BAMBU
Disusun Oleh:
Adira Cahayu 211201006
Ahmad Bahrein Simamora 211201111
Mega Wati Sihombing 211201124
Kelompok 15
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena
atas segala berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
praktikum Hasil Hutan Non Kayu ini dengan baik. Penulisan laporan yang
berjudul “Kerajinan Bambu” ini merupakan salah satu syarat untuk dapat
memenuhi komponen penilaian Praktikum Hasil Hutan Non Kayu di Program
Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara, Kwala
Bekala.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen penanggungjawab
Praktikum Hasil Hutan Non Kayu Bapak Dr. Ir. Tito Sucipto S.Hut., M.Si., IPU
karena telah memberikan materi dengan baik dan benar. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada asisten yang telah memberikan bimbingan dan
arahan selama penulis mengikuti kegiatan praktikum ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik
dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman penulis. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca demi penyempurnaan laporan ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... iii
PENDAHULUAN
Latar Belakang ............................................................................................ 1
Tujuan ........................................................................................................ 2
TINJAUAN PUSTAKA
METODE PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat ...................................................................................... 6
Alat dan Bahan ............................................................................................ 6
Prosedur ...................................................................................................... 6
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil ............................................................................................................ 7
Pembahasan ................................................................................................. 8
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ............................................................................................... 10
Saran .......................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hutan merupakan modal pembangunan nasional yang memiliki banyak
manfaat ekologi, ekonomi dan sosial budaya. Dalam UU Nomor 41 tahun 1999
telah dijelaskan bahwa Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem yang berupa
hamparan lahan yang di dalamnya berisi sumber daya alam hayati yang
didominasi oleh pepohonan yang mempunyai tiga fungsi, yaitu: a. fungsi
konservasi, b. fungsi lindung, dan c.fungsi produksi yang dapat memberikan
manfaat. Hutan merupakan sumber daya alam yang memiliki banyak manfaat
bagi kehidupan manusia (Ardhana dan Syaifuddin, 2013).
Manfaat-manfaat hutan tersebut dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
manfaat nyata (tangible) dan tidak nyata (intangible). Manfaat nyata adalah
manfaat hutan yang berbentuk material atau dapat diraba yang berupa kayu, rotan,
getah, dan lain-lain. Sedangkan manfaat tidak nyata adalah manfaat yang
diperoleh dari hutan yang tidak dapat dinilai oleh sistem pasar secara langsung
atau berbentuk inmaterial/tidak dapat diraba, seperti keindahan alam, iklim mikro,
hidrologis, dan lain-lain.Untuk itu hutan harus diurus dan dikelola, dilindungi dan
dimanfaatkan secara berkesinambungan bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia,
baik generasi sekarang maupun yang akan datang (Kendek et al., 2013).
Hasil hutan bukan kayu (HHBK) adalah hasil hutan hayati baik nabati
maupun hewani beserta produk turunan dan budidaya kecuali kayu yang berasal
dari hutan. Hasil hutan bukan kayu (HHBK) merupakan bagian dari ekosistem
hutan yang memiliki peranan yang beragam, baik terhadap lingkungan alam
maupun terhadap kehidupan manusia. HHBK yang sudah biasa dimanfaatkan dan
dikomersilkan diantaranya adalah cendana, gaharu, sagu, rotan, aren, sukun,
bambu, sutera alam, jernang, kemenyan, kayu putih, aneka tanaman obat, minyak
atsiri dan madu. Istilah Hasil Hutan Non Kayu semula disebut Hasil Hutan Ikutan
merupakan hasil hutan yang berasal dari bagian pohon atau tumbuh-tumbuhan
yang memiliki sifat khusus yang dapat menjadi suatu barang yang diperlukan oleh
masyarakat, dijual sebagai salah satu bentuk komoditi ekspor atau sebagai salah
satu bahan baku untuk suatu industri yang lainnya (Salaka et al., 2012).
2
Tujuan
Adapun tujuan dari Praktikum Hasil Hutan Bukan Kayu Yang Berjudul
“Bambu” ini adalah untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan bambu yang
dilakukan masyarakat dan nilai analisis SWOT (Strength (S) /Kekutaan,
Weakness (W) /Kelemahan, Opportunities (O) /Peluang, dan Threats (T)
/Ancaman) yang ada pada kerajinan bambu yang dihasilkan serta omset yang
didapat oleh pengrajin.
3
TINJAUAN PUSTAKA
METODE PRAKTIKUM
Prosedur Praktikum
1. Mencari tempat pengrajin bambu.
2. Mewawancarai pengrajin mengenai bentuk usaha dari bambu dan analisis.
SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities dan Threats) dari produknya.
3. Direkam dan dicatat percakapan antara narasumber (pengrajin bambu).
4. Difoto bersama untuk dokumentasi kerajinan bambunya.
7
Hasil
Adapun hasil yang didapat dari Praktikum Hasil Hutan Non Kayu yang
berjudul “Bambu” adalah sebagai berikut.
Pembahasan
Dari hasil di atas didapat bahwa bambu dapat dimanfaatkan menjadi
sebuah kerajinan. Terdapat banyak kerajinan yang dapat dimanfaatkan baik
sebagai hiasan di dalam rumah maupun sebagai alat penyimpanan benda dan
sebagai tempat bahan-bahan dapur. salah satu dari kerajinan yang terbuat dari
Bambu adalah keranjang anyaman bambu. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Kusumiyati et al. (2018) bahwa anyaman keranjang bambu merupakan salah satu
kegiatan usaha rumah tangga yang memanfaatkan bambu sebagai bahan baku
utama untuk membuat anyaman keranjang. Usaha kerajinan bambu di atas
merupakan usaha pribadi dan sudah dijalankan sejak tahun 2003 dan bambu yang
digunakan sebagai bahan kerajinan merupakan bambu yang sudah diolah di
panglong yang bersumber dari gunung Telaga.
Dalam usaha kerajinan bambu ini dapat dinilai melalui analisis SWOT
(Strength (S) /Kekutaan, Weakness (W) /Kelemahan, Opportunities (O) /Peluang,
dan Threats (T) /Ancaman). Keranjang anyaman bambu ini berguna untuk
diajdikan sebagai tempat membersihkan sayur, tempat penyimpanan buah, tempat
penyimpanan barang, dan lain lain. Hal tersebut menjadi kekuatan (Strength)
dalam usaha kerajinan bambu. Hal ini sesuai dengan pernyataan Siregar (2016).
bahwa keranjang anyaman bambu memiliki kegunaan bagi masyarakat sesuai
dengan variabel harga keranjang anyman bambu dan usaha kerajinan keranjang
anyaman bambu bergantung pada suatu faktor yaitu permintaan keranjang
anyaman bambu. Dalam sehari biasanya pengrajin tersebut mendapatkan
permintaan sebanyak 30 buah keranjang. Pengrajin bambu yaitu pak Marno
memiliki omset rata-rata 30 ribu per hari dengan adanya permintaan produk
melalui pedagang lainnya sebagai cara untuk mendistribusikan produk kerajinan
bambu yang telah dibuatnya.
Bambu merupakan bahan yang dapat digunakan dalam kerajinan dengan
masa pemakaian yang terbatas dikarenakan bambu memiliki keterbatasan dalam
hal keawetan pemakaian yang bergantung pada jenis pemakaian dan cara
penggunaan kerajinan bambu. Hal ini sesuai dengan pernyataan Jasni et al.
(2017). bahwa bambu juga mempunyai kelemahan sebagai bahan baku karena
tingkat keawetan yang terbatas dimana ketahanan alami setiap jenis bambu
9
Kesimpulan
1. Bambu adalah salah satu hasil hutan bukan kayu (HHBK) yang sangat penting
untuk dikembangkan dan berpotensi untuk berbagai manfaat serta sumber
penghasilan masyarakat.
2. Terdapat banyak kerajinan yang dapat dimanfaatkan baik sebagai hiasan di
dalam rumah maupun sebagai alat penyimpanan benda dan sebagai tempat
bahan-bahan dapur. salah satu dari kerajinan yang terbuat dari Bambu adalah
keranjang anyaman bambu.
3. Dalam usaha kerajinan bambu ini dapat dinilai melalui analisis SWOT
(Strength (S) /Kekutaan, Weakness (W) /Kelemahan, Opportunities (O)
/Peluang, dan Threats (T) /Ancaman).
4. Dalam usaha kerajinan bambu terdapat ancaman yaitu dalam minat
masyarakat mengenai kerajinan bambu yang masih sedikit sehingga
permintaan dalam usaha kerajinan bambu ini terbilang cukup kecil.
5. Di samping ancaman pada usaha dalam kerajinan bambu terdapat peluang
yang menjadikan usaha tersebut dapat berjalan secara berkelanjutan yaitu
dengan adanya beberapa permintaan dari masyarakat yang di mana kerajinan
anyaman bambu berupa keranjang yang dapat digunakan di dapur.
Saran
Sebaiknya para praktikan lebih memperhatikan lagi penjelasan yang
diberikan oleh asisten praktikum agar tidak terjadi kesalahan dalam pengerjaan
tugas praktikum dan sebaiknya untuk tenggat pengumpulan tugas praktikum bisa
lebih jelas lagi kapan waktu deadlinenya.
DAFTAR PUSTAKA
Ardhana A, Syaifuddin. 2013. Kajian Pemasaran Hasil Hutan Non Kayu Dari
Hutan Rakyat Pola Agroforestry Di Desa Kertak Empat Kabupaten Banjar
(Study Marketing Of Non-Timber Forest Products From People Forest
Agroforestry Pattern in Kertak Empat Village Banjar Of District). Jurnal
Hutan tropis, 1(2): 8-19.
Baharuddin, DS, Putranto B, Daud M. 2015. Analisis Sosial Ekonomi Dan Pola
Pengelolaan Hutan Bambu Rakyat Di Kecamatan Tanralili, Kabupaten
Maros. In Prosiding Seminar Nasional Sewindu BPTHHBK Mataram.
Mataram.
Gunardja E. 2015. Strategi Penelitian Bambu. Rubrik Tinjauan Pustaka. Jurnal
PPT, 1(4): 17-19.
Jafar I. 2013. Pengetahuan Masyarakat Dalam Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan
Kayu (HHBK) Di Kawasan Cagar Alam Gunung Sibela. Skripsi. Bogor :
Departemen Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian
Bogor.
Kendek CN, Tasirin JS, Kainde RP, Kalangi JI. 2013. Pemanfaatan Hasil Hutan
Bukan Kayu Oleh Masyarakat Sekitar Hutan Desa Minanga III Kabupaten
Minahasa Tenggara. COCOS, 3(5): 16- 25.
Suhesti E, Hadinoto. 2015. Hasil Hutan Bukan Kayu Madu Sialang Di Kabupaten
Kampar (Studi Kasus : Kecamatan Kampar Kiri Tengah). Wahana
Forestra : Jurnal Kehutanan,10(2): 11-20.
Turnip FJY, Purwoko A, Martial T. 2013. Analisis Finansial dan Pemasaran
Keranjang Bambu di Desa Sigodang, Kecamatan Panei, Kabupaten
Simalungun. Peronema Forestry Science Journal, 2(2): 85-92.
Wartanta. 2018. Peran Usaha Kerajinan Anyaman Bambu dalam Meningkatkan
Pendapatan Petani di Kecamatan Minggir, Sleman. Program Sarjana
Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada.
Widnyana K. 2012. Bambu dengan berbagai manfaatnya. Bumi Lestari Journal of
Environment, 8(3): 1-10.
LAMPIRAN