Anda di halaman 1dari 6

RESUME

PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING SKILLS


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah
Pembelajaran IPS di SD Kelas Tinggi
Dosen Pengampu : Dra. Hj. Tin Rustini, M.Pd.

Disusun oleh:
KELOMPOK 5
Afifah Khoirunnisa 1905554
Dede Sulastri 1902233
Devina Handayani Suherli 1901686
Indah Aulia Ayuning Pertiwi 1902005
Revaldhi Athallah S 1900439

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


KAMPUS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA DI CIBIRU
BANDUNG
2022
A. Konsep Higher Oder Thinking Skills
HOTS (Higher order thinking) pertama kali dikemukakan oleh Susan M
Brookhart dalam bukunya, 'How to Assess Higher-order Thinking Skills in Your
Classroom' bahwa model ini sebagai metode untuk transfer pengetahuan, berpikir
kritis, dan memecahkan masalah yang bukan hanya sekedar model soal, namun juga
model pengajaran (Sofyan, F. 2019). HOTS juga menjadi menjadi kemampuan utama
yang harus dicapai oleh peserta didik jika berdasar pada kurikulum 2013 Indonesia.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Gradini (2019) bahwa kurikulum 2013
dilaksanakan di Indonesia untuk mengasah (1) berpikir kritis dan pemecahan masalah
(critical thinking and problem-solving); (2) kemampuan berkomunikasi dan
berkolaborasi (communication and collaboration skills); (3) kreativitas dan inovasi
(creativity and innovation skills); (4) literasi teknologi informasi dan komunikasi
(information and communication technology literacy); (5) belajar kontekstual (contextual
learning skills), dan (6) literasi media dan informasi (information and media literacy
skills). Aspek-aspek tersebut pada dasarnya merupakan HOTS. Aspek-aspek yang
terdapat dalam HOTS dapat dijjabarkan sebagai berikut:
1. Transfer of Knowledge
Ranah proses berfikir pada tingkat tinggi menurut Bloom ada pada ranah C4
(analisis), C5 (sintesis), C6 (evaluasi). Hasil perbaikan Airasian et al (Dalam
Prihantini, 2021) menjadi analisis, evaluasi, dan mencipta. Adapun proses
keterampilan tingkat tinggi dideskripsikan melalui tabel berikut.
Ranah Proses Berfikir Deskripsi
C4 Menganalisis Menguraikan materi ke dalam bagian-bagian,
menghubungkan bagian-bagian dalam suatu struktur
atau keterpaduan
C5 Mengevaluasi Mengevaluasi berdasarkan pertimbangan kriteria
atau standar
C6 Mencipta/ Menyusun sebuah bentuk dengan menempatkan
Mengkreasi unsur-unsur secara koheren, menyusun ulang unsur-
unsur memproses keterampilan dalam bentuk baru,
berkreasi menghasilkan karya baru
Dimensi pengetahuan yang perlu dikembangkan dalam hal ini antara lain
pengetahuan factual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan
metakognitif. Materi pembelajaran dan kompetensi yang dikembangkan hendaknya
membangun kemampuan peserta didik untuk dapat berkembang.
2. Berpikir Kritis dan Kreatif
Menurut Prihantini (2021) berpikir kreatif merupakan proses memecahkan
masalah yang dihadapi, menganalisis asumsi, mengambil keputusan, dan melaksanakan
penelitian dengan cara mengerahkan segala pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki
untuk mengolah data yang telah dikumpulkan sehingga terciptalah suatu kesimpulan.
Elemen dasar yang terkandung dalam berpikir kritis disingkat oleh Ariyana (dalam
Prihantini, 2021) menjadi menjadi ‘FRISCO’. Kepanjangan frisco yaitu Focus, Reason,
Inference, Situastion, Clarity, dan Overview.
3. Problem Solving
Keterampilan memecahkan masalah, baik masalah pribadi, orang lain maupun
masyarakat. Ketika hendak mengukur keterampilan memecahkan masalah terdapat, 6
aspek, yaitu 1) menentukan masalah, (2) mengeksplorasi masalah, (3) merencanakan
solusi, (3) melaksanakan rencana, (5) memeriksa solusi, dan (6) mengevaluasi.

B. Kompetensi Keterampilan Abad ke – 21


Keterampilan Abad ke 21 memiliki penekanan pada berpikir kompleks atau
tingkat tinggi, kolaborasi serta komunikasi. Prinhantini (2021) mengatakan bahwa
keterkaitan antara HOTS dan Keterampilan Abad 21 ini dapat dilihat dari framework 21st
century skills atau dikenal dengan kompetensi 4C. Adapun penerapan kompetensi 4C
menurut Arnyana (2019) diantaranya :
1. Critical Thinking and Problem Solving
Dapat dilatihkan melalui pendekatan pembelajaran yang melatih siswa untuk
memecahkan masalah. Adapun strategi pembelajaran yang digunakan adalah:
problem based learning, project based learning, cooperative group investigation,
inquiry learning dan lainnya
2. Communication
Dapat dilatih melalui: menyusun laporan hasil kegiatan, presentasi tugas proyek,
diskusi kelompok/kelas, pembelajaran dalam jaringan (daring), dan kegiatan lain
yang menimbulkan interaksi antar peserta didik dengan peserta didik lain, dosen,
dan dengan sivitas sekolah/kampus lainnya.
3. Collaboration
Dapat dilatih melalui strategi coopererative learning. Dalam strategi kooperatif
terdapat nilai moral: penghargaan terhadap kelompok, tanggung jawab perseorangan
dan kelompok, kesempatan untuk berhasil bersama, belajar menyenangkan, bekerja
berpasangan, dan kerja kelompok. Di samping itu, strategi pembelajaran lain dapat
digunakan untuk melatih keterampilan kolaborasi dengan tetap kerja berkelomok
dengan memunculkan nilai moral yang ada dalam pembelajaran kooperatif.
4. Creativity and Innovation
Dapat dilatih dengan problem based learning, project based learning, cooperatif
group investigation, inquiry learning. Dalam penerapan strategi tersebut, dilanjutkan
dengan tantangan berupa cara pemecahan masalah secara berbeda-beda dengan
melihat masalah tersebut dari berbagai sudut pandang.
C. Model Pembelajaran HOTS
Pendekatan pembelajaran memiliki pandangan bahwa peserta didik ini
merupakan subjek dari pendidikan yang bisa berpotensi untuk dioptimalkan, tak hanya
itu strategi pembelajarannya berorientasi dengan student centered, dan model
pembelajaran tersebut berorientasi dengan HOTS. Dibawah ini merupakan Model-model
Pembelajaran yang bernaung dalam Strategi Pembelajaran
Strategi Model Pembelajaran
Pembelajaran
Discovery Probing-Proming learning, dan temuan terbimbing
Learning
Inquiry Based Scientific, Inquiry model, Inquiry training model
Learning
Problem Based Problem-based introduction, debate, controversial issues, example
Learning non example, problem solving learning, creative problem solving
Project Based Pembelajaran portofolio, group investigation, karya wisata
Learning
Work Based Role playing, pekerja masuk kelas, studi lapangan kerja, aktivitas
Learning kurikuler dan pengembangan diri
Service Service Learning
Learning
Cooperative numbered heads together, cooperative script, student teams
Learning achievement divisions (STAD), think pair and share jigsaw,
snowball throwing, team games tournament, social interaction,
cooperative integrated roadinv and compasition (CIRC), two stay
two stray
Concept scramble, make-A match, broken triangle/square/heart, peraihan
Learning konsep, mindmap
Inductive Model berpikir induktif (inductive thinking model), model induktif
Learning kata bergambar
Strategi berorientasi dengan saintifik, kecerdasan majemuk, quantum teaching and
learning.
DAFTAR PUSTAKA
Arnyana, I. B. P. (2019). Pembelajaran untuk meningkatkan kompetensi 4c (communication,
collaboration, critical thinking dancreative thinking) untukmenyongsong era abad
21. Prosiding: Konferensi Nasional Matematika dan IPA Universitas PGRI
Banyuwangi, 1(1), i-xiii.
Gradini, E. (2019). Menilik konsep kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking
skills) dalam pembelajaran matematika. Numeracy, 6(2), 189-203. Dapat diakses dari
https://ejournal.bbg.ac.id/numeracy/article/download/475/434
Prihantini. (2021). Strategi Pembelajaran SD.Jakarta : PT. Bumi Aksara
Sofyan, F. A. (2019). Implementasi HOTS pada kurikulum 2013. INVENTA: Jurnal
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 3(1), 1-9.

Anda mungkin juga menyukai