Anda di halaman 1dari 9

JUKNIS Pendahuluan

BUDIDAYA CABAI
Budidaya Cabai merupakan pilihan agribisnis bernilai ekonomis
tinggi, untuk itu cara menanam cabai yang tepat, baik cara
pengendalian hama penyakit maupun teknik budidaya cabe, sangat
menentukan keberhasilan budidaya.
Demi menunjang keberhasilan budidaya tanaman, petani cabe
harus memperhatikan teknik menanam cabai yang baik. Pemahaman
tentang iklim, tanaman, maupun hal-hal yang berhubungan dengan
proses budidaya, juga perlu diperhatikan sehingga memudahkan
petani cabai untuk melakukan proses penanganan, terutama ketika di
lapangan banyak dijumpai permasalahan-permasalah yang
membutuhkan penangangan segera dan serius.

Syarat tumbuh Tanaman Cabai

Selama budidaya, tanaman cabai membutuhkan syarat-syarat


untuk menunjang keberhasilan usahatani, pertumbuhan tanaman
yang vigor dan sehat merupakan harapan petani cabai. Untuk itu
pengetahuan tentang syarat tumbuh tanaman cabai perlu diketahui,

BALAI PENYULUH PERTANIAN PERIKANAN DAN seperti berikut:


Tanah
KEHUTANAN (BP3K)
Tanah tempat penanaman cabai harus gembur dengan kisaran pH
“SULUH SEJAHTERA” SUNGAI KUNJANG
6,5-6,8.
2016
Air Pengukuran pH tanah untuk menunjang keberhasilan budidaya
Tanaman cabai memerlukan air cukup untuk menopang sangat diperlukan agar diketahui nilai pH-nya, sehingga kita dapat
pertumbuhan tanaman. Air berfungsi sebagai pelarut unsur hara, menentukan aplikasi kapur pertanian, terutama pada tanah masam
pengangkut unsur hara ke organ tanaman, pengisi cairan tanaman atau nilai pH rendah (di bawah 6,5). Pengukuran bisa menggunakan
cabai, serta membantu proses fotosintesis dan respirasi selama proses kertas lakmus, pH meter, atau cairan pH tester. Pengambilan titik
budidaya berlangsung. Tetapi pemberian air tidak boleh berlebihan. sampel bisa dilakukan secara zigzag.
Iklim Persiapan Sarana Prasarana
Angin sepoi-sepoi cocok untuk menanam cabai. Curah hujan Persiapan sarana dan prasarana selama budidaya cabe meliputi:
tinggi berpengaruh terhadap kelebihan air. Intensitas sinar matahari  Pengadaan tanah untuk media semai.
sangat dibutuhkan tanaman cabai, berkisar antara 10–12 jam per hari.  Pengadaan pupuk kandang, pupuk kimia, dan kapur pertanian.
Sedangkan suhu optimal untuk pertumbuhan tanaman cabai 24°C-  Pengadaan benih dan mulsa PHP (Plastik Hitam Perak).
28°C.  Pengadaan Pestisida.
 Pengadaan ajir, bambu penjepit mulsa PHP, dan tali pertanian.
Persiapan Teknis Budidaya Cabai
 Pengadaan peralatan.
 Persiapan tenaga kerja.
Setelah mengetahui syarat tumbuh tanaman cabai, sebelum mulai
menjalankan budidaya, terlebih dulu dilakukan persiapan teknis
Pelaksanaan Budidaya
seperti pemilihan lokasi maupun persiapan sarana dan prasarana.
Pemilihan Lokasi Budidaya
Budidaya secara intensif harus dilakukan selama proses budidaya,
Lokasi budidaya sebaiknya dipilih yang strategis, transportasi
karena budidaya intensif berpeluang mendatangkan keuntungan
mudah, dekat sumber air, jauh dari area penanaman cabai
besar. Diperlukan persiapan-persiapan matang serta pengetahuan
lain/tanaman sefamili. Sejarah lahan sangat penting untuk
tentang cara menanam cabai, baik deskripsi tanaman cabe maupun
diperhatikan, paling baik lahan tidak ditanami tanaman cabe selama
pengendalian hama dan penyakit cabai.
minimal 2 tahun terakhir agar diperoleh hasil optimal.
Pengukuran pH Tanah
Persiapan Lahan  Pemeliharaan bibit cabe. Pembukaan sungkup dimulai
Sebelum menjalan usaha budidaya, diperlukan persiapan-persiapan jam 07.00 - 09.00, kemudian sungkup dibuka lagi jam 15.00-
dasar, seperti : 17.00. Umur 5 hari menjelang tanam sungkup harus dibuka
 Pembajakan dan penggaruan. penuh untuk penguatan tanaman cabe. Penyiraman jangan
 Pembuatan bedengan kasar selebar 110-120 cm, tinggi 40-70 cm, terlalu basah, dilakukan setiap pagi. Penyemprotan
lebar parit 50-70 cm. pestisida dilakukan pada umur 15 hss (hari setelah semai).
 Pemberian kapur pertanian sebanyak 200 kg/rol mulsa PHP untuk Dosis ½ dari dosis dewasa.
tanah dengan pH di bawah 6,5.  Pindah tanam. Bibit cabai (cabe) berdaun sejati 4 helai

 Pemberian pupuk kandang fermentasi sebanyak 40 ton/ha dan siap pindah tanam ke lahan.

pupuk NPK 15-15-15 sebanyak 150 kg/rol mulsa PHP.


 Pengadukan/pencacakan bedengan agar pupuk yang sudah Pemeliharaan Tanaman Cabai

diberikan bercampur dengan tanah. Rapikan bedengan. Penyulaman Tanaman Cabai


Penyulaman tanaman dilakukan sampai umur cabe 3 minggu.
 Pemasangan mulsa PHP.
Apabila umur tanaman cabai sudah terlalu tua dan masih terus
 Pembuatan lubang tanam.
disulam mengakibatkan pertumbuhan tanaman cabe tidak seragam.
 Jarak tanam ideal musim kemarau 60 cm x 60 cm dan musim
Berpengaruh terhadap pengendalian hama penyakit tanaman cabe.
penghujan bisa diperlebar 70 cm x 70 cm. Tujuannya untuk
Perempelan dan Pengikatan Tanaman Cabai
menjaga kelembaban udara di sekitar pertanaman cabe.
Perempelan tunas samping. Perempelan tunas samping dilakukan
 Pemasangan ajir.
pada tunas yang keluar di ketiak daun. Bertujuan memacu
Persiapan Pembibitan dan Penanaman Cabai
pertumbuhan vegetatif tanaman, agar tanaman cabe tumbuh kekar,
 Rumah atau sungkup pembibitan.
disamping itu juga menjaga kelembaban saat tanaman cabai sudah
 Pembuatan media semai. Komposisi media semai adalah
dewasa. Dilakukan sampai pembentukan cabang utama, ditandai
20 liter tanah, 10 liter pupuk kandang, dan 150 g NPK halus.
munculnya bunga pertama.
Media semai dimasukkan ke dalam polibag semai.
Perempelan daun. Perempelan daun cabe dilakukan ketika tanaman
 Penyemaian benih cabai.
cabai memasuki umur 80 hst (hari setelah tanam). Perempelan
dilakukan pada daun-daun cabai di bawah cabang utama dan daun  Kandungan Nitrogen tinggi diberikan saat tanaman cabai berumur
tua/terserang penyakit. 14 hst dan 21 hst.
Sanitasi Lahan  Kandungan Phospat, Kalium dan Mikro tinggi diberikan saat
Sanitasi lahan selama budidaya meliputi : pengendalian tanaman cabai berumur 35 hst dan 75 hst.
gulma/rumput, pengendalian air saat musim hujan sehingga tidak
muncul genangan, tanaman cabe terserang hama penyakit Pengendalian Hama Dan Penyakit Tanaman Cabai
disingkirkan dari area penanaman cabai.
Pengairan Hama Tanaman Cabai
Pengairan selama proses budidaya berlangsung diberikan secara Gangsir
terukur, dengan penggenangan atau pengeleban seminggu sekali jika Hama gangsir yang menyerang tanaman cabai adalah Brachytrypes
tidak turun hujan. Penggenangan jangan terlalu tinggi, batas portentosus.
penggenangan hanya 1/3 dari tinggi bedengan. Pengendalian kimiawi selama budidaya menggunakan insektisida
Pemupukan Susulan berbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam.
Pupuk Akar Ulat Tanah
Diberikan dengan cara pengocoran : Ulat tanah yang sering menyerang tanaman cabai adalah spesies
 Umur 15 hst dan 30 hst, dosis 3kg NPK 15-15-15 dilarutkan Agrotis ipsilon.
dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman, tiap tanaman cabai 200ml. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif
 Umur 45 hst dan 60 hst, dosis 4kg NPK 15-15-15 dilarutkan karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam.
dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman, tiap tanaman cabai 200ml. Ulat Grayak
 Umur 75 hst, 90 hst dan 105 hst, dosis 5kg NPK 15-15-15 Serangan ulat grayak pada tanaman cabai berasal dari spesies
dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman, tiap tanaman Spodoptera litura.
cabai 200ml. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif
sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil,
Pupuk Daun
kartophidroklorida, atau dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk Tungau
pada kemasan. Hama tungau pengganggu tanaman cabai adalah tungau kuning (Pol
Ulat Buah Polphagotarsonemus lotus) dan tungau merah (Tetranychus
Ulat buah tanaman cabai adalah Helicoverpa sp. cinnabarinus).
Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif Pengendalian kimiawi pada budidaya tanaman ini menggunakan
sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, insektisida akarisida berbahan aktif propargit, dikofol, tetradifon,
kartophidroklorida, atau dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk piridaben, klofentezin, amitraz, abamektin, atau fenpropatrin.
pada kemasan. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Thrips Lalat Buah
Thrips tanaman cabai adalah Thrips parvispinus. Lalat buah tanaman cabai adalah Dacus dorsalis.
Pengendalian kimiawi selama budidaya menggunakan insektisida Pengendalian lalat buah pada tanaman cabe salah satunya dengan
berbahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, memanfaatkan sexpheromone (perangkap lalat) dimana lalat
klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin. Dosis/konsentrasi dibiarkan terperangkap ke dalam botol aqua yang didalamnya diberi
sesuai petunjuk pada kemasan. metil eugenol, botol aqua ini diikat dengan bambu atau lanjaran pada
Kutu Daun posisi horisontal. Atau dapat juga memanfaatkan buah-buahan
Kutu daun tanaman cabai adalah Myzus persiceae. beraroma yang disukai lalat buah, seperti buah timun atau nangka
Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif yang telah dicampur metomil (insektisida). Selain itu juga dapat
abamektin, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau dilakukan penyemprotan pada seluruh bagian tanaman cabe,
lamdasihalotrin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan. menggunakan insektisida berbahan aktif deltametrin, sipermetrin,
Kutu Kebul profenofos, metomil, kartophidroklorida, klorpirifos, atau dimehipo.
Kutu kebul tanaman cabai adalah Bemisia tabaci. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif Nematoda
abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, Serangan hama nematoda pada tanaman cabai disebabkan oleh
sipermetrin, atau lamdasihalotrin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk Meloidogyne incognita.
pada kemasan.
Cara pengendalian hama ini dengan pemberian insektisida berbahan Layu Fusarium
aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam. Cendawan penyebab layu tanaman cabai adalah Fusarium
oxysporum.
Penyakit Tanaman Cabai Upaya pengendalian pada cabe antara lain meningkatkan pH tanah,
Rebah Semai memusnahkan tanaman cabai terserang, melakukan
Rebah semai tanaman cabai adalah Pythium debarianum. penggiliran tanaman serta penyemprotan kimiawi
Cara pengendalian pada cabe dengan penyemprotan fungisida menggunakan fungisida berbahan aktif benomil, metalaksil
sistemik berbahan aktif propamokarb hidroklorida, atau propamokarb hidroklorida. Sebagai pencegahan, secara
simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf dan biologi berikan trichoderma pada saat persiapan lahan. Umur
fungisida kontak berbahan aktif tembaga, mankozeb, 25 hst, 40 hst dan 70 hst dilakukan pengocoran
propineb, ziram, atau tiram. Dosis ½ dari dosis terendah menggunakan pestisida organik pada tanah, contoh super
yang tertera pada kemasan. glio, wonderfat. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada
Layu Bakteri kemasan.
Bakteri penyebab layu tanaman cabai adalah Pseudomonas sp. Busuk Phytophtora
Upaya pengendalian selama budidaya antara lain meningkatkan pH Cendawan penyebab busuk phytophtora pada tanaman cabai adalah
tanah, memusnahkan tanaman cabai terserang, melakukan Phytopthora infestans.
penggiliran tanaman serta penyemprotan kimiawi Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh
menggunakan bakterisida dari golongan antibiotik dengan bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya metalaksil,
bahan aktif kasugamisin, streptomisin sulfat, asam oksolinik, propamokarb hidrokloroda, simoksanil, kasugamisin, asam
validamisin, atau oksitetrasiklin. Sebagai pencegahan, secara fosfit, atau dimetomorf dan fungisida kontak, contoh bahan
biologi berikan trichoderma pada saat persiapan lahan. Umur aktif yang bisa digunakan diantaranya tembaga, mankozeb,
25 hst, 40 hst dan 70 hst dilakukan pengocoran propineb, ziram, atau tiram. Dosis/konsentrasi sesuai
menggunakan pestisida organik pada tanah, contoh super petunjuk pada kemasan.
glio, wonderfat. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada
kemasan. Busuk Kuncup
Penyakit busuk kuncup tanaman cabe disebabkan oleh cendawan berbahan aktif klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb.
Choanephora cucurbitarum. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Pengendalian kimiawi selama budidaya menggunakan fungisida Virus
sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan Virus yang menyerang tanaman cabe diantaranya TMV, TEV, TRV,
diantaranya metalaksil, propamokarb hidroklorida, CMV, TRSV, CTV dan PVY. Virus merupakan penyakit
simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf, dan yang sangat berpotensi menimbulkan kegagalan budidaya
fungisida kontak, contoh bahan aktif yang bisa digunakan tanaman terutama musim kemarau. Gejala serangan
diantaranya tembaga, mankozeb, propineb, ziram, atau tiram. umumnya ditandai pertumbuhan tanaman cabai mengerdil,
Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan. daun mengeriting dan terdapat bercak kuning kebasah-
Bercak Cercospora basahan. Penyakit virus sampai saat ini belum ditemukan
Cendawan penyebab bercak cercospora tanaman cabe adalah penangkalnya. Penyakit ini ditularkan dari satu tanaman
Cercospora capsici. cabai ke tanaman cabai lain melalui vektor atau penular.
Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh Beberapa hama yang sangat berpotensi penular virus
bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya benomil, metil diantaranya adalah thrips, kutu daun, kutu kebul, dan tungau.
tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol dan Manusia dapat juga berperan sebagai penular virus, baik
fungisida kontak, contoh bahan aktif yang bisa digunakan melalui alat-alat pertanian maupun tangan terutama saat
diantaranya klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. perempelan. Beberapa upaya penanganan virus selama
Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan. budidaya tanaman ini antara lain : membersihkan gulma
Antraknosa (Patek) (gulma berpotensi menjadi inang virus), mengendalikan
Cendawan penyebab penyakit antraknosa pada tanaman cabe adalah hama/serangga penular virus, memusnahkan tanaman cabai
Colletotrichum capsici dan Gloesporium piperatum. terserang, menjaga kebersihan alat pertanian dan memberi
Pengendalian kimiawi pada budidaya tanaman ini menggunakan pemahaman kepada tenaga kerja agar tidak ceroboh saat
fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan melakukan penanganan selama proses budidaya.
diantaranya benomil, metil tiofanat, karbendazim,
difenokonazol, atau tebukonazol, dan fungisida kontak
Strategi Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Cabai

Pengendalian hama gangsir, ulat tanah, serta nematoda selama


budidaya dilakukan secara bersamaan cukup satu kali pemberian
insektisida, yaitu 1gram per lubang tanam.
Pengendalian hama ulat grayak, ulat buah, kutu daun, kutu kebul,
thrips, tungau, lalat buah dan penyakit pada budidaya cabe
menggunakan pestisida harus dilakukan berseling atau penggantian
bahan aktif yang tertera di atas setiap melakukan penyemprotan
(jangan menggunakan bahan aktif yang sama secara berturut-turut).

PANEN CABE
Cabai merah dapat dipanen pada umur 90-110 hst. Buah cabe
dipanen adalah buah 80% masak.
http://www.tanijogonegoro.com/2012/10/cara-praktis-budidaya-
cabai.html

Anda mungkin juga menyukai