Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
Salah satu indikator dalam manjunya sebuah negara adalah pendidikan . Di Indonesia
kualitas pendidikan masih dalam proses peningkatkan guna menghasilkan sumber daya manusia
yang berkualitas. Pada abad ke 21 semua manusia selain dituntut untuk cakap teknologi mereka
juga dituntut untuk memiliki keterampilan berpikir kritis, kolaborastif, inovatif, kreatif, dan
komunikasif. Hal tersebut perlu dipersipkan untuk menghadapi perubahan dalam perkembangan
serta inovasi yang akan terjadi.

Melihat segala perubahan yang akan terus terjadi dalam berbagai bidang, terutama dalam
pendidikan, pemerintahan pendidikan di Indonesia dari Kemendikbud kini tengah merancang
strategi pembelajaran salah satunya yaitu MBKM dan kurikulum yang ditetapkan yaitu
kurikulum 2013. Pada setiap perubahan sistem pendidikan terus berupaya untuk meningkatkan
nilai kualitas pendidikan, penilaian yang digunakan kini adalah penilaian HOTS atau Higher
Order Thinking Skillsm. Penilaian atau Assesment yaitu suatu kegiatan dalam membuat
keputusan terkait informasi dari proses pembelajaran dan aspek penunjang lainnya dalam
pendidikan (Uno & Koni, 2012: 2). HOTS adalah kemampuan berpikir tingkat tinggi selain
daripada menceritakan atau menghafal. Oleh karena itu, dengan diterapkannya HOTS dalam
kurikulum 2013 diharapkan dapat memecahkan permasalahan pendidikan yang ada di Indonesia.

Keterampilan berpikir tingkat tinggi dapat mengarahkan siswa untuk mampu


menggunakan cara berpikirnnya dalam memahami hal yang dipelajarinya. Selain itu, dalam
kegiatan pembelajaran HOTS, siswa dibimbing untuk mengintegrasikan konsep, menafsirkan
fakta, dan menyimpulkan. Penilaian berbasis HOTS siswa diajarkan untuk memiliki kemampuan
analisis, evaluasi, dan mampu menghasilkan hal yang bermanfaat. Dengan demikian, guru dapat
melatih perkembangan berpikir tingkat tinggi siswa dengan memberikan tes yang melatih siswa
agar lebih berpikir kritis, inovatif, dan kreatif. Menurut (Harususilo dalam Fatimah 2020:318)
Kesiapan siswa untuk bersaing di era 4.0 yang sesuai dengan implementasi kurikulum,
merupakan tugas seorang pendidik dalam membantu siswa dalam proses berpikir tingkat tinggi.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian HOTS
Suatu kegiatan mental yang paling mendasar dalam mengkaji, membentuk representasi,
menjelaskan materi, menjalin interaksi, dan menyusun kesimpulan merupakan pengertian dari
keterampilan berpikir keritis atau disebut sebagai higher order thinking skills (Resnick, 1967
dalam kemendikbud, 2018: 11). Keterampilan berpikir tingkat tinggi umumnya dikenali sebagai
HOTS , keterampilan ini dipicu oleh empat kondisi (Kemendikbud, 2018: 11):
1. Kondisi kegiatan pembelajaran tertentu yang membutuhkan rencana khusus dan tidak
bisa dipergunakan dalam kegiatan lainnya.

2. Kemampuan intelektual kini menjadi kemampuan yang bisa diubah dalam satu kesamaan
ilmu pengetahuan hal ini didorong oleh beberapa faktor meliputi strategi, kesadaran
dalam belajar, dan lingkungan belajar

3. Pemahaman interaktif dan multidimensi menjadi pergesaran pemahaman yang berawal


dari pandangan pemahaman linier, unidimensi, spiral atau hirarki

4. Keterampilan ini melibatkan kemampuan menganalisis, penalaran, memecahkan


permasalahan, kreatif, dan berpikir kritis.

2. Acuan Keterampilan HOTS


Dasar yang dijadikan pijakan HOTS yaitu hierarki kemampuan menurut Taxonomy Bloom,
dan Kompetensi Keterampilan 4C (Creativity, Critical Thinking, Collaboration,Communication).

a. Taxonomy Bloom

Kategori hierarki kemampuan menurut Taxonomy Bloom dapat diklasifikasikan menjadi dua
jenis, yaitu LOTS ( mengingat, memahami, menerapkan/mengaplikasikan), dan HOTS
(menganalisis, menilai/mengevaluasi, dan mengkreasi/mencipta). Kemampuan berpikir tingkat
tinggi berada pada area menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Berikut merupakan tabel
mengenai penjelasan HOTS dan LOTS :
b. Kompetensi Keterampilan 4C

Kategori lain yang dijadikan dasar dalam pembelajaran HOTS yaitu kompetensi
keterampilan 4C (critical thinking,communication, collaboration, and creativity), yang telah
dikenal sebagai keterampilan abad ke-21 (P21). Berikut peta keterampilan 4C:
Berdasarkan hasil temuan data pada Nawacita, RPJMN Pendidikan Dasar, dan UU
Sisdiknas, Timggi, dan Menengah, didapatkan 2 kriteria susulan yang sesuai dengan kebijakan
Kurikulum dan kebijakan Pemerintah, yaitu Spiritual Value dan Character Building. Dengan
demikian, dapat disimpulkan Indonesian Partnership for 21 Century Skill Standard (IP-21CSS)
menjadi kriteria pada P21 di Indonesia.

Pada kurikulum 2013 diamanahkan untuk menghantarkan peserta didik agar memiliki
keterampilan HOTS yang dapat dilaksanakan menggunakan pendekatan saintifik, yaitu memuat
kegiatan mengamati, menanya, menghimpun data, menggarap data, dan memprsentasikan.
Berikut merupakan tabel keterkaitan langkah pembelajaran pada kegiatan yang menggunakan
pendekatan saintifik :
Dengan Demikian. penilaian HOTS adalah penilaian yang dilakukan untuk menilai
kemampuan siswa pada mentransmisi suatu konsep, melakukan proses dan
mengimplemntasikannya, mengolah data dari berbagai sumber yang berbeda, menggali
informasi secara kritis, dan memecahkan masalah dengan menggunakan data yang didapat.

3. Penerapan Penilaian HOTS


Pada kegiatan pembelajaran di kelas untuk mengimplementasikan HOTS, guru sebagai
pendidik mampu mengusai penilaian dalam aspek pengetahuan atau kompetensi indicator 3 yang
dapat diukur baik secara tes tulis maupun lisan. Tes tertulis terbagi menjadi dua jenis yaitu non
objektif yang terdiri dari soal uraian dan objektif yang terdiri dari benar salah, pilihan ganda,
menjodohkan, serta isian. Tes lisan berbentuk sebuah pertanyaan yang diajukan langsung dari
guru kepada siswa.

Menurut (Kemdikbud, 2018 : 10-11) implementasi soal HOTS ini dapat mengukur
kemampuan mengintegrasi suatu konsep, menerapkan dan memproses data, mengaitkan berbagai
data yang berbeda, menyelesaikan masalah menggunakan informasi, dan menganalisi gagasan
dengan kritis.

4. Karakter dan Jenis Penilaian HOTS


Dalam perkembangannya penilaian HOTS dibagi dalam 2 ranah yaitu penilaian sikap dan
keterampilan yang setiap ranahnya memiliki karakteristik yang berbeda.
a. Penilaian sikap
Ranah terbagi dalam 2 aspek yaitu spiritual dan social yang tercantum dalam KI-1
dan KI-2. Dalam penilaian sikap instrument pokok nya adalah observasi, pada penilian
ini sikap siswa yang bersikap baik dan perlu bimbingan dicatat dalam jurnal oleh
pendidik. Guru menggunakan lembar observasi untuk penilaian sikap siswa saat kegiatan
pembelajarasan, sedangkan penilaian antar teman, jurnal, dan penilian diri dilakukan
hanya bila perlu saja.
b. Penilaian keterampilan
Penilaian keterampilan merupakan penilaian dalam bentuk proyek, praktik, dan
produk, hal ini tercantum dalan kompetensi dasar 4 (KI-4). Contohnya seperti membuat
karya, menari, percobaan di lab, dan lain-lain. Pada kesimpulannya keterampilan ini
mengandung sebuah pergerakan dari penguasaan, mengkomunikasikan, dan menciptakan
suatu produk. Hal tersebut didukung oleh instrument penilaian yang dibuat oleh guru.
DAFTAR PUSTAKA

Kunanti, E. S. (2021). Penyusunan Pengembangan Penilaian Berbasis HOTS. In Prosiding


Seminar Nasional Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia (SemNas PBSI)-3 (pp. 19-26).
FBS Unimed Press.

Pratiwi, U., & Fasha, E. F. (2015). Pengembangan instrumen penilaian hots berbasis kurikulum
2013 terhadap sikap disiplin. Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA, 1(1), 123-142.

Taubah, M. (2019). Penilaian Hots dan Penerapannya di SD/Mi. Elem Islam Teach J, 7(2), 197.

Sofyan, F. A. (2019). Implementasi HOTS pada kurikulum 2013. INVENTA: Jurnal Pendidikan
Guru Sekolah Dasar, 3(1), 1-9.

Saragih, M., & Nasution, H. S. (2021). Peningkatan Kualitas Pembelajaran Dan Penilaian
Berbasis Hots. JURNAL PRODIKMAS Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(1), 40-47.

Anda mungkin juga menyukai