Anda di halaman 1dari 57

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

BUDIDAYA KALE TOSCANO DENGAN SISTEM ORGANIK

DI LAHAN TERBUKA DAN GREEN HOUSE

DI FAM ORGANIC

Desa Karyawangi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat,

Jawa Barat

Disusun untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh derajat sarjana (S1)

Disusun oleh:

Dede Udayana

1147060017

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

2017
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Budidaya Kale Toscano dengan Sistem Organik di Fam

Organik

Nama : Dede Udayana

NIM : 1147060017

Jurusan : Agroteknologi

Telah disetujui dan memenuhi syarat untuk laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL).

Menyetujui,

Pembimbing PKL

Sofiya Hasani, SP., MP.

Mengetahui,

Ketua Jurusan Agroteknologi

Ir. Ahmad Taofik, MP.

NIP. 196212151987031002

i
ABSTRAK

Budidaya Kale Toscano dengan Sistem Organik di Lahan Terbuka dan Green
House di Fam Organic. Di bawah bimbingan Sofiya Hasani, SP., MP dan Aep
Suhendar
Praktek kerja lapangan (PKL) merupakan kegiatan akademik yang
bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman kerja secara praktis di
lapangan, mengetahui dan membandingkan kegiatan budidaya tanaman sayuran
secara organik. Praktek kerja lapangan dilaksanakan di Fam Organic yang
bertempat di Desa Karyawangi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung
Barat Provinsi Jawa Barat. PKL dilaksanakan selama satu bulan, mulai dari tanggal
28 Juni – 28 Juli. Dari hasil praktek kerja lapangan di Fam Organic, budidaya
tanaman kale toscano mempunyai prospek sangat besar di pasaran, terlebih kondisi
wilayah yang strategis untuk pertumbuhan tanaman. Budidaya kale toscano dengan
sistem organic mempunyai harga pasar tinggi, serta permintaan yang setiap harinya
selalu ada. Akan tetapi kendala paling besar ialah kondisi green house dan hama
penyakit yang dapat menurunkan hasil produksi. Kondisi green house di Fam
Organic yang semakin lama membuat atap dan ding-ding sobek sehingga angin
besar dan air hujan masuk. Hama yang sering menyerang pada tanaman kale
toscano ialah thrip dan ulat kale, sedangkan penyakit yang sering menyerang seperti
embun tepung dan busuk hitam. Karena konsep di Fam Organic adalah konsep
organik yang sehat maka pengendalian tidak begitu sering dilakukan karena produk
atau hasil panen yang rusak telah di hargai atau disebut dengan harga rusak.
Pengendalian yang dilakukan begitu sederhana seperti secara mekanik dan
pembuatan perangkap hama itupun tidak terlalu intens diterapkan.
Kata kunci : Budidaya, Kale toscano, Organik, Green House

ii
iii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas limpahan

rahmat dan karunia-Nya, sehinggga penulis dapat menyelesaikan laporan praktik

kerja lapangan ini yang berjudul “Budidaya Kale Toscano dengan Sistem Organik

di Fam Organik ”. Laporan ini disusun untuk memenuhi sebagian syarat

memperoleh derajat sarjana (S1) di Program Studi Agroteknologi Fakultas Sains

dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Sebuah kebanggaan bagi

penulis dapat menyelesaikan laporan ini, yang mudah-mudahan dapat bermanfaat

dan memperkaya ilmu pengetahuan khsusnya di bidang pertanian.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih terbilang jauh

dari kata sempurna baik ditinjau dari susunan kalimat maupun isi, karena tidak

sedikit kesulitan dan hambatan yang penulis temui dalam proses penulisan laporan

ini, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak,

sangatlah penulis harapkan sebagai sebuah dorongan agar penulis tetap maju.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak

yang terlibat dalam penulisan laporan ini khususnya kepada :

1. Kedua orang tua tersayang dan saudara-saudara tercinta serta kerabat

keluarga seluruhnya yang senantiasa selalu memberikan dukungan yang

berharga baik moril maupun materil

iv
2. Sofiya Hasani SP., MP., selaku dosen pembimbing PKL yang selalu

membimbing penulis dari awal persiapan kegiatan sampai penulis dapat

menyelesaikan laporan PKL ini.

3. Ir. Ahmad Taofik, MP selaku ketua jurusan agroteknologi yang terus

memberikan motivasi diri

4. Soeparwan Soeleman dan Donor Rahayu selaku pemilik perusahaan Fam

Organic yang selalu memberikan solusi permasalahan terkait kebutuhan

selama kegiatan PKL dilaksanakan.

5. Aep selaku manajer atau pimpinan perusahaan dilapangan, yang selalu

mengayomi penulis, rekan PKL dan karyawan Fam Organic terkait rencana

kegiatan kinerja perusahaan setiap harinya.

6. Erwin, Aji dan Riki, yang telah membimbing penulis serta rekan lainnya

selama melakukan kegiatan di lapangan

7. Ayi beserta keluarga di lingkungan desa mekarwangi yang telah memberi

tempat tinggal dan memberikan izin tinggal selama praktek kerja lapangan

ini.

8. Rekan-rekan satu kelompok yang sudah penulis anggap sebagai keluarga

yaitu Asep, Azzah, Danda, Gina Gustaman yang selalu memberikan

motivasi, perhatian, pengertian dal lain sebagainya kepada penulis sehingga

dapat menyelesaikan kegiatan PKL ini dengan baik

9. Serta Pihak-pihak lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu

Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis

umumnya bagi pembaca. Tak luput penulis ucapkan terima kasih atas bantuan

v
semua pihak sehingga laporan ini dapat tersusun. Semoga segala bantuan yang

penulis terima mendapat ridho dan balasan dari Allah SWT, Aamiin..

Bandung 15 September 2017

Penulis

vi
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... i


ABSTRAK .............................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... x
PENDAHULUAN ................................................................................................ 11
1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 11
1.2. Tujuan Praktik Kerja Lapangan ............................................................. 13
1.2.1. Tujuan Umum ................................................................................. 13
1.2.2. Tujuan Khusus ................................................................................ 13
TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 14
2.1. Pertanian Organik ................................................................................... 14
2.2. Kale Toscano (Brasicca oleraceae lacitano) ........................................... 15
2.2.1. Syarat Tumbuh Kale Toscano ......................................................... 15
2.2.2. Kandungan Gizi Tanaman Kale Toscano ....................................... 16
2.3. Green House ........................................................................................... 17
METODOLOGI .................................................................................................... 19
3.1. Tempat dan Waktu ................................................................................. 19
3.2. Bahan dan Alat ....................................................................................... 19
3.3. Metode .................................................................................................... 19
3.4. Prosedur Budidaya ................................................................................. 20
KEADAAN UMUM TEMPAT PKL ................................................................... 21
4.1. Profil Perusahaan Fam Organic .............................................................. 21
4.1.1. Visi dan Misi ................................................................................... 22
4.1.2. Prinsip-Prinsip Pertanian Organik .................................................. 23
4.2. Struktur Organisasi ................................................................................. 26
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 28
5.1. Budidaya Kale Toscano .......................................................................... 28

vii
5.1.1. Persiapan ......................................................................................... 28
5.1.2. Pengolahan Lahan ........................................................................... 31
5.1.3. Persemaian ...................................................................................... 34
5.1.4. Penanaman ...................................................................................... 35
5.1.5. Pemeliharaan ................................................................................... 36
5.1.5. Panen ............................................................................................... 43
5.1.6. Pasca Panen ..................................................................................... 44
5.1.7. Pengamatan ..................................................................................... 47
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 51
6.1. Kesimpulan ............................................................................................. 51
6.2. Saran ....................................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 53
LAMPIRAN .......................................................................................................... 55

viii
DAFTAR GAMBAR

No Nama Halaman

1. Bagan Organisasi PT. Famili Ekokultur ........................................................ 26


2. Media semai tanaman kale toscano ................................................................ 29
3. Proses pembuatan pupuk kascing .................................................................. 29
4. Proses penyiraman bedengan ......................................................................... 32
5. Proses pemupukan bedengan ......................................................................... 32
6. Lubang tanam tanaman kale toscano ............................................................. 33
7. Persemaian benih kale toscano ...................................................................... 34
8. Penanaman bibit tanaman kale toscano ......................................................... 35
9. Penyulaman tanaman kale toscano................................................................. 37
10. Pemangkasan daun tanaman kale toscano...................................................... 39
11. Pembubunan terhadap tanaman kale toscano ................................................. 40
12. Hama thrips menyerang tanaman kale toscano .............................................. 41
13. Daun tanaman kale toscano terinfeksi penyakit busuk hitam ........................ 42
14. Pemanenan berkala daun tanaman kale toscano ............................................ 43
15. Pemanenan tahap akhir tanaman kale toscano ............................................... 44
16. Sortasi daun tanaman kale toscano ................................................................ 45
17. Penimbangan tahap akhir daun kale toscano ................................................. 46
18. Pengemasan tanaman kale toscano ................................................................ 47
19. Daun tanaman kale yang ditanam di dalam green hosue ............................... 48
20. Daun tanaman kale toscano yang ditanam diluar green house ...................... 49
21. Perbandingan antara daun kale toscano yang ditanam di dalam dan di luar
green house............................................................................................................ 50

ix
DAFTAR LAMPIRAN

1. Dokumentasi kegiatan PKL ............................................................................ 55

x
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kale atau borecole (Brasicca oleracea lacitano) merupakan jenis sayur kelas

dunia yang mengandung nilai nutrisi tinggi. Kale berasal dari golongan brassica,

layaknya kubis, brokoli dan kailan. Kata kale sendiri berasal dari bahasa Belanda

yang artinya kubis petani. Apabila dilihat sepintas,wujud tanaman kale mirirp

dengan brokoli dan kubis. Perbedaannya, daun sejati kale tidak berbentuk kepala.

Warna daunnya hijau atau ungu kebiruan. Jenis kale dapat dibedakan berdasarkan

jenis daunnya, yaitu kale kriting dan kale left (Roni Arifin, 2016)

Kale toscano merupakan salah satu komoditas tanaman atau sayuran

komersial yang belum banyak dibudidayakan di Indonesai. Saat ini penanaman kale

toscano terus dikembangkan karena adanya kebutuhan pasar yang terus meningkat,

sehingga kale toscano memiliki prospek yang cerah untuk dibudidayakan. Kale

toscano juga merupakan salah satu komoditi hortikultura yang memiliki prospek

dan nilai komersial yang cukup baik. Semakin bertambahnya jumlah penduduk

Indonesia serta meningkatnya kesadaran penduduk akan kebutuhan gizi

menyebabkan bertambahnya permintaan akan sayuran. Kandungan gizi pada

sayuran terutama vitamin dan mineral tidak dapat disubtitusi melalui makanan

pokok, Nazaruddin (2003). Untuk menjaga gizi, nutrisi serta kesehatan hasil

tanaman kale toscano dapat dilakukan sistem budidaya tanaman secara organik.

11
Pertanian organik adalah sistem manajamen produksi holistik yang

meningkatkan kesehatan agroekosistem, termasuk keragaman hayati, siklus

biologi, dan aktivitas biologi tanah. Pertanian organik menekankan penggunaan

praktik manajemen yang lebih mengutamakan penggunaan masukan setempat

dengan kesadaran bahwa keadaan regional setempat memang memerlukan sistem

adaptasi lokal. Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan, bila memungkinkan,

cara-cara kultural, biologis, dan mekanis yang merupakan kebalikan dari

penggunaan bahan-bahan sintetik untuk memenuhi fungsi spesifik dalam sistem

(SNI, 2017).

Budidaya kale toscano di lahan perusahaan Fam Organik di bedakan menjadi

dua yakni penanaman di lahan terbuka dan di dalam green house. Secara umum

perbedaan perlakuan ini berdampak pada kualitas dan kuantitas masing-masing

produk. Selain terhadap hasil panen, perbedaan perlakuan ini berdampak pada

intensitas pemeliharaan tanaman. Tanaman kale toscano di lahan terbuka memiliki

intensitas serangan hama dan penyakit yang lebih besar. Untuk itu pegawai

dilapangan menerapkan sistem perawatan dan pemeliharaan yang lebih rutin

terhadap tanaman ini. Sedangkan tanaman kale toscano di dalam green house

memiliki intensitas serangan hama dan penyakit yang lebih kecil, untuk itu

intensitas pemeliharaannya tidak begitu rutin namun tetap harus dilakukan

pemeliharaan yang baik.

Kegiatan produksi atau pemanenan produk pertanian di perusahaan Fam

Organic hampir dilakukan setiap harinya terhadap berbagai komoditas tanaman

terkecuali pada hari kamis karena merupakan hari libur perusahaan serta hari-hari

12
besar lainnya, hal ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan

konsumen dan pasar setiap harinya. Tanaman kale toscano merupakan salah satu

komoditas utama Fam Organic, hal ini dibuktikan dengan kegiatan pemanenan yang

dilakukan setiap hari pada tanaman ini. Maka proses pengaturan produksi tanaman

dari proses penanaman sampai pada proses tanaman bisa menhasilkan harus benar-

benar diperhatikan untuk memenuhi kebutuhan produk setiap harinya.

1.2. Tujuan Praktik Kerja Lapangan

1.2.1. Tujuan Umum

Adapun tujuan PKL (Praktik Kerja Lapangan) secara umum adalah:

a. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa terkait teknis budidaya

tanaman pertanian di lapangan.

b. Memberikan pengalaman dan meningkatkan keterampilan

mahasiswa terkait konsep pertanian secara teknis dan teoritis

c. Memberikan pengalaman yang berharga terkait kultur baru dimana

mahasiswa berperan sebagai pengolah langsung dilapangan (dunia

kerja yang sebenarnya)

1.2.2. Tujuan Khusus

Selain itu, tujuan khusus dari kegiatan PKL adalah :

a. Mengetahui dan memahami teknik budidaya kale toscano secara

organik di Fam Organic

b. Mengetahui dan memahami perbedaan antara tanaman kale

Toscano yang ditanam di dalam dan di luar green house

13
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pertanian Organik

Pertanian organik adalah sistem produksi pertanian yang holistik dan terpadu,

yang mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agro-ekosistem secara alami,

sehingga mampu menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas, dan

berkelanjutan. Dalam prakteknya, pertanian organik dilakukan dengan cara, antara

lain, menghindari penggunaan benih atau bibit hasil rekayasa genetika (GMO =

genetically modified organisms), menghindari penggunaan pestisida kimia sintetis,

pengendalian gulma, hama dan penyakit dilakukan dengan cara mekanis, biologis,

dan rotasi tanaman, menghindari penggunaan zat pengatur tumbuh (growth

regulator) dan pupuk kimia sintetis, kesuburan dan produktivitas tanah ditingkatkan

dan dipelihara dengan menambahkan residu tanaman, pupuk kandang, dan batuan

mineral alami, serta penanaman legum dan rotasi tanaman

Saat ini masyarakat semakin menyadari bahwa penggunaan bahan-bahan

kimia non- alami, seperti pupuk dan pestisida kimia sintetis serta hormon tumbuh,

dalam produksi pertanian ternyata menimbulkan efek negatif terhadap kesehatan

manusia dan lingkungan. Kesadaran masyarakat ini mendorong produsen pangan

untuk menghasilkan produk yang diinginkan oleh konsumen seperti aman

dikonsumsi (food safety attributes), memiliki kandungan nutrisi tinggi (nutritional

attributes) dan ramah lingkungan (eco - labelling attributes). Produk pangan yang

memiliki ketiga atribut tersebut adalah produk yang dihasilkan dari sistem pertanian

organik (Sulaeman, 2008)

14
2.2. Kale Toscano (Brasicca oleraceae lacitano)

Menurut Budi Samadi (2013) kale adalah jenis tanaman sayuran daun,

dalam dunia tumbuhan kale diklasifikasikan sebagai berikut :

Divisi : Spematopyita

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Family : Cruciferae

Genus : Brassica

Spesies : Brasicca oleraceae lacitano

2.2.1. Syarat Tumbuh Kale Toscano

Tanaman kale toscano tumbuh baik di daerah sinar matahari yang

penuh. pH tanah yang dikehendaki untuk tanaman kale toscano yaitu sekitar

6 – 7. Apabila jenis tanahnya terlalu masam maka harus dilakukan proses

pengapuran sebelum dilakukan budidaya. Karena bagian ekonomis dari

tanaman kale toscano adalah bagian daun maka untuk untuk menunjang

pertumbuhan daun yang baik diperlukan kandungan nitrogen tanah yang

tinggi. Tanaman kale toscano tumbuh baik di daerah dataran tinggi dengan

temperatur yang cukup rendah. Dimana cuaca atau suhu rendah akan

membuat rasa tanaman kale toscano menjadi lebih manis.

15
2.2.2. Kandungan Gizi Tanaman Kale Toscano

Kandungan di dalam tanaman kale toscano banyak terkandung zat – zat

gizi yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh, diantaranya adalah :

a. Betakaroten

Kale toscano mengandung beta karoten yang berfungsi seperti vitamin A

dalam tubuh. Sebagai tambahannya kale berperan sebagai antioksidan yang

membantu mencegah masalah pada mata, gangguan kulit dan meningkatkan

imunitas tubuh.

b. Vitamnik K

Kandungan vitamin K dalam tanaman kale toscano diperlukan tubuh dalam

proses pembekuan darah serta mengaktifkan metabolisme tulang dan

jaringan lainnya.

c. Lutein

Kandungan lutein dalam tanaman kale toscano memiliki manfaat yang

signifikan terutama untuk mata serta melindungi dari radikal bebas yang

berbahaya serta dapat meningkatkan pigmen makula

d. Kalsium

Kandungan kalsium banyak ditemukan dalam family kubis-kubisan

terutama pada tanaman kale toscano. Kalsium ini bertindak sebagai sinyal

untuk proses seluler serta merupakan mineral penting untuk tulang

(Kurniawan, 2016)

16
2.3. Green House

Istilah green house berasal dari kata “green” yang berarti hijau dan ”house”

yang berarti rumah. Jadi, istilah itu biasa diterjemahkan sebagai rumah hijau. Selain

itu, penamaan ini juga disebabkan oleh adanya tanaman yang ditanam di dalamnya

yang terlihat hijau dari luar karena dinding greenhouse yang tembus pandang,

(tembus cahaya) dengan memanfaatkan radiasi matahari untuk pertumbuhan

tanaman. Pengertian “green house” di negara empat musim pada umumnya

mengacu pada suatu bentuk naungan dengan atap kaca. Greenhouse tersebut

biasanya dibuat permanen dari bahan-bahan yang kuat dan awet , serta dilengkapi

dengan peralatan canggih seperti heater, blower, alat penyiram otomatis dan

lainnya.

Green house sejatinya dapat menciptakan iklim mikro yang diinginkan. Di

daerah tropis, greenhouse berfungsi sebagai pelindung tanaman terhadap curah

hujan dan sinar matahari yang berlebihan. Selain itu greenhouse juga mempunyai

fungsi tambahan seperti:, menghindari terpaan air hujan yang dapat merusak

tanaman, menghindarkan lahan dari kondisi yang becek, mencegah masuknya air

hujan ke dalam media tumbuh (karena dapat mengencerkan larutan hara),

mengurangi intensitas cahaya yang masuk sehingga daun tidak terbakar pada saat

terik, mengurangi tingkat serangan OPT serta fotosintesis dapat berlangsung

sempurna.

Green house iklim mikro dibuat untuk mencapai tujuan meningkatkan hasil

budidaya tanaman baik secara kualitas maupun kuantitas. Sebuah rumah kaca pada

daerah subtropis harus dilengkapi dengan alat pengatur iklim, sedangkan di daerah

17
tropis seperti di Indonesia, yang harus dipenuhi oleh sebuah greenhouse adalah

melindungi tanaman dari guyuran hujan, tiupan angin yang langsung dan intensitas

sinar matahari yang berlebihan. Rumah kaca berbentuk rumah lebih cocok

diterapkan pada daerah yang bersuhu panas, karena mempertimbangkan pertukaran

udara dalam ruangan melalui lubang ventilasinya. Sedangkan pada daerah dataran

tinggi dengan suhu udara yang relatif dingin, rumah kaca sebaiknya berbentuk

hanggar. Green house lebih efektif diterapkan pada daerah dengan topografinya

merata, karena mempertimbangkan produksi pembuatan rumah kaca lebih mudah

dan murah di daerah yang topografinya rata daripada daerah yang topografinya

yang bergelombang, selain itu juga mempertimbangkan penerimaan cahaya

matahari yang lebih merata. Yang utama daripada pembangunan greenhouse adalah

harus mendapatkan sinar matahari yang cukup dari pagi sampai sore, ini berarti

bahwa greenhouse tidak boleh terhalang oleh bangunan yang lain atau kerindangan

pohon yang dapat menghalangi cahaya matahari. Selain itu bahan atap greenhouse

tidak hanya dapat dibuat dari kaca, salah satu pertimbangannya adalah biaya.

Pemilihan bahan untuk atap juga bertujuan untuk menyeseuaikan dengan kebutuhan

tanaman terhadap iklim yang berbeda (terutama kebutuhan sinar matahari).

(Yustina, 1996)

18
BAB 3

METODOLOGI

3.1. Tempat dan Waktu

Kegiatan praktek kerja lapangan dilaksanakan di Fam Organic yang berlokasi

di Desa Karyawangi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Jawa

Barat. Praktek kerja lapangan dilaksanakan mulai tanggal 29 juni sampai 28 juli

2017

3.2. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada praktek kerja di lapangan budidaya kale toscano

secara organik diantaranya arang sekam, pupuk kascing, benih kale toscano, air,

urin kelinci, trico, bioaktivator

Alat-alat yang digunakan dalam praktek kerja lapangan Fam Organik

diantaranya: Gerobak roda satu, teray semai, cangkul, garpu, emrat, tongkat kayu,

loyang panen, yellow trap, Sprinkle, Selang air, batang bambu

3.3. Metode

Pelaksanaan PKL dilakukan dengan menggunakan metode observasi dan

wawancara serta didukung dengan studi pustaka.

a. Metode Observasi

Metode Observasi atau pengamatan langsung terhadap objek yang di teliti

dengan pengambilan data langsung dilapangan

b. Metode Wawancara

Melakukan wawancara dengan pembimbing lapangan atau petani

langsung, untuk pemenuhan daya yang di butuhkan dalam penelitian

19
c. Diskusi

Kegiatan dilakukan secara berkala, dilakukan dengan pembimbing

lapangan dan rekan kerja kelompok untuk mendapatkan data dan

informasi yang lengkap

d. Studi literatur

Merupakan kegiatan pencarian sumber-sumber materi dari buku, jurnal

dan artikel yang berkaitan dengan penelitian

3.4. Prosedur Budidaya

Proses pelaksanaan praktik kerja lapangan yang dilakukan adalah dengan

melakukan praktik langsung dengan objek yang diteliti, yaitu mengetahui Budidaya

kale toscano dengan menggunakan sistem organik di lahan terbuka dan green house

di Fam Organic

20
BAB 4

KEADAAN UMUM TEMPAT PKL

4.1. Profil Perusahaan Fam Organic

Kata ‘Fam’ pada Fam Organic sendiri diambil dari kata Family atau keluarga.

Fam Organik didirikan pada tahun 2009 oleh pasangan Soeparwan Soeleman dan

Donor Rahayu. Sebelum mendirikan Fam Organic, Soeparwan merupakan manajer

pemasaran dengan pengalaman kerja di IBM dan Lenovo selama 25 tahun.

Pendirian Fam Organic dimulai dari keinginan keduanya memulai gaya hidup

yang sehat dari segala aspek, di antaranya sehat secara fisik, mental, sosial, ekologis

dan finansial. Keduanya, meski tidak memiliki latar belakang pertanian, berupaya

mencari sumber-sumber terkait pertanian organik dari berbagai sumber kredibel

seperti jurnal, institusi yang bergerak dalam bidang pertanian organik dan lain-lain.

Tahun-tahun pertama diisi dengan berbagai diskusi intensif seperti metode organik

yang akan dilakukan di lahan, transisi lahan menjadi organik, pola budidaya yang

digunakan dan lain-lain. Sumber yang paling banyak digunakan oleh Soeparwan

dan Donor adalah IFOAM (International Federation of Organic Agricultural

Movement) dimana keduanya sempat mengikuti APO National Workshop tentang

sertifikasi organik yang diselenggarakan IFOAM pada 2013.

Fam Organic merupakan perusahaan yang berbasis eco sosial dengan misi

sosial untuk menularkan gaya hidup sehat. Fam Organic menawarkan solusi bagi

orang-orang yang ingin hidup sehat melalui urban farming di Fam Organic Home

Sarijadi, dan pertanian pedesaan di Parongpong.

21
Lahan budidaya Fam Organic terletak di Desa Karyawangi, Kecamatan

Parongpong, Kabupaten Bandung Barat. Terletak di antara gunung Burangrang dan

gunung Tangkuban Perahu. Kebun Fam Organic terletak pada ketinggian 1.200 m

di atas permukaan laut dan memiliki luas 3.500 m2. Proses budidaya organik di

lahan budidaya Fam Organic diinstuksikan langsung oleh Soeparwan Soeleman dan

Donor Rahayu pada para pekerja untuk memastikan langkah yang dilakukan di

lahan sesuai dengan prinsip-prinsip pertanian organik yang ada.

Pada 2010, untuk mengurangi ketergantungan terhadap suplai sayuran dari

kebun mereka di Parongpong, Soeparwan Soeleman dan Donor Rahayu mendirikan

Halaman Organik.

4.1.1. Visi dan Misi

Visi dari Fam Organic adalah: Healthy People and Healthy

Environment.

Misi dari Fam Organic adalah:

- Menginspirasi masyarakat tentang pentingnya sikap yang sehat,

yaitu sikap-sikap organik.

- Menjadi pusat dari pertanian organik yang sehat, tercermin dari

produk yang segar dan memenuhi kelayakan sebagai bahan

makanan sehat.

- Menjaga ketertarikan dan kepercayaan konsumen terhadap produk

organik dengan cara memberikan konsultasi dan workshop

pertanian organik.

22
4.1.2. Prinsip-Prinsip Pertanian Organik

Sebagai perusahaan yang berkiblat pada IFOAM, Fam Organic sudah

barang tentu juga mengambil prinsip-prinsip terkait pertanian organik yang

diterbitkan IFOAM. Prinsip pertanian organik adalah akar dari tumbuh

kembangnya pertanian organik. Prinsip-prinsip ini menggambarkan

kontribusi dari pertanian organik terhadap lingkungan dan visi pertanian

organik di masa depan dalam skala global (IFOAM, 2008).

Prinsip-prinsip pertanian organik yang dikeluarkan (IFOAM, 2008) di

antaranya:

a. Prinsip Kesehatan

Dalam prinsip kesehatan disebutkan bahwa pertanian organik harus

dapat meningkatkan dan atau mempertahankan kesehatan dari

tanah, tanaman, hewan dan makhluk hidup lainnya di bumi sebagai

suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Prinsip ini menegaskan

bahwa kesehatan satu individu atau kelompok tak lepas dari

kesehatan ekosistem. Tanah yang sehat akan memproduksi tanaman

yang sehat yang kemudian akan mendorong konsumennya

(manusia dan hewan) ke arah hidup sehat.

Kesehatan merupakan hal paling krusial dalam sistem kehidupan.

Tidak hanya terbatas pada tidak adanya penyakit, melainkan juga

pemeliharaan dari kesehatan fisik, mental, sosial dan ekologis.

Peran dari pertanian organik baik dalam proses budidaya, panen,

distribusi hingga konsumsi bertujuan untuk memelihara kesehatan

23
ekosistem dan organisme di dalamnya mulai dari yang terkecil

hingga yang paling kompleks. Salah satu bentuk dari menjaga

kesehatan ekosistem ialah dengan tidak memanfaatkan pupuk,

pestisida, racun serangga atau bahan tambahan lain dalam makanan

yang dapat merusak kesehatan.

b. Prinsip Ekologi

Dalam prinsip ekologi, disebutkan bahwa pertanian organik harus

berbasis pada sistem dan siklus ekologis, bekerja bersama siklus

dan sistem tersebut, melebihinya dan membantu

mempertahankannya. Produksi dalam pertanian organik bergantung

pada proses ekologi. Asupan makanan dan lain-lain diperoleh

melalui proses ekologi pada lingkungan. Pertanian organik haruslah

menyesuaikan diri dengan siklus dan sistem yang ada pada

ekosistem demi mempertahankan keseimbangannya. Pengelolaan

organik harus disesuaikan dengan kondisi, ekologi, budaya dan

skala lokal. Pembudidaya yang menghasilkan, memproses,

memasarkan atau mengonsumsi produk-produk organik harus

melindungi dan memberikan keuntungan bagi lingkungan secara

umum, termasuk di dalamnya tanah, iklim habitat, keragaman

hayati, udara dan air.

c. Prinsip Keadilan

Pertanian organik harus membangun hubungan yang mampu

menjamin keadilan terkait dengan lingkungan dan kesempatan

24
hidup bersama. Keadilan dicirikan dengan kesetaraan, saling

menghormati, berkeadilan dan pengelolaan lingkungan bersama

dan berkaitan dengan hubungan antar manusia maupun manusia

dengan makhluk hidup di sekitarnya. Prinsip keadilan menekankan

bahwa semua pelaku dalam pertanian organik harus membangun

hubungan manusiawi untuk memastikan adanya keadilan bagi

semua pihak di antaranya; petani, pekerja, pengolah, penyalur,

pedagang dan konsumen.

d. Prinsip Perlindungan

Pertanian organik harus dikelola secara hati-hati dan bertanggung

jawab untuk melindungi kesehatan dan kesejahteraan generasi

sekarang, generasi mendatang dan lingkungan hidup. Para pelaku

pertanian organik didorong untuk meningkatkan efisiensi dan

produktivitas, akan tetapi tidak boleh membahayakan kesehatan dan

kesejahteraannya. Oleh karena itu, teknologi dan metode-metode

yang sudah ada perlu dikaji ulang. Prinsip ini menyatakan bahwa

pencegahan dan tanggung jawab merupakan hal paling mendasar

dalam pengelolaan, pengembangan dan pemilihan teknologi dalam

pertanian organik. Ilmu pengetahuan diperlukan untuk menjamin

bahwa pertanian organik bersifat menyehatkan, aman dan ramah

lingkungan. Pertanian organik harus mampu mencegah terjadinya

resiko yang merugikan dengan menerapkan teknologi tepat guna

dan menolak teknologi yang ditaksir dapat merusak lingkungan.

25
4.2. Struktur Organisasi

Gambar 1. Bagan Organisasi PT. Famili Ekokultu (Sumber :PT. Farm Organik)

Fam Organic merupakan perusahaan keluarga yang berada di bawah naungan

PT. Famili Ekokultura yang telah berdiri sejak 2009 dan dipimpin oleh Soeparwan

Soeleman sebagai pemimpin perusahaan. Terdapat beberapa divisi dalam PT.

Famili Ekokultura yang mencakup divisi produksi, divisi toko online dan fisik,

divisi sales dan marketing, divisi keuangan dan administrasi serta divisi penelitian

dan pengembangan.

Administrasi dan keuangan mengurusi bagian arus kas input dan output.

Semua pencatatan keuangan ada di bagian ini. Bagian operational mencakup

operasional di kebun dan di kantor. Terdapat beberapa pekerja yang melakukan

pekerjaan, dimulai dari bagian pengolahan tanah sampai penanganan pasca-panen.

Kebun FAM Organic terletak di Parongpong, terdiri dari 4 pekerja. Sedangkan

Kantor FAM Organic Home terletak di Sarijadi, terdiri dari 5 pekerja.

26
Bagian sales dan marketing melingkupi penjualan dan pemasaran. Sejauh ini

penjualan dilakukan atas pesanan perorangan dan supermarket. Pemasaran sampai

saat ini masih menggunakan online website, instagram, pameran, workshop, dan

dari mulut ke mulut. Tidak seperti menjemput bola. Research dan development

dilakukan di rumah pemilik dengan peralatan yang sederhana untuk menguji

ketahanan tanaman di lahan.

27
BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Budidaya Kale Toscano

5.1.1. Persiapan

a. Pembuatan media semai

Media semai yang dibuat digunakan untuk seluruh komoditas

tanaman yang akan di budidayakan di Fam Organic. Bahan-bahan utama

yang digunakan adalah arang sekam dan kascing dengan perbandingan

campuran 3:1 (jumlah arang sekam yang digunakan untuk pembuatan media

semai adalah sebanyak 3 ukuran roda dan 1 roda untuk pupuk kascing).

Sedangkan bahan-bahan tambahan adalah 5 liter campuran urin kelinci dan

2 sendok teh trico-G. Cara pembuatan media yaitu tiga ukuran roda arang

sekam dituangka di tempat pembuatan media semai. Selanjutnya satu

ukuran roda pupuk kascing ditambahkan pada permukaan sekam, kedua

bahan tersebut diaduk merata, selanjutnya dua sendok teh bubuk trico-G

ditambahkan pada permukaan media semai lalu diaduk kembali sampai

merata. Selanjutnya campuran urin kelinci ditambahkan pada permukaan

media semai sampai semua bagian permukaan tersiram oleh urin kelinci dan

aduk sampai merata. Setelah merata, maka media semai siap digunakan.

28
Gambar 2. Media semai tanaman kale toscano (Sumber : Pribadi)

b. Pembuatan Pupuk Kascing

Bahan-bahan yang digunakam dalam pembuatan pupuk kascing

adalah cacing lumbricus atau cacing Afrika, kotoran sapi, sisa-sisa tanaman

yang telah membusuk serta air bersih. Langkah pertama bak kascing di

bersihkan terlebih dahulu dari kascing yang telah matang maupun setengah

matang. Sisa-sisa tanaman dimasukan secara merata di dasar permukaan

bak penampungan, sisa-sisa tanaman ini berfungsi sebagai sumber makanan

tambahan bagi cacing.

Gambar 3. Proses pembuatan pupuk kascing (Sumber : Pribadi)

29
Selanjutnya kotoran sapi dimasukan ke dalam bak penampungan

sebanyak 5 karung, kotoran sapi tersebut diaduk dengan menggunakan garpu

sampai merata. Pada permukaan kotoran sapi ditambahkan air secukupnya

agar menjadi lembab. Selanjutnya cacing lumbricus ditaburkan pada

permukaan kascing matang maupun kascing setengah matang secara merata.

Setelah semua permukaan tertutupi oleh kascing matang atau

setengah matang maka bak penampungan ditutup dengan menggunakan

karung. Bak penampungan didiamkan selama sebulan penuh sampai kascing

benar-benar matang. Ciri-ciri kascing yang telah matang dan telah siap

dipanen adalah memiliki bentuk partikel bulat (kotoran cacing), berwarna

coklat sampai hitam seperti tanah, tidak berbau menyengat dan sedikit kering

atau tidak basah

c. Pembuatan Campuran Urin Kelinci

Campuran urine kelinci ini memiliki empat komposisi berbeda,

tentunya urine kelinci sebagai bahan pokoknya ditambah air, penyegar

(Bioaktivator) dan trico-G. Dosis dari bahan-bahan yang digunakan untuk

membuat campuran urine kelinci adalah 1000 ml urin kelinci, 4000 ml air,

1 tutup botol penyegar (Bioaktivator) dan 2 sendok teh trico-G (Dosis urin

kelinci). Cara pembuatannya adalah, sebanyak 1000 ml urin kelinci di

dalam tong penampungan urin dengan diambil menggunakan wadah.

Gunakan penyaring untuk menyaring urin kelinci tersebut, hasil saringan

ditempatkan pada emrat (Penyiram).

30
Penyaringan bertujuan agar residu atau kotoran tidak terbawa ke

dalam campuran. Selanjutnya 1 tutup botol penyegar (Bioaktivator)

ditambahkan ke dalam emrat tersebut. Sebanyak 2 sendok teh trico-G

ditaburkan kedalam emrat. Selanjutnya air ditambahkan kedalam emrat

tersebut sampai penuh (4000 ml). penambahan air adalah dari selang air

yang memiliki tekanan tinggi, fungsinya adalah media pengaduk bahan-

bahan yang telah ditambahkan. Pembuatan campuran urine kelinci telah

selesai dan campuran urine kelinci dapat segera diaplikasikan di bedengan

5.1.2. Pengolahan Lahan

Bedengan yang telah mengalami pemanenan total dibersihkan dari

tanaman-tanaman dan gulma yang masih tersisa dengan cara mencabutnya

langsung dengan tangan. Selanjutnya tanah di olah dan di bolak-balikan

dengan menggunakan garpu dan cangkul sampai kedalaman 20-30 cm,

setelah di olah, tanah diratakan kembali permukaan bedenganannya sampai

menutupi jalur irigasi seluruhnya. Pastikan dalam bedengan tidak

mengandung residu atau sisa-sisa tanaman, gulma serta sampah.

Selanjutnya bubuk tricoderma atau anti jamur ditaburkan pada

permukaan bedengan sebanyak dua sendok teh dengan menggunakan

tangan. Campuran urin kelinci di tambahkan dengan menggunakan emrat

(penyiram) pada seluruh permukaan bedengan. Hal yang perlu di perhatikan

adalah seluruh permukaan bedengan harus tersiram merata secara

keseluruahan.

31
Gambar 4. Proses penyiraman bedengan (Sumber : Pribadi)

Setelah campuran urine menyerap ke dalam tanah, bedengan ditutup

dengan tanah hasil galian sebelumnya dan dibentuk menjadi sebuah

bedengan sempurna dengan ketinggian 10-15 cm, panjang 4 meter dan lebar

1 meter. Karena telah terdapat patok disetiap bedengannya maka hal ini

dapat memudahkan pekerja dalam membentuk bedengan tersebut. Setelah

permukaan bedengan rata maka lubang-lubang tanam dibuat menggunakan

tangan ataupun tugalan.

Gambar 5. Proses pemupukan bedengan (Sumber : Pribadi)

32
Kedalaman lubang adalah 5 cm, sedangkan ukuran lubang adalah

sebesar kepalan tangan. Jumlah lubang tanam yang dibuat adalah 14 lubang

memanjang dan 4 lubang melebar, maka total lubang tanam yang dibuat

adalah 56 lubang tanam dalam satu bedengan. Selanjutnya pupuk kascing

ditambahkan pada setiap lubang tanam tersebut, sebenarnya setiap

bedengan mendapat dosis 1 ember penuh. Pada bedengan tanaman lain

pengaplikasian kascing adalah pada sepanjang garit tanam yang dibuat,

sedangakn pada bedengan tanaman kale cukup berbeda yakni pupuk kascing

dimasukan pada setiap lubang tanam tersebut secara merata sampai dosis 1

ember penuh tersebut benar-benar habis. Pengaplikasian di usahakan merata

pada setiap bedengannya. Setelah melakukan pemupuakan lubang tanam

tersbut disiram dengan air dengan cara diguyur langsung dari selang air

sampai lubang tanam benar-benar jenuh dan basah. Selanjutnya tanah

olahan didiamkan selama 24 jam atau sehari penuh, sampai esok harinya

bisa dilakukan penanaman.

Gambar 6. Lubang tanam tanaman kale toscano (Sumber : Pribadi)

33
5.1.3. Persemaian

Persemaian dilakukan pada green house khusus semai. Konsep

rotasi juga dilakukan pada proses persemaian, dimana satu komoditi

tanaman tidak boleh berdampingan dengan komoditi yang sama. Jumlah

total benih yang di semaikan ditentukan dan di kemas langsung oleh

pimpinan perusahaan bersama staff, jadi pegawai dilapangan hanya

menerima intruksi langsung untuk menyemai saja. Setelah diperhatikan

total benih yang disemaikan adalah 60 – 70 benih. Sedangkan yang berhasil

untuk tumbuh biasanya mencapai 50 – 70 benih (84.6 %)

Gambar 7. Persemaian benih kale toscano (Sumber : Pribadi)

Cara melakukan persemaian, pertama media semai ditaburkan ke

dalam tempat persemaian sampai ukuran rata dengan tinggi permukaan

tempat persemaian, kemudian permukaan media semai tersebut dibentuk

sampai merata. Selanjutnya adalah pembentukan lubang tanam, namun

dalam hal ini lubang tanam semai berbentuk geris persegi panjang dengan

kedalaman satu sentimeter, pembuatan garis-garis semai tersebut

34
menggunakan batang kayu atau bambu. Jumlah garis semai biasanya

disesuaikan dengan jumlah benih yang akan disemaikan. Untuk tanaman

kale toscano jumlah baris adalah 5 baris.

5.1.4. Penanaman

Setelah pendiaman bedengan olahan selama 24 jam, maka bedengan

siap untuk ditanami. Pertama bedengan dirisam terlebih dahulu untuk

menjaga kejenuhan dan mempermudah proses penanaman. Selanjutnya

bibit kale di pindahkan dari bak persemaian. Bibit kale toscano memerlukan

waktu kurang lebih 30 hari (1 bulan) untuk benar-benar dapat ditanam di

bedengan. Pertama semaian tananam kale disiram sampai permukaan

tanahnya lembab, tujuannya supaya tanah media semai menempel kuat pada

akar bibit kale toscano, karena tanaman sejatinya harus merasa dipindahkan

bukan pindah dari tempat semaian ke bedengan. Tujuan perlakuan ini adalah

untuk mempercepat proses adaptasi tanaman di tempat baru. Setiap bibit

kale toscano diambil beserta gumpalan tanahnya dari semaian dan

dipindahkan ke dalam loyang atau wadah.

Gambar 8. Penanaman bibit tanaman kale toscano (Sumber : Pribadi)

35
Setelah semua bibit telah dipindahkan pada wadah maka bibit di bawa

ke area bedengan tanam dan bibit siap untuk ditanam. Dalam proses

penanaman bibit dipilih secara tertib dari ukuran terbesar sampai ke terkecil

untuk memudahkan keseragaman tumbuh. Bibit kale dari wadah diambil

beserta tanahnya, lalu perlahan dimasukan ke dalam lubang tanam.

Selanjutnya lubang tanam ditutup dengan menggunakan tanah disekitarnya,

pastikan bibit dalam keadaan berdiri tegak lalu tanahnya ditekan sedikit untuk

menciptakan kekuatan dan ketegakan bibit pada tanah. Langkah tersebut terus

diulangi sampai semua lubang tanam terisi oleh bibit kale toscano. Setelah

semua lubang tanam terisi oleh bibit, bedengan disiram dengan debit air yang

kecil, karena tanaman masih dalam keadaan rapuh belum sepenuhnya

menyatu dengan tanah. Tahap terakhir, tanda atau identitas diberikan pada

bedengan dengan berisi informasi nama tanaman, waktu semai dan waktu

tanam

5.1.5. Pemeliharaan

a. Penyulaman

Penyulaman yang dilakukan di Fam Organic terhadap semua

komoditas tanaman adalah sama, yakni mempunyai batas waktu selama

seminggu penyulaman. Dalam seminggu tersebut, bibit yang tidak

tumbuh, layu, terserang hama bahkan mati di ganti dengan bibit yang

baru. Penyulaman yang dibatasi oleh waktu ini bertujuan untuk

menjaga keseragaman tumbuh setiap tanaman.

36
b. Penyiraman dan pemupukan

Proses penyiraman dilakukan sebanyak dua kali dalam sehari,

tetapi tergantung dari cuaca pada saat itu. Penyiraman pertama dialukan

pada pagi hari atau lebih tepatnya sekitar pukul 06.00 – 10.00,

sedangakn penyiraman kedua dilakukan pada sore hari atau lebih

tepatnya dilakukan sekitar pukul 14.00 – 16.00. Apabila cuaca pada saat

itu mendung maka penyiramann hanya dilakukan satu kali saja, dan

apabila cuaca pada saat itu panas, maka penyiraman dilakukan dua kali

untuk menjaga kelembabpan permukaan tanah pada bedengan.

Penyiraman yang dilakukan di Fam Organik cukup efektif dan efisisen

karena menggunakan alat sprinkle dengan radius penyiraman maksimal

adalah 5 meter.

Gambar 9. Penyulaman tanaman kale toscano (Sumber : Pribadi)

Pemupukan susulan pada tanaman kale dilakukan pada 30 hst

atau setiap satu bulan sekali. Karena tanaman kale ini memiliki umur

yang lebih dari sebulan maka pemupukan susulan dilakukan berkali-

kali. Kebanyakan budidaya tanaman di Famo itu adalah tanaman sayur

37
yang sebulan hst dapat di panen maka pemupukan tidak dilakukan

kembali cukup dilakukan pemupukan dasar saja.

c. Pewiwilan dan Pemangkasan

Pewiwilan atau pemangkasan yang dilakukan pada tanaman kale

toscano ini dilakukan dengan cara membuang tunas maupun daun yang

sudah tua dan berpenyakit serta terserang hama bertujuan agar nutrisi

yang diserap oleh tanaman terpusat pada batang atau daun utama

sehingga akan menghasilkan kualitas daun dan tanaman yang baik.

Pemangkasan ini dilakukan dengan cara mematahkan langsung tangkai

daun dari daerah batang utama.

Untuk tanaman kale toscano yang ditanam di dalam green house,

pemangkasan dilakukan sebanyak satu kali dalam satu minggu.

Sedangkan untuk tanaman yang ditanam dilahan terbuka, pemangkasan

dilakukan sebanyak dua kali dalam seminggu. Perbedaan banyaknya

perlakuan pemangkasan ini disebabkan karena perbedaan intensitas

daun yang mudah terserang hama dan penyakit.

38
Gambar 10. Pemangkasan daun tanaman kale toscano (Sumber : Pribadi)

d. Penyiangan, Pembubunan dan Penggemburan

Membumbun adalah kegiatan untuk memperkuat berdirinya

batang dan perakaran tanaman . Pembumbunan dilakukan bersamaan

dengan penyiangan pertama sekitar 15 hst atau penyiangan kedua

.Disamping itu pembumbunan juga dapat memperbaiki aerasi tanah,

memperlancar drainase karena ketinggian tanah berbeda sehingga tidak

ada genangan air yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman kale

Toscano (BPS Pertanian, 2015). Proses pembubunan ini dilakukan

sebanyak satu kali dalam dua minggu. Proses pembubunan ini dilakukan

dengan cara membalik-balikan tanah di sekitar perakaran tanaman

dengan menggunakan tangan, serta meninggikan permukaan tanah

disekitar perakaran tanah dibanding permukaan tanah disekitarnya.

39
Gambar 11. Pembubunan terhadap tanaman kale toscano (Sumber : Pribadi)

e. Pengendalian Hama dan Penyakit

1) Hama Tanaman Kale Toscano

a) Thrips (Thrips Parvispinus)

Gejala serangan hama ini adalah terdapatnya bintik-bintik

pada daun dengan kotoran hitam. Thrips dewasa berwarna kuning

pucat sampai coklat muda dan nimfa lebih kecil dan warnanya lebih

terang. Pengendalian dapat dilakukan secara mekanik yakni

memangkas daun yang terserang hama, melakukan pergiliran

tanaman serta mengaplikasikan pembuatan perangkap hama.

40
Gambar 12. Hama thrips menyerang tanaman kale toscano (Sumber : Pribadi)

2) Penyakit Tanaman Kale Toscano

a) Bedak tepung putih atau embun tepung (Powdery mildew)

Sesuai namanya, embun tepung tampak seperti bercak putih

atau abu-abu, pada daun tanaman kale toscano. Memang gejala

seperti terlihat pada permukaan daun saja, tetapi embun tepung juga

dapat mempengaruhi permukaan bawah daun dan batang. Dampak

dari penutupan permukaan daun oleh embun tepung adalah

terganggunya proses fotosintesis. Spora embun tepung akan terbawa

kepada tanaman melalui angin, serangga, dan air (penyiraman).

Kondisi yang mendorong pertumbuhan dan penyebaran embun

tepung meliputi, kelembaban yang terlalu tinggi, pola penanaman

yang penuh dan sesak, tidak terawatnya sirkulasi udara.

Pengendalian yang dapat dilakukan adalah pemilihan bibit tanaman

yang sehat, Penanaman tanaman kale pada kondisi tidak terlalu

teduh. Pangkaslah daun tanaman yang telah terinfeksi, memperbaiki

41
sirkulasi udara dilingkungan penanaman (biasanya penanaman pada

green house), kurangi dan hindari menyiram tanaman dari bagian

atas serta lakukan pemanenan pada usia muda

b) Busuk hitam (leaf Spot)

Gejala ini diawali dengan bintik coklat kekuningan pada

daun, lalu busuk atau warna coklat yang berasal dari tepi daun,

batang daun hitam dan lama-kelamaan akan membuat jatuhnya daun

dari tanaman. Penyebabnya adallah bakteri Xanthomonas

campestris dimana oatogen ini menyebar melalui biji yang terinfeksi

atau dengan terbawa air pada proses penyiraman serta terbawa oleh

serangga. Kemunculan penyakit penyebab adanya penyakit ini

adalah kondisi hangat dan lembab. Pengendalian yang dilakukan di

fam organic adalah melalui penggunaan praktik sanitasi yang baik

yakni melakukan pergiliran tanam (rotasi) serta menanam bibit

tanaman yang bebas patogen.

Gambar 13. Daun tanaman kale toscano terinfeksi penyakit busuk hitam

42
5.1.5. Panen

Panen adalah rangkaian kegiatan pengambilan hasil budidaya

berdasarkan umur, waktu dan cara sesuai dengan sifat atau karakter

produknya (Permentan RI, 2013). Bagian yang dipanen dari tanaman kale

toscano adalah bagian daun. Umur tanaman kale yang telah siap untuk

dipanen adalah tanaman yang telah berumur minimal 30 hari. Ciri-ciri daun

yang telah siap di panen adalah daun berukuran panjang dan lebar, daun

yang berwarna hijau muda dan telah terindikasi terpapar butiran bedak putih

dipermukaan daunnya.

Gambar 14. Pemanenan berkala daun tanaman kale toscano (Sumber : Pribadi)

Pemanenan tanaman kale toscano dilakukan dengan cara memetik

atau mematahkan langsung tangkai daun dari percabanagan batang

utamanya dengan menggunakan tangan. Karena sistem pemasaran di Fam

orgnaic ini berupa order atau pesanan sehari sebelumnya maka pemanenan

dilakukan terhadap semua bedengan yang telah siap dipanen dimana

43
tujuannya adalah untuk memenuhi pesanan konsumen pada hari itu.

Pemanenan pada tanaman kale toscano ini dilakukan secara berkelanjutan

yakni dapat mencapai panen optimal sebanyak delapan kali bahkan lebih.

Pemanenan dapat dilakukan sebanyak dua kali di dalam semingggu. Total

daun yang biasanya dipanen oleh pegawai adalah satu sampai tiga helai

daun dalam satu tanaman.

Umur anjuran pemanenan akhir kale adalah tanaman yang telah

berumur delapan minggu. Pemanenan akhir ini dilakukan dengan cara

mencabut keseluruhan bagian tanaman dari bedengan. Hasil panen tidak

melalu fase pencucian namun langsung dimasukan kedalam kotak sayur

untuk dibawa ke rumah produksi untuk dilakukan pengemasan.

Gambar 15. Pemanenan tahap akhir tanaman kale toscano (Sumber : Pribadi)

5.1.6. Pasca Panen

a. Sortasi

Kegiatan pasca panen yang dilakukan pada tanaman kale

toscano adalah sortasi, perompesan, penimbangan serta pengemasan.

44
Kegiatan sortasi dilakukan dengan cara memilah dan memilih bagian

daun tanaman kale toscano yang baik dan layak untuk di pasarkan.

Karakteristik helai daun yang tidak masuk ke pasaran adalah tingkat

serangan hama pada daun yang terlalu tinggi, tertalu banyaknya

permukaan daun yang terpapari atau terlapisi oleh sejenis bedak atau

serbuk tepung putih pada permukaan daun tanaman kale toscano.

Perompesan dilakukan dengan cara merapihkan bagian ujung helai

daun (tangkai daun) dengan menggunakan benda tajam seperti gunting.

Gambar 16. Sortasi daun tanaman kale toscano (Sumber : Pribadi)

b. Penimbangan

Dalam proses produksi dilakukan tiga kali penimbangan hasil

panen, penimbangan pertama dilakukan di kebun, tujuannya adalah

unutk mengetahui keseluruhan hasil panen pada hari itu. Sedangkan

penimbangan kedua dilakukan di rumah produksi yakni penimbangan

awal datangnya hasil panen dari kebun ke rumah produksi, tujuannya

adalah untuk menyamakan data hasil produksi keseluruhan pada hari

45
itu agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Penimbangan ketiga

adalah penimbangan untuk kemas, dimana hasil panen telah mengalami

proses sortasi dan perompesan agar siap masuk ke pasaran.

Penimbangan kale toscano dibedakan menjadi dua varian pengemasan

dengan berat bersih dan harga yang berbeda. Pengemasan pertama

adalah dengan berat bersih 210 gram dengan harga jual Rp. 28.800,

sedangkan pengemasan kedua adalah dengan berat bersih 1 Kg dengan

harga jual Rp. 144.000.

Gambar 17. Penimbangan tahap akhir daun kale toscano (Sumber : Pribadi)

c. Pengemasan

Setelah semua plastik kemas terisi oleh daun tanaman kale

toscano maka selanjutnya dilakukan pengemasan dengan mesin

pengepres, setelah itu semua hasil panen dimasukan kedalam lemari

pendingin. Produk kale toscano akan mulai dikirim ke pasaran pada

esok harinya.

46
Gambar 18. Pengemasan tanaman kale toscano

5.1.7. Pengamatan

Pengamatan dilakukan terhadap perbandingan antara tanaman kale

toscano yang ditanam di lahan dan di dalam green house. Terdapat beberapa

parameter perbedaan yang dihasilkan dari produksi tanaman kale tosaco ini,

diantaranya adalah :

a. Karakteristik daun

Bentuk daun tanaman kale toscano di dalam green house

memiliki bentuk lebih lebar, dan titik tumbuh daun lebih sedikit. Warna

hijau daun lebih pudar dan cerah dengan tekstur daun yang rapuh.

Apabila dilihat seksama tekstur daunnya lebih halus dan permukaannya

lebih merata seperti dilapisi oleh lilin yang sedikit licin. Sedangkan

tanaman kale toscano di lahan terbukaf memiliki bentuk daun yang

lebih memanjang dan titik tumbuh daun yang lebih banyak. Warna hijau

daun lebih kuat dan gelap dengan tekstur daun yang kuat. Tekstur daun

lebih kasar dan bergelombang dan terlihat seperti kering.

47
Gambar 19. Daun tanaman kale yang ditanam di dalam green hosue (Sumber : Pribadi)

b. Volume serangan gulma, hama dan penyakit

Tanaman kale toscano di dalam green house lebih terlindung dari

serangan gulma dan hama. Namun penyakit yang sering timbul adalah

bedak atau tepung putih di permukaan daun, menurut sumber,

fenomena ini terjadi karena tertinggalnya residu air siraman di

permukaan daun serta air tersebut tidak ter transpirasi oleh cahaya

matahari. Sedangkan untuk tanaman kale toscano di luar green house

volume serangan gulma dan hama cukup tinggi dan penyakit yang

sering timbul adalah busuk daun dan akar. Namun untuk penyakit bedak

atau serbuk tepung putih sama sekali tidak menyerang pada tanaman ini

karena residu air penyebab penyakit akan cepat hilang oleh paparan

sinar matahari.

48
Gambar 20. Daun tanaman kale toscano yang ditanam diluar green house (Sumber : Pribadi)

c. Aroma

Kale merupakan salah satu tanaman obat yang baik, aroma

tanaman kale toscano di dalam green house lebih pudar dengan cairan

atau getah yang berwarna pudar pula. Sedangkan tanaman kale diluar

green house memiliki aroma dan rasa pahit yang lebih kuat, kekuatan

pahit ini dipercaya memiliki nutrisi obat yang lebih baik.

49
Gambar 21. Perbandingan antara daun kale toscano yang ditanam di dalam dan di luar green house

Keterangan Gambar
Atas = Daun kale di dalam green house
Bawah = Daun kale di lahan terbuka

50
BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Budidaya tanaman kale toscano di kebun Fam Organic meliputi, pembuatan

pupuk kascing, pembuatan campuran urin kelinci, pembuatan media semai dan

persemaian, pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan (penyulaman,

penyiraman, pemupukan susulan, penyiangan, pemangkasan, pembumbunan dan

pegendalian hama penyakit tanaman), panen dan pasca panen

Budidaya tanaman kale toscano di Fam Organik dibedakan menjadi dua yakni

penanaman di dalam dan di luar green house. Perbedaan perlakuan ini berdampak

kepada perbedaan hasil tanaman terutama bagian daun yang merupakan bagian

ekonominya. Perbedaan ini terjadi pada perbadingan terhadap karakteristik daun,

volume serangan gulma, hama dan penyakit serta aroma yang dihasilkan oleh daun

tanaman kale toscano.

6.2. Saran

a. Karena adanya perbedaan perlakuan terhadap budidaya tanaman kale

toscano (penanaman di dalam dan di luar greeen house) maka sabaiknya

pemilik perusahaan melakukan kegiatan sortasi dan grading terhadap

kedua hasil tanaman tersebut. Karena bila diperhatikan kembali kedua hasil

tanaman tersebut memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing.

Selama ini kedua hasil tanaman tidak di beda-bedakan dalam proses

pengemasan. Seharusnya dengan adanya sortasi dan grading ini nantinya

akan mempermudah konsumen dalam memilih produk kale toscano sesuai

51
kebutuhannya. Seperti tanaman kale toscano yang di tanam dalam green

house memiliki keunggulan dalam jumlah kadar air yang lebih banyak

sedangkan tanaman kale toscano yang di tanam di luar green house

memiliki keunggulan dalam tingginya sifat aromatik (sifat obat).

52
DAFTAR PUSTAKA

Badan Standardisasi Nasional, SNI 01-6729-2002 tentang Sistem Pangan Organik,

2002

Budi S. 2013. Budidaya Intensif Kailan secara Organik dan Anorganik. Jakarta :

Pustaka Mina

Ditjen BPPHP Departemen Pertanian, Leaflet “Menuju Pertanian Organik”, 2002

Mulat, T. 2003. Membuat dan Memanfaatkan Kascing Pupuk Organik Berkualitas.

Agromedia Pustaka, Jakarta.

Nazaruddin, 2003. Budidaya dan Pengantar Panen Sayuran Dataran

Rendah.Penebar Swadaya. Jakarta. 142 hal

Roni A. 2016. Bisnis Hidroponik Ala Roni Kebun Sayur. Jakarta : Agromedia

Pengelolaan Lingkungan, Dit. Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP-Deptan.

Pahmitasari K. 2016. Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Buncis dan Baby

Caysim Organik. Universitas Sanita Dharma. Yogyakarta

Sulaeman D. 2008. Mengenal Sistem Pertanian Organik Indonesia.Subdit

Suriadikarta, Didi, Ardi., dan Simanungkalit, R.D.M. (2006).Pupuk Organik dan

Pupuk Hayati. Jawa Barat :Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya

Lahan Pertanian. Hal 2. ISBN 978-979-9474-57-5.

53
Zahid A, 1994. Manfaat Ekonomis dan Ekologi Daur Ulang Limbah Kotoran

Ternak Sapi Menjadi Kascing. Studi Kasus Di PT. Pola Nusa Duta, Ciamis.

Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor, pp. 6 –14.

54
LAMPIRAN

Gambar 1. Dokumentasi bersama pimpinan Gambar 2. Perbandingan daun kale toscano


perusahaan di lahan terbuka dan di green house

Gambar 3. Daun kale toscano di lahan terbuka Gambar 4. Daun Kale toscano di green
house

Gambar 5. Dokumentasi bersama pegawai Gambar 6. Kale toscano siap kirim

Gambar 22. Dokumntasi kegiatan PKL

55
Gambar 7. Tanaman kale toscano Gambar 8. Semaian kale toscano

Gambar 9. Green house semai Gamabr 10. Kebun Fam Organic

56

Anda mungkin juga menyukai