Anda di halaman 1dari 38

Mengapa, Apa, dan Bagaimana?

Latar Belakang

Mengapa asesmen di Indonesia diarahkan


ke model asesmen High Order Thinking
Skills (HOTS)?

1. Hasil Tes PISA (Programme for International


Student Assessment)
2. Hasil Implementasi Kurikulum 2013
3. Tantangan Abad ke-21
4. Keselarasan Kurikulum
4
Hasil PISA 2012: mayoritas siswa usia 15 tahun belum memiliki
literasi dasar (membaca, matematika, sains)
Anak-anak kita tidak akan berdaya saing bila di sekolah mereka tidak dilatih kecakapan hidup abad 21,
misalnya: untuk membuat perbandingan, membuat penilaian data, berpikir kritis, membuat
kesimpulan, memecahkan masalah dan menerapkan pengetahuan mereka pada konteks kehidupan
nyata serta pada situasi yang masih asing

Matematika Membaca
75% siswa di bawah kompetensi minimum 56% siswa di bawah kompetensi minimum
Source: Rodrigo, World Bank, Extracted from OECD. Pisa 2012 Results in Focus: What Students Know and What They Can Do
With What They Know.
Perbandingan Peringkat PISA
2015
Peringkat Negara Matematik Membaca Sains
PISA 2015 a
(Matematika &
Sains) 2012 2015 2012 201 2012 201
5 5
1 Singapura 573 564 542 535 551 556
2 Hong Kong-China 561 548 545 527 555 523
3 Korea 554 524 536 517 538 516
4 Jepang 536 532 538 516 547 538
4 Chinese Taipei 560 542 523 497 523 532
8 Vietnam 511 495 508 467 528 525
n.a. B-S-J-G-China n.a. 531 n.a. 494 n.a. 516
47 Thailand 427 415 441 409 444 421
n.a. Malaysia 421 n.a. 441 n.a. 420 n.a.
69 Indonesia 375 386 396 397 382 403
71 Peru 368 387 384 398 373 397
5
Kurikulum 2013

Tantangan Tantangan Eksternal


Internal (Globalisasi)

Lingkungan Kemajuan Industri Kemajuan


hidup Teknologi Kreatif Pendidikan
Internasional

Konten
Sistem
evaluasi
*) Permendikbud No. 59 Tahun 2014
(Lampiran I)
Mengapa HOTS?
3. Kecakapan yang diperlukan untuk menghadapi
fenomena pergeseran pada abad ke-21 tersebut?

Literasi Dasar Kompetensi Karakter


Kemampuan Kemampuan siswa Kemampuan siswa
menggunakan core skills menyelesaikan menghadapi perubahan
untuk kehidupan sehari-hari permasalahan kompleks pesat pada lingkungan

Literasi membaca Berpikir Ingin tahu


kritis
Numerasi Inisiatif
Kreatif
Literasi IPA
Gigih
Komunikasi
Literasi TIK
Adaptif
Literasi finansial Kolaborasi Kepemimpinan
Literasi budaya Kepekaan sosial
&bermasyarakat dan budaya, dll
4. Keselarasan Kurikulum

Apa yang dimaksud dengan


KESELARASAN ?
Adanya KECOCOKAN (MATCH) antara:
 Apa yang diharapkan dalam kurikulum
(kompetensi)
 Apa yang dipelajari siswa; dan
 Apa yang kita nilai.
PENYELARASAN (alignment)
TUJUAN
(deskripsi tentang apa yang
seharusnya dikuasasi siswa
setelah pembelajaran)

PENILAIAN
(tugas yang mencakup
umpan balik ttg sikap, pengetahuan &
keterampulan siswa)

PEMBELAJARAN
(konteks dan kegiatan siswa yang
mampu membuat siswa terlibat
secara aktif)
APA ITU HOTS?
HOTS atau higher order thinking skills adalah proses berpikir tingkat
tinggi. Dalam taksonomi bloom yang direvisi Anderson
menduduki level C4, C5 dan C6, analisis, evaluasi. dan kreasi.
HOTS adalah kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif,
metakognitif, dan berpikir kreatif yang merupakan kemampuan
berpikir tingkat tinggi
Guru dituntut untuk melakukan proses pembelajaran yang HOTS
sehingga muaranya peserta didik mampu menyelesaikan soal
HOTS. Soal HOTS harus mampu mengukur transfer of knowledge,
Problem solving dan Critical thinking. Soal HOTS merupakan
instrumen pengukuran yang digunakan untuk mengukur
keterampilan berpikir tingkat tinggi, yaitu keterampilan berpikir
yang tidak sekadar mengingat (remember), memahami
(undestand), atau menerapkan (apply)
Aspek-Aspek HOTS

HOTS sebagai
HOTS sebagai
Critical-
Transfer of
Creative
Knowledge
Thinking

HOTS sebagai
Problem
Solving
Bloom taxonomy dipandang sebagai sebuah hierarki
kegiatan-kegiatan yang bersifat lower order dan higher
order.
 (berdasarkan McCurry)
EVALUATION

SYNTHESIS

ANALYSIS

APPLICATION

COMPREHENSION
'higher order'
KNOWLEDGE

'lower order'
PROSES BERPIKIR (Bloom)
Proses Berfikir Makna
C1 Mengingat Mengambil pengetahuan yang relevan dari ingatan
C2 Memahami Membangun arti dari proses pembelajaran, termasuk
komunikasi lisan, tertulis, dan gambar

C3 Menerapkan/ Melakukan atau menggunakan prosedur di dalam situasi


Mengaplikasika yang tidak biasa
n
C4 Menganalisis Memecah materi ke dalam bagian-bagiannya dan
menentukan bagaimana bagian-bagian itu terhubungkan
antarbagian dan ke struktur atau tujuan keseluruhan

C5 Menilai/
Mengavaluasi Membuat pertimbangan berdasarkan kriteria atau standar

C6 Mengkrasi/ Menempatkan unsur-unsur secara bersama-sama untuk


Mencipta membentuk keseluruhan secara koheren atau fungsional;
menyusun kembali unsur-unsur ke dalam pola atau
struktur baru
Dimensi Proses Kognitif
(dari Anderson & Krathwohl, 2001)
Kategori/ proses kognitif Definisi
Mengingat (Remember) Mengambil pengetahuan yang relevan dari
ingatan jangka panjang.
Mengerti (Understand) Mengambil arti/makna dari instruksi yang
diberikan, termasuk komunikasi secara
oral/lisan, tulisan dan grafik.
Menerapkan (Apply) Mengikuti atau menggunakan prosedur di
situasi yang berbeda/tidak lazim.
Menganalisa (Analyse) Pisahkan bahan menjadi bagian-bagian dan
tentukan bagaimana tiap bagian tersebut saling
berhubungan satu sama lain dan terhadap suatu
struktur atau fungsi secara keseluruhan.
Mengevaluasi (Evaluate) Membuat penilaian berdasarkan kriteria dan
standar.
Membuat (Create) Menyatukan elemen-elemen agar membentuk
sebuah kesatuan yang logis atau fungsional;
menyusun kembali elemen-elemen menjadi
sebuah pola atau struktur baru.
Mengingat Memahami Mengaplikasikan Menganalisis Mengevaluasi Mencipta/
(C1) (C2) (C3) (C4) (C5) Membuat
(C6)
Mengutip Memperkirakan Menugaskan Mengaudit Membandingkan Mengumpulkan
Mengurutkan Mengatur Mengabstraksi
Menyebutkan Menjelaskan Menyimpulkan
Menentukan Menganimasi Mengatur
Menjelaskan Menceritakan Menerapkan Mengumpulkan Menilai Menganimasi
Menggambar Mengkatagorikan Mengkalkulasi Memecahkan Mengarahkan Mengkatagorikan
Mencirikan Memodifikasi Menegaskan Membangun
Membilang Menghitung Menganalisis
Memprediksi Mengkreasikan
Merinci
Mengidentifikasi Membangun Menyeleksi Memperjelas Mengoreksi
Mengasosiasikan
Mendaftar Mencegah Merinci Menugaskan Merencanakan
Membandingkan Menentukan Menominasikan Memadukan
Menunjukkan Menghitung Menggambarkan Mendiagramkan
Menafsirkan Mendikte
Memberi label Mengkontraskan Menggunakan Mengkorelasikan Mempertahankan Membentuk
Memberi indeks Menilai Menguji Memerinci Meningkatkan
Menjalin
Melatih Mencerahkan Menanggulangi
Memasagkan Mendiskusikan Menggali Membagankan
Mengukur Menggeneralisasi
Membaca Mencontohkan Mengemukakan Menyimpulkan Merangkum Menggabungkan
Menamai Mengemukakan Mengadaptasi Menjelajah Membuktikan Merancang
Mempolakan Menyelidiki Memaksimalkan Membatas
Menandai Mempersoalkan Memerintahkan
Memvalidasi Mereparasi
Menghafal Memperluas Mengetes
Mengkonsepkan Mengaitkan Membuat
Menyimpulkan Melaksanakan Mentransfer Menyiapkan
Meniru Mendukung
Meramalkan Memproduksi Melatih Memproduksi
Mencatat Memproses Mengedit
Memilih Memperjelas
Merangkum
Mengulang Menjabarkan Mengaitkan Menemukan Memproyeksikan Merangkum
Mereproduksi Menyusun Menyeleksi Mengkritik Merekonstruksi
Menggali Memecahkan Mengoreksi Mengarang
Meninjau Mengubah Melakukan Mendeteksi
Mengarahkan Menyusun
Memilih Mempertahankan Mensimulasikan Menelaah Memutuskan Mengkode
Mentabulasi Mengartikan Mentabulasi Mengukur Memisahkan Mengkombinasikan
Memproses Membangunkan Memfasilitasi
Memberi kode Menerangkan menimbang
Membiasakan Merasionalkan Mengkonstruksi
Menulis Menafsirkan Mengklasifikasi Mendiagnosis Merumuskan
Menyatakan Memprediksi Menyesuaikan Memfokuskan Menghubungkan
Melaporkan Mengoperasikan Memadukan Menciptakan
Menelusuri Meramalkan Menampilkan
Membedakan
LEVEL KOGNITIF

 Level 1: mengingat (C1) dan


memahami (C2),
 Level 2: mengaplikasikan (C3),
 Level 3: menganalisis (C4),
mengevaluasi (C5), dan mencipta
(C6)
Ciri-Ciri Soal HOTS
1. Transfer satu konsep ke konsep
lainnya
2. Memproses dan menerapkan
informasi
3. Mencari kaitan dari berbagai
informasi yang berbeda- beda
4. Menggunakan informasi untuk
menyelesaikan masalah
5. Menelaah ide dan informasi secara
kritis
Persepsi Mengenai Soal Higher Order
Thinking Skills
Soal HOTS BUKANLAH soal yang pasti lebih sukar

Eubacteria yang dapat menghasilkan zat racun pada


makanan kemasan dalam kaleng adalah....
A. Pseudomonals sp. Hafalan
B. Thiobacillus ferrooksidans akan
C. Clostridium botulinum menjadi
lebih sukar
D. Escherichia coli saat kita
E. Acetobacter xylinum LUPA
Rambu
Penyusunan Soal HOTS
1. Soal yang disusun harus
mengukur kompetensi yang akan
diukur
2. Kontekstual “ya” keberfungsian
stimulus “WAJIB”
3. Higher bukanlah Highest, menulis
soal orde berfikir lebih tinggi
bukan level tertinggi
Soal A.3:
Seorang peneliti menetapkan tingkat signifikansi 0,05. Berapakah nilai uji
signifikansi yang dapat diterima untuk menolak hipotesis penelitian?
Penyajian Kasus
Nyata
memungkinkan
proses menelaah
informasi
Soal A.4:
Seorang peneliti membandingkan berat badan dua kelompok untuk meneliti
efektivitas obat pelangsing. Peneliti tersebut menetapkan taraf signifikansi 0,05.
Hasil uji signifikansi memperoleh nilai 0,017. Apakah yang dapat disimpulkan oleh
peneliti tersebut?
Melalui analisa
visual bagan
Soal B.1 yang kompleks,
Apakah peran burung elang dalam maka tingkat
suatu rantai makanan? berfikir ordenya
lebih tinggi
Soal B.2
Seorang ilmuwan berhasil
menemukan pestisida ampuh
pembasmi ulat sehingga jumlah ulat
menurun dengan drastis. Apakah yang
akan terjadi kepada elang?
Abad ke-21 adalah abad digital dan abad informasi. Arus
informasi yang begitu deras berdampak negatif terhadap
disintegrasi bangsa. Misalnya kejadian SARA di suatu sekolah
yang belum terverifikasi kebenarannya, diunggah seorang pelajar
di media sosial. Berita tersebut akan cepat tersebar ke
masyarakat luas sehingga memicu konflik antar kelompok. Oleh
karena itu, pembatasan penggunaan media sosial harus
diterapkan kepada semua pelajar.

Setujukah kamu dengan pernyataan tersebut? Jelaskan


alasanmu!
SOAL STUDI PISA GEMPA BUMI
Langkah-Langkah Penyusunan Soal
HOTS
Untuk menulis butir soal HOTS, penulis soal dituntut
untuk dapat menentukan perilaku yang hendak diukur
dan merumuskan materi yang akan dijadikan dasar
pertanyaan (stimulus) dalam konteks tertentu sesuai
dengan perilaku yang diharapkan. Selain itu uraian
materi yang akan ditanyakan (yang menuntut penalaran
tinggi) tidak selalu tersedia di dalam buku pelajaran.
Oleh karena itu dalam penulisan soal HOTS,
dibutuhkan penguasaan materi ajar, keterampilan dalam
menulis soal (kontruksi soal), dan kreativitas guru
dalam memilih stimulus soal sesuai dengan situasi dan
kondisi daerah di sekitar satuan pendidikan.Berikut
dipaparkan langkah-langkah penyusunan soal-soal
HOTS.
1. Menganalisis KD yang dapat
dibuat soal-soal HOTS
Terlebih dahulu guru-guru memilih KD yang dapat
dibuatkan soal-soal HOTS. Tidak semua KD dapat
dibuatkan model-model soal HOTS. Guru-guru
secara mandiri atau melalui forum MGMP dapat
melakukan analisis terhadap KD yang dapat
dibuatkan soal-soal HOTS.
2. Menyusun kisi-kisi soal
Kisi-kisi penulisan soal-soal HOTS bertujuan
untuk membantu para guru dalam menulis butir
soal HOTS. Secara umum, kisi-kisi tersebut
diperlukan untuk memandu guru dalam: (a)
memilih KD yang dapat dibuat soal-soal HOTS,
(b) memilih materi pokok yang terkait dengan
KD yang akan diuji, (c) merumuskan indikator
soal, dan (d) menentukan level kognitif.
3. Memilih stimulus yang menarik dan
kontekstual
Stimulus yang digunakan hendaknya menarik,
artinya mendorong peserta didik untuk membaca
stimulus. Stimulus yang menarik umumnya baru,
belum pernah dibaca oleh peserta didik. Sedangkan
stimulus kontekstual berarti stimulus yang sesuai
dengan kenyataan dalam kehidupan sehari-hari,
menarik, mendorong peserta didik untuk
membaca.Dalam konteks Ujian Sekolah, guru dapat
memilih stimulus dari lingkungan sekolah atau
daerah setempat.
4. Menulis butir pertanyaan sesuai
dengan kisi-kisi soal
Butir-butir pertanyaan ditulis sesuai dengan
kaidah penulisan butir soal HOTS.Kaidah
penulisan butir soal HOTS, agak berbeda
dengan kaidah penulisan butir soal pada
umumnya.
Perbedaannya terletak pada aspek materi,
sedangkan pada aspek konstruksi dan bahasa
relative sama. Setiap butir soal ditulis pada
kartu soal, sesuai format terlampir.
5. Membuat pedoman penskoran
(rubrik) atau kunci jawaban

Setiap butir soal HOTS yang ditulis


hendaknya dilengkapi dengan pedoman
penskoran atau kunci jawaban.Pedoman
penskoran dibuat untuk bentuk soal
uraian.Sedangkan kunci jawaban dibuat
untuk bentuk soal pilihan ganda, pilihan
ganda kompleks (benar/salah, ya/tidak), dan
isian singkat.
PERAN SOAL HOTS DALAM PENILAIAN

1. Mempersiapkan kompetensi peserta


didik menyongsong abad ke-21
2. Memupuk rasa cinta dan peduli terhadap
kemajuan daerah
3. Meningkatkan motivasi belajar peserta
didik
4. Meningkatkan mutu Penilaian
PERAN SOAL HOTS DALAM PENILAIAN

1. Mempersiapkan kompetensi peserta


didik menyongsong abad ke-21
2. Memupuk rasa cinta dan peduli terhadap
kemajuan daerah
3. Meningkatkan motivasi belajar peserta
didik
4. Meningkatkan mutu Penilaian

Anda mungkin juga menyukai