Chafidhatul Ulum
ABSTRAK
Keterampilan sosial peserta didik mempunyai peran yang sangat
penting dalam sebuah pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan bagaimana keterampilan sosial peserta didik dalam
pembelajaran tematik di kelas V MI Muhammadiyah Selo Kulon Progo.
Jenis metode penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pertama, implementasi pembelajaran tematik
dilaksanakan melalui tiga tahapan yaitu yaitu tahap perencanaan yang
meliputi mengambil tema dari Kemendikbud RI, mengecek/ melihat
SKL, KI, KD, melakukan Pemetaan KI,KD, membuat jaringan tema,
menyusun silabus, dan merancang RPP, tahap pelaksanaan meliputi
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup, dan tahap
evaluasi. Kedua, keterampilan sosial peserta didik meliputi keterampilan
bekerja sama dengan orang lain, keterampilan mengontrol diri dan
keterampilan berbagi pikiran dan pengalaman dengan orang lain. Ketiga,
faktor pendukung pengembangan keterampilan sosial peserta didik
adalah guru, peserta didik, dan lingkungan. Faktor penghambatnya yaitu
belum terpenuhinya sarana prasarana madrasah, dan distribusi sumber
belajar terlambat. Keempat, dampak pengembangan keterampilan sosial
peserta didik yaitu sikap disiplin, tanggung jawab, dan peduli terhadap
orang lain.
ABSTRACT
Learners’ social skill has an important role in learning process. This
research aims to describe learners’ social skill in thematic learning
in Grade V of MI Muhammadyah Selo, KulonProgo. This research is
qualitative descriptive. The results of study indicate that, first, the
implementation of thematic learning in Grade V is conducted through
three steps. The first step is planning consisting of taking theme from
the Ministry of Education and Culture of Republic of Indonesia;
checking SKL, KI, and KD; mapping the KI and KD; making theme
network; arranging syllabus; and designing RPP. The second step is
implementation consisting of introduction, main activities, and closing.
Meanwhile, the last step is evaluation. Second, learners’ social skill
consists of: skill of collaborating with others, self-control skill, and
skill of sharing thoughts and experience with others. Third, supporting
factors for developing learners’ social skill are teacher and environment.
Meanwhile, the obstacle is that Madrasah’s facilities and infrastructure
have not been provided well, so the distribution of learning source takes
long time. Fourth, the impact of the development of learners’ social skill,
namely discipline, responsibility, and caring for others.
A. PENDAHULUAN
Kurikulum 2013 disusun untuk menyempurnakan kekurangan-kekurangan pada
kurikulum sebelumnya. Dalam Standar Kompetensi Kelulusan (SKL) Kurikulum
2013 meliputi pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, dan keseimbangan
antara soft skill dan hard skill yang mencakup tiga aspek yaitu, aspek kognitif
(pengetahuan), aspek afektif (sikap), dan aspek psikomotorik (keterampilan) secara
terpadu. Kurikulum 2013 untuk SD/MI menggunakan pendekatan tematik terpadu
dari kelas satu sampai kelas enam. Hal tersebut didasarkan pada tahap perkembangan
anak usia SD/MI yaitu pada tahap operasional konkret, terpadu, dan hierarki.
Menurut Kurikulum 2013 dalam pembelajaran tematik, guru bukanlah satu-
satunya sumber belajar. Guru diharapkan menjadi fasilitator, pembimbing, konsultan,
dan mitra belajar daripada sekedar mentransfer pengetahuan kepada siswa. Hal ini
sesuai dengan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang
menyebut guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah.1
Sebagai respon terhadap tugas utama guru tersebut di atas, maka diperlukan
pendidikan yang manusiawi, yaitu pendidikan yang ujungnya adalah sebagai proses
pembudayaan yang didalamnya terbangun karakter kemanusiaan yang terampil
dalam kehidupan bermasyarakat seperti saling menghargai antar sesama manusia
sebagai makhluk Tuhan. Sebagaimana dinyatakan oleh Zamroni sebagai berikut:2
Humanisasi pendidikan untuk mewujudkan pendidikan yang manusiawi
merupakan suatu upaya menjadikan pendidikan sebagai proses pembudayaan. Oleh
karena itu, tujuan pendidikan tiada lain adalah untuk mengembangkan jasmani,
mensucikan rohani dan menumbuhkan akal. Sehubungan dengan itu, maka hasil
pendidikan mencakup 2 level: individu dan kelompok. Pada level individu, hasil
pendidikan adalah terwujudnya individu yang memiliki akal yang cerdas, jasmani
yang sehat dan kuat, serta rohani yang suci, sehingga menjadi warga negara yang
baik dan keberadaannya akan bermanfaat tidak saja bagi diri pribadi tetapi juga
bagi lingkungan, masyarakat bangsa dan negara. Pada level kelompok, maka hasil
pendidikan adalah ummatan washaton, khaira ummah.
Dari pernyataan tersebut di atas dapat diketahui bahwa keberhasilan suatu
pendidikan tidak hanya diukur dari pencapaian kognitif saja, tetapi yang lebih
penting juga adalah segi afektif dan psikomotorik. Sikap saling menghormati dan
menghargai dalam interaksi sosial baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah
seharusnya juga perlu mendapatkan perhatian. Oleh karenanya, keterampilan sosial
sangat perlu ditanamkan di dalam diri peserta didik di sekolah.
Dalam sebuah penelitian di Harvard University, ditemukan bahwa kesuksesan
seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan keterampilan teknis
(hard skill), akan tetapi juga ditentukan oleh kemampuan mengolah diri dan orang
lain (soft skill). Bahkan kesuksesan hanya ditentukan 20% dari hard skill dan sisanya
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
hlm. 2.
2. Zamroni, Pendidikan dan Demokrasi dalam Transisi (Prakondisi menuju Era Globalisasi)
(Jakarta: PSAP, 2007), hlm. 185-186.
80% dari soft skill.3 Oleh karena itu, dalam Kurikulum 2013 proses pembelajaran
dengan pendekatan tematik terpadu akan menumbuhkembangkan keterampilan
sosial peserta didik, sehingga dapat berkembang secara optimal.
Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa membutuhkan orang lain untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia melalui akalnya menciptakan pengetahuan
sebagai alat untuk beradaptasi dengan lingkungan. Keterampilan berpikir dan
berdaya nalar, keterampilan hidup bersama, keterampilan bekerja, dan keterampilan
pengendalian diri (emosi, perasaan) merupakan keterampilan dasar untuk bertahan
dan menjalani kehidupan. Keterampilan tersebut dimiliki semua orang, hanya dalam
pengembangannya masing-masing individu berbeda. Usaha untuk mengembangkan
keterampilan sosial secara optimal dan efektif dilakukan melalui proses pendidikan.
Keterampilan sosial adalah kemampuan untuk menciptakan hubungan sosial
yang serasi dan memuaskan berbagai pihak, dalam bentuk penyesuaian terhadap
lingkungan sosial dan keterampilan memecahkan masalah sosial. Dalam keterampilan
sosial tercakup kemampuan mengendalikan diri, adaptasi, toleransi, berkomunikasi,
berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat. Cartledge dan Milburn menyatakan
bahwa keterampilan sosial merupakan perilaku yang perlu dipelajari, karena
memungkinkan individu dapat berinteraksi, memperoleh respon positif atau negatif,
karena itu keterampilan sosial merupakan kompetensi yang sangat penting untuk
dimiliki setiap orang termasuk di dalamnya peserta didik, agar dapat memelihara
3 hubungan sosial secara positif dengan keluarga, teman sebaya, masyarakat dan
lingkungan yang lebih luas.4
Rosalina, dkk (dalam jurnal pendidikan dan pembelajaran) menyatakan bahwa
dengan mengaplikasikan pembelajaran tematik dapat mengembangkan keterampilan
sosial peserta didik. Hal ini, penting untuk mengaplikasikan pembelajaran tematik pada
proses pembelajaran. Karena pembelajaran tematik berorientasi pada keterampilan
sosial yang membawa anak untuk lebih kreatif, berani berbicara, mengungkapkan
setiap permasalahan yang dihadapi sekaligus menemukan penyelesaian yang adaptif.5
3. Hardi Utomo, “Kontribusi soft skill dalam Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan,” Jurnal
Among Makarti, Vol. 3, No. 5 Juli 2010.
4. Enok Maryani, “Pengembangan Program Pembelajaran IPS Untuk Meningkatkan
Keterampilan Sosial Siswa,” Jurnal Penelitian, Vol. 9, No. 1, April 2019, hlm. 8.
5. Rossi Rosalina, Marzuki, dan Mastar Asran, “Aplikasi Pembelajaran Tematik dalam
Pengembangan Keterampilan Sosial dan Manajemen Perilaku Diri di Kelas I,” Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran, Vol. 4, No. 8, Agustus 2015, http://jurnal.untan.ac.id/
index.php/jpdpb/article/view/11110/10559. hlm. 1 - 5
dalam kelompok kerjanya serta berani mengajukan pertanyaan ketika ada hal yang
kurang dipahami oleh peserta didik.
Selain itu guru sudah memahami bagaimana cara menstimulus peserta didik agar
mau mengajukan pertanyaan dalam proses pembelajaran sehingga dapat mendorong
peserta didik untuk berpikir dan mengungkapkan pendapatnya. Selain itu dalam
proses pembelajaran guru menggunakan berbagai metode yang bisa mengembangkan
keterampilan sosial peserta didik. Guru menggunakan strategi cooperatif learning
dalam proses pembelajaran supaya semua peserta didik dapat terlibat aktif setiap
proses pembelajaran.
Dari uraian di atas terlihat bahwa MI Muhammadiyah Selo Kulon Progo
merupakan salah satu lembaga yang siap melaksanakan kebijakan Kurikulum
2013, dengan mengimplementasikan pembelajaran tematik untuk mengembangkan
keterampilan sosial peserta didik. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk memberikan
gambaran pada sekolah/ madrasah dalam mengimplementasikan pembelajaran
tematik untuk mengembangkan keterampilan sosial peserta didik. Oleh karena itu
peneliti terdorong untuk membuat penelitian tentang “Keterampilan Sosial Peserta
Didik Dalam Pembelajaran Tematik Di Kelas V MI Muhammadiyah Selo Kulon
Progo“. Peneliti beranggapan bahwa peserta didik kelas V MI berada pada tahap
operasional konkret yang membutuhkan pengalaman riil. Pendidikan pada usia ini
menjadi kesempatan yang sangat penting untuk mengembangkan keterampilan sosial
peserta didik sebagai bekal ketika dewasa nanti.
B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yaitu penelitian bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian, seperti
perilaku, persepsi, tindakan dan lain-lain secara holisitik, dan dengan cara deskripsi
dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan
dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.7 Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Subjek penelitian yang dipilih peneliti dengan menggunakan purposive sampling
yaitu kepala, guru kelas, dan peserta didik kelas V MI Muhammadiyah Selo Kulon
Progo. Tahapan dalam analisis data yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan.
10. Salinan Lampiran Peraturan Menetri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. hlm 2.
11. Salinan Lampiran Peraturan Menetri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pada Kurikulum
2013 Pendidikan Dasar dan Menengah, hlm. 3.
oleh guru itu sendiri sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran terkadang guru
tidak sesuai dengan apa yang direncanakan, guru tidak selalu mendokumentasikan
hasil penilaiannya terhadap peserta didik terutama penilaian pada aspek sikap.
2. Keterampilan Sosial Peserta Didik
a. Keterampilan Bekerja Sama
Keterampilan bekerja sama sangat dibutuhkan dalam kehidupan
bermasyarakat baik saat ini maupun masa depan. Hal ini karena keterampilan
bekerja sama sangat menentukan bagi keberhasilan hubungan sosial seseorang
termasuk peserta didik dalam proses pembelajaran. Kerjasama dalam belajar
merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam suatu proses pembelajaran.
Apalagi dalam proses pembelajaran tematik yang mengacu pada kurikulum
2013, kemampuan bekerja sama dari peserta didik sangat dibutuhkan untuk
mengembangkan kompetensi sikapnya.
Menurut hasil observasi yang dilakukan peneliti dalam pembelajaran
tematik yang dilaksanakan di kelas V MI Muhammadiyah Selo Kulon
Progo menunjukkan bahwa dalam setiap proses pembelajaran tematik guru
selalu membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok. Selain itu juga
menunjukkan bahwa keterampilan bekerja sama diantara peserta didik sangat
baik. Hal ini terlihat ketika proses pembelajaran tematik berlangsung dan guru
meminta peserta didik untuk melaksanakan diskusi kelompok semua peserta
didik langsung berkumpul menurut kelompoknya masing-masing. Dalam
setiap kelompok tersebut terlihat setiap peserta didik mempunyai peran masing-
masing dalam kelompoknya.12
Saat observasi pembelajaran tanggal 7 Agustus 2018 Tema Udara Bersih
Bagi Kesehatan Sub Tema Cara Tubuh Mengolah Udara Bersih Pembelajaran
ke-2 terlihat kegiatan diskusi kelompok yang semua anggota kelompoknya
aktif. Saat itu guru memberi tugas pada setiap kelompok untuk membuat
pertanyaan dengan kata tanya apa, di mana, kapan, bagaimana, dan mengapa.
Dalam kelompoknya masing-masing terlihat peserta didik membagi tugas
siapa yang membuat pertanyaan dengan kata tanya apa, siapa yang membuat
pertanyaan dengan kata tanya di mana dan sebagainya. Karena satu kelompok
12. Hasil Observasi Keterampilan Sosial Peserta Didik dalam Pembelajaran Tematik
Tema Udara Bersih Bagi Kesehatan Sub Tema Cara Tubuh Mengolah Udara Bersih
Pembelajaran 3 di Kelas V MI Muhammadiyah Selo tanggal 8 Agustus 2018.
hanya terdiri dari 4 peserta didik sementara kata tanya yang dipakai untuk
membuat kalimat tanya yang ada 5 maka dalam kelompok itu sepakat untuk
yang 1 kata tanya dikerjakan bersama. Dalam setiap kelompok juga terlihat jika
ada peserta didik yang kesulitan dalam membuat kalimat tanya yang menjadi
bagiannya, peserta didik yang lain berusaha membantu.13
Kerja sama yang lain yang ditunjukkan oleh peserta didik saat proses
pembelajaran tematik berlangsung diantaranya adalah adanya pembagian
tugas dalam setiap kelompok. Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti
menunjukkan ketika guru membagi kelas dalam kelompok-kelompok, setelah
peserta didik duduk bersama dengan kelompoknya mereka selalu membagi
tugas siapa yang menjadi sekretaris untuk menulis hasil diskusi kelompoknya.
Selain itu juga dibagi tugas siapa nanti yang bertugas untuk mewakili kelompok
membacakan hasil diskusinya.14 Jadi setiap anggota kelompok terlibat aktif
dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Kerja sama yang lain
yang ditunjukkan oleh peserta didik dalam pembelajaran tematik adalah
mereka berdiskusi, bermusyawarah dalam menyelesaikan tugas yang diberikan
oleh guru.
Akan tetapi dalam kegiatan kelompok tersebut juga terlihat perilaku
“mendominasi” dari salah satu peserta didik. Hal ini ditunjukkan dari sikap
salah seorang peserta didik yang bernama Nadif Tian Ardiansyah yang selalu
menyuruh temannya untuk menuruti kemauannya. Terlihat ketika dalam
kelompok tersebut ada pembagian tugas dalam membuat kalimat tanya
dengan kata tanya apa, mengapa, di mana, bagaimana, kapan dan Nadif Tian
Ardiansyah mendapat bagian untuk membuat kalimat tanya dengan kata tanya
bagaimana Nadif Tian Ardiansyah langsung menyuruh Evan Nur Hidayanto
untuk mengerjakan apa yang menjadi tugasnya.15
13. Hasil Observasi Keterampilan Sosial Peserta Didik dalam Pembelajaran Tematik Tema
Udara Bersih Bagi Kesehatan Sub Tema Cara Tubuh Mengolah Udara Bersih Pembelajaran
ke-2 di Kelas V MI Muhammadiyah Selo tanggal 7 Agustus 2018;Dokumentasi RPP
Tema Udara Bersih Bagi Kesehatan Sub Tema Cara Tubuh Mengolah Udara Bersih
Pembelajaran 2.
14. Ibid.
15. Hasil Observasi Keterampilan Sosial Peserta Didik dalam Pembelajaran Tematik
Tema Udara Bersih Bagi Kesehatan Sub Tema Cara Tubuh Mengolah Udara Bersih
Pembelajaran ke-2 di Kelas V MI Muhammadiyah Selo tanggal 7 Agustus 2018.
Dari hasil observasi lain menunjukkan adanya interaksi antara guru dengan
peserta didik dan peserta didik yang satu dengan peserta didik yang lainnya. Hal
ini terlihat ketika proses pembelajaran tematik di kelas V MI Muhammadiyah
Selo Kulon Progo antara guru dan peserta didik selalu berkomunikasi untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Untuk meningkatkan interaksi antar peserta
didik dalam setiap pembelajaran guru selalu meminta peserta didik untuk
berdiskusi kelompok. Dalam diskusi kelompok tersebut dapat dilihat adanya
interaksi diantara peserta didik. Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi
untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Ketika sedang berdiskusi
terlihat peserta didik yang berperan sebagai sekretaris menulis setiap usulan yang
disampaikan oleh teman. Sementara teman yang lain mendengarkan usulan itu
dan kemudian mendiskusikannya bersama-sama. Hal ini menunjukkan adanya
sikap menghargai pendapat orang lain.16
Dari aktivitas diskusi kelompok juga diketahui bahwa adanya kontak
mata diantara peserta didik ketika sedang berbicara. Ketika ada teman
atau kelompok yang lain yang sedang presentasi di depan kelompok lain
menyimak apa yang menjadi hasil diskusinya. Saat guru memberikan tugas
untuk melakukan wawancara dengan nara sumber dalam hal ini warga yang
memproduksi gula jawa dan growol terlihat semua peserta didik antusias
dan memerankan tugasnya masing-masing secara bersama-sama. Ada yang
bertugas menulis hasil wawancara, dan ada yang bertugas bertanya kepada
nara sumber. Hal ini menunjukkan bahwa peserta didik mampu melibatkan
diri dalam kelompoknya. Dari tugas wawancara tersebut tampak ketika peserta
didik mengajukan pertanyaan kepada nara sumber (pembuat gula jawa)
menatap mata nara sumbernya. Hal ini menunjukkan adanya kontak mata
dalam komunikasi mereka.17
Sementara itu dari hasil observasi yang lain menunjukkan bahwa peserta
didik di kelas V MI Muhammadiyah Selo Kulon Progo mempunyai tingkat
toleransi yang tinggi. Hal ini terlihat dari aktivitas kelompok yang menunjukkan
16. Hasil Observasi Keterampilan Sosial Peserta Didik dalam Pembelajaran Tematik
Tema Udara Bersih Bagi Kesehatan Sub Tema Cara Tubuh Mengolah Udara Bersih
Pembelajaran 3 di Kelas V MI Muhammadiyah Selo tanggal 8 Agustus 2018;Dokumentasi
RPP Tema Udara Bersih Bagi Kesehatan Sub Tema Cara Tubuh Mengolah Udara Bersih
Pembelajaran 3.
17. Ibid.
18. Hasil wawancara dengan Hafidz Iskandar Firmansyah Peserta Didik Kelas V MI
Muhammadiyah Selo Kulon Progo 18 Agustus 2018.
19. “Hasil Observasi Keterampilan Sosial Peserta Didik dalam Pembelajaran Tematik di
Kelas V MI Muhammadiyah Selo tanggal 14 Agustus 2018.
20. Muhaimin Akhmad Azzet, Mengembangkan Kecerdasan Sosial Bagi Anak (Yogyakarta:
Katahati, 2014), hlm. 43-44.
24. Hasil Observasi Keterampilan Sosial Peserta Didik dalam Pembelajaran Tematik di
Kelas V MI Muhammadiyah Selo Kulon Progo tanggal 15 Agustus 2018.
25. Hasil wawancara dengan Hafidz Iskandar Firmansyah Peserta Didik Kelas V MI
Muhammadiyah Selo Kulon Progo 18 Agustus 2018.
26. M. Nur dan Rini, Teori-Teori Psikologi (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), hlm. 22.
27. Enok Maryani, “Pengembangan Program Pembelajaran IPS Untuk Meningkatkan
Keterampilan Sosial Siswa,” Jurnal Penelitian, Vol. 9, No. 1, April 2019, hlm. 13.
28. Hasil Observasi Keterampilan Sosial Peserta Didik dalam Pembelajaran Tematik di
Kelas V MI Muhammadiyah Selo tanggal 6 Agustus 2018.
Selain itu dari hasil observasi yang sama juga menunjukkan bahwa peserta
didik berani menyampaikan pendapatnya. Bukti dari pernyataan tersebut adalah
ketika guru meminta peserta didik menyampaikan hasil diskusi kelompoknya,
semua peserta didik bersedia menjadi wakil dari kelompoknya masing-masing
untuk menyampaikan pendapatnya. Ketika guru meminta wakil dari masing-
masing kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya terlihat ada salah satu
peserta didik yang berani mengkritik atau menyanggah hasil diskusi kelompok
lain.29 Dari hal itu menunjukkan bahwa peserta didik berani menyampaikan
pendapatnya.
Hal ini dipertegas dengan hasil wawancara dengan Rahsti Cahya
Ramadhani peserta didik kelas V MI Muhammadiyah Selo Kulon Progo
yang menunjukkan keterampilan sosial peserta didik aspek keberanian dalam
mengajukan pertanyaan menunjukkan adanya keberanian dari peserta didik
untuk mengajukan pertanyaan kepada orang lain atas apa yang mereka belum
pahami.30
Pernyataan tersebut di atas terbukti dari hasil observasi yang menunjukkan
bahwa peserta didik berani mengajukan pertanyaan kepada orang lain. Ketika
guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk wawancara kepada
narasumber dalam hal ini warga sekitar madrasah tentang kegiatan ekonomi
masyarakat, dengan semangat peserta didik segera melaksanakan tugas
tersebut. Secara bergantian dalam kelompoknya setiap peserta didik bertanya
tentang apa yang ingin mereka ketahui sesuai dengan apa yang telah ada dalam
daftar pertanyaan mereka.31 Dalam mengajukan pertanyaan kepada narasumber
dilakukan dengan tegas tanpa ada rasa ragu-ragu dari peserta didik.
Sementara itu keterampilan sosial peserta didik jika dilihat dari aspek
mengklarifikasi jawaban dari hasil observasi saat pembelajaran tematik
menunjukkan bahwa hanya ada beberapa peserta didik yang mau dan berani
mengklarifikasi atau menawarkan untuk menjelaskan tentang permasalahan
29. Hasil Observasi Keterampilan Sosial Peserta Didik dalam Pembelajaran Tematik di
Kelas V MI Muhammadiyah Selo tanggal 7 Agustus 2018.
30. Hasil wawancara dengan Rahsti Cahya Ramadhani peserta didik kelas V MI
Muhammadiyah Selo Kulon Progo pada tanggal 18 Agustus 2018.
31. Hasil Observasi Keterampilan Sosial Peserta Didik dalam Pembelajaran Tematik di
Kelas V MI Muhammadiyah Selo Kulon Progo tanggal 8 Agustus 2018.
yang mereka hadapi. Dari beberapa kali observasi peneliti hanya melihat satu
peserta didik yang berani atau mau mengklarifikasi pendapat atau jawabannya.32
Selaras dengan yang dijelaskan oleh John Jarolimek bahwa keterampilan
sosial aspek sharing ideas an experience with others meliputi berani
menyampaikan pendapat, berani mengajukan pertanyaan, dan menawarkan
untuk menjelaskan atau mengklarifikasi.33 Sementara itu menurut Gresham,
Sugai, dan Horner bahwa akademic skills meliputi mencermati pemahaman
orang dan mengajukan pertanyaan yang sesuai, menjaga keterangan dengan
jarak yang tepat, dan meminta arahan atau bantuan. Untuk assertion skills
meliputi mencermati pemahaman seseorang dan mengajukan pertanyaan,
menawarkan untuk menjelaskan atau mengklarifikasi.34
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kelebihan keterampilan sosial
peserta didik meliputi adanya keterlibatan peserta didik dalam kelompok,
menghargai pendapat teman, menawarkan bantuan kepada orang lain,
memperhatikan teman yang berbicara, dan adanya kontak mata saat berbicara.
Selain itu juga adanya tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas, mematuhi
peraturan yang ada, berani menyampaikan pendapat dan berani mengajukan
pertanyaan kepada orang lain. Sedangkan kelemahan keterampilan sosial peserta
didik diantaranya adalah adanya sikap “mendominasi” dalam kelompok, dan
sikap “menggoda” teman yang lain serta kemampuan dalam mengatur waktu.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa adanya keterkaitan antara
keterampilan sosial peserta didik dengan keterampilan guru dalam mengajar.
Ketika perencanakan pembelajaran belum sepenuhnya dirancang sendiri oleh
guru, tujuan yang dirumuskan dalam pemilihan model pembelajaran yang
ditentukan belum semuanya mengarah pada pengembangan keterampilan
sosial peserta didik. Ketika pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru
mengarah pada student center hal itu dapat mengembangkan keterampilan sosial
peserta didik dengan menggunakan strategi pembelajaran cooperatif learning.
Penilaian hasil pembelajaran peserta didik yang belum didokumentasikan
32. Hasil Observasi Keterampilan Sosial Peserta Didik dalam Pembelajaran Tematik di
Kelas V MI Muhammadiyah Selo tanggal 7 Agustus 2018.
33. Enok Maryani, “Pengembangan Program Pembelajaran IPS Untuk Meningkatkan
Keterampilan Sosial Siswa,” Jurnal Penelitian. Vol. 9, No. 1, April 2019, hlm 13.
34. Smith dan Bremer, “Teaching Social Skill,” International Center on Secondary Education
and Transition Information Brief, Vol. 3, No. 5, Oktober 2004, hlm. 1.
35. Hasil wawancara dengan Ibu Puji Astuti,S.Pd.I guru kelas V MI Muhammadiyah Selo
Kulon Progo tanggal 16 Agustus 2018.
36. Ibid.; Dokumentasi Ijazah Terakhir Guru Kelas V MI Muhammadiyah Selo Kulon Progo
tanggal 16 Agustus 2018.
37. Ibid.; Dokumentasi Sertifikat Pendidik Guru Kelas V MI Muhammadiyah Selo Kulon
Progo tanggal 16 Agustus 2018.
38. Hasil wawancara dengan Ibu Puji Astuti,S.Pd.I guru kelas V MI Muhammadiyah Selo
Kulon Progo tanggal 16 Agustus 2018.
39. Hasil Observasi Keterampilan Sosial Peserta Didik dalam Pembelajaran Tematik
Tema Udara Bersih Bagi Kesehatan Sub Tema Cara Tubuh Mengolah Udara Bersih
Pembelajaran 3 di Kelas V MI Muhammadiyah Selo tanggal 8 Agustus 2018.
40. Hasil wawancara dengan Ibu Puji Astuti,S.Pd.I guru kelas V MI Muhammadiyah Selo
Kulon Progo tanggal 16 Agustus 2018.
41. Hasil Observasi Lokasi MI Muhammadiyah Selo Kulon Progo tanggal 21 Agustus 2018.
42. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasioanal Pendidikan.
dan professional. Sementara dari faktor peserta didik dan lingkungan adalah
adanya motivasi belajar yang tinggi, dan lingkungan yang kondusif.
b. Faktor Penghambat
Selain faktor-faktor pendukung yang telah diuraikan di atas, tentunya
ada juga faktor-faktor yang menghambat atau menghalangi pengembangan
keterampilan peserta didik dalam pembelajaran tematik. Adapun yang menjadi
faktor penghambat dalam pengembangan keterampilan peserta didik dalam
pembelajaran tematik di kelas V MI Muhammadiyah Selo Kulon Progo akan
diuraikan dibawah ini.
Dari hasil wawancara dengan guru kelas V MI Muhammadiyah Selo
Kulon Progo menunjukkan hambatan atau kendala yang dihadapi dalam
mengembangkan keterampilan sosial peserta didik dalam pembelajaran
tematik. adalah kurangnya sarana prasarana atau media pembelajaran yang
mendukung, salah satu contohnya ketika saya membutuhkan proyektor untuk
memutarkan video pembelajaran bagi anak-anak harus bergantian dengan guru
yang lain karena madrasah hanya memiliki satu LCD. Selain itu juga distribusi
sumber belajar yang agak lamban, dan adanya revisi Buku Guru dan Buku
Siswa setiap tahun”.43
Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun
2003 Bab XII Pasal 45 tentang Sarana dan Prasana Pendidikan berbunyi
setiap satuan pendidikan formal dan non formal menyediakan sarana dan
prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan
dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan
kejiwaan peserta didik.44
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa yang menjadi faktor
penghambat dalam mengembangkan keterampilan peserta didik dalam
pembelajaran tematik di kelas V MI Muhammadiyah Selo Kulon Progo adalah
kurangnya sarana prasana yang mendukung bagi terlaksananya pengembangan
keterampilan sosial peserta didik. Salah satu contohnya adalah kurangnya media
pembelajaran proyektor yang dapat menunjang proses pembelajaran. Faktor
43. Hasil wawancara dengan Ibu Puji Astuti,S.Pd.I guru kelas V MI Muhammadiyah Selo
Kulon Progo tanggal 9 Agustus 2018.
44. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Bab XII Pasal 45
tentang Sarana dan Prasana Pendidikan.
penghambat yang lain adalah distribusi sumber belajar yang agak lambat, dan
adanya revisi Buku Guru dan Buku Siswa setiap tahun.
4. Dampak Pengembangan Keterampilan Sosial Peserta Didik
Keterampilan sosial merupakan modal utama seseorang untuk dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Dengan memiliki keterampilan
sosial yang baik, seseorang akan mampu berinteraksi dengan keluarga, teman, dan
lingkungan sosialnya. Oleh karena itu keterampilan sosial memiliki peran yang
sangat penting dalam kehidupan seseorang. Karena dengan keterampilan sosial
yang baik seseorang dapat berperan dan membawa dirinya dalam lingkungan
kehidupan sosial mereka.
Dampak dari pengembangan keterampilan sosial yang dilaksanakan di
MI Muhammadiyah Selo Kulon Progo muncul dalam sikap peserta didik yang
dijelaskan secara rinci sebagai berikut:
Pertama, disiplin. Pada dasarnya manusia hidup di dunia memerlukan suatu
norma aturan sebagai pedoman dan arahan untuk jalan kehidupan, demikian pula
di madrasah perlu adanya tata tertib untuk berlangsungnya proses belajar yang
tinggi maka dia harus mempunyai kedisiplinan belajar yang tinggi. Oleh karena
itu seorang peserta didik dalam kegiatan pembelajaran di madrasah tidak akan
lepas dari berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan di madrasahnya.
Sikap disiplin peserta didik sebagai dampak pengembangan keterampilan
sosial di MI Muhammadiyah Selo Kulon Progo di antaranya adalah disiplin
dalam berpakaian, disiplin waktu, dan disiplin dalam belajar. Dari hasil observasi
menunjukkan bahwa semua peserta didik berpakaian seragam sesuai jadwal
pemakaiannya. Tidak ada satu pun peserta didik yang memakai seragam tidak
sesuai jadwal. Sikap disiplin lain yang ditunjukkan oleh peserta didik adalah
disiplin waktu. Semua peserta didik kelas V datang ke madrasah tepat waktu.
Sebelum pukul 07.00 WIB mereka sudah berada di madrasah.45 Adapun yang
dilakukan guru melatih sikap disiplin ini adalah dengan membuat daftar urutan
kedatangan peserta didik. Dan bagi peserta didik yang datang urutan nomor 1
mendapatkan tambahan bintang dari guru.
Kedua, tanggung jawab. Setiap peserta didik harus menanamkan rasa
tanggung jawab pada diri masing-masing. Wujud dari bentuk sikap tanggung
45. Hasil Observasi Kegiatan Peserta Didik MI Muhammadiyah Selo Kulon Progo tanggal 8
Agustus 2018.
46. Hasil Observasi Keterampilan Sosial Peserta Didik dalam Pembelajaran Tematik di
Kelas V MI Muhammadiyah Selo tanggal 6 Agustus 2018.
47. Hasil Observasi Kegiatan Peserta Didik MI Muhammadiyah Selo Kulon Progo tanggal
30 Agustus 2018.
D. SIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi pembelajaran
tematik di kelas V dilaksanakan dengan melalui tiga tahapan yaitu: pertama, tahap
perencanaan yang meliputi mengambil tema dari Kemendikbud RI, mengecek/
melihat Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Kompetensi Inti (KI), Kompetensi
Dasar (KD), melakukan Pemetaan KI,KD, membuat jaringan tema, menyusun silabus,
dan merancang RPP. Kedua, tahap pelaksanaan meliputi kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup, dan ketiga, tahap evaluasi yang meliputi penilain
kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan.
Keterampilan sosial peserta didik di kelas V MI Muhammadiyah Selo Kulon
Progo yang sudah ditumbuhkan yaitu: pertama keterampilan bekerja sama dengan
orang lain meliputi keterlibatan peserta didik dalam kelompok, menghargai pendapat
teman, menawarkan bantuan kepada orang lain, memperhatikan teman yang
berbicara, dan adanya kontak mata saat berbicara. Kedua, keterampilan mengontrol
diri meliputi tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas dan mematuhi peraturan
yang ada. Ketiga, keterampilan berbagi pikiran dan pengalaman dengan orang lain
meliputi berani menyampaikan pendapat dan berani mengajukan pertanyaan kepada
orang lain.
Faktor pendukung dalam pengembangan keterampilan sosial peserta didik dalam
pembelajaran kelas V adalah guru, peserta didik, dan lingkungan. Faktor guru meliputi
kualifikasi S1 yang revelan dengan tugasnya, berpengalaman dalam mengajar, dan
profesional. Faktor pendukung dari peserta didik dan lingkungan yaitu motivasi
belajar yang tinggi, dan lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran. Faktor
penghambatnya yaitu kurangnya sarana prasana yang mendukung bagi terlaksananya
pengembangan keterampilan sosial peserta didik, distribusi sumber belajar yang
terlambat, dan masih adanya revisi sumber belajar dalam setiap tahunnya. Dampak
dari pengembangan keterampilan sosial peserta didik diantaranya adalah munculnya
sikap disiplin, tanggung jawab, dan peduli terhadap teman dari peserta didik.
Agar pelaksanaan pengembangan keterampilan sosial peserta didik dapat berjalan
dengan maksimal sebaiknya guru lebih kreatif dalam merencanakan dan melaksanaan
kegiatan pembelajaran. Selain itu kepala madrasah hendaknya terus melakukan
pembinaan, pengawasan, dan evaluasi bagi guru dalam mengelola pembelajaran
dengan cara mengadakan pertemuan rutin dengan guru untuk membahas pelaksanaan
pembelajaran di kelas.
E. DAFTAR PUSTAKA
Azzet, Muhaimin Akhmad. Mengembangkan Kecerdasan Sosial Bagi Anak.
Yogyakarta: Katahati, 2014.
Lexy J, Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2009.
Maryani, Enok. “Pengembangan Program Pembelajaran IPS Untuk Meningkatkan
Keterampilan Sosial Siswa.” Jurnal Penelitian 9, no. 1 (April 2019).
Nur, M, dan Rini. Teori-Teori Psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010.
Peraturan Menetri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun
2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, 2016.
Peraturan Menetri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun
2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pada Kurikulum 2013
Pendidikan Dasar dan Menengah, 2016.
Rosalina, Rossi, Marzuki, dan Mastar Asran. “Aplikasi Pembelajaran Tematik dalam
Pengembangan Keterampilan Sosial dan Manajemen Perilaku Diri di Kelas
I.” Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran 4, no. 8 (Agustus 2015). http://
jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/11110/10559.
Smith, dan Bremer. “Teaching Social Skill.” International Center on Secondary
Education and Transition Information Brief 3, no. 5 (2004).
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
2005.
Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Prenada Media
Group, 2011.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
2005.
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Bab XII Pasal
45 tentang Sarana dan Prasana Pendidikan, 2003.
Utomo, Hardi. “Kontribusi soft skill dalam Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan.”
Jurnal Among Makarti 3, no. 5 (2010).
Zamroni. Pendidikan dan Demokrasi dalam Transisi (Prakondisi menuju Era
Globalisasi). Jakarta: PSAP, 2007.