Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

”Hakikat Manusia Sebagai Pembelajar dan Pemimpin”

Oleh :
Nadia Salsabilah 165040201111059
Ardelia Firda M. 165040201111187
Hafizh Nur Alamsyah 165040207111079
Rexavyeano 165040207111158

Kelas : J
Dosen Pengampu :

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
1. Hakikat Manusia Sebagai Pembelajar

Kata atau istilah “belajar”, tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Karena
aktivitas belajar itulah yang membedakan manusia dengan makhluk lain seperti
binatang misalnya. Karena aktivitas belajar pula yang mengantarkan seorang
manusia menjadi berilmu, yang selanjutnya memosisikan manusia menjadi
makhluk yang paling mulia diantara makhluk yang ada di muka bumi ini. Secara
teoritik, belajar dapat dimaknai sebagai suatu proses untuk memperoleh
pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan
mengokohkan kepribadian.

Allah menciptakan manusia di muka bumi ini sebagai makhluk yang sempurna.
Allah memberikan kesempurnaan kepada manusia berupa akal yang tidak dimiliki
oleh makhluk lain. Akal tersebut digunakan untuk berpikir tentang ciptaan Allah di
alam semesta lalu menghasilkan ilmu pengetahuan baru yang belum pernah
ditemukan. Manusia juga dituntut untuk selalu mengembangkan ilmu pengetahuan
secara baik.

Ilmu pengetahuan yang telah ditemukan akan terus berkembang seiring


kemajuan teknologi dan informasi yang didapatkan oleh setiap orang,
memunculkan pemikiran-pemikiran baru khususnya dalam dunia pendidikan
karena setiap orang akan mempunyai motivasi untuk terus menggali potensi dalam
dirinya, sehingga manusia disebut sebagai makhluk pembelajar.

Hakikat manusia sebagai pembelajar juga telah dikemukakan didalam Al-


Qur’an ataupun Hadist, seperti salah satu contohnya yaitu:

 “Abu Ad-Darda’, ia berkata, “aku mendengar Rosulallah SAW. Bersabda


,’Barangsiapa yang menempuh jalan mencari ilmu, akan dimudahkan Allah
jalan untuknya ke Surga..” (HR. At-Tirmidzi, Ahmad, Abu Dawud, dan Ad-
Darimi).

Pada hadist ini disebutka bahwa dengan menuntut ilmu maka akan dimudahkan
jalan bagi kita ke Surga, ada empat makna sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Rajab
Al-Hambali:
Pertama: Dengan menempuh jalan mencari ilmu, Allah akan memudahkannya
masuk surga.
Kedua: Menuntut ilmu adalah sebab seseorang mendapatkan hidayah. Hidayah
inilah yang mengantarkan seseorang pada surga.
Ketiga: Menuntut suatu ilmu akan mengantarkan pada ilmu lainnya yang dengan
ilmu tersebut akan mengantarkan pada surga.
Sebagaimana kata sebagian ulama kala suatu ilmu diamalkan,
‫َم ْن َع ِم َل بِ َما َع ِل َم أ َ ْو َرثَهُ هللاُ ِع ْل َم َما لَ ْم يَ ْعلَ ْم‬
“Siapa yang mengamalkan suatu ilmu yang telah ia ilmui, maka Allah akan
mewarisinya ilmu yang tidak ia ketahui.”
Sebagaimana kata ulama lainnya,
‫سنَةُ َب ْعدَهَا‬ َ ‫ثَ َوابُ ال َح‬
َ ‫سنَ ِة ال َح‬
“Balasan dari kebaikan adalah kebaikan selanjutnya.”
Begitu juga dalam ayat disebutkan,
‫َّللاُ الهذِينَ ا ْهتَدَ ْوا ُهدًى‬
‫َويَ ِزيد ُ ه‬
“Dan Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang telah mendapat
petunjuk.” (QS. Maryam: 76)
Juga pada firman Allah,
‫َوالهذِينَ ا ْهتَدَ ْوا زَ ادَهُ ْم ُهدًى َوآَتَا ُه ْم تَ ْق َوا ُه ْم‬
“Dan orang-orang yang mau menerima petunjuk, Allah menambah petunjuk
kepada mereka dan memberikan balasan ketaqwaannya.” (QS. Muhammad: 17)
Keempat: Dengan ilmu, Allah akan memudahkan jalan yang nyata menuju surga
yaitu saat melewati shirath (sesuatu yang terbentang di atas neraka menuju surga.
Sampai-sampai Ibnu Rajab simpulkan, menuntut ilmu adalah jalan paling ringkas
menuju surga. (Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 2: 297-298)

 Dalam Al-Qur’an Allah telah berfirman “....niscaya Allah akan


meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat ...” (Q.S Al-Mujadilah: 11).

Maka sudah bisa dipastikan bahwa firman Allah diatas menyatakan bahwa bagi
siapapun orang yang berilmu di jalan yang baik dan benar maka niscaya Allah akan
meninggikan derajat hambanya. Ilmu dan iman harus berjalan beriringan
dikarenakan jika kita berilmu tanpa beriman maka akan menyebabkan kita rapuh
dan akan menyesatkan kita ke jalan yang salah sedangkan beriman tanpa berilmu
akan menyebabkan kita buta arah dan tidak berwawasan. Yang pada intinya
beriman dan berilmu adalah elemen penting yang harus kita miliki.

Anda mungkin juga menyukai