Anda di halaman 1dari 49

KINERJA KEUANGAN KUD JAYA BERSAMA

DI DESA KEPENUHAN SEJATI KECAMATANAN KEPENUHAN


KABUPATEN ROKAN HULU
(Studi Kasus KUD JAYA BERSAMA)

PROPOSAL USULAN PENELITIAN

OLEH :

SATRIA ADE PUTRA


NIM : 1526022

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN
ROKAN HULU
2021
HALAMAN PENGESAHAN

KINERJA KEUANGAN KUD JAYA BERSAMA


DI DESA KEPENUHAN SEJATI KECAMATANAN KEPENUHAN
KABUPATEN ROKAN HULU
(Studi Kasus Desa Kepenuhan Sejati)

Proposal Usulan Penelitian

Oleh :

SATRIA ADE PUTRA


NIM: 1502622

Disetujui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Rina Febrinova, SE., MMA Danang Saputra, S.Pt.,M.si


NIDN. 1002028102 NIDN. 1030068704

Pasir Pengaraian,
Menyetujui
Ketua Program Studi Agribisnis

Rina Febrinova, SE., MMA


NIDN. 1002028102

i
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN...................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii

DAFTAR TABEL ........................................................................................................ iv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1


1.1 Latar Belakang...................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 5
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................. 6
1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 7


2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................................... 7
2.2 Landasan Teori .................................................................................................. 10
2.2.1 Tanaman Kelapa Sawit .................................................................... 10
2.2.1.1 Sejarah Kelapa Sawit di Indonesiaa............................................. 12
2.2.1.2 Klasifikasi Kelapa Sawit ................................................................ 12
2.2.1.3 Morfologi Kelapa Sawit ................................................................. 12
2.2.1.4 Syarat Tumbuh .............................................................................. 14
2.2.1.5 Jenis Kelapa Sawit ......................................................................... 14
2.2.2 Koperasi ................................................................................................. 15
2.2.2.1 Prinsip Koperasi ............................................................................. 15
2.2.2.2 Karakteristik Koperasi .................................................................. 16
2.2.2.3 Fungsi dan Peran Koperasi ........................................................... 17
2.2.2.4 Sumber Permodalan Koperasi ...................................................... 18
2.2.2.5 Bentuk dan Jenis Koperasi ............................................................ 19
2.2.3. Laporan Keuangan Koperasi ...................................................................... 20
2.2.3.1 Pengertian Laporan Keuangan Koperasi .................................... 20
2.2.3.2 Karakteristik Laporan Keuangan Koperasi ............................... 20

ii
2.2.3.3 Unsur-unsur Laporan Keuangan Koperasi ................................. 23
2.2.3 Teori kinerja keuangan.................................................................................. 27
2.2.3.1 Defenisi Kinerja Keuangan ............................................................... 27
2.2.3.2. Penilaian Kinerja Keuangan ............................................................ 27
2.2.3.2 Pengukuran kinerja keuangan ......................................................... 28
2.2.3.3 Analisis kinerja keuangan ................................................................ 29
2.4 Kerangka Pemikiran.......................................................................................... 33

BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 35


3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................................... 35
3.2 Teknik Pengambilan data ................................................................................. 35
3.3 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 35
3.4 Teknik Analisi Data ................................................................................... 36
3.5 Definisi Operasioanal Variabel dan pengukuran Variabel ...................... 40

DAFTAR PUSTAKA

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Jumlah koperasi yang melakukan kemitraan dengan perusahaan ....... 2
Tabel 1.2 Data pencapaian kinerja keuangan KUD JAYA BERSAMA ........... 5

iv
DAFTAR GAMBAR

2.1 Sekema Kerangka Pemikiran................................................................................ 34

viii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkebunan rakyat di Indonesia masih memiliki banyak kelemahan dan

terbatasnya kemampuan dalam penerapan teknologi, budidaya, pengolahan hasil,

manajeman, dan permodalan. Dengan demikian produktivitas maupun mutu hasilnya

masih relatif rendah (Perdamean, 2014).

Sebagai komoditas perkebunan andalan Indonesia yang merupakan produsen kelapa

sawit terbesar di dunia memiliki peluang untuk mengembangkan komoditas kelapa sawit

sebagai bahan baku Bio Industri dan Bioenergi, pada tahun 2020 produksi kelapa sawit

Indonesia menghasilkan 49.117.260 ton (Kementerian Pertanian, 2020).

Menurut direktorat jenderal perkebunan (2020), Pulau Riau merupakan wilayah

yang paling banyak memberikan kontribusi dalam memproduksi kelapa sawit

dibandingkan dengan pulau lainnya di Indonesia. Produksi kelapa sawit Indonesia pada

tahun 2020 dalam angka estimasi sebesar 49.117.260 ton, pulau Riau berkotribusi sebesar

8.540.182 ton atau 21,47 persen dari total produksi kelapa sawit Indonesia

Berdasarkan Statistik perkebunan Indonesia(2015-2020) bahwa provinsi Riau

menjadi sentral Penghasil kelapa sawit dengan jumlah produksi CPO terbesar

dibandingkan provinsi – provinsi dan provinsi Riau bisa dikatakan menjadi pusat

penghasil kelapa sawit terbesar di Indonesia.(Statistik perkebunan Indonesia(2015-

2020)). wilayah centralnya Riau adalah Kabupaten Rokan hulu dengan produksi 689,382

ton pada tahun 2019.(BPS.(Statistik Perkebunan Provinsi Riau(2019). Salah satunya

wilayah Kecamatan Kepenuhan dengan produksi 10.533,00 ton pada tahun

2020.(BPS(Kabupaten Rokan Hulu Dalam Angka (2021))

1
Kecamatan Kepenuhan terdapat 2 perusahaan yang bermitra dengan koperasi yang

bernama PT. Perdana Inti Sawit Perkasa dan PT. Panca Surya Agrindo, kedua perusahaan

tersebut membentuk kerjasama dengan koperasi untuk membeli hasil dari panen para

petani yang tergabung dengan koperasi . Koperasi yang melakukan kemitraan dengan PT.

Perdana Inti Sawit Perkasa sebanyak 5 koperasi, sedangkan yang bermitra dengan PT.

Panca Surya Agrindo 1 koperasi. Kedua perusahaan tersebut merupakan anak perusahaan

Surya Dumai Group yang bergerak dibidang perkebunan kelapa sawit, koperasi koperasi

yang melakukan kemitraan dengan PT. Perdana Inti Sawit Perkasa dan PT. Panca Surya

Agrindo di Kecamatan Kepenuhan dapat dilihat pada tabel 1.1.

Tabel 1.1. Jumlah koperasi yang melakukan kemitraan dengan perusahaan

Jumlah
No Desa Koperasi
Anggota

1 Kepenuhan Raya Sumber Rezeki 500

2 Kepenuhan Baru Sumber Makmur 500

3 Kepenuhan Makmur Sawit Subur 500

4 Kepenuhan Sejati Jaya Bersama 500

5 Kepenuhan Sei Median Suka Damai 425

6 Rantau Binuang Sakti Serba Usaha Rokan Jaya 083

Data Olahan

Desa kepenuhan sejati terdapat petani kelapa sawit anggota koperasi dan petani

non anggota koperasi. Alasan peneliti mengambil studi kasus di Desa Kepenuhan Sejati

karena di Desa Kepenuhan Sejati terdapat petani yang menjadi anggota KUD JAYA

BERSAMA. Dalam hal ini peneliti mengangkat kinerja keuangan KUD JAYA

BERSAMA Secara umum tujuan dari suatu usaha adalah untuk memperoleh

keuntungan atau laba yang maksimal, berkembang secara dinamis serta memiliki

2
kelangsungan hidup dimasa yang akan datang. Masalah kelangsungan hidup suatu usaha

sangatlah penting, terutama dalam kondisi perekonomian sekarang ini. Dimana dunia

usaha dihadapkan pada persaingan yang semakin ketat seiring dengan berkembang

nya era globalisasi yang berdampak luas.

Dengan adanya koperasi sebagai badan usaha diharapkan mampu berdiri sendiri

menjalankan kegiatan usahanya untuk memperoleh laba. Hanya saja perekonomian

Indonesia tidak mengenal laba. Karena tujuan koperasi tidak berorientasi pada laba (Non

Profit Oriented) melainkan berorientasi pada manfaat (Benefit Oriented). pada setiap

akhir priodenya operasinya, koperasi diharapkan dapat menghasilkan SHU yang layak

dan kinerja keuangan yang baik sehingga koperasi dapat mempertahankan kelangsungan

hidupnya dan meningkatkan kemampuan usaha.

Agar dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya, maka koperasi harus

mengetahui kinerja keuangannya. Menurut Subramayam,2010, kinerja keuangan

merupakan suatu gambaran mengenai kondisi suatu badan usaha/koperasi yang dianalisis

dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui baik/buruknya keadaan

keuangan suatu badan tertentu yang mencerminkan prestasi kerja dalam priode tertentu.

Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu usaha yang dilakukan oleh pihak

menejemen agar memenuhi kewajiban terhadap setiap anggota koperasi sesuai dengan

tujuan koperasi pada umunya.

Cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui baik buruknya kinerja keuangan

pada suatu koperasi adalah dengan mengukur atau menganalisis hubungan dari berbagai

pos dalam suatu laporan keuangan. Pengukuran tersebut dapat dilakukan dengan

melakukan analisis terhadap laporan keuangan koperasi. Analisis laporan keuangan

adalah proses penganalisisan atau penyidikan terhadap laporan keuangan yang terdiri atas

neraca dan laporan sisa hasil usaha beserta lampiran-lampirannya untuk mengetahui

3
posisi keuangan dan tingkat kesehatan perusahan/badan usaha yang tersusun secara

sistematis dengan mengunakan teknik-teknik tertentu(Kamsir,2010).

Adapun teknik-teknik analisis laporan keuangan yang dapat digunakan adalah

analisi(rasio likuiditas) dan analisis(rasio reverage). Analisis rasio likuiditas adalah rasio

yang mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek suatu perusahan dengan melihat

aktiva lancar perusahan relative terhadap hutang lancarnnya. Analisis rasio reverage

adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahan yang

dibiayai dengan hutang. Artinya seberapa besar beban hutang yang ditanggung perusahan

dibandingkan dengan aktivanya.

Koperasi Usaha Desa Jaya Bersama yang terletak di Desa Kepenuhan Sejati Kecamatan

Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu yang bergerak dalam bidang usaha simpan pinjam

dan perdagang TBS kelapa sawit. Dalam menjalankan usaha usahanya, koperasi harus

efesiensi dan mampu menghasilkan kinerja keuangan yang baik. Dengan mengetahui

kemampuan KUD dalam menghasilkan kinerja keuangan. Dengan begitu kinerja

Keuangan KUD dapat diketahui, apakah mengalami peningkatan atau penurunan pada

priodenya. Adapun analisis keuangan yang digunakan adalah analisis rasio likuiditas, dan

rasio leverage.

Analisis rasio likuiditas adalah metode analisis yang mengambarkan kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban (hutang) jangka pendek. Sedangkan analisis

rasio leverage adalaha metode analisis yang dilakukan untuk memngukur sejauh mana

aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang. Artinya seberapa besar hutangyang

ditanggung perusahaan dibandikan aktivanya.

4
Tabel .1.2 Data Pencapaian Kinerja Keuangan pada KUD JAYA BERSAMA di
Desa Kepenuhan Sejati priode 2017- 2020.

Tahun Kinerja Keuangan Perkembangan


(Rp) (%)

2017 4.285.735.611 -
2018 5.960.337.137 1
2019 7.626.119.310 1.28
2020 8.874.923.770 1.17
Sumber. KUD JAYA BERSAMA (olahan)

Berdasarkan tabel 2, data KUD JAYA BERSAMA di Desa Kepenuhan Sejati

Kecamatan Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu, 3 tahun terakhir terjadi peningkatan

signifikan dari 2017-2019, dan ditahun 2020 menunjukan ada penurunan terjadi ditahun

2020 sebesar 1.17%. Hal ini disebabkan oleh adanya menurunnya pendapatan anggota

KUD JAYA BERSAMA yang disebabkan oleh ancloknya harga TBS kelapa sawit dan

anggota KUD masih bergantung pada kredit bank. Hal ini karena adanya biaya kerugian

piutang anggota KUD yang tidak tertagih, artinya anggota KUD tidak dapat

membayarkan keawajibannya, sehingga harus ditanggung oleh KUD. Oleh karena itu,

KUD harus lebih mampu menekan biaya –biaya akan dikeluarkan setiap priodenya, sebab

dengan adanya kenaikan dan penurunan pada harga TBS yang dikeluarkan maka

berakibat pada kinerja keuangan KUD secara optimal.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana kinerja keuangan pada KUD JAYA BERSAMA di Desa Kepenuhan

Sejati yang diperoleh ?

5
1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian mengenai kinerja keuangan KUD JAYA BERSAMA ini bertujuan

untuk :

1. Mengetahui kondisi keuangan di KUD JAYA BERSAMA pada tahun

2018-2020 berdasarkan kinerja dan pencapainya.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi KUD, Sebagai bahan pertimbangan bagi pimpinan KUD dalam

mengambil kebijaksanaan untuk melakukan penarikan modal dalam

pemenuhan kebutuhan modal KUD.

2. Bagi penulis, sebagai aplikasi ilmu pengetahuan khususnya dibidang

keuangan dan juga sebagai bahan informasi untuk memperaktekkan

teori yang diperoleh selama perkuliahan.

3. Bagi pihak lain, Dapat digunakan sebagai bahan pedoman dalam

melakukan penelitian selanjutnya.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai kinerja koperasi telah dilakukan sebelumnya oleh

Muhammad Faisal Ridho Siregar (2020). ”analisis kinerja

keuangan koperasi karyawan maju bersama PT.Gerbang Sawit

Indah First-Resource Grup Kecamatan Bonai Darusalam.” Manfaat

pada penelitian ini yaitu sebagai salah satu acuan dalam pengambilan

keputusan dan penentuan kebijakan dimasa mendatang khususnya

dibidang kinerja keuang koperasi. Variabel dalam penelitian ini adalah

kinerja keuangan, dengan populasi seluruh data laporan keuangan dengan

samplenya yaitu laporan neraca dan laba rugi selama priode 2014-2018.

Pengumpulan data mengunakan teknik observasi, sedangkan teknik

analisis data yang digunakan adalah analisis rasio berdasarkan kinerja

keuangan yang meliputi Rasio Likuiditas (Curreint Ration, Quick Ratoin,

Cash ration), Rasio Leverage (Debt to Total assets, Debt to Equity

Ration), Rasio Aktivitas ( Inventory Turnover). Berdasarkan hasil

penelitian Kinerja Keuangan pada Koperasi Karyawan Maju Bersama

PT.Gerbang Sawit Indah Kecamatan Bonai Darusalam Kabupaten Rokan

Hulu selama priode tahun 2014-2018 dari sisi likuiditas yaitu Current

Ration berada dalam kriteria yang baik. Selanjutnya Quick Ration berada

dalam kriteria yang baik juga tetapi propersi kas ditambah bank relatif

lebih kecil untuk membayar hutang yang jatuh tempo. Kinerja Keuangan

7
dari sisi Invetory Turnover berada dalam kondisi yang baik akan tetapi

total penjualan lebih kecil disbanding total hutang sehingga untuk

membayar hutang jangka pendek belum mencukupi. Secara keseluruhan

Kinerja Keuangan Koperasi Karyawan Maju Bersama PT.Gerbang Sawit

Indah Kecamatan Bonai Darusalam Kabupaten Rokan Hulu untuk jangka

pendek belum optimal disebabkan banyak dana yang tidak tertagih,

sedangkan pengelolaan dana jangka panjang sudah teroptimalkan dengan

baik.

Nugraha Hagasetya (2003) dengan judul “Analisis Kinerja

Keuangan Koperasi Unit Desa di Kabupaten Klaten”. Penelitian ini

menggunakan analisis rasio keuangan yaitu analisis rentabilitas,

solvabilitas dan likuiditas. Metode ini digunakan untuk melihat tingkat

efisiensi usaha KUD. Hasil dari penelitian ini adalah efisiensi usaha KUD

menurut petunjuk operasional pembinaan dan kelembagaan keuangan

mandiri adalah besarnya pendapatan kotor minimum dapat menutup

biaya yang dijalankan untuk menjalankan koperasi. Nilai rentabilitas,

solvabilitas, dan likuiditas KUD di Kabupaten Klaten selama 1999-2001

selalu positif dengan nilai masing-masing rata-rata sebesar 3,822 persen;

1,352 persen; dan 1,294 persen. Dari nilai ini dapat dikatakan bahwa

usaha yang sudah dilakukan KUD sudah efisien.

Khoirotunnisak. H 0304082. 2008. “Analisis Kinerja Keuangan

KUD Banyumanik “ Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran

lengkap mengenai kondisi keuangan KUD Banyumanik Kota Semarang

ditinjau dari rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan aktivitas serta

8
mengetahui perkembangan pada pos- pos neraca dan laporan rugi laba

ditinjau dari analisis trend dan persentase per komponen. Metode dasar

penelitian ini adalah metode deskriptif dan penentuan lokasi penelitian

dilakukan secara sengaja yaitu di KUD Banyumanik Kota Semarang. Data

yang digunakan adalah data primer dan data sekunder dengan teknik

pengumpulan data yaitu pencatatan dan wawancara. Metode analisis yang

digunakan yaitu analisis rasio yang terdiri dari rasio likuiditas, solvabilitas,

rentabilitas, dan aktivitas serta analisis trend dan persentase per komponen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jika dilihat dari rasio

likuiditas, current ratio, quick ratio, dan cash ratio menunjukkan posisi

yang baik karena berada di atas standar yang digunakan, ini berarti

koperasi mampu membayar hutang lancarnya dengan menggunakan

aktiva lancar yang dimilikinya. Dilihat dari rasio solvabilitas, total debt

to equity ratio dan total debt to total capital ratio menunjukkan posisi yang

buruk karena koperasi tidak mampu membayar hutangnya dengan modal

sendiri tetapi mampu membayar hutang dengan total kekayaan yang

dimiliki. Kemampuan koperasi menghasilkan laba dilihat dari Return of

Investment (ROI) dan Return of Equity (ROE) masih rendah karena berada

di bawah standar. Rasio aktivitas menunjukkan perputaran persediaan dan

aktiva tetap menunjukkan kecenderungan yang baik, tetapi perputaran total

aktiva dan piutang berada di bawah standar karena masih kurang efektif

dalam penggunaannya. Trend dalam persentase pada neraca dan laporan

rugi laba secara umum menunjukkan adanya trend menurun. Penurunan

ini dikarenakan KUD tidak mengalami perkembangan yang berimbas

9
pada penurunan SHU. Persentase per komponen aktiva menunjukkan

persentase terbesar pada piutang anggota sedang pada pasiva menunjukkan

hutang bank merupakan komponen terbesar dari total pasiva pada tahun

2002-2004 dan hutang bukan anggota merupakan komponen terbesar dari

total pasiva di tahun 2005-2006. Komponen terbesar pada laporan rugi laba

adalah Harga Pokok Penjualan tetapi di tahun 2006 beban usaha

menempati posisi terbesar. Nilai SHU yang didapat koperasi semakin

kecil bahkan mulai tahun 2004 tidak diperoleh SHU sehingga koperasi

belum dapat memberikan kesejahteraan untuk anggotanya.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Tanaman Kelapa Sawit

Kelapa sawit adalah tumbuhan industri atau perkebunan yang berguna

sebagai penghasil minyak masak, minyak industri maupun bahan bakar nabati.

Pohon kelapa sawit terdapat dua spesies yaitu elaeis guineensis dan elaeis oleifera

yang digunakan untuk pertanian komersil. Pohon kelapa sawit elaeis guineensis

berasal dari afrika barat diantaranya Anggola dan Gambia, pohon kelapa sawit

elaeis oleifera berasal dari Amerika tengah dan Amerika Selatan. Kelapa sawit

menjadi popular setelah revolusi pada akhir abad ke-19 yang menyebabkan

tingginya permintaan minyak nabati untuk bahan pangan dan industri. Pada masa

itu minyak hanya berasal dari tanaman kelapa sawit yang tumbuh liar dan minyak

masih diekstrak dengan cara yang sederhana dan tidak efisien (Bungaran Saragih,

2006).

10
2.2.1.1 Sejarah Kelapa Sawit di Indonesia

Kelapa sawit pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh pemerintah

kolonial Belanda pada tahun 1848. Bibit kelapa sawit yang dibawa dari Mauritius

dan Amsterdam ada empat biji yang ditanam di Kebun Raya Bogor (botanical

garden). Beberapa pohon kelapa sawit yang ditanam di Kebun Raya Bogor hingga

sekarang masih hidup dengan ketinggian 12 m. Tanaman tersebut merupakan

kelapa sawit tertua di Kawasan Asia Tenggara yang berasal dari Afrika.

Awalnya, tanaman kelapa sawit dibudidayakan sebagai tanaman hias.

Pembudidayaan tanaman untuk tujuan komersial baru dilakukan pada tahun 1911

oleh Adrien Hallet yang berasal dari Belgia. Budidaya yang dilakukan

olehAndrien Hallet diikuti oleh K. Schadr yang menandai lahirnya perkebunan

kelapa sawit di Indonesia. Lokasi perkebunan kelapa sawit pertama di Pantai

Timur Sumatra (Deli) dan Nangro Aceh Darussalam dengan luas arel mencapai

5.123 ha.

Memasuki pendudukan Jepang pertumbuhan kelapa sawit mengalami

kemunduran. Produksinya menurun hingga seperlima dari angka tahun 1940. Luas

lahan perkebunannya juga mengtalami penyusutan sebesar 16% dari total luas

lahan yang ada. Setelah Belanda dan Jepang meninggalkan Indonesia, pemerintah

mengambil alih perkebunan kelapa sawit pada tahun 1957. Pemerinta terus

mendorong pembukaan lahan baru untuk perkebunan kelapa sawit, tahun 1980

luas pekebunan kelapa sawit mencapai 294.560 ha dengan produksi CPO sebesar

721.172 ton (Perdamean, 2014).

11
2.2.1.2 Klasifikasi Kelapa Sawit

Dalam dunia botani, semua tumbuhan diklasifikasikan agar memudahkan

dalam identifikasi secara ilmiah. Metode pemberian nama ilmiah ini di

kembangkan oleh Carolus linneaus. Kelasifikasi tanaman kelapa sawit di

kelasifikasikan sebagai berikut (Bungaran Saragih, 2006).

Divisi : Embryophyta siphonagama

Kelas : Angiospermae

Ordo : Monocotyledonae

Famili : Arecaceae (dahulu disebut Palmae)

` Subfamili : Cocoideae

Genus : Elaeis

Spesies : E. guineensis jacq, E. oleifera, E. odora

2.2.1.3 Morfologi Kelapa Sawit

1. Akar

Kelapa sawit merupakan tumbuhan monokotil yang tidak memiliki akar

tunggang. Susunan akar kelapa sawit terdiri dari serabut primer yang tumbuh

vertikal kedalam tanah dan horisontal ke samping, serabut primer akan

bercabang menjadi akar sekunder ke atas dan ke bawah. Kedalaman akar

kelapa sawit bisa mencapai 8 meter hingga 16 meter secara horizontal.

2. Batang

Tanaman kelapa sawit umumnya memiliki batang yang tidak bercabang, pada

pertumbuhan awal setelah fase muda terjadi pembentukan batang yang

melebar panjang internodia (ruas). titik tumbuh batang kelapa sawit terletak

dipucuk batang, terbenam didalam tajuk daun. Batangnya terdapat pangkal

12
pelepah – pelepah daun yang melekat kuat dan sukar terlepas walaupun daun

telah kering dan mati.

3. Daun

Tanaman kelapa sawit memiliki daun (frond) yang menyerupai bulu burung

atau ayam, dibagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang

sangat tajam dan keras di kedua sisinya. Anak – anak daun (foliage leaflet)

tersusun berbaris dua sampai keujung daun, ditengah – tengah setiap anak

daun terdapat lidi sebagai tulang daun.

4. Bunga dan Buah

Bunga jantan berbentuk lonjong memanjang, sedangkan bunga betina agak

bulat. Tanaman kelapa sawit mengandalkan penyerbukan bersilang (cross

pollination). Artinya, bunga betina dari pohon yang satu dibuahi oleh bunga

jantan dari pohon lainnya dengan perantara angin dan serangga penyerbuk.

Buah kelapa sawit tersusun dari kulit buah yang licin dan keras (epicrap),

daging buah (mesocrap) dari susunan serabut (fibre) dan mengandung minyak,

kulit biji (endocarp) berwarna hitam dan keras, daging biji (endosperm) yang

berwarna putih dan mengandung minyak, serta lembaga (embryo).

5. Biji

Setiap jenis kelapa sawit memiliki ukuran dan bobot biji yang berbeda. Biji

dura afrika panjangnya 2 – 3 cm dan bobot rata – rata mencapai 4 gram, biji

dura deli memiliki bobot 13 gram per biji, dan biji tenera afrika rata – rata

memiliki bobot 2 gram per biji (Sunarko, 2007).

13
2.2.1.4 Syarat Tumbuh

Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis yang terletak

antara 15 derajat lintang utara hingga 15 derajat lintang selatan dengan iklim dan

curah hujan yang stabil 2000 – 2500 mm per tahun, dan tidak terdapat priode

kering yang tegas. Tanaman ini tumbuh sempurna pada ketinggian 0 – 500 m dari

permukaan air laut dengan kelembapan 80 – 90. Suhu rata – rata per tahun

tanaman kelapa sawit kisaran suhu 22 – 23 derajat celcius yang diperlukan untuk

produksi buah, dan suhu minimun untuk pertumbuhan vegetatif kelapa sawit 20

derajat celcius. Kelapa sawit dapat hidup pada tanah mineral, gambut, dan pasang

surut dengan PH tanah 4,0 – 6,5, dan PH optimumnya 5,0 – 5,5 (Lubis dan

Widanarko, 2011)

2.2.1.5 Jenis Kelapa Sawit

Berdasarkan ketebalan cangkang dan daging buah, kelapa sawit dibedakan

menjadi beberapa jenis:

1. Dura memiliki cangkang tebal (3 – 5 mm), daging buah tipis, dan rendemen

minyak 15 – 17%.

2. Tenera memiliki cangkang agak tipis (2 – 3 mm), daging buah tebal, dan

rendemen minyak 21 – 23%.

3. Pisifera memiliki cangkang yang sangat tipis, tetapi daging buahnya tebal dan

bijiunya kecil. Rendemen minyaknya tinggi (lebih dari 23%). Tandan buahnya

hampir selalu gugur sebelum masak, sehingga jumlah minyak yang dihasilkan

sedikit (Sunarko, 2007).

14
2.2.2 Koperasi

Hatta mendefinisikan koperasi sebagai usaha bersama untuk memperbaiki

nasib Kehidupan ekonomi berdasarkan tolong – menolong serta didorang dengan

kegiatan memberi jasa kepada kawan berdasarkan seorang untuk buat dan semua

buat seorang. Sedangkan menurut UU No 25/1992 Koperasi adalah badan usaha

yang beranggota orang atau seorang, dengan melandaskan kegiatannya

berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang

berdasarkan atas asas kekeluargaan (Arifin, 2001)

2.2.2.1 Prinsip Koperasi

Prinsip – prinsip koperasi menurut UU No. 25 tahun 1992 pasal 5

1. Keanggotan sukarela dan terbuka

Koperasi adalah organisasi yang bersifat sukarela, bahwa untuk menjadi

anggota atau keluar dari koperasi tidak boleh dipaksakan oleh siapapun.

Sedangkan sifat terbuka memiliki makna bawah dalam keanggotan tidak ada

pembatasan atau diskriminasi dalam bentuk apapun

2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis

Koperasi adalah organisasi yang demokratis bahwa pengelolaan koperasi

dilakukan atas dasar keputusan bersama para anggota.

3. Pembagian SHU dilakukan secara adil

Pembagian SHU dilakukan dengan adil berdasrarkan modal yang dimiliki

seseorang dalam koperasi dan perimbangan atas jasa usaha atau partisipasi

anggota terhadap koperasi.

15
4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal

Modal dalam koperasi pada dasarnya dipergunakan untuk kemanfaatan

anggota dan bukan sekedar mencari keuntungan semata. Karena itu balas jasa

terhadap modal para anggota juga terbatas dan wajar mengikuti suku bunga

yang berlaku.

5. Kemandirian

Koperasi dan anggotanya harus mampu berdiri sendiri, tanpa bergantung pada

pihak lain. Memiliki kebebasan, otonomi dan mempertanggungjawabkan

perbuatan sendiri serta dapat mengelola diri sendiri.

6. Pendidikan perkoperasian

Koperasi memberikan pendidikan dan pelatihan bagi para anggotanya agar

mereka dapat melakukan tugasnya secara efektif bagi perkembangan

koperasinya.

7. Kerjasama antar koperasi

Koperasi menerapkan sikap mandiri, namun dalam menjalankan kegiatan

usahanya koperasi tetap menjalin kerjasama antar organisasi tingkat lokal,

nasional, regional, bahkan internasional.

2.2.2.2 Karakteristik Koperasi

Berdasarkan Permen KUKM No. 04/Per/M.KUKM/VII/2012 tentang

pedoman umum akuntansi koperasi, karakteristik koperasi adalah:

a. Koperasi dibentuk oleh anggota atas dasar kepentingan ekonomi

yang sama.

16
b. Koperasi didirikan dan dikembangkan berlandaskan nilai-

nilai kemandirian, kesetiakawanan, keadilan, persamaan dan

demokrasi, tanggung jawab sosial serta kepedulian terhadap orang lain.

c. Koperasi didirikan, diatur, dikelola, diawasi serta dimanfaatkan

oleh anggotanya;

Tugas pokok koperasi adalah melayani kebutuhan ekonomi anggotanya dalam

rangka memajukan kesejahteraan anggota. Jika terdapat kelebihan kemampuan

pelayanan koperasi kepada anggotanya maka kelebihan kemampuan pelayanan

tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat

2.2.2.3 Fungsi dan Peran Koperasi

Fungsi koperasi (Widiyanti & Sunindhia, 2008)

a. Membangun potensi ekonomi anggota dan masyarakat untuk meningkatkan

kesejahteraan ekonomi dan sosial.

b. Berperan serta secara aktif dalam upaya meningkatkan tarap hidup anggotanya

bahkan masyarakat.

c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan

perekonomian Indonesia.

d. Mewujudkan perekonomian Indonesia berdasarkan atas asas kekeluargaan dan

demokrasi.

Peran dan Tugas Koperasi (Widiyanti & Sunindhia, 2008)

1. Membantu anggota untuk meningkatkan pendapatan/penghasilan

2. Menciptakan dan memperluas lapangan pekerjan

17
3. Meningkatkan taraf hidup masyarakat

4. Turut mencerdaskan bangsa

5. Mempersatukan dan mengembangkan daya usaha dari orang, baik

perseorangan maupun warga masyarakat

6. Menyelenggarakan kehidupan ekonomi secara demokrasi

2.2.2.4 Sumber Permodalan Koperasi

Permodalan koperasi menurut undang – undang No 12. Tahun 1967,

sumber permodalan koperasi adalah sebagai berikut:

1. Simpan Pokok

Simpanan pokok yaitu sejumlah uang yang diwajibkan kepada anggota untuk

diserakan kepada koperasi pada waktu masuk, besarnya sama untuk semua

anggota. Tidak bisa diambil selama anggota koperasi mengalami kerugian.

2. Simpan Wajib

Simpanan wajib yaitu simpanan tertentu yang diwajibkan kepada anggota untuk

membayarnya kepada koperasi pada waktu tertentu dan ikut menanggung

kerugian yang dialami oleh koperasi.

3. Simpan Sukarela

Simpanan sukarela yaitu berdasarkan perjanjian dan peraturan khusus.

Sumber permodalan koperasi boleh berasal dari koperasi lain, bank atau

lembaga keuangaan lain. Sumber permodalan boleh berasal dari cadangan, yang

menurut UU No. 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian, adalah sejumlah uang

yang diperoleh dari penyisihan sisa usaha yang dimasukan untuk memupuk modal

sendiri dan untuk menutupi kerugian yang dialami oleh koperasi bila diperlukan

(Widiyanti & Sunindhia, 2008).

18
2.2.2.5 Bentuk dan Jenis Koperasi

Menurut undang – undang No 25 Tahun 1992, ada dua bentuk koperasi

yaitu :

1. Koperasi Primer

Koperasi perimer adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan

orang – sesorang, orang – seorang yang membentuk koperasi adalah mereka yang

memenuhi persyaratan keanggotaan dan memiliki kepentingan ekonomi yang

sama. Koperasi primer dibentuk minimal memiliki anggota sebanyak 20 orang,

persyaratan ini bertujuan untuk menjaga kelayakan usaha dan kehidupan koperasi.

2. Koperasi Sekunder

Koperasi sekunder yaitu koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan

koperasi primer. Untuk mendirikan koperasi sekunder minimal memiliki

gabungan tiga koperasi primer yang sejenis. Koperasi sekunder dapat berbentuk

pusat koperasi, gabungan koperasi, dan induk koperasi.

Menurut undang – undang No 25 Tahun 1992 koperasi dikelompokan

menjadi 5 macam, yaitu sebagai berikut :

1. Koperasi simpan pinjam atau koperasi kredit adalah koperasi yang

kegiatannya hanya simpan pinjam yang perinsipnya memiliki kepentingan

ekonomi yang sama.

2. Koperasi konsumen adalah koperasi yang menyalurkan barang – barang

konsumsi kepada anggota dengan harga layak untuk keperluan anggota dan

bukan anggota.

3. Koperasi produksi adalah koperasi yang anggotanya orang – orang yang

mampu menghasilkan barang – barang dari hasil produksi.

19
4. Koperasi serba usaha atau koperasi unit desa adalah koperasi yang mempunyai

berbagai fungsi yang dibutukan anggotanya.

5. Koperasi jasa adalah koperasi yang didirikan untuk memberikan pelayanan

atau jasa kepada para anggotanya.

2.2.3. Laporan Keuangan Koperasi

2.2.3.1 Pengertian Laporan Keuangan Koperasi

Akuntansi merupakan suatu aktivitas jasa yang berfungsi

menyediakan informasi kuantitatif tentang kondisi keuangan dan hasil

operasi suatu badan usaha yang diharapkan bermanfaat dalam

pengambilan keputusan ekonomi. Dalam akuntansi keuangan, informasi

itu disusun dalam bentuk laporan-laporan yang menunjukan posisi

keuangan dan hasil usaha suatu badan usaha dalam periode tertentu.

Laporan keuangan koperasi adalah catatan informasi keuangan

suatu koperasi yang menggambarkan posisi keuangan, sisa hasil usaha

dan arus kas koperasi secara keseluruhan pada suatu periode tertentu

sebagai bentuk pertanggungjawaban pengurus atau pengelolaan keuangan

yang ditujukan kepada anggota yang dapat digunakan untuk

menggambarkan kinerja koperasi tersebut (Gumanti,2011).

2.2.3.2 Karakteristik Laporan Keuangan Koperasi

Karakteristik laporan keuangan koperasi sangat dipengaruhi oleh

struktur organisasinya dan pengelolaan usaha serta prinsip-prinsip

perkoperasian yang diatur dalam undang-undang perkoperasian No. 25

20
Tahun 1992 tentang perkoperasian. Karakteristik laporan keuangan

koperasi adalah:

1. Pengurus bertanggungjawab dan wajib melaporkan kepada rapat

anggota segala sesuatu yang menyangkut tata kehidupan koperasi

secara periodik aspek keuangan merupakan salah satu dari aspek-

aspek yang tercakup dalam tata kehidupan koperasi. Selanjutnya

laporan keuangan koperasi merupakan bagian dari laporan

pertanggungjawaban pengurus tentang tata kehidupan koperasi di

dalam Rapat Anggota Tahunan.

2. Laporan keuangan koperasi merupakan bagian dari system

operasi pelaporan keuangan koperasi pada hakekatnya laporan

keuangan koperasi lebih utama ditunjukkan kepada pihak-pihak

diluar pengurus koperasi (anggota dan pemerintah) dan tidak

semata-mata untuk pengendalian usaha.

3. Pemakaian utama dari laporan keuangan koperasi adalah para

anggota koperasi itu sendiri dan pejabat pemerintah di bidang

perkoperasian pemakai lainnya yang mempunyai kepentingan

terhadap koperasi diantaranya adalah calon anggota, bank, kreditur

dan kantor pajak.

4. Kepentingan pemakai utama laporan keuangan koperasi pada

prinsipnya adalah melalui laporan keuangan tersebut pemakai utama

dapat melakukan kegiatan penilaian atau evaluasi seperti :

21
a. Menilai pertanggungjawaban pengurus

b. Menilai prestasi kerja pengurus

c. Menilai manfaat yang diberikan koperasi kepada anggotanya.

d. Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan jumlah

sumber daya, karya dan jasa yang akan diberikan kepada

koperasi.

5. Modal dalam koperasi sesuai dengan undang-undang terdiri dan

dipupuk dari simpanan-simpanan, pinjaman-pinjaman, penyisihan

dan SHUnya. Termasuk cadangan dan dari sumber-sumber lain

yang sah simpanan anggota koperasi terdiri dari simpanan pokok,

simpanan wajib dan simpanan sukarela yang memiliki karakteristik

tersendiri.

6. Cadangan dalam koperasi yang dipupuk melalui penyisihan

sisa hasil usaha koperasi atau dengan cara lain sesuai dengan

ketentuan dalam anggaran dasar koperasi serta dipergunakan untuk

memupuk modal dan atau menutup kerugian yang diderita oleh

koperasi, jadi cadangan dalam koperasi bukan milik anggota

koperasi dan tidak boleh dibagikan kepada anggota kendatipun pada

saat pembubaran koperasi.

7. Istilah permodalan dalam koperasi tidak hanya mencakup

modal yang disetor oleh anggota akan tetapi meliputi seluruh

sumber pembelanjaan koperasi yang dapat bersifat permanent atau

22
sementara pihak-pihak yang mempunyai klaim terhadap sumber

daya koperasi terdiri dari kreditur, anggota sebagai pemilik, dan

badan usaha koperasi itu sendiri.

2.2.3.3 Unsur-unsur Laporan Keuangan Koperasi

Menurut Sugiyarso.G (2011:15) unsur-unsur laporan keuangan

terdiri dari neraca, perhitungan sisa hasil usaha, laporan arus kas, laporan

promosi ekonomi anggota, dan catatan atas laporan keuangan.

1. Neraca

Neraca menyajikan informasi mengenai aktiva, kewajiban,

dan ekuitas koperasi pada waktu tertentu. Elemen neraca biasanya

dikelompokan menjadi sub-kelompok atau sub-klasifikasi untuk

menunjukan informasi tentang likuiditas dan kemampuan operasi

serta kemampuan koperasi untuk melunasi hutang-hutangnya.

2. Perhitungan Hasil Usaha

Perhitungan hasil usaha harus memuat hasil usaha dengan anggota

dan laba atau rugi kotor dengan non anggota. Perhitungan hasil usaha

menyajikan informasi mengenai pendapatan dan beban-beban usaha

dan beban perkoperasian selama periode tertentu. Perhitungan hasil

usaha menyajikan hasil akhir yang disebut sisa hasil usaha yang

diperoleh mencakup hasil usaha dengan anggota dan laba atau rugi

kotor dengan non-anggota. Istilah perhitungan hasil usaha digunakan

mengingat manfaat dari usaha koperasi tidak semata-mata diukur dari

23
sisa hasil usaha atau laba tetapi lebih ditentukan pada manfaat bagi

anggota. Sisa hasil usaha tahun berjalan dibagi sesuai Dengan

ketentuan yang berlaku pada koperasi. Dalam hal jenis dan jumlah

pembagian sisa hasil usaha telah diatur secara jelas maka, bagian yang

tidak menjadi hak koperasi diakui sebagai kewajiban. Apabila jenis

dan jumlah pembagiannya belum diatur secara jelas, maka sisa hasil

usaha tersebut dicatat sebagai sisa hasil usaha belum dibagi dan harus

dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan.

3. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas menyajikan informasi mengenai perubahan kas yang

meliputi saldo awal kas, sumber penerimaan kas, pengeluaran kas dan

saldo akhir kas pada periode tertentu.

4. Laporan Promosi Ekonomi Anggota

Laporan promosi ekonomi anggota adalah laporan yang

memperlihatkan manfaat ekonomi yang diperoleh anggota koperasi

selama satu tahun tertentu. Laporan tersebut mencakup empat unsur

yaitu:

a. Manfaat ekonomi dari pembelian barang atau pengadaan

jasa bersama

b. Manfaat ekonomi dari pemasaran dan pengolahan bersama

c. Manfaat ekonomi dari simpanpinjam lewat koperasi

24
d. Manfaat ekonomi dalam bentuk pembagian sisa hasil usaha

Manfaat tersebut mencakup manfaat yang diperoleh

selama tahun berjalan dari transaksi pelayanan yang

dilakukan koperasi untuk anggota dan manfaat yang

diperoleh pada akhir tahun buku daripembagian sisa

hasil usaha tahun berjalan. Laporan promosi ekkonomi

anggota ini disesuaikan dengan jenis koperasi dan usaha yang

dijalankannya. Sisa usaha tahun berjalan harus dibagi sesuai

dengan ketentuan anggaran dan anggaran rumah tangga

koperasi. Bagian sisa hasil usaha untuk anggota merupakan

manfaat ekonomi yang diterima anggota pada tahun akhir

tahun buku.

5. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan menyajikan

pengungkapan (disclosures) yang memuat:

a. Perlakuan akuntansi antara lain mengenai:

1. Pengakuan pendapatan dan beban sehubungan

dengan transaksi koperasi dengan anggota dan non-

anggota.

2. Kebijakan akuntansi tentang aktiva tetap, penilaian

persediaan, piutang dan sebagainya.

3. Dasar penetapan harga pelayanan kepada anggota dan

non- anggota.

25
b. Pengungkapan informasi lain, antara lain:

1. Kegiatan atau pelayanan utama koperasi baik yang

tercantum dalam anggaran dasar dan anggaraan rumah

tangga maupun dalam praktek, atau yang telah dicapai

oleh koperasi.

2. Aktivitas koperasi dalam pengembangan sumber daya dan

pelatihan perkoperasian, usaha, manajemen

yang

3. diselenggarakan untuk anggota dan penciptaan lapangan

usaha baru untuk anggota.

4. Kewajiban bersyarat yang timbul dan transaksi

koperasi dengan anggota dan non anggota.

5. Pengklasifikasian piutang dan hutang yang timbul

dari transaksi koperasi dengan anggota dan non anggota

6. Pembatasan dan penggunaan risiko atas aktiva tetap yang

diperoleh atas dasar hibah atau sumbangan.

7. Aktiva yang dioperasikan oleh koperasi tetapi bukan

milik koperasi.

8. Aktiva yang diperoleh secara hibah dalam bentuk

pengalihan saham dari perusahaan swasta.

9. Pembagian sisa hasil usaha dan penggunaan

cadangan. i) Hak dan tanggungan pemodal

modal penyertaan

26
10. Penyelenggaraan rapat anggota, dan keputusan-

keputusan penting yang berpengaruh terhadap perlakuan

akuntansi dan penyajian laporan keuangan.

2.3 Teori kinerja keuangan

2.3.1 Defenisi Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan adalaha suatu analisis yang dilakukan untuk melihat

sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-

aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Seperti dengan membuat

suatu laporan keuangan yang telah memenuhi standar dan ketentuan dalam SAK

(Standart Akuntasi Keuangan) atau GAAP (General Acepted Accounting

principle), dan lainnya (Fahmi, 2012)

Kinerja keuangan merupakan aktivitas untuk menilai kondisi keuangan

dan prestasi perusahaan, analisis memerlukan beberapa tolak ukur yang digunakan

adalah rasio dan indek yang menghubungkan dua data keuangan antara satu

dengan yang lain (Sawir A. ,2005)

2.3.2. Penilaian Kinerja Keuangan

Bagi investor, informasi mengenai kinerja keuangan perusahaan dapat

digunakanuntuk melihat apakah mereka akan mempertahankan investasi mereka

di perusahan tersebut atau mencari alternative lain. Apabila kinerja perusahaan

baik maka nilai usaha akan tinggi. Dengan nilai usaha yang tinggi membuat para

investor melirik perusahaan tersebut untuk menanamkan modalnya sehingga akan

terjadi kenaikan harga saham. Atau dapat dikatakan bahwa harga saham

merupakan fungsi dari nilai perusahan.

27
Sedangkan bagi perusahaan, informasi kinerja keuangan perusahaan dapat

dimanfaatkan untuk hal-hal sebagai berikut :

a. Untuk mengukur prestasi yang di capai oleh suatu organisasi dalam suatu

priode tertentu yang mencerminkan tingkat keberhasilan pelaksanaan

kegiatannya.

b. Selain di gunakan untuk melihat kinerja organisasi secara keseluruhan,

maka pengukuran kinerja juga dapat digunakan untuk menilai kontribusi

suatu bagian dalam pencapain tujuan perusahaan secara keseluruhan.

c. Dapat digunakan sebagai dasar penentuan strategi perusahaan untuk masa

yang akan datang.

d. Memberi petunjuk dalam pembuatan keputusan dan kegiatan organisasi

pada umumnya dan divisi atau bagian organisasi pada khususnya.

e. Sebagai dasar penentu kebijaksanaan penanaman modal agar dapat

meningkatkan efesiensi dan produktivitas perusahaan.

2.3.3 pengukuran kinerja keuangan

Kinerja keuangan perusahaan berkaitan erat dengan pengukuran dan

penilaian kinerja. Pengukuran kinerja (performing measurement) adalah

kualifikasi dan efesiensi serta efektifitas perusahaan dalam dalam pengeoprasiaan

bisnis selama priode akuntansi. Adapun penilaian kinerja adalah penetuan

efektifitas operasional, organisasi, dan karyawan berdasarkan sasaran, standar dan

kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya secara priodik. Pengukuran kinerja

28
digunakan perusahan untuk melakukan perbaikan diatas kegiatan operasionalnya

agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Analisis kinerja keuangan merupakan

proses pengkajian secara kritis terhadap review data, menghitung, mengukur,

menginterprestasi, dan memberi terhadap keuangan perusahan pada suatu priode

tertentu.

2.3.4 Analisis kinerja keuangan

Rasio keuangan menurut Kasmir (2014) merupakan kegiatan

membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan. Perbandingan

dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan

keuangan atau antarkomponen yang ada diatara laporan keuangan. Kemudian,

angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode

maupun beberapa periode.

Analisis rasio keuangan menurut Murhadi (2013) yang digunakan untuk

mengukur kinerja keuangan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Rasio Likuiditas, yaitu rasio yang menunjukkan hubungan antara

kas dan aktiva lancar dengan kewajiban lancarnya, digunakan untuk

mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka

pendeknya. Ketika perusahaan memiliki rasio likuiditas yang

baik, artinya ia memilik kemampuan dalam melunasi kewajiban

jangka pendek tersebut, perusahaan akan disebut sebagai perusahaan

yang Likuid. Jenis rasio liuiditas, yaitu:

a. Rasio Lancar (Current Ratio) adalah rasio yang mengukur

kemampuan koperasi memenuhi liabilitas jangka pendek atau

29
utang yang segera jatuh tempo dengan aktiva lancar yang

tersedia. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan

hutang lancar, semakin tinggi perusahaan menutupi kewajiban

jangka pendeknya. Apabila rasio lancar 1:1 atau 100% bearti

bahwa aktiva lancar dapat menutup semua hutang lancar. Jadi

dikatakan sehat jika rasionya berada diatas 1 atau diatas 100%.

Artinya aktiva lancar harus jauh diatas jumlah hutang

lancar(Harahap,2002).

b. Rasio Cepat (Quick Ratio) adalah rasio yang menunjukan

kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban atau utang

lancar dengan aktiva lancar tampa memperhitungkan nilai

persediaan. Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar

yang paling likuid mampu menuntupi utang lancar. Semakin besar

rasio ini maka semakin baik. Angka rasio ini tidak harus 100%

atau 1:1. Walaupun rasionya tidak mencapai 100% tapi mendekati

100% juga sudah dikatakan sehat(Harahap. S.S,2002).

c. Cash Ration

Membandingkan antara kas dan aktiva lancar yang bisa segera

menjadi uang kas dengan hutang lancar. Cash yang dimaksud

adalah uang perusahaan yang disimpan dikantor dan dibank dalam

bentuk rekening Koran. Sedangkan harta setara kas (near cash )

adalah harta lancar yang dengan mudah dan cepat dapat diuangkan

kembali, dapat di pengaruhi oleh kondisi ekonomi negara yang

menjadi domisili perusahaan bersangkutan. Rasio ini menujukan

30
porsi jumlah kas + setara kas dibandingkan dengan total aktiva

lancar. Semakin besar rasionya semakin baik. Sama seperti Quick

Ration, tidak harus mencapai 100% (Harahap S. S.,2002).

2. Rasio Aktivitas

Rasio ini melihat pada beberapa asset kemudian menentukan beberapa

peringkat aktivitas aktiva-aktiva tersebut pada tingkat kegiatan

tertentu. Aktivitas yang rendah terhadap penjualan tertentu akan

mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang ditanam pada

aktiva-aktiva tersebut. Dana kelebihan tersebut lebih baik bila

ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif.

- Perputaean Piutang, merupakan cara mengukur berapa kali,

secara rata-rata piutang yang dikumpulkan dalam 1 tahun. Rasio

ini mengukur kualitas piutang dan efesiensi perusahaan dalam

mengumpulkan piutang dan kebijakan kreditnya. Rasio ini

mengukur efektivitas pengelolaan piutang. Semakin tinggi

tingkat perputaranya semakin efektif pengelolaan piutangnya

(Sutrisno,2001).

- Perputaran persediaan, mengambarkan likuiditas perusahaan

yaitu dengan cara mengukur efesiensi perusahaan dalam

mengelola dan menjual persediaan yang dimiliki oleh perusahan.

Rasio ini mengukur efektivitas pengelolaan persedian. Semakin

tinggi perputarannya semakin efektif pengelolaan persediaanya.(

Sutrisno, 2001).

31
- Perputaran aktiva tetap, merupakan cara mengukur sejauh mana

kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan berdasarkan

aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Rasio ini memperlihatkan

sejauh mana efektivas perusahaan menggunakan aktiva tetapnya.

Semakin tinggi rasio ini maka semakin efektif proporsi aktiva

tetap.

- Perputaran total aktiva, merupakan rasio yang memperhitungkan

efektivitas penggunaan total aktiva. Rasio yang tinggi biasanya

menujukkan manajemen yang baik, sebaliknya rasio yang rendah

harus membuat manajemen mengevaluasi strategi, pemasaran,

dan pengeluaran investasi atau modal (Hanafi&Halim,2000).

3. Rasio leverage atau rasio solvabilitas atau rasio utang

Rasio leverage adalah rasio/perbandingan yang digunakan untuk

mengukur sebarapa besar pinjaman utang perusahaan yang dibiayai

oleh asset (aktiva) dan equity(modal) yang dimiliki oleh perusahaan

tersebut. Sebagaimana menurut (Horne,2002), rasio leverage

merupakan rasio yang mengambarkan proporsi utang perusahaan.

Manfaat rasio leverage

 Menilai kemampuan perusahan dalam memenuhi kewajiban

perusahaan yang bersifat tetap seperti angsuran pinjaman dan

bunga.

 Mengetahui posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak

kreditor.

32
 Menilai sebarapa besar pengaruh utang perusahaan terhadap

pengelolaan aktiva.

 Menilai sebarapa besar aktiva perusahaan dibayar melalui utang

 Menilai dan mengukur beberapa bagian dari setiap rupiah modal

sendiri yang dijadikan jaminan hutang jangka panjang.

 Mengetahui keseimbangan antara nilai aktiva, khususnya aktiva

tetap dengan modal.

 Mengetahui berapa jumlah pinjaman yang segara jatuh tempo

2.4 Kerangka Pemikiran

Analisis keuangan adalah analisis dilakukan untuk melihat sejauh

mana KUD telah melaksanakan dengan mengunakan aturan- aturan pelaksanaan

keuangan secara baik dan benar (Fahmi, 2012). Kriteria yang digunakan dalam

analisis ini adalah analisis kinerja keuangan yang terdiri perbandingan antara

jumlah aktiva lancar rasio lancar ( Current Ration) dengan hutang lancar dan

hutang tidak tertagih rasio leverage/solvabilitas (Debt to Total assets), total

penerimaan yaitu jumlah penjualan yang didapatkan oleh koperasi pendapatan

yaitu keuntungan yang didapat dari total penerimaan dikurangi dengan total biaya.

Analisis kinerja keuangan yang terdiri dari rasio Likuiditas, rasio Leverage dan

rasio Aktivitas yaitu menganalisis suatu kinerja keuangan itu efesien atau belum,

apabila nilai aktiva lancar (Current Ration ) dengan hutang lancar dan besarnya

piutang tidak tertagih (Debt to Total Assets ) maka kinerja keuangan koperasi

dinyatakan tidak efesien.

33
Kinerja Keuangan KUD JAYA BERSAMA di Desa
Kepenuhan Sejati Kecamatan Kepenuhan
Kabupaten Rokan Hulu

Laporan Keuangan Koperasi

Analisis rasio likuiditas


Analisis Rasio
-Rasio lancar (Current Ration Analisis rasio Levarage Aktivitas
-Rasio cepat (Quick Ration) 1. Debt to Total Assets atau Debt 1. Inventory
ration turnover
-Rasio kas (Cash Ration)
2. Debt to Equity Ration
-Rasio Probilitas

Kinerja keuangan koperasi

Gambar.2.1 Kerangka Pemikiran.

34
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Kepenuhan Sejati, Kecamatan Kepenuhan,

Kabupaten, Rokan Hulu. Pemilihan lokasi dilakukan dengan sengaja (purposive) sebab di

desa tersebut karena peneliti menanggap bahwa KUD JAYA BERSAMA adalah salah satu

tempat kredit nasabah yang mempunyai prospek tertentu sehingga akan memberikan

kemudahan bagi peneliti dalam melakukan penelitian disamping strategi yang strategis.

Penelitian akan dilaksanakan pada bulan febuari hingga Juli 2021.

3.2 Teknik Pengambilan Data

Menurut Arikunto (2006: 129), Sumber data adalah subyek dari mana data

dapat diperoleh. Adapun jenis dan sumber data dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Data Primer, merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek

penelitian perorangan, kelompok, dan organisasi ( Ruslan. 2006:29). Data-

data ini berupa Laporan Pertanggungjawaban RAT tahun buku 2018 sampai

dengan 2021, sejarah pendirian koperasi, struktur organisasi dan kegiatan

usaha yang diperoleh langsung dari KUD jaya bersama.

b. Data Sekunder, merupakan data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi

(tersedia) melalui publikasi dan informasi yang dikeluarkan di berbagai

organisasi atau perusahaan, termasuk majalah jurnal, khusus pasar modal,

perbankan, dan keuangan ( Ruslan. 2006:30). Data-data ini berupa data yang

di akses melalui media internet terkait dengan teori penelitian yang penulis

lakukan.

35
.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunkan dalam penelitian ini adalah :

Metode yang digunakan pengumpulan data adalah Observasi. Metode

pengumpulan data dengan wawancara yaitu suatu metode pengumpulan data

dengan cara mengajukan pertanyaan langsung kepada ketua KUD. Sedangkan

pengumpulan data dengan Observasi yaitu pengumpulan data dilakukan

dengan pengamatan langsung ke lokasi penelitian

3.4 Teknik Analisi Data

Untuk melakukan analisis laporan keuangan di perlukan teknik analisis yang

tepat. Hal tersebut dilakukan agar laporan keuangan dapat memberikan hasil

yang maksimal. Selain itu, pengguna analisis dapat dengan mudah untuk

menginterpertasikan.

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas merupakan rasio yang mengambarkan kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban ( hutang ) jangka pendek. Untuk

menentukan tingkat likuiditas perusahaan di pergunakan tiga rasio

likuiditas yaitu:

a. Rasio lancar ( Current Ration)

Rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan suatu

perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau hutang

35
yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan dengan

aktiva lancar yang di miliki nya, yaitu dengan perbandingan antara

jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar.

Current Ratio Aktiva lancar


Hutang Lancar X 100 %

b. Rasio cepat ( Quick ratio )

Rasio ini menujukan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang

lancar ( hutang jangka pendek) yang segera di penuhi dengan aktiva

lancar yang tersedia dalam perusahaan tanpa memperhitungkan nilai

persediaan (Inventory).

Quick Ratio Aktiva lancar – persediaan


Hutang Lancar X 100 %

c. Rasio kas ( Cash ratio )

Rasio kas merupakan alat yang di gunakan untuk mengukur seberapa

besar uang kas yang tersedia untuk membayar hutang.

Cash Ratio Kas .


Hutang Lancar X 100 %

36
2. Rasio leverage

Rasio Leverage adalah mengukur seberapa besar perusahaan di bayai

dengan hutan. Penggunaan hutang yang terlalu tinggi akan membahayakan

perusahaan karena perusahaan akan masuk dalam katagori extreme

Leverage (hutang ekstrem) yaitu perusahaan yang terjebak dalam tingkat

hutang yang tinggi sulit untuk melepaskan beban hutang tersebut.

Rumus rasio Leverage yaitu sebagai berikut :

a. Debt to Total Assets atau Debt ratio

Debt to Total Assets atau Debt ratio diperoleh dari perbandingan total

hutang di bagi dengan total asset. Ada pun rumus Debt to Total Assets atau

Debt ratio adalah :

Debt ratio Total Liabilities


Total Assets

b. Debt to Equity Ratio

Mengenai Debt to Equity Ratio ini (Jae K. Shim Siegel,2012)

mendefinisikan sebagai ukuran yang dipakai dalam menganalisis laporan

keuangan untuk memperlihatkan besarnya jaminan yang tersedia untuk

kreditor. Adapun rumus Debt to Equity Ratio adalah :

37
Debt Equity Total Liabilities
Total Shareholder’s Equity

3. Rasio Aktivitas

Rasio Aktivitas adalah rasio yang menggambarkan sejauh mana

perusahaan mempergunakan sumberdaya dimilikinya guna menujang

aktivitas perusahaan, dimana penggunaan aktivitas ini dilakukan secar

maksimal dengan maksud memperoleh hasil yang maksimal.

Rumus rasio aktivitas adalah sebagai berikut :

a. Inventory turnover

Rasio Inventory turnover ini melihat sejauh mana tingkat perputaran

persedian yang dimiliki suatu perusahaan. Adapun rumus Inventory

Turnover (perputaran persedian) adalah :

Inventory Cost of Good Sold


Turnover Average Inventory

38
3.5 Definisi Operasioanal Variabel dan pengukuran Variabel

1. Analisis kinerja keuangan koperasi adalah kinerja keuangan yang

dijadikan sebagai sample penelitian

2. Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat

sejauh mana perusahaan /badan usaha telah melaksanakan dengan

menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar.

3. Rasio Keuanga merupakan suatu alat dalam menganalisa dan mengukur

kinerja perusahaan /badan usaha dengan mengunakan parameter kondisi

atau data keuangan perusahaan atau badan usaha tersebut.

4. Rasio likuiditas yaitu rasio yang mengukur kemampuan likuiditas jangka

pendek suatu perusahaan/ badan usaha dengan melihat aktiva lancar

secara relatif terhadap hutang lancarnya.

5. Rasio leverage merupakan rasio hutang /rasio perbandingan yang

digunakan untuk mengukur seberapa besar pinjaman utang perusahaan

yang dibiayai oleh assets.

6. Rasio aktivitas adalah rasio yang melihat beberapa aset kemudian

menentukan berapa tingkat aktivitas aktiva- aktiva tersebut pada tingkat

kegiatan tertentu.

7. Aktva adalah semua jenis aset yang dimiliki perusahaan

8. Piutang tidak tertagih adalah kerugian piutang bagi perusahaan/ badan

usaha akibat sejumlah piutang yang tidak dilunas oleh pihak debitur.

39

Anda mungkin juga menyukai