Anda di halaman 1dari 2

Ciri profesi petani+penjelasan tentang lahan

Ciri-ciri Profesi petani;

1. Berbeda dengan yang lainnya;


Kebanyakan dari mereka bekerja keras. Dari tahun ke tahun pengetahuan petani bertambah.
Tak jarang mereka mengembangkan metode bercocok tanam baru. Bagi sebagian besar petani,
peningkatan kesejahteraan diri dan keluarganya adalah harapan yang dibangun sepanjang
tahun kerja keras mereka.
2. Petani membutuhkan kesempatan
Semua petani dapat maju bila diberi kesempatan untuk belajar. Dalam proses belajar sikap
mental penting yang harus dimiliki oleh petani antara lain adalah: rajin bertanya, kebiasaan
mengukur (kuantitatif), selalu berupaya mencari alternatif lain
3. Petani sadar akan ketidak pastian dalam usahataninya sehingga umumnya petani sangat hati-
hati dalam pengambilan keputusan produksi atau mengadopsi tekhnik budidaya baru
sehingga umumnya petani sangat hati-hati dalam mengambil keputusan produksi atau
mengadopsi teknik budidaya baru
4. Petani sebagai manusia memiliki 4 kapasitas penting yaitu; Bekerja, Belajar, Berfikir kreatif dan
Memiliki harapan dan cita-cita

A.T. Mosher, 1991, Menggerakkan dan Membangun Pertanian, CV Yasaguna, Jakarta

Peran Keluarga dalam Usahatani

1. Kaum lelaki bekerja sebagai pengelolah lahan


Dalam pengolahan tanah tenaga kerja upahan pria lebih banyak digunakan dibandingkan dengan
tenaga kerja wanita, karena pada kegiatan pengolahan tanah ini diperlukan tenaga yang cukup
besar sehingga kegiatan pengolahan tanah ini lebih didominasi oleh tenaga pria. Walaupun ada
diantaranya tenaga kerja wanita yang ikut dalam kegiatan pengolahan tanah tapi hanya sekedar
membantu.
2. Perempuan bertugas membawa hasil dan menjual ke pasar
Pada kegiatan panen penggunaan tenaga kerja upahan pria lebih banyak dari tenaga upahan
wanita karena pada kegiatan panen memerlukan tenaga yang cukup besar. Sehingga para
wanita biasanya menunggu hasil panen untuk dibawa dan dijual ke pasar
3. Perempuan bertugas menyemaikan dan menanam
Penggunaan tenaga wanita untuk kegiatan penyemaian biasa dilakukan karena pada kegiatan
penyemaian ini memerlukan ketelitian dan tidak memerlukan tenaga yang lebih besar.
Adanya waktu musim tanam yang berbeda-beda sehingga setelah dilakukan pengolahan tanah
oleh tenaga kerja pria pada waktu musim tanam pertama maka tenaga kerja pria akan berpindah
lagi untuk melakukan pengolahan tanah pada hamparan yang lain. Kemudian Menurut norma
dan adat istiadat dan kebiasaan masyarakat diKabupaten Kerinci kegiatan penanaman dilakukan
oleh tenaga kerja wanita, hal ini juga disebabkan oleh karena di daerah Kabupaten Kerinci lebih
kurang ada enam waktu musim tanam. Tenaga kerja pria umumnya melakukan kegiatan yang
memerlukan tenaga yang lebih besar dan selalu berpindah-pindah sesuai dengan waktu musim
tanam, dimana setelah melakukan kegiatan pengolahan tanah pada hamparan I akan pindah lagi
melakukan kegiatan pengolahan tanah pada hamparan II dan seterusnya. Tenaga kerja upahan
pria selalu bekerja pada kegiatan pengolahan tanah, dan hanya sebagian kecil tenaga kerja
upahan pria yang membantu dalam kegiatan penanaman, karena tenaga kerja upahan pria lebih
banyak bekerja pada kegiatan pengolahan tanah pada hamparan yang berbeda-beda dengan
waktu musim tanam yang berbeda pula.
Fitri. 2000. Analisis Distribusi Pendapatan Petani Padi Sawah di Kecamatan Gunung Kerinci Kab.
Kerinci. Skripsi Fakultas Pertanian Univ. jambi. Jambi

LAHAN

Menurut saleh, h.e. (2004) Lahan atau tanah merupakan sumberdaya alam fisik yang mempunyai
peranan penting dalam segala kehidupan manusia, karena lahan atau tanah diperlukan manusia untuk
tempat tinggal dan hidup, melakukan kegiatan pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan,
pertambangan dan sebagainya. Karena pentingnya peranan lahan atau tanah dalam kehidupan manusia,
maka ketersediaannya juga jadi terbatas.

saleh, h.e. (2004). RENCANA PEMANFAATAN LAHAN KERING UNTUK PENGEMBANGAN USAHA
PETERNAKAN RUMINANSIA DAN USAHA TANI TERPADU DI INDONESIA. Digitized by USU digital library .
Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

menurut Suratman (1993) klasifikasi kemampuan (kapabilitas) lahan merupakan klasifikasi potensi lahan
untuk penggunaan berbagai sistem pertanian secara umum tanpa menjelaskan peruntukkan untuk jenis
tanaman tertentu maupun tindakan-tindakan pengelolaannya.

Suratman, worosuprojo. 1993. Evaluasi kemampuan lahan untuk perencanaan penggunaan lahan
dengan metode GIS di propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. UGM.

Kemampuan lahan sebagai input pertanian dinilai dari :

1. Kesesuaian lahan untuk ditanami jenis tertentu


Makin banyak jenis tanaman yang sesuai ditanam di lahan tersebut maka kemampuan lahan
akan semakin tinggi.
2. Kemampuan lahan untuk berproduksi
Lahan yang subur akan mampu menghasilkan produksi tanaman yang tinggi. Oleh karena itu
lahan yang subur memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi
3. Kemampuan lahan untuk diolah secara berlanjut
Lahan yang dirawat melalui konservasi lahan, terutama yang letaknya di lereng-lereng
pegunungan akan bernilai lebih tinggi dibandingkan lahan tidur yang tak pernah dirawat

Faktor-faktor yang mempengaruhi baik buruknya kemampuan lokasi pertanian :

1. Kemiringan lereng
2. Irigasi dan drainase
3. Kedalaman tanah
4. Tekstur bawah tanah
5. Derajat kelembaban
6. Resiko kebanjiran.

Anda mungkin juga menyukai