Anda di halaman 1dari 47

Higher Order Thinking Skill

Mengapa, Apa, Bagaimana

WORKSHOP PENINGKATAN MUTU KEMAMPUAN GURU DALAM PENGEMBANGAN SOAL


HOTS PROGRAM PENGEMBANGAN SEKOLAH MODEL SPMI
BOYOLALI, 24 AGUSTUS 2018

DISAMPAIKAN OLEH MUH ZUHRI, S.Pd., M.Pd.


INSTRUKTUR NASIONAL-FASILITATOR DAERAH KABUPATEN BOYOLALI
TUJUAN WORKSHOP
Peserta Workshop mampu:
1. Memahami latar belakang/arti pentingnya HOTS (Mengapa),
Konsep HOTS (Apa), dan cara/langkah-langkah menyusun soal
HOTS (bagaimana).
2. Menyusun soal HOTS
3. Mengimbaskan penyusunan soal HOTS di sekolah
MENGAPA HOTS?

1. Hasil Tes PISA


2. Hasil Implementasi Kurikulum 2013
3. Tantangan Abad ke-21
4. Keselarasan Kurikulum
MENGAPA HOTS?

1. Berdasarkan hasil studi internasional Programme for International


Student Assessment (PISA) menunjukkan prestasi literasi membaca
(reading literacy), literasi matematika (mathematical literacy), dan
literasi sains (scientific literacy) yang dicapai peserta didik Indonesia
sangat rendah.
Pada umumnya kemampuan peserta didik Indonesia sangat rendah
dalam: (1) memahami informasi yang kompleks; (2) teori, analisis,
dan pemecahan masalah; (3) pemakaian alat, prosedur dan
pemecahan masalah; dan (4) melakukan investigasi.
PISA DAN PERINGKAT INDONESIA
Apa itu PISA?
PISA (the Program for International Student Assessment) adalah ujian di seluruh
dunia yang diselenggarakan setiap tiga tahun sekali untuk mengukur
kecerdasan pelajar sekolah berusia 15 tahun di 70-an negara.
Sekitar 540.000 siswa dari seluruh dunia termasuk dari Indonesia mengikuti
ujian yang di selenggarakan oleh The Organization for Economic Co-operation
and Development (OECD) pada tahun 2015.
https://www.kaskus.co.id/thread/5a156d3fdad770ec548b456c/daftar-ranking-ma
tematika-dan-sains-sedunia-indonesia-peringkat-62
/
Mengapa Singapura begitu sukses di bidang
pendidikan?
• Dari negeri termiskin di dunia di tahun 1965, dengan perpaduan etnis,
agama dan bahasa, Singapura telah mengalahkan negara-negara terkaya di
Eropa, Amerika Utara dan Asia untuk menjadi nomor satu dalam dunia
pendidikan.
• Prof Sing Kong Lee, wakil presiden Nanyang Technological University,
mengatakan bahwa faktor kuncinya adalah standar pengajaran.
• "Singapura banyak berinvestasi dalam kualitas pengajaran - untuk
meningkatkan prestise dan status pengajaran dan untuk menghasilkan
lulusan terbaik," kata Prof Lee.
MENGAPA HOTS?
2. PANDANGAN BERBAGAI PIHAK
TENTANG IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
1. Proses pembelajaran masih dominan dikuasai
oleh guru,
2. pelaksanaan pembelajaran masih satu arah, Proses pembelajaran pada SMA pelaksana
3. model pembelajaran monoton, Kurikulum 2013 dipandang masih dalam
proses penyesuaian dari seperti tuntutan
4. ruang bagi peserta didik untuk membangun 4 C
Kurikulum 2013.
masih minim,
5. sajian soal-soal HOTS masih terbatas Proses penyesuaian tersebut dinilai terlalu
sehingga pembiasaan peserta didik untuk lama bagi sebuah perubahan (5 tahun)
menyelesaikan soal-soal HOTS masih minim, sehingga dipertanyakan apa yang salah dari
6. fasilitasi kepala sekolah bagi guru untuk implementasi Kurikulum 2013.
menjalankan pembelajaran dan penilaian masih
terbatas,
7. pada berbagai kasus adanya ketidak selarasan
pemahaman dan penguasaan kebijakan dan
konsep pembelajaran dan penilaian antara
pengawas, kepala sekolah dan guru.
FENOMENA LAIN BERKAITAN DENGAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013
“Kecenderungan menurunnya hasil Ujian Nasional (UN) tahun 2018 (tahun pelajaran
2017/2018) pada sebagian besar SMA termasuk SMA Rujukan (data riil masih sedang dalam
proses Puspendik).

Meskipun penurunan tersebut mungkin tidak semata-mata karena penerapan Kurikulum


2013, tetapi sempat viral pada sosial media yang mempertanyakan tentang beberapa soal UN
yang “sulit”. Soal-soal “sulit” yang menjadi pembahasan di sosial media ditengarai merupakan
soal HOTS.

PERTANYAAN
Bagaimana proses pembelajaran terjadi di kelas jika disajikan beberapa soal HOTS pada UN
tahun 2018 masih banyak peserta didik merasa kesulitan menjawab model soal tersebut.

Pertanyaan tersebut tentunya tidak dalam rangka membebankan persoalan kepada guru,
tetapi ingin mengidentifikasi kenyataan yang terjadi didepan kelas, mengidentifikasi
permasalahannya dan mencari solusi bersama agar maju bersama hebat semua.
Mengapa HOTS?
3. Kecakapan yang diperlukan untuk menghadapi fenomena
pergeseran pada abad-21 tersebut?
Mengapa HOTS?
3. Kecakapan yang diperlukan untuk menghadapi fenomena
pergeseran pada abad ke-21 tersebut?

Literasi Dasar Kompetensi Karakter


Kemampuan menggunakan Kemampuan siswa Kemampuan siswa menghadapi
core skills untuk kehidupan menyelesaikan permasalahan perubahan pesat pada
sehari-hari kompleks lingkungan

Literasi membaca Berpikir kritis Ingin tahu


Numerasi Kreatif
Inisiatif
Literasi IPA Komunikasi
Gigih
Literasi TIK Kolaborasi
Adaptif
Literasi finansial
Kepemimpinan
Literasi budaya Kepekaan sosial
&bermasyarakat
dan budaya
Mengapa HOTS?
4. Keselarasan Kurikulum
(Curriculum Alignment)
Apa yang dimaksud dengan KESELARASAN ?

Adanya KECOCOKAN (MATCH) antara:


• Apa yang diharapkan dalam kurikulum (kompetensi)
• Apa yang dipelajari siswa; dan
• Apa yang kita nilai.
PENYELARASAN (alignment)
TUJUAN
(deskripsi tentang apa yang
seharusnya dikuasasi siswa
setelah pembelajaran)

PENILAIAN
(tugas yang mencakup
umpan balik ttg sikap, pengetahuan &
keterampulan siswa)

PEMBELAJARAN
(konteks dan kegiatan siswa yang
mampu membuat siswa terlibat
secara aktif)
APA ITU HOTS?
HOTS atau higher order thinking skills adalah proses berpikir tingkat
tinggi. Dalam taksonomi bloom yang direvisi Anderson menduduki level
C4, C5 dan C6, analisis, evaluasi. dan kreasi. HOTS adalah kemampuan
berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif yang
merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi
Guru dituntut untuk melakukan proses pembelajaran yang HOTS
sehingga muaranya peserta didik mampu menyelesaikan soal HOTS.
Soal HOTS harus mampu mengukur transfer of knowledge, Problem
solving dan Critical thinking. Soal HOTS merupakan instrumen
pengukuran yang digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir
tingkat tinggi, yaitu keterampilan berpikir yang tidak sekadar mengingat
(remember), memahami (undestand), atau menerapkan (apply)
Aspek-Aspek HOTS

HOTS sebagai
HOTS sebagai
Critical-
Transfer of
Creative
Knowledge
Thinking

HOTS sebagai
Problem
Solving
Bloom taxonomy dipandang sebagai sebuah hierarki kegiatan-kegiatan
yang bersifat lower order dan higher order.
 (berdasarkan McCurry)
EVALUATION

SYNTHESIS

ANALYSIS

APPLICATION
 

COMPREHENSION
  'higher order'
KNOWLEDGE

'lower order'
PROSES BERPIKIR (Bloom)
Proses Berfikir Makna
C1 Mengingat Mengambil pengetahuan yang relevan dari ingatan
C2 Memahami Membangun arti dari proses pembelajaran, termasuk komunikasi lisan,
tertulis, dan gambar

C3 Menerapkan/ Melakukan atau menggunakan prosedur di dalam situasi yang tidak biasa
Mengaplikasikan

C4 Menganalisis Memecah materi ke dalam bagian-bagiannya dan menentukan bagaimana


bagian-bagian itu terhubungkan antarbagian dan ke struktur atau tujuan
keseluruhan

C5 Menilai/
Mengavaluasi Membuat pertimbangan berdasarkan kriteria atau standar

C6 Mengkrasi/
Mencipta Menempatkan unsur-unsur secara bersama-sama untuk membentuk
keseluruhan secara koheren atau fungsional; menyusun kembali unsur-unsur
ke dalam pola atau struktur baru
Dimensi Proses Kognitif
(dari Anderson & Krathwohl, 2001)
Kategori/ proses kognitif Definisi
Mengingat (Remember) Mengambil pengetahuan yang relevan dari ingatan jangka
panjang.
Mengerti (Understand) Mengambil arti/makna dari instruksi yang diberikan, termasuk
komunikasi secara oral/lisan, tulisan dan grafik.

Menerapkan (Apply) Mengikuti atau menggunakan prosedur di situasi yang


berbeda/tidak lazim.
Menganalisa (Analyse) Pisahkan bahan menjadi bagian-bagian dan tentukan
bagaimana tiap bagian tersebut saling berhubungan satu sama
lain dan terhadap suatu struktur atau fungsi secara
keseluruhan.

Mengevaluasi (Evaluate) Membuat penilaian berdasarkan kriteria dan standar.

Membuat (Create) Menyatukan elemen-elemen agar membentuk sebuah kesatuan


yang logis atau fungsional; menyusun kembali elemen-elemen
menjadi sebuah pola atau struktur baru.
Mengingat Memahami Mengaplikasikan Menganalisis Mengevaluasi Mencipta/
(C1) (C2) (C3) (C4) (C5) Membuat
(C6)
Mengutip Memperkirakan Menugaskan Mengaudit Membandingkan Mengumpulkan
Menjelaskan Mengurutkan Mengatur Mengabstraksi
Menyebutkan Menentukan Menganimasi
Menyimpulkan Mengatur
Menjelaskan Menceritakan Menerapkan Mengumpulkan Menilai Menganimasi
Menggambar Mengkatagorikan Mengkalkulasi Memecahkan Mengarahkan Mengkatagorikan
Mencirikan Memodifikasi Menegaskan Membangun
Membilang Menghitung Menganalisis
Memprediksi Mengkreasikan
Merinci
Mengidentifikasi Membangun Menyeleksi Memperjelas Mengoreksi
Mengasosiasikan
Mendaftar Mencegah Merinci Menugaskan Merencanakan
Membandingkan Menentukan Menominasikan Memadukan
Menunjukkan Menghitung Menggambarkan Mendiagramkan
Menafsirkan Mendikte
Memberi label Mengkontraskan Menggunakan Mengkorelasikan Mempertahankan Membentuk
Memberi indeks Menilai Menguji Memerinci Meningkatkan
Menjalin
Melatih Mencerahkan Menanggulangi
Memasagkan Mendiskusikan Menggali Membagankan
Mengukur Menggeneralisasi
Membaca Mencontohkan Mengemukakan Menyimpulkan Merangkum Menggabungkan
Menamai Mengemukakan Mengadaptasi Menjelajah Membuktikan Merancang
Mempolakan Menyelidiki Memaksimalkan Membatas
Menandai Mempersoalkan Memerintahkan Memvalidasi Mereparasi
Menghafal Memperluas Mengkonsepkan Mengaitkan Mengetes Membuat
Menyimpulkan Melaksanakan Mentransfer Menyiapkan
Meniru Mendukung
Meramalkan Memproduksi Melatih Memproduksi
Mencatat Memproses Mengedit Memilih Memperjelas
Merangkum
Mengulang Mengaitkan Menemukan Memproyeksikan Merangkum
Menjabarkan
Mereproduksi Menyusun Menyeleksi Mengkritik Merekonstruksi
Menggali Memecahkan Mengoreksi Mengarang
Meninjau Mengubah Melakukan Mendeteksi Mengarahkan Menyusun
Memilih Mempertahankan Mensimulasikan Menelaah Memutuskan Mengkode
Mentabulasi Mentabulasi Mengukur Memisahkan Mengkombinasikan
Mengartikan
Memproses Membangunkan Memfasilitasi
Memberi kode Menerangkan Membiasakan Merasionalkan menimbang Mengkonstruksi
Menulis Menafsirkan Mengklasifikasi Mendiagnosis Merumuskan
Menyatakan Memprediksi Menyesuaikan Memfokuskan Menghubungkan
Melaporkan Mengoperasikan Memadukan Menciptakan
Menelusuri Meramalkan Menampilkan
Membedakan
LEVEL KOGNITIF

Dimensi proses kognitif berdasarkan taksonomi Bloom yang telah direvisi dikelompokkan ke dalam tiga level kognitif, yaitu:

• Level 1: mengingat (C1) dan memahami (C2),


• Level 2: mengaplikasikan (C3),
• Level 3: menganalisis (C4), mengevaluasi (C5),
dan mencipta (C6)
Ciri-Ciri Soal HOTS

1. transfer satu konsep ke konsep lainnya


2. memproses dan menerapkan informasi
3. mencari kaitan dari berbagai informasi yang
berbeda- beda
4. menggunakan informasi untuk menyelesaikan
masalah
5. menelaah ide dan informasi secara kritis
Persepsi Mengenai Soal Higher Order Thinking Skills
Soal HOTS BUKANLAH soal yang pasti lebih sukar

Eubacteria yang dapat menghasilkan zat racun pada makanan kemasan


dalam kaleng adalah....
A. Pseudomonals sp.
B. Thiobacillus ferrooksidans Hafalan akan
C. Clostridium botulinum menjadi lebih
sukar saat kita
D. Escherichia coli
LUPA
E. Acetobacter xylinum
Rambu
Penyusunan Soal HOTS
1. Soal yang disusun harus mengukur
kompetensi yang akan diukur
2. Kontekstual “ya” keberfungsian stimulus
“WAJIB”
3. Higher bukanlah Highest, menulis soal
orde berfikir lebih tinggi bukan level
tertinggi
Trik menyusun soal HOTs
1. Gunakan Konteks Dunia Nyata
Soal A.3:
Seorang peneliti menetapkan tingkat signifikansi 0,05. Berapakah nilai uji signifikansi yang
dapat dapat diterima untuk menolak hipotesis penelitian?
Penyajian Kasus
Nyata memungkinkan
proses menelaah
informasi

Soal A.4:
Seorang peneliti membandingkan berat badan dua kelompok untuk meneliti efektivitas obat pelangsing.
Peneliti tersebut menetapkan taraf signifikansi 0,05. Hasil uji signifikansi memperoleh nilai 0,017. Apakah
yang dapat disimpulkan oleh peneliti tersebut?
Trik menyusun soal HOTs
2. Berikan Pertanyaan yang terkait analisis
visual Melalui analisa visual
Soal B.1 bagan yang kompleks,
Apakah peran burung elang dalam suatu rantai maka tingkat berfikir
makanan? ordenya lebih tinggi

Soal B.2
Seorang ilmuwan berhasil menemukan pestisida
ampuh pembasmi ulat sehingga jumlah ulat
menurun dengan drastis. Apakah yang akan
terjadi kepada elang?
Trik menyusun soal HOTs
3. Tanyakan alasan dari jawaban yang diberikan
Abad ke-21 adalah abad digital dan abad informasi. Arus informasi yang
begitu deras berdampak negatif terhadap disintegrasi bangsa. Misalnya
kejadian SARA di suatu sekolah yang belum terverifikasi kebenarannya,
diunggah seorang pelajar di media sosial. Berita tersebut akan cepat tersebar
ke masyarakat luas sehingga memicu konflik antar kelompok. Oleh karena itu,
pembatasan penggunaan media sosial harus diterapkan kepada semua
pelajar.

Setujukah kamu dengan pernyataan tersebut? Jelaskan alasanmu!


Trik menyusun soal HOTs
4. Soal pilihan ganda dan soal objektif DAPAT
mengukur HOTS
SOAL STUDI PISA GEMPA BUMI M509Q01
Langkah-Langkah Penyusunan Soal HOTS
Untuk menulis butir soal HOTS, penulis soal dituntut untuk dapat
menentukan perilaku yang hendak diukur dan merumuskan materi
yang akan dijadikan dasar pertanyaan (stimulus) dalam konteks
tertentu sesuai dengan perilaku yang diharapkan. Selain itu uraian
materi yang akan ditanyakan (yang menuntut penalaran tinggi)
tidak selalu tersedia di dalam buku pelajaran. Oleh karena itu dalam
penulisan soal HOTS, dibutuhkan penguasaan materi ajar,
keterampilan dalam menulis soal (kontruksi soal), dan kreativitas
guru dalam memilih stimulus soal sesuai dengan situasi dan kondisi
daerah di sekitar satuan pendidikan.Berikut dipaparkan langkah-
langkah penyusunan soal-soal HOTS.
1. Menganalisis KD yang dapat dibuat soal-soal HOTS

Terlebih dahulu guru-guru memilih KD yang dapat dibuatkan soal-


soal HOTS. Tidak semua KD dapat dibuatkan model-model soal
HOTS. Guru-guru secara mandiri atau melalui forum MGMP dapat
melakukan analisis terhadap KD yang dapat dibuatkan soal-soal
HOTS.
2. Menyusun kisi-kisi soal

Kisi-kisi penulisan soal-soal HOTS bertujuan untuk


membantu para guru dalam menulis butir soal HOTS.
Secara umum, kisi-kisi tersebut diperlukan untuk
memandu guru dalam: (a) memilih KD yang dapat dibuat
soal-soal HOTS, (b) memilih materi pokok yang terkait
dengan KD yang akan diuji, (c) merumuskan indikator soal,
dan (d) menentukan level kognitif.
3. Memilih stimulus yang menarik dan
kontekstual

Stimulus yang digunakan hendaknya menarik, artinya mendorong


peserta didik untuk membaca stimulus. Stimulus yang menarik
umumnya baru, belum pernah dibaca oleh peserta didik.
Sedangkan stimulus kontekstual berarti stimulus yang sesuai
dengan kenyataan dalam kehidupan sehari-hari, menarik,
mendorong peserta didik untuk membaca.Dalam konteks Ujian
Sekolah, guru dapat memilih stimulus dari lingkungan sekolah atau
daerah setempat.
4. Menulis butir pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi
soal

Butir-butir pertanyaan ditulis sesuai dengan kaidah


penulisan butir soal HOTS.Kaidah penulisan butir soal
HOTS, agak berbeda dengan kaidah penulisan butir soal
pada umumnya.
Perbedaannya terletak pada aspek materi, sedangkan
pada aspek konstruksi dan bahasa relative sama. Setiap
butir soal ditulis pada kartu soal, sesuai format terlampir.
5. Membuat pedoman penskoran (rubrik) atau
kunci jawaban

Setiap butir soal HOTS yang ditulis hendaknya dilengkapi


dengan pedoman penskoran atau kunci jawaban.Pedoman
penskoran dibuat untuk bentuk soal uraian.Sedangkan
kunci jawaban dibuat untuk bentuk soal pilihan ganda,
pilihan ganda kompleks (benar/salah, ya/tidak), dan isian
singkat.
PERAN SOAL HOTS DALAM PENILAIAN

1. Mempersiapkan kompetensi peserta didik


menyongsong abad ke-21
2. Memupuk rasa cinta dan peduli terhadap kemajuan
daerah
3. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik
4. Meningkatkan mutu Penilaian
Implementasi Penyusunan Soal-Soal HOTS
Penyusunan soal-soal HOTS di tingkat satuan pendidikan dapat
diimplementasikan dalam bentuk kegiatan sebagai berikut.
1. Kepala sekolah memberikan arahan teknis kepada guru-guru/ MGMP
sekolah tentang strategi penyusunan soal-soal HOTS yang mencakup:
a. Menganalisis KD yang dapat dibuatkan soal-soal HOTS;
b. Menyusun kisi-kisi soal HOTS;
c. Menulis butir soal HOTS;
d. Membuat pedoman penilaian HOTS;
e. Menelaah dan memperbaiki butir soal HOTS;
f. Menggunakan beberapa soal HOTS dalam penilaian.
Implementasi Penyusunan Soal-Soal HOTS
2. Wakasek Kurikulum dan Tim Pengembang Kurikulum Sekolah
menyusun rencana kegiatan untuk masing-masing MGMP sekolah yang
memuat antara lain uraian kegiatan, sasaran/hasil, pelaksana, jadwal
pelaksanaan kegiatan. Kepala sekolah menetapkan dan menandatangani
rencana kegiatan dan rambu-rambu tentang penyusunan soal-soal HOTS;
3. Kepala sekolah menugaskan guru/MGMP sekolah melaksanakan
kegiatan sesuai rencana kegiatan;
4. Guru/MGMP sekolah melaksanakan kegiatan sesuai penugasan dari
kepala sekolah;
5. Kepala sekolah dan wakasek kurikulum melakukan evaluasi terhadap
hasil penugasan kepada guru/MGMP sekolah;
6. Kepala sekolah mengadministrasikan hasil kerja penugasan guru/MGMP
sekolah, sebagai bukti fisik kegiatan penyusunan soal-soal HOTS.
TUGAS INDIVIDU

Susunlah perangkat soal HOTS sesuai dengan mata pelajaran yang


bapak/ibu ajarkan dengan ketentuan sebagai berikut.
1. Soal terdiri atas dua soal pilihan ganda dan satu soal uraian.
2. Soal dilengkapi dengan kisi-kisi, kartu soal, kunci jawaban dan
pedoman penilaian, dan telaah soal.
RUJUKAN
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2018. Pemantapan Pembelajaran dan
Penilaian Pada Implementasi Kurikulum 2013 SMA (PPT).
Rachamati. 2018. Higher Order Thinking Skills dan Contextual Assessment: Mengapa, Apa,
Bagaimana. (PPT).
Sajidan. 2018. Pemberdayaan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (PPT)
Suprananto. 2018. Keselarasan Kurikulum (Curriculum Alignment) (PPT).
Widana, I Wayan. 2017. Modul Penyusunan Soal Higher Order Thinking Skill (HOTS). Jakarta:
Direktorat Pembinaan SMA Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan

Anda mungkin juga menyukai