Oleh
L.DODI HENDRAWAN
C1G114073
Melakukan Penelitian
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2019
i
HALAMAN PENGESAHAN
Menyetujui :
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Esa, karena dengan Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal
yang berjudul “Analisis Biaya Dan Pendapatan Usahatani Berbagai Varietas
Tembakau Di Kecamatan Sakra”. Dalam penyusunan proposal ini,
Penulis banyak memperoleh bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak
yang telah memeper lancar proses penyelesaian proposal ini.
Terimakasih saya ucapkan kepada :
Mataram, 2019
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
iii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN........................................................................ ii
HALAMAN PENGANTAR.......................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL.......................................................................................... v
I. PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang......................................................................... 2
1.2. Perumusan Masalah................................................................. 6
1.3. Tujuan Penelitian..................................................................... 6
1.4. Manfaat Penelitian................................................................... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ 8
2.1. Teori Dasar Komparatif........................................................... 8
2.2. Konsep Biaya........................................................................... 8
2.3. Jenis Jenis Biaya...................................................................... 8
2.4. Teori Produksi.......................................................................... 9
2.5. Teori Pendapatan...................................................................... 9
2.6. Pengetian Usahatani................................................................. 11
2.7. Tinjauan Umum Usahatani Tembakau..................................... 12
2.8. Agroekologi Tembakau............................................................ 14
2.9. Budidaya Tanaman Tembakau................................................. 15
3.0. Kerangka Pendekatan Masalah................................................ 21
3.1. Definisi Oprasional.................................................................. 24
III. METODOLOGI PENELITIAN............................................................ 26
3.1. Metode Penelitian.................................................................... 26
3.2. Unit Analisis............................................................................. 26
3.3. Penentuan Sampel.................................................................... 26
3.4. Penentuan Resonden................................................................ 27
3.5. Jenis Data................................................................................. 28
3.6. Sumber Data............................................................................. 29
3.7. Variabel Dan Cara Pengukuran................................................ 29
3.8. Cara Pengumpulan Data.......................................................... 31
3.9. Analisis Data............................................................................ 31
BAB I
PENDAHULUAN
Berangkat dari uraian di atas maka dipandang perlu untuk dilakukan kajian
tentang “Analisis Komparatif Biaya dan Pendapatan Usahatani Bergagai Varietas
Tembakau di Kecamatan Sakra”.
3. Apa saja kendala yang dihadapi petani tembakau Virginia, tembakau coker 319
dan tembakau coker 48 di Kecamatan Sakra?
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Menjadi bahan informasi tambahan bagi pemerintah dalam
pengembangan Usahatani Tembakau Virginia, tembakau coker 319 dan
tembakau coker 48
7
BAB II
TINAUAN PUSTAKA
Biaya merupakan sebuah elemen yang tidak dapat dipishakan dari aktivitas
perusahaan.biaya didefinisikan sebagai suatu sumber daya yang dikorbankan
(sacrifed) atau dilepaskan (forgone) untuk mencapai tujuan tertentu (Horngren,
2008). menurut bustami dan nurlela (2006), biaya merupakan pengorbanan
sumber ekonomi yang diikuti dalam satuan uang yang telah terjadi atau
kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. sementara menurut
kuswadi (2005) biaya adalah semua pengeluaran untuk mendapatkan barang atau
jasa dari pihak ketiga, baik yang berkaitan dengan usah pokok perusahaan
maupun tida. biaya di ukur dalam unit moneter dan digunakan untuk menghitung
harga pokok produk yang diproduksi perusahaan.
Adalah biaya yang sulit atau tidak dapat dibebankan secara langsung dengan
unit produksi, misalnya gaji pemimpin, gaji mandor, biaya iklan untuk lebih
dari satu macam produk, dan sebagainya biaya tidak langsung disebut juga
biaya overhead.
Q = F ( K, L )
Dimana : Q = Output
K = Capital/modal
L = Labour/tenaga kerja
Produksi adalah perubahan dari dua lebih input (sumberdaya) menjadi satu
atau lebih output (produk). Untuk memproduksi diperlukan sejumlah input,
dimana umumnya input yang diperlukan pada sektor pertanian adalah adanya
capital tenaga kerja dan teknologi. Dengan demikian terdapat hubungan antara
produksi dengan input yaitu output maksimal yang dihasilkan dengan input
tertentu atau disebut fungsi produksi (Pindyk dan Rubnfeld, 1999).
tertentu serta biaya yang paling rendah selanjutnya petani dianggap berusaha
memaksimumkan laba ekonomis (Samuelson dan Nordhaus, 1999).
Teori produksi dibedakan menjadi dua bagian yaitu bagian pertama teori
produksi jangka pendek jika seorang produsen menggunakan faktor poduksi ada
yang bersifat variabel dan ada faktor produksi yang bersifat tetap. Kedua, teori
produksi jangka panjang yaitu bila semua input yang digunakan adalah input
variabel, tidak teradapat input tetap sehingga kita asumsikan bahwa ada dua jenis
faktor produksi yaitu tenaga kerja (TK) dan modal (M) (Aziz, 2003).
b. Faktor sosial ekonomi, seperti biaya produksi, harga, tenaga kerja, tingkat
pendidikan, status petani, tersedianya kredit dan sebagainya (Soekartawi,
2000).
a. Keperluan akan tenaga kerja dalam suatu usahatani tidak kontinyu dan merata.
b. Pxemakaian tenaga kerja dalam usahatani untuk tiap hektar terbatas, untuk
meningkatkan daya tampung per hektarnya dapat ditempuh dengan
intensifikasi kerja, perombakan pola tanam melalui peningkatan rotasi
tanaman, penggunaan masukan dan sebagainya.
c. Keperluan tenaga kerja dalam usahatani cukup beranekaragam coraknya dan
dan seringkali tidak dapat dipisahkan satu dngan yang lain (Tohir,K.,1984
dalam Soekartawi, 2002).
a. Barang yang tidak habis dalam sekali produksi misalnya peralatan pertanian,
bangunan, yang dihitung biaya perawatan dan penyusutan selama 1 tahun.
b. Barang yang langsung habis dalam proses produksi seperti benih, pupuk, obat-
obatan dan sebagainya (Soekartawi, 1995).
Tanaman tembakau ditanam di lahan kering atau lahan sawah setelah padi
musim hujan.tanah tembakau sangan tidak taahan terhadap genangan air sehingga
dalam penyiapan lahan harus diperhatikan seluruh drainasenya.
b). Pembibitan
Benih tembakau berukuran sangat kecil sehingga bedangan harus dibuat
secermat mungkin.Lahan dicangkul 2-3 kali agar tanah cukup gembur dan cukup
terkena sinar matahari dan angin. Kemudian dibuat bedengan setinggi 20-30 cm
dan membujur ke utara-selatan. Panjang bedengan 5 m dan lebar 1 m. Bedengan
diberi atap yang terbuat dari jerami, alang-alang, daun kelapa atau plastik yang
dapat dibuka dan ditutup. Benih ditabur sekitar 2 g/10m2 bedengan. Penaburan
benih dapat secara kering dicampur dengan pasir atau abu dapur. Kemudian
bedengan ditutup dengan pasir tidak lebih dari 2 mm. Penyiraman merupakan satu
hal penting untuk perawatan pesemaian. Penyiraman dapat dilakukan secara
teratur pagi dan sore sejak benih ditabur. Setelah bibit berumur 2-3 minggu, atap
perlu dibuka pada pagi hari dan ditutup pada siang hari. Dan pada saat lebar daun
sudah 5 cm maka atap dibuka sepanjang hari.Bibit dapat dipidah setelah umur 35-
50 hari.
d). Penanaman
Hal yang paling penting dalam penanaman tembakau yaitu penentuan
waktu yang teapat untuk penanaman.penentuan waktu yang tepat dilakukan sesuai
dengan iklim setempat,misalnya, masa panen tembaku terjadi pada pertengahan
bulan agustus hingga pertengahan bulan September, penanaman dilakukan pada
bulan juni. namun, untuk tembakau gunung tergantung hujan,saat penanaman
sebaiknya di anjurkan pada bulan mei. Tanaman dapat menghasilkan tembakau
mutu tinggi jika paling sedikit 1 bulan menjelang panen tidak terkena hujan dan
cuaca cerah sampai saat panen.
Bibit tanaman tembaku yang siap di tanam adalah memiliki tinggi 10 –
12,5 cm,jumlah daun 5 lembar tidak terlau subur,tidak terlau kurus,perakran
baik,bebas hama,bebas penyakit (dinas pekebunan Lombok timur 2017).
Jarak tanam untuk tanaman tembakau tergantung keadaan tanah dan jenis
tembakau yang di tanam.pertumbuhan tembaku yang baik memiliki perakaran
yang kuat dan kebutuhan nutrisi yang cukup dengan di buat jarak tanam minimal
50 x 100 cm. (hanum,2008).
e). Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman mutlak dilakukan dalam setiap praktik budidaya
karena dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas hasil panen.
f). Penyiraman
Pemberian air pada tanaman tembakau dilakukan secara individual.
Penyiraman dapat dilakukan sebanyak 39 kali selama pertumbuhan. Kebutuhan
air untuk tembakau sawah dengan tegalan berbeda, yaitu masing-masing
memerlukan 0,5 l dan 2 l air per tanaman tiap penyiraman. Intensitas penyiraman
setara dengan 194 mm dan 52 mm air untuk masing-masing tembakau tegalan dan
sawah.
penyiangan gulma. Tindakan tersebut diullang lagi saat tanaman berumur lima
minggu dan terakhir pada saat umur tujuh minggu.
h). Pemupukan
Pemupukan pada tanaman tembakau disesuaikan dengan kandungan unsur
hara yag ada pada tanah dan kebutuhan tanaman. Pemberian pupuk N dilakukan 2
kali, yaitu setengah dosis pada umur satu minggu dans setengah dosis lainnya
diberikan pada umur tiga minggu .pemberian pupuk dengan cara memasukan
pupuk ke dalam lubang yang dibuat dengan tugal.
i). Pemangkasan
Saat mulai keluar bunga, tanaman perlu dilakukan pemangkasan.
pemangkasan dilakukan dengan memangkas 3 daun di bawah daun bendera
sehingga akan dihasilkan 11-13 daun produksi. Pemangkasan dilakukan untuk
mengalihkan pertumbuhan bunga dan buah ke arah pertumbuhan daun-daun atas
dapat tumbuh tebal dan besar.
j). Penunasan
Tembakau yang sudah di pangkas akan tumbuh tunas lateral. Dengan
adanya tunas tersebut, energi pertumbuhan akar terkuras. Untuk mengefektifkan
pertumbuhan maka tunas lateral harus dibuang. Penunasan dilakukan setiap satu
minggu sekali.
1. Hama
Hama yang sering ditemukan di areal pertanaman tembakau antara lain:
Ulat Pupus Tembakau
Hama ulat pupus termasuk lepidoptera (noctuidae). Gejala yang
ditimbulkan berupa lubang-lubang pada daun tembakau karena ulat memakan
pupus dan daun di atas.
2. Penyakit
Penyakit yang sering ditemukan di areal pertanaman tembakau antara lain:
a. Penyakit Rebah Semai
Penyakit ini sering dijumpai pada persemaian di lahan sawah.penyebabnya
adalah pythium spp., sclerotium sp., dan rhizoctonia sp., pangkal bibit yang
terserang berlekuk, seperti terjepit, busuk, berwarna cokelat hingga akhirnya bibit
roboh. Serangan pada bibit yang lebih tua atau yang baru dipindah menyebabkan
pertumbuhan terhambat , daun menguning, layu, pangkal batang berlekuk, busuk,
berwarna coklat, dan akhirnya mati.
b. Penyakit Mosaik Tembakau
Penyakit ini disebabkan oleh virus TMV (tobacco mozaic virus) . Daun-
daun muda yang terseerang menunjukan gejala vein clearing. Yaitu penjernihan
warna tulang daun. Bentuknya sering melengkung. Jika daun-daun bertambah
umurnya, muncul bercak-bercak kuning dan akhirnya menjadi bercak-bercak
klortik yang tidak teratur sehingga daun tampak belang.
3. Panen
Tembakau dipanen dalam waktu relatif singkat dibandingkan dengan
tanaman perkebunan lainnya.Pemanenan tergantung warna daun, waktu
pemanenan, dan teknik pemanenan.Secara umum tembakau dipanen satu kali
untuk seluruh daun.
19
Daun tembakau dipetik jika telah cukup masak. Ciri daun yang cukup
masak ditandai dengan perubahan warna hijau kekuningan dan ujung daun
melengkung dan sedikit mengering pada ujung. Jika daun kurang atau kelewat
masak akan mempengaruhi mutu dari tembakau. Oleh karena itu , panen dilakukan
bertahap sesuai dengan tingkat kemasakan daun.
Pemetikan dilakukan pada pagi hari setelah embun menguap atau sore
hari.Hasil pemetikan harus langsung dibawa ke tempat teduh atau di gedung
penglahan dengan hati-hati untuk meminimalisasi kerusakan yang mengakibatkan
kerusakan secara mekanis, fisik maupun fisiologi.
4. Pasca Panen
Setelah dilakukan sortasi awal berdasarkan kualitasnya, proses
selanjutnya adalah pengeringan (curing). Berdasarkan tujuan dan jenis
pengeringannya, ada empat cara pengeringan yaitu air curing, sun curing, flue
curing, fire/smoke curing.
Tembakau yang dikeringkan dengan cara air curing umumnya jenis
tembakau cerutu yang dikerjakan oleh rakyat. Pengeringan dengan cara sun curing
biasanya dilakukan pada tembakau jenis turki atau tembakau pipa lumajang.
Sistem pengeringan flue curing biasanya digunakan pada tembakau virginia. Dan
cara pengeringan dengan cara fire/smoke curing biasanya dilakukan apabila
kondisi cuaca tidak mendukung untuk melakukan pengeringan dengan cara sun
curing.
Dalam tahapan-tahapan tersebut diatas sangatlah penting untuk memenuhi
kebutuhan dalam melaksanakan usaha budidaya pembibitan dan penanaman
tembakau agar pelaksanaannya berjalan sesuai dengan perencaan yang diinginkan.
Apabila tahapan-tahapan tersebut diatas tidak terpenuhi salah satu atau sebagian
dari tahapan budidaya tembakau maka akan mengakibatkan terjadinya kegagalan
dalam budidaya tembakau yang masih awal.
Inti dari sistem budidaya tanaman tembakau sama dengan sistem budidaya
untuk tanaman perkebunan lainnya yaitu terdiri dari pembibitan, penyiapan lahan,
penanaman, pemeliharaan, panen dan pasca panen. Hanya saja pada budidaya
tanaman tembakau ini yang harus diperhatikan adalah saat pemangkasan. Hal
20
10.575.508,8 per hektar dengan nilai BCR 1,8 dan disimpulkan bahwa tingkat
pendapatan petani tinggi yang berarti bahwa pendapatan yang diperoleh melebihi
dari total yang dikeluarkan selama masa proses usahatani tembakau Virginia.
penyerpan tenaga kerja pada usahatani tembakau Virginia dipengaruhi oleh jeis
pekejaan, jumlah pekerja yang digunkanandan ketesediaan tenaga kerja baik yang
berasal dari dalam keluarga maupun yang berasal dari luar keluarga. Penyerapan
tenga kerja menurut jenis kegiatan usahatai menunjukkan bahawa proporsi
penyerapan tenga kerja paling banyak yaitu pada jenis penanaman dan
pemeliharaan yaitu 31,4% dai total tenaga kerja yang diserap selanjutnya jenis
kegiataan persiapan lahan tanaman yaitu 31,1% dan kegiatan panen dan pasca
panen yaitu 27,8% sedangkan yang paling sedikit menyerap tenaga kerja yaitu
pembibitan sebesar 8,7%.
Pada Penelitian ini terdapat dua input yaitu input tetap yang terdiri dari
lahan dan alat sedangkan, input variabel terdiri dari: bibit, Pupuk, dan pestisida
dengan adanya input maka usahatani jagung baru bisa melakukan proses
produksi.
VC BT VC BT VC BT
Total Biaya
Produksi
Harga
Penerimaan
Pendapatan
Perbandingan
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
ni ×30
Keterangan:
-Sakra Selatan :
- Sakra :
Tanaman tembakau
Kecamatan sakra
N=283 N=143
N=20 N=10
n =30
Keterangan :
N = Jumlah Responden
1. data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari petani responden dengan
cara wawancara yang berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah disusun
sebelumnya, baik data kuantitatif maupun data kualitatif.
1. Luas lahan
Luas lahan adalah lahan garapan tanaman tembakau sebagai input tetap dan
diukur dalam satuan hektar.
2. Produksi usahatani tembakau berbagai varietas
Produksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keseluruhan hasil
produksi yang diperoleh petani karena menjalankan suatu usahatani
tembakau pada satu kali musim tanam yang dinyatakan dalam satuan
kilogram (kg/ha).
3. Biaya produksi usahatani tembakau berbagai varietas
Biaya produksi usahatani yang dimaksud dalam penelitian ini adalah total
biaya yang dikeluarkan dalam melaksanakan usahatani tembakau. Biaya-
biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam memproduksi dan mengelola
usahatani yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel dinyatakan dalam
satuan rupiah (Rp/ha).
4. Biaya tetap meliputi:
a. Biaya sewa lahan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menggunakan
suatu lahan dari pemiliknya sebesar nilai lahan tersebut dalam rupiah. Jika
lahan tersebut milik sendiri maka tetap diukur seberapa besar nilai lahan
tersebut jika disewakan dalam satuan rupiah.
b. Biaya penyusutan alat-alat yang digunakan dalam satu kali proses produksi
yang dinilai dengan uang dalam satuan rupiah. Penyusutan ini
30
diperhitungkan dengan cara harga beli dikurangi nilai sisa dan dibagi
dengan umur ekonomis alat dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp/ha).
c. Bunga pinjaman yaitu dihitung dengan mengalikan antara jumlah pinjaman
modal yang dibutuhkan dengan lama pinjaman dikalikan dengan bunga
pada suatu periode tertentu.
a. Biaya sarana poduksi yaitu biaya yang dipakai dalam satu kali proses produksi,
seperti biaya benih/bibit, pupuk dan obat-obatan yang diukur dengan
mengalikan sarana produksi yang dikeluarkan masing-masing dengan harga
satuannya kemudian diakumulasikan sehingga diperoleh nilai dalam satuan
rupiah.
b. Biaya tenaga kerja, diukur berdasarkan jumlah tenaga kerja dan banyaknya hari
kerja dikalikan dengan upah tenaga kerja dalam rupiah.
6. Produksi adalah hasil total yang diperoleh petani dari usahatani selama periode
produksi yang dinyatakan dalam satuan kilogram.
7. Harga jual produksi yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu harga penjualan
tembakau pada tingkat petani (responden) dan lembaga pemasaran dinyatakan
dalam satuan rupiah/kg.
8. Harga beli yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu harga yang dibayar oleh
pembeli diukur dalam rupiah
9. Penerimaan adalah jumlah produksi total dikalikan dengan harga jual yang
berlaku, dinyatakan dalam satuan rupiah per kilogram (Rp/Kg).
1).Biaya usahatani
biasanya diklasifikasikan menjadi dua, yaitu : Biaya tetap (fixed cost) dan
Biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap ini umumnya didefinisikan sebagai
biaya yang relatif tetap jumlahnya, dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang
diperoleh banyak atau sedikit. Jadi besarnya biaya tetap ini tidak tergantung pada
besar-kecilnya produksi yang diperoleh. Contohnya pajak, sewa tanah, alat
pertanian, dan iuran irigasi. Sedangkan biaya tidak tetap atau biaya variabel
biasanya didefinisikan sebagai biaya yang mempengaruhi besar-kecilnya produksi
yang diperoleh. Contohnya biaya untuk sarana produksi.Untuk mendapatkan
produksi yang tinggi, maka tenaga kerja perlu ditambah, pupuk juga perlu
ditambah, dan sebagainya, sehingga biaya ini sifatnya berubah-ubah
tergantungdari besar-kecilnya produksi yang diinginkan (soekartawi,2006).
TC = TFC + TVC
32
Keterangan :
TC = Total Biaya
I = TR- TC
Dimana:
I = Income (Pendapatan)
2). Kendala-Kendala
Kendala-kendala yang dihadapi petani tembakau teknis, sosial dan
ekonomi. Masalah yang bersifat teknis dapat berupa penenanaman, pemeliharaan
dan pemanenan. Sedangkan untuk masalah sosial ekonomi dapat berupa modal,
benih, pupuk, pestisida, tenaga kerja, iklim dan lain-lain. Untuk mengidentifikasi
masaah yang dihadapi oleh petani tembakau dalam usahataninya dengan cara
wawancara langsung dengan petani menggunakan daftar pertanuyaan kemudian
dianalisis secara deskriptif.
33
1.Biaya Produksi
Biaya Proses Produksi (dari tanam sampai panen/jual basah)
1.1 Biaya Variabel
1.1.1 Biaya Saprodi
Fisik Sumber * )
No Uraian Harga/Unit Nilai
(Unit) Perush.
(Rp) (Rp) Beli Sediri
Pembina
1. Bibit
2. Pupuk
a.
b.
c.
d.
3. Obat- obatan
a. Antracol
b. Metindo
c. Decis
d. Dihane
e. Organtrin
f. Furadan
g. …….
h. …….
j. ……..
1.1.1 Biaya Tenaga Kerja
1.1.1.1 Tenaga Kerja Dalam Keluarga
Laki-laki Perempuan Anak-anak
Jenis
No Upah Total Upah Total Upah Total
pekerjaan Jtk Jhk Jjk Jtk Jhk Jjk Jtk Jhk Jjk
/hk upah /hk /upah /hk upah
1. Pembibitan
2. Pengolahan
tanah
3. Penanaman
4. Pemeliharaan
- Meyulam I
- Menyulam II
- Menyiangi I
- Menyiangi II
- Memupuk I
35
- Memupuk II
-Memberantas
Hama dan
peyakit
5. Panen I
6. Panen II
7. Panen III
Jumlah
Pengangkutan
Pemasaran
…………..
……………..
……………..
Jumlah
1. Cangkul
2. Bajak
3. Garu
4. Sekop
5. Sabit
6. Traktor
7. Parang
8. Gembor
9. ………..
10. ………..
a) Ya b) Tidak
Jika ya,………………
a) Ya b) Tidak
Jika tidak,…….
Jika ya,……….
No Jumlah Oven Ukuran Nilai Beli Nilai Sisa
(Unit) (M2) (Rp) (Rp)
1.
2.
3.
4.
Jumlah
38
2. Berapa besar bunga modal yang harus bapak bayarkan kepada pemilik
modal atas modal yang bapak pinjam.
…………………………………………….
a. Pagi hari
b. Siang hari
c. Sore hari
3. Berapa produksi yang bapak peroleh pada musim tanam 2018 (bulan
Agustus sampai November?..........................
39
a. Daun basah
b. Daun kering
………………………………………………………………………
D. Aspek Ekonomi
a. Perusahaan
b. Modal sendiri
c. Meminjam di Bank
e. ……………………………..
f. ……………………………...
E. Pengalaman Petani
a. 1-2 tahun
b. 2-5 tahun
40
c. 5-10 tahun
d. 10-15 tahun
F. Aspek Ekonomi
a. jika ya?
b. jika tidak?
a. Petani
b. Perusahaan
b. Status Petani
a. Sewa berapa……….Ha
b. Milik berapa………Ha
2. Jika bapak sebagai petani sewa kemana bapak menjualnya dan jika petani
milik kemana juga bapak menjualnya.
a. Pengecer
41
b. Pedagang pengepul
c. Perusahaan
d. Lainnya
a. Jika bapak sebagai petani sewa dan jika bapak sebagai petani pemilik
e. …………………………
1. Berapa beasar moal yag dibutuhkan untuk tembakau dan kegunaanya untuk
apa saja?
3. Modal yang bapak gunakan untuk berusaha berasal dari mana (sendiri/luar)
jika sendiri berapa besarnya Rp…………. Jika dari luar, berapa besarnya Rp
……….. bunganya berapa ….. % bulan/tahun dan siapa yyang memberi
pinjaman tersebut ………. Serta dalam bentuk apa (natura/uang)
- Pemberian modal
- Pemasaran
a. Ya b. Tidak
jika ya, kesulitan apa yang bapak hadapi? Bagaimana bapak mengatasinya?
a. Ya b. Tidak
43
jika ya darimana……………..
- Dana
- Penyuluhan
- Saprodi