Anda di halaman 1dari 40

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH

PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI KECAMATAN


PELAWAN KABUPATEN SAROLANGUN

PROPOSAL SKRIPSI

YUSNIAR TAMBA

JURUSAN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan judul “Analisis
Pendapatan Usahatani Padi Sawah Pada Masa Pandemi Covid-19 di Kecamatan
Pelawan Kabupaten Sarolangun”. Proposal ini merupakan salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Jambi.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Prof.


Dr. Ir. Dompak Napitupulu, M. Sc. selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Dr. Ir.
Yanuar Fitri, M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam pembuatan proposal skripsi ini. Penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada orangtua beserta keluarga dan sahabat yang
selalu mendukung dan mendoakan hingga terselesainya proposal skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa proposal ini masih terdapat banyak kekurangan


dan kesalahan karena terbatasnya pengetahuan dan kemampuan penulis. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
menyempurnakan proposal ini dan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
bagi kita semua. Atas perhatiannya, penulis ucapkan terimakasih.

Jambi, September 2021.

Penulis
DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI................................................................................................ i
DAFTAR TABEL........................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ iv

I. PENDAHULUAN.............................................................................. 1
I.1 Pendahuluan............................................................................ 1
I.2 Perumusan Masalah................................................................ 5
I.3 Tujuan Penelitian.................................................................... 6
I.4 Kegunaan Penelitian............................................................... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 8
II.1 Konsep Usahatan.................................................................... 8
II.1.1 Biaya Usahatani........................................................ 8
II.1.2 Harga........................................................................ 10
II.1.3 Penerimaan Usahatani.............................................. 10
II.1.4 Pendapatan Usahatani............................................... 11
II.1.5 Pendapatan Petani..................................................... 11
II.2 Usahatani Padi Sawah............................................................. 11
II.3 Penelitian Terdahulu............................................................... 12
II.4 Kerangka Pemikiran............................................................... 15
II.5 Hipotesis................................................................................. 16
III. METODE PENELITIAN................................................................... 17
III.1 Ruang Lingkup Penelitian...................................................... 17
III.2 Sumber dan Metode Pengumpulan Data................................ 17
III.2.1 Sumber Data............................................................. 17
III.2.2 Metode Pengumpulan Data...................................... 18
III.3 Metode Penarikan Sampel...................................................... 18
III.4 Metode Anlisis Data............................................................... 20
3.4.1 Analisis Deskriptif.................................................... 20
3.4.2 Analisis Kuantitatif................................................... 21
III.5 Konsepsi Pengukuran............................................................. 25

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 25

i
DAFTAR TABEL

Halaman

1. Luas lahan, produksi dan produktivitas padi sawah menurut


Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi tahun 2019 ............................
2
2. Luas panen, produksi dan produktivitas padi sawah menurut
Kecamatan di Kabupaten Sarolangun tahun 2019.........................
3
3. Luas panen, produksi dan produktivitas padi sawah menurut
desa di Kecamatan Pelawan tahun 2018 dan 2019......................
4
4. Penyebaran jumlah petani dan sampel menurut desa di
Kecamatan Pelawan Kabupaten Sarolangun.................................
20

ii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Skema kerangka pemikiran analisis pendapatan usahatani padi


sawah pada masa pandemi covid-19 di kecamatan pelawan
kabupaten sarolangun.................................................................... 16

iii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Kuisioner penelitian......................................................................... 27

iv
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan daerah yang memiliki potensi yang sangat baik
pada sektor pertanian, sehingga Indonesia di tingkat internasional
merupakan salah satu produsen sekaligus konsumen beras terbesar dunia
setelah Cina. Kondisi tersebut menuntut kreativitas dari masyarakat
Indonesia untuk berkreasi supaya produksi padi Indonesia menjadi
meningkat atau minimal stabil. Dengan kestabilan produksi, Indonesia
dapat menjaga ketahanan pangan nasional.Indonesia yang memiliki
berbagai potensi dan permasalahan terkait dengan pangan, sehingga sangat
menarik untuk dilakukan pengamatan. Pengembangan pertanian di lahan
pasang surut merupakan perwujudan dan upaya pemanfaatan potensi alam
secara optimal, penyeimbangan penduduk, pemerataan pembangunan,
peningkatan produktivitas dan taraf hidup masyarakat. Pemanfaatan dan
pengembangan lahan pasang surut secara optimal akan memberikan
sumbangan besar terh adap pencapaian dan pelestarian swasembada
pangan khususnya beras.
Beras sebagai makanan pokok memainkan peran strategis dan sekaligus
politik.Ketersediaan beras merupakan factor penting dan sekaligus salah satu pilar
utama dalam menopang ketahan pangan nasional.Upaya untuk menjamin
ketersediaan beras senantiasa dilakukan oleh pemerintah melalui berbagai
program, baik dengan pendekatan intensifikasi maupun ekstensifikasi
(Mardikanto, 2007).
Pengembangan komoditi tanaman pangan salah satu jenisnya adalah
tanaman padi.Padi merupakan komoditi pertanian yang mempunyai arti penting
bagi manusia, khususnya bagi penduduk Indonesia yang menjadikan padi sebagai
makanan pokok. Komoditi tanaman padi sawah mempunyai fungsi utama sebagai
penyuplai pangan nasional, dan sampai sekarang fungsi ini belum tergantikan oleh
sektor lain. Mengingat sektor tanaman padi yang sangat mendukung terhadap
ketahanan pangan nasional maka pengembangan tersebut sangat penting untuk

1
2

dilanjutkan. Padi merupakan komoditas strategi dan utama dalam memenuhi


kebutuhan pangan nasional.Hal ini disebabkan bahwa 95% rakyat Indonesia

2
2

masih mengkonsumsi beras sebagai sumber bahan pangan karbohidrat (Dirjen


Bina Produki Tanaman Pangan, 2004).
Usahatani padi sawah sudah tersebar di seluruh wilayah di Indonesia,
salah satunya di Provinsi Jambi.Provinsi Jambi mempunyai peluang yang besar
untuk mewujudkan ketahanan pangan.Usahatani padi sawah di Provinsi Jambi
sudah tersebar ke setiap Kabupaten/Kota, dapat dilihat pada Table 1.

Tabel 1. Luas Lahan, Produksi da Produktivitas Padi Sawah Menurut


Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2019
Luas Panen Produksi Produktivitas
Kabupaten/Kota
(Ha) (Ton) (Ton/Ha)
2
3
39
0
Kerinci 06 5.9
0
4
2
0
8
16 1
Merangin 65 7 4.9
3 8
9
4
13 8
Sarolangun 44 1 3.6
9 0
1
3
5
84
Batanghari 4 4.2
82
5
3
3
0
77
Muaro Jambi 6 4.0
38
3
4
9
22 7
Tanjung Jabung Timur 59 9 4.3
1 8
3
Tanjung Jabung Barat 98 5 5.1
38 0
3
3

9
5
5
0
86
Tebo 3 5.8
85
2
7
6
12 4
Bungo 34 4 5.2
8 1
0
4
10 9
Kota Jambi 4.6
74 7
3
5
0
80
Kota Sungai Penuh 8 6.3
58
9
6
7
4
14
4
Jumlah 79 5.0
9
80
8
1
Sumber : Badan Pusat Statistika, 2020
Tabel 1. Menunjukkan bahwa Sarolangun memiliki luas panen terbesar ke
empat di Provinsi Jambi yaitu sebesar 13.449 Ha, dengan produktivitas 3,6
Ton/Ha. Hal ini merupakan tantangan besar guna meningkatkan produktivitas
padi sawah di Kabupaten Sarolangun agar masyarakat bias terpenuhi kebutuhan
pangannya. Kabupaten Sarolangun memiliki 10 kecamatan yang mayoritas
penduduknya masih mengandalkan hasil dari perkebunan dan pangan untuk
sumber pendapatan pokoknya. Padi sawah merupakan salah satu sumber
pendapatan yang masih di usahakan oleh penduduk di Kabupaten Sarolangun
yang dapat dilihat dari luas areal yang masil cukup besar dan bantuan Program
Cetak Sawah Baru yang pernah diterima oleh 2 kecamatan pada tahun 2017 dan
2018 di Kabupaten Sarolangun.
4

Tabel 2. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi sawah Menurut


Kecamatan di kabupaten Sarolangun Tahun 2019
Luas panen Produksi Produktivitas
Kecamatan
(Ha) (Ton) (Ton/Ha)
1
1, 3.
299
Batang Asai 3 7
8
4 8
2
8,
3.
224 0
Limun 6
7 8
0
6
5,
3.
160 8
Cermin Nan Gedang 6
1 6
6
4
1
3, 3.
353
Pelawan 2 7
4
3 4
4
2 3.
Singkut 59.3 2 7
0 0
3,
3.
943. 3
Sarolangun 5
3 2
2
3
6 3.
170.
Batin VIII 5 8
9
0 0
1,
3.
6
Pauh 443 6
0
3
8
7,
3.
215 4
Air Hitam 4
0 8
8
0
Mandiangin - - -
5
1 3.
141
Jumlah 8 6
46
0 6
7
Sumber : Badan Pusat Statistika 2020    
5

Tabel 2. Menunjukkan bahwa Kecamatan Pelawan merupakan Kecamatan


yang memiliki luas lahan terbesar yaitu sebesar 3.534 Ha dengan Produksi 13.234
Ton dan Produktivitas sebesar 3,74 Ton/Ha, akan tetapi luas lahan terbesar
tersebut belum cukup menjamin kesejahteraan dan peningkatan pendapatan
masyarakat di wilayah tersebut. Selain kelapa sawit dan karet, tanaman pangan
seperti padi sawah merupakan salah satu komoditi yang diminai oleh petani di
Kabupaten Sarolangun terkhusunya di Kecamatan Pelawan. Kecamatan Pelawan
terdapat 14 desa dan hanya 7 desa yang mengusahakan padi sawah.
Faktor-faktor produksi diperlukan untuk menghasilkan produksi padi
sawah dengan produktivitas yang tinggi. Menurut Mubyarto (2008) lahan, tenaga
kerja dan modal merupakan faktor produksi atau input setelah terkombinasi
dengan faktor lain akan memberikan pengaruh terhadap produksi dan
menghasilkan suatu produk atau output. Melalui pengelolaan faktor produksi yang
baik diharapkan dapat meningkatkan produksi serta produktivitas usahatani.
Pandemi covid-19 merupakan suatu wabah yang menyerang
ketahanan tubuh manusia yang diakbitkan oleh virus. Untuk memutus
rantai penyebaran virus tersebut pemerintah menganjurkan semua
penduduk dunia termasuk salah satunya Indonesia untuk mengikuti
protocol yang sudah ditetapkan. Pandemi covid-19 juga menyebabkan
perekoomian dan pangan dunia mengalami penurunan oleh sebab itu
pemerintah mengupayakan agar tidak terjadinya krisis pangan akan beras
di masyarakat Indonesia, Perum Bulog mencatat stok beras di seluruh
gudang mencapai 1,41 juta ton per 17 April 2020. Stok tersebut terdiri dari
1,03 juta ton cadangan beras pemerintah (CBP) dan 56 ribu ton beras
komersial, akan tetapi petani padi sawah pada masa Pandemi Covid-19
mengalami kesulitan perekonomin karena pendapatan padi sawah yang
menurun. Pandemi covid-19 juga diduga menyebabkan meningkatya
perpindahan penduduk dari kota ke desa akibat dari pemutusan kerja oleh
perusahaan swasta hingga berakibat ke perokoniman masyarakat tersebut.
Tabel 3. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Sawah Menurut Desa di
Kecamatan Pelawan tahun 2018 dan 2019
Desa 2018
2019
6

Luas Luas
Produksi Produktivitas Produksi Produktivitas
Panen Panen
(Ha) (Ton) (Ton/Ha) (Ha) (Ton) (Ton/Ha)
9
7
Lubuk
214 7 4,56 214 870,5 4,06
Sayak
,
6
5
2
Penegah 104,5 5 5,02 104,5 495,4 4,74
,
2
1
,
Pasar
285 3 4,8 285 1152 4,04
Pelawan
6
8
6
9
Lubuk
141 0 4,9 141 640 4,5
Sepuh
,
9
4
1
Bukit 82 8 5,1 82 390,1 4,8
,
2
5
6
Pulau
123 5 4,6 123 520,3 4,2
Aro
,
8
3
1
Muara
6,5 , 4,78 6,5 28,90 4.4
Danau
0
7
4
5
7
Jumlah 956 4,78 956 4097,2 4,28
6
,
8
Sumber : Balai Penyuluhan Pertanian dan Kehutanan Kecamatan Pelawan, 2020

Tabel 3. Menunjukkan bahawa Desa Lubuk Sayak dan Desa Pelawan


merupakan desa dengan luas panen terbesar. Desa Pasar Pelawan merupakan desa
dengan luas panen terbesar yaitu 285 Ha dengan produktivitas 4,8 pada tahun
2018 dan 285 Ha dengan produktivitas 4,04 pada tahun 2019 ha ini menunjukkan
bahwa ada penurunanan produktivitas. Hal tersebut juga berpengaruh nyaata
terhadapa pendapatan petani padi sawah di kecamatan tersebut.
7

Untuk memperoleh pendapatan yang optimal dalam usahatani padi sawah


perlu juga diperhatikan bahagaimana meningkatkan jumlah produksi dan
pengeloloaan sumber daya yang dimiliki petani di saat masa Pandemi covid-19
ini. Faktor-faktor usahatani yang dapat mempengaruhi produksi antara lain modal,
luas lahan, sarana prasarana dan tenaga kerja.

Besarnya pendapatan petani padi sawah ditentukan oleh penerimaan


uasahatani yang diterima dan biaya usahatani padi sawah yang deikeluarkan oleh
petani dalam proses usahatani padi sawah. Semakin meningkat penerimaan dan
semakin efiensi penggunaan biaya usahatani maka pendapatan usahatani padi
sawah di Kecamatan Pelawan Kabupten Sarolangun semakin meningkat dan
sebaiknya jika penerimaan usahatani padi sawah menurun dan biaya usahatani
tidak efisien maka pendapatan padi sawah di Kecamatan Pelawan Kabupaten
Sarolangun akan menurun. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pendapatan Usahatani Padi
Sawah Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Kecamatan Pelawan kabupaten
Sarolangun.”

1.2 Rumusan Masalah


Pandemi Covid-19 telah berdampak sangat besar terhadap
perekonomian. Tidak sedikit sumberdaya manusia berkualitas terpapar
oleh penyakit Covid-19 sehingga mengurangi produktivitas di berbagai
bidang perekonomian. Kebijakan pemerintah mengurangi laju paparan
pandemic melalui pembatasan aktivitas perekonomian juga berdampak
pada pengurangan tenaga kerja (PHK) oleh berbagai perusahaan kecil dan
besar.
Dalam situasi adanya penyebaran pandemi Covid-19 telah terjadi
perubahan pada tata kehidupan warga masyarakat baik di perkotaan
maupun yang berada di pedesaan. Pandemi Covid-19 berdampak pada
pekerja bebas sektor pertanian dan non pertanian ataupun pekerja
serabutan yang hanya bisa bekerja jika ada permintan bekerja. Sejumlah
tenaga kerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja dengan
perusahaan mencoba beralih ke sector pertanian termasuk pada usahatani
padi.
8

Migrasi tenaga kerja yang melimpah dari sektor industri manufaktur


di perkotaan ke sektor pertanian di perdesaan dapat berdampak positif dan
negatif. Melimpahnya tenaga kerja baru dapat menjadi sumber input baru
bagi industri pertanian di perdesaan. Sebaliknya pengalaman melakukan
pekerjaan dibidang usahatani yang sangat minim dapat menjadi beban bagi
perdesaan termasuk sector pertanian tanaman pangan. Struktur
pembiayaan disub sector pertanian tanaman pangan termasuk usahatani
padi dapat mengalami perubahan dan dapat berdampak terhadap
pendapatan usahatani.
Penggunaan input yang tepat akan memberikan pendapatan yang
tinggi bagi petani, sebalikya penggunaan yang tidak tepat akan
mengakibatkan pemborosan penggunaan faktor-faktor produksi yang dapat
mempengaruhi pendapatan petani dalam berusahatani. Oleh karena itu,
petani harus dapat mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumber daya
manusia, sumber daya alam maupun modal yang dimiliki dalam
melakukan kegiatan usahatani untuk menghasilkan pendapatan yang
tinggi.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merumuskan permasalahan
yang akan diteliti jawabannya yakni sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran umum usahatani padi sawah di Kecamatan Pelawan
Kabupaten Sarolangun?
2. Menganalisis pendapatan petani padi sawah sebelum dan setelah Pandemi
Covid-19 di Kecamatan Pelawan Kabupaten Sarolangun?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Mendeskripsikan gambaran umum usahatani padi sawah di Kecamatan
Pelawan Kabupaten Sarolangun.
2. Menganalisis perbedaan pendapatan petani padi sawah sebelum dan setelah
Pandemi Covid-19 di Kecamatan Pelawan Kabupaten Sarolangun.

1.1 Kegunaan Penelitian


Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
9

1. Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan sarjana di


Fakultas Pertanian Universitas Jambi.
2. Sebagai bahan perbandingan untuk penelitian yang telah ada dan sebagai
acuan kepada peneliti yang ingin meneliti penelitian yang serupa.
3. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pengambil keputusan dalam
menyusun kebijakan pembangunan pertanian khususnya usahatani padi
sawah di lokasi penelitian.
II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Konsep Usahatani


Usahatani merupakan ilmu yang mempelajari mengenai bagaimana
seorang petani mengkoordinasi dan menggorganisasikan faktor produksi seefisien
mungki sehingga nantinya dapat memberikan keuntungan bagi petani
(Suratiyah,2015).
Mubyarto (2008) menyatakan bahwa usahatani adalah himpunan dari
sumber – sumber alam yang terdapat di tempat sehingga diperlukan untuk
produksi pertanian seperti tanah, air, perbaikan – perbaikan yang telah dilakukan
atas tanah, sinar matahari, bangunan – bangunan yang didirikan di atas tanah dan
sebagainya. Usahatani merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana seorang
petani menentukan, mengusahakan dan mengkoordinasikan penggunaan faktor -
faktor produksi secara efektif dan efisien dapat berupa lahan dan alam sekitarnya
sebagai modal, agar memberikan manfaat yang sebaik-baiknya sehingga usaha
tersebut memberikan pendapatan semaksimal mungkin (Suratiyah, 2014).
Tuwo (2011) menyatakan bahwa usahatani meliputi petani, lahan
dan tanaman yang dibudidayakan untuk memperoleh hasil dan keuntungan
yang berkelanjutan. Dalam makna luas usahatani identik dengan agribisnis
yang mencakup empat subsistem, yaitu: pengadaan sarana produksi,
produksi usahatani, pengolahan hasil dan pemasaran.
Soekartawi (2011) menyatakan bahwa usahatani bertujuan untuk
memaksimalkan keuntungan atau menimbulkan keuntungan biaya, yang
dimaksud dari menimbulkan biaya adalah bagaimana mengalokasikan
sumberdaya dengan jumlah tertentu seefisien mungkin untuk mendapatkan
keuntungan yang maksimum. Sedangkan konsep meminimumkan biaya
adalah untuk menekan biaya sekecil-kecilnya dengan tujuan untuk
mencapai tingkat produksi tertentu.

II.1.1 Biaya Usahatani


Menurut Soekartawi (2006), biaya usahatani adalah semua pengeluaran
yang dipergunakan dalam usahatani. Biaya usahatani biasanya diklasifikasikan
menjadi dua yaitu :

8
9

a. Biaya Tetap (Fixed Cost)


Biaya tetap adalah biaya yang relative tetap jumlahnya dan terus
dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Sehingga
besarnya biaya tetap ini tidak tergantung pada besar-kecilnya produksi yang
diperoleh, contohnya pajak. Biaya tetap ini beragam dan kadang-kadang
tergantung dari peneliti mau memberlakukan variabel itu sebagai biaya tetap atau
biaya variabel (biaya tidak tetap). Contoh biaya tetap antara lain sewa tanah,
pajak, alat pertanian atau iuran irigasi.
Cara menghitung biaya tetap adalah :
n
FC =∑ X . P x
i

Dimana :

FC = Biaya Tetap
X = Jumlah fisik dari input yang membentuk biaya tetap
Px = Harga Input

N = Macam Input

b. Biaya Tidak Tetap (Variabel Cost)


Biaya tiak tetap atau biaya variabel adlah biaya yang besar-kecilnya
dipengaruhi oleh produsi yang di peroleh. Contohnya biaya untuk sarana
produksi. Jika menginginkan produksi yang tinggi, maka tenaga kerja perlu
ditambah dan sebagainya, sehingga biaya ini sifatnya berubah-ubah tergantung
besar-kecilnya produksi yang diinginkan.
Rumus yang digunakan untuk menghitung total :
TC = FC + VC
Dimana :
TC = Biaya Total
FC = Biaya Tetap
VC = Biaya Tidak Tetap
10

II.1.2 Harga
Harga menurut Kotler dan Amstrong adlah jumlah uang yang ditagihkan
atas suatu produk atau jasa. Harga adalah salah satu elemen bauran pemasaran
yang menghasilakn pendapatan, sedangkan elemen lainnya menglambangkan
biaya. Harga bersifat fleksibel, artiya dapat berubah dengan cepat.

Menurut Kartasaputra (2012), didalam jangka pendek biasanya harga-


harga produk pertanian cenderung mengalami kenaikan dan penurunan yang
relative besar. Artinya, pada suatu masa tertentu harga tersebut dapt mengalami
peningkatan nominal cukup besr dan pada masa berikutnya akan mengalami
kemerosotan yang sangat merugikan produsennya. Ketidak stabilan tersebut
dikarenakan permintaan dan penawaran atau produk yang bersifat tidak elastis
(inelastic). Jadi dapat ditegaskan bahwa faktor-faktor yang menimbulkan
instabilitas harga produk pertanian dalam jangka pendek adalah naik turunnya
permintaan atau naik turunnya penawaran.

II.1.3 Penerimaan Usahatani


Penerimaan usahatani adalah perkalian atara produksi yang diperoleh
dengan harga jual barang tersebut. Dapat dituliskan dengan rumus :
TR = Y. Py
Dimana :
TR = Total penerimaan
Y = Produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani
Py = Harga Y

Rumus penerimaan diatas menunjukkan bahawa total penerimaan


usahatani dipengaruhi oleh jumlah produksi yang dihasilkan dan harga satuan
produksi yang dihasilakam. Semakin tinggi jumlah produksi dan harga satuan
produksi yang dihasilakn maka akan semakin tinggi jumlah penerimaan
usahataninya, sebaliknya semakin rendah jumlah produksi yang dihasilakn dan
harga satuannya maka akan semakin kecil jumlah penerimaan hasil usahataninya.
11

II.1.4 Pendapatan Usahatani


Menurut Suratiyah (2015) untuk menghitung biaya dan pendapatan dalam
usahatani dapat digunkan dengan tiga macam yaitu pendekatan nominal,
pendekatan nilai yang akan dating dan pendekatan nilai sekarang. Penelitian ini
menggunkan pendekatan nilai nominal. Pendekatan nominal adalah pendekatan
tanpa memperhatikan nilai uang menurut waktu tetapi yang dipakai adalah harga
yang berlaku, sehingga dapat langsungdihitung jumah penerimaan suatu periode
proses produksi.
Menurut Soekartawi (2006) pendapatan usahatani adalah selisih antara
penerimaan dan semua biaya . Jadi dapat dirumuskan sebagai berikut :
Pd = TR – TC
Dimana :
Pd = Pendapatan Usahatani
TR = Total Penerimaan

TC = Total Biaya

II.1.5 Pendapatan Petani


Pendapatan petani adalah salah satu tolah ukur yang diperoleh petani dari
usahatani yang dilakukan. Kesejahteraan petani dapat meningkat apabila
pendapatan petani lebih besar dari pada biaya yang dikelurkan, tetapi diimbangi
jumlah produksi yang tinggi dan harga yang baik (Hernanto, 1996).
Menurut Suratiyah (2015), pendapatan merupakan hasil dari penerimaan
dikurangi biaya total, sehingga dapat dituliskan dengan rumus :
I = TR – TC
Dimana :
I = Income (Pendapatan)
TR = Total Revenue (Penerimaan Total)

TC = Total Cost (Biaya Total)

II.2 Usahatani Padi Sawah


Sejak lahir peradaban manusia, pertanan memainkan peran sebagai suatu
kegiatan yang sangat esensial dalam menopang hidup dan kehidupan manusia.
12

Sector ini merupakan satu-satunya sektor yang sangat bergantung pada sektor
yang sangat tergantung pada sumber daya lahan, air, iklim dan ekosistem
disekitarnya. Mengingat keadaan iklim, strukutur tanah dan air disetiap daerah
berbeda maka jenis tanaman padi disetiap daerah umumnya berbeda. Perbedaan
tersebut umumnya terletak pada usia tanaman, jumlah hasil mutu beras dan
ketahanan terhadap hama dan penyakit. Tanaman padi pada umumnya berumur
100 – 110 hari setelah tanam tergantung pada varietas yang akan ditanam dan
produktivitas hasil mencapai 6 – 7,8 ton perhektar (Suryana, 2003).
Padi merupakan tanaman pertanian kuno yang sampai sekarang menjadi
tanaman penghasil bahan pangan pokok dikebanyakan negara daerah tropis,
terutama di Asia dan Afrika (Herawati, 2012). Tanaman padi dikelompokkan
menjadi dua bagian, yaitu bagian vegetative dan bagian generative. Bagian
vegetative meliputi akar, batang dan daun, sedangkan bagian generative terdiri
malai, bunga, dan buah padi (Hasanah, 2007). Berdasarkan literature Grist (1960)
cit. Hanum (2008), padi dalam sistematika umbuhan diklasifikasikan ke kindom :
Plantae, Divisio: Spermatophyta, Sub diviso: Angispermae, Kelas:
Monocotyldoneae, Ordo: Poales, Famili: Poaceae, Genus: Oryza, dan Speciesnya:
Oryza sativa L.

II.3 Penelitian Terdahulu


Penelitian terdahulu menjadi bahan acuan dan bahan pertimbangan dalam
penelitian ini adalah penelitian oleh Abdul Hamid (2016), melakukan penelitian
dengan judul “Analisis Pendapatan Petani Padi Sawah di Kecamatan Woyla
Kabupaten Aceh Barat” hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata luas lahan
petani responden adalah 0,308 Ha. Rata-rata pendaptan usahatani padi sawah di
Kecamtan Woyla kabupaten Aceh Barat adalah sebesar Rp.2.348.000/MT dengan
rata-rata total biaya sebesar Rp 2.749.000/MT dan rata-rata penerimaan sebesar
5.097.000/MT. Nilai R/C yang diperoleh pada usahatani responden petani sawah
didaerah penelitian adalah 1,8 artinya bahwa setiap Rp 1,00 biaya yang dikelurkan
maka akan mendapatkan penerimaan sebesar Rp 1,8 maka usahatani ini
menguntungkan dan efisien.
Massikki (2016), meneliti tentang analisis pendapatan usahatani padi
sawah di Kecamtan Dendang Kabupaten Tanjung Jabun Timur. Berdasarkan hasil
13

dari penelitian diketahui bahwa pendapatan Rp 3.529.259 ha/MT dengan


penerimaan sebesar Rp 11.412.121 ha/MT dengan biaya sebesar Rp 7.882.861
ha/MT dengan nilai R/C rasio atau biaya tunai dan R/C atas biaya total > 1 (1,53)
menunjukkan bahwa usahatani padi sawah memberikan keuntungan yang layak
dikembangkan . Nilai B/C dari usahatani padi sawah yang > 0 (0,53)
menunjukkan bahwa usahatani tersebut dapat memberikan tambahan bahan
manfaat yang lebih besar dari tambahan biaya.
Miltiya Aryani (2018) melakukan penelitian dengan judul “Analisis
Pendapatan Usahatani Padi Sawah Irigasi di Kecamatan Batang Asam Kabupaten
Tanjung Jabung Barat” hasil penelitian menunjukan bahwa dearah penelitian
merupakan salah satu desa sentral produksi padi sawah di Kecamatang Batang
Asam Kabupaten Tanjung Jabung barat. Usatani padi sawah di Desa Sri Agung
dan Desa Rawa Medang merupakan desa yang menggunakan sistem irigasi
sebagai pengairannya. Sistem irigasi tersebut bersumber ari bendungan sungai
tanong di daerah penelitian dengan harga pemeliharaan irigasi Rp
24.000/petani/MT. musim tanam pasi didalam penelitian ini adalah musim tanam
satu yang dimulai dari bulan Oktober – Maret. Benih yang digunakan bervariasi
yaitu benih varietas unggul inpari 3 dan ciherang dengan harga Rp 10.000/Kg, dan
untuk benih barietas local yaitu sijunjung dan melati dengan harga Rp 7.500/Kg.
Pengelolaan lahan didaerah penelitian sudah menggunakan mesin hand traktor
dengan sewa sebesar Rp 1.200.000/Ha/MT dan untuk panen menggunkan mensin
Combine dengan sewa sebesaaar Rp 2.000.000/Ha/MT. tenga kerja yang
digunkan yaitu tenaga kerja pria dan wanita dalam keluarga dan luar keluraga.
Serta desa penelitian sama-sama memiliki 12 kelompok tani dan gapoktan. Rata-
rata pendaptan usahatanipasi sawah irigasi atas biaya toal di Kecamtan Bang asam
Kabuten Tanjung Jabung Barat adalah sebesar Rp 8.870.970/Ha/MT dengan rata-
rata total biaya sebesar Rp 7.371.915/Ha/MT dan rata-rata penerimaa sebesar Rp
26.242.885/Ha/MT.
Achmad Surya Darmawan (2014), melakukan penelitian dengan judul
“perbedaan pendapatan antara petani yang melakukan dengan yang tidak
melakukan diversifikasi usahatani desa jatimulyo kecamatan jenggawah
kabupaten jember” hasil penelitian yaitu berdasarkan aspek penerimaan,
14

menunjukkan rata- rata penerimaan petani yang melakukan diversifikasi dengan


yang tidak melakukan diversifikasi (monokultur) memiliki perbedaan. Petani
sayuran yang melakukan diversifikasi memiliki rata- rata penerimaan lebih besar
daripada petani sayuran yang tidak melakukan diversifikasi ( monokultur). Rata-
rata penerimaan petani sayuran yang melakukan diversikasi yaitu sebesar Rp
5.125.000,-, sedangkan rata- rata penerimaan petani sayuran yang tidak
melakukan diversifikasi (monokultur) sebesar Rp 4.032.667,-. Perbedaan rata-
rata penerimaan petani sayuran di desa Jatimulyo antara yang melakukan
diversifikasi dengan yang yang tidak melakukan diversifikasi dikarenakan
perbedaan dari rata- rata jumlah produksi yang dihasilkan (Q) dan juga perbedaan
pada rata- rata harga jual tanaman sayuran yang dihasilkan (P). rata- rata jumlah
hasil produksi (Q) sebesar 2.823 kg dan rata- rata harga produksi (P) sebesar Rp
4.443,-. Sedangkan pada petani sayuran yang tidak melakukan diversifikasi
(monokultur) memiliki rata- rata jumlah produksi (Q) sebesar 2.480 kg dan rata-
rata harga produksi (P) sebesar Rp 1.680,-.
Suci Rahmadani (2013), melakukan penelitian dengan judul “Analisis
Perbandingan Tingkat Pendapatan Usahatani Pola Diversifikasi Dengan
Monokultur Pada Lahan Sempit di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal
Kabupaten Deli Serdang” hasil penelitian yaitu Berdasarkan hasil Berdasarkan
hasil analisis uji beda rata-rata diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (<0,05)
yang artinya terdapat perbedaan pendapatan bersih secara signifikan antara
pendapatan bersih pola usahatani monokultur dengan diversifikasi per luas tanam
per tahun. Nilai t-hitung diperoleh sebesar -4,038 yang lebih kecil dari t-tabel
(0,05;28) = 1,701 yang berarti Ho diterima dan H1 tidak diterima yang artinya
secara uji statistik rata-rata pendapatan bersih pada usahatani pola diversifikasi
lebih besar daripada usahatani pola monokultur per luas tanam per tahun.
Berdsarkan hasil analisis uji beda rata-rata diperoleh nilai signifikansi sebesar
0,001 (<0,05) yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara pendapatan
bersih pada usahatani pola monokultur dengan usahatani pola diversifikasi per Ha.
Nilai t-hitung diperoleh sebesar -3,787 yang lebih kecil dari t-tabel (0,05;28) =
1,701 yang berarti Ho diterima dan H1 tidak diterima yang artinya secara uji
15

statistik rata-rata pendapatan bersih pada usahatani pola diversifikasi lebih besar
daripada usahatani pola monokultur per Ha per tahun.

II.4 Kerangka Pemikiran


Usahatani padi dapat dikatakan berhasil apabila telah memberikan
keuntungan atau manfaat. Keuntungan tersebut dapat diperoleh dari kuantitas atau
produksi yang optimal dan harga jual yang tinggi yang dapat mempegaruhi
penerimaan, dan penerimaan tersebut harus dikurangi dengan biaya produksi
sehingga dapat menghasilkan pendapatan yang diperoleh petani dari usahatani
padi tersebut.
Penggunaan faktor produksi seperti lahan, tenaga kerja dan modal
merupakan hal terpenting dalam berusahatani agar penerimaan serta biaya yang
dikeluarkan dapat dihitung sehingga memperoleh pendapatan yang layak. Untuk
mengetahui usahatani padi sawah di desa Lubuk sayak dan desa Pasar pelawan ini
mengalami penurunan atau kenaikan pendapatan pada masa pandemi virus Covid-
19 dikaji dari pendapatan persekali panennya. Jika usahatani didaerah tersebut
layak untuk dikembangkan maka dapat meningkatkan pendapatan petani serta
kesejahteraan petani dalam skala yang lebih besar. Kecamatan Pelawan desa
Lubuk Sayak dan desa Pasar Pelawan Kabupaten Sarolangun merupakan salah
satu daerah dengan luas lahan terbesar dan memiliki prospek yang cukup baik
untuk terus dilakukan pengembangan komoditi padi sawah ini di desa tersebut.
Salah satu pengembangan usahatani padi yang dapat dilihat secara nyata adalah
dari usahatani padi sawah ini dijadikan sebagai tanaman utama yang diusahakan
petani didaerah tersebut. Lebih jelasnya lagi lagi dapat dilihat dari Skema
Kerangka Pemikiran dibawah ini :
16

Usahatani Padi Sawah

Proses Produksi

Produksi Padi
Biaya Produksi
Covid-19

Harga Padi

Biaya Tetap Biaya Tidak


(FC) Tetap (VC) Penerimaan (TR)

Pendapatan

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Analisis Pendapatan Usahatani Padi Sawah pada
Masa Pandemi Covid-19 di Kecamatan Pelawan Kabupaten Sarolangun.

II.5 Hipotesis
Berdasarkan teori dan kerangka acuan yang telah diuraikan, maka hipotesis
yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah : Diduga pendapatan petani padi
17

sawah di Kecamatan Pelawan Kabupaten Sarolangun lebih kecil pada saat


Pandemi Covid-19 dibandingan dengan sebelumnya.
III. METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Pelawan Kabupaten Sarolangun.
Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan sengaja (purposive), dengan pertimbangan
bahwa di Kecamatan Pelawan menghasilkan rata-rata produksi padi, berdasarkan
data Luas Lahan Kecamatan Pelawan menurut Badan Pusat Statistika 2019 (table
2). Penelitian ini dilkukan secara survei dengan menggunakan kuesioner sebagai
alat pengumpulan data untuk melihat pendapatan usahatani padi sawah saat masa
pandemi covid 19 di Kecamatan Pelawan Kabupaten Sarolangun.
Adapun yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu :
1. Identitas dari petani sampel/ responden yang meliputi: nama, umur petani,
alamat, tingkat pendidikan formal, lama berusahatani dan jumlah
tanggungan keluarga.
2. Faktor produksi yang tersedia dan digunakan meliputi lahan, tenaga kerja,
dan modal. Biaya produksi yang meliputi biaya benih, pupuk, obat-obatan,
biaya tenaga kerja dan biaya penyusutan alat.
3. Harga jual produksi padi (Rp/Kg)
4. Jumlah produksi padi (Kg/MT)
5. Penerimaan Usahatani padi satu musim tanam (Rp/MT)
6. Pendapatan petani pada satu musim tanam (Rp/MT)
7. Keuntungan usahatani padi pada satu musim tana (Rp/T)
8. Permasalahan yang dihadapi petani

9. Data lain yang mendukung dan diperlukan dalam penelitian ini.

3.2 Sumber dan Metode Pengumplan Data


3.2.1 Sumber Data
Sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian in adalah data primer dan
data sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan peneliti secara
langsung melalui objek penelitian dengan menyebarkan kuesioner sebagai alat
bantu untuk mendapatkan kondisi rill dari petani yang telah ditetapkan sebagai
responden. Sedangkan data sekunder adalah pengumpulan data yang dilakukan

17
18

melalui riset kepustakaan dengan melakukan pengumpulan data yang mempunyai


relevansi terhadap penelitian bersumber literature, laporan dari instansi
pemerintah dan sumber data lainnya yang menunjang penelitian ini.

3.2.2 Metode Pengumpulan Data


Sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder. Data primer didapatkan melalui wawancara secara langsung
kepada petani padi sawah dengan menggunakan panduan kuesioner yang telah
disediakan oleh peneliti, kuesioner tersebut berisikan serangkaian pertanyaan yang
berkaitan dengan pendapatan petani padi sawah. Sedangkan data sekunder
didapatkan secara tidak langsung yaitu melalui instansi-instansi yang terkait dan
berhubungan dengan penelitian seperti jurnal, laporan hasil penelitian, Biro Pusat
Statistik, dan buku-buku penunjang lainnya dengan sesuai dengan penelitian.

3.3 Metode Penarikan Sampel


Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Pelawan Kabupaten Sarolangun
Provinsi Jambi. Kecamatan Pelawan terdiri dari 11 desa. Desa contoh selanjutnya
dipilih secara sengaja dari 11 desa yang ada yaitu Desa Pasar Pelawan dan Desa
Lubuk Sayak. Dua desa contoh tersebut diplih dengan mempertimbangkan bahwa
desa tersebut merupakan desa dengan luas areal padi sawah terbesar di Kecamatan
Pelawan. Selanjutnya jumlah petani contoh yang dipilih dalam penelitian ini
ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin. Data statistic desa menunjukkan
bahwa jumlah petani padi di Desa Lubuk Sayak sejumlah 226 petani dan Desa
Pasar Pelawan sejumlah 303 petani.
Teknik pengambilan sampel menggunakan rumus dari Taro Yamane dalam
Ridwan dan Akdon (2013) dengan ketentuan apabila subjek populasi kurang dari
100, maka lebih baik diambil semua. Selanjutnya jika populasi lebih dari 100,
dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih.
Formula yang digunakan untuk penarikan sampel:

N
n=
1+ N (e)2
Dimana :
n = Ukuran atau jumlah sampel
19

N = Jumlah Populasi
e = Presisi yang diharapkan (12%)
Apabila kita hitung maka diperoleh :
N 529 529 529 529
n= 2
n= 2
n= n= n=
1+ N ( e ) 1+529(0,12) 1+529(0,0144) 1+7,6176 8,6176
n=61 Sampel

Dari hasil perhitungan dengan Metode Slovin di atas maka dapat diperoleh
61 petani yang akan dijadikan sampel. Setelah dilakukan penarikan sampel maka
selanjutnya dilakukan penarikan jumlah petani yang akan dijadikan sebagai
responden yang mewakili kedua desa tersebut, maka digunakan metode alokasi
proposional yang ditentukan dengan rumus sebagai berikut :

¿x n
ni =
N
Dimana :
ni = jumlah responden desa ke-i
Ni = jumlah sub populasi desa ke-i
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
Berdasarkan rumus diatas diperoleh untuk tiap-tiap desa adalah sebagai
berikut :
Tabel 4. Penyebaran Jumlah Petani dan Sampel menurut Desa di Kecamatan
Pelawan Kabupaten Sarolangun.

Nama Desa Jumlah Petani Total Sampel


Desa Lubuk Sayak 226 26
Desa Pasar Pelawan 303 35
Jumlah 529 61

Tabel 4. Menunjukkan bahwa responden yang diambil untuk


mewakili seluruh petani padi sawah di Kecamatan Pelawan adalah
sebanyak 61 petani. Masing – masing desa memiliki jumlah responden
berbeda-beda, dimana jumlah responden di Desa Lubuk Sayak sejumlah
26 petani dan Desa Pasar Pelawan sejumlah 35 petani. Penentuan sampel
20

dilakukan menggunakan teknik Simple Random Sampling, yaitu


pengambilan sampel yang dilakukan secara acak daari anggota populasi
yang ada. Adapun cara pengambilannya, yaitu diambil secara undian
sehingga setiap unit mempunyai peluang yang sama untuk dipilih. Setiap
nomor unit penelitian dalam daftar kerangka sampling ditulis dalam
secarik kertas. Kertas tersebut kemudian digulung dan dimasukkan
kedalam sebuah kotak setelah itu diaduk dan dikeluarkan satu - persatu,
jumlah gulungan diambil sesuai dengan jumlah sampel yang direncanakan.
Nomor-nomor yang terambil, menjadi unit elementer yang terpilih sebagai
sampel.

3.4 Metode Analisis Data


3.4.1 Analisis Deskriptif
Analisis yang digunakan untuk menjawab tujuan satu, yaitu
menggunakan analisis data deskriptif dengan tujuan untuk mengetahui
gambaran umum usahatani padi sawah yang ada di Kecamatan Pelawan
Kabupaten Sarolangun. Analisis deskriptif yaitu analisis yang dapat
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku
untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2010).

3.4.2 Analisis Kuantitatif


Membuat identitas petani menggunakan daftar distribusi frekuensi.
Menurut Sudjana (1996), untuk membuat daftar distribusi frekuensi
dengan panjang kelas yang sama dengan menentukan rentang, yaitu data
terbesar dikurangi data terkecil, menentukan banyak kelas interval yang
diperlukan dengan menggunakan aturan Sturges, menentukan panjang
kelas interval p ditentukan dengan aturan. Harga p diambil sesuai dengan
ketelitian satuan data yang digunakan. Jika data berbentuk satuan, ambil
harga p teliti sampai satuan. Untuk data hingga satu desimal, p ini juga
diambil hingga satu desimal dan begitu seterusnya.
21

Analisis pendapatan usahatani yang terdiri dari analisis penerimaan


dan biaya produksi. Dimana stuktur yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah pengelompokan biaya dalam biaya tetap dan biaya variabel.

 Penerimaan Usahatani
TR = Q . P
Dimana:
TR = Total Penerimaan (Rp)
Q = Jumlah Produksi yang Dihasilkan (Kg)
P = Harga produksi (Rp/Kg)
Untuk menghitung jumlah total biaya dan penerimaan usahatani adalah
sebagai berikut:

 Biaya Produksi Usahatani


TC = FC + VC
Dimana:
TC = Biaya Total Usahatani (Rp)
FC = Biaya Tetap (Rp)
VC = Biaya Variabel (Rp)
Sedangkan untuk menghitung pendapatan yang diperoleh petani di lokasi
penelitian adalah penerimaan dikurangi dengan total biaya yang dikeluarkan.
Sedangkan selisih antara penerimaan dan semua biaya tersebut dikatakan sebagai
pendapatan usahatani.
Dirumuskan secara sistematis yaitu:

 Pd = TR – TC
Dimana:
Pd = Pendapatan Usahatani (Rp)
TR = Total Penerimaan (Rp)
TC = Total Biaya (Rp)
Pada penelitian ini metode analisis data yang digunakan untuk mengetahui
apakah adanya perbedaan pendapatan dalam penelitian ini adalah analisis data
secara infreansial dengan cara menggunakan uji T- test untuk mengetahui adakah
22

perbedaan pendapatan petani padi sawah sebelum adanya Pandemi Covid-19 dan
masa Pandemi Covid-19.
Adapun rumus Uji T-tes (Uji beda nyata) adalah sebagai berikut :

Keterangan :
x 1 dan x 2 = Rata-rata data pertama dan data kedua
S12 dan S22 = Estimasi perbedaan kelompok
n1 = Besarnya sampel pengukuran kelompok pertama
n2 = Banyaknya sampel pengukuran kelompok kedua
Dengan kriteria uji :
Jika t-hitung ≤ t-tabel, maka H0 diterima dan H1 tidak diterima
Jika t-hitung ≥ t-tabel, maka H0 tidak diterima dan H1 diterima
Dimana :
H0 : μ1 > μ2
H1 : μ1 < μ2
Keterangan :
μ1 = Rata-rata variabel 1 (Usahatani padi sawah sebelum Pandemi Covid-19)
μ2 = Rata-rata variabel 2 (Usahatani padi sawah pada masa Pandemi Covid-19)

3.5 Konsepsi Pengukuran


1. Petani adalah pemilik lahan yang mengolah lahan milik pribadi atau
membudidayakan tanaman padi.
2. Luas Lahan adalah besarnya areal tanam yag digunkan petani untuk
membudidayakan padi sawah.
3. Jumlah produksi (Y) adalah banyaknya kuantitas padi yang dihasilkan
dalam usahatani padi untuk satu musim tanam (Kg).
4. Harga (Py) adalah nilai atas suatu barang hasil produksi usahatani padi
(Rp/Kg).
23

5. Biaya Tetap (FC) adalah biaya yang tidak habis dalam satu kali musim
tanam. Seperti sewa lahan, biaya modal dan penyusustan perusahatani
(Rp/MT).
6. Biaya Tidak Tetap (VC) adlh biaya yang habis dalam satu kali periode
produksi. Seperti biaya benih, pupuk, obat-obatan, tenaga kerja luar
keluarga perusahatani (Rp/MT).
7. Biaya Variabel perunit (AVC) yaitu total biaya tidak tetap dibagi total
produksi (Rp/Kg).
8. Biaya Total (TC) adalah julah keseluruhan biaya yang dikeluarkan dalam
kegiatan usahatani padi atau penjumlahan antara baiaya tetap dan biaya
tidak tetap (Rp/MT).
9. Penerimaan adalah hasil dari biaya produksi padi yang dihasilkan petani
dikalikan dengan harga pada saat dijual (Rp/MT)
DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Hamid. 2016. Analisis Pendapatan Petani Padi Sawah Kecamatan Woyla
Kabupaten Aceh Barat. Fakultas Pertanian Universitas Teuku
Umar. Aceh.

Badan Pusat Statistika. 2019. Jambi Dalam Angka. Badan Pusat Statistika, Jambi.

Badan Pusat Statistika. 2020. Jambi Dalam Angka. Badan Pusat Statistika, Jambi.

Daniel, Moehar. 2004. Pengantar Ekonomi Peratanian. PT Bumi Aksara, Jakarta.

Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Sarolangun. 2020. Data Luas
Lahan, Produksi, dan Produktivitas Tanaman Padi di Kecamatan
Pelawan. Kabupaten Sarolangun. 2020.

Achmad. S. D. 2014. Perbedaan Pendapatan Antara Petani yang Melakukan


Dengan Yang Tidak Melakukan Diversifikasi Usahatani Desa
Jatimulyo Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember. Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Jember. Jawa Timur.

Kaswadi, 2005. Cara Mudah Memahami Angka dan Manajemen Keuangan Bagi
orang Awam, Gramedia, Jakarta.

Masikki K. 2016. Analisis Pendapatan Usahatani Padi sawah di Kecamatan


Dendang. Fakultas Pertanian. Universitas Jambi. Jambi.

Miltiya, aryani. 2018. Analisis Pendaptan Usahatani Padi sawah Irigasi di


Kecamatan Batang asam kabupaten Tanjung Jabung barat. Fakultas
Petanian Universitas jambi. Jambi.

Rahmadani, Suci. 2013. Analisis Perbandingan Tingkat Pendapatan Usahatani


Pola Diversifikasi Dengan Monokultur Pada Lahan Sempit di Desa
Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. Fakultas
Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Riduwan. 2015. Metode dan Tekhnik Menyusun Proposal Penelitian. Alfabeta,


Bandung.

25
26

Soekartawi. 2995. Analisisi Usahatani. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.

Suratiiyah, K. 2015. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.


27

KUISIONER PENELITIAN

Judul : Analisis Pendapatan Usahatani Padi Sawah pada Masa

Pandemi Covid-19 di Kecamatan Pelawan Kabupaten

Sarolangun.

Nama Peneliti : Yusniar Tamba

NIM : RRD1B015038

Program Studi : Agribisnis

Jurusan : Pembangunan Agribisnis

Fakultas : Pertanian

No. Sampel :…..

I. Data Lokasi Penelitian

Kabupaten : Sarolangun

Kecamatan : Pelawan

Desa : ………………………..

II. Identitas Petani

1. Nama :

2. Umur : Tahun

3. Jenis kelamin : Laki-Laki/Perempuan

4. Pendidikan terakhir : TS/SD/SMP/SMA

5. Jumlah anggota keluarga : Orang

6. Pengalaman berusahatani : Tahun

7. Pekerjaan utama :

8. Nama kelompok tani :


28

Jika tidak aktif di dalam kelompok tani, mengapa Bapak/Ibu tidak aktif di dalam

kelompok tani ?

III. Profil Usahatani Padi Sawah

1. Luas lahan usahatani padi sawah ? ......................................................... (Ha)

2. Status penguasaan lahan ?

a. Milik sendiri

b. Penggarap/bagi hasil

c. Penyewa

IV. Pembiayaan Usahatani Padi Sawah

No Nama Alat Jumlah Alat Harga Beli (Rp) Lama Pemakaian

. (Tahun)

2. Biaya Lain-lainnya

1. Modal awal (musim tanam) :

a. Modal sendiri

b. Modal pinjaman

2. Jika ada modal pinjaman (sumber pinjaman) :

a. Bank

b. Kelompok tani
29

c. Koperasi

3. Biaya Variabel

a. Penggunaan Benih

1. Varietas benih yang digunakan?.................................................................

2. Nama varietas yang digunakan ?...............................................................

3. Jumlah benih yang digunakan ?............................................................(Kg)

4. Harga benih yang digunakan ..........................................................(Rp/Kg)

5. Asal benih tersebut ?

a. Sendiri

b. Beli

c. Kelompok tani

d. Bantuan

No Jenis Pupuk Jumlah Pupuk Harga Jumlah Keterangan

. (Kg) (Rp/Kg) Fisik


1 Organik
2 NPK
3 Urea
b. Penggunaan Pupuk

1. Darimana Bapak/Ibu mendapatkan pupuk tersebut?....................................

2. Berapa kali penggunaan pupuk dilakukan selama satu kali musim tanam?.

3. Pada saat kapan penggunaan pupuk tersebut ?.............................................

C. Penggunaan Obat-obatan

1. Darimana Bapak/Ibu mendapatkan obat-obatan tersebut ? .............................

2. Pada saat kapan penggunaan obat-obatan tersebut ? .......................................

No Jenis Obat- Jumlah Obat Harga Jumlah Fisik Keterangan


30

. obatan (Liter) (Rp/Kg)


1
2
3
4
5

D. Tenaga Kerja

Kegiatan Jumlah Hari Kerja Jam Kerja Upah

Tenaga Kerja (Rp/HOK)


DK LK DK LK D LK Dk LK

K
1. Pengelolaan

Lahan
2. Penanaman
3. Pemeliharaan
a. Penyiangan
b. Pemupukan
c. Pengendalia

n Hama dan

Penyakit

d. Pemanenan
e. Pasca Panen

Keterangan : DK (Dalam Keluarga) dan LK (Luar Keluarga)

Keterangan Jumlah Produksi (Kg) Harga (Rp/Kg)

Produksi Padi Sawah


31

IV. Produksi dan Penerimaan

1. Berapakah jumlah produksi beras yang dihasilkan Bapak/Ibu dalam setiap

produksi?...........................................................................................................

2. Apakah hasil produksi beras digunakan untuk konsumsi sendiri atau dijual ?..

3. Jika hasil produksi digunakan untuk konsumsi sendiri, apakah hasil dari

produksi mampu mencukupi kebutuhan pangan keluarga?...............................

4. Jika hasil produksi dijual, maka kemana beras tersebut dijualnya ?...................

5. Berapa banyak produksi yang akan dijual?.........................................................

6. Berapakah harga jual beras tersebut ?.................................................................

VI. Pertanyaan

1. Apa saja proses yang dilakukan Bapak/Ibu dalam usahatani padi sawah ?........

2. Bagaimana usaha yang Bapak/Ibu lakukan agar hasil produksi usahatani padi

sawah yang tingg?.............................................................................................

3. Kendala apa saja yang dihadapi Bapak/Ibu dalam melaksanakan usahatani padi

sawah, dan bagaimana cara menyelesaikannya ?........................................

4. Menurut Bapak/Ibu apakah di desa Bapak/Ibu sudah tersedia sarana yang

memadai?....................................................

5. Sarana prasarana apa yang belum terdapat di desa ini yang menunjang bagi

usahatani padi sawah ?........................................................................................

Anda mungkin juga menyukai