Anda di halaman 1dari 58

Proposal Penelitian

ANALISIS PENDAPATAN KERAJINAN SAPU IJUK DAN KONTRIBUSI


TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA DI DESA KOTA MULYA
KECAMATAN SEMENDAWAI TIMUR KABUPATEN OKU TIMUR

Oleh:
Windy Yulia Astuti
A.190003

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN
(STIPER) BELITANG

BELITANG
2022
ANALISIS PENDAPATAN KERAJINAN SAPU IJUK DAN KONTRIBUSI
TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA DI DESA KOTA MULYA
KECAMATAN SEMENDAWAI TIMUR KABUPATEN OKU TIMUR
ANALISIS PENDAPATAN KERAJINAN SAPU IJUK DAN KONTRIBUSI
TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA DI DESA KOTA MULYA
KECAMATAN SEMENDAWAI TIMUR KABUPATEN OKU TIMUR

Oleh:
Windy Yulia Astuti
A.190003

Proposal

Disusun sebagai salah satu syarat


untuk melaksanakan penelitian Skripsi

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN
(STIPER) BELITANG

BELITANG
2022
ANALISIS PENDAPATAN KERAJINAN SAPU IJUK DAN KONTRIBUSI
TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA DI DESA KOTA MULYA
KECAMATAN SEMENDAWAI TIMUR KABUPATEN OKU TIMUR

Oleh:
Windy Yulia Astuti
A.190003

Proposal

Telah diterima sebagai salah satu syarat


untuk melaksanakan penelitian Skripsi

Pembimbing I Belitang, Desember 2022


Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian
( STIPER ) Belitang

MURIDIN, SP., M.Si


NIDN: 0211097202
Pembimbing II Ketua Program Studi

ARY EKO PRASTYA PUTRA, SE., M.Sc HJ. MUNSIARUM, STP., M.Si
NIDN: 0201058803 NIDN: 0108057702
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena limpahan

rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal

yang berjudul ” Analisis Pendapatan Kerajinan Sapu Ijuk dan Kontribusi

Terhadap Pendapatan Keluarga di Desa Kota Mulya Kecamatan Semendawai

Timur Kabupaten OKU Timur”. proposal ini disusun sebagai salah satu syarat

untuk melaksanakan penelitian Skripsi pada program Studi Agribisnis di

Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Belitang.

Pada kesempatan ini penulis mengucapakan terima kasih yang setinggi-

tingginya kepada pimpinan yang terhormat Bapak H. Sugeng Supriyanto, SP.,

MM selaku ketua yayasan ARWITHA Belitang, Bapak Prof.Dr.Ir.H.

Fachurrozie Sjarkowi, M.Sc selaku pembina STIPER Belitang, Bapak Dr. Ir.

H.Hariyono, M.Si selaku ketua STIPER Belitang.

Selanjutnya pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih

setulus-tulusnya yang terhormat kepada Bapak Muridin, S.P., M.Si sebagai

Pembimbing I dan Bapak Ary Eko Prastya Putra, SE., M.Sc sebagai

Pembimbing II, kepada dewan dosen dan staff karyawan STIPER Belitang, dan

rekan-rekan mahasiswa dan mahasiswi yang telah banyak memberikan arahan,

bimbingan dan memberikan semangat, dukungan dalam membantu

penyelesaian proposal ini.

i
Ucapan yang sama juga penulis sampaikan kepada semua pihak yang

terlibat membantu penyelesaian proposal ini.. Penulis menyadari bahwa dalam

penulisan proposal ini masih banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran dari

pembaca sangat diharapkan. Akhirnya, penulis berharap semoga proposal ini

dapat berguna bagi kita semua. Aamiin.

Belitang, Desember 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................. i

DAFTAR ISI.................................................................................................... iii

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... v

I. PENDAHULUAN................................................................................. 1

A. Latar Belakang....................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.................................................................................. 4

C. Tujuan Penelitian................................................................................... 4

D. Kegunaan Penelitian.............................................................................. 5

II. KERANGKA TEORITIS...................................................................... 6

A. Tinjauan Pustaka.................................................................................... 6

1. Klasifikasi Dan Morfologi Tanaman Enau/Aren................................... 6

2. Konsepsi Kerajinan Sapu Ijuk................................................................... 9

3. Konsepsi Usaha Kecil Masyarakat........................................................... 13

4. Konsepsi Agribisnis.................................................................................. 15

5. Konsepsi Biaya Produksi.......................................................................... 22

6. Konsepsi Harga......................................................................................... 24

7. Konsepsi Penerimaan................................................................................ 26

8. Konsepsi Pendapatan................................................................................ 27

9. Konsepsi Kontribusi.................................................................................. 30

10. Konsepsi Analisis Usaha......................................................................... 31

B. Model Pendekatan.................................................................................... 33

C. Hipotesis................................................................................................... 34

D. Batasan-Batasan...................................................................................... 34

iii
III. METODE PENELITIAN................................................................... 36

A. Tempat dan Waktu................................................................................. 36

B. Metode Penelitian.................................................................................. 36

C. Metode Pengumpulan Data.................................................................... 36

D. Metode Analisis dan Pengolahan Data.................................................. 37

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 40

iv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman

1. Kuisioner Penelitian Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER)


Belitang....................................................................................... 46

v
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sektor pertanian sebagai sektor primer mampu memberikan kontribusi

secara langsung terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rumah

tangga petani. Hal ini berdasarkan pada tingkat pendapatan usahatani dan

peningkatan yang dihasilkan sektor tersebut. Tingkat pendapatan usahatani

ialah penentu utama kesejahteraan rumah tangga tani, dan sebagai faktor yang

penting untuk pertumbuhan ekonomi (Dian dkk, 2011).

Sampai saat ini, pembangunan pertanian di Indonesia tampaknya

mengikuti pola pembangunan pertanian pada negara-negara berkembang pada

umumnya. Pembangunan yang dilakukan sekarang ini pada dasarnya adalah

usaha-usaha yang dijalankan untuk meningkatkan kesejahteraan baik materil

maupun spiritual. Salah satu pembentukan pembangunan itu ialah

pembangunan industri. Pembangunan industri selain dilakukan dalam segala

tingkatan juga dilaksanakan di berbagai daerah di Indonesia. Hal ini

menyebabkan daerah yang dulunya tidak mengenal industri sebagai lapangan

pekerjaan atau kehidupan, sekarang mempunyai kemungkinan tumbuh menjadi

daerah industri dengan segala akibat positif dan negatifnya, yang kemudian

akan membawa perubahan-perubahan dalam masyarakat(Mudrajad, 2003).

1
2

Lahan pertanian merupakan faktor produksi utama dalam menyerap

tenaga kerja dan sumber pendapatan petani. Pentingnya lahan pertanian bagi

penyerapan tenaga kerja dan pendapatan petani serta kondisi menurunya lahan

pertanian, mengakibatkan sempitnya penguasaan lahan pertanian oleh rumah

tangga petani dan semakin terbatasnya kesempatan kerja dan pendapatan

rumah tangga petani di pedesaan. Langkah yang tepat untuk mengatasinya

adalah dengan pengembangan industri kecil atau industri rumah tangga yang

ada di pedesaan (Mubyarto, 2001).

Industri kecil dan kerajinan rakyat yang sebagian besar di daerah pedesaan dapat

memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi. Hal ini karena industri

kecil memberikan lapangan pekerjaan bagi penduduk desa, memberikan tambahan

pendapatan. Disamping itu industri kecil dan mampu memproduksi barang-barang

keperluan penduduk setempat dan daerah sekitarnya secara lebih efesien dan lebih

murah dibandingkan dengan industri besar (Mubyarto, 2001).

Indonesia memiliki sumber alam dan keanekaragaman hayati yang

melimpah terutama bahan serat alam. Di antara berbagai macam serat alam

yang sangat berpotensi diolah menjadi penguat dalam bahan komposit adalah

serat aren (ijuk). Serat aren (ijuk) merupakan serat berwarna kehitaman yang

membalut batang pohon aren. Di Indonesia tanaman aren terdapat dan tersebar

hampir diseluruh wilayah Nusantara, khususnya di daerah perbukitan dan

lembah. Tanaman aren sesungguhnya tidak membutuhkan kondisi tanah yang

khusus (Hatta-Sunarto 1982) sehingga dapat tumbuh pada tanah-tanah liat,

berlumpur dan berpasir, tetapi aren tidak tahan pada tanah yang kadar asamnya
3

tinggi (Ph tanah terlalu asam). Selama ini serat ijuk kebanyakan hanya diolah

menjadi bahan baku untuk berbagai penggunaan peralatan rumah tangga

seperti sapu ijuk, sikat, tali ijuk yang kuat untuk tali bambu sampai tali jangkar

kapal, pengganti genting rumah, penyaring air irigasi, bak septictank,

penangkis ombak air laut karena itu tahan air garam, penempelan telur ikan

mas, sampai pemanfaatannya sebagai pembungkus kabel bawah tanah di

industri luar negeri (Sumber: http://arengabroom.blogspot.com). Indonesia

mempunyai kekayaan alam yang luar biasa, ketersediaan serat ijuk di alam

masih sangat banyak, pada tahun 2010 luas tanaman aren di Indonesia

mencapai 59.338 ha (Balai Penelitian Tanaman Palma, 2010) namun hingga

saat ini serat ijuk belum digunakan secara luas.

Ada banyak Industri kecil dan menengah yang berpengaruh terhadap

perekonomian di Indonesia, utamanya di Sumatera Selatan, seperti di

Kabupaten OKU Timur, di mana industri tersebut mampu memberikan

lapangan pekerjaan dan memberikan pendapatan kepada masyarakat.

Keberadaanya yang sebagian besar di daerah pedesaan tentunya menjadikan

industri kecil dari kerajinan ini memberikan sumbangan bagi daerah dan

masyarakatnya (Tambunan, 2008).

Industri sapu ijuk ini terdapat di Kecamatan Semendawai Timur. Dalam

pembuatan sapu ijuk dibutuhkan keterampilan khusus untuk bisa menghasilkan

sapu yang memiliki nilai jual. Industri kecil sapu ijuk mengalami peningkatan

unit industri dan tenaga kerja. Keadaan ini semakin meningkatnya jumlah

permintaan setiap harinya. Desa Kota Mulya merupakan salah satu Desa di
4

Kabupaten OKU Timur yang berada di Kecamatan Semendawai Timur.

Pendapatan masyarakatnya mayoritas sebagai petani hortikultura dan petani

karet, dan sebagian bekerja di sektor kerajinan, diantaranya pengrajin sapu

ijuk.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian di Desa Kota Mulya dengan judul “ Analisis pendapatan kerajinan

sapu ijuk dan kontribusi terhadap pendapatan keluarga di Desa Kota Mulya

Kecamatan Semendawai Timur Kabupaten OKU Timur “.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah sebagai berikut :

1. Berapa besar pendapatan usaha kerajinan sapu ijuk di Desa Kota Mulya

Kecamatan Semendawai Timur?

2. Berapa nilai kontribusi kerajinan sapu ijuk terhadap total pendapatan keluarga

di Desa Kota Mulya Kecamatan Semendawai Timur Kabupaten OKU Timur?

3. Berapa produksi sapu ijuk per Bulan di Desa Kota Mulya Kecamatan

Semendawai Timur Kabupaten OKU Timur

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui berapa besar pendapatan usaha kerajinan sapu ijuk di Desa

Kota Mulya Kecamatan Semendawai Timur Kabupaten OKU Timur.


5

2. Untuk mengetahui nilai kontribusi pendapatan kerajinan sapu ijuk terhadap

total pendapatan keluarga di Desa Kota Mulya Kecamatan Semendawai Timur

Kabupaten OKU Timur.

3. Untuk Mengetahui produksi sapu ijuk di Desa Kota Mulya Kecamatan

Semendawai Timur Kabupaten OKU Timur per Bulan dalam tiga tahun

terakhir

D. Kegunaan Penelitian

Adapun Kegunaan penelitian adalah :

1. Diharapkan mampu menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman ke

dalam bidang sesungguhnya serta sebagai aplikasi ilmu yang diperoleh peneliti

selama perkuliahan di Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian ( STIPER ) Belitang.

2. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi Agribisnis Sekolah Tinggi

Ilmu Pertanian ( STIPER ) Belitang

3. Sebagai bahan pertimbangan bagi instansi terkait dalam membuat kebijakan

yang berhubungan dengan usaha sapu ijuk untuk meningkatkan pendapatan

kerajinan tangan sapu ijuk.

4. Untuk memberikan informasi serta tambahan referensi jika dikemudian hari ada

yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut.


II. KERANGKA TEORITIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Klasifikasi Dan Morfologi Tanaman Enau/Aren

Pohon aren, kelapa dan nipah merupakan tumbuhan dalam kelompok

yang sama, yaitu jenis palma, palem atau pinang-pinangan. Sama seperti pohon

kelapa, seluruh bagian tanaman aren juga bersifat serbaguna. Salah satu

manfaat terkenal pohon enau atau aren adalah nira yang digunakan untuk

membuat gula aren. Selain itu, bagian lain seperti daunnya juga dapat

digunakan untuk atap rumah tradisional dan produksi sapu ijuk. Tumbuhan

bernama latin Arenga pinnata ini juga kerap dibudidayakan karena tumbuh

subur di negara tropis serta memberikan nilai ekonomis bagi para petani.

Tanaman yang cocok tumbuh di wilayah tropis ini memiliki sistem

klasifikasi ilmiah atau taksonomi sebagai berikut:

Kingdom: Plantae
Subkingdom : Viridiplantae
Infrakingdom : Streptophyta
Superdivisi : Embryophyta
Divisi : Tracheophyta
Subdivisi: Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida
Superordo : Lilianae
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae
Genus : Arenga
Spesies : Arenga pinnata

6
7

Pohon enau adalah flora yang berasal dari kawasan Asia tropis.

Tumbuhan aren secara alami tersebar dari India timur bagian barat hingga

wilayah Asia Tenggara, seperti Malaysia, Indonesia, dan Filipina. Selain

kawasan tersebut, daerah torpis lain yang menjadi sebaran aren yaitu Taiwan,

Laos, dan Vietnam. Selain tumbuh liar di hutan belantara, di negara-negara

tersebut aren juga dikembangkan menjadi tanaman budidaya.

Tumbuhan aren dapat tumbuh mulai daratan yang sejajar dengan

permukaan laut sampai pada ketinggian 1.400 meter di atas permukaan laut.

Namun ketinggian yang paling ideal adalah antara 500 sampai 1.200 mdpl.

Sementara para pembudidaya aren umumnya menanam aren di lahan dengan

ketinggian 500 sampai 700 mdpl. Kondisi tanah yang baik untuk pertumbuhan

aren adalah jenis tanah vulkanis yang berada di sekitar lereng gunung, tanah

gembur, ataupun tanah berpasir yang dapat dijumpai di dekat aliran sungai.

Suhu yang baik untuk tanaman aren adalah sekitar 25 derajat Celcius, beriklim

sedang hingga basah dengan curah hujan rata-rata 1.200 mm per tahunnya.

Pohon aren adalah kelompok tanaman palm yang tumbuh tinggi dan

besar. Ketinggian maksimal yang bisa dicapai sekitar 25 meter dengan

diameter 65 cm. Batangnya termasuk kokoh dan terdapat serabut warna hitam

di bagian atas batang yang dikenal sebagai ijuk, injuk, juk atau duk. Ijuk

merupakan bagian dari pelepah aren yang pertumbuhannya menyelubungi

bagian batang pohon. Struktur batang aren berkayu pada bagian luarnya dan

berserabut di bagian dalamnya. Morfologi batang dari tanaman ini sangatlah

khas dan mirip dengan pohon kelapa.


8

Jenis daun tanaman aren adalah majemuk dengan pertulangannya

menyirip, kurang lebih sama dengan daun kelapa atau pohon nipah. Panjang

daunnya dapat mencapai 5 meter dan memiliki tangkai daun dengan panjang

hingga 1,5 meter. Helaian daun daunnya memiliki panjang sekitar 1,4 meter

dengan lebar 7 cm. Anak daun pohon aren juga memiliki pertulangan menyirip

dengan bentuk lanset. Ujung daun muda meruncing, sedangkan bagian

pangkalnya membulat. Bagian tepinya rata dan mempunyai gradasi warna dari

hijau muda sampai hijau tua. Tepat di bagian bawah anak daun terdapat lapisan

lilin.

Bunga aren berbentuk tongkol dan merupakan bunga berumah satu,

artinya bunga betina dan bunga jantan tumbuh menyatu di tongkolnya. Letak

tumbuhnya bunga aren jenis jantan adalah di bagian ketiak daun dan

mempunyai benang sari, sedangkan bunga betinanya berbentuk bulat. Buah

aren tumbuh secara bergerombol pada tandan dan memiliki bentuk mirip buah

buni dengan diameter sekitar 4 cm. Di dalam buah terdapat tiga ruang dan juga

memiliki tiga biji yang terdapat pada untaian yang menyerupai rantai. Satu

tandan setidaknya mempunyai 10 tangkai dan setiap tangkai terdapat sekitar 50

buah aren.

Serat ijuk adalah serat alam yang mungkin hanya sebagian orang yang

mengetahuinya kalau serat ini sangatlah istimewa dibanding dengan serat

lainnya. Serat berwarna hitam yang dihasilkan dari pohon aren (Arenga pinnata

Merr) memiliki banyak keistimewaan, diantaranya, tahan lama hingga ratusan

bahkan ribuan tahun, tahan terhadap asam dan garam air laut dan mencegah
9

penembusan rayap tanah (Arengabroom, 2009). Serat-serat ijuk yang

dihasilkan oleh pohon aren (Arenga pinnata Merr) dapat dipanen setelah pohon

tersebut berusia 5 tahun dan secara tradisional sering digunakan sebagai bahan

pembungkus kayu-kayu bangunan yang ditanam dalam tanah untuk mencegah

serangan rayap. Kegunaan tersebut didukung oleh sifat ijuk yang elastis, keras,

tahan air dan sulit dicerna oleh organisme perusak. Ijuk tumbuh berlapis-lapis

di bagian atas pohon aren, selapis ijuk tumbuh dalam kurun waktu empat

bulan. Idealnya panen ijuk dilakukan dilakukan sekali dalam setahun, yakini

pada saat lapisannya berjumlah tiga (Arengabroom, 2009).

2. Konsepsi Kerajinan Sapu Ijuk

Kerajinan adalah salah satu cabang seni. Kerajinan menekankan pada

sebuah keterampilan tangan yang lebih tinggi saat proses pengerjaannya.

Kerajinan juga sering dikenal dengan nama seni kriya. Kerajinan  adalah

sebutan bagi suatu benda hasil karya seni manusia. Kata ‘ kerajinan’ berasal

dari kata ‘rajin’ yang artinya barang/benda yang dihasilkan oleh keterampilan

tangan. Kerajinan terbuat dari berbagai bahan. Pengertian kerajinan menurut

para ahli yaitu :

a. Kusnadi (1986: 11)

Pengertian kerajinan menurut Kusnadi adalah kata harfiah yang

dilahirkan oleh sifat rajin yang dimiliki manusia. Dikatakan juga bahwa titik

berat sebuah penghasilan atau pembuatan kerajinan bukan karena sifat rajin.

Sifat terampil tersebut akhirnya akan menghasilkan sebuah produk kerajinan.

Keterampilan sendiri dapat diperoleh dari pengalaman. Selain pengalaman,


10

keterampilan juga dapat diperoleh dari ketekunan setelah bekerja. Hal ini dapat

meningkatkan teknik penggarapan sebuah produk. Kualitas kerja dari

seseorang yang pada akhirnya akan memiliki keahlian dan kemahiran pada

profesi tertentu.

b. Wiyadi, Dkk (1991: 915, 45)

Pengertian kerajinan adalah semua kegiatan di dalam bidang industri

atau pembuatan sebuah barang. Kerajinan sepenuhnya akan dikerjakan oleh

seseorang yang memiliki sifat rajin, ulet, terampil dan kreatif dalam proses

pencapaiannya. Contoh dari kerajinan di antaranya adalah kerajinan kulit,

kerajinan logam, kerajinan kayu, kerajinan batik dan masih banyak lagi seni

kerajinan lainnya yang dimiliki oleh budaya Indonesia.

Setelah kita melihat beberapa pengertian kerjinanan, bisa mengetahui

bahwa bahan produk kerajinan yang dihasilkan itu sangat unik. Kerajinan yang

unik karena hasil dari proses pembuatan yang masih manual yaitu masih

menggunakan tangan manusia. Fungsi dan manfaat kerajinan, fungsi kerajinan

secara umum yaitu fungsi hias yang dimaksud adalah kerajinan yang

mengutamakan nilai keindahan saja yang biasa digunakan sebagai dekorasi.

Kerajinan sebagai bagian dari seni rupa terapan yang produksinya melibatkan

keterampilan manual dalam membuat benda-benda kebutuhan hidup. Selain

mempunyai nilai keindahan dan kegunaan praktis, kerajinan juga mempunyai

tujuan lain yang berbeda-beda. Namun, tetap mempunyai nilai ekonomis.

Sebagai penghias, kerajinan yang dibuat semata-mata sebagai hiasan pada

benda atau sebagai pajangan tidak mempunyai makna tertentu. Sebagai benda
11

pakai, kerajinan dibuat dengan tujuan untuk digunakan sebagai kebutuhan

sehari-hari.

Tujuan Kerajinan diantaranya adalah menumbuhkan semangat

kewirausahaan dalam menghasilkan karya, meningkatkan semangat daya cipta

setiap individu dalam berkarya, memfasilitasi setiap individu supaya mampu

berekspresi dengan kreatif melalui keterampilan-keterampilan dan teknik

dalam berkarya secara ekonomis, dll. Dari kerajinan ini menghasilkan hiasan

atau benda seni maupun barang pakai. Biasanya istilah ini diterapkan untuk

cara tradisional dalam membuat sesuatu. Nilai - nilai yang dibutuhkan untuk

membuat suatu kerajinan adalah memiliki kecakapan, keahlian, penguasaan

dalam proses pembuatan produk, dan kreatifitas/imajinasi.

Kerajinan terdiri dari 2 jenis yaitu :

- Kerajinan bahan alam, merupakan kerajinan yang terbuat dari bahan alam atau

bahan dasarnya bahan-bahan alam seperti : serat alam , bambu, rotan .

- Kerajinan bahan buatan, merupakan kerajinan yang terbuat dari bahan buatan

seperti : plastik, gips, sabun, lilin, dan salah satunya adalah flanel.

Beda kerajinan dan pabrik :

-Kerajinan  : Dibuat dengan tangan

-Pabrik         : Dibuat dengan mesin

Jenis- jenis produk kerajinan yang berasal dari indonesia :

- Rotan

- Batik
12

- Kayu

- Kulit

- Logam

- Batu

- Tanah liat/keramik/gerabah

-Tenun serat/tekstil

Kegiatan kerajinan merupakan kegiatan kreatif yang berkaitan dengan

kreasi, produksi dan distribusi produk yang dibuat dan dihasilkan oleh tenaga

pengrajin yang berawal dari desain awal sampai dengan proses penyelesaian

produknya, antara lain meliputi barang kerajinan yang terbuat dari : batu

berharga, serat alam maupun buatan, kulit, rotan, bambu kayu, logam (emas,

perak, tembaga, perunggu, besi), kayu, kaca, porselin, marmer, tanah liat dan

kapur.

Sapu ijuk atau kadang disebut juga dengan sebutan sapu injuk, adalah

sapu yang paling sering ditemui di rumah-rumah dengan harga yang terjangkau

dan menjadi alat kebersihan yang terbuat dari serat pohon aren yang dirangkai

dari kayu/rotan, tali, dan jarum menjadi satu yang disebut dengan sapu

ijuk..Sedangkan kerajinan tangan sapu ijuk berasal dari beberapa bahan seperti

serat ijuk, kayu, tangkai, rotan dan bambu sehingga menghasilkan sebuah sapu

ijuk yang siap dipasarkan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Ijuk berarti serabut (di

pangkal pelepah) pada pohon enau (aren). Penggunaan serat ijuk sebagai bahan

pembuatan sapu adalah karena keunggulan dari ijuk ini selain murah, ijuk juga
13

merupakan serat alami yang tergolong awet, tidak mudah busuk, tahan dari

rayap, dan mampu menyerap air maupun panas. Karena keunggulan tersebut,

banyak masyarakat yang memilih sapu ijuk sebagai alat kebersihan.

Arengabroom (2009) menjelaskan bahwa serat ijuk yang dihasilkan

oleh pohon enau (aren) ini dapat dipanen setelah usia pohon tersebut berkisar 5

tahun dan secara tradisional sering digunakan sebagai bahan pembungkus kayu

untuk menghindari rayap serta atap rumah pada rumah-rumah tradisional.

Penggunaan tersebut didukung oleh sifat serat ijuk yang keras, elastis, tahan

air, dan sulit dicerna oleh organisme perusak. Serat ijuk tumbuh berupa

lapisan-lapisan diatas bagian pohon enau (aren). Selapis ijuk idealnya dapat

tumbuh sekitar 4 bulan dan hanya dapat dipanen satu tahun sekali.

3. Konsepsi Usaha Kecil Masyarakat

Perkembangan zaman serta kemajuan teknologi yang semakin pesat

berbanding lurus dengan meningkatnya kebutuhan hidup masyarakat. Semakin

lama biaya hidup semakin meningkat, baik biaya hidup sehari-hari, biaya

kesehatan hingga biaya pendidikan. Oleh karena itu untuk menyikapi biaya

hidup yang semakin tinggi, seseorang harus memiliki penghasilan yang relative

besar agar mampu menutupi kebutuhan hidupnya (Vernia, 2017). Dalam usaha

percepatan ekonomi, Industrialisasi diperlukan sebagai suatu keharusan karena

menjamin kelangsungan proses pembangunan ekonomi jangka panjang dengan

laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan yang menghasilkan

pendapatan perkapita setiap tahun.


14

Industrialisasi merupakan akar pokok pembangunan nasional dan

pembangunan daerah, yang bertujuan mewujudkan masyarakat yang maju dan

mandiri serta sejahtera lahir dan batin. Selain berperan strategis untuk

mendukung pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Secara berkelanjutan

meningkatkan produktivitas masyarakat, juga berperan menciptakan lapangan

usaha serta memperluas lapangan kerja, meningkatkan serta menghemat

devisa, mendorong pembangunan daerah, meningkatkan serta meratakan

pendapatan masyarakat dan mengentaskan kemiskinan.

Pemerintah Indonesia mentargetkan pertumbuhan industri Indonesia di

tahun 2012 sebesar 7.1% dengan menggunakan asumsi pertumbuhan industri

Indonesia di tahun 2011 sebesar 6.5%. Menurut badan pusat statistik bahwa

pertumbuhan ini sejalan dengan peningkatan impor, terutama impor produk

bahan baku dan barang penolong karena industri indonesia sebagian besar

masih menggunakan bahan baku dan bahan penolong impor (Frizal: 2012).

Sektor industri diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain

dalam sebuah perekonomian menuju kemajuan. Produk-produk industrial

selalu memiliki dasar tukar (terms of trade) yang tinggi atau lebih

menguntungkan serta menciptakan nilai tambah yang lebih besar dibandingkan

produk-produk sektor lain. Hal ini disebabkan karena sektor industri memiliki

variasi produk yang sangat beragam dan mampu memberikan manfaat

marginal yang tinggi kepada pemakainya (Dumairy, 1997: 227).

Perusahaan agroindustri yang memiliki keunggulan kompetitif akan

dapat berkembang menjadi lebih besar, sebaliknya perusahaan agroindustri


15

yang tidak memiliki keunggulan kompetitif tidak dapat berumur panjang.

Untuk itu, maka pembangunan agroindustri perlu dilakukan dengan konsep

berkelanjutan. Menurut Soekartawi (2001:19-38) ada empat faktor yang

mempengaruhi berhasilnya pembangunan agroindustri yang berkelanjutan,

yaitu:

(1) ketersediaan bahan baku

(2) perubahan preferensi konsumen

(3) karakter pesaing

(4) kualitas sumberdaya manusia.

Industri kerajinan merupakan industri yang banyak dilakukan oleh

usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Hal ini merupakan potensi karena

pasar industri kerajinan yang luas dan beragam membuat industri ini mampu

terus bertahan dan tumbuh di saat kondisi perekonomian tidak stabil. Faktor

lain yang membuat industri kerajinan menarik untuk dicermati adalah

kebanyakan industri ini dilandasi hobi serta unsur tradisi dan budaya. Indonesia

memiliki budaya yang sangat beragam sehingga dapat menjadi tempat tumbuh

dan berkembangnya industri kerajinan. Salah satu contohnya yaitu indusstri

kerajinan produk sapu ijuk masih eksis dan digemari masyarakat ampai saat

ini. Meski bahan mentah serta pembuatannya secara tradisional, namun tidak

surut tergantikan oleh produk buatan pabrik.


16

4. Konsepsi Agribisnis

Agribisnis berasal dari kata agri dan bisnis “agri adalah pertanian

sedangkan bisnis adalah usaha yang menghasilkan uang, dengan demikian

pengertian agribisnis adalah setiap usaha yang berkaitan dengan kegiatan

produksi itu sendiri maupun juga pengusaha pengelolaan hasil pertanian.

Agribisnis adalah setiap usaha komersial yang berkaitan dengan kegiatan

pengusahaan sarana produksi (input) pertanian ataupun pengusahaan produksi

pertanian itu sendiri dan pengelolaan hasil (output) pertanian.

Pengertian agribisnis menurut Downey and Erickson (1998) dalam

buku Saragih (1998:86) agribisnis adalah kegiatan yang berhubungan dengan

penanganan komoditi pertanian dalam arti luas, yang meliputi salah satu atau

keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan masukan dan keluaran

produksi (agroindustri), pemasaran masukan-keluaran pertanian dan

kelembagaan penunjang kegiatan. Yang dimaksud dengan berhubungan adalah

kegiatan usaha yang menunjang kegiatan pertanian dan kegiatan usaha yang

ditunjang oleh kegiatan pertanian. Menurut asal muasalnya kata agribisnis

berasal dari kata agribussines dimana agri= agri artinya pertanian dan bussines

berati usaha atau kegiatan yang berorientasi profit. Jadi secara sederhana

agribisnis (agribussines) adalah usaha atau kegiatan pertanian serta apapun

yang terkait dengan pertanian berorientasi profit (Firdaus, 2008).

Pengertian agribisnis menurut Sjarkowi dan Sufri (2004) agribisnis

adalah setiap usaha yang berkaitan dengan kegiatan produksi pertanian, yang

meliputi pengusahaan input pertanian dan atau pengusahaan produksi itu


17

sendiri atau pun juga pengusaha pengelolaan hasil pertanian. Agribisnis,

dengan perkataan lain, adalah cara pandang ekonomi bagi usaha penyediaan

pangan. Sebagai subjek akademik, agribisnis mempelajari strategi memperoleh

keutungan dengan mengelola aspek budidaya, penyediaan bahan baku,

pascapanen, proses pengolahan, hingga tahap pemasaran. Pengertian agribisnis

menurut Wibowo dkk, (1994) pengertian agribisnis mengacu kepada semua

aktivitas mulai dari pengadaan, prosesing, penyaluran sampai pada pemasaran

produk yang dihasilkan oleh suatu usaha tani atau agroindustri yang saling

terkait satu sama lain.

Dengan demikian agribisnis dapat dipandang sebagai suatu sistem

pertanian yang memiliki beberapa komponen sub sistem yaitu, sub-sistem

usaha tani/ yang memproduksi bahan baku sub sistem pengolahan hasil

pertanian, dan sub-sistem pemasaran hasil pertanian. Pengertian agribisnis

menurut Wikipedia agribisnis adalah bisnis berbasis usaha pertanian atau

bidang lain yang mendukungnya, baik di sektor hulu maupun di hilir.

Penyebutan "hulu" dan "hilir" mengacu pada pandangan pokok bahwa

agribisnis bekerja pada rantai sektor pangan (food supply chain). Agribisnis

mempelajari strategi memperoleh keuntungan dengan mengelola aspek

budidaya, pascapanen, proses pengolahan, hingga tahap pemasaran. Sistem

agribisnis dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Dalam memuaskan kebutuhannya, manusia akan berupaya dari hal

yang paling mendasar kemudian beranjak ketingkatan yang lebih tinggi,

sebagai contoh manusia akan berupaya memuaskan kebutuhan biologi dan


18

psikologinya sebelum berupaya memuaskan kebutuhan akan keselamatannya.

Bila kebutuhan biologi dan psikologinya terah terpenuhi maka manusia akan

berupaya untuk memuaskan kebutuhan akan keselamatan sebelum berupaya

memuaskan kebutuhan akan kepemilikan dan kasih sayang, demikian

seterusnya.

Hirarki motivasi pemuasan kebutuhan ini perlu dipahami dalam

pengembangan 17 sistem agribisnis karena tujuan pengembangan sistem

agribisnis adalah pemenuhan kebutuhan manusia. Adanya motivasi pemuasan

kebutuhan manusia ini yang kemudian menumbuhkan permintaan konsumen

sekaligus juga menumbuhkan penawaran dari produsen, dan pada akhirnya

membentuk pasar. Secara makro pengembangan sistem agribisnis berorientasi

pemuasan kebutuhan manusia, secara mikro berorientasi pada pasar karena

pasar merupakan muara pengembangan sistem agribisnis. Memenuhi

kebutuhan manusia yang selalu berkembang, dan boleh dikatakan tidak terbatas

sementara sumber daya yang ada terbatas, perlu dilakukan pengelolaan sumber

daya sebaik-baiknya sehingga diperlukan manajemen untuk mengoptimalkan

pemanfaatan sumberdaya bagi pemuasan kebutuhan manusia. Manajemen

sistem merupakan tindakan yang diperlukan untuk mengelola sistem agribisnis

dalam memanfaatkan sumber daya demi pemuasan kebutuhan manusia.

Kemudian Soekartawi (1993) menyatakan bahwa agribisnis berasal dari

kata agri dan bisnis. Agri berasal dari bahasa Inggris, agricultural (pertanian).

Bisnis berarti usaha komersial dalam dunia perdagangan. Agribisnis adalah

kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata
19

rantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran produk-produk yang ada

hubungannya dengan pertanian dalam arti luas. Pengertian fungsional

agribisnis adalah rangkaian fungsi–fungsi kegiatan untuk memenuhi kegiatan

manusia.

Sedangkan pengertian struktural agribisnis adalah kumpulan unit usaha

atau basis yang melaksanakan fungsi dari masing-masing sub-sistem, tidak

hanya mencakup bisnis pertanian yang besar, tetapi skala kecil dan lemah juga

(pertanian rakyat). Bentuk usaha dalam agribisnis dapat berupa PT, CV,

Perum, Koperasi, dan lain-lain. Sifat usahanya adalah homogen/heterogen,

berteknologi tinggi atau tradisional, komersial, padat modal atau padat tenaga

kerja. Sistem agribisnis adalah rangkaian kegiatan dari beberapa sub-sistem yg

saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain. Secara konsepsional sistem

agribisnis adalah semua aktivitas mulai dari pengadaan dan penyaluran sarana

produksi sampai kepada pemasaran produk-produk yang dihasilkan oleh usaha

tani dan agroindustri yang saling terkait satu sama lain. Sistem agribisnis

merupakan suatu konsep yang menempatkan kegiatan pertanian sebagai suatu

kegiatan yang utuh dan komprehensif sekaligus sebagai suatu konsep yang

dapat menelaah dan menjawab berbagai masalah dan tantangan.

Sub-sistem agribisnis meliputi :

a. Sub-sistem faktor input pertanian (input factor sub-system) merupakan pengadaan

sarana produksi tani.

b. Sub-sistem produksi pertanian (production sub-system) merupakan budidaya

pertanian/usaha tani.
20

c. Sub-sistem pengolahan hasil pertanian (processing sub-system) merupakan

agroindustri hasil pertanian.

d. Sub-sistem pemasaran (marketing sub-system) merupakan faktor produksi, hasil

produksi dan hasil olahan.

e. Sub-sistem kelembagaan penunjang (supporting institution sub-system) merupakan

sub-sistem jasa (service sub-system).

Sistem agribisnis mencakup 3 aspek utama, diantaranya adalah:

1. Aspek pengolahan usaha (produksi) pertanian: pangan, hortikultura, perkebunan,

peternakan, perikanan.

2. Aspek produk penunjang kegiatan pra-pasca panen: industri penghasil pupuk,

bibit unggul, dan lain-lain.

3. Aspek sarana penunjang: perbankan, pemasaran, penyuluhan, penelitian.

Menurut Firdaus (2008), ada lima alasan agribisnis Indonesia

berkembang dan berprospek cerah, antara lain:

1. Lokasinya di garis khatulistiwa yang menyebabkan adanya sinar matahari yang

cukup bagi perkembangan sektor budidaya pertanian.

2. Kondisi lahan yang relatif subur.

3. Lokasi Indonesia berada di luar zona angin taufan.

4. Keadaan sarana dan prasarana seperti daerah aliran sungai, tersedianya bendungan

irigasi, jalan di pedesaan yang relatif baik, mendukung berkembangnya agribisnis.

5. Adanya kemauan politik pemerintah yang masih menempatkan sektor pertanian

menjadi sektor andalan.


21

Agribisnis sebagai motor penggerak pembangunan pertanian,

diharapkan akan dapat memainkan peranan penting dalam kegiatan

pembangunan daerah, baik dalam sasaran pemerataan pembangunan,

pertumbuhan ekonomi maupun stabilitas nasional untuk mewujudkan harapan

besar ini perlu melihat potensi yang ada.

Menurut Soekartawi (2001:2) bahwa untuk mengubah potensi menjadi

kenyataan, berbagai aspek perlu dikaji lebih mendalam, apakah agribisnis yang

akan dikembangkan dapat menjalankan perannya seperti yang diharapkan.

Oleh karena itu pembangunan pertanian yang dikaitkan dengan pengembangan

industri pertanian perlu diarahkan ke wilayah pedesaan. Mengingat jenis

industri pertanian yang dapat dikembangkan di pedesaan sangat banyak, maka

perlu diprioritaskan pertumbuhan agroindustri yang mampu menangkap efek

ganda yang tinggi baik bagi kepentingan pembangunan nasional, pembangunan

pedesaan khususnya maupun bagi perekonomian daerah pada umumnya.

Berbagai peluang yang ada untuk menumbuh kembangkan wawasan agribisnis

di pedesaan ini antara lain mencakup berbagai aspek seperti lingkungan

strategis, permintaan, sumber daya dan teknologi. Untuk itu, semua tidak

terlepas betapa besar peranan swasta khususnya perbankan sebagai sumber

permodalan untuk pembangunan agroindustri.

Produksi berkaitan dengan semua aspek tentang bagaimana orang untuk

menghasilkan barang atau jasa. Ada beberapa pendapat mengenai produksi

diantanya, “Produksi merupakan suatu proses untuk mengkombinasikan,

mentransformasi, dan mengubah input menjadi output” (Case dan Fair,


22

2007:165). Menurut Sudarman (1992:199) “Produksi didefinisikan sebagai

penciptaan guna, dimana guna berarti kemampuan barang atau jasa untuk

memenuhi kebutuhan manusia”. Pendapat lain mengemukakan bahwa,

“Produksi adalah suatu kegiatan untuk mengikat manfaat dengan cara

mengombinasikan faktor-faktor produksi, yaitu kapital, tenaga kerja, teknologi,

managerial skill” (Soeharno, 2007: 113).

Berdasarkan penjelasan yang diungkapkan para pakar diatas dapat

disimpulkan bahwa produksi adalah suatu proses memperoleh atau

menghasilkan suatu barang atau jasa yang diawali dari input kemudian

menghasilkan keluaran berbentuk output (barang dan jasa) yang bernilai dan

berguna bagi kebutuhan masyarakat. Kegiatan produksi yang dilakukan oleh

produsen selalu berdasarkan pada fungsi produksi tertentu. Artinya semua

input yang digunakan oleh produsen selalu mempengaruhi output. Maka

produsen dalam melakukan produksi harus merujuk pada teori produksi. Teori

produksi adalah teori yang membahas mengenai hubungan antara input dan

output atau hubungan antara kuantitas produksi dengan fakto-faktor produksi

yang digunakan untuk memproduksinya. Teori produksi terdiri dari beberapa

analisis mengenai bagaimana seharusnya seorang produsen dalam tingkat

teknologi tertentu mengkombinasikan berbagai macam faktor produksi untuk

menghasilkan sejumlah produk tertentu seefisien mungkin (Sudarman,

1992:120).

Karena laba sama dengan pendapatan total dikurangi biaya total, maka

setiap perusahaan perlu tahu berapa banyak biaya produksi produknya dan
23

berapa banyak produk yang bisa dijual pada tingkat itu. Dalam penentuan

faktor-faktor produksi suatu perusahaan akan memilih salah satu kombinasi

yang dapat meminimalkan biaya produksi. Suatu produksi yang

memaksimalkan output dan meminimalkan input disebut juga dengan produksi

yang optimal.

Dengan biaya produksi yang telah diketahui serta harga pasar output

yang telah diketahui maka produsen akan membuat penilain dan keputusan

tentang jumlah produk yang akan diproduksi serta jumlah input yang akan

diminta. Artinya perusahaan perlu mencari kombinasi harga input termurah.

Suatu perusahaan yang berada di dalam perekonomian dengan penawaran

tenaga kerja yang murah dan berlimpah, tapi sedikit modal maka perusahaan

tersebut akan menggunakan metode produksi yang optimal yaitu teknik padat

karya. Dalam produksi optimal prinsip yang harus dipegang produsen adalah

“Mengambil unit tambahan faktor produksi yang biayanya per rupiahnya akan

menghasilkan tambahan nilai penjualan yang paling maksimum” (Sukirno,

2016:193).

5. Konsepsi Biaya Produksi

Dalam pembahasan mengenai teori produksi hal yang selalu

diperhatikan adalah jumlah output selalu tergantung pada input atau dari

faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi. Hubungan

antara output yang dihasilkan dan faktor yang digunakan ini sering dinyatakan

dengan fungsi produksi. Beberapa pengertian fungsi produksi menurut para

ahli sebagai berikut :


24

Menurut Sudarman (1998:124) “Fungsi produksi adalah suatu skedul

(atau tabel persamaan matematis) yang menggambarkan jumlah output

maksimum yang dapat dihasilkan dari satu set faktor produksi tertentu, dan

pada tingkat teknologi tertentu pula”. Pendapat lain mengatakan “fungsi

produksi adalah pernyataan angka atau matematis tentang hubungan antara

input dan output “(Case and Fair , 2007:176). Fungsi produksi memperlihatkan

unit produk total sebagi fungsi unitunit input. menurut Sukirno (2016:193)

“fungsi produksi merupakan hubungan di antara Fakto-faktor produksi dan

tingkat produksi yang diciptakannya”.

Berdasarkan pengertian yang dikemukakan para ahli diatas dapat

disimpulkan bahwa fungsi produksi merupakan sebuah perbandingan input

guna menghasilkan output yang maksimum. Fungsi produksi disini

mengilustrasikan bahwa semua metode yang dikatakan efisien secara teknis

dalam artian menggunakan kualitas dari sebuah bahan mentah yang sedikit,

disertai dengan tenaga kerja yang sedikit, serta modal yang minimal.

Sedangkan produksi mempunyai fungsi yaitu sebuah konsep atau kerangka

yang dibuat secara sistematis dengan menghubungkan output terhadap

bermacam-macam kombinasi input faktor produksi. Sebuah fungsi produksi

merupakan suatu hubungan fisik antara jumlah output maksimum yang pada

akhirnya dapat dihasilkan dengan berbagai kombinasi input yang

memungkinkan, berdasarkan teknologi dan waktu yang direncanakan.

Nicholson (2002:160) juga memberikan sebuah pendapat bahwa fungsi

produksi ini merupakan jumlah dalam kondisi maksimum dari barang yang
25

dapat diproduksi dengan menggunakan sebuah kombinasi seperti: modal K dan

tenaga kerja L. Fungsi produksi adalah pernyataan yang memberikan hubungan

kuantitas antara berbagai tingkat output dan input, berdasarkan teknologi

tertentu (Lincolin, 1991). Fungsi produksi akan menunjukkan hubungan antara

tingkat output dan juga tingkat penggunaan akan input-output (Adiningsih,

1991).

6. Konsepsi Harga

Harga adalah menjadi salah satu elemen yang paling penting dalam

menentukan pangsa pasar dan keuntungan suatu perusahaan. Harga merupakan

satu-satu nya unsur bauran pemasaran yang menimbulkan pemasukan atau

pendapatan bagi perusahaan. Disamping itu harga merupakan unsur bauran

pemasaran yang bersifat fleksibel, artinya dapat diubah dengan cepat dan harga

adalah nilai uang yang harus dibayarkan oleh konsumen kepada penjual atas

barang atau jasa yang dibelinya dan dengan kata lain, harga adalah nilai suatu

barang yang ditentukan oleh penjual. Pengertian harga menurut para ahli

adalah sebagai berikut :

Menurut Mahmud Machfoed (2010) mendefinisikan harga adalah

jumlah uang yang dikenakan pada jasa. Harga secara luas ialah jumlah nilai

yang ditukarkan oleh konsumen untuk memperoleh manfaat kepemilikan atau

penggunaan suatu produk atau jasa. Harga adalah sejumlah uang yang

ditagihkan atas suatu produk dan jasa atau jumlah dari nilai yang ditukarkan

para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan

suatu produk atas jasa.


26

Menurut Kotler dan Armstrong (2010) harga adalah sejumlah uang

yang dibebankan atas suatu produk atau jasa atau jumlah dari nilai yang ditukar

konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk

atau jasa tersebut. Menurut Djasmin Saladin (2001) harga adalah sejumlah

uang sebagai alat tukar untuk memperoleh produk atau jasa.

Menurut Kotler & Amstrong (2016) “Price the amount of money

charged for a product or service, or thr sum of the value that customers

exchange for the benefits or having or using the product or service “. (harga

merupakan 16 sejumlah uang yang di keluarkan untuk sebuah produk atau jasa,

atau sejumlah nilai yang ditukarkan oleh konsumen untuk memperoleh manfaat

atau kepemilikan atau penggunaan atas sebuah produk atau jasa).

Menurut Buchari Alma (2002), harga adalah nilai suatu barang atau

jasa yang dinyatakan dengan uang. Sedangkan menurut Henry Simamora

(2002), harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atau dikeluarkan atas

sebuah produk dan jasa.

Hansen dan Mowen (2001) mendefinisikan “harga jual adalah jumlah

moneter yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan

atas barang atau jasa yang dijual atau diserahkan”.

Menurut Mulyadi (2001) “pada prinsipnya harga jual harus dapat

menutupi biaya penuh ditambah dengan laba yang wajar. Harga jual sama

dengan biaya produksi di tambah mark-up”. Dari definisi di atas dapat

disimpulkan bahwa harga jual adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan

perusahaan untuk memproduksi suatu barang atau jasa ditambah dengan


27

persentase laba yang diinginkan perusahaan, karena itu untu mencapai laba

yang diinginkan oleh perusahaan salah satu cara yang dilakukan untuk menarik

minat konsumen adalah dengan cara menentukan harga yang tepat untuk

produk yang terjual. Harga yang tepat adalah harga yang sesuai dengan kualitas

produk suatu barang dan harga tersebut dapat memberikan kepuasan kepada

konsumen.
28

7. Konsepsi Penerimaan

Penerimaan merupakan hasil kotor yang diperoleh petani dari penjualan

produksi berdasarkan harga jual yang berlaku. Penerimaan yang diperoleh

petani dalam melakukan usahataninya memiliki nilai positif apabila lebih besar

dari biaya yang telah diinvestasikan selama proses produksi berjalan. Hal

tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu acuan petani dalam mrumuskan dan

menentukan kebijakan usaha yang dijalankannya (Animous, 2008).

Penerimaan dapat diwujudkan tiga hal, yaitu berupa hasil penjualan

tanaman, produksi yang dikonsumsi pengusaha dan keluarganya selama

melakukan kegiatan dan kenaikan nilai investasinya berubah-ubah setiap tahun.

Kegiatan usahatani bertujuan untuk mencapai produksi dibanding pertanian

yang pada akhirnya akan dinilai dengan uang yang diperhitungkan dari nilai

produksi. (Suharjo dan Patong 2007).

Baldric Siregar dan Boni Siregar (2001:15) menyatakan bahwa

penerimaan adalah biaya peningkatan aktiva atau penurunan piutang atau

kewajiban yang berasal dari berbagai kegiatan didalam periode akuntansi atau

periode anggaran tertentu. Zaenuddin Kabai (2015) Penerimaan (Revenue)

adalah total pendapatan yang diterima oleh produsen berupa uang yang

diperoleh dari hasil penjualan barang yang diproduksi. Dari pengertian diatas

dapat disimpulkan bahwa penerimaan merupakan kenaikan dari aktifitas-

aktifitas yang dilakukan perusahaan dalam periode tertentu.


29

Penerimaan secara umum dapat diartikan sebagai hasil produksi per

satuan waktu dan luas dikalikan dengan harga per satuan produksi tersebut.

Secara matematis persamaan penerimaan adalah sebgai berikut:

R= P x Y
Keterangan :
R = Revenue (penerimaan)
P = Price (harga)
Y = Yield (produksi)

8. Konsepsi Pendapatan

Dalam kamus besar bahasa Indonesia pendapatan adalah hasil kerja

(usaha atau sebagainya). Sedangkan pendapatan dalam kamus manajemen

adalah uang yang diterima oleh perorangan, perusahaan dan organisasi lain

dalam bentuk upah, gaji, sewa, bunga, komisi, ongkos dan laba. Pendapatan

seseorang juga dapat didefinisikan sebagai banyaknya penerimaan yang dinilai

dengan satuan mata uang yang dapat dihasilkan seseorang atau suatu bangsa

dalam periode tertentu. Reksoprayitno mendefinisikan: “Pendapatan (revenue)

dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh pada periode tertentu”.

Menurut Ramlan (2006), pendapatan dibagi dua yaitu pendapatan

bersih dan pendapatan kotor. Pendapatan bersih adalah pendapatan yang telah

mengalami pengurangan dari hasil produksi. Dalam arti ekonomi bahwa

pendapatan merupakan balas jasa atas penggunaan faktor-faktor produksi yang

dimiliki oleh sektor rumah tangga dan sektor perusahaan yang dapat berupa

gaji/perusahaan, sewa, bunga serta keuntungan/profit (Sukirno, 2006).


30

Pendapatan adalah seluruh penerimaan baik berupa uang maupun

berupa barang yang berasal dari pihak lain maupun hasil industri yang dinilai

atas dasar sejumlah uang dari harta yang berlaku saat itu. Pendapatan

merupakan sumber penghasilan seseorang untuk memenuhi kebutuhan sehari-

hari dan sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup dan penghidupan

seseorang secara langsung mau pun tidak langsung (Suroto, 2000).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendapatan adalah sebagai

jumlah penghasilan yang diterima oleh para anggota masyarakat untuk jangka

waktu tertentu sebagai balas jasa atau faktor-faktor produksi yang telah

disumbangkan. Pendapatan masyarakat adalah penerimaan dari gaji atau balas

jasa dari hasil usaha yang diperoleh individu atau kelompok rumah tangga

dalam satu bulan dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Sedangkan pendapatan dari usaha sampingan adalah pendapatan

tambahan yang merupakan penerimaaan lain dari luar aktifitas pokok atau

pekerjaan pokok. Pendapatan sampingan yang diperoleh secara langsung dapat

digunakan untuk menunjang atau menambah pendapatan pokok.

Tinggi rendahnya pengeluaran sangat tergantung kepada kemampuan

keluarga dalam mengelola penerimaan atau pendapatannya. Selain itu

pengalaman berusaha juga mempengaruhi pendapatan. Semakin baiknya

pengalaman berusaha seseorang maka semakin berpeluang dalam

meningkatkan pendapatan. Karena seseorang atau kelompok memiliki

kelebihan keterampilan dalam meningkatkan aktifitas sehingga pendapatan

turut meningkat. Usaha meningkatkan pendapatan masyarakat dapat dilakukan


31

dengan pemberantasan kemiskinan yaitu membina kelompok masyarakat dapat

dikembangkan dengan pemenuhan modal kerja, ketepatan dalam penggunaan

modal kerja diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan

usaha sesuai dengan yang diharapkan sehingga upaya peningkatan pendapatan

masyarakat dapat terwujud dengan optimal.

Pendapatan dalam usahatani merupakan selisih antara penerimaan yang

diperoleh dalam suatu kegiatan usahatani dengan biaya produksi yang

dikeluarkan dalam kegiatan tersebut, sebab usaha utama petani adalah

mencapai pengeluaran total yang serendah rendahnya serta menginginkan

selisih yang besar antara nilai keluat total dengan nilai masukan total

(Suratiyah, 2006)

Pendapatan merupakan nilai yang diterima oleh produsen dari hasil

total pengolahan produk hasil pertanian, yaitu jumlah penerimaan dikurangi

dengan total biaya produksi, yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel

(Teken dan Aznawi, 2005).

Pendapatan merupakan selisih antar penerimaan dengan biaya yang

dikeluarkan dan dalam kegiatan untuk mendapatakan produksi dilapangan

pertanian.

Menurut Adiwilangga (2002), pendapatan diperlukan oleh keluarga petani untuk

memenuhi kebutuhan hidup ini tidak tetap melainkan terus menurus oleh karena itu,

pendapatan yang dimaksud itulah yang selalu diharapakan petani dari usahatani.

Menurut Hernanto (1997), pendapatan petani diperoleh dari berbagai sumber

usaha antara lain dari usaha pokok dan diluar usaha seperti buruh bangunan,
32

berdagang dan pegawai. Sedangkan pendapatan dari uaha pokok adalah pendapatan

yang diterima dari kegiatan utama.


33

9. Konsepsi Kontribusi

Kontribusi berasal dari bahasa Inggris yaitu contribute, contribution,

maknanya adalah keikutsertaan, keterlibatan, melibatkan diri maupun

sumbangan. Berarti dalam hal ini kontribusi dapat berupa materi atau tindakan.

Hal yang bersifat materi misalnya seorang individu memberikan pinjaman

terhadap pihak lain demi kebaikan bersama. Menurut Anne Ahira (2012)

“Kontribusi dalam pengertian sebagai tindakan yaitu berupa perilaku yang

dilakukan oleh individu yang kemudian memberikan dampak baik positif

maupun negatif terhadap pihak lain.

Sedangkan menurut Soerjono Soekanto (2006) mengartikan “kontibusi

sebagai bentuk iuran uang atau dana, bantuan tenaga, bantuan pemikiran,

bantuan materi, dan segala macam bentuk bantuan yang kiranya dapat

membantu suksesnya kegiatan pada suatu forum, perkumpulan dan lain

sebagainya”(h.269). Berdasarkan beberapa pengertian diatas disimpulkan

bahwa kontribusi merupakan bentuk bantuan nyata berupa bantuan uang,

bantuan tenaga, bantuan pemikiran, bantuan materi, dan segala macam bentuk

bantuan yang kiranya dapat membantu suksesnya kegiatan yang telah

direncanakan sebelumnya untuk mencapai tujuan bersama. Kontribusi dapat

dihitung dengan membagi jumlah pendapatan dari usahatani yang sifatnya

pokok dengan usaha yang bersifat sampingan saja.


34

Untuk menghitung besarnya kontribusi dengan rumus sebagai berikut


(Nasution dan Barizi, 1986) :

Kp = PUS X 100%

PUS+PUL+PLU

Dimana :

Kp = Kontribusi (%)

PUS = Pendapatan Usaha Pengrajin Sapu Ijuk (Rp/proses)

PUL = Pendapatan Usaha Lain (Rp/proses)

PLU = Pendapatan Luar Usaha Kerajinan Sapu Ijuk (Rp/bulan)

Dengan kriteria yang dipakai dalam menilai kontribusi adalah sebagai berikut :

a. Kecil : 0 % - 33,33 %

b. Sedang : 33,34 % - 66,66 %

c. Besar : 66,67 % - 100 %

10. Konsepsi Analisis Usaha

Analisis usaha adalah sebuah analisa yang berupa kegiatan melakukan

perencanaan, meriset, memprediksi, mengevaluasi kegiatan usaha atau bisnis.

Hal ini dilakukan untuk mengetahui atau menghindari segala kemungkinan buruk

yang terjadi ketika proses bisnis dijalankan, karena  dalam sebuah usaha pasti

memiliki resiko. Resiko yang terburuk pun dapat diminimalisir bahkan diantisipasi

dengan melakukan analisis usaha. Menurut KBBI, analisis adalah penyelidikan

terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui

keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dan sebagainya).


35

Penyelidikan atau usaha untuk mengamati ini tentunya memiliki fungsi dan tujuan,

yaitu:

- Mengintegrasikan sejumlah data yang didapat dari lingkungan tertentu. Sejumlah

data yang didapatkan dari sumber yang berbeda tentunya membutuhkan analisa lebih

lanjut agar mendapatkan kesimpulan dan mendapatkan pemahaman yang lebih

terperinci.

- Menetapkan sasaran yang didapat secara spesifik. Fungsi dan tujuan analisis satu

ini tentunya agar data yang telah didapatkan, pengertiannya lebih spesifik dan

mudah dipahami.

- Memilih langkah alternatif untuk mengatasi masalah dan menetapkan langkah-

langkah diantara yang terbaik untuk mendapati persiapan yang tepat guna sesuai

dengan kebutuhan.

Tujuan dasar analisis adalah mengenali sejumlah data yang didapat dari

populasi tertentu, dalam rangka mendapatkan kesimpulan. Nantinya,

kesimpulan tersebut akan digunakan para pelaku analisis untuk menetapkan

kebijakan, mengambil keputusan dalam mengatasi suatu permasalahan.

Analisis usaha adalah rincian biaya yang dikeluarkan dan perhitungan

pendapatan serta investasi selama melakukan usaha untuk mengetahui sejauh

mana nilai ekonomis usaha agribisnis tersebut layak untuk dilakukan. Analisis

usaha pengrajin sapu ijuk ini untuk mengetahui sejauh mana penggunaan

biaya, perolehan penerimaan dan pendapatan pada usaha pertanian dan sejauh

mana tambahan yang diperoleh dari hasil pendapatan sapu ijuk terhadap

pendapatan keluarga.
36

B. Model Pendekatan

Model pendekatan yang digunakan adalah model pendekatan diagramatis

sebagai berikut :
Usaha Kerajinan
Sapu ijuk

Faktor produksi

Produksi

Harga Pendapatan luar


usaha sapu ijuk
Penerimaan - Usahatani Karet
- Petani Lele
Biaya
Produksi

Pendapatan Total Pendapatan


Keluarga

Kontribusi
- Kecil = 0 - 33,33 %
- Sedang = 33, 34 – 66,66 %
- Besar = 66,67 % - 99,99 %

Gambar 1. Diagramatis Model Pendekatan

Keterangan:

: Mempengaruhi

: Dipengaruhi
37

C. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih

bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Berdasarkan

uraian rumusan masalah dalam penelitian ini, maka dapat dibuat hipotesis

sebagai berikut :

1. Diduga bahwa usaha kerajinan sapu ijuk memperoleh penerimaan lebih besar

daripada biaya produksi sehingga diperoleh pendapatan.

2. Diduga usaha kerajinan sapu ijuk memberikan kontribusi sedang terhadap

total pendapatan keluarga.

3. Diduga produksi sapu ijuk per Bulan di Desa Kota Mulya Kecamatan

Semendawai Timur Kabupaten OKU Timur meningkat.

D. Batasan-Batasan

1. Responden adalah pelaku yang mengusahakan kerajinan sapu ijuk dan

memiliki usahatani di Desa Kota Mulya Kecamatan Semendawai Timur

Kabupaten OKU Timur.

2. Sapu ijuk adalah rangkaian yang terdiri dari beberapa seperti ijuk, kayu,

rotan, tali, dan jarum sehingga menghasilkan sapu ijuk.

3. Penelitian dilakukan sebatas produksi kerajinan sapu ijuk dan menganalisis

pendapatan.

4. Waktu produksi adalah jumlah hari yang digunakan dalam melaksanakan

usaha kerajinan sapu ijuk


38

5. Biaya tetap adalah biaya yang tidak habis dalam satu kali proses produksi

pada usaha kerajinan sapu ijuk (Rp/Proses).

6. Biaya variabel adalah biaya yang habis pakai dalam satu kali proses produksi

dan besar kecilnya biaya memepengaruhi jumlah produksi (Rp/proses) pada

usaha kerajinan sapu ijuk.

7. Harga jual adalah ukuran nilai barang - barang dan jasa, dimana berlaku pada

saat penelitian (RP/Batang)

8. Penerimaan adalah hasil produksi berupa sapu ijuk dengan satuan unit yang

dikali harga berlaku (RP/proses) pada usaha kerajinan sapu ijuk.

9. Pendapatan adalah hasil jumlah dari total penerimaan di kurangi total biaya

produksi pada usaha kerajinan sapu ijuk (RP/proses).

10. Pendapatan total keluarga adalah total pendapatan luar dari usaha kerajinan

sapu ijuk ditambah pendapatan dari kerajinan sapu ijuk (Rp/Bulan).

11. Kontribusi pendapatan adalah besarnya sumbangan dari pendapatan kerajinan

sapu ijuk terhadap total pendapatan keluarga (%).


III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu

Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Kota Mulya Kecamatan

Semendawai Timur Kabupaten OKU Timur. Pemilihan lokasi dilakukan secara

sengaja ( purposive) bahwa di Desa Kota Mulya ini terdapat beberapa

pengrajin sapu ijuk. Penelitian ini dilaksankan pada Bulan Desember 2022

sampai dengan Januari 2023.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian contoh yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode sensus terhadap kerajinan sapu ijuk di Desa Kota Mulya. Pengertian

sampling jenuh atau sensus menurut Sugiyono (2008:78), “Sampling jenuh

atau sensus adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi

digunakan sebagai sampel.” Pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu

dari jumlah populasi 3 orang pengrajin sapu ijuk di Desa Kota Mulya

Kecamatan Semendawai Timur Kabupaten OKU Timur dan semua dijadikan

sebagai sampel penelitian.

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan

data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil observasi dan

wawancara langsung dengan responden. Data sekunder adalah data yang

berasal dari buku, internet, instansi pemerintah maupun tinjauan pustaka

39
40

(Suharsimi, 2002). Tekhnik dalam pengambilan sampel data dalam penelitian

ini dilakukan dengan:

1. Observasi yakni melakukan pengamatan dan pencatatan secara cermat dan

sistematis untuk mendapatkan hasil sesuai sasaran.

2. Wawancara langsung yaitu dialog tanya jawab yang dilakukan dengan

narasumber.

3. Pencatatan yaitu mencatat data-data dari sumber yang dapat

dipertanggungjawabkan dan mendukung kegiatan penelitian.

D. Metode Analisis dan Pengolahan Data

Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif yaitu analisis

yang menggambarkan mengenai situasi, kondisi atau kejadian secara umum

tentang usaha kerajinan sapu ijuk di Desa Kota Mulya Kecamatan

Semendawai Timur Kabupaten OKU Timur.

Untuk menganalisis masalah mengenai pendapatan kerajinan tangan

sapu ijuk digunakan analisis pendapatan dengan menggunakan rumus sebagai

berikut :

1. Total biaya adalah penjumlahan dari biaya tetap dan biaya variabel.

Dengan menggunakan rumus: (Mubyarto, 1989)

TC = FC + VC

Dimana :

TC = Total Cost/Total Biaya (Rp)

FC = Fixed Cost/Biaya Tetap (Rp)

VC = Variable Cost/Biaya Variable (Rp)


41

2. Penerimaan adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual.

Dengan menggunakan rumus: (Soekartawi, 1991)

R=P x Y

Dimana :

R = Revenue/Penerimaan (Rp)

P = Price/Harga jual (Rp/Batang)

Y = Yeild/Hasil Produksi (Batang)

3. Pendapatan adalah selisih antara penerimaan dan total biaya. Pernyataan ini dapat

ditulis sebagai berikut :

I = R – TC

Dimana :

I = Income/Pendapatan (Rp)

R = Revenue/Penerimaan (Rp)

TC = Total Cost/Total Biaya (Rp)

4. Untuk mengetahui tingkat keuntungan usaha kerajinan tangan sapu ijuk dapat

dihitung menggunakan rumus sebagai berikut (Ibrahim, 2009): R/C Ratio

TR
R/C Ratio =
TC

Keterangan :
R/C > 1, artinya usaha kerajinan tangan sapu ijuk menguntungkan
R/C < 1, artinya usaha kerajinan tangan sapu ijuk mengalami kerugian
42

R/C = 1, artinya usaha kerajinan tangan sapu ijuk tidak menguntungkan dan juga
tidak mengalami kerugian (BEP).
43

5. Untuk menghitung besarnya kontribusi dengan rumus sebagai berikut (Nasution

dan Barizi, 1986) :

PUS
Kp = x 100%
PUS + PLU

Dimana :

Kp = Kontribusi (%)

PUS = Pendapatan Usaha Pengrajin Sapu Ijuk (Rp/proses)

PLU = Pendapatan Luar Usaha Kerajinan Sapu Ijuk (Rp/bulan)


44

DAFTAR PUSTAKA

Adiwilaga, A. 1992. Ilmu usahatani. Alumni, Bandung Arengabroom. 2009. Serat


Ijuk.

Amirullah dan Hardjanto, Imam. 2005. Pengantar Bisnis. Edisi Pertama.Yogyakarta :


Graha ilmu.

Aukley, G. 1983. Teori makro ekonomi. Terjemahan Paul Sihothan.Universitas


Indonesia, Jakarta

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :


Rineka Cipta.

Dumairy. 1997. Perekonomian Indonesia, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Downey,W.D dan S.P. Erickson. 1992. Manajemen Agribisnis. Edisi ke


2.Terjemahan R . Ghanda.S, dan A.Sirait. Erlangga. Jakarta.

Downey dan Erickson. 1987. Manajemen Agribisnis. Edisi kedua. Erlangga. Jakarta.

Firdaus, Muhammad.2008. Manajemen Agribisnis. Jakarta: Bumi Aksara.

Mubyarto. 2000. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES : Jakarta.

Mudrajad Kuncoro, 2003, “Ekonomi Pembangunan: Teori, Masalah dan Kebijakan”.


UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Mosher, A.T. 1991. Mengerakkan dan membangun pertanian. Dinas Pendidikan


Departemen Pertanian CV Yusa Guna. Jakarta.

Perry, Martin. 2000. Mengembangkan Usaha Kecil. Jakarta : PT Raja Grafindo


Persada.
45

Ratnasari, Andri. 2013. “Peranan Industri Kecil Menengah (IKM) dalam Penyerapan
Tenaga Kerja di Kabupaten Ponorogo”. Jurnal Pendidikan dan Ekonomi, Vol.
1, No. 3

Supriadi. 2021. wawancara dengan pemilik usaha sapu ijuk. pada tanggal 15 Juni.
Siyoto, Sandu. 2015. Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi
Media Publishing.

Soeharno, 2007 : Teori Mikro ekonomi, Andi Offset, Yogyakarta.

Sukirno, Sadono. (2006). Pengantar Teori Makro Ekonomi . Jakarta: Raja Grafindo
Persada.

Sukirno, Sadono. 2010. Makro Ekonomi, Teori Pengantar. Penerbit PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.

Soeharjo A, Patong D. 1973. Sendi-Sendi Pokok Ilmu Usahatani.IPB, Bogor.

Soedarsono, H. 1995. Pengantar ekonomi mikro. LP3ES, Jakarta.

Soekartawi. 1995. Analisis usaha. UI, Jakarta.

Tim Redaksi KBBI. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta:
Balai Pustaka.
46

Kuisioner Penelitian Mahasiswa Program Studi Agribisnis Sekolah Tinggi Ilmu


Pertanian (STIPER) Belitang.

Judul: Analisis Pendapatan Kerajinan Sapu Ijuk Dan Kontribusi Terhadap


Pendapatan Keluarga Desa Kota Mulya Kecamatan Semendawai Timur Kabupaten
OKU Timur

IDENTITAS PEWAWANCARA
Nama : WINDY YULIA ASTUTI
Nim : A.19.0003
Tanggal Wawancara :

I. IDENTITAS RESPONDEN
Nama : .................................................................
Umur : .................................................................
Alamat : .................................................................
Jenis Kelamin : .................................................................
Jumlah Tanggungan Keluarga : .................................................................

II. IDENTITAS USAHA


1. Mulai tahun berapa bapak menekuni usaha kerajinan sapu ijuk?

2. Berapa luas lahan yang Bapak/Ibu gunakan untuk usaha kerajinan sapu

ijuk?

3. Berapa harga sewa lahan yang Bapak/Ibu gunakan untuk usaha kerajinan

sapu ijuk?

a. Rp.........................(Bulan) b. Rp.............................(Tahun)

4. Darimana pengadaan bahan baku sapu ijuk bapak berasal?

5. Dalam sekali beli bahan baku sapu ijuk berapa gulung yang bapak

butuhkan?
47

6. Berapa harga beli bahan baku sapu ijuk bapak per gulung?

7. Dari bahan baku yang bapak beli tersebut kira-kira menjadi berapa sapu

ijuk?

8. Darimana bapak mendapatkan bahan kayu/rotan untuk tangkai sapu ijuk?

9. Dalam sekali proses berapa biji/ ikat kayu/rotan untuk tangkai yang bapak

butuhkan?

10. Berapa harga kayu/rotan untuk tangkai sapu ijuk tersebut?

11. Apakah usaha kerajinan sapu ijuk ini merupakan usaha pokok bapak?

a. Pokok b. Sampingan

12. Apakah bapak ada usaha lain?

a. Petani sawah...........(Ha) b. Petani Karet ................(Ha)

c. Buruh tani...............(Rp) d. Pegawai PNS/Swasta.......(Rp)

e. Lain-lain

13. Berapa pendapatan usaha bapak dari:

a. Sawah ...............................(Rp) .. b. Karet Rp..........................(Rp)

c. Buruh tani..........................(Rp) d. Pegawai PNS/Swasta.........(Rp

e. Lain-lain.............................(Rp)

14. Mengapa bapak memilih melakukan usaha kerajinan sapu ijuk?

15. Peralatan dan bahan apa saja yang Bapak gunakan dalam kerajinan sapu

ijuk?
48

a. Alat yang digunakan dalam usaha kerajinan tangan sapu ijuk

No Nama Satuan Banyak Harga ( RP )

b. Bahan yang digunakan dalam usaha kerajinan sapu ijuk

No Nama Satuan Banyak Harga ( RP )

16. Darimanakah Tenaga kerja Bapak berasal ?

a. Keluarga sendiri = ........orang b. Luar keluarga = ...... orang

17. Berapa banyak tenaga kerja yang bapak miliki dalam usaha kerajinan

sapu ijuk?

a. Laki-laki :...........orang

b. Perempuan :............orang

18. Berapa upah tenaga kerja tersebut? Rp................................/ orang.


49

19. Dalam Sekali produksi sapu ijuk berapa hari waktu yang bapak

butuhkan?

20. Berapa jumlah produksi dalam satu kali proses produksi?

21. Berapa harga sapu ijuk (biji) yang bapak peroleh?.................

(Rp/Batang)

22. Pemasaran kemana:

a. Daerah OKI :............... Batang b. Daerah Belitang:.........Batang

c. Palembang :................ Batang.. d. Lampung...............Batang

e.Jakarta.............Batang

23. Bagaimanakah sistem pemasaran kerajinan sapu ijuk yang bapak

lakukan?

a. Dipasarkan ke pasar b. Diantarkan ke agen

24. Berapa Sapu ijuk yang Bapak pasarkan dalam sekali pemasaran...?

a. Perhari: ..................Biji b. Perminggu: ................Biji

c. Perbulan: ...............Biji

25. Apa kendala yang Bapak hadapi dalam melakukan usaha kerajinan sapu

ijuk?

a. Bahan Baku b. Tenaga Kerja c. Pemasaran d. Harga

Anda mungkin juga menyukai