PENDAHULUAN
Bahasa Indonesia, IPA, dan IPS disatukan dalam tema yang sama kemudian
selama ini, penulis menggunakan buku siswa dan buku guru. Penulis
meyakini bahwa buku tersebut sudah sesuai dan baik digunakan di kelas
tugas tidak sesuai dengan latar belakang siswa. Selain itu, penulis masih
hafalan materi. Dengan demikian proses berpikir siswa masih dalam level Ci
tingkat tinggi (higher order thinking skills/ HOTS). Penulis juga jarang
bahwa (a) siswa malas mengikuti pembelajaran yang banyak dilakukan guru
1
dengan cara ceramah' (b) selain ceramah, metode yang selalu dilakukan guru
keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills). Salah satu
yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat,
dengan berdiskusi, membaca sendiri dan mencoba sendiri, agar anak dapat
belajar sendiri.
2
menggencralisasi pengetahuan; (2) berpusat pada siswa; (3) kegiatan untuk
tersebut maka diperlukan bantuan guru. Bantuan guru dapat dimulai dengan
singkat. Pertanyaan dan informasi lama tersebut dapat dimuat dalam lembar
kerja siswa (LKS) yang telah dipersiapkan oleh guru sebelum pembelajaran
dimulai.
B. Jenis Kegiatan
pada keterampilan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skills
yang paling dasar yang sebaiknya dimiliki oleh seorang guru professional
3
pendidikan. Dasar yang dalam hal ini akan melibatkan KKG SD dan MGMP
kepada seluruh tim penyusun yang berasal dari PPPPTK, LPMP, maupun
Perguruan Tinggi dan berbagai pihak yang telah bekerja keras dan
C. Manfaat Kegiatan
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
(penarikan kesimpulan).
5
Keterampilan berpikir kritis sangat diperlukan pada zaman
klasifikasi,
6
pembelajaran discovery learning adalah suatu model untuk
menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama
digunakan.
7
e. Terdapat beberapa fakta yang menunjukan bahwa keterampilan-
learning ingin mengarahkan peserta didik agar lebih aktif baik secara
kita akan memperoleh output yang lebih mumpuni karena akan lahir
yang sudah ada. Ada sejumlah ciri-ciri proses pembelajaran yang sangat
ingin dicapai.
8
menekankan pada hasil.
d. Siswa secara aktif dalam dialog atau diskusi dengan guru atau siswa
lainnya.
9
f. Guru menggunakan data mentah, sumber-sumber utama, dan materi-
materi interaktif.
Dari uraian teori belajar kognitif serta ciri dan penerapan teori
learning.
10
kadang-kadang kegagalan.
yang mengecewakan.
diri siswa yaitu rasa ingin tahu siswa, apakah ia mampu atau tidak
Rasa ingin tahu ini yang akan menjadikan semangat dan motivasi diri
siswa tergugah.
11
menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil akhir.
lama diingat.
belajarnya meningkat.
lembar kerja siswa (LKS) yang telah dipersiapkan oleh guru sebelum
pembelajaran dimulai.
5. Langkah-langkah
sebagai berikut:
12
dan review hasil kerja sebelumnya. Komponen pembelajarannya :
1) Menarik perhatian,
b. Tahap Terbuka
pembelajarannya:
c. Tahap Konvergen
d. Tahap Penutup
generalisasi pengetahuan
13
c. Seleksi bahan, problema/ tugas-tugas
dipecahkan
penemuannya.
merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif; (2)
maka hasil yang diperoleh akan tahan lama dalam ingatan dan tidak
14
discovery anak belajar menguasai salah satu metode ilmiah yang akan
15
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
thiking skills (HOTS).
B. Bahan/Materi Kegiatan
Bahan yang digunakan dalam praktik baik pembelajaran ini adalah materi
No INDIKATOR PENCAPAIAN
KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI
Pancasila”.
16
simbol dan sila-sila Pancasila
Pancasila”.
IPK KUNCI
“Garuda Pancasila”.
Pancasila”.
Pancasila”.
IPK PENGAYAAN
sehari-hari.
17
dalam lambang negara “Garuda
sehari-hari.
sila Pancasila.
IPK PENGAYAAN
sila Pancasila
18
Thinking Skills). Selanjutnya ada integrasi literasi dan Penguatan
pembelajaran abad 21 (4C), HOTS, dan integrasi literasi dan PPK dalam
19
dan PPK, dan pembelajaran kontekstual sebenarnya bukan hal yang baru
bagi guru. Secara sadar ataupun tidak sebenarnya sudah hal tersebut
pada PBM, dan hasilnya dilakukan melalui penilaian otentik yang mampu
TAHAP
ALOKASI
PEMBELAJARA KEGIATAN PEMBELAJARAN
WAKTU
N
paling awal.
20
Pancasila
pembelajaran dimulai
membaca
B. Kegiatan Inti
lapangan
Stimulation
G u r u mengarahkan peserta didik
(Pemberian
membentuk lingkaran besar dan
Rangsangan)
mengajaknya menyanyikan lagu
“Garuda Pancasila”.
agruda
21
burung Garuda yang terdapat simbol-
gambar
membuat kelompok
pancasila.
Data Processing
22
(Pengolahan data) Peserta didik bersama- sama dalam
memasangkan gambar/simbul
Pancasila
Verification
mencari pasangan.
percakapan.
23
memberikan penekanan pada
percakapan.
dalammelakukan percakapan
informasi).
ataujalan beregu.
melakukan permainan
menirukanhewan berjalan.
24
- Guru memberi aba-aba nama
gerakan hewan.
kesimpulan.
didik lainnya.
25
Guru Memberikan Evaluasi yang
lanjut
toleransi.
pekerjaan rumah.
D. Alat/Instrumen
harus mengukur ketercapaian siswa pada ranah C-4, C-5, dan C-6, disesuaikan
dengan KKO yang telah ditetapkan pada RPP. Instmmen test yang digunakan
bisa dalam bentuk soal Pilihan Ganda (PG) atau uraian. Soal PG dan HOTS
menanyakan "apa?",
26
"siapa?", "kapan?" dan "dimana?", tetapi menanyakan "mengapa?" dan
contoh Hewan dan Lingkuangan melalui gambar atau video (b) buku guru dan
buku siswa kelas IV K13 Revisi Instrumen yang digunakan dalam praktik baik
ini ada 2 macam yaitu (a) instrumen untuk mengamati proses pembelajaran
berupa lembar observasi dan (b) instrumen untuk melihat hasil belajar siswa
27
BAB III
HASIL KEGIATAN
A. Hasil
metode, dan teknik sesuai dengan karakteristik Kompetensi Dasar (KD) agar
perlu dicapai siswa bukan hanya LOTS (Lower Order Thinking Skills) yaitu
28
C1 (mengetahui) dan C-2 (memahami), MOTS (Middle Order Thinking
ada peningkatan sampai HOTS (Higher Order Thinking Skills), yaitu C-5
pembelajaran abad,2l (4C), HOTS, dan integrasi literasi dan PPK dalam
pelatihan atau bimbingan teknis (bimtek) K-l3 yang telah dilakukan selama
abad 2l (4C), HOTS, integrasi literasi dan PPK, dan pembelajaran kontekstual
sebenarnya bukan hal yang baru bagi guru. Secara sadar ataupun tidak
sebenarnya sudah hal tersebut dilakukan, hanya dalam K-13 lebih ditegaskan
lagi untuk dilaksanakan pada PBM, dan hasilnya dilakukan melalui penilaian
degan model discovery learning. Dengan tujuan untuk mendapat nilai ulangan
yang baik guru selalu mengguakan metode ceramah, siswa pun merasa lebih
29
C. Cara mengatasi masalah
30
BAB IV
A. Simpulan
relevan.
1. Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku siswa
dan buku guru serta jaring-jaring tema yang telah disediakan, tetapi berani
31
melakukan inovasi pembelajaran tematik yang kontekstual sesuai dengan
dalam belajar, tidak terbatas pada hafalan teori. Kemampuan belajar degan
cara ini akan membantu siswa menguasai materi secara lebih mendalam
3. Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut
B. Rekomendasi
relevan.
1. Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku siswa
dan buku guru serta jaring-jaring tema yang telah disediakan, tetapi berani
dalam belajar, tidak terbatas pada hafalan teorj. Kemampuan belajar degan
32
cara ini akan membantu siswa menguasai materi secara lebih mendalam
Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut
seperti penyediaan sarana dan prasarana yang memadai dan kesempatan bagi
penulis utuk mendesiminasikan praktik baik ini aka menambah wawasan guru
33
DAFTAR PUSTAKA
Adminmun. (2016, Nopember 30). Pustamun. Retrieved Nopember 19, 2019 from
Ciri - ciri atau karakteristik model pembelajaran penemuan (Discovery
Learning): https://pustamun.blogspot.com/2016/11/ciri-ciri-atau-
karakteristik-model.html
Gofur, A. (2016, 2 10). Model discovery learning. Dipetik 11 19, 2019, dari
abdulgofurcom.wordpress.com:
https://modelpembelajaranblog.wordpress.com/2016/02/10/model-
discovery-learning/
Irene Maria Juli Astuti. (2017). Hidup Rukun : buku guru kelas 2/ Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
34
LAMPIRAN
Lampiran 1 : RPP
Lampiran 15 : Notulen
35
36