan.
Biaya tetap yaitu secara total tidak berubah saat aktivitas bisnis meningkat
atau atau menurun. Masuk dalam kelompok biaya ini adalah biaya penyusutan
(bangunan, mesin dan aktiva lainnya), gaji dan upah yang dibayar secara tetap,
biaya sewa, biaya asuransi, pajak, dan biaya lainnya yang besarnya tidak
Biaya tetap (FC) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah biaya yang
tidak habis dalam satu kali proses produksi, tetapi hanya mengalami penyusutan
atau yang disebut sebagai biaya investasi seperti pengadaan peralatan. Untuk
Harga
No Komponen Biaya Jumlah Total Biaya (Rp)
(Rp/Unit)
a b c d e
1 Mesin Sangrai 1 45.000.000,00 45.000.000,00
2 Mesin Penggiling 2 10.000.000,00 20.000.000,00
3 Rak Kayu 1 3.000.000,00 3.000.000,00
4 Rak Aluminium 1 1.000.000,00 1.000.000,00
5 Mesin Press 4 3.000.000,00 12.000.000,00
6 Timbangan Digital 1 3.000.000,00 3.000.000,00
7 Timbangan Duduk 1 800.000,00 800.000,00
8 Ember 3 20.000,00 60.000,00
9 Baskom Besar 5 20.000,00 100.000,00
10 Panci Besar 1 190.000,00 190.000,00
11 Ayakan 5 10.000,00 50.000,00
12 Sendok Plastik 1 5.000,00 5.000,00
13 Gunting 1 5.000,00 5.000,00
14 Staples 3 330.000,00 990.000,00
15 Meja Kerja 2 5.000.000,00 10.000.000,00
16 Terpal 4 360.000,00 1.440.000,00
17 Timbangan Mekanik 1 5.000.000,00 5.000.000,00
Jumlah 76.740.000,00 102.640.000,00
Tabel 4.2. Biaya Tetap Usaha Pembuatan Kopi UD. Robusta
Dari tabel rincian biaya tetap diatas menunjukan bahwa biaya yang
102.640.000,- dengan mesin sangrai sebagai biaya investasi terbesar yaitu sebesar
Biaya variabel (variable cost) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
biaya yang habis terpakai dalam satu kali siklus produksi pada Industri UD.
59
Robusta. Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding
dengan perubahan volume kegiatan. Biaya variabel per unit konstan tetapi
semakin besar volume kegiatan semakin besar pula biaya totalnya, sebaliknya
semakin kecil biaya volume kegiatan, semakin kecil pula biaya totalnya.
Biaya variabel (vc) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah biaya yang habis
variabel pada Industri UD. Robusta, dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Proses produksi untuk menghasilkan output tidak terlepas dari biaya. Biaya
usaha Industri UD. Robusta merupakan biaya yang dikeluarkan oleh Industri
dalam melakukan kegiatan usahanya atau biaya yang dikeluarkan Industri selama
Industri UD. Dari data Tabel diatas menunjukkan bahwa yang tertinggi dari
pembuatan Kopi bubuk yang dilakukan Industri UD. Robusta selama satu
sedangkan biaya terendah adalah pada biaya sms/telfon yang berkisar hanya
4.4 Produksi
(input) menjadi keluaran (output) atau kegiatan yang menghasilkan barang, baik
barang jadi, setengah jadi, barang industri, suku cadang maupun komponen-
Dalam artian usaha pengolahan biji kopi menjadi kopi bubuk yang dijual
dengan harga Rp 38.000,-/kg. Rincian produksi Usaha UD. Robusta dapat dilihat
Jumlah Produksi
Tahun ke-
(Kg/tahun)
0 (2004) -
1 (2014) 36.000
2 (2015) 42.000
3 (2016) 48.000
4 (2017) 54.000
5 (2018) 54.000
Sumber : Data primer diolah, 2019
Tabel 4.4 menunjukan bahwa jumlah produksi kopi tertinggi adalah berada
di Tahun ke- 4 dan 5 yaitu tahun 2017 dan 2018 yaitu sebanyak 54.000 kg dan
produksi kopi terendah adalah Tahun ke-1 (2014) yaitu 36.000 kg. Jumlah biji
61
kopi yang diproduksi oleh UD. Robusta berbeda-beda tiap tahunnya hal ini
4.5 Penerimaan
Penerimaan adalah seluruh pendapatan yang diperoleh dari usaha selama satu
periode yang dihitung dari hasil penjualan. Dalam penelitian ini yang dimaksud
adalah jumlah produksi kopi bubuk akan dikalikan dengan harga penjualan kopi
bubuk per kg dan hasilnya merupakan penerimaan yang akan didapatkan oleh
Robusta adalah pada tahun ke-4 dan 5 (2017 dan 2018) yaitu sebanyak Rp
38.000,- per kg. Sedangkan penerimaan terendah adalah ditahun ke-1(2014) yaitu
Rp 38.000,- per kg. Penerimaan yang diperoleh oleh UD. Robusta tiap tahunnya
berbeda dikarenakan jumlah produksi ditiap tahunnya yang berbeda menjadi salah
4.6 Pendapatan
Robusta dikurang dengan semua biaya yang telah dikeluarkan usaha berupa biaya
operasional. Rincian pendapatan Usaha pembuatan kopi bubuk UD. Robusta dapat
Biaya
Pendapatan
Tahun Peneriman Biaya Biaya Total (Net
Ke- (Benefit) Investasi Operasional Biaya Benefit)
0 0 76.740.000 0 76.740.000 76.740.000
1(2014) 1.368.000.000 1.182.360.000 1.182.360.000 185.640.000
2(2015) 1.596.000.000 1.362.012.000 1.362.012.000 233.988.000
3(2016) 1.824.000.000 1.531.560.000 1.531.560.000 292.440.000
4(2017) 2.052.000.000 1.711.560.000 1.711.560.000 340.440.000
5(2018) 2.052.000.000 1.710.636.000 1.710.636.000 341.364.000
Sumber : Data primer diolah, 2019
pengolahan biji kopi UD. Robusta adalah di tahun ke-5 (2018) yaitu sebesar
Analisis yang digunakan dalam menilai kelayakan dari usaha pembuatan kopi
bubuk UD. Robusta adalah Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio
(NBCR), Internal Rate of Return (IRR) dan Payback Period (PBP). Hasil analisis
63
Net Present Value (NPV) merupakan selisih antara manfaat dan biaya
yang disebut dengan manfaat bersih, suatu usaha dapat dinyatakan layak atau
tidak jika jumlah seluruh manfaat yang diterimanya melebihi biaya yang
sekarang yang di peroleh dari suatu kegiatan investasi. Perhitungan nilai NPV
pada usaha pembuatan kopi bubuk UD. Robusta dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Perhitungan Nilai NPV Usaha Pembuatan Kopi Bubuk UD.Robusta
Tahun DF
Ke- Benefit Cost NB (P-C) 3% NPV 3%
0 0 -102.640.000 -102.640.000 1 -102.640.000
1 1.368.000.000 1.182.360.000 185.640.000 0,9708 180.219.312
2 1.596.000.000 1.362.012.000 233.988.000 0,9425 220.553.690
3 1.824.000.000 1.531.560.000 292.440.000 0,9151 267.611.844
4 2.052.000.000 1.711.560.000 340.440.000 0,7967 271.228.548
5 2.052.000.000 1.710.636.000 341.364.000 0,8626 294494722,8
NPV : 1.131.468.117
Sumber : Data primer diolah , 2019
diperoleh nilai NPV sebesar Rp 1.131.468.117,- pada discount factor (df) 3%.
Penentuan discount factor (df) 3% yaitu berasal dari tingkat suku bunga deposito
Bank Persero (Bank Pemerintah) sebesar 3% yang dirata-ratakan dari bulan Juli
2018 sampai dengan Juli 2019. Hasil tersebut menunjukan bahwa berdasarkan
kriteria penilaian NPV, maka hasil tersebut menunjukan bahwa, secara finansial
64
usaha pembuatan kopi bubuk UD. Robusta layak untuk diusahakan. Apabila NPV
bernilai positif (+), maka usaha menguntungkan dan layak untuk diusahakan.
Net Benefit Cost Ratio (NBCR) adalah rasio perbandingan antara nilai NPV
perbandingan antara nilai manfaat sekarang pada tingkat suku bunga yang berlaku
yaitu 3%. Berdasarkan hasil perhitungan analisis Net Benefit Cost Ratio (NBCR)
maka didapatkan nilai NBCR sebesar 13,58 yang berarti apabila setiap
13,58,-.
kopi bubuk UD. Robusta secara finansial layak untuk diusahakan, karena
berdasarkan kriteria penilaian NBCR yaitu apabila Net B/C ratio > 1 maka Usaha
layak untuk diusahakan. Rincian perhitungan nilai NBCR pada usaha pembuatan
Internal Rate of Return adalah jumlah nilai yang diperoleh oleh usaha dalam
hasil analisis Internal Rate of return (IRR) maka diperoleh nilai IRR sebesar
218,35%.
65
Robusta layak untuk diusahakan karena nilai IRR yang dihasilkan lebih dari
tingkat diskonto yang berlaku yaitu 3% sedangkan nilai IRR UD. Robusta yaitu
218,35% dan sebagaimana kriteria penilaian IRR yaitu apabila IRR lebih dari
suku bunga yang berlaku, maka usaha tersebut mampu mengembalikan sejumlah
modal yang diinvestasikan dan mendapat keuntungan, maka usaha tersebut layak
untuk dilaksanakan. Rincian perhitungan nilai IRR pada usaha pembuatan kopi
investasi suatu proyek. Berdasarkan hasil analisis Payback Period diperoleh PBP
yaitu 0,55 tahun atau 6 bulan 6 hari dengan umur usaha 5 tahun, yang berarti
jangka waktu pengembalian seluruh biaya investasi dari usaha pembuatan kopi
mengembalikan biaya investasi sangat pandek dari umur usaha yang mencapai 5
tahun dengan kriteria PBP bahwa Jika payback period lebih pendek waktunya dari
umur proyek maka akan semakin baik dan usulan investasi dapat diterima.
Rincian perhitungan nilai payback period pada usaha pembuatan kopi bubuk UD.
yang akan terjadi akibat keadaan-keadaan yang berubah karena didalam suatu
proyek mengandung banyak ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi di waktu
yang akan datang, jadi hal ini sangat perlu untuk dilakukan.
Nilai 5,1%merupakan nilai yang berasal dari Laporan Inflasi (Indeks Harga
telah dirata-ratakan dari Juli 2014 sampai dengan Juli 2018. Analisis sensivitas ini
digunakan untuk melihat sampai dimana UD. Robusta mampu bertahan dari setiap
5,1% dengan discount factor 3%, maka di peroleh nilai NPV sebesar Rp
kopi bubuk UD. Robusta secara finansial layak untuk dijalankan karena nilai NPV
yang diperoleh adalah positif (+). Nilai NBCR yang diperoleh dari kondisi ini
adalah sebesar 9,06. Hasil perhitungan tersebut menunjukan bahwa usaha ini
layak secara finansial untuk dijalankan karena nilai NBCR > 1 yang berarti usaha
ini menguntungka.
Nilai IRR yang diperoleh dari perhitungan ini adalah sebesar 156,97%, hasil
Robusta layak secara finansial karena nilai IRR yang dihasilkan melebih tingkat
suku bunga yang berlaku, yang berarti pengembalian modal lebih besar dari
tingkat suku bunga yang berlaku dan PBP pada kondisi naiknya biaya operational
sebesar 5,1% adalah 0,81 tahun atau 9 bulan 7 hari jangka waktu pengembalian
biaya investasi pada usaha ini. Rincian perhitungan analisis sensitivitas dengan
meningkatnya biaya operasioal sebesar 5,1% pada usaha pembuatan kopi bubuk
Kondisi analisis sensitivitas dengan harga jual menurun sebesar 5,1% dengan
discount factor 3%, maka di peroleh nilai NPV sebesar Rp 728.192.150,-. Hasil
Robusta secara financial layak untuk dijalankan karena nilai NPV yang diperoleh
adalah positif (+). Nilai NBCR yang diperoleh dari kondisi ini adalah sebesar
9,16. Hasil perhitungan tersebut menunjukan bahwa usaha ini layak secara
finansial untuk dijalankan karena nilai NBCR > 1 yang berarti usaha ini
menguntungkan.
Nilai IRR yang diperoleh dari perhitugnan ini adalah sebesar 147,87%. Hasil
Robusta layak secara finansial karena nilai IRR yang dihasilkan melebih tingkat
suku bunga yang berlaku, yang berarti pengembalian modal lebih besar dari
tingkat suku bunga yang berlaku. Sedangkan PBP pada kondisi menurunnya harga
jual sebesar 5,1% adalah 0,88 tahun atau 10 bulan 4 hari jangka pengembalian
biaya investasi pada usaha ini. Rincian perhitungan analisis sensitivitas dengan
68
menurunnya harga jual sebesar 5,1% pada usaha pembuatan kopi bubuk UD.
Apabila dilihat dari analisis sensitivitas dari dua kondisi kemungkinan yang
ada maka usaha pembuatan kopi bubuk UD. Robusta layak untuk dijalankan
dengan nilai NPV, NBCR, IRR dan PBP yang semuanya dinyatakan layak dalam
kriteria perhitungan financial. Maka dapat diprediksi bahwa usaha ini masih bisa
5.1 Kesimpulan
dapat disimpulkan bahwa usaha pembuatan kopi bubuk UD. Robusta secara
usaha.
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Agung. 2000. “Optimalisasi Tarif Cukai Tembakau Suatu Analisis dengan Kurva
Laffer”, Jurnal Keuangan dan Moneter, vol.2 No.1, Desember.
Gray, C., P, Simanjuntak, K.L. Sabur dan Maspaitella, P.F.L. 2002. Pengantar
Evaluasi Proyek Edisi Kedua. PT. Gramedia Pustaka. Jakarta.
Husnan, S. dan Suwarsono. 2000. Studi kelayakan proyek. Unit penerbit dan
pencatakan AMP YPKN, Yogyakarta.
Hansen & Mowen. 2009. Manajemen Biaya, Edisi Bahasa Indonesia. Buku Kedua.
Jakarta: Salemba Empat
Kusnandar, F., 2010. Kimia Pangan Komponen Makro. Penerbit Dian Rakyat,
Jakarta.
Mulyadi, 2009. Akutansi Biaya. Edisi ke-5 Cetak Kesembilan. Penerbit UPP-
STIM YKPN. Yogyakarta.
Mulato, Sri. 2002. Pelarutan Kafein Biji Robusta Dengan Kolom Tetap
Menggunakan Pelarut Air. Jakarta: Pelita Perkebunan.
Pudjosumarto, M.S.U. 2002. Evaluasi Proyek. Uraian Singkat dan Soal – Jawab.
Liberty. Yogyakarta.
Sukirno. 2005. Mikro Ekonomi, Teori Pengantar. Penerbit PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
LAMPIRAN
75
Kecamatan : Latambaga
Kabupaten : Kolaka
Provinsi : Sulawesi Tenggara
76
Nama :
Usaha :
Lokasi Usaha :
2. Profil Bisnis
a. Lama usaha : Tahun
b. Banyaknya modal :
c. Jumlah karyawan :
d. Jenis barang/jasa yang diperdagangkan :
B. IDENTITAS USAHA
15. Jumlah produksi dan harga kopi UD. Robusta dalam satu minggu/bulan?
No Jenis Produk yang Dijual Jumlah (unit) Harga (Rp)
1
2
3
4
5
C. CURAHAN WAKTU
1. Apakah setiap hari melakukan proses produksi kopi UD. Robusta?
a. Ya b. Tidak
2. Jika tidak, berapa kali dalam seminggu........................................................
3. Karyawan mulai bekerja dari jam berapa .................................................
D. LAIN - LAIN
1. Apa bapak mempunyai pembukuan keuangan dalam menjalankan usaha ini?
a. Ya b. Tidak
2. Jika ya, apakah bapak tahu cara membuat pembukuan keuangan usaha yang
dijalankan? .........................................................................................................
3. Jika tidak, mengapa.............................................................................................
4. Berapa keuntungan dalam sekali produksi?........................................................
5. Jenis kopi apa yang digunakan dalam proses pengolahan?................................
6. Mengapa menggunakan jenis kopi tersebut?.....................................................
79
a b c d e
1 Mesin Sangrai 1 45.000.000,00 45.000.000,00
2 Mesin Penggiling 2 10.000.000,00 20.000.000,00
3 Rak Kayu 1 3.000.000,00 3.000.000,00
4 Rak Aluminium 1 1.000.000,00 1.000.000,00
5 Mesin Press 4 3.000.000,00 12.000.000,00
6 Timbangan Digital 1 3.000.000,00 3.000.000,00
7 Timbangan Duduk 1 800.000,00 800.000,00
8 Ember 3 20.000,00 60.000,00
9 Baskom Besar 5 20.000,00 100.000,00
10 Panci Besar 1 190.000,00 190.000,00
11 Ayakan 5 10.000,00 50.000,00
12 Sendok Plastik 1 5.000,00 5.000,00
13 Gunting 1 5.000,00 5.000,00
14 Staples 3 330.000,00 990.000,00
15 Meja Kerja 2 5.000.000,00 10.000.000,00
16 Terpal 4 360.000,00 1.440.000,00
17 Timbangan Mekanik 1 5.000.000,00 5.000.000,00
Jumlah 76.740.000,00 102.640.000,00
80
2014
No. Komponen Biaya Jumlah Satuan Harga Satuan (Rp) Total Biaya (Rp)
1 Kopi Lokal 1.000 Kg 27.000 324.000.000
2 Kopi Luar Daerah 2.000 Kg 30.000 720.000.000
3 Gas 4 Unit 20.000 960.000
Upah Tenaga
4 Kerja 5 Orang 2.000.000 120.000.000
5 Sewa Listrik 1 400.000 4.800.000
6 Biaya Pemasaran 20.000 240.000
7 Kemasan 1 1.000.000 12.000.000
8 Sms/Telpon 30.000 360.000
Jumlah 1.182.360.000
2015
No. Komponen Biaya Jumlah Satuan Harga Satuan (Rp) Total Biaya (Rp)
1 Kopi Lokal 1.500 Kg 28.000 504.000.000
2 Kopi Luar Daerah 2.000 Kg 30.000 720.000.000
3 Gas 3 Unit 17.000 612.000
Upah Tenaga
4 Kerja 5 Orang 2.000.000 120.000.000
5 Sewa Listrik 1 400.000 4.800.000
6 Biaya Pemasaran 20.000 240.000
7 Kemasan 1 1.000.000 12.000.000
8 Sms/Telpon 30.000 360.000
Jumlah 1.362.012.000
2016
No. Komponen Biaya Jumlah Satuan Harga Satuan (Rp) Total Biaya (Rp)
1 Kopi Lokal 2.000 Kg 28.000 672.000.000
2 Kopi Luar Daerah 2.000 Kg 30.000 720.000.000
3 Gas 3 Unit 25.000 900.000
Upah Tenaga
4 Kerja 5 Orang 2.000.000 120.000.000
5 Sewa Listrik 1 500.000 6.000.000
6 Biaya Pemasaran 25.000 300.000
7 Kemasan 1 1.000.000 12.000.000
8 Sms/Telpon 30.000 360.000
Jumlah 1.531.560.000
81
(2014-2018)
2017
No. Komponen Biaya Jumlah Satuan Harga Satuan (Rp) Total Biaya (Rp)
1 Kopi Lokal 2.000 Kg 28.000 672.000.000
2 Kopi Luar Daerah 2.500 Kg 30.000 900.000.000
3 Gas 3 Unit 25.000 900.000
4 Upah Tenaga Kerja 5 Orang 2.000.000 120.000.000
5 Sewa Listrik 1 500.000 6.000.000
6 Biaya Pemasaran 25.000 300.000
7 Kemasan 1 1.000.000 12.000.000
8 Sms/Telpon 30.000 360.000
Jumlah 1.711.560.000
2018
No. Komponen Biaya Jumlah Satuan Harga Satuan (Rp) Total Biaya (Rp)
1 Kopi Lokal 2.000 Kg 28.000 672.000.000
2 Kopi Luar Daerah 2.500 Kg 30.000 900.000.000
3 Gas 5 Unit 25.000 1.500.000
4 Upah Tenaga Kerja 5 Orang 2.000.000 120.000.000
5 Sewa Listrik 1 400.000 4.800.000
6 Biaya Pemasaran 16.000 192.000
7 Kemasan 1 Ball 1.000.000 12.000.000
8 Sms/Telpon 12.000 144.000
Jumlah 1.710.636.000
82
Pendapatan
Total Biaya
Peneriman Biaya (Net Benefit)
Tahun Ke-
(Benefit) Biaya Biaya
Investasi Operasional
0 0 75.740.000,00 0 75.740.000,00 75.740.000
1(2014) 1.368.000.000 1.182.360.000 1.182.360.000 185.640.000
2(2015) 1.596.000.000 1.362.012.000 1.362.012.000 233.988.000
3(2016) 1.824.000.000 1.531.560.000 1.531.560.000 292.440.000
4(2017) 2.052.000.000 1.711.560.000 1.711.560.000 340.440.000
5(2018) 2.052.000.000 1.710.636.000 1.710.636.000 341.364.000
84
Tahun DF Df Df
Benefit Cost NB (P-C) NPV 3% Df 7% NPV 7% NPV 220% NPV 220%
Ke- 3% 220% 222%
NPV 1.131.468.117
NBCR 13,58
IRR 218,35%
PBP 0,55
85
Tahun DF Df Df Df
Benefit Cost NB (P-C) NPV 3% NPV 15% NPV 160 % NPV 170%
Ke- 3% 15% 160% 170%
0 0 -102.640.000 -102.640.000 1 -102.640.000 1 -102.640.000 -102.640.000 1 -102.640.000
1 1.368.000.000 1.242.660.360 125.339.640 0,9708 121.679.723 0,8696 108.995.351 0,3846 48.205.626 0,3703 46.413.269
2 1.596.000.000 1.448.984.650 147.015.350 0,9425 138.561.967 0,7561 111.158.306 0,1479 21.743.570 0,1371 20.155.804
3 1.824.000.000 1.609.669.560 214.330.440 0,9151 196.133.786 0,6575 140.922.264 0,0568 12.173.969 0,0508 10.887.986
4 2.052.000.000 1.861.909.560 190.090.440 0,7967 151.445.054 0,5718 108.693.714 0,0218 4.143.972 0,0188 3.573.700
5 2.052.000.000 1.797.878.436 254.121.564 0,8626 219.205.261 0,4972 126.349.242 0,0084 2.134.621 0,0069 1.753.439
724.385.790 493.478.876 -14.238.243 -19.855.801
NPV 724.385.790
NBCR 9,06
IRR 156,97%
PBP 0,81
86
Tahun DF Df Df DF
Benefit Cost NB (P-C) NPV 3% NPV 20% NPV 150% NPV 155%
Ke- 3% 20% 150% 155%
0 0 -102.640.000 -102.640.000 1 -102.640.000 1 -102.640.000 1 -102.640.000 1 -102.640.000
1 1.298.232.000 1.182.360.000 115.872.000 0,9708 112.488.538 0,8333 96556137,6 0,4 46.348.800 0,3921 45.433.411
2 1.514.604.000 1.362.012.000 152.592.000 0,9425 143.817.960 0,6944 105959884,8 0,16 24.414.720 0,1537 23.453.390
3 1.730.976.000 1.531.560.000 199.416.000 0,9151 182.485.582 0,5787 115402039,2 0,064 12.762.624 0,0603 12.024.785
4 1.947.348.000 1.711.560.000 235.788.000 0,7967 187.852.300 0,4823 113720552,4 0,0256 6.036.173 0,0236 5.564.597
5 1.947.348.000 1.710.636.000 236.712.000 0,8626 204.187.771 0,4019 95134552,8 0,0102 2.414.462 0,0092 2.177.750
940.380.000 728.192.150 424.133.167 -10.663.221 -13.986.066
NPV 728.192.150
NBCR 9,16
IRR 147,87%
PBP 0,88
87
Lampiran 10 Perhitungan NPV, NBCR, IRR dan PBP
= Rp 1.131.468.117
NBCR =
= 13,58
IRR =
= 3%
= 218,35%
PBP =
= 0,55 Tahun
88
Lampiran 11. Perhitungan NPV, NBCR, IRR dan PBP Jika Biaya
Operasional Meningkat Sebesar 5,1%
1. Net Present Value (NPV)
= Rp 724.385.790
NBCR =
= 9,06
IRR =
= 3%
= 156,97%
PBP =
= 0,81 Tahun
89
Lampiran 12. Perhitungan NPV, NBCR, IRR dan PBP Jika Harga Jual
= Rp 728.192.150
NBCR =
= 9,16
IRR =
= 3%
= 97.9%
PBP =
= 0,88 Tahun
90