Anda di halaman 1dari 1

Nama Abeltha Giovanie br Gintin

Mata Kuliah : Desain Thinking (mulai dari diri)


Refleksikan kembali pengalaman Anda ketika melakukan observasi dan praktik di sekolah
(sewaktu pertemuan 4, atau pada saat PPL). Dari pengalaman tersebut, kondisi dan situasi apa
saja yang menurut Anda….

1. Berpotensi menghambat Anda menerapkan Design Thinking di sekolah?


2. Berpotensi memudahkan/mendukung Anda menerapkan Design Thinking di sekolah?

Catatan: coba renungkan berbagai aspek seperti budaya lokal, kebijakan, budaya sekolah,
kapasitas pendidik, struktur kurikulum, karakteristik peserta didik, sikap/keterlibatan orang
tua, dan sebagainya.

Jawab

1. Hal yang menjadi hambatan saat menerapkan Design Thinking di sekolah adalah:
a. Merubah paradigma yang sudah melekat pada masyarakat sekolah khususnya peserta didik
tentang pembelajaran yang masih menganggap bahwa pembelajaran itu hanya satuarah dan
berpusat pada peserta didik. Peserta didik dan pendidik sudah terbiasa dengan pembelajaran
konvensional dan merasa tidak perlu menggunakan media pembelajaran.
b. Ketertabasan waktu dan sumber daya. Untuk menerapkan Desain Thinking dibuthkan waktu
yang cukup lama khusunya pada tahapan penelitian mulai dari observasi, eksplorasi, dan
iterasi. Selain itu tahapan Desain Thinking itu sendiri juga membutuhkan waktu yang
signifikan dimulai dari tahap emphatize, define, ideate, prototipe dan testing. Sekolah
memiliki sumber daya waktu dan tenaga dari pendidik yang terbatas untuk mengikuti proses
dari Design Thinking. Selain itu sebagian besar pendidik hanya berfokus pada pemenuhan
tuntutan kurikulum secara administratif saja.
c. Kemungkinan adanya kegagalan. Seperti yang dikethaui bahwa Desain Thinking menuntun
eksperimen, risiko dan iterasi. Selain itu proses desain thinking juga membutuhkan proses
yang panjang, sehingga kemungkinan kegagalan dari produk atau media yang dihasilkan
menjadi hambatan dari penerapan Desain Thingking itu sendiri.
2. Hal yang berpotensi dapat mendukung saya dalam menerapkan Desain Thinking di dekolah
adalah:
a. Kolaborasi dan kerja tim. Design Thingking mendorong kolaborasi dan kerja tim, di mana
peserta didik melakukan kerja sama dalam proses pemecahan masalah. Hal ini membantu
dalam pengembangan ketrampilan sosial dan kerja tim yang penting dalam kehidupan
peserta didik.
b. Pemberdayaan peserta didik. Desain Thinking memberikan peserta didik peran yang aktif
dalam proses pembelajaran. Peserta didik menjadi pemikir dan pembuat keputusan yang
berarti, bukan hanya penerima pengetahuan.
c. Peningkatan kreativitas dan inovasi. Desain Thinking adalah pendekatan yang dapat
mendorong pendidik ataupun peserta didik untuk dapat berpikir secara kreatif, berimijanisi,
dan mencipatakan solusi baru.

Anda mungkin juga menyukai