Anda di halaman 1dari 47

ANALISIS KOMPARATIF BIAYA DAN PENDAPATAN

USAHATANI BERBAGAI VARIETAS TEMBAKAU DI


KECAMATAN SAKRA

Oleh

L.DODI HENDRAWAN

C1G114073

Rencana Penelitian sebagai Salah Satu Syarat Untuk

Melakukan Penelitian

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MATARAM

2019
i

HALAMAN PENGESAHAN

Rencana Penelitian yang dilanjukan oleh:

Nama : L.dodi hendrawan

NIM : C1G 114 073

Program : Agribisnis Reguler Sore

Program Studi : Agribisnis

Judul Skripsi :Analisis Komparatif Biaya dan Pendapatan


Usahatani Berbagai Varietas Tembaku Di
Kecamatan Sakra

Telah Diterima Sebagai Salah Satu Sayarat Melakukan Penelitian. Rencana


Penelitian Tersebut Telah Diperiksa, Diperbaiki Dan Disetujui Oleh Dosen
Pembimbing.

Menyetujui :

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

(Ir. Rosmilawati.MS) (Ir.Nuning Juniarsih M.sos)


NIP. 195909081985022 001 NIP. 19610619198703 2 002
Mengetahui :
Ketua Jurusan Ketua Program Studi
Sosial Ekonomi Pertanian, AgribisnisReguler Sore,

(Ir. Ridwan, M.Si.) (Dr.Ir.Bambang Dipokusumo, M.Si.)


NIP. 19571231198803 1 009 NIP. 19631211199001 1 001
Tanggal Pengesahan: 2019
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Esa, karena dengan Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal
yang berjudul “Analisis Biaya Dan Pendapatan Usahatani Berbagai Varietas
Tembakau Di Kecamatan Sakra”. Dalam penyusunan proposal ini,
Penulis banyak memperoleh bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak
yang telah memeper lancar proses penyelesaian proposal ini.
Terimakasih saya ucapkan kepada :

1. Ibu Ir.Rosmilawati.MS. Selaku Dosen Pembimbing Utama.


2. Ibu Ir.Nuning Juniarsih.M.sos Selaku Dosen Pembimbing Pendamping.
3. Ketua Program Agribisnis Reguler Sore Fakultas Pertanian Universitas
Mataram
4. Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Mataram.
5. Kedua orang tua tercinta L..Zakaraia dan Sulhiah telah membimbing,
mendoakan dan selalu memberikan motivasi.
6. Saudara-saudara serta kerabat dan teman-teman semuanya atas bantuan baik
moral maupun materil.

Semoga Allah SWT membalas

Semua kebaikan dan bantuan semua pihak.Penulis berharap semoga


proposal ini dapat memberi manfaat bagi yang memerlukannya.

Mataram, 2019

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
iii

HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN........................................................................ ii
HALAMAN PENGANTAR.......................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL.......................................................................................... v
I. PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang......................................................................... 2
1.2. Perumusan Masalah................................................................. 6
1.3. Tujuan Penelitian..................................................................... 6
1.4. Manfaat Penelitian................................................................... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ 8
2.1. Teori Dasar Komparatif........................................................... 8
2.2. Konsep Biaya........................................................................... 8
2.3. Jenis Jenis Biaya...................................................................... 8
2.4. Teori Produksi.......................................................................... 9
2.5. Teori Pendapatan...................................................................... 9
2.6. Pengetian Usahatani................................................................. 11
2.7. Tinjauan Umum Usahatani Tembakau..................................... 12
2.8. Agroekologi Tembakau............................................................ 14
2.9. Budidaya Tanaman Tembakau................................................. 15
3.0. Kerangka Pendekatan Masalah................................................ 21
3.1. Definisi Oprasional.................................................................. 24
III. METODOLOGI PENELITIAN............................................................ 26
3.1. Metode Penelitian.................................................................... 26
3.2. Unit Analisis............................................................................. 26
3.3. Penentuan Sampel.................................................................... 26
3.4. Penentuan Resonden................................................................ 27
3.5. Jenis Data................................................................................. 28
3.6. Sumber Data............................................................................. 29
3.7. Variabel Dan Cara Pengukuran................................................ 29
3.8. Cara Pengumpulan Data.......................................................... 31
3.9. Analisis Data............................................................................ 31
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pertanian merupakan salah satu sektor potensial yang berperan penting
dalam memperkuat landasan pembangunan nasional. Konsep pembangunan
perekonomian nasional menempatkan pembangunan pertanian untuk peningkatan
produksi, pendapatan petani dan ekspor (Gafar,2001). Lebih lanjut disebutkan
bahwa pembangunan pertanian diarahkan untuk meningkatkan pendapatan dan
taraf hidup petani, memperluas lapangan kerja dan kesempatan kerja serta mengisi
dan memperluas pasar, baik pasar dalam negeri maupun luar negeri melalui
pertanian yang maju, efisien dan tangguh (Ahmad, 2006).
Pembangunan ekonomi Indonesia masih dikontribusi oleh sektor pertanian,
dalam banyak bentuk seperti banyaknya tenaga kerja yang terlibat di sektor pertanian,
penyumbang terhadap pendapatan domestik bruto (PDB) dan merupakan basis
pertumbuhan ekonomi pedesaan (Arifin, 2015).
Tembakau merupakan salah satu komoditas ekspor, produksi tembakau
selain di hasilkan oleh perkebunan-perkebunan rakyat yang menjalin kerja sama
dengan perusahaan rokok yang membutuhkan tembakau sebagai bahan dasar
pembuat rokok.pengembangan produksi tembakau di samping ditunjukkan untuk
memenuhi kebutuhan ekspor juga untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri,
terutama industri – industry rokok. (danang,2012)
Pembangunan pertanian di era reformasi ini masih tetap menjadi prioritas
utama dan diharapkan mampu mendukung sektor ekonomi rakyat yang sedang
mengalami krisis. Hal ini disebabkan karena sektor pertanian berperan secara
langsung dalam pembentukan PDB (Product Domestik Bruto), penyerapan tenaga
kerja, peningkatan pendapatan masyarakat dan prolehan devisa negara, serta
sumbangan tidak langsung melalui penciptaan yang kondusif bagi pelaksanaan
pembangunan dan hubungan sinergi dengan sektor lain (Departemen Pertanian,
2010).
Salah satu subsektor di bidang pertanian yang memberikan kontribusi
besar dalam penciptaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan petani di
2

pedesaan adalah subsektor perkebunan.Tembakau merupakan salah satu


komoditas perkebunan yang sangat penting bagi Indonesia. Komoditas ini di
samping sebagai penghasil devisa negara dan cukai, juga dapat menyerap tenaga
kerja yang cukup besar terutama di sektor agribisnis primer (budidaya), agribisnis
sekunder (industri rokok), maupun jasa (perdagangan, transportasi, perbankan,
dan perkebunan tembakau). Jumlah tenaga kerja perkebunan tembakau yang
terlibat langsung dengan agribisnis tembakau sekitar 6,5 juta orang dengan cukai
diperoleh sekitar 17 trilliun (Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan
Bogor, 2010 dalam (Johari, 2012)
Jenis-jenis tembakau yang memiliki nilai ekonomis yang cukup baik
adalah tembakau Virginia tembakau coker 319 dan coker 48. Tembakau Virginia,
tembakau coker 319, tembakau coker 48 adalah tembakau yang diusahakan oleh
rakyat atau individu di pedesaan dan umumnya diolah menjadi rokok. Hasil panen
umumnya diolah dengan cara dioven, lalu dikeringkan dengan menggunakan
kayu, batu bara, cangkang sawit dan cangkang kemiri. Tujuan usahanya adalah
untuk diperdagangkan. Oleh karena itu tembakau ini dikenal sebagai tembakau
Virginia yang berasal dari Virginia sesuai dengan namanya.
Nusa Tenggara Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang
potensial dalam peningkatan produksi tembakau Virginia, tembakau coker 319,
tembakau dan coker 48 namun yang paling banyak di usahakan oleh petani adalah
tembakau virginia. Tercatat sekitar 20.164,84 Ha luas areal potensial untuk
tembakau Virginia, termasuk tembakau coker 319, dan tembakau coker 48 dan
menghasilkan produksi sebanyak 43.054,49 ton.di seluruh NTB (Dinas Kehutanan
dan Perkebunan NTB, 2015)
Nusa Tenggara Barat sebagai daerah potensial pengembangan usahatani
tembakau dengan sentra penghasil terbesar yaitu di Lombok Timur dengan luas
pengembangan tembakau Virginia tembakau coker 319 dan coker 48 sebesar
3.892,3 Ha dari 3.892,3 Ha total luas pengembangan di NTB, dan Produksi di
Lombok Timur sebesar 24.050.308,12 ton dari 43.054,49 ton total produksi di
NTB. Berikut tabel perkembangan luas areal, produksi serta produktivitas
usahatani tembakau sebagai berikut:
3

Tabel.1.1.Perkembangan Luas areal, Produksi dan Produktifitas Usahatani


Tembakau Virginia Tembakau Coker 319 dan Tembakau Coker 48 di
NTB 2013-2017.
Tahun Luas Panen (ha) Produksi (ton) Produktivitas (ton/ha)
2013 30.774,92 54.494,48 0,17
2014 23,329,07 33.906,65 1,45
2015 19.250,30 28.763,60 1,49
2016 19.144,75 29.864,89 1,56
2017 19.144,75 29.864,89 1,56
Sumber:BPS NTB 2017
Tabel 1.1. menunjukkan bahwa terjadinya penurunan areal, produksi dan
produktivitas tembakau dari tahun 2013-2015. Pada tahun 2016 terdapat luas areal
sebesar 19.144,75 dengan produksi sebesar 29.864,89 dan di tahun 2017 tidak
terjadi peningkatan atau penurunan luas areal atau produksi di NTB dilihat dari
luas areal (ha) dan jumlah produksi (ton).disebabkan oleh keadaan iklim yang
kurang baik seperti curah hujan yang cukup tinggi dan minat petani yang kurang
untuk menanam tanaman tembakau tersebut.
Tembakau Virginia di Kabupaten Lombok Timur terdiri dari berbagai
jenis atau varietas yang di tanam yaitu tembakau Virginia, tembakau senang,
tembakau rakyat dan tembakau rajangan. Tembakau Virginia memilki keunggulan
tersendiri yaitu cita rasa yang tidak bisa disamakan dengan tembakau yang lain.
Harga jual tembakau Virginia juga sangat tinggi. karena memiliki nilai ekpor yang
cukup tinggi di bandingkan dengan tembakau-tembakau yang lain . Namun
permasalahan yang sering dialami petani yaitu kurangnya air baik air irigasi
maupun air hujan yang jarang terjadi karena tembakau Virginia membutuhkan air
yang cukup fotosintetis juga keadaan cuaca yang berubah-ubah. Dengan masalah
tersebut berdampak pada hasil produksi dan pendapatan serta keuntungan petani
yang sering tidak menentu.
4

Tabel.1.2. Perkembangan Luas areal, Produksi dan Produktifitas Usahatani


Tembakau Virrginia Tembakau Coker 319 dan Tembakau Coker 48 di
Lombok Timur 2013-2017.
Tahun Luas Panen (ha) Produksi (ton) Produktivitas (ton/ha)
2013 13.078,38 15.681,65 1,2
2014 12.453,55 18.601,46 1,5
2015 12.361,20 19.908,20 1,6
2016 9.496,79 20.782,30 2,1
2017 17.592,44 24.050,308 1,3
Sumber: Badan Pusat Statistika Lombok Timur 2017
Tabel 1.2 menunjukkan bahwa dari tahun 2013-2014 menunjukkan bahwa
terjadi penurunan luas panen dan produksi dimana luas areal pada tahun 2013
sebesar 13.078,38 ha dengan menghasilkan produksi sebesar 15.681,65 ton dan di
tahun 2014 dengan luas areal sebesar 12.453,55 ha dan menghasilkan produksi
sebesar 18.601,46 ton dan pada tahun 2015 juga terjadi penurunan luas areal
sebesar 12.361,20 ha dengan menghasilkan produksi sebesar 19.908,20 ton
dibandingkan dengan tahun 2013 hanya mengasilkan produksi sebesar 15.681,65
ton dipengaruhi cuaca yang tak menentu. dan pada tahun 2016 terjadi penurunan
luas areal yang signifikan dimana luas areal sebesar 9.496,79 ha namun
mengasilkan produksi yang sangat besar yaitu 20.782,30 ton dipengaruhi oleh
penyerapan teknologi dan irigasi dan di tahun 2017 terjadi peningkatan luas areal
sebasar 17.592,44 ha dan menghasilkan produksi sebesar 24.050.308 ton
dipengaruhi oleh gagal panen oleh petani dan cuaca yang tak menentu.
Di Kecamatan Sakra petani juga menanam berbagai macam jenis
tembakau yaitu tembakau Virginia, tembakau coker, Berikut tabel perkembangan
luas areal, produksi serta produktivitas usahatani tembakau Virginia sebagai
berikut:
5

Tabel.1.3. Perkembangan Luas areal, Produksi dan Produktifitas Usahatani


Tembakau Virginia Di Kecamatan Sakra 2013-2017.
Tahun Luas Panen (ha) Produksi (ton) Produktivitas (ton/ha)
2013 1557.70 20.72,00 13,30
2014 1.445 2328 60,00
2015 1.465 2603,04 17,77
2016 1.074,7 1880,72 17,50
2017 1.957,7 3.328,548 17,00
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Lombok Timur 2017
Tabel 1.3. menunjukkan bahwa terjadinya fluktuasi areal, produksi dan
produktivitas tembakau di Kecamatan Sakra dilihat dari luas areal (ha) dan jumlah
produksi (ton) yang diperoleh setiap tahun berbeda, disebabkan oleh keadaan
iklim yang kurang baik seperti curah hujan yang tak menentu dan minat petani
yang kurang untuk menanam tanaman tembakau tersebut.
Tabel 1.4.Perkembangan Luas Areal Dan produksi Tembakau Virginia Di
Kecamatan Sakra 2017
No Desa Luas Areal (ha) Produksi (ton)
1 Moyot 50 100
2 Kabar 82 164
3 Kuang Baru 69 138
4 Keselet 47 94
5 Sakra Selatan 381 762
6 Sakra 288 576
7 Rumbuk 150 300
8 Suwangi 98 196
9 Suwangi Timur 73 146
10 Rumbuk Timur 220 440
11 Peresak 32 64
12 Songak 83 166
Jumlah 1,573 3,146
Sumber: UPPTP Kecamatan Sakra 2017
Table 1.4 menunjukkan bahwa pemilihan tempat penanaman adalah solusi
yang paling baik bagi petani.kalau tembakau virginia lebih cocok di tanam di
daerah yang memiliki kecukupan air yaitu terdapat di desa Sakra,Sakra Timur,
Sakra Selatan dan lain-lain.dari segi kualitas dari ketiga vaietas tersebut memliki
keunggulan masing-masing baik dari segi citra rasa mapun dari segi kualitas.
6

Berangkat dari uraian di atas maka dipandang perlu untuk dilakukan kajian
tentang “Analisis Komparatif Biaya dan Pendapatan Usahatani Bergagai Varietas
Tembakau di Kecamatan Sakra”.

I.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini


adalah:
1. Berapakah perbandingan biaya yang di keluarkan oleh petani dalam
melakukan usahatani tembakau Virginia, coker 319 dan coker 48 di
Kecamatan Sakra?
2. Berapa perbandinan pendapatan petani dalam melakukan usahatani
tembakau Virginia, coker 319 dan coker 48 di Kecamatan Sakra?

3. Apa saja kendala yang dihadapi petani tembakau Virginia, tembakau coker 319
dan tembakau coker 48 di Kecamatan Sakra?

I.3. Tujuan Penelitian


1. Untuk menganalisis perbandingan biaya yang keluarkan petani dalam
melakukan usahatani tembakau virgina dengan tembakau coker 319 di
Kecamatan Sakra.
2. Untuk menganalisis perbandingan pendapatan yang di terima petani
usahatani tembakau Virginia, coker 319 dan coker 48 di

3. Untuk menganalisis kendala yang di hadapi petani tembakau Virginia


dan tembakau coker 319 dan tembakau coker 48 di Kecamatan Sakra.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Menjadi bahan informasi tambahan bagi pemerintah dalam
pengembangan Usahatani Tembakau Virginia, tembakau coker 319 dan
tembakau coker 48
7

2. Sebagai acuan pertimbangan bagi petani dalam melakukan usahataninya


dengan bijak. Dengan begitu diharapkan petani dapat mengoptimalkan
sumberdaya yang dimilikinya sehingga usahatani tersebut benar-benar
memberikan hasil yang maksimal dengan harga jual yang tinggi.
3. Menjadi media informasi bagi pembaca mengenai kondisi usahatani
tembakau Virginia tembakau coker 319 tembakau coker 48 di salah satu
sentra penghasil tembakau tembakau di Kecamatan sakra.
8

BAB II

TINAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Dasar Komparatif

Kenggulan komparatif dikemukakan oleh David Ricardo dalam bukunya


principles of political economy and taxation (1817) walaupun sebuah negara
kurang efisien dibading (atau memiliki kerugia absolut terhadap) negara lain
dalam memperoduksi kedua jenis komoditi yang dihasilkan namun masih tetap
terdapat dasar untuk melakukan perdagangan yang menguntungkan kedua belah
pihak.

2.2. Konsep Biaya

Biaya merupakan sebuah elemen yang tidak dapat dipishakan dari aktivitas
perusahaan.biaya didefinisikan sebagai suatu sumber daya yang dikorbankan
(sacrifed) atau dilepaskan (forgone) untuk mencapai tujuan tertentu (Horngren,
2008). menurut bustami dan nurlela (2006), biaya merupakan pengorbanan
sumber ekonomi yang diikuti dalam satuan uang yang telah terjadi atau
kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. sementara menurut
kuswadi (2005) biaya adalah semua pengeluaran untuk mendapatkan barang atau
jasa dari pihak ketiga, baik yang berkaitan dengan usah pokok perusahaan
maupun tida. biaya di ukur dalam unit moneter dan digunakan untuk menghitung
harga pokok produk yang diproduksi perusahaan.

2.3. Jenis Jenis Biaya

berdasarkan metode pembebanan biaya, kuswandi (2005)


menglasifikasikan jenis-jenis biaya ke dalam biaya langsung dan biaya tidak
langsung yaitu:
9

1. biaya langsung (direct cost)

Adalah biaya langsung dibebankan pada objek atau produk,misallnya bahan


baku langsung, upah tenaga kerja yang terlibat langsung dalam proses
produksi, biaya iklan, ongkos angkut, dan sebagainya.

2.biaya tidak langsung (indirect cost)

Adalah biaya yang sulit atau tidak dapat dibebankan secara langsung dengan
unit produksi, misalnya gaji pemimpin, gaji mandor, biaya iklan untuk lebih
dari satu macam produk, dan sebagainya biaya tidak langsung disebut juga
biaya overhead.

2.4. Teori Pendapatan

Menurut hernanto (2007), besarnya pendapatn yang akan diperoleh dari


suatu kegiatan usatani tergantung dari beberapa faktor yang memepengaruhinya
seperti luas lahan, tingkat produksi, identitas pengusaha, pertanaman, dan efisiensi
penggunaan tenaga kerja. Dalam melakukankegitan usahtani,petani berharap
dapat meningkatkan pendapatannya sehigga kebutuhan hidup sehari-hari dapat
terpenuhi. Harga dan produktivitas maupun sumber dari faktor ketidakpastian,
sehigga bila harga dan produksi berubah maka pendapatan yang diterima petani
juga berubah ( Soekartawi, 2010).

2.5. Teori Produksi


Kegiatan produksi ditinjau jangka panjang (long run). Yaitu suatu produksi
tidak hanya saja output yang berubah, tetapi mungkin semua input dapat diubah
dan hanya teknologi dasar produksi yang tidak mengalami perubahan. Secara
umum fungi produksi menunjukkan bahwa jumlah barang produksi tergantung
pada jumlah faktor produksi yang digunakan. Jadi hasil produksi merupakan
10

variabel tidak bebas, seangkan faktor produksi merupakan variabel bebas


(Nicholson, 1995).

Q = F ( K, L )

Dimana : Q = Output

K = Capital/modal

L = Labour/tenaga kerja

Produksi adalah suatu kegiatan yang mengubah input menjadi output.


Kegiatan tersebut dalam ekonomi biasa dinyatakan dalam fungsi produksi.
Analisis terhadap kegiatan produksi perusahaan dikatakan berada dalam jangka
pendek apabila sebagian dari faktor produksi dianggap tetap jumlahnya (fixed
input) sedangkan dalam jangka panjang semua faktor produksi dapat ditambah
jumlahnya kalau memang diperlukan (Sugianto et al, 2002).

Teori produksi yaitu teori yang mempelajari bagaimana cara


mengkombinasi berbagai macam input pada tingkat teknologi tertentu untuk
menghasilkan sejumlah output tertentu. Sasaran teori produksi salah satu untuk
menentuka tingkat produksi yang efisien dengan sumber daya yang ada
(Sisno,2001)

Produksi adalah perubahan dari dua lebih input (sumberdaya) menjadi satu
atau lebih output (produk). Untuk memproduksi diperlukan sejumlah input,
dimana umumnya input yang diperlukan pada sektor pertanian adalah adanya
capital tenaga kerja dan teknologi. Dengan demikian terdapat hubungan antara
produksi dengan input yaitu output maksimal yang dihasilkan dengan input
tertentu atau disebut fungsi produksi (Pindyk dan Rubnfeld, 1999).

Dalam teori produksi diasumsikan hanya petani selalu berusaha untuk


memproduksi tingkat output maksimum dengan menggunakan suatu dosis input
11

tertentu serta biaya yang paling rendah selanjutnya petani dianggap berusaha
memaksimumkan laba ekonomis (Samuelson dan Nordhaus, 1999).

Teori produksi dibedakan menjadi dua bagian yaitu bagian pertama teori
produksi jangka pendek jika seorang produsen menggunakan faktor poduksi ada
yang bersifat variabel dan ada faktor produksi yang bersifat tetap. Kedua, teori
produksi jangka panjang yaitu bila semua input yang digunakan adalah input
variabel, tidak teradapat input tetap sehingga kita asumsikan bahwa ada dua jenis
faktor produksi yaitu tenaga kerja (TK) dan modal (M) (Aziz, 2003).

Fungsi produksi menunjukkan berapa banyak jumlah maksimum output


yang dapat diproduksi apabila sejumlah input tertentu digunakan dalam proses
produksi. Jadi fungsi produksi adalah suatu fungsi yang menunjukkan hubungan
antara tingkat output dan tingkat penggunaan input karena fungsi ini hanya
menunjukkan hubungan fisik antara input dan output (Adiningsih, 2003).

2.6. Pengertian Usahatani


Usahatani adalah sebagian dari kegiatan di permukaan bumi dimana
seorang petani, sebuah keluarga atau manajer yang digaji bercocok tanam
memelihara ternak. Petani yang berusahatani sebagai suatu cara hidup, melakukan
pertanian karena dia seorang petani. Apa yang dilakukan petani ini sekedar
memenuhi kebutuhan. Dalam arti petani meluangkan waktu, uang serta dalam
mengkombinasikan masukan untuk menciptakan keluarga adalah usahatani yang
dipandang sebagai suatu jenis perusahaan. (Maxwell L. Brown, 1974).

Pengelolaan usahatani yang efisien akan mendatangkan pendapatan yang


positif atau suatu keuntungan usahatani yang tidak efisien akan mendatangkan
suatu kerugian. Usahatani yang efisien adalah usahatani yang produktifitasnya
tinggi ini bisa dicapai kalau manajemen pertanianya baik. Dalam faktor-faktor
produksi dibedakan menjadi dua kelompok :

a. Faktor biologi, seperti lahan pertanian dengan macam macam tingkat


kesuburan, benih, varietas pupuk, obat-obatan, gulma dsb.
12

b. Faktor sosial ekonomi, seperti biaya produksi, harga, tenaga kerja, tingkat
pendidikan, status petani, tersedianya kredit dan sebagainya (Soekartawi,
2000).

Tenaga kerja dalam pertanian menurut memiliki ciri-ciri yang khas


coraknya yaitu:

a. Keperluan akan tenaga kerja dalam suatu usahatani tidak kontinyu dan merata.
b. Pxemakaian tenaga kerja dalam usahatani untuk tiap hektar terbatas, untuk
meningkatkan daya tampung per hektarnya dapat ditempuh dengan
intensifikasi kerja, perombakan pola tanam melalui peningkatan rotasi
tanaman, penggunaan masukan dan sebagainya.
c. Keperluan tenaga kerja dalam usahatani cukup beranekaragam coraknya dan
dan seringkali tidak dapat dipisahkan satu dngan yang lain (Tohir,K.,1984
dalam Soekartawi, 2002).

Dalam usahatani modal merupakan barang ekonomi yang digunakan untuk


memperoleh pendapatan dan untuk mempertahankan pendapatan keluarga tani.
Menurut Mubyarto, modal adalah barang atau uang yang bersama-sama faktor
produksi lain (tanah + tenaga kerja) menghasilkan barang-barang yaitu berupa
hasil pertanian (Mubyarto, 1999).

Soekartawi mengelompokkan modal menjadi 2 golongan yaitu:

a. Barang yang tidak habis dalam sekali produksi misalnya peralatan pertanian,
bangunan, yang dihitung biaya perawatan dan penyusutan selama 1 tahun.
b. Barang yang langsung habis dalam proses produksi seperti benih, pupuk, obat-
obatan dan sebagainya (Soekartawi, 1995).

2.7. Tinjauan Umum Usahatani Tembakau


Tanaman tembakaumerupakan produk petanian semusim yang bukan
termasuk komoditas pangan, tidak seperti halnya tanaman panganan yang
kebanyakan bisa di tanam setiap musim. Tanaman tembakau diusahakan untuk
diambil hasilnya dan umumnya orang memetik daunya dan mengeringkan dengan
cara menggunkan oven dan ada juga yang mengeringkan dengan menjemur
tembakau tersebut, dan pada saat daun mulai tua dan baru bisa daun tembakau
siap dipanen.
13

Bertanam tembakau dewasa ini sangat membantu usaha memecahkan


permasalahan produksi. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan guna
mencukupi permintaan konsumen tembakau yang semakin meningkat. Hal ini
tercermin dari permintaan pasar dalam negeri dan peluang ekspor komoditas
tembakau juga cukup tinggi.

Untuk memperoleh hasil yang maksimal, sekarang harus diterapkan sistem


budidaya tanaman yang lebih maju. Dengan menerapkan berbagai teknis serta
memanfaatkan sarana yang ada, petani berusaha mendapatkan produksi yang baik.
Sistem yang baik adalah dengan membuat satu bedengan dengan menanam satu
tembakau Dalam hal ini karena pertimbangan ekonomi yang lebih
menguntungkan (Soekanto, 1984).

Usahatani yang baik adalah usahatani yang produktif dan efisien.Usahatani


yang produktif adalah usahatani itu mempunyai produktivitas yang tinggi yang
merupakan penggabungan antara konsepsi efisiensi usaha (fisik) dengan kapasitas
tanah.

Di dalam menyelenggarakan usahataninya, setiap petani berusaha agar


hasil usahataninya banyak. Menurut penelitian ternyata bahwa petani melakukan
perhitungan ekonomi.Dalam ilmu ekonomi, dikatakan bahwa petani
membandingkan antara hasil yang diterima dengan biaya yang dikeluarkan, dan
biaya yang dikeluarkan oleh petani disebut biaya produksi (Mubyarto, 1989).

Pengeluaran petani adalah seluruh biaya yang betul-betul dikeluarkan


untuk usahataninya, misal : biaya sarana produksi, tenaga kerja, peralatan dan
sewa pajak. Penurunan usahatani adalah hasil produksi fisik, setelah dinilai
dengan uang. Dengan demikian pendapatan usahatani diperoleh dengan
mengurangi penerimaan total dengan pengeluaran total (Suproyo, 1979).
Pengeluaran total usahatani didefinisikan sebagai nilai semua masukan yang habis
terpakai atau dikeluarkan dalam produksi, tetapi tidak termasuk tenaga kerja
keluarga (Soekartawi, 1986).

Pengeluaran total usahatani dapat dipilahkan menjadi pengeluaran tidak


tetap (variabel cost) yaitu pengeluaran yang digunakan untuk usahatani yang
14

jumlahnya berubah-ubah, yang mempengaruhi besar kecilnya suatu produksi,


misalnya pengeluaran untuk bibit, biaya persiapan dan pengolahan tanah.
Sedangkan pengeluaran tetap (fixed cost) ialah pengeluaran usahatani yang tidak
tergantung pada besarnya produksi, misalnya : pajak tanah, penyusutan alat-alat
tahan lama (Soekartawi, 1986).

Pendapatan usahatani dapat diartikan sebagai balas jasa yang diterima


petani sebagai akibat adanya perpaduan faktor-faktor produksi dalam usahatani.
Secara teknis pendapatan usahatani dihitung dari hasil pengurangan jumlah total
penerimaan dengan jumlah total biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi
(Soekartawi, 1995).

2.8. Agroekologi Tembakau


Iklim-iklim yang dikehendaki oleh sebagian besar tanaman tembakau
adalah daerah-daerah beriklim sedang hingga daerah beriklim subtropis/tropis
basah. Oleh karena itu, tembakau dapat tumbuh di daerah yang terletak antara 0-
500 LU hingga 0-400 LS (Purwono dan Purnawati, 2011).

Pada lahan yang tidak berigasi. Pertumbuhan tanaman ini memerlukan


curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan secara merata. Tanaman temabakau
perlu mendapatkan cukup air (Purwono dan Purnawati, 2011).

2.9. Budidaya Tanaman Tembakau

a). Syarat tumbuh


Tembakau memiliki jenis tanah yang berbeda, umunya tembakau di tanam
pada tanah sedimenter dan tanah alluvia yang endapannya mengandung bahan
drastic (setiawan dan trisna,1993). tanah harus memiliki pH berkisar antara pH
tanah 5,5 – 6,5 dan curah hujan 2000 mm/tahun. tembakau yang di tanam di
dataran tinggi memerlukan ketinggian 1000 -1500 m dpl dengan curah hujann
sekitar 1500 – 3500 mm/tahun.struktur tanah yang baik untuk tanaman tembakau
adalah tanah yang berstruktur gembur karena tanah memudahkana pertumbuhan
dan perkembangan pakaran tanaman,meningkatkan peredaran udara di dalam
tanah sehingga dapat mencegah air yang menggenang (matnawi,1997).
15

Tanaman tembakau ditanam di lahan kering atau lahan sawah setelah padi
musim hujan.tanah tembakau sangan tidak taahan terhadap genangan air sehingga
dalam penyiapan lahan harus diperhatikan seluruh drainasenya.

b). Pembibitan
Benih tembakau berukuran sangat kecil sehingga bedangan harus dibuat
secermat mungkin.Lahan dicangkul 2-3 kali agar tanah cukup gembur dan cukup
terkena sinar matahari dan angin. Kemudian dibuat bedengan setinggi 20-30 cm
dan membujur ke utara-selatan. Panjang bedengan 5 m dan lebar 1 m. Bedengan
diberi atap yang terbuat dari jerami, alang-alang, daun kelapa atau plastik yang
dapat dibuka dan ditutup. Benih ditabur sekitar 2 g/10m2 bedengan. Penaburan
benih dapat secara kering dicampur dengan pasir atau abu dapur. Kemudian
bedengan ditutup dengan pasir tidak lebih dari 2 mm. Penyiraman merupakan satu
hal penting untuk perawatan pesemaian. Penyiraman dapat dilakukan secara
teratur pagi dan sore sejak benih ditabur. Setelah bibit berumur 2-3 minggu, atap
perlu dibuka pada pagi hari dan ditutup pada siang hari. Dan pada saat lebar daun
sudah 5 cm maka atap dibuka sepanjang hari.Bibit dapat dipidah setelah umur 35-
50 hari.

c). Pengolahan tanah


Pengolahan tanah dilakuakan minimal 3 minggu sebelum tanam kegiatan
pengolahan tanah meliputi kegiatan pembukaan tanah, penyesuaian pH tanah,
penggemburan tanah, pembuatan gludan, pembuatan saluan drainase. tanah di
olah dengan kedalaman 30-40 cm dan saluran drainase dibuat mengelilingi petak
paling tidak dengan lebar 60 cm dengan kedalaman 30 cm. (setiawan dan
trisnawati).
Pembentukan bedengan paling tidak dengan lebar 50 cm dengan tinggi 40
cm (maulidiana,2008). pengolahan tanah dilakukan dengan menggunakan alat
pertanian seperti hand traktor atau alat pertanian sederhana yang minimal
dilakukan 2 kali pembajakan untuk mempesiapakan media bagi proses penanaman
dengan tujuan yaitu menjaga kesubuan tanah ( hanum,2008).
16

d). Penanaman
Hal yang paling penting dalam penanaman tembakau yaitu penentuan
waktu yang teapat untuk penanaman.penentuan waktu yang tepat dilakukan sesuai
dengan iklim setempat,misalnya, masa panen tembaku terjadi pada pertengahan
bulan agustus hingga pertengahan bulan September, penanaman dilakukan pada
bulan juni. namun, untuk tembakau gunung tergantung hujan,saat penanaman
sebaiknya di anjurkan pada bulan mei. Tanaman dapat menghasilkan tembakau
mutu tinggi jika paling sedikit 1 bulan menjelang panen tidak terkena hujan dan
cuaca cerah sampai saat panen.
Bibit tanaman tembaku yang siap di tanam adalah memiliki tinggi 10 –
12,5 cm,jumlah daun 5 lembar tidak terlau subur,tidak terlau kurus,perakran
baik,bebas hama,bebas penyakit (dinas pekebunan Lombok timur 2017).
Jarak tanam untuk tanaman tembakau tergantung keadaan tanah dan jenis
tembakau yang di tanam.pertumbuhan tembaku yang baik memiliki perakaran
yang kuat dan kebutuhan nutrisi yang cukup dengan di buat jarak tanam minimal
50 x 100 cm. (hanum,2008).

e). Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman mutlak dilakukan dalam setiap praktik budidaya
karena dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas hasil panen.

f). Penyiraman
Pemberian air pada tanaman tembakau dilakukan secara individual.
Penyiraman dapat dilakukan sebanyak 39 kali selama pertumbuhan. Kebutuhan
air untuk tembakau sawah dengan tegalan berbeda, yaitu masing-masing
memerlukan 0,5 l dan 2 l air per tanaman tiap penyiraman. Intensitas penyiraman
setara dengan 194 mm dan 52 mm air untuk masing-masing tembakau tegalan dan
sawah.

g). Pendagiran, Pembumbunan, Dan Penyiangan


Tembakau gunung dan tegal ditanam lansung di atas guludan.Tanaman
didangir setelah umur tiga minggu. Sambil didangir dan dibumbun, dilakukan
17

penyiangan gulma. Tindakan tersebut diullang lagi saat tanaman berumur lima
minggu dan terakhir pada saat umur tujuh minggu.

h). Pemupukan
Pemupukan pada tanaman tembakau disesuaikan dengan kandungan unsur
hara yag ada pada tanah dan kebutuhan tanaman. Pemberian pupuk N dilakukan 2
kali, yaitu setengah dosis pada umur satu minggu dans setengah dosis lainnya
diberikan pada umur tiga minggu .pemberian pupuk dengan cara memasukan
pupuk ke dalam lubang yang dibuat dengan tugal.

i). Pemangkasan
Saat mulai keluar bunga, tanaman perlu dilakukan pemangkasan.
pemangkasan dilakukan dengan memangkas 3 daun di bawah daun bendera
sehingga akan dihasilkan 11-13 daun produksi. Pemangkasan dilakukan untuk
mengalihkan pertumbuhan bunga dan buah ke arah pertumbuhan daun-daun atas
dapat tumbuh tebal dan besar.

j). Penunasan
Tembakau yang sudah di pangkas akan tumbuh tunas lateral. Dengan
adanya tunas tersebut, energi pertumbuhan akar terkuras. Untuk mengefektifkan
pertumbuhan maka tunas lateral harus dibuang. Penunasan dilakukan setiap satu
minggu sekali.

k). Pengendalian Hama dan penyakit

1. Hama
Hama yang sering ditemukan di areal pertanaman tembakau antara lain:
Ulat Pupus Tembakau
Hama ulat pupus termasuk lepidoptera (noctuidae). Gejala yang
ditimbulkan berupa lubang-lubang pada daun tembakau karena ulat memakan
pupus dan daun di atas.

Ulat Grayak (Spodoptera litura)


18

Ulat ini menyerang pembibitan dan penanaman tanaman tembakau. Ulat


memakan daun pada malam hari.Serangannya menggerombol dan menyebabkan
lubang-lubang pada daun.Kerusakan padapembibitan hingga 80-100%.

Kutu Tembakau (Myzus persicae (sulzer))


Kutu tembakau termasuk homoptera (aphididae).Hama ini menyerang di
pembibitan dan pertanaman. Kutu ini menyerang tembakau dengan cara mengisap
cairan daun sehingga pertumbuhan tanaman terhambat. Kutu menghasilkan
embun madu yang menyebabkan daun menjadi lengket dan ditumbuhi cendawan
berwarna hitam.Tingkat kerusakan menimbulkan kerugian hingga 22-28%.

2. Penyakit
Penyakit yang sering ditemukan di areal pertanaman tembakau antara lain:
a. Penyakit Rebah Semai
Penyakit ini sering dijumpai pada persemaian di lahan sawah.penyebabnya
adalah pythium spp., sclerotium sp., dan rhizoctonia sp., pangkal bibit yang
terserang berlekuk, seperti terjepit, busuk, berwarna cokelat hingga akhirnya bibit
roboh. Serangan pada bibit yang lebih tua atau yang baru dipindah menyebabkan
pertumbuhan terhambat , daun menguning, layu, pangkal batang berlekuk, busuk,
berwarna coklat, dan akhirnya mati.
b. Penyakit Mosaik Tembakau
Penyakit ini disebabkan oleh virus TMV (tobacco mozaic virus) . Daun-
daun muda yang terseerang menunjukan gejala vein clearing. Yaitu penjernihan
warna tulang daun. Bentuknya sering melengkung. Jika daun-daun bertambah
umurnya, muncul bercak-bercak kuning dan akhirnya menjadi bercak-bercak
klortik yang tidak teratur sehingga daun tampak belang.

3. Panen
Tembakau dipanen dalam waktu relatif singkat dibandingkan dengan
tanaman perkebunan lainnya.Pemanenan tergantung warna daun, waktu
pemanenan, dan teknik pemanenan.Secara umum tembakau dipanen satu kali
untuk seluruh daun.
19

Daun tembakau dipetik jika telah cukup masak. Ciri daun yang cukup
masak ditandai dengan perubahan warna hijau kekuningan dan ujung daun
melengkung dan sedikit mengering pada ujung. Jika daun kurang atau kelewat
masak akan mempengaruhi mutu dari tembakau. Oleh karena itu , panen dilakukan
bertahap sesuai dengan tingkat kemasakan daun.
Pemetikan dilakukan pada pagi hari setelah embun menguap atau sore
hari.Hasil pemetikan harus langsung dibawa ke tempat teduh atau di gedung
penglahan dengan hati-hati untuk meminimalisasi kerusakan yang mengakibatkan
kerusakan secara mekanis, fisik maupun fisiologi.

4. Pasca Panen
Setelah dilakukan sortasi awal berdasarkan kualitasnya, proses
selanjutnya adalah pengeringan (curing). Berdasarkan tujuan dan jenis
pengeringannya, ada empat cara pengeringan yaitu air curing, sun curing, flue
curing, fire/smoke curing.
Tembakau yang dikeringkan dengan cara air curing umumnya jenis
tembakau cerutu yang dikerjakan oleh rakyat. Pengeringan dengan cara sun curing
biasanya dilakukan pada tembakau jenis turki atau tembakau pipa lumajang.
Sistem pengeringan flue curing biasanya digunakan pada tembakau virginia. Dan
cara pengeringan dengan cara fire/smoke curing biasanya dilakukan apabila
kondisi cuaca tidak mendukung untuk melakukan pengeringan dengan cara sun
curing.
Dalam tahapan-tahapan tersebut diatas sangatlah penting untuk memenuhi
kebutuhan dalam melaksanakan usaha budidaya pembibitan dan penanaman
tembakau agar pelaksanaannya berjalan sesuai dengan perencaan yang diinginkan.
Apabila tahapan-tahapan tersebut diatas tidak terpenuhi salah satu atau sebagian
dari tahapan budidaya tembakau maka akan mengakibatkan terjadinya kegagalan
dalam budidaya tembakau yang masih awal.
Inti dari sistem budidaya tanaman tembakau sama dengan sistem budidaya
untuk tanaman perkebunan lainnya yaitu terdiri dari pembibitan, penyiapan lahan,
penanaman, pemeliharaan, panen dan pasca panen. Hanya saja pada budidaya
tanaman tembakau ini yang harus diperhatikan adalah saat pemangkasan. Hal
20

tersebut menjadi penting karena pemangkasan nantinya akan sangat


mempengaruhi produktivitas daun tembakau.

3.0. Penelitian Terdahulu


Dalam berusahatani tembakau Virginia di pulau Lombok,petani tealah
melakukan hubungan kerja dengan perusahaan – perusahaan besar yang
menampung hasil. pola kemitraan tesebut dalam bentuk principe agent. diamana
perusahaan sebagai principle dan petani sebagai agent.hamidi (2000), menemukan
kerjasama petani dengan perusahaan dalam bentuk pelibatan petani pada beberapa
hal sepeti system infut, system produksi, pengradean dan dalam proses penentuan
haraga.hubungn anatara semua komponen relatif baik. Namun dalam hal
gradingdan proses penentuan harga memberiakan indikasi petani pada pihak yang
dirugikan.

Penelitian yang dilakukan zaini (2000), merupakan bahwa harga tembakau


Virginia di pulau Lombok di gtentukanoleh penampilan fisik dau kering seperti
panjang daun, warna, aroma, dan elastisitas sentuhan, sifat fisik inilah yang
digunkan sebagai grading (mengklasifikasikannya) mutu daun tembaku kering
selau membuat standar mutu dan harga,tetapi sering tidak konsisten . misalnya;
jika di kaitkan dengan supply yang melimpah dan semakin bertamabah, maka
standarisasi mutu diperketat sehingga menyebabkan menurunya harga yang
diterima oleh petani sebagai pengusaha tembakau yang berimplikasi terhadap
rendahnya penerimaan.

Yusuf (2002) dalam penelitiannya tentang “ analisis usahatani agroindustri


tembakau virginia di kabupaten Lombok timur “,menyimpulkan bahwa
pendapatan petani tembakau Virginia sekitar Rp. 3.532.900 per hektar, kemudian
pengusaha yang melakuakan kegiatanafgroidustri melalui penegeringan
(pengovenan) memperoleh pendapatan bersih sekitar Rp. 1.379.800 per sekali
produksi dengan jumlah produksi sekitar 316 kg.

Lebih lanjut lagi penelitian hidayat (2004), mengungkapkan


bahwa,pendapatan besih yang di peroleh tembakau Virginia di kabupaten Lombok
timur sebesar Rp. 31.408.667,2 per luas lahan garapan atau sebesar Rp.
21

10.575.508,8 per hektar dengan nilai BCR 1,8 dan disimpulkan bahwa tingkat
pendapatan petani tinggi yang berarti bahwa pendapatan yang diperoleh melebihi
dari total yang dikeluarkan selama masa proses usahatani tembakau Virginia.
penyerpan tenaga kerja pada usahatani tembakau Virginia dipengaruhi oleh jeis
pekejaan, jumlah pekerja yang digunkanandan ketesediaan tenaga kerja baik yang
berasal dari dalam keluarga maupun yang berasal dari luar keluarga. Penyerapan
tenga kerja menurut jenis kegiatan usahatai menunjukkan bahawa proporsi
penyerapan tenga kerja paling banyak yaitu pada jenis penanaman dan
pemeliharaan yaitu 31,4% dai total tenaga kerja yang diserap selanjutnya jenis
kegiataan persiapan lahan tanaman yaitu 31,1% dan kegiatan panen dan pasca
panen yaitu 27,8% sedangkan yang paling sedikit menyerap tenaga kerja yaitu
pembibitan sebesar 8,7%.

3.1 Kerangka Pendekatan Masalah


Usahatani Tembakau adalah bercocok tanam tembakau yang dilakukan
melalui usaha campur tangan manusia dalam pengelolaan tanaman tembakau.
Setiap pengelolaan usahatani petani selalu bertujuan untuk memperoleh hasil
yang maksimal dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya.

Dalam penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah usahatani


tembakau berbagai varietas. Kegiatan usahatani ini diharapkan, mampu
meningkatkan produksi guna memberikan tambahan pendapatan bagi petani.

Pada Penelitian ini terdapat dua input yaitu input tetap yang terdiri dari
lahan dan alat sedangkan, input variabel terdiri dari: bibit, Pupuk, dan pestisida
dengan adanya input maka usahatani jagung baru bisa melakukan proses
produksi.

Proses produksi tersebut dapat berlangsung dengan baik dan sebagaimana


mestinya dengandibarengi biaya produksi ini sendiri dibagi menjadi dua bagian
yaitu biaya variabel yang terdiri atas: a) biaya sarana produksi: bibit, pupuk, dan
pestisida, b) upah tenaga kerja sedangkan biaya tetap terdiri atas: a) biaya
penyusutan alat, b) biaya pajak tanah ,c) biaya sewa lahan.
22

Setelah melalui tahapan produksimaka baru kita dapat mengetahui dan


memperoleh hasil produksi yang tentunya akan menghasilkan pendapatan bagi
petani yang selanjutnya untuk mengetahui keuntungan tersebut harus melalui
proses perhitungan laba kotor usaha tersebut yang kemudian dikurangi dengan
biaya produksi sehingga diketahui berapa besar keuntungan usahatani tersebut.

Pendapatan yaitu besarnya keuntungan yang diperoleh dari selisih antara


total nilai produksi dengan total biaya produksi yang dikeluarkan dimana total
produksi lebih besar dari pada total biaya (TR > TC), sebaliknya pada kondisi
total nilai produksi lebih kecil dari pada total biaya (TR < TC) maka pendapatan
akan menunjukkan besarnya kerugian yang diperoleh disisi lain pada saat total
nilai produksi sama dengan total biaya (TR = TC) maka menunjukkan besarnya
keuntungan sama dengan nol yang diperoleh dari selisih antara total nilai
produksi dengan total biaya produksi.

Teknologi yang diterapkan dalam bidang pertanian selalu dimaksudkan


untuk meningkatkan produktivitas tanah, modaldan tenaga kerja.

Untuk lebih jelasnya bagan kerangka operasional dalam penelitian ini


dapat dilihat pada gambar skema kerangka pendekatan masalah 2.1.berikut ini
tabel usahatani tembakau berbagai varietas.
23

Usahatani tembakau berbagai varietas

Virginia Coker 319 Coker 48

Input Input Input

VC BT VC BT VC BT

Total Biaya

Produksi

Harga

Penerimaan

Pendapatan

Perbandingan
24

Gambar 2.1. Kerangka Pendekatan Masalah

3.2 Definisi Operasional


Adapun definisi operasional menurut kerangka pendekatan masalah diatas
adalah:

1) Usahatani yang di maksud dalam penelitian ini adalah usahatani


tembakauberbagai varietas tembakau Virginia, tembakau coker 319 dan
tembakau coker 48 dengan dalam satu musim tanam.
2) Input yang dimaksud dalam penelitian ini adalah masukan yang digunakan
untuk menghasilkan output
3) Biaya tetap yang dimaksud dalam penelitian ini adalah biaya yang relative
jumlahnya, dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh
banyak atau sedikit. Jadi besar biayanya biaya tetap ini tidak tergantung
pada besar-kecilnya produksi yang diperoleh. Contohnya pajak, sewa tanah
dan alat pertanian.
4) Biaya variabel yang dimaksud dalam penelitian ini adalah biaya yang besar
kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh. Contohnya biaya untuk
sarana produksi, obat-obatan dan pupuk
5) Total biaya produksi dalam penelitian ini adalah penjumlahan biaya tetap
dan biaya variabel yang digunakan dalam proses produksi selama satu
musim tanam.
6) Harga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu nilai tukar yang
bisa disamakan dengan uang atau barang lain untuk manfaat yang diperoleh
dari suatu usahatani tembakau dan untuk memberikan nilai finansial pada
suatu usahatani tembakau.
25

7) Penerimaan yang dimaksud untuk penelitian ini adalah besarnya produksi


tembakau dikalikan dengan harga tembakau dalam bentuk kering pipil
dalam satuan rupiah
8) Produksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah besarnya output yang
dihasilkan petani usahatani tembakau dengan dalam satu musim tanam
dalam bentuk kering pipil
9) Pendapatan usahatani yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
penerimaan setelah dikurangi dengan seluruh biaya yang digunakan selama
proses produksi usahatani tembakau tersebut.
10) Kendala yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sesuatu yang
menyebabkan usahatani tembakau berbagai varietas tidak dapat
berlangsung dengan baik
26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian


Penelitian ini menggunakan metode dcskriptif, yaitu metode yang tertuju
pada pemecahan masalah yang ada pada waktu sekarang dengan cara
mengumpulkan data kemudian menyusun dan menginterpretasikan data,
menetapkan hubungan dan kebutuhan masing-masing variabel yang diteliti dan
selanjutnya dianalisa dan menarik kesimpulan (Nazir, 1998). Pengumpulan data
dilakukan denagan mewawancarai responden dengan berpedoman padadaftar
pertanyaan yang telah disiapkan (Surakhmad, 1990).

3.2. Unit Analisis

Yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini adalah VT tembaku


Virginia, coker 31 dan coker 48 petani tembakau dan sebagai subjek penelitian
adalah petanai yang mengsuahakan temabakau berbagai varietas di Kecamatan
Sakra Kabupaten Lombok timur.

3.3. Penentuan Sampel Atau Daerah Penelitian


Penelitian ini akan dilakukan di Kecamatan Sakra dengan memilih desa
Sakra Selatan dan Sakra sebagai lokasi penelitian secara “purposive sampling “
karena kedua desa tersebut merupakan suatu sentra produksi tembakau di wilayah
Kecamatan Sakra. dengan dasar pertimbangan bahwa kedua desa tersebut banyak
menanam tembakau atau sentra produksi terbesat di Kecamatan Sakra.

3.4. Penentuan Responden


Responden dalam penelitian ini adalah petani yang melakukan usahatani
tembakau ditetapkan sebanyak 30 responden dan penentuan jumlah petani
responden dilakukan secara “quota sampling”, yaitu teknik pengambilan sampel
dengan cara menetapkan jumlah tertentu sebagai target yang harus dipenuhi dalam
pengambilan sampel dari populasi.
27

Sehingga, responden yang didapatkan yakni sebanyak 30 responden.


Selanjutnya untuk mendapatkan petani yang menjadi sampel ditentukan secara
“proportional random sampling”, yaitu mengambil sampel dari tiap-tiap sub
populsai dengan memperhitungkan besar kecilnya sub-sub populasi tersebut. Cara
menentukan daerah sampel dan sampel sebagai berikut:

ni ×30

Keterangan:

Ni = Jumlah responden terpilih yang ke-i

ni = Jumlah populas ke-i

∑ni = Total petani terpilih

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus tersebut maka dapat


diperhitungkan responden dari masing-masing desa adalah sebagai berikut:

-Sakra Selatan :

- Sakra :

Selanjutnya untuk mendapatkan petani yang menjadi sampel ditentukan secara


“accidental sampling”, yaitu pengambilan sampel secara kebetulan bertemu
dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang
kebetulan ditemui itu cocok dengan peneliti.

Rincian teknik penentuan sampel disajikan pada gambar 3.1 berikut:


28

Tanaman tembakau

Kecamatan sakra

Desa Sakra selatan Desa sakra

N=283 N=143

N=20 N=10

n =30

Gambar 3.1 Teknik Penentuan Sampel

Keterangan :

N = Jumlah Responden

n = Total Responden Desa Sakra Selatan dan Desa Sakra

3.5. Jenis data


Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif merupkan data yang disajikan dalam bentuk angka, seperti data data
tentang jumlah produksi, jumlah luas lahan, nilai produksi dan lain-lain,
sedangkan data kulitatif merupakan data yang diperoleh bukan dalam bentuk
angka dan tidak dapat diukur dengan angka, seperti pengelolaan usahatani jagung,
kendala dalam usahanya, alokasi waktu kerja dan lain-lain.
29

3.6. Sumber Data


Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari dua sumber yakni:

1. data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari petani responden dengan
cara wawancara yang berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah disusun
sebelumnya, baik data kuantitatif maupun data kualitatif.

2. data sekunder merupakan yang diperolehdari dinas dan instansi-instansi yang


terkait dengan penelitian ini seperti UPPTP Kecamatan Sakra Timur dan BPS
Kabupaten Lombok Timur.

3.7. Variabel dan Cara pengukuran


Variabel-variabel yang diukur dalam penelitian ini berkisar pada satu kali
proses produksi. Variabel yang di ukur dan cara pengukurannya:

1. Luas lahan
Luas lahan adalah lahan garapan tanaman tembakau sebagai input tetap dan
diukur dalam satuan hektar.
2. Produksi usahatani tembakau berbagai varietas
Produksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keseluruhan hasil
produksi yang diperoleh petani karena menjalankan suatu usahatani
tembakau pada satu kali musim tanam yang dinyatakan dalam satuan
kilogram (kg/ha).
3. Biaya produksi usahatani tembakau berbagai varietas
Biaya produksi usahatani yang dimaksud dalam penelitian ini adalah total
biaya yang dikeluarkan dalam melaksanakan usahatani tembakau. Biaya-
biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam memproduksi dan mengelola
usahatani yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel dinyatakan dalam
satuan rupiah (Rp/ha).
4. Biaya tetap meliputi:
a. Biaya sewa lahan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menggunakan
suatu lahan dari pemiliknya sebesar nilai lahan tersebut dalam rupiah. Jika
lahan tersebut milik sendiri maka tetap diukur seberapa besar nilai lahan
tersebut jika disewakan dalam satuan rupiah.
b. Biaya penyusutan alat-alat yang digunakan dalam satu kali proses produksi
yang dinilai dengan uang dalam satuan rupiah. Penyusutan ini
30

diperhitungkan dengan cara harga beli dikurangi nilai sisa dan dibagi
dengan umur ekonomis alat dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp/ha).
c. Bunga pinjaman yaitu dihitung dengan mengalikan antara jumlah pinjaman
modal yang dibutuhkan dengan lama pinjaman dikalikan dengan bunga
pada suatu periode tertentu.

5. Biaya variabel meliputi:

a. Biaya sarana poduksi yaitu biaya yang dipakai dalam satu kali proses produksi,
seperti biaya benih/bibit, pupuk dan obat-obatan yang diukur dengan
mengalikan sarana produksi yang dikeluarkan masing-masing dengan harga
satuannya kemudian diakumulasikan sehingga diperoleh nilai dalam satuan
rupiah.

b. Biaya tenaga kerja, diukur berdasarkan jumlah tenaga kerja dan banyaknya hari
kerja dikalikan dengan upah tenaga kerja dalam rupiah.

6. Produksi adalah hasil total yang diperoleh petani dari usahatani selama periode
produksi yang dinyatakan dalam satuan kilogram.

7. Harga jual produksi yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu harga penjualan
tembakau pada tingkat petani (responden) dan lembaga pemasaran dinyatakan
dalam satuan rupiah/kg.

8. Harga beli yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu harga yang dibayar oleh
pembeli diukur dalam rupiah

9. Penerimaan adalah jumlah produksi total dikalikan dengan harga jual yang
berlaku, dinyatakan dalam satuan rupiah per kilogram (Rp/Kg).

10.endapatan usahatani tembakau adalah selisih antara penerimaan usahatani


tembakau (jumlah produksi dikalikan harga produksi) dengan total biaya variabel
(jumlah seluruh input faktor variabel dan faktor tetap dikalikan dengan harga
input masing-masing), dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp).
31

3.8. Cara Pengumpulan Data


Cara pengumplan data dapat dilakukan dengan teknik survey melalui
daftar pertanyaan yaitu mengumpulkan data dengan membuat daftar pertanyaan,
yang sering disebut secara umum dengan nama daftar (Lampiran). Pertanyaan-
pertanyaan yang terdapat dalam questioner atau daftar pertanyaan tersebut cukup
terperinci dan lenkap (Nazir, 2009).

3.9. Analisis Data


Alat analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1).Biaya usahatani

biasanya diklasifikasikan menjadi dua, yaitu : Biaya tetap (fixed cost) dan
Biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap ini umumnya didefinisikan sebagai
biaya yang relatif tetap jumlahnya, dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang
diperoleh banyak atau sedikit. Jadi besarnya biaya tetap ini tidak tergantung pada
besar-kecilnya produksi yang diperoleh. Contohnya pajak, sewa tanah, alat
pertanian, dan iuran irigasi. Sedangkan biaya tidak tetap atau biaya variabel
biasanya didefinisikan sebagai biaya yang mempengaruhi besar-kecilnya produksi
yang diperoleh. Contohnya biaya untuk sarana produksi.Untuk mendapatkan
produksi yang tinggi, maka tenaga kerja perlu ditambah, pupuk juga perlu
ditambah, dan sebagainya, sehingga biaya ini sifatnya berubah-ubah
tergantungdari besar-kecilnya produksi yang diinginkan (soekartawi,2006).

Menurut Soekartawi (2006), untuk menghitung Total biaya (TC) adalah


jumlah dari Biaya tetap (TFC) dan Biaya tidak tetap (TVC). Secara sistematis
dapat ditulis :

TC = TFC + TVC
32

Keterangan :

TC = Total Biaya

TFC = Total biaya Tetap

TVC = Total Biaya

2). Pendapatan Usahatani

I = TR- TC

Dimana:
I = Income (Pendapatan)

TR = Total Revenue (Total Penerimaan)

TC = Total Cost (Total Biaya)

Untuk mengetahui masalah dan kendala dilakukan dengan cara


mengidentifikasi kendala yang dihadapi oleh petani tembakau dalam usahataninya
dengan cara deskriptif.

2). Kendala-Kendala
Kendala-kendala yang dihadapi petani tembakau teknis, sosial dan
ekonomi. Masalah yang bersifat teknis dapat berupa penenanaman, pemeliharaan
dan pemanenan. Sedangkan untuk masalah sosial ekonomi dapat berupa modal,
benih, pupuk, pestisida, tenaga kerja, iklim dan lain-lain. Untuk mengidentifikasi
masaah yang dihadapi oleh petani tembakau dalam usahataninya dengan cara
wawancara langsung dengan petani menggunakan daftar pertanuyaan kemudian
dianalisis secara deskriptif.
33

A.Identitas Responden Petani Tembakau


1. Nama :…………………………………..
2. Alamat :
…………………………………..
3. Umur :……………………………………
4. Jenis kelamin :……………………………..
5. Pendidikan formal terakhir :………………
a. Tidak tamat SD d. SMA
b. SD e. Perguruan tinggi (D1, D2, D3, D4, S1)
c. SLTP
6. Pekerjaan :…………….
7. Jumlaha anggota keluarga :……..
8. Jumlah tanggugan :……
9. Lama melakuakan usahtani tembakau :…..
B.Data usahtani
1.luas lahan:……..
2.benih:……..
3.sistem tanam:……
4. Jarak tanaman tembakau:………m x ………m
5. Biaya pengloahan tanah
a. buruh cangkul:
b. buruh tanam:
c. buruh pupuk dan penyiangan:
d. pengairan:
6. Apakah anda melakukan pemeliharaan tanaman? Ya/tidak jika ya,
pemeliharaan yang dilakukan:
a. pemupukan:
- pupuk kadang
- Tsp - KNO3 - Za
- Urea - Pertila
b. Penyiangan
34

c. Pengendalian hama dan penyakit


C. Analisis Ushatani Tembakau Berbagai Varitas Tembakau Virginia,
Tembakau Coker 319 dan Tembakau Coker 48

1.Biaya Produksi
Biaya Proses Produksi (dari tanam sampai panen/jual basah)
1.1 Biaya Variabel
1.1.1 Biaya Saprodi
Fisik Sumber * )
No Uraian Harga/Unit Nilai
(Unit) Perush.
(Rp) (Rp) Beli Sediri
Pembina
1. Bibit
2. Pupuk
a.
b.
c.
d.
3. Obat- obatan
a. Antracol
b. Metindo
c. Decis
d. Dihane
e. Organtrin
f. Furadan
g. …….
h. …….
j. ……..
1.1.1 Biaya Tenaga Kerja
1.1.1.1 Tenaga Kerja Dalam Keluarga
Laki-laki Perempuan Anak-anak
Jenis
No Upah Total Upah Total Upah Total
pekerjaan Jtk Jhk Jjk Jtk Jhk Jjk Jtk Jhk Jjk
/hk upah /hk /upah /hk upah
1. Pembibitan
2. Pengolahan
tanah
3. Penanaman
4. Pemeliharaan
- Meyulam I
- Menyulam II
- Menyiangi I
- Menyiangi II
- Memupuk I
35

- Memupuk II
-Memberantas

Hama dan
peyakit

5. Panen I
6. Panen II

7. Panen III

Jumlah

1.1.1.2 Tenaga Kerja Luar Keluarga


Laki-laki Perempuan Anak-anak
Jenis
no Upah Total Upah Total Upah Total
pekerjaan Jtk Jhk Jjk Jtk Jhk Jjk Jtk Jhk Jjk
/hk upah /hk /upah /hk upah
1. Pembibitan
2. Pengolahan
tanah
3. Penanaman
4. Pemeliharaan
- meyulam I
- menyulam II
- menyiangi I
- menyiangi II
- memupuk I
- memupuk II
-memberantas
-Hama dan
peyakit
- Gebuh I
- Gebuh II
- Panen I
- Panen II
- Panen III
……….
……….
Biaya pengo
lahan (pasca
panen)
Gelantang
Stoker
Pengopenan
36

Pengangkutan
Pemasaran
…………..
……………..
……………..

Jumlah

1.2 biaya tetap


1.2.1 Biaya penyusutan alat-alat pertanian tahan lama
Nilai Lama Nilai Sumber * )
No Uraian Jumlah
Beli Pemakaian Sisa Perush.
(Unit)
(Rp) (Tahun) (Rp)Beli Pembina
Sediri

1. Cangkul
2. Bajak
3. Garu
4. Sekop
5. Sabit
6. Traktor
7. Parang
8. Gembor
9. ………..
10. ………..

*) beri tanda : (bila ada)


1.2.2 Biaya Sewa Tanah Dan Pajak Tanah

Luas dan Nilai


No Status lahan Satuan Nilai sewa/thn Pajak/Thn
(ha) (Rp) (Rp)
1. Milik Sendiri
2. Sewa
3. Gadai
4. Sakap
1. Apakah bapak meminjam uanag/modal untuk membiayai proses usahatani
tembakau ini?

a) Ya b) Tidak

Jika tidak, apa alsannya?............


37

Jika ya,………………

1.2.3 Bunga modal


Nilai
Sumber Nilai Nilai harga
No Sewa/Thn Pemanfaatan
Modal (Rp) modal (Rp)
(Rp)
1.
2.
3.
Jumlah
2. Bagaimana cara pengembaliannya/peminjamannya?...................

1.2.4 Biaya Pengairan

1. Bagaiana cara pengairan lahan

2. Apakah bapak membayar air yang bapak gunkan untuk


pengairan?

a). Ya b). Tidak

jika ya, dimana Bapak membayar air tersebut?...........................

Apakah Bapak memiliki oven sendiri?

a) Ya b) Tidak

Jika tidak,…….

Jika ya,……….
No Jumlah Oven Ukuran Nilai Beli Nilai Sisa
(Unit) (M2) (Rp) (Rp)
1.
2.
3.
4.
Jumlah
38

1.2.5. Biaya Tetap Lainnya


1. Apakah bapak meminjam uang/modal untuk membiayai proses pasca panen

usahati tembakau ini?.kalau ya darimana sumbernya.

2. Berapa besar bunga modal yang harus bapak bayarkan kepada pemilik
modal atas modal yang bapak pinjam.

II. Produksi Dan Nilai Produksi

Jumlah Harga Nilai


No Jenis produksi
(Rp) (Rp/Kg) Produksi
1. Daun basah
2. Daun kering

Jenis-jenis varietas yag di tanam petani


No Jenis varietas Jumlah bibit harga
1 Tembakau Virginia
2 Tembakau coker 319
3 Tembakau coker 48
1.Apa Jenis varietas yang di tanam bapak?......

a. Tembakau Virginia b. Tembaku coker 319 c. Temakau coker 48

1). Panen Dan Pasca Panen

1. bagaimana bapak melakukan panen?

…………………………………………….

2. Kapan bapak melakukan panen

a. Pagi hari

b. Siang hari

c. Sore hari

3. Berapa produksi yang bapak peroleh pada musim tanam 2018 (bulan
Agustus sampai November?..........................
39

4.Daun tembakau yang bapak jual dalam bentuk apa?

a. Daun basah

b. Daun kering

5. Jika jual basah bepara harga per ton?

6. Jika daun kering bagaimana cara bapak mengolah daun basah?

………………………………………………………………………

7. Bepara bapak jual daun kering perton?

D. Aspek Ekonomi

1. Darimana bapak memperoleh modal

a. Perusahaan

b. Modal sendiri

c. Meminjam di Bank

d. Modal sendiri dan pinjaman

e. ……………………………..

f. ……………………………...

2. Berapa besar yang bapak pinjam

3. Berapa bunga pertahun

E. Pengalaman Petani

1.Berapa berapa lama bapak menjadi petani tembakau?

a. 1-2 tahun

b. 2-5 tahun
40

c. 5-10 tahun

d. 10-15 tahun

F. Aspek Ekonomi

a.Produksi Dan Pemasaran

1. Berapa pendapatan bapak sebagai petani tahun 2017 dibandingkan tahun


ini.

2. Apakah lebih menguntungkan bapak pengalaman tahun 2017 atau tahun


2018?

a. jika ya?

b. jika tidak?

3. Penetapan grade di tentukan oleh siapa?

a. Petani

b. Perusahaan

c. Perusahaan, petani dan pemerintah

4. Berapa harga tembakau tersebut perton?

b. Status Petani

1. Berapa luas lahan garapan tempat bapak tembakau tersebut?

a. Sewa berapa……….Ha

b. Milik berapa………Ha

2. Jika bapak sebagai petani sewa kemana bapak menjualnya dan jika petani
milik kemana juga bapak menjualnya.

a. Pengecer
41

b. Pedagang pengepul

c. Perusahaan

d. Lainnya

3. Bagaimana siste penjualnya

a. Jika bapak sebagai petani sewa dan jika bapak sebagai petani pemilik

b. Langsug menjual ke pedagang pengepul

c. Langsung mejual ke perusahaan

d. Pembeli medatangi petani

e. …………………………

G. Hambatan Yang Dihadapi Petani Tembakau

1. Berapa beasar moal yag dibutuhkan untuk tembakau dan kegunaanya untuk
apa saja?

2. Adakah lembaga keuangan yang memberi pinjaman modal (ada/tidak) jika


ada nama lembaga

3. Modal yang bapak gunakan untuk berusaha berasal dari mana (sendiri/luar)
jika sendiri berapa besarnya Rp…………. Jika dari luar, berapa besarnya Rp
……….. bunganya berapa ….. % bulan/tahun dan siapa yyang memberi
pinjaman tersebut ………. Serta dalam bentuk apa (natura/uang)

4. Dari manakah bapak mendapatkan bibit tembakau tersebut?

berapa harganya………,mudah apa tidak mendapatkannya? Berapa bibit


yang di butuhkan untuk 1 ha luas lahan?.....

5. Apakah dalam berushatani penyakit merupakan hambatan (ya/tidak ).jika ya,


apa nama penyakit tersebut?....................
42

6. Jika bapak petani :

a. Bagaimana sistem kerjasama yang bapak lakukan dengan perusahaan


Pembina, apakah dengan :

- Pemberian modal

- Penyediaan sarana produksi

- Penyediaan sarana tranportasi

- Pemasaran

Apakah system tersebut (menguntungkan/tidak) jika tidak mengapa ?

b. Apakakah penyaluran saprodi merupakan hutang atau gratis.jika hutang


dikembalikan dalam bentuk apa ?

c. Syarat-syarat tertentu untuk menjadi binaan suatu perusahaan, ada atau


tidak, jika ada apa saja syarat-syaratnya ?

7. Selain penyakit,apa saja yang menjadi penghambat :

a. Iklim/cuaca, bagaimana mengatasinya

b. Kualitas tembakau, bagaimana mengatasinya ?

8. Bagaimana kondisi jalan di wilayah (cukup/ kurang baik) dan apakah


tranfortasinya lancar atau tidak.

9. Apakah bapak mengalami kesulitan dalam memasarkan tembakau tersebut ?

a. Ya b. Tidak

jika ya, kesulitan apa yang bapak hadapi? Bagaimana bapak mengatasinya?

11. Apakah bapak memperoleh penyuluhan?

a. Ya b. Tidak
43

jika ya darimana……………..

12. Berapa kalau diberikan penyuluhan dalam satu musim tanam

13. Bentuk binaan/bantuan yang diberikan kepada bapak adalah :

- Dana

- Penyuluhan

- Saprodi

Anda mungkin juga menyukai