PROPOSAL PENELITIAN
OLEH :
PROPOSAL
OLEH
KOMISI PEMBIMBING
Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
kasih dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis Sarana Produksi Dan
Faktor Produksi Terhadap Pendapatan Petani Jagung (Zea mays L.) (Studi Kasus:
Desa Sukarame, Kec. Munte Kab Karo)” yang merupakan salah satu syarat untuk
1. Ibu Dr. Ir. Sumihar Hutapea, MS selaku pembimbing I dan Bapak Ir.
2. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh Staf dan pegawai Fakultas Pertanian
3. Kedua Orang tua Ayahanda dan Ibunda tercinta atas jerih payah dan doa
ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................ ii
I. PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah........................................................................ 7
1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................ 7
1.4. Hipotesis Penelitian..................................................................... 7
1.5. Manfaat Penelitian....................................................................... 7
1.6 Kerangka Pemikiran..................................................................... 10
II. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ 10
2.1 Tanaman Jagung........................................................................... 11
2.1.1 Definisi The low of Deminishing return................................ 11
2.2 Usahtani........................................................................................ 13
2.3 Biaya Usahatani Jagung................................................................ 15
2.3.1 Penerimaan Usahatani Jagung.......................................... 17
2.3.2 Pendapatan Usahatani Jagung.......................................... 17
2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Jagung.............. 18
2.4.1 Sarana Produksi................................................................ 18
2.4.2. Faktor Produksi............................................................... 21
2.5 Penelitian Terdahulu..................................................................... 25
III. METODE PENELITIAN................................................................... 31
3.1 Metode Penelitian......................................................................... 31
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian …………………………………... 31
3.3 Metode Pengambilan Sampel....................................................... 31
3.4. Metode Pengambilan Data........................................................... 32
3.5 Metode Analisis Data................................................................... 33
3.6 Defenisi Operasional Variabel...................................................... 36
DAFTRA PUSTAKA................................................................................. 39
DAFTAR TABEL
NO Keterangan Halaman
Tabel 1. Luas lahan, Produktivitas, dan Produksi Padi Sawah Kabupaten/
Kota, 2019 .................................................................................. 3
Tabel 2. Luas lahan, Produktivitas, dan Produksi Padi Sawah Menurut
Per Kecamatan Di Kabuaten Tapanuli Tengah, 2019 ................. 4
Tabel 3. Data Kelompok Tani Kabupaten Tapanuli Tengah, 2019........... 6
Tabel 4. Jumlah Kelompok Tani Di Kecamatan Sosor Gadong, 2020 ..... 7
Tabel 5. Jumlah Anggota Kelompok Tani Dan Distribusi Sampel ........... 32
I. PENDAHULUAN
pertanian merupakan pemasok bahan baku bagi sektor industri dan menjadi
tanaman pangan yang tidak asing lagi bagi masyarakat karena merupakan
dalam negeri. Jagung merupakan tanaman pangan penting kedua setelah padi
pertumbuhan industri hulu dan pendorong industri hilir yang kontribusinya besar
PAGE \* MERGEFORMAT 11
strategis dan bernilai ekonomis serta mempunyai peluang untuk dikembangkan
2021).
Kebutuhan jagung di Indonesia saat ini cukup besar, yaitu lebih dari 10
juta ton pipilan kering pertahun. Konsumsi jagung terbesar adalah untuk pangan
dan industri pakan ternak, karena sebanyak 51% bahan baku pakan ternak adalah
jagung. Dari sisi pasar, potensi pemasaran jagung terus mengalami peningkatan,
hal ini dapat dilihat dari semakin berkembangnya industri peternakan yang pada
berkembang pula produk pangan dari jagung dalam bentuk tepung jagung di
dilihat pada tabel 1, terdapat pada tahun 2019-2020 luas panen jagung meningkat
dan pada tahun 2021 luas panen jagung menurun sebesar 1.724.398,00.
Sedangkan pada tahun 2019-2020 jumlah produksi jagung meningkat dan tahun
PAGE \* MERGEFORMAT 11
Tabel 2. Data Luas Panen, Produksi, dan Rata-Rata Produksi Tanaman
Jagung Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara, 2020-
2021
Rata-Rata
Luas Panen
Kabupaten Produksi (Ton) Produksi
(Ha)
Kota (Kw/Ha)
2020 2021 2020 2021 2020 2021
Nias 1.105 1.105 6.535 2.723 59,13 60,71
Mandailing
4.492 4.492 24.086 1.758 53,62 54,10
Natal
Tapanuli Selatan 4.373 4.373 23.793 23.353 54,41 56,17
Tapanuli Tengah 1.088 1.088 2.874 114 26,41 31,76
Tapanuli Utara 23.993 23.993 128.531 104.288 53,57 56,83
Toba Samosir 6.717 6.717 37.251 49.446 55,46 56,22
Labuhan Batu 1.491 1.491 10.123 655 67,89 63,57
Asahan 1.212 1.212 7.369 5.691 60,83 55,55
Simalungun 45.720 45.720 256.944 175.419 56,20 57.53
Dairi 40.805 40.805 231.825 268.866 56.81 58,45
Karo 107.274 107.274 755.922 757.927 70,47 69,36
Deli Serdang 29.108 29.108 156.273 86.699 53,69 55,08
Langkat 16.622 16.622 121.679 64.849 73.20 70,21
Nias Selatan 2.473 2.473 15.167 6.572 61.33 62,35
Humbang
10.933 10.933 75.483 102.904 69.04 70,30
Hasundutan
Pakpak Bharat 2.555 2.555 15.424 16.450 60,36 61,85
Samosir 5.706 5.706 30.815 27.260 54,00 56,00
Serdang Bedagai 8.698 8.698 30.982 8.733 35.62 36.48
Batu Bara 786 786 4.014 1.694 51.06 58,65
Padang Lawas
1.705 1.705 10.069 1.055 59,06 54,56
Utara
Padang Lawas 866 866 3.451 1.230 39,84 46,94
Labuhanbatu
63 63 374 461 59,33 51,83
Selatan
Labuanbatu
44 44 181 453 41,08 50,39
Utara
Nias Utara 164 164 720 603 44,06 59,71
Nias Barat 17 17 100 - 58,63 -
Sibolga - - - - - -
Tanjung balai 109 109 584 125 53,75 54,36
Pematang siantar 930 930 5.772 5.411 62.08 63,26
Tebing Tinggi 8 8 47 213 59,02 60,55
Medan 399 399 2.230 2.381 55,92 59,90
Binjai 1.306 1.306 4.685 5.066 35,88 36,74
Padang
371 371 1.834 1.661 49,45 49,44
sidimpuan
Gunungsitoli 53 53 310 338 59,11 60,67
Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara (2021)
PAGE \* MERGEFORMAT 11
Berdasarkan Tabel 2 diketahui data luas panen, produksi dan jumlah rata-
rata produksi di Sumatera Utara terdiri dari 34 kabupaten yang berada di Sumatera
Utara. Namun data yang penulis ambil adalah Kabupaten Karo. Hal ini
jagung. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Kabupaten Karo memiliki
Kabupaten Karo.
PAGE \* MERGEFORMAT 11
berada di Kabupaten Karo. Kemudian data yang penulis ambil adalah kecamatan
munte dengan pencapaian luas panennya yaitu sebesar 14 882 ha serta produksi
yang dicapai sebesar 104 837 ton dan jumlah rata-rata produktivitas sebesar 70,44
kw/ha.
secara umum mayoritas penduduk nya adalah sebagai petani yang rata-rata
salah satu tanaman yang terdepan selain tanaman seperti jeruk dan kopi. Alih
fungsi lahan menjadikan petani beralih ke tanaman jagung, selama kurun waktu
beberapa faktor. Salah satu faktor utamanya adalah penggunaan sarana produksi
yang tepat. Sarana produksi pertanian adalah segala jenis peralatan, perlengkapan
dan fasilitas pertanian yang berfungsi sebagai alat utama atau pembantu dalam
pertanian atau disingkat saprotan terdiri atas bahan yang meliputi benih, pupuk,
pestisida dan zat pengatur tumbuh. Sarana-sarana tersebut sudah harus tersedia
unggul. Karena varietas unggul pada umumnya memiliki sifat: 1) daya hasil
tinggi, 2) tahan terhadap hama dan penyakit, 3) umur genjah, dan 4) mutu hasil
panen sesuai dengan keinginan konsumen (Badan Litbang Pertanian 2007). Petani
sering mengalami kerugian yang sangat besar baik dari segi biaya maupun waktu
PAGE \* MERGEFORMAT 11
akibat dari penggunaan benih yang tidak bermutu atau tidak jelas asal-usulnya.
(Situmorang 2010).
seperti : Benih, Pupuk, dan Pestisida. Penggunaan Sarana Produksi ini bertujuan
benih, pupuk, dan pestisida secara serempak berpengaruh nyata terhadap variabel
terikat yakni Pendapatan petani jagung. Secara parsial variabel bebas benih,
pupuk berpengaruh nyata terhadap variabel terikat yakni pendapatan petani jagung
Pendapatan.
yang sama. Keragaan usahatani dianalisis berdasarkan dua faktor yaitu faktor
internal dan eksternal. Faktor internal berkaitan dengan petani langsung yaitu
PAGE \* MERGEFORMAT 11
eksternal merupakan indikator yang berasal dari luar petani yaitu, penggunaan
sebagai berikut:
jagung.
PAGE \* MERGEFORMAT 11
3. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi pihak-pihak yang membutuhkan
sektor pertanian. Setiap petani memiliki karakteristik yang berbeda dengan yang
berusahatani baik dari segi produksi, pendapatan yang diperoleh petani dari
hasil yang semaksimal mungkin sehingga penerimaan petani juga besar. Dalam
cara, salah satu cara untuk dapat meningkatkan usahanya yaitu dengan
produksi (input) dan keluaran produksi (output). Analisis fungsi produksi sering
sumberdaya yang terbatas seperti luas lahan, tenaga kerja dan modal, dapat di
kelolah dengan baik agar produksi maksimum dapat diolah. Produksi merupakan
(Y1) yaitu benih (X1), pupuk (X2), pestisida (X3), dan peralatan usahatani (X4)
PAGE \* MERGEFORMAT 11
sedangkan faktor produksi yaitu luas lahan (X5), tenaga kerja (X6), modal (X7),
dan skill (X8). Pendapatan adalah penerimaan dari gaji atau balas jasa dari hasil
usaha yang diperoleh individu atau kelompok rumah tangga dalam satu bulan dan
Kecamatan Munte Kabupaten Karo diperlukan suatu analisis. Dalam penelitian ini
regresi linear berganda. Dengan analisis ini dapat memberikan masukan bagi para
Usahatani Jagung
PAGE \* MERGEFORMAT 11
II. TINJAUAN PUSTAKA
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang
terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber utama karbohidrat utama di
Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sember pangan di
dan Nusa Ternggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok (Budiman,
2006). Jagung dapat ditanam di Indonesia mulai dari dataran rendah sampai di
pertumbuhan tanaman jagung (Tim Karya Tani Mandiri, 2010). Jagung termasuk
di pedesaan. Seiring dengan perkembangan teknologi pada saat ini banyak beredar
jenis jagung. Jagung biasanya ditanam di dataran rendah, baik di sawah tadah
hujan maupun sawah irigasi. Sebagian terdapat juga di daerah pergunungan pada
tanaman jagung antara lain, tanah, iklim, varietas dan waktu tanam (Purwono, dan
Rudi. 2008).
Jagung manis (Zea mays Saccharata Sturt) merupakan tanaman pangan yang
merupakan makanan pokok kedua setelah padi. Selain digunakan untuk bahan
pangan, jagung juga digunakan sebagai pakan ternak dan bahan baku industri
pakan. Di samping itu, jagung mempunyai peranan cukup besar dalam memenuhi
PAGE \* MERGEFORMAT 11
kebutuhan gizi masyarakat karena memiliki karbohidrat yang cukup tinggi
(Novira, 2015).
Jagung manis salah satu jenis jagung yang ada di Indonesia, yang merupakan
manis terus meningkat, dimana produksi jagung manis dari tahun 2014 hingga
2018 selalu mengalami peningkatan, pada tahun 2014 yaitu 19 juta ton, tahun
2015 yaitu 19,61 juta ton, tahun 2016 yaitu 23,57 juta ton,tahun 2017 yaitu 28,92
juta ton dan tahun 2018 yaitu 30,05 juta ton (Badan Pusat Statistik, 2019).
Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan produksi jagung
pengurasan hara secara terus menerus melalui hasil panen tanpa diimbangi dengan
tanah semakin kurus, miskin hara dan tidak produktif (Bonazir, 2005).
produksi variabel ditambah secara terus menerus pada faktor produksi tetap, maka
hasil produksi akan bertambah hingga titik tertentu, setelah itu hasil produksi akan
Hasil yang Semakin Menurun adalah suatu hukum yang menyatakan bahwa
apabila dalam melakukan produksi kita menambah input secara terus menerus
PAGE \* MERGEFORMAT 11
maka pertama-tama output yang dihasilkan adalah meningkat, namun pada titik
tertentu output tersebut akan menurun seiring dengan tetap bertambahnya input.
The Law of Diminishing Return dikemukakan oleh seorang ahli ekonomi dari
sama, sedangkan input yang lain tetap, maka mula-mula akan terjadi
tambahan output yang lebih dari proporsional (increasing return), tetapi pada titik
tertentu hasil lebih yang kita peroleh akan semakin berkurang (diminshing return).
Gambar B
A
Hasil B
Produksi
HPR
HPM X
C
Sumber: Mubyarto, 1977
PAGE \* MERGEFORMAT 11
Dimana:
menunjukkan bahwa produksi total (HPT) bergerak dari titik 0 menuju ke titik A,
hubungan yang erat, ketika kurva HPT mulai berubah arah pada titik A, maka
kurva HPM mencapai titik maksimum, dan batas ini mulai berlaku hukum
2.2. Usahatani
PAGE \* MERGEFORMAT 11
penggunaan faktor-faktor produksi selektif dan seefisien mungkin sehingga usaha
produksi seperti lahan dan alam sekitar sebagai modal agar memberikan manfaat
yang baik (Suratiyah, 2009). Usahatani bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu
faktor produksi (input) belum berarti produktifitas yang diperoleh petani akan
tinggi. Namun bagaimana petani melakukan usahanya secara efisien adalah upaya
tenaga kerja dan modal untuk menghasilkan output pertanian. Usahatani adalah
ilmu yang mempelajari tentang cara petani mengelola input atau faktor-faktor
produksi (tanah, tenaga kerja, teknologi, pupuk, benih, dan pestisida) dengan
efektif, efisien, dan kontinyu untuk menghasilkan produksi yang tinggi sehingga
bagaimana menggunakan sumberdaya secara efisien dan efektif pada suatu usaha
PAGE \* MERGEFORMAT 11
pertanian agar diperoleh hasil maksimal. Sumber daya itu adalah lahan, tenaga
selama proses budidaya dilakukan, baik itu dalam bentuk barang (benda) ataupun
yang bersifat tetap atau tidak tetap, sehingga muncul dua jenis biaya yaitu fixed
cost (biaya tetap) dan biaya tidak tetap (variable cost). Menurut Shinta (2011),
fixed cost yaitu berupa biaya yang dikeluarkan oleh petani dimana besar kecilnya
biaya tergantung pada besar kecilnya produksi. Berapapun jumlah yang dihasilkan
biaya tetap tidak akan berubah. Misalnya, sewa tanah yang digarap, penyusutan
alat pertanian. Biaya tersebut tidak akan berubah dari awal tanam sampai dengan
Variable Cost (biaya tidak tetap), yaitu biaya dikeluarkan sesuai dengan
pengolahan lahan dan lain-lain. Semakin besar jumlah produksinya maka variable
cost juga akan meningkat Biaya variabel dapat berubah menjadi lebih besar dari
batas normal ataupun bisa lebih kecil dari batas normal. Kodisi yang biasanya
PAGE \* MERGEFORMAT 11
Total Cost (TC) adalah jumlah biaya total yang dikeluarkan oleh petani
didapat dari jumlah biaya tetap ditambah dengan biaya variable TC=FC+VC.
Biaya total menunjukan penjumlahan dari biaya variable dan biaya tetap yang
dikeluarkan oleh petani padi dalam satu musim tanam. Biaya total adalah
TC=FC+VC
Keterangan:
dan biaya tidak langsung. Biaya langsung terdiri dari harga pembelian pupuk,
pembelian pestisida, pembelian varietas dan upah tenaga kerja, biaya tidak
langsung terdiri dari pemakaian tenaga kerja keluaraga, bunga modal dan
1. Biaya tetap (FC) yaitu biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus
biaya sewa lahan, pajak lahan, biaya bunga, penyusutan alat dengan satuan
rupiah (Rp).
2. Biaya variabel (VC) yaitu biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh
kerja, pupuk dan sebagainya, sehingga biaya ini sifatnya berubah – ubah
PAGE \* MERGEFORMAT 11
3. Biaya variabel per unit (AVC) yaitu total biaya variabel dibagi total produksi
4. Biaya total (TC) yaitu jumlah biaya tetap dan biaya variabel per usahatani
6. Penerimaan total yaitu jumlah unit yang dijual dikalikan dengan harga jual.
yang diperoleh selama proses produksi dilakukan dengan harga jual yang berlaku.
Dimana harga jual merupakan harga transaksi antara produsen dengan pemebeli
untuk setiap komoditas pertanian. Dengan satuan yang digunakan oleh penjual
ataupun pembeli seperti kilogram (kg), kwintal (kw), ton, ikat, dan lain-lain.
TR = Q x P
Dimana:
diterima oleh produsen dengan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi.
adalah nilai uang yang diperoleh dari penjualan produk usahatani jagung yang
PAGE \* MERGEFORMAT 11
dilakukan, sedangkan pengeluaran merupakan semua pengerbonan sumberdaya
yang diukur dalam satuan uang yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan tertentu.
Sedangkan pengeluaran usahatani jagung meliputi dari total biaya tetap dengan
biaya operasional selama proses produksi dilakukan. Secara umum, untuk petani
yang mengusahakan usahatani jagung suatu komoditi belum memiliki neraca atau
yang dikeluarkan selama proses produksi. Kemudian diperlukan juga data pasar
yang berlaku untuk produk yang dihasilkan serta data harga pasar untuk sarana
(Nurbayuto, 2011).
Pandapatan usahatani jagung adalah selisih antara penjualan hasil produksi setelah
dikurangi semua biaya produksi total yang dikelurkan. Maka dapat dijelaskan
Rumus : π = TR -TC
Keterangan:
berupa uang atau hasil lainnya yang diperoleh dari penggunaan kekayaan atau jasa
PAGE \* MERGEFORMAT 11
yang diterima olah seseorang selama perjanjian yang sudah disepakati dalam
fasilitas pertanian yang berfungsi sebagai alat utama atau pembantu dalam
pertanian atau saprotan terdiri atas bahan yang meliputi benih, pupuk, dan
budidaya tanaman.
1. Benih
yakni: 1) daya hasil tinggi, 2) ketahanan terhadap hama dan penyakit yang
mendukung sistem pola tanam dan program pengendalian hama terpadu, 3) umur
sehingga sesuai dengan selera konsumen. Benih yang digunakan petani di Desa
Sukarame Kecamatan Munthe Kabupaten Karo adalah Benih Jagung pioner 32.
Keunggulan benih tersebut ditemui terbukti tahan busuk tongkol dan hawar daun
2. Pupuk
Pupuk adalah bahan atau zat makanan yang dib erikan atau ditambahkan
pada tanaman dengan maksud agar tanaman tersebut tumbuh. Pupuk yang
PAGE \* MERGEFORMAT 11
diperlukan tanaman untuk menambah unsur hara dalam tanah. Pupuk dapat
digolongkan menjadi dua yaitu pupuk alam dan pupuk buatan (Prihmantoro dalam
mirnaini, 2013).
Karo adalah pupuk anorganik yakni pupuk Urea, SP 36, Phonska, dan SS
Pupuk anorganik memiliki bentuk, warna dan cara penggunaan yang beragam.
aturan pakai, sifat-sifat dan manfaatnya bagi tanaman. Adapun keuntungan dari
penggunaan pupuk anorganik adalah sebagai berikut (Lingga dan Marsono, 2013):
tepat.
3. Pestisida
Namun ini berasal dari pest (hama) yang diberi akhiran cie (pembasmi).
PAGE \* MERGEFORMAT 11
ikan atau mikrobia yang dianggap mengganggu. Pestisida biasanya, beracun.
Dalam bahasa sehari-hari pestisida sering kali disebut sebagai “racun”. (Rur.
4.Peralatan Usahatani
cangkul, kored, dan sprayer. Peralatan tersebut merupakan peralatan yang dibeli
Hampir setiap petani memiliki alat cangkul sendiri. Kored digunakan untuk
komponen yaitu: modal, tanah (lahan pertanian), tenagakerja dan keahlian atau
mencantumkan hanya tiga faktor produksi yaitu tanah, modal, dan tenaga kerja.
Masing–masing faktor mempunyai fungsi yang berbeda dan saling terkait satu
sama lain. Jika salah satu faktor tidak tersedia maka proses produksi atau
usahatani tidak akan berjalan, terutama ketiga faktor seperti tanah, modal dan
tenaga kerja.
1. Luas Lahan
PAGE \* MERGEFORMAT 11
Mubyarto (2006), lahan sebagai salah satu faktor produksi yang
produksi dari usahatani antara lain dipengaruhi oleh sempitnya lahan yang
berarti semakin luas lahan pertanian maka semakin efisien lahan tersebut. Bahkan
2. Terbatasnya persediaan tenaga kerja disekitar daerah itu yang pada akhirnya
penggunaan faktor produksi semakin baik, penggunaan tenaga kerja tercukupi dan
modal yang dibutuhkan tidak terlalu besar. Sesuai pra survey yang saya lakukan
bahwa luas lahan petani di Desa Sukarame Kecamatan Munthe Kabupaten Karo
2. Tenaga Kerja
Sumber alam akan dapat bermanfaat apabila telah diproses oleh manusia
secara serius. Semakin serius manusia menangani sumber daya alam semakin
besar manfaat yang akan diperoleh petani. Tenaga kerja merupakan faktor
produksi (input) yang penting dalam usaha tani. Penggunaan tenaga kerja akan
intensif apabila tenaga kerja yang dikeluarkan dapat memberikan manfaat yang
optimal dalam proses produksi dan dapat menggarap tanah seluas tanah yang
dimiliki. Jasa tenaga kerja yang dipakai dibayar dengan upah. Tenaga kerja yang
PAGE \* MERGEFORMAT 11
berasal dari keluarga sendiri umumnya tidak terlalu diperhitungkan dan sulit 15
diukur dalam penggunaannya atau bisa disebut juga tenaga yang tidak pernah
menyatakan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan
3. Modal Usahatani
kekayaan seseorang. Semua harta berupa uang, tabungan, tanah, rumah, mobil,
Dalam pengertian ekonomi, modal adalah barang atau uang yang bersama
baru yaitu dalam hali ini hasil pertanian. Modal adalah barang atau uang yang
barang baru dalam hasil pertanian. Modal petani yang diluar tanah adalah ternak,
cangkul, alat-alat pertanian, pupuk, bibit, pestisida, hasil panen yang belum dijual,
tanaman yang masih ada di sawah. Dalam pengertian yang demikian tanah bisa
dimasukkan dalam modal. Bedanya adalah tanah tidak bisa dibuat oleh manusia
tapi dibuat oleh alam sedangkan yang lain dibuat oleh manusia. Sedangkan apa
yang disebut seluruh tersebut, seluruhnya dibuat oleh tangan manusia (Mubyarto
2009).
PAGE \* MERGEFORMAT 11
Modal yang didapat petani di Desa Sukarame Kecamatan Munthe
Kabupaten Karo dari pemilik toko pertanian yang ada di daerah penelitian
untuk mendahulukan alat dan bahan untuk penanaman jagung tersebut, setelah itu
4. Skill
dengan teknis budidaya tanaman. Umur petani yang memiliki skill di Desa
Disamping itu, skill petani jagung di daerah penelitian juga dapat dilihat dari segi
Petani yang memiliki kompetensi adalah mereka yang memiliki karakteristik dan
perilaku terukur dalam bertindak dan bertanggungjawab pada pada usahatani yang
Petani yang kompeten adalah petani yang memiliki kemampuan teknis dan
seorang petani dapat berguna dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi
berusaha tani erat kaitannya dengan kompetensi agribisnis yang dimiliki petani
PAGE \* MERGEFORMAT 11
Kompetensi agribisnis adalah kemampuan petani untuk berpikir, bersikap
yang dimiliki oleh petani maka petani tersebut akan cenderung memiliki tingkat
ketrampilan yang tinggi. Pengalaman berusahatani yang dimiliki oleh petani juga
lahan, pupuk Phonska, pupuk NPK, dan tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap
produksi jagung di Desa Tanjung Jati. Sedangkan jumlah bibit, herbisida, pupuk
urea, pupuk TSP, pupuk SP, dan pupuk KCL berpengaruh tidak nyata terhadap
produksi petani jagung di Desa Tanjung Jati. Tidak terjadi multikolinearitas dan
tenaga kerja, dan biaya alsintan berpengaruh nyata terhadap pendapatan usahatani
jagung di Desa Tanjung Jati. Sedangkan biaya lahan, biaya herbisida, dan biaya
PAGE \* MERGEFORMAT 11
Menurut penelitian Siagian dkk., (2021) yang Analisis faktor-faktor yang
analisis yang digunakan multiple analisis linier dari fungsi produksi dan biaya
Cobb Douglas. Itu hasil penelitian adalah: 1) Pola tanam jagung adalah jagung-
kulit kering ha-1. Rasio B/C adalah 0,7, itu berarti secara finansial tidak
jagung adalah: jumlah benih, jumlah pupuk kandang, jumlah sewa traktor, dan
variasi dummy. Anilai elastisitas kumulatif 1,0 berarti usahatani jagung efisien. 3)
Faktor yang berpengaruh signifikan terhadap harga pokok produksi adalah likuid
proporsional.
Pendapatan jagung manis dapat dilihat dari hasil nilai perhitungan rata-rata nilai
dan pendapatan yang diperoleh usahatani jagung manis pada daerah penelitian
PAGE \* MERGEFORMAT 11
manis 8.224 Kg dengan harga jual Rp.4.600/Kg dengan nilai prouksi Rp.
Rp.23.426.587,- /Ha/ musim tanam sedangkan dari hasil perhitungan BEP pada
saat penelitian sebesar 8.224 Kg/Ha/ musim tanam dari hasil perhitungan BEP
pada produksi 5.76 Kg/Ha/ musim tanam, Harga jagung manis pada saat penlitian
Rp.4.600 /Kg/ musim tanam dari hasil perhitungan BEP pada harga Rp. 2.295,-
/Kg/ musim tanam. Secara serempak bahwa nilai koefisien determinasi ( ) yang
diperoleh adalah sebesar 0,816. Hal ini berarti 64,8% variasi variabel terikat
(pendapatan jagung manis) mampu dijelaskan oleh variasi variabel bebas luas
lahan (X1), tenaga kerja (X2), pupuk (X3), pestisida (X4) ,sedangkan sisanya
yaitu 35,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang belum dimasukkan kedalam
model, sedangkan secara parsial pupuk (0,025) yang berpengaruh nyata terhadap
produksi jagung manis, sedangkan luas lahan (0,130) tenaga kerja (0,721) dan
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pendapatan usahatani berlahan sempit dan
usahatani berlahan luas. Hasil penelitian menunjukkan nilai R/C rasio atas biaya
total usahatani berlahan luas lebih besar dibandingkan usahatani berlahan sempit.
Nilai R/C rasio atas biaya tunai usahatani berlahan luas adalah sebesar 3,08,
sedangkan R/C rasio atas biaya tunai usahatani berlahan sempit adalah sebesar
2,57. Nilai R/C rasio atas biaya total usahatani berlahan luas adalah sebesar 2,24,
PAGE \* MERGEFORMAT 11
sedangkan Nilai R/C rasio atas biaya total usahatani berlahan sempit adalah
sebesar 1,58. Hal ini berarti bahwa usahatani jagung di daerah penelitian pada
lahan luas lebih efisien dibandingkan pada lahan sempit. Hasil estimasi
bahwa lahan, benih, pupuk urea, pupuk ponska, pupuk kandang, pestisida dan
digunakan adalah survey dengan analisis data adalah fungsi Cobb-Douglas dan
produksi jagung hibrida, sedangkan untuk uji t atau secara parsial yang
dan tenaga kerja. Koefisien korelasi (R)= 0,807 ini menunjukkan terdapat arah
lahan, benih, pupuk urea, pupuk phonska, gauco, rambo, calaris, tenaga kerja
PAGE \* MERGEFORMAT 11
Responden sebanyak 36 orang, yang dilakukan dengan metode sensus. Alat
berganda. Hasil uji-t menunjukkan bahwa variabel yang dianalisis meliputi luas
lahan, harga benih, harga pupuk, upah tenaga keja, harga output/Jagung
signifikan < 0,01 pada taraf α 1% dan untuk variabel umur petani signifikan <
0,05 pada taraf α 5%, sedangkan untuk variabel harga pestisida, pendidikan
petani jagung. Hal ini di tunjukkan oleh koefesien regresi biaya pupuk yaitu
ekonomis semakin banyak pupuk maka semakin besar pula hasil produksinya,
namun tetap ada batasan maksimal penggunaan pupuk, jika tetap digunakan
melewati batas tersebut akan menjadi mengurangi hasil produksi, hal ini dapat
dilihat dalam teori The Law Of Diminishing Return. (2). Tenaga kerja
berpengaruh positif terhadap pendapatan petani jagung. Hal ini ditunjukan oleh
koefesien regresi tenaga kerja yaitu sebesar 0.31949. artinya setiap kenaikan
tenaga kerja 1 persen maka pendapatan petani jagung bertambah sebesar 0.31
persen. (3). Luas lahan berpengaruh positif terhadap pendapatan petani jagung.
Hal ini ditunjukan oleh koefisien regresi luas lahan yaitu sebesar 0.898634.
artinya setiap kenaikan luas lahan 1 persen maka pendapatan petani jagung
PAGE \* MERGEFORMAT 11
bertambah sebesar 0.60 persen.
terhadap produksi jagung dan untuk mengetahui apakah produksi jagung yang
Analysis) dengan menggunakan data Cross Section yang diperoleh dari hasil
terhadap produksi jagung yang dihasilkan adalah biaya bibit (2,204624) dan
Rappang Provinsi Sulawesi Selatan adalah biaya bibit yang digunakan, biaya
tenaga kerja yang digunakan, produksi jagung ya ng dihasilkan dan pola tanam.
PAGE \* MERGEFORMAT 11
PAGE \* MERGEFORMAT 11
III. METODE PENELITIAN
berbagai kondisi, situasi dari berbagai data yang dikumpulkan berupa hasil
(sengaja) ini dipilih secara sengaja dengan pertimbangan bahwa daerah tersebut
Dinas Pertanian dan Perkebunan Karo 2021 Kecamatan Munte, Kabupaten Karo
didominasi oleh tanaman jagung. Secara geografis luas desa sukarame berkisar
antara 110 ha dengan penduduk berjumlah 250 kepala keluarga, Penduduk yang
dan pertanian lahan lainnya 18 ha. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada Bulan
yaitu melakukan pengambilan sampel secara acak sederhana kepada petani jagung
PAGE \* MERGEFORMAT 11
dengan pertimbangan semua petani memiliki karakteristik yang relatif homogen
ditentukan dari populasi petani jagung sebanyak 250 petani, maka diambil 20%
dari populasi dijadikan sampel yaitu 50 petani jagung. Menurut Arikunto (2012),
bahwa apabila populasi kurang dari 100 lebih baik di ambil semua, tetapi jika
jumlah populasi lebih dari 100 dapat diambil antara 10-30%. Penentuan sampel
kuesioner tujuannya agar jawaban yang diberikan oleh petani responden bisa tepat
berikut:
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diambil secara langsung dari lokasi
Kecamatan Munte, Kabupaten Karo. Adapun data primer yang diperoleh dalam
berikut ini:
a. Kuesioner
PAGE \* MERGEFORMAT 11
Dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada
untuk diisi oleh responden, dan data yang diperoleh dapat diolah dan memberikan
informasi tertentu kepada peneliti. Pada penelitian ini peneliti memberikan daftar
yang telah diberikan dengan bentuk pertanyaan terbuka yang diungkapkan dengan
tulisan.
b. Wawancara
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang telah diolah dari badan usaha ataupun
pihak lain yang berkaiatan dengan penelitian yang dilakukan. Data sekunder
dalam penelitian ini adalah: dokumen atau arsip, Badan Pusat Statistik (BPS), Dan
Studi Kepustakaan.
bersifat kuantitatif dengan analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier
PAGE \* MERGEFORMAT 11
berganda adalah pengembangan dari regresi linier sederhana. Kegunaannya yaitu
untuk dapat meramalkan suatu nilai variabel terikat (Y) apabila variabel bebas
1. Penerimaan
TR = Y x P
dimana :
P = Harga Jual
2. Pendapatan
penerimaan dengan semua biaya-biaya yang didapatkan atau dapat ditulis dengan
Dimana :
I = income
TC = Total Cost
menunjukan hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat. Analisis yang
digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Dalam analisis ini sebagai
variable independen adalah Modal, tenaga kerja, bahan baku, harga jual gula
PAGE \* MERGEFORMAT 11
merah. Sedangkang variable dependennya adalah pendapatan. Berikut ini bentuk
Keterangan :
Y = Pendapatan (Rp/periode)
X7 = Modal (Rp)
X8 = Variabel Skill
α = Intersep (konstanta)
e = Variabel Pengganggu
A. Uji Normalitas
nilai Asymp. Sig (2-tailed) ≥ 0,05 maka data terdistribusi dengan normal, jika
nilai Asymp. Sig (2-tailed) < 0,05 maka distribusi data tidak normal (Ali Muhson,
2012).
PAGE \* MERGEFORMAT 11
B. Uji Linieritas
Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah antara variabel bebas dan
variabel terikat mempunyai hubungan linier atau tidak. Untuk mengetahui hal ini
digunakan uji F pada taraf signifikansi 5%. Jika nilai Sig F < 0,05 maka
hubungannya tidak linier, sedangkan jika nilai Sig F ≥ 0,05 maka hubungannya
3. Uji Multikolinieritas
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Jika variabel bebas
saling berkorelasi maka variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah
variabel bebas yang ilai korelasi antar variabel bebas sama dengan nol.
Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya VIF (Varians
Inflation Factor). Jika nilai VIF adalah ≥ 0,01 atau jika nilai variance inflation
1. Produksi jagung adalah hasil produksi jagung di desa saentis yang dicapai
dikurangi biaya yang dikeluarkan dalam setiap kegiatan produksi yang diukur
PAGE \* MERGEFORMAT 11
3. Luas lahan adalah areal/tempat yang di gunakan untuk melakukan usahatani
4. Pestisida adalah racun yang mengandung zatzat aktif sebagai pembasmi hama
5. Pupuk adalah material yang di tambahkan pada media tanam atau tanaman
6. Tenaga kerja adalah banyaknya tenaga kerja yang digunakan dalam satu
7. Biaya Herbisida adalah biaya herbisida yang harus dikeluarkan petani jagung
8. Biaya tenaga kerja adalah biaya tenaga kerja yang di keluarkan petani jagung
9. Masa Tanam (MT) adalah Musim tanama di Desa Sukarame dan masa panen
PAGE \* MERGEFORMAT 11
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rahim dan Riah Retno Dwi Hastuti. 2007. Ekonomi Pertanian, Pengantar
Teori dan Kasus : Penebar Swadaya.
Akdon, dan Riduwan. 2009. Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk
Administrasi dan Manajemen. Bandung: Dewa Ruci.
Bonazir. 2005. Pegaruh Dosis dan Frekuensi Pemberian Pupuk Kandang Ayam
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis (Zea may sacharata Linn).
Abstrak. (hhtp://www.google.com, diakses 20 Oktober 2020)
Budiman, H. 2012. Budidaya Jagung Organik. Varietas Baru yang Kian Diburu.
Pustaka Baru Putra. Yogyakarta.
Normansyah, Dodi, Siti Rochaeni, dan Armaeni Dwi Humaerah. 2014. Analisis
Pendapatan Usahatani nanas Sipahutar Sayuran di Kelompok Tani Jaya,
Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Jurnal
Agribisnis. Vol. 8(1):29-44
Novira, F., Husnayetti, dan S. Yoseva. 2015. Pemberian pupuk limbah cair biogas
dan urea, TSP, KCL terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung
manis (Zea mays saccharata Sturt). Jom Faperta 2(1): 1-18.
PAGE \* MERGEFORMAT 11
Nurbayuto, Trismadi. 2011. Analisis Usahatani nanas Sipahutar Dan Tataniaga
Caisin (Brasica Rapa Cv) (Studi Kasus Gabungan Kelompok Tani Bunga
Wortel Di Desa Citeko, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor). Skripsi.
Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi Dan Manajemen. Institut
Pertanian Bogor.
Purwono, M.S dam Rudi Hartono, S.P. 2008. Bertanam Jagung Unggul. Swadaya.
Jakarta.
Siagian, Ciktor, Resmayetir, Silvia Yuniarti, and Ismatul Hidayah. 2021. Analysis
of Factors That Influence Production and Cost of Corn in Banten Province.
Journal IConARD. : 1-9.
Situmorang, T.S. 2010. Pengujian Mutu Benih. Balai Besar Benih dan Proteksi
Tanaman. Direktorat Jendral Perkebunan-Departemen Pertanian Medan..
PAGE \* MERGEFORMAT 11
Soekartawi. 2008. Prinsip Ekonomi Pertanian. Jakarta: Rajawali Press.
Soraya, Adinda N. Iskandarini, dan Satia Negara Lubis. 2015. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Produksi dan Pendapatan Usahatani Jagung (Studi Kasus :
Tanjung Jati, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat.
Sriyanto, S. 2010. Panen Duit dari Bisnis Padi Organik. Agro Media. Jakarta
Selatan
Sriyanto, S. 2010. Panen Duit dari Bisnis Padi Organik. Agro Media. Jakarta
Selatan
Tim Karya Tani Mandiri. 2010. Pedoman Bertanam Jagung. CV. Nuansa Aulia.
Bandung. 208 hal.
Warisno dan Kres Dahana. 2010. Peluang Usaha dan Budidaya Jagung. PT.
Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
PAGE \* MERGEFORMAT 11
KUESIONER PENELITIAN
Tanggal Wawancara :
No Kuesioner
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
PAGE \* MERGEFORMAT 11
5. Berapa biaya pupuk yang dikeluarkan dan jenis apa saja yang
digunakan?
Jenis pupuk Harga Dosis Waktu Pemakaian
Pupuk
Urea
SP 36
Phonska
SS (Ammophos)
10. Berapa biaya tenaga kerja yang di keluarkan selama satu musim
tanam?
Keterangan Jumlah Tenaga Kerja
L/P Orang Hari Jam Upah (Rp)
Pengolahan
lahan
Pembibitan
Penanaman
Penyiangan
PAGE \* MERGEFORMAT 11
Gulma
Pemupukan
Penanggulangan
hama
Pemanenan
Pasca panen
PAGE \* MERGEFORMAT 11