Anda di halaman 1dari 11

JPD: Jurnal Pendidikan Dasar DOI: doi.org/10.21009/JPD.091.

01
P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS HOTS (HIGHER


ORDER THINKING SKILL) DI SEKOLAH DASAR KELAS V

Achmad Fanani
Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Universitas PGRI Adi Buana. Surabaya
fanani.achmad61@yahoo.com

Dian Kusmaharti
Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Universitas PGRI Adi Buana. Surabaya
diankusmaharti@gmail.com

Abstract: One element of the transformation of the 2013 curriculum at the primary school
level is the strengthening of integrated learning processes and thematic applications using a
scientific approach and familiarizing the development of high-order thinking skills (HOTS)
for students. This research uses a prototype model of instructional development with
reference to the Dick and Carry learning development model. Data collection techniques
used were questionnaires and tests. The limited trial results indicate that learning
development outcomes are able to produce total learning outcomes (91%) in Lesson 1, Sub-
themes 3, Human and Natural Events, Theme of Activity in Primary Class V Life.

Keywords: Learning Model, Higher Order Thinking Skill, Elementary School

Abstrak : Salah satu elemen transformasi kurikulum 2013 di tingkat sekolah dasar adalah
penguatan proses pembelajaran dan penerapan tematik terintegrasi dengan menggunakan
pendekatan saintifik dan mengakrabkan pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi
(HOTS) bagi siswa. Penelitian ini mengguakan model prototipe pengembangan
pembelajaran dengan mengacu pada model pengembangan pembelajaran Dick dan Carry.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket dan tes. Hasil uji coba yang terbatas
menunjukkan bahwa hasil pengembangan pembelajaran mampu menghasilkan hasil belajar
total (91%) dalam pembelajaran 1, Sub-tema 3, Peristiwa Manusia dan Alam, Tema Kegiatan
dalam Kehidupan kelas V Sekolah Dasar.

Kata kunci : Model Pembelajaran, Higher Order Thinking Skill, Sekolah Dasar

PENDAHULUAN level tinggi dan advance., penelitian PISA


Hasil studi internasional untuk dalam bidang literasi, matematika, dan IPA
reading dan literacy (PIRLS) menunjukkan menunjukkan baru bisa menduduki 10 besar
hasil bahwa lebih dari 95% peserta didik terbawah dari 65 negara, dan TIMSS
Indonesia di SD kelas IV hanya mampu (Trends in International Mathematics and
mencapai level menengah, sementara lebih Science Study) menunjukkan siswa
dari 50% siswa Taiwan mampu mencapai Indonesia berada pada rangking amat rendah

1
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801

dalam kemampuan (1) memahami informasi bisa, dan dari tidak tahu menjadi tahu yang
yang komplek, (2) teori, analisis dan tidak terlepas dari factor internal dan
pemecahan masalah, (3) pemakaian alat, eksternal yang mempengaruhi proses dan
prosedur dan pemecahan masalah dan (4) hasilnya.
melakukan investigasi (Depdiknas, 2013). Pembelajaran adalah suatu sistem atau
Hal ini mendorong perlunya perubahan pada proses membelajarkan peserta didik yang
kurikulum di Indonesia. dirancang, dilaksanakan, dan dievaluasi
Salah satu elemen perubahan pada secara sistematis agar peserta didik dapat
kurikulum 2013 pada jenjang sekolah dasar mencapai tujuan pembelajaran yang
adalah penguatan proses pembelajaran. diharapkan. Pembelajaran memiliki
Melalui penguatan proses pembelajaran beberapa komponen, antara lain tujuan
diharapkan bisa meningkatkan kualitas pembelajaran, materi pembelajaran , strategi
pembelajaran lebih efektif, efisien, dan metode pembelajaran, media
menyengkan, dan bermakna, sehingga pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.
mampu meningkatkan kuaitas pencapaian Pembelajaran memproses input agar
hasil belajar dan mengedepankan siswa menghasilkan output yang diinginkan.
berpikir kritis (tidak sekedar menyampaikan Teori Belajar Behaviorisme
faktual). Pada kenyataannya masih banyak mengatakan bahwa belajar adalah proses
guru yang kurang faham tentang HOTS. Hal perubahan tingkah laku, reaksi seseorang
ini tampak pada rumusan indikator, tujuan, terhadap suatu aksi dengan kata lain bahwa
maupun kegiatan pembelajaran dan perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
penilaiannya dalam rancangan pembelajaran pengalaman. Munculnya respon atau
yang dibuat dan pelaksanaan proses perilaku tertentu akan semakin kuat bila
pembelajarannya. Guru harus mampu diberikan penguatan dan akan menghilang
mengembangkan dan mengkonversikan dari bila dikenai hukuman.
pembelajaran yang masih bersifat Lower Teori belajar kognitif, memandang
Order Thinking Skill (LOTS) menjadi seseorang belajar dengan hasil pemerolehan
Higher Order Thinking Skill (HOTS), dan pengetahuan dengan pemrosesan informasi
ini harus sudah diawali sejak merancang dan memori yang melibatkan proses mental
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). seseorang seperti berfikir, mengingat,
Belajar merupakan usaha yang memecahkan masalah, motivasi,
dilakukan seseorang untuk mencapai sebuah kesengajaaan, keyakinan, dan pengambilan
tujuan, usaha tersebut mengarahkan keputusan. Aplikasi dalam proses belajar
seseorang dari keadaan tidak bisa menjadi

2
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801

adalah seseorang diarahkan agar bisa mengalisis (analysis); menilai (evaluation);


memproses informasi baru dengan baik. dan mencipta (creat). (Anderson, 2010:46).
Teori Belajar Konstruktivisme Tingkatan tersebut menunjukkan bahwa
memandang bahwa belajar adalah proses berpikir untuk mengetahui merupakan
internal seseorang dalam membangun atau tingkatan berpikir yang paling rendah
mengkonstruksi pengetahuan. Pengelolaan (Lowerer) sedangkan menilai merupakan
pengetahuan dalam diri seseorang tingkatan berpikir paling tinggi (Higherer).
menghasilkan pengetahuan yang bermakna Keterampilan berfikir terdiri atas empat
untuk memecahkan suatu permasalahan. tingkat, yaitu: menghafal (recall thinking),
Pada pembelajaran kurikulum 2013 dasar (basic thinking), kritis (critical
terdapat beberpa perubahan paradigma yang thinking) dan kreatif (creative thinking)
selama ini digunakan oleh para guru, (Krulik & Rudnick, 1999). Presseisen
perubahan tersebut dimaksudkan untuk mengemukakan keterampilan berpikir
menyesuaikan dengan tuntutan zaman dan tingkat tinggi dibagi menjadi empat
mempersiapkan sumber daya manusia kelompok, yaitu pemecahan masalah,
Indonesia agar siap bersaing di masa yang membuat keputusan, berpikir kritis dan
akan datang. Pemnbelajaran dengan berpikir kreatif( Costa, 1985). Ennis
kurikulum 2013 melatihkan siswa untuk membagi indikator keterampilan berpikir
mencari tahu, bukan hanya diberi tahu kritis menjadi lima kelompok (Costa, 1985)
ten.tang ilmu pengetahuan, menekankan yaitu; a) memberikan penjelasan
kemampuan berbahasa sebagai alat sederhana, b) membangun keterampilan
komunikasi, pembawa pengetahuan dan dasar, c) menyimpulkan, d) membuat
berfikir logis, sitematis, dan kreatif. penjelasan lebih lanjut, serta e) mengatur
Penilaian dilakukan dengan mengukur strategi dan taktik.
tingkat berfikir siswa mulai dari yang rendah Higher Order Thinking Skill (HOTS)
hingga yang tinggi, bukan hanya sekedar adalah keterampilan berfikir tingkat tinggi
hafalan konsep, mengukur proses kerja yang menuntut pemikiran secara kritis,
siswa dan hasil serta menggunakan kreatif, analitis, terhadap informasi dan data
portofolio pembelajaran siswa. dalam memecahkan permasalahan (Barratt,
Berpikir merupakan bagian dari ranah 2014). Berfikir tingkat tinggi merupakan
kognitif yang dikalsifikasikan Bloom ke jenis pemikiran yang mencoba
dalam enam tingkatan proses kognitif: mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan
pengetahuan (knowledge); pemahaman mengenai pengetahuan yang ada terkait isu-
(comprehension); penerapan (application); isu yang tidak didefinisIkan dengan jelas

3
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801

dan tidak memiliki jawaban yang pasti Merril (2012:348-358) mengemukakan


(Haig, 2014). bahwa ada 11 strategi yang bisa
Mengembangkan pemikiran kritis memunculkan pemikiran yang bermanfaat
menuntut latihan menemukan pola, untuk mengembangkan keterampilan
menyusun penjelasan, membuat hipotesis, berfikir tingkat tinggi (tetapi 5 lima strategi
melakukan generalisasi, dan pertama yang diutamakan), antara lain 1)
mendokumentasikan temuan-temuan apa perbedaannya, 2) apa persamaannya, 3)
dengan bukti (Eggen, 2012: 261). Hal ini membandingkan, 4) memilah, 5) Apa
menunjukkan bahwa pembelajaran yang penyebabnya, 6) merangkum, 7) membuat
memicu siswa untuk berfikir tingkat tinggi kategori, 8) menyelesaikan masalah, 9)
menuntut penggunaan strategi pembelajaran curah pendapat, 10) mempertimbangkan
yang berorientasi pada siswa aktif, sehingga berbagai macam pilihan, 11) bahasa untuk
siswa memiliki kesempatan untuk meningkatkan cara berpikir.
mengamati, menanya, menalar, mencoba, Pengembangan pembelajaran yang
dan mengkomunikasikan. Pendekatan memperhatikan keterampilan berfikir
semacam ini sangat sesuai dengan harapan tingkat tinggi harus memperhatikan tahapan
kurikulum 2013. berfikir sesuai dengan taksonomi Bloom,
Strategi pembelajaran yang efektif mulai dari mengingat, memahmi,
akan membantu siswa menuju keterampilan menerapkan, menganalisis, mengevaluasi,
berfikir tingkat tinggi. Langkah-langkah dan mencipta. Eggen (2012:262)
pembelajaran yang bisa memicu siswa mengemukakan model pembelajaran
berfikir tingkat tinggi dikemukakan oleh integrative yang mendorong pengembangan
Given (dalam Ali, 2011:23) diantaranya: 1) berpikir kritis dengan langkah perencanaan
menuliskan tujuan pembelajaran yang akan 1) mengidentifikasi topic, 2) menentukan
dicapai hari ini (Pembelajaran Emosional), tujuan belajar, 3) menyiapkan data, 4)
2. melakukan Brain Gym disela menentukan pertanyaan.
pembelajaran (Pembelajaran Fisik), 3) Berbagai temuan penelitian terdahulu
mengarahkan kegunaaan konsep dalam tersebut menunujukkan bahwa
kehidupan sehari-hari (Pembelajaran pengembangan perangkat pembelajaran,
Emosional), 4) mendiskusikan permasalahn baik yang terkait dengan pengembangan
dalam LKS (Pembelajaran Kognitif, strategi, bahan ajar, maupun media dapat
Pembelajaran Sosial, pembelajaran Fisik), memotivasi peserta didik untuk berfikir
dan 5) introspeksi pembelajaran lebih kritis, serta mampu meningkatkan
(Pembelajaran Reflektif). aktivitas belajar dan hasil belajar, sehingga

4
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801

pembelajaran berjalan lebih efektif, efisien, pembelajaran yang dihasilkan. (4) Uji Coba
dan menyenangkan. 1 (Validasi Ahli Isi dan Rancangan
Pembelajaran) bertujuan untuk
METODE
mendapatkan masukan tentang validitas isi
Penelitian ini merupakan penelitian dan rancangan pembelajaran yang
yang bertujuan untuk mengembangkan dikembangkan sebagai bahan revisi. (5) Uji
prototip model pengembangan coba 2 (Kelompok kecil) dilakukan pada
pembelajaran berbasis HOTS, oleh karena kelompok kecil, yaitu kelompok teman
itu metode penelitian yang digunakan dalam sejawat (dosen) pengampu mata kuliah
penelitian ini adalah metode Research and pengembangan perangkat pembelajaran SD
Development (R&D). Disain pengembangan di PGSD Universitas PGRI Adi Buana
yang digunakan mengacu pada model Dick Surabaya. (6) Uji coba 3 (Kelompok besar)
dan Carry yang disesuaikan dengan dilakukan pada kelompok yang lebih besar
kebutuhan penelitian ini. yaitu kelompok guru SD yang sedang
Prosedur pengembangan prototip model mengajar di kelas V di SD mitra program
pengembangan pembelajaran berbasis studi PGSD Universitas Adi Buana
HOTS meliputi: (1) Pra Pengembangan Surabaya.
dilakukan analisis kebutuhan yang terkait Teknik pengumpulan data pada
dengan karakteristik siswa dan konsep penelitian ini adalah angket digunakan
pembelajaran HOTS yang akan untuk mengumpulkan informasi data yang
dikembangkan. Langkah awal yang berkaitan dengan rumusan masalah ketiga,
dilakukan adalah melakukan pemetaan yaitu angket validasi, respon dosen dan guru
hubungan antara kompetensi inti, SD kelas V dan teknik tes digunakan untuk
kompetensi dasar, indikator, materi, serta mencari data capaian hasil belajar siswa saat
karakter dan akitivitas sesuai dengan uji coba terbatas produk hasil
karakteristik HOTS serta materi pengembangan.
pembelajaran. (2) Pengembangan Teknik analisis data meliputi analisis
pembelajaran diawali dengan validasi dan hasil uji coba. Validitas
pengembangan indikator, tujuan, kegiatan dihitung dengan cara menghitung rata-rata
pembelajaran, bahan ajar, LKPD, media, skor penilaian oleh dua orang pengamat
dan penilaian pembelajaran berbasis HOTS. menggunakan interval 1 sampai dengan 5
(3) Pasca Pengembangan dilakukan dengan kriteria yang telah ditetapkan dalam
penyusunan instrumen untuk mengukur penelitin ini. Hasil angket respon dosen
validitas draft rancangan pengembangan maupun guru dianalisis dengan

5
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801

menggunakan persentase masing-masing Peristiwa Alam” tema 2 “Peristiwa dalam


jawaban dan memerikan hasil analisis sesuai Kehidupan” siswa SD kelas 5 meliputi: 1)
dengan masing-masing butir pertanyaan Aktifitas belajar peserta didik dalam
dalam angket. Hasil tes kompetensi kognitif melaksanakan percobaan replika banjir, 2)
siswa setelah akhir pembelajaran dianalisis bahan ajar berupa modul daur air dan artikel
dengan cara analisis ketuntasan dan analisis kegiatan manusia yang mempengaruhi daur
persentase setiap kompetensi dasar ranah air, 3) bahan LKPD pada kegiatan peserta
kognitif dari setiap muatan pelajaran didik dalam melaksanakan percobaan
berdasarkan criteria ketuntasan minimal replika banjir, 4) media maket daur air,
yang ditetapkan dalam kuriulum 2013, yaitu video tentang kegiatan manusia yang
2,67 untuk skala 4. mempengaruhi daur air, replika banjirdan
kartu peka, dan 5) penilaian pada kegiatan
HASIL
peserta didik dalam melaksanakan
Bentuk model pengembangan percobaan replika banjir.
pembelajaran digambarkan seperti pada Hasil validasi perangkat pembelajaran
gambar di bawah ini : digambarkan dalam grafik sesuai aspek
kualitas pengembangan perangkat seperti
pada gambar di bawah ini :

Gambar 2 Hasil validasi perangkat


pembelajaran

Gambar 1 model pengembangan Hasil respon dosen terhadap hasil


pembelajaran
pengembangan perangkat pembelajaran
Dari proses pengembangan berdasarkan aspek yang diukur
pembelajaran berbasis HOTS yang telah digambarkan dalam grafik seperti gambar di
dijelaskan dapat diketahui hasil bawah ini :
pembelajaran Berbasis HOTS pada materi
pembelajaran 1, subtema 3 “Manusia dan

6
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801

menunjukkan bahwa tampilan perangkat


masing-masing menyatakan setuju (78,13%
dan 91%), kedalaman isi masing-masing
menyatakan setuju (93,75% dan 95%) ,
kesesuaian dengan Kurikulum 2013 masing-
masing menyatakan setuju (66,25% dan
100%), kesesuaian dengan prinsip-prinsip
keterampilan berpikir tingkat tinggi masing-
Gambar 3 Grafik Respon Dosen Terhadap
Pengembangan Perangkat Pembelajaran masing menyatakan setuju (65,63% dan
Keterangan: 85%), kejelasan materi masing-masing
1. Tampilan perangkat 6. Kesesuaian karakteris-
2. Kedalaman isi tik peserta didik menyatakan setuju (50% dan 75%),
3. Kesesuaian dengan 7. Membangun karakter
Kurikulum 2013 peserta didik kesesuaian dengan peserta didik masing-
4. Kesesuaian dengan 8. Unsur Kreativitas
prinsip Evaluasi 9. Keterampilan berpikir masing menyatakan setuju (67,5% dan
5. Kejelasan materi tingkat tinggi
79%), membangun karakter peserta didik
Hasil analisis validasi pengembangan masing-masing menyatakan setuju (87,5%
perangkat pembelajaran diketahui bahwa dan 90%), unsur kreativitas masing-masing
aspek tampilan memperoleh nilai rerata 3,89 menyatakan setuju (79,13% dan 91,66), dan
yang berarti baik, aspek isi memperoleh evaluasi masing-masing menyatakan setuju
nilai rerata 4,28 yang berarti baik, aspek (83,33% dan 83,33%)
bahasa memperoleh nilai rerata 3,58 yang Data hasil uji coba terbatas dalam
berarti baik. sedangkan untuk aspek penelitian ini dianalisis dengan mencari
kelengkapan mencapai nilai rerata 3,75 yang persentase dan penetapan ketuntasan tiap
berarti baik. Untuk nilai rerata keseluruhan KD dengan dasar kurikulum 2013, yaitu
hasil validasi dari pengembangan perangkat nilai minimal 2,66. Di SD Laboratorium
pembelajaran mencapai 3,86 yang berarti Unesa, semuanya tuntas 100%, di SDN
baik. Sawotratap 1, yang tidak tuntas 10% dan
Untuk mengetahui respon dosen dan yang tuntas 90%, di SDN Tenggilis Mejoyo
guru SD kelas V terhadap hasil 1, yang tidak tuntas 10% dan yang tuntas
pengembangan perangkat pembelajaran, 90% , di SDN Margorejo 1/403 Surabaya,
maka dilkukan dengan teknik angket respon. semuanya tuntas 100%, dan di SDN
Angket respon dibagi menjadi 9 aspek Kebondalem Mojosari, yang tidak tuntas
penilaian. Dari 9 aspek tersebut dijabarkan 25% dan yang tuntas 75% pada mata
lebih rinci menjadi 25 indikator penilaian. pelajaran Bahasa Indonesia KD 3.2
Hasil analisis angket respon dosen dan guru

7
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801

PEMBAHASAN nyata atau yang benar-benar terjadi tentang


kegiatan manusia yang memengaruhi daur
Hasil pengembangan kegiatan belajar
air pada kehidupan sehari-hari. Dengan
dari yang sebelumnya (dalam buku guru)
demikian, peserta didik akan lebih mudah
dirancang lebih aktif, karena peserta didik
dalam memahami dan mengaplikasikan
aktif dalam percobaan replika banjir dan
pembelajaran yang ada dalam artikel.
semua peserta didik teribat dalam percobaan
Lembar Kegiatan Peserta Didik
tersebut. Peserta didik lebih kreatif dalam
(LKPD) yang dikembangkan memberikan
mengkreasikan saat membuat rumah-
acuan dalam melakukan aktifitas belajar,
rumahan dari plastisin serta menggunakan
sehingga membuat peserta didik dapat
bahan-bahan bekas untuk melakukan
belajar mandiri tanpa bantuan guru ataupun
percobaan tersebut. Peserta didik
teman. Media pembelajaran yang
mengatahui cara menyusun replika banjir
dikembangkan menimbulkan ketertarikan
dengan benar dan rapi. Percobaan bisa
pada peserta didik untuk berfikir dan
dilakukan di luar kelas, sehingga peserta
menyelidikinya, karena objek terlihat lebih
didik tidak merasa bosan saat pembelajaran
nyata, sehingga peserta didik dapat
dan mebuat peserta didik lebih bekerjasama
memahami materi yang disampaikan
dengan teman satu kelompok. Dengan
dengan lebih mudah karena peserta didik
demikian guru akan lebih mudah memantau
seolah-olah melihat hal yang nyata.
siapa saja yang aktif dalam percobaan.
Pembelajaran akan berjalan lebih efektif
Bahan ajar yang dikembangkan dalam
karena peserta didik dapat belajar langsung
penelitian ini adalah modul sederhana yang
dengan maket yang hampir sama dengan
memuat informasi yang lebih lengkap
aslinya dan memberikan pengalaman belajar
mengenai proses daur air. Bahan ajar yang
yang menyenangkan. Media yang
dikembangkan lebih bervariasi dengan
dikembangkan membuat peserta didik untuk
menampilkan gambar proses daur air,
membuat kajian lebih lanjut megenai
sehingga memudahkan siswa memahami
pembelajaran dan memberikan peluang
tahapan daur air secara sistematis. Bahan
kepada peserta didik untuk berinteraksi satu
ajar dilengkapi kolom diskusi mengenai
sama lain serta menumbuhkan keterampilan
modul daur air dengan pertanyaan-
berfikir tingkat tinggi peserta didik
pertanyaan yang memicu peserta didik
Ditambahkannya video sebagai media
untuk berpikir tnggi. Dengan demikian
bisa lebih menarik minat belajar peserta
peserta didik akan terbiasa untuk berpikir
didik dan lebih efektif untuk pembelajaran
tingkat tinggi. Bahan ajar memuat informasi
karena dapat melayani gaya bahasa siswa

8
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801

auditif maupun visual. Pesan video lebih yang efektif dalam strategi pembelajaran
mudah diingat, mengembangkan pikiran dan akan membantu siswa menuju keterampilan
pendapat peserta didik, mengembangkan berfikir tingkat tinggi.
imajinasi peserta didik, membuat peserta Hal tersebut di atas didukung dengan
didik memahami keadaan sebenarnya yang data respon baik dosen maupun guru
terjadi di sekitar mereka sehingga mereka menunjukkan bahwa kualitas hasil
dapat menentukan sikap mereka terhadap pengembangan perangkat pembelajaran
suatu peristiwa atau kondisi tersebut, lebih ditinjau dari berbagai aspek (tampilan
mudah memahami materi karena mereka perangkat, kedalaman isi, kesesuaian
dapat melihat dan mendengar, dan melatih dengan kurikulum 2013, kesesuaian dengan
kecekatan peserta didik dan keterampilan prinsip-prinsip keterampilan berpikir tingkat
menyimpulkan isi video. tinggi, kejelasan materi, kesesuaian dengan
Media kartu Peka (persamaan dan peserta didik, membangun karakter peserta
kesetaraan) memberikan contoh yang didik, unsur kreativitas, dan evaluasi ) setuju
aplikatif sehingga peserta didik lebih mudah menyatakan baik dan layak untuk digunakan
menyelesakan soal. Terdapat kisi-kisi dalam pembelajaran 1 Subtema 3 Manusia
penilaian yang terperinci dan autentik. dan Peristiwa Alam Tema Peristwa dalam
Penilaian lebih terperinci dan lebih spesifik. Kehidupan Kelas V SD. Hal ini sesuai
Analisis perbandingan komponen dengan hasil validasi (tampilan, isi, bahasa,
perangkat pembelajaran yang telah disajikan kelengkapan) yang menunjukkan rata-rata
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran 1 nilai 38,6 yang menunjukkan kategori baik.
berbasis HOTS yang dikembangkan oleh Pembelajaran berbasis HOTS
peneliti layak digunakan karena dari data merupakan pembelajaran yang
yang sudah di analisis didapatkan banyak mengembangkan keterampilan berfikir
kelebihan dari komponen pembelajaran baik kritis. Mengembangkan pemikiran kritis
aktifitas belajar, bahan ajar, LKPD, media menuntut latihan menemukan pola,
pembelajaran dan penilaian yang menyusun penjelasan, membuat hipotesis,
dikembangkan peneliti pada pembelajaran melakukan generalisasi, dan
1, sehingga sangat membantu peserta didik mendokumentasikan temuan-temuan
belajar lebih efektif pada materi dengan bukti (Eggen, 2012: 261).
pembelajaran 1 Subtema Manusia dan Hal ini menunjukkan bahwa
Peristiwa Alam Tema Peristiwa dalam pembelajaran yang memicu siswa untuk
Kehidupan. Given (dalam Ali, 2011:23) berfikir tingkat tinggi menuntut penggunaan
mengemukakan langkah-langkah kegiatan strategi pembelajaran yang berorientasi

9
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801

pada siswa aktif, sehingga siswa memiliki penilaian, Mengkaitkan prinsip HOTS,
kesempatan untuk mengamati, menanya, dan Merevisi semua aspek dan langkah
menalar, mencoba, dan pengembangan pembelajaran.
mengkomunikasikan, pendekatan semacam 2. Hasil pengembangan pembelajaran
ini sangat sesuai dengan harapan kurikulum dengan menggunakan Prototip model
2013. pengembangan pembelajaran yang
Hasil uji coba terbatas perangkat dikembangkan dalam penelitian ini
pembelajaran di beberapa SD telah berupa produk perangkat pembelajaran
menunjukkan hasil ketuntasan dengan yang meliputi RPP, bahan ajar, LKPD,
rerata ketuntasan capaian belajar siswa 91 media pembelajaran, dan penilaian
%. Hal ini menggambarkan hasil pembelajaran yang dirancang dengan
pengembangan perangkat pembelajaran memperhatikan prinsip-prinsip HOTS.
dengan menggunakan prototip model 3. Kualitas hasil pengembangan perangkat
pengembangan pembelajaran berbasis pembelajaran hasil validasi perangkat
HOTS mampu menghasilkan hasil capaian oleh validator menunjukkan nilai total
belajar yang cukuk efektif pada rerata 3,86 dengan kategori baik. Hasil
pembelajaran 1 Subtema 3 Manusia dan respon dosen dan guru terhadap hasil
Peristiwa Alam Tema Peristwa dalam pengembangan pembelaajaran masing-
Kehidupan Kelas V SD. masing menyatakan setuju dengan rerata
persentase 73,8 % (kategori baik) dan
KESIMPULAN
87,8 % (kategori sangat baik).
Berdasarkan data dan hasil pembahasan
4. Hasil uji coba terbatas menunjukkan hasil
serta permasalahan dalam penelitiaan ini,
pengembangan pembelajaran mampu
maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
menghasilkan ketuntasan capaian belajar
1. Prototip model pengembangan
(91 %) pada pembelajaran 1 Subtema 3
pembelajaran yang dikembangkan dalam
Manusia dan Peristiwa Alam Tema
penelitian ini meliputi beberapa tahapan,
Peristwa dalam Kehidupan Kelas V SD.
yaitu Analisis Kompetensi dasar (KD),
Analisis Indikator, Analisis karakteristik DAFTAR PUSTAKA
siswa, Merumuskan tujuan pembelajaran, Anderson, L W. (2010). Pembelajaran,
Analisis materi, Mengembangkan Pengajaran, dan Asesmen,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
strategi, dan kegiatan pembelajaran,
Barrat, Carroline, (2014). Higher Order
mengembangkan perangkat Thinking And Assessment.
pembelajaran, Mengembangkan International Seminar on current

10
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801

issues in Primary Education: Prodi Rufi’i. (2015). The Development of Algo-


PGSD Universitas Muhammadiyah Heuristic Model: To Improve Student
Makasar. Learning Acquisition in Statistics at
Depdikbud, (2013). Kurikulum 2013. Elementary School Teacher
:Jakarta Education. International Journal of
Haig, Yvonne, (2014). Higher Order Social Science and Humanity, Vol. 5,
Thinking And Assessment. No. 11, November 2015.pp. 937-943.
International Seminar on current Tasri, Lu’mu. (2011). Pengembangan
issues in Primary Education: Prodi Bahan Ajar Berbasis Web.Jurnal
PGSD Universitas Muhammadiyah MEDTEK, 3.2.
Makasar. Tiarani, Vinta. (2011). Pengembangan
Eggen, P, Kauchak. 2012. Strategi dan Bahan Ajar Dwi Bahasa untuk Kelas
Model Pembelajaran. Jakarta: PT. Internasional. Universitas Negeri
Indeks. Yogyakarta.
Merril, Melanie T. (2001). Pembelajaran Valdez , Anabelie V., Lomoljo, Annaliza.,
Aktif yang Menginspirasi. Jakarta: PT. Dumrang, Samsia P., and Manis M.
Indeks. Didatar. (2015). Developing Critical
Suparlan, dkk.(2008). PAKEM Thinking through Activity –Based and
(Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, Cooperative Learning Approach in
dan Menyenangkan). Bandung: Teaching Higher School Chemistry.
Grasindo. International Journal of Social Science
Suparman, A. (2012). DesainInstruksional and Humanity, Vol. 5, No. 1, January
Modern. Jakarta: Erlangga. 2015. pp.139-141.
Sanjaya, W. (2008). Strategi Pembelajaran Zakiyah, Milatuz. PengembanganBahan
Berbasis Standar Proses. Jakarta: Ajar Pendidikan Berpikir Kritis
Kencana Prenada Media Group. melalui Pembelajaran Menulis Karya
Trianto. (2008). Mendesain Pembelajaran Ilmiah di SMA/MA Kelas XI.
Kontekstual (contextual teaching and Universitas Negeri Malang.
learning) Di kelas. Jakarta: Cerdas Pustaka
Publisher
Pianpeng, T., Koraneekij, Prakob. (2016).
Development of a Model of Reflection
Using Video Based on Gibbs’s Cycle
in Electronic Portfolio to Enhance
Level of Reflective Thinking of
Teacher Students. International
Journal of Social Science and
Humanity, Vol. 6, No. 1, January
2016.pp. 26-31.
Priyatni, E.T, Wahono, A.S, (2012).
Penyusunan Bahan Ajar Membaca
Berbasis Pendidikan Multikultural
dan E-Learning. LITERA, Volume
11, Nomor 1, April 2012. Hal 1-14.

11

Anda mungkin juga menyukai