Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DEPLISI DAN


PERSEDIAAN

Disusun Oleh :

WIDYA KESUMA NINGRUM


NIM: 1926024

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN

2020

i
KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan ridha-Nyalah makalah ini kami selesaikan tepat pada waktunya.
Ada pun makalah ini kami susun, untuk dapat memenuhi tugas mata
kuliah Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Makalah ini kami beri 
judul “Konservasi, Deplisi dan Persediaan (Cadangan)”. Kami berharap dengan
disusunnya makalah ini dapat membantu masyarakat khususnya
Mahasiswa mengetahui pengetahuan  Sumber Daya Alam dan bagaimana
penggunaannya agar Bumi kita ini lestari dengan memanfaatkan Sumber daya
alam dengan sebijak-bijaknya.

Kami menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna, karena itu kritik dan saran
yang membangun kami harap kan. Akhirnya kami mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Edi Minaji Pribadi selaku dosen "Pengantar Lingkungan" yang
telah membimbing kami, serta pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Pasir Pengaraian, 25 September 2020

Penyusun,

i
KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDALUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................3
1.3 Tujuan.................................................................................................3
BAB II PEMBAHSAN
2.1 Pengertian Sumberdaya dan Sumberdaya Alam.................................4
2.1.1. Pengelompokkan Sumberdaya Alam.......................................4
2.2 Konservasi..........................................................................................5
2.2.1. Pengertian Konservasi.............................................................5
2.2.2. Langkah-Langkah Konservasi.................................................5
2.3 Deplisi.................................................................................................7
2.3.1. Pengertian Deplisi....................................................................7
2.3.2. Sebab Terjadinya Deplisi.........................................................8
2.4 Persediaan (Cadangan).......................................................................8
2.4.1. Pengertian Persediaan (Cadangan)..........................................8
2.4.2. Kelangkaan Persediaan............................................................9
2.5 Peranan Sumberdaya Alam dan Lingkungan dalam Pembangunan
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................................13
3.2 Saran..................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring pesatnya kehidupan dimasa sekarang ini upaya pemenuhan akan
kebutuhan menjadi hal yang sangat urgen, menurut Thomas Maltus (1978)
pertumbuhan penduduk itu menurut deret ukur (2, 4, 8, 16 ....n (berdasarkan
perkalian)) sedangkan pertambahan makanan menurut deret hitung (1, 2, 3, 4 .... n
(berdasarkan penjumlahan)). Dari teori maltus kita dapat mengambil kesimpulan
tentang kesenjangan pangan dimasa yang akan datang, namun jika diperhatikan
dan dilihat ke sekeliling kita terdapat tidak hanya bahan pangan yang dapat habis
dimasa depan dalam memenuhi setiap kebutuhan manusia namun juga semua
barang yang termasuk sumber daya alam.
Sesuatu disebut sebagai sumber daya jika sesuatu itu berguna atau
bermanfaat bagi kehidupan manusia, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Sungguh pun begitu, tidak semua yang ada di bumi ini disebut sumber
daya, karena manusia belum bisa memanfaatkan seluruhnya yang ada di bumi ini.
Ketidakmampuan manusia untuk memanfaatkan seluruh apa yang ada di bumi ini
disebabkan karena ketidakmampuan manusia untuk mengolah sumber daya dan
menemukan sumber daya baru untuk kepentingan hidupnya. Konsep sumber daya
alam, yaitu pertama, sesuatu yang berguna baik sebagai faktor produksi maupun
komoditi. Kedua, sesuatu yang dinamis atau sesuatu yang bisa berubah-ubah.
Selain dua konsep tersebut perlu juga diingat bahwa sumber daya alam
mempunyai konsep jamak (Suparmoko, 1997).
Sumber daya alam merupakan sumber daya alam yang sudah diketahui
(identified) dan bernilai ekonomis. Sumber daya alam bisa disebut cadangan jika
sudah diketahui baik dari segi jumlah atau besarnya deposit yang sudah terukur
dalam satu satuan seperti ton, dan telah diketahui manfaatnya. Cadangan
sumberdaya alam akan meningkat atau tidak akan terjadi kelangkaan bila terjadi
penemuan baru (discovery), peningkatan cadangan yang telah terbukti (extension)
dan revisi (revision) sebagai akibat kebutuhan informasi mengenai kondisi pasar
dan teknologi baru.

1
Dari pemahaman seperti di atas, kelangkaan sumber daya alam bisa
diklasifikasikan dalam dua bentuk, yaitu kelangkaan absolut (absolute scarcity)
dan kelangkaan relative (relative scarcity) (Suparmoko, 1997).
Kelangkaan absolut (absolut scarcity), Kelangkaan absolut sering juga
disebut “malthusian scarcity” karena konsep kelangkaan absolut pertama kali
diperkenalkan oleh Robert Malthus. Kelangkaan absolut didefinisikan sebagai
fenomena kelangkaan sumber daya alam secara fisik Sistem ekonomi sering
tergantung pada satu sumber daya esensial yang memiliki batas tertentu dalam
ketersediaannya secara fisik. Jika sumber daya alam ini habis maka akan
menentukan batas-batas fisik pada proses ekonomi baik prduksi maupun
konsumsi. Periode kelangkaan absolut ini mulai terjadi ketika permintaan
(demand) akan suatu sumber daya alam akan melebihi penawarannya (supply),
yang pada gilirannya kalau hal ini terus terjadi akan mengakibatkan pengurasan
sumber daya alam dan habisnya sumber daya alam. Sedangkan atu lagi adalah
Kelangkaan relatif (relative scarcity), Kelangkaan relative sering juga disebut
“ricardian scarcity”. Kelangkaan relatif terjadi ketika suatu sumber daya masih
cukup tersedia untuk memenuhi kebutuhan tetapi distribusinya tidak merata bagi
yang membutuhkan sumberdaya alam tersebut.
Keberadaan kedua bentuk kelangkaan di atas bisa mengakibatkan
meningkatnya harga-harga bahan-bahan mentah, barang-barang jadi dan jasa,
serta bisa menimbulkan gangguan ekonomi (economic disruption) dan pada
gilirannya yang  harus mencari sumber daya substirusi untuk mengganti sumber
daya yang langka tersebut.
Mencegah dari semua kekurangannya sumberdaya alam baik sebelum atau
bahkan mencapai tingkat ekonomi perlu hendaknya diadakan sebuah usaha
konservasi, harapan yang akan tercapainya keberhasilan ini bukan hanya
menyediakan untuk konsumsi secara ekonomis tetapi  juga mengusahakan agar
tetap tersedia bahkan tidak terbatas.

2
1.2 Rumusan Masalah
Ketersediaan sumberdaya yang dibutuhkan manusia tidak akan tetap ada
selamanya, ini seiring dengan yang digambarkan pada kurva hubungan ekonomi
terhadap persediaan sumberdaya alam. Kasus ini hanya dapat terpecahkan jika ada
upaya untuk mencegah habisnya persediaan sumberdaya alam.
Sehingga kita harus mengetahui hal-hal sebagai berikut;
a. Apa sumberdaya dan sumberdaya alam itu?
b. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan istilah Konservasi, Deplisi dan
Persediaan?
c. Apa sebenarnya tujuan Konservasi? Bagaimana terjadinya Deplisi? Dan
mengapa terjadi kelangkaan Persediaan sumberdaya?
d. Peranan SDA dan lingkungan dalam pembangunan itu apa saja?

1.3 Tujuan
Agar dapat memahamai konsep konservasi, deplisi dan persediaan
sehingga sumberdaya alam sebagai pemuas kebutuhan manusia harus tetap lestari
dan terjaga konsistesi keberadaannya, sehingga ketika manusia hendak
menggunakannya tidak merasa kesulitan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sumberdaya dan Sumberdaya Alam


Dalam KBBI (kamus besar Bahasa Indonesia) sumberdaya bermakna
bahan dan atau keadaan yang dapat digunakan manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya, sedangkan sumberdaya alam ialah diartikan sebagai potensi
alam yang dikembangkan untuk proses produksi. Ini mengartikan bahwa tidak
setiap benda yang kita jumpai merupakan sumberdaya alam, namun belum tentu
tidak menjadi sumberdaya pada masa depan karena manusia akan terum
berkembang dan berusaha untuk memenuhi kebutuhannya dengan segala upaya
yang dimilikinya.
Yang menjadi permasalahannya ialah apakah tidak cukup bagi manusia
dengan sumberdaya yang sekarang didapatkannya? Jika sumberdaya yang telah
ada digunakan dengan tidak arif dan bijaksana sumberdaya alam tersebut akan
habis. Dengan beragam kemampuan yang dimiliki usaha untuk tetap memenuhi
kebutuhannya memaksa manusia untuk takut akan keadaan seperti diatas, ini
menjadikan langkah untuk tetap menyediakan sumberdaya yang dipakainya,
sehingga tetap dapat dinikmati secara kontinyu.

2.1.1. Pengelompokkan Sumberdaya Alam


Dengan berbagai macam sumberdaya alam yang tersedia, maka jenis
sumberdaya alam dapat dikelompokkan atas 2 kelompok, yaitu:
a) Sumberdaya Alam yang dapat diperbaharui (renewable recources)
b) Sumberdaya Alam yang tidak dapat diperbaharui (non renewable
recources)
Selain itu juga Prof Barlow mengelompokkan sumberdaya alam seperti
berikut:
·      Sumberdaya alam yang tak pulih, adalah SDA yang tidak dapat diperbaharui
mempunyai sifat volume fisik yang tersedia tetap.
SDA yang tidak dapat diperbaharui :

4
a) SDA seperti batubara dan mineral yang sifatnya dapat dipakai habis atau
berubah secara kimiawi melalui penggunaan.
b) SDA seperti logam dan batu-batuan yang mempunyai umur penggunan
yang lama dan dapat dipakai ulang.
·      Sumberdaya alam yang pulih, adalah SDA yang dapat diperbaharui
mempunyai sifat terus menerus ada. Dapat diperbaharui oleh alam maupun
dengan bantuan manusia. Contohnya sumberdaya air, angin, cuaca, gelombang
laut, sinar matahari dan bulan

2.2 Konservasi
2.2.1. Pengertian Konservasi
Konservasi adalah penggunaan SDA untuk kebaikan secara optimal dalam
jumlah yang terbanyak dan jangka waktu paling lama (gifford Pinchot) atau suatu
tindakan untuk mencegah pengurasan SDA dengan cara pengambilan yang tidak
berlebihan sehingga dalam jangka panjang SDA tetap tersedia. Dari cara pandang
sosial-budaya, konservasi dikonotasikan sebagai kewajiban moral yang
menunrutnya untuk melindungi satu jenis atau beberapa sumber daya. Konservasi
secara umum seringkali diartikan sebagai tindakan perlindungan, pengawetan,
pemeliharaan dan pengumpulan barang-barang yang ada. Ada pula yang
mengartikan konservasi merupakan pemakaian sumber daya alam dengan
bijaksana dan mempertimbangkan unsure waktu.
Selanjutnya Wantrup (1986) menyatakan bahwa konservasi sumber daya
alam bukanlah memelihara persediaan secara permanen, tanpa pengurangan dan
perusakan. Jadi dapat disimpulkan bahwa konservasi adalah suatu tindakan untuk
mencegah pengusan sumber daya alam dengan cara pengambilan yang tidak
berlebihan sehingga dalam jangka panjang sumber daya alam tetap terseda.

2.2.2. Langkah-Langkah Konservasi


Tindakan konservasi menurut Suparmoko (1997) dapat dililakukan dengan
beberapa cara:

5
a. Melakukan  perencanaan terhadap pengambilan sumber daya alam, dengan
pengambilan secara terbatas, dan tindakan yang mengarah pada
pengurasan perlu dicegah.
b. Mengusahakan eksploitasi sumber daya alam secara efisien, yakni dengan
sesedikit mungkin
c. Mengembangkan sumber daya alternatif atau mencari sumber daya
pengganti sehingga sumber daya alam yang terbatas jumlahnya dapat
disubstitusikan dengan sumber daya alam jenis lain.
d. Menggunakan unsur-unsur teknologi yang sesuai dalam mengeksploitasi
sumber daya alam agar dapat menghemat penggunaan sumber daya
tersebut dan tidak merusak lingkungan
e. Mengurangi, membatasi dan mengatasi pencemaran lingkungan karena
pencemaran akan mengakibatkan cadangan sumber daya alam semakin
cepat habis karena kepunahan, seperti ikan, tanah dan sebagainya.
Sebenarnya untuk mengatasi kelangkaan dengan menggunakan cara
konservasi bukan tanpa masalah, beberapa masalah konservasi yang didapatkan
adalah sebagai berikut.
Pertama, masalah konservasi yang berkenaan dengan “ketidakbisaan”
kegiatan konservasi dan yang kedua,  masalah konservasi yang berkenaan dengan
“keengganan” melakukan kegiatan konservasi.
a) Ketidakbisaan Kegiatan Konservasi
Ketidakbisaan kegiatan dalam konservasi disebabkan karena hambatan-
hambatan dalam konservasi tidak bisa diatasi atau dihilangkan. Hambatan-
hambatan tersebut bisa berupa:
· Hambatan fisik
Hambatan fisik yang dihadapi dalam kegiatan konservasi adalah hambatan
yang berkenaan dengan letak geografis sumber daya alam. Letak sumber daya
alam yang tidak bisa dijangkau oleh manusia merupakan hambatan bagi manusia
untuk mengelola maupun melestarikannya. Misalnya daerah lereng bukit atau
tebing, daerah ini akan menyulitkan kita untuk melakukan reboisasi, padahal
lahan tersebut sangat membutuhan reboisasi untuk mencegah longsor atau erosi.

6
· Hambatan ekonomi.
Hambatan ekonomi biasanya berkenaan dengan sejumlah modal untuk
melakukan kegiatan konservasi. Kurangnya permodalan dalam kegiatan
konservasi akan menyebabkan kurangnya pelatihan dan pendidikan kepada
masyarakat, sehingga masyarakat tidak mengetahui arti pentingnya konservasi
bagi kelangsungan hidup manusia. Ketidaktahuan masyarakat tersebut akan
menyebabkan perbedaan keinginan antara kepentingan masyarakat dengan
kepentingan pemerintah. Di satu sisi pemerintah melakukan konservasi, sementara
di sisi lain masyarakat melakukan deplisi, sehingga konservasi tidak bisa berjalan
atau menjadi sesuatu yang sia-sia.
· Hambatan kelembagaan
Konservasi tidak bisa dilakukan karena adanya kebiasaan atau adat istiadat
masyarakat setempat yang menghambat kegiatan konservasi. Bahkan ada adat
istiadat yang cenderung menguras sumber daya alam dan merusak lingkungan.
Dengan adanya hambatan tersebut konservasi tidak bisa dilakukan, kecuali bisa
mengubah adat atau kebiasaan masyarakat tersebut.
·  Hambatan teknologi
Seperti dijelaskan pada pembahasan-pembahasan sebelum-nya, bahwa
teknologi mempunyai peran terhadap pencegahan habisnya sumber daya alam dan
rusaknya lingkungan. Jadi keterbatasan teknologi akan menjadi penghambat untuk
melakukan kegiatan konservasi.
b) Keengganan melakukan konservasi
yang dimaksud di sini adalah adanya pertimbangan-pertimbangan lain
mengapa orang enggan atau tidak mau melakukan konservasi. Pertimbangan-
pertimbangan tersebut antara lain: apakah konservasi menguntungkan, waktu
perencanaan yang sangat panjang, risiko ketidakpastian, dan salahan keputusan.

2.3 Deplisi
2.3.1. Pengertian Deplisi
Deplisi ini merupakan implikasi paling awal yang terjadi akibat
penggunaan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan atau kepuasan

7
manusia. Deplisi berasal dari kata “deplation”, yang suatu cara pengambilan
sumber daya alam secara besar-besaran. Pada tingkat perorangan (mikro) deplisi
biasanya terjadi demi untuk memenuhi kebutuhan akan bahan hidup. Sedangkan
pada tingkat negara (makro) deplisi terjadi untuk mempercepat proses
pembangunan yang lebih tinggi, apalagi untuk negara yang sedang berkembang di
mana tingkat pembgngunannya masih rendah.
Bagi sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, terjadinya deplisi
akan mempunyai dampak mempercepat habisnya sumber daya alam akibat
pengurasan sumber daya yang ada.

2.3.2. Sebab Terjadinya Deplisi


Menurut para ahli lingkungan, sebenarnya yang menyebabkan terjadinya
deplisi pada dasarnya dapat disebabkan oleh dua kelompok;
a. kelompok pertama adalah kelompok kapasitas
Kelompok ini yang mempunyai tujuan untuk memaksimumkan laba,
sehingga mereka ini berusaha untuk menggali sumberdaya alam sebanyaknya
dalam waktu secepat mungkin untuk mendapatkan keuntungan secepatnya.
b. Kelompok kedua adalah kelompok yang miskin
Sedangkan kelompok ini bertujuan untuk memenuhi kelangsungan
hidupnya. Kelompok ini terpaksa mengurus sumberdaya alam karena
kemiskinannya tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan yang sesungguhnya
adalah tempat mereka sendiri sebagai tempat untuk hidup.
Bagaimanapun atau pada kelompok manapun penggunaan sumberdaya
secara besar-besaran dengan tidak memikirkan bagaimana keadaan dimasa depan,
deplisi ini akan menjadi hal yang sangat merugikan karena berlangsung secara
terus-menerus dan mengekspolitasi tanpa memandang sisi lain.

2.4 Persediaan (Cadangan)


2.4.1. Pengertian Persediaan (Cadangan)
Persediaan (Cadangan) adalah Sumberdaya Alam yang sudah kita ketahui
(identified) dan bernilai ekonomis, Sumber daya alam bisa disebut cadangan jika

8
sudah diketahui baik dari segi jumlah atau besarnya deposit yang sudah terukur
dalam satu satuan seperti ton, dan telah diketahui manfaatnya. Sebagai akibat
kebutuhan informasi mengenai kondisi pasar dan teknologi baru, cadangan akan
meningkat bila :
·      Ada penemuan baru (discovery)
·      Peningkatan cadangan yang telah terbukti (extension)
·      Revisi (revision) akibat kebutuhan informasi mengenai kondisi pasar dan
teknologi baru.

2.4.2. Kelangkaan Persediaan


Dari definisi dan pemahaman diatas kita jadi terbuka bahwa
persediaan/cadangan itu terjadi karena adanya kekhawatiran akan sebuah
kejadian, yaitu kelangkaan. Kelangkaan adalah jumlah barang atau sumberdaya
yang diketahui dan bernilai ekonomis yang kurang dari kebutuhan yang
diharapkan, sehingga menjadi masalah yang mesti dipecahkan.
Kelangkaan dapat diklasifikasikan menjadi kelangkaan absolut (absolute
scarcity) dan kelangkaan relative (relative scarcity) (Suparmoko, 1997).
1. Kelangkaan absolut (absolut scarcity)
Kelangkaan absolut sering juga disebut “malthusian scarcity” karena konsep
kelangkaan absolut pertama kali diperkenalkan oleh Robert Malthus. Kelangkaan
absolut didefinisikan sebagai fenomen kelangkaan sumber daya alam secara fisik
Sistem ekonomi sering tergantung pada satu sumber daya esensial yang memiliki
batas tertentu dalam ketersediaannya secara fisik. Jika sumber daya alam ini habis
maka akan menentukan batas-batas fisik pada proses ekonomi baik prduksi
maupun konsumsi. Periode kelangkaan absolut ini mulai terjadi ketika permintaan
(demand) akan suatu sumber daya alam akan melebihi penawarannya (supply),
yang pada gilirannya kalau hal ini terus terjadi akan mengakibatkan pengurasan
sumber daya alam dan habisnya sumber daya alam.
2. Kelangkaan relatif (relative scarcity)
Kelangkaan relative sering juga disebut “ricardian scarcity”.Kelangkaan relatif
terjadi ketika suatu sumber daya masih cukup tersedia untuk memenuhi kebutuhan

9
tetapi distribusinya tidak merata bagi yang membutuhkan sumberdaya alam
tersebut.
Keberadaan kedua bentuk kelangkaan di atas bisa mengakibatkan
meningkatnya harga-harga bahan-bahan mentah, barang-barang jadi dan jasa,
serta bisa menimbulkan gangguan ekongmi (economic disruption) dan pada
gilirannya yang  harus mencari sumber daya substirusi untuk mengganti sumber
daya yang langka tersebut.
Kelangkaan sumber daya alam harus memiliki tiga ciri penting:
1.   Mengacu masa depan, Indikator ini mempertimbangkan pola permintaan masa
depan, sumber-sumber alternatif bagi sumber daya alam yang tidak bisa
diperbaharui, perubahan dalam biaya ekstraksi atau pengolahan dan
sebagainya.
2.   Komgarabilitas-bisa diperbandingkan (comparability), Indikator yang ideal
harus dimungkinkan adanya perbandingan langsung diantara sumber daya
alternatif untuk mengidentifikasi permasalahan yang paling serius dihadapi
sumber daya alam, terutama yang berkenaan dengan kelangkaan. Perbandingan
ini tidak hanya untuk menilai tingkat kelangkaan tetapi juga sejauh mana
seriusnya kelangkaan tersebut dan hal ini harus dipertimbangkan dalam
penilaian kelangkaan sumber daya alam.
3.   Komputabilitas-bisa dihitung (computability), Indikator ini
mempertimbangkan bahwa kelangkaan sumber daya harus bisa diperhitungkan
dan dianalisa berdasarkan informasi yang tersedia atau informasi yang bisa
diperoleh secara terbuka.
Konsep kelangkaan sumber daya ini sangat bermanfaat sebagai dasar
dalam menganalisa tingkat produksi dan konsumsi yang optimal sehingga
memenuhi kebutuhan manusia pada saat ini dan generasi yang akan datang.
Tingkat persediaan/cadangan sumber daya alam yang dinamis dalam konteks
analisa ekonomi lingkungan berpijak dari konsep kelangkaan ini.

10
2.5 Peranan Sumberdaya Alam dan Lingkungan dalam Pembangunan
Peranan ilmu ekonomi dalam kaitannya dengan sumber daya alam dan
lingkungan yaitu mengenai pengambilan keputusan dalam penggunaan sumber
daya alam yang langka. Penggunaan sumber daya alam untuk masa mendatang
merupakan imbangan antarpenduduk dan sumber daya alam. Sumber daya alam
adalah segala sesuatu yang berada di bawah maupun di atas bumi dan belum
dilibatkan dalam proses produksi.
Barang sumber daya alam adalah sumber daya alam yang sudah diambil
dari bumi dan digunakan sebagai faktor produksi. Pertumbuhan ekonomi yang
cepat memerlukan barang sumber daya yang banyak namun dapat mengurangi
sumber daya alam di bumi.
Teori ekonomi yang digunakan dalam pertumbuhan ekonomi yang
berkaitan dengan sumber daya alam adalah fungsi produksi.
Ada delapan isu penting yang berkaitan dengan sumber daya alam yaitu
persediaan untuk kebutuhan manusia, lokasi persediaan, pergeseran ketersediaan
sumber daya alam, kebijakan penggunaan, peranan sumber daya alam dan
lingkungan, kualitas, kerusakan lingkungan dan mekanisme pasar.
Ekonomika lingkungan merupakan studi tentang dampak yang tidak
diinginkan dan studi tentang pilihan penggunaan sumber daya alam. Peranan
utama lingkungan adalah sebagai sumber bahan mentah, asimilator dan sumber
kesenangan. Pengertian pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang
berlangsung terus menerus namun tidak menyebabkan kesejahteraan generasi
penerus menjadi menurundan ini disebut juga tekanan ekologi. Pengertian tekanan
ekologi adalah menurunnya kualitas sumber daya alam terhadap prospek
ekonomi. Kondisi ini dapat diatasi hanya dengan merubah kebijakan ekonomi.
Syarat-syarat tercapainya pembangunan berkelanjutan dapat dilihat dari
terpeliharanya lingkungan alami, masih besarnya peranan sumber daya alam
sebagai sumber bahan mentah dan besarnya peranan lingkungan untuk
menampung limbah dan mempunyai kemampuan untuk mengolah limbah secara
alami.

11
Perlu adanya hak penguasaan yang jelas bagi swasta yang melindungi
lingkungan. Perlu adanya penyusunan neraca sumber daya alam untuk mengetahui
cadangan sumber daya alam dan terjadinya degradasi lingkungan. Perlu penetapan
ekolabeling bagi produk yang dihasilkan oleh produsen untuk menjaga kualitas
lingkungan.

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sebaliknya, jika konservasi tidak dilakukan melainkan deplisi yang terjadi,
maka kelangkaan sumberdaya alam itu akan mutlak terjadi. Deplisi yang berarti
suatu pengambilan sumberdaya secara besar-besaran tentu dapat menimbulkan
efek seperti yang telah disebutkan.
.                                  Konservasi adalah suatu tindakan untuk mencegah pengurasan
sumber daya alam dengan cara pengambilan yang tidak berlebihan sehingga
dalam jangka panjang sumber daya alam tetap tersedia. Deplisi berasal dari kata
“depletion” yang berarti suatu cara pengambilan sumber daya alam secara besar-
besaran, yang biasanya demi memenuhi kebutuhan akan bahan mentah.
Persediaan merupakan sumber daya alam yang sudah kita ketahui dan bernilai
ekonomis.
Kelompok pesimis menyatakan bahwa sumber daya alam itu terbatas
adanya, sehingga apabila terus-menerus diolah/diambil, maka persediaannya
makin lama akan semakin berkurang dan sampai pada saatnya nanti pasti akan
habis. Kelompok optimis berpendapat bahwa sumber daya alam itu tersedia
melimpah dan tidak akan pernah habis, terutama untuk sumber daya alam yang
dapat diperbaharui.
Standar minimum yang aman bagi konservasi dapat dicapai dengan
menghindari daerah kritis, yaitu kondisi fisik karena ulah manusia yang akan
berakibat tidak ekonomis untuk menghentikan atau membalik tindakan deplisi.

3.2 Saran
 Kita sebagai manusia sudah semestinya untuk menjaga lingkungan kita
dengan baik dan menggunakan sumber daya alam sebaik mungkin agar mahluk
hidup di dunia ini dapat menikmati sumber daya alam yag dikaruniai oleh Allah
SWT.
 Pemerintah harus bisa membuat kebijakan-kebijakan yang dapat menjaga
dan melestarikan alam ini agar tidak ada individu atau kelompok-kelompok

13
tertentu yang mengeksporasi alam untuk kepentingan pribadi maupun
kelompoknya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Suparmoko,  R.M.1989 Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Pusat Antar


Universitas-Studi Ekonomi UGM Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta

15

Anda mungkin juga menyukai