Oleh
Saqinah
B1D020227
Proposal Penelitian
Diajukan Untuk Menyusun Skripsi
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2023
HALAMAN PENGESAHAN
Pembimbing I Pembimbing II
Mengesahkan:
Fakultas Peternakan Universitas Mataram
Program Studi Peternakan
Tanggal,
ii
KATA PENGANTAR
Mataram, Januari,2024
iii
DAFTAR ISI
Halaman
COVER ................................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .............................................................................................. iii
DAFTAR ISI............................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL .................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 3
1.4. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 4
2.1. Kambing Peranakan Ettawa (PE) .................................................................... 4
2.2. Kambing Kacang ............................................................................................ 5
2.3. Pengertian Pemasaran ..................................................................................... 6
2.4. Pengertian Pendapatan .................................................................................... 7
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 10
3.1 Waktu dan Lokasi ............................................................................................ 10
3.2 Metode Penelitian ............................................................................................ 10
3.3 Metode Penentuan Sampel ............................................................................... 10
3.4 Variabel dan Pengukuran Variabel .................................................................... 11
3.5 Analisis Data ................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 14
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
2
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitin ini yaitu:
1. Untuk mengetahui perbedaan pendapatan peternak kambing peranakan
ettawa (PE) dibandingkan dengan pendapatan peternak kambing kacang
di Desa Boyemare.
2. Untuk mengidentifikasikan jenis kambing berdasarkan tingkat
keuntungan di Desa Boyemare.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
pada laktasi 1 panjang badan 71,75 cm, lingkar dada 84,06 cm, tinggi badan
55,53 cm.
Kambing termasuk ternak yang prolifik, dapat beranak kembar dua,
bahkan kembar tiga sepelahiran walaupun persentasenya rendah. Faozi et al.,
(2013) melaporkan bahwa tipe kelahiran berpengaruh terhadap berat sapih
anak kambing. Anak kambing yang dilahirkan tunggal memiliki berat tubuh
lebih tinggi dibandingkan yang dilahirkan kembar. Kompetisi diantara
saudara kembar dalam memperoleh air susu induk diduga sebagai penyebab
rendahnya berat sapih anak kambing yang dilahirkan kembar. Febrianto et al.,
(2019) melaporkan bahwa tipe kelahiran tunggal pada kambing PE yang
dipelihara intensif menampilkan berat lahir dan berat badan umur 90 hari
yang lebih tinggi dibandingkan tipe kelahiran kembar. Penampilan berat lahir
dan berat badan umur 90 hari yang tinggi juga diperlihatkan pada kambing
PE jantan dibandingkan yang betina, namun perbedaan tipe kelahiran maupun
jenis kelamin tidak memperlihatkan perbedaan pertambahan berat badan
sejak lahir hingga umur 90 hari pada kambing PE yang dipelihara intensif.
Bagi peternak kambing peranakan ettawa (PE), pemasaran memegang
peranan penting di bidang peternakan bagi pengusaha. Pemasaran adalah
proses perpindahan suatu produk dari produsen ke konsumen. Penjualan atau
pemasaran hewan tersebut merupakan salah satu bentuk upaya untuk
mengembangkan peternakan kambing peranakan ettawa di kalangan
masyarakat agar populasi kambing peranakan ettawa dapat tersebar luas.
Keuntungan pemasaran lainnya bagi peternak adalah tercapainya tujuan
produksi yaitu. mendapatkan keuntungan dari beternak kambing peranakan
ettawa.
5
bulu kambing betina pendek dan kasar sedangkan pada yang jantan lebih
panjang daripada betina (Boer Indonesia, 2008; Mendes, 2015).
Beberapa keunggulan kambing kacang adalah mempunyai daya
adaptasi pada lahan tandus dengan ketersediaan pakan yang terbatas, serta daya
tahan terhadap penyakit (Azmidaryanti et al., 2017; Ridha, 2013). Secara
biologis ternak kambing cukup produktif dan mudah dalam pengembangannya,
serta mampu berproduksi pada lingkungan yang kurang baik. Maria et al.,
(2015) melaporkan bahwa penampilan produksi kambing kacang jantan dari
berbagai kelompok umur menunjukkan bobot badan kambing jantan dari
berbagai kelompok umur yaitu anak, muda dan dewasa adalah 6,89±2,52;
14,21±2,27 dan 24,31±4,53. Koefisien variasi 36,57%; 15,97%; 10,70%.
Tinggi pundak kambing kacang jantan dari berbagai kelompok umur anak,
muda dan dewasa adalah 35,36±5,40; 44,95±3,33 dan 52,98±4,32 dengan
koefisien variasi 15,27%; 7,40% dan 8,15%. Panjang badan kambing kacang
jantan dari berbagai kelompok umur adalah 31,53±6,17; 39,93±2,69 dan
49,02±4,81 dengan koefisien variasi 19,54%; 6,71%; 9,81%. Lingkar dada
kambing kacang dari berbagai kelompok umur adalah 41,46±6,64; 53,53±3,28
dan 67,72±6,09 dengan koefisien variasi 16,01%; 6,17% dan 8,99%.
6
butuhkan oleh konsumen serta mengetahui bagaimana keinginan atau karakter
seorang konsumen sehingga mau melakukan transaksi pembelian produk-
produk tersebut dan akhirnya konsumen tersebut puas dan melakukan
pembelian ulang sehingga tujuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan
dapat tercapai(Penulis et al., 2023).
Menurut Rangkuti (2017) “pemasaran adalah suatu proses kegiatan
yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosail, budaya, politik, ekonomie, dan
manajerial. Akibat dari pengaruh berbagai faktor tersebut adalah masing-
masing individu maupun kelompok mendapatkan kabutuhan dan keinginan
dengan menciptakan, menawarkan, dan menukarkan produk yang memiliki
nilai komoditas”.
Sistem pemasaran ternak khususnya ternak kambing samapi saat ini
masih sederhana, jalur yang dilewati dari produsen ke konsumen masih sangat
panjang, peran pedagang dan blanktin dalam proses jual beli ternak masih
besar yang akan menyebabkan harga yang diterima peternak menjadi kecil,
karena peternak tidak memiliki posisi tawar.
7
Pendapatan peternak juga dipengaruhi penggunaan faktor produksi oleh
peternak dan penerimaan. Faktor produksi tersebut antara lain status
tanah/lahan, kandang, peralatan, bibit, pakan, obat dan jamu, tenaga kerja
upahan, listrik dan transport. Biaya produksi yang dikeluarkan untuk keperluan
usaha peternakan kambing antara peternak yang satu dengan yang lainnya akan
berbeda tergantung kemampuan (finansial dan pengetahuan) peternak
(Stepanus, 2008).
Menurut Surya (2009). menyatakan bahwa beberapa karakteristik sosial
peternak yang diduga berpengaruh terhadap penentu pendapatan usaha para
peternak yaitu:
1. Skala Usaha/JumlahTernak
Usaha yang bersifat tradisional diwakili oleh petani dengan lahan
sempit yang mempunyai 1-7 ekor ternak. Berdasarkan kepemilikan
lainnya, petani Indonesia dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: (1) petani
yang tidak memiliki lahan (landlesslabor); (2) petani pemilik lahan; dan
(3) petani pemilik penyewa penggarap, artinya selain menyewa lahan juga
memiliki lahan sendiri.
2. Umur Peternak
Semakin tinggi usia seseorang semakin kecil ketergantungannya
kepada orang lain atau semakin mandiri. Semakin muda usia peternak
(usia produktif 20- 45 tahun) umumnya rasa keingintahuan terhadap
sesuatu semakin tinggi dan minat untuk mengadopsi terhadap introduksi
teknologi semakin tinggi.
3. Tingkat Pendidikan
Semakin tinggi tingkat pendidikan pedagang atau peternak maka
akan semakin tinggi kualitas sumberdaya manusia, yang pada gilirannya
akan semakin tinggi pula produktivitas kerja yang dilakukannya.
4. Pengalaman
Pengalaman seseorang dalam berusaha tani berpengaruh terhadap
penerima inovasi dari luar. Faktor penghambat berkembangnya peternakan
pada suatu daerah tersebut dapat berasal dari faktor-faktor topografi, iklim,
keadaan sosial, tersedianya bahan-bahan makanan rerumputam atau
8
penguat, disamping itu faktor pengalaman yang dimiliki peternak sangat
menguntungkan pula perkembangan peternakan didaerah itu.
5. TenagaKerja
Tenaga kerja merupakan alat kekuatan fisik dan otak manusia yang
tidak dapat dipisahkan dari manusia dan ditujukan pada usaha produksi.
Tenaga kerja berkaitan erat dengan konsep penduduk, dalam hal ini
pengertian tenaga kerja adalah semua penduduk usia kerja (17 – 65 tahun)
yakni penduduk yang potensial dapat bekerja dan yang tidak bekerja tetapi
siap untuk bekerja atau yang sedang mencari pekerjaan.
9
BAB III
METODE PENELITIAN
10
terlebih dahulu oleh penelti.. Populasi kambing menurut dusun di Desa
Boyemare tertera pada Table 1.
11
o Obat ternak
o Listrik
o Air
o Transportasi
TR = P x Q
Keterangan :
TR = Total pendapatan
P = Harga Produk
Q = Total penjualan
π = TR – TC
Keterangan:
π = Keuntungan (Rp)
TR = Total Pendapatan (Rp)
TC= Total Biaya (Rp)
12
test untuk mengetahui perbandingan pendapatan peternak kambing
peranakan ettawa (PE) dengan peternak kambing kacang.
13
DAFTAR PUSTAKA
Arief, & Rahim. F. (2007). Hubungan Bobot Badan, Lingkar Ambing, dan Umur
Induk Terhadap Produksi Susu Sapi Fries Holland di Kelompok Tani
Permata Ibu Padang. Universitas Andalas.
Azmidaryanti, R., Misrianti, R., Siregar, D. S., Islam, U., Sultan, N., Kasim, S.,
Kampus, R., Raja, I. I., Haji, A., & Soebrantas, J. (2017). Perbandingan
Morfometrik Kambing Kacang yang Dipelihara Secara Semi Intensif dan
Intensif di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau Comparison Morphometric of
Kacang Goat in Intensive and Semi Intensif System in Kampar, Riau
Province.
Boer Indonesia. (2008). Tujuh plasma nutfah kambing lokal Indonesia. .
Http://Www.Boerindonesia.Co.Cc /Jenis-Kambing.Html. .
Faozi A N, Priyono A, & Yuwono P. (2013). Ukuran vital cempe pra sapih dan
hubungannya dengan bobot tubuh berdasarkan tipe kelahiran pada kambing
Peranakan Etawah. J. Ilmiah Peternakan 1 (1), 184–194.
Febrianto Christi, R., Budimulyati Salman, L., & Suharwanto, D. (2019).
Karakteristik Ukuran Tubuh Kambing Peranakan Ettawa Pada Periode Dara
dan Laktasi 1 Di Kelompok P4S Agribisnis Assalam Indihiang Kabupaten
Tasikmalaya (Body Size Characteristics of Ettawa Breed Goat in Doe Kid
and First Lactation Period in the P4S Agribusiness Group Assalam Indihiang
Tasikmalaya Regency). In Jurnal Sains Peternakan (Vol. 7, Issue 2).
Febrianto Christi, R., Budimulyati Salman, L., & Suharwanto, D. (2019).
Karakteristik Ukuran Tubuh Kambing Peranakan Ettawa Pada Periode Dara
dan Laktasi 1 Di Kelompok P4S Agribisnis Assalam Indihiang Kabupaten
Tasikmalaya (Body Size Characteristics of Ettawa Breed Goat in Doe Kid
and First Lactation Period in the P4S Agribusiness Group Assalam Indihiang
Tasikmalaya Regency). In Jurnal Sains Peternakan (Vol. 7, Issue 2).
Freddy Rangkuti. (2017). Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis
(Cetakan ke-23). PT Gramedia Pustaka Utama.
Maria, Imelda. T., Veronika Y. Beyleto, & Margaretha Nurwati. (2015).
Penampilan Produksi Ternak Kambing Kacang Jantan dari Berbagai
Kelompok Umur di Kecamatan Insana Utara Kabupataen Timor Tengah
Utara. Ournal of Animal Science 1 (1) , 9–11.
Mendes Pontes, A. Rossano. (2015). The forests of Maraca, Northern brazilian
Amazonia : their structure, phenology, fruit assessment and an illustrative
guide to their fruit. 93–97.
Mulyono, & Sarwono. (2008). Teknik Pembibitan Kambing dan Domba. Penebar
Swadaya.
14
Nafiu, L. O., Pagala, M. A., & Mogiye, S. L. (2020). Karakteristik Produksi
Kambing Peranakan Etawa Dan Kambing Kacang Pada Sistem Pemeliharaan
Berbeda Di Kecamatan Toari, Kabupaten Kolaka. Jurnal Ilmu Produksi Dan
Teknologi Hasil Peternakan, 8(2), 91–96.
https://doi.org/10.29244/jipthp.8.2.91-96
Nafiu, L. O., Pagala, M. A., & Mogiye, S. L. (2020). Karakteristik Produksi
Kambing Peranakan Etawa Dan Kambing Kacang Pada Sistem Pemeliharaan
Berbeda Di Kecamatan Toari, Kabupaten Kolaka. Jurnal Ilmu Produksi Dan
Teknologi Hasil Peternakan, 8(2), 91–96.
https://doi.org/10.29244/jipthp.8.2.91-96
Penulis, T., Ariyanto, A., Bangun, R., Rifqi, M., Indillah, M., Ferlina, A.,
Trenggana, M., Sholihah, R., Ariyanti, M., Widiati, E., Irawan, P., Ratih, S.
D., Suryanti Ismail, R., Putra, S., Mulia Utama, A., Syahputra, J., &
Budiman, B. (2023). MANAJEMEN PEMASARAN. www.freepik.com
Rahim. Abd., & Hastuti. DRW. (2007). Ekonomi Pertanian. Penebar Swadaya.
Ridha, T. (2013). KERAGAMAN GEN IGF-1 PADA POPULASI KAMBING
KACANG.
Saifuddin, I. A. (2003). Pertumbuhan pra sapih anak kambing pada zona
Ketinggian yang berbeda di kabupaten Kulon Progo daerah Istimewa
Yogyakarta. Universitas Gadjah Mada.
Singarimbun, & Sofian Effendi. (1991). Metode Penelitian Survei. LP3ES.
Stepanus, P. (2008). Analisis Pendapatan Peternak Kambing di Kota Malang. .
Jurnal Ilmu Peternakan. Vol. 3 (2) , 51–57.
Sudrajat, A., Suparta Budisatria, I. G., Bintara, S., Vury Rahayu, E. R., Hidayat,
N., & Chsristi, R. F. (2021). Produktivitas Induk Kambing Peranakan Etawah
(PE) di Taman Ternak Kaligesing. Jurnal Ilmu Ternak Universitas
Padjadjaran, 21(1), 27. https://doi.org/10.24198/jit.v21i1.33390
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alphabet.
Surya Amri Siregar. (2009). Analisis Pendapatan Peternak Sapi Potong.
Universitas Sumatera Utara.
Suryanto, B., Budirahardjo, K., & Habib, H. (2007). ANALISIS KOMPARASI
PENDAPATAN USAHA TERNAK KAMBING PERANAKAN ETTAWAH (PE)
DI DESA SAMBONGREJO KECAMATAN SAMBONG KABUPATEN BLORA
(The Comparative Analysis of Ettawah Crossbreed Goats Farming Income at
Sambongrejo Village, Sambong District, in Blora Regency).
Viyunnur Rachmawati, A., Chulaila, & Gede Suparta Budisatria, R. I. (2012).
PRODUKSI DAN EVALUASI KUALITAS SUSU BUBUK ASAL
KAMBING PERANAKAN ETTAWA (PE) [Production and Quality
15
Evaluation of Ettawa-Crossbred Goat Milk Powder]. J. Teknol. Dan Industri
Pangan, XXIII(2). https://doi.org/10.6066/jtip.2012.23.2.132
Widodo V, Afin R, & I. G. S. Budisatria. (2012). Produksi dan evaluasi kualitas
susu bubuk asal kambing Peranakan Etawa (PE). J. Teknol. Dan Industri
Pangan. 23(2), 132–139.
16