Anda di halaman 1dari 21

PENGEMBANGAN KECERDASAN INTERPERSONAL PESERTA DIDIK

MELALUI PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK

DI MI AL-HIDAYAH POJOKREJO KESAMBEN JOMBANG

PROPOSAL TESIS

Mokhammad Aimul Hikam

PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Situasi dan kondisi setiap manusia sering kali mengalami perubahan, hal ini

menjadi tugas dari pendidikan yang tidak hanya terpacu pada masa lalu dan masa

kini saja, namun harus berpacu pada perkembangan zaman atau dimasa yang akan

datang. Pendidikan merupakan proses mengantisipasi dan membiacarakan masa

yang akan datang. Pendidikan hendaknya melihat apa yang akan terjadi dan yang

akan dihadapi peserta didik di masa mendatang. Hal ini tentunya menjadi tugas dari

pendidikan yang harus mengupayakan peserta didik untuk menghadapi

perkembangan zaman. Menurut Bukhori pendidikan yang baik tidak hanya

mempersiapkan para siswanya untuk mendapatkan profesi dan jabatan yang baik,

tetapi pendidikan yang baik dapat menyelesaikan persoalan-persoalan yang akan

dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. 1

Oleh karena itu, upaya diselenggarakannya pendidikan salah satunya yaitu

untuk mempersiapkan generasai muda dalam menghaapi dunia dan potensi dirinya,

seperti yang tercantum pada Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem

pedidikan nasional yang menjelaskan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan

tersetruktur dalam mewujudkan suasana dan proses pemebelajaran yang dapat

mengembangkan potensi diri peserta didik, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dalam dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara”. 2

1
Mufarokah, strategi dan model-model pembelajaran, (Tulungagung: STAIN Tulungangung Press)
hal 01
2
Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidika Nasioanal, Diakses Dari
file:///C:/Users/Administrator/Downloads/2019_11_12-
03_49_06_9ab7e1fa524ba603bc2cdbeb7bff93c3.pdf pada tanggal 03 Juni 2022
Salah satu tujuan dari pendidikan salah satunya yaitu mengembangkan

kecerdasan setiap manusia. Seperti yang diungkapkan oleh gardner bahwa

kecerdasan adalah keahlian dalam menciptakan situasi yang bernilai dan dapat

menyelesaikan masalah setiap persoalan yang ada. Adapun, kecerdasan yang di

ungkapkan gardner dibagi menjadi 8 bagian yaitu: (1) Kecerdasan linguistik,

Kecerdasan logika atau matematika, (2) Kecerdasan intrapersonal, (3) Kecerdasan

interpersonal, (4) Kecerdasan majemuk dalam pembelajaran, (5) Kecerdasan

musical, (6) Kecerdasan visual-spasial, (7) Kecerdasan kinestik dan (8) Kecerdasan

naturalis. 3

Namun, setiap manusia yang diciptakan dilengkapi dengan potensi kecerdasan

yang berbeda-beda setiap individu, hal ini tentunya dapat ditumbuh kembangkan

dengan mengoptimalkan kecerdasannya. Dari beberapa kecerdasan yang

diungkapkan di atas, kecerdasan interpersonal merupakan hal yang penting dalam

kehidupan sehari-hari kerena pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri,

yang dituntut selalu berinteraksi kepada orang lain. 4 Kecerdasan interpersonal

merupakan kemampuan untuk menilai serta memahami kebutuhan orang lain, dan

bertindak sesuai dengan cara mereka mengatur interaksi terhadap orang lain. Jika

dari beberapa kecerdasan-kecerdasan tersebut digali lebih dalam akan muncul

manusia-manusia yang unggul pada bidangnya masing-masing. 5

Jika dilihat dari pentingnya kecerdasan interpersonal, sama halnya dengan

dibidang akademis, yaitu memiliki kemampuan dalam berhitung dan berlogika

anak yang baik, dapat menjalin hubungan yang produktif dan sehat dengan teman

sebayanya, jika dikembangkan dengan baik hal ini dapat berperan dalam

mewujudkan kesuksesan dimasa yang akan dating. Seperti mendorong kecerdasan

anak yang berpotensi menjadi pemimpin yang baik. Dapat memberikan argument

yang sangat aktif. Memiliki sikap peduli dan empati terhadap orang lain, serta

senang membangun sikap solidaritas terhadap orang lain yang ada disekitarnya. 6

3
Born To Be Genius, (Jakarta:Graedia Pustaka Utama 2005) hal 106
4
T. Safaria, metode pengembangan kecerdasan interpersonal anak, (Yogyakarta: Amara Books 2005)
hal 13
5
H. Hamzah B.Uno dan Misri Kuadrat, Mengelola Kecerdasan Dalam Pembelajaran Sebuah Konsep
Pembelajaran Berbasis Kecerdasan, (Jakarta: Bumi Aksara 2009), hal 11
6
Hariyanto, Implementasi Belajar & Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdaarya 2015) Hal 29
Mengingat pentingnya kemampuan dalam mengembangkan kecerdasan

interpersonal anak, maka perlu dikembangkan secara efektif melalui strategi

pembelajaran dalam lembaga pendidikan yang sistematis. Yang dikelola dengan

memperhatikan pengembangan peserta didik dengan melihat kondisi lingkungan

sekitar. Septiana mengungkapkan bahwa minimnya keterampilan sosial

mengakibatkan seseorang sulit untuk bertindak di sekolah maupun di luar sekolah,

nakal, ceroboh, bullying dilingkungan sekitar, kesulitan emosional, kesulitan

bersosial, agresiv, masalah dalam kecerdasan interpersonal, kurangnya konsep diri,

kegagalan dalam akademik, kesulitan berkonsentrasi dan depresi. 7

Dalam permasalahan di atas, guru seharusnya memegang peran penting

dalam mengembangkan potensi kecerdasan peserta didiknya. Hal ini sesuai

Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 pasal 1 tentang guru dan dosen yang

menyatakan bahwa guru merupakan pendidik dengan memiliki tugas mengajar,

membimbing, mengarahkan, mengawasi, melatih, menilai, dan mengevaluasi

peserta didik yang profesional mulai dari jenjang pendidikan anak usia dini

pendidikan dasar dan pendidikan menengah. 8 Guru memegang peran penting dalam

mewujudkan pengembangan kecerdasan sehingga membentuk kepribadian peserta

didik. Jika guru dapat mengembangkan kecerdasan peserta didik, maka peluang

keberhasilan sangat besar.

Namun, kepedulian guru terhadap karakter setiap masing-masing peserta

didik masih minim, sehingga hal ini siswa sulit untuk memahami pembelajaran.

Oleh karena itu dalam menilai dan mengembangkan kecerdasan siswa, sebaiknya

orang tua dan guru lebih teliti dan cermat menggunakan sebuah metode khusus yang

dapat membantu kecerdasan potensi anak tersebut. Pendidik harus mengetahui dan

memfokuskan pemahaman tentang karakteristik yang dilakukan kepada peserta

didik, karena dalam pikiran peserta didik terdapat tingkat kecerdasan yang berbeda-

beda. 9

7
Kanti Wahyuni, Fadilah, Marwami R, Peranan Guru dalam Pengembangan Kecerdasan Interpersonal
Anak 5-6 Tahun di TK Mujahidin 1, Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, FKIP Untan, hal 01-02
8
Warih Anggi Pratiwi, Iis Prasetyo, Monita Nur Shabrina, Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap
kinerja guru pada anak-anak, Jurnal Obsesi ; Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5 (2) 2021, Hal 1744
9
Ibid, Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, FKIP Untan, hal 02
Dalam pembelejaran terdapat beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh

pendidik untuk mencapai tujuan dari pendidikan tersebut. Strategi merupakan

factor penting yang harus dilakukan dalam mencapai tujuan. 10 Ada beberapa

pendekatan dalam pembelajaran secara umum yang dapat diterapkan terhadap

peserta didik antara lain yaitu strategi strategi pembelajaran langsung. Menurut

Arends model pembelajaran langsung merupakan satu pendekatan pembelajaran

yang dirancang khusus sebagai penunjang proses pembelajaran yang berkaitan

dengan pengetahuan procedural dan deklaratif yang dapat diajarkan dengan

bertahap. 11 Selanjutanya strategi pembejaran kooperatif atau cooperative learning

yaitu sistem pengajaran yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dua orang atau

lebih dimana keberhasilan pekerjaan sangat dipengaruhi oleh kekompakan bekerja

anggota kelompok, pembelajaran ini biasanya hanya sekedar belajar kelompok dan

mengerjakan tugas kelompok, sehingga pembelajaran ini mendorong para peserta

didik untuk saling berinteraksi secara terbuka terhadap anggota kelompok. 12 Dalam

stretegi pembelajaran tersebut yang menjadikan peserta didik untuk mencapai

keberhasilan belajar berdasarkan kemampuan dirinya secara individu dan andil

terhadap anggota kelompok lain selama kegiatan kelompok.

Penelitian ini akan meneliti tentang pengembangan kecerdasan

interpersonal peserta didik melalui pembelajaran aqidah akhlak. Dalam lembaga

pendidikan formal yang berbasis islam, tentunya terdapat pembelajaran aqidah

akhlak. Maka, pembelajaran aqidah akhlak dapat membantu memberikan peserta

didik dalam memahami kehidupan sosial dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari

sesuai dengan norma-norma agama yang ada, dengan pembelajaran aqidah akhlak

menjadi poin penting dalam mewujudkan pengembangan kecerdasan interpersonal

peserta didik.13

Dalam ajaran islam, aqidah sangat penting dan memiliki kedudukan yang

utama. Bisa dikatakan sebagai pondasi dalam ajaran islam, namun ajaran islam

10
Philip Klote, Maketng Manajemen, (Jakarta:Press Halindo, 1997) hal 8
11
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep Strategi Dan Implementasinya Pada Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (Jakarta: Kencana 2011) Hal 29
12
Sugandi, Teori Pembelajaran, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya 2002) hal 14

13
Chairul Anas, Hubungan Antara Pembelajaran Akidah Akhlak dengan Kecerdasan Interpersonal
siswa kelas XI MA Yogyakarta, (Yogyakarta: PAI 2018) hal 02
lain seperti ibadah dan akhlak merupakan suatu yang dibangun di atasnya. Karena

rumah yang dibangun tanpa adanya pondasi yang kokoh akan menimbulkan

bangunan tersebut cepat rapuh. Oleh karena itu, aqidah yang benar merupakan

landasan bagi tegaknya agama dan diterimanya suatu amal. Seperti Allah SWT

berfirman:

َّ َ‫قُ ْل ِإنَّ َما ٓ أَن َ۠ا بَش ٌَر ِمثْلُ ُك ْم يُو َح ٓى ِإل‬
َ‫ى أَنَّ َما ٓ ِإلَ ُه ُك ْم ِإلَهٌ َو ِحدٌ ۖ فَ َمن َكان‬

‫ص ِل احا َو ََل يُ ْش ِر ْك ِب ِعبَادَ ِة َر ِب ِ ٓۦه أ َ َح ًۢداا‬ ۟ ‫يَ ْر ُج‬


َ ‫وا ِلقَا ٓ َء َر ِبِۦه فَ ْليَ ْع َم ْل‬
َ ‫ع َم اًل‬
Terjemahnya: katakanlah, sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti

kamu, yang diwahyukan kepadaku: “bahwa sesungguhnya tuhan kamu itu adalah

tuhan yang Esa”. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka

hendaknya ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah iamempersekutukan

seorangpun dalam beribadah kepada tuhanya. 14

Adapun akhlak merukan ilmu tata krama, ilmu yang mencakup tingkah laku

seseorang kemudian dapat memberikan nilai perbuatn baik maupun burunya

seseoarang sesuai dengan norma-norma agama yang ada. Akhlak juga dapat

diartikan sebagai kondisi mental yang dapat membuat seseoarang tetap berani,

berdisiplin, bersemangat, bergairah, sebagaimana ia dipahami dalam arti isi hati,

yang terungkap dalam perbuatan.15

Allah SWT telah memberikan gambaran dasar-dasar akhlak mulia,

sebagaiamana terdapat dalam firman-Nya, yaitu Qs. Al-A’raf ayat 199:

‫ع ِن ا ۡلج ِه ِل ۡين‬ ِ ‫ََ ُخ ِذ ۡالعَ ۡف َو َو ۡا ُم ۡر ِب ۡالعُ ۡر‬


ۡ ‫ف َوا َ ۡع ِر‬
َ ‫ض‬

Terjemahnya : “jadilah engkau pema’af dan suruhlah orang mengerjakan ma’ruf,

serta berpalinglah dari pada orang-orang bodoh”16

Dari penjelasan diatas peneliti pengambil pengembangan melalui

pembelajaran aqidah akhlak, karena aqidah akhlak merupakan suatu kepercayaan

seseoarang untuk mewujudkan kesadaran diri pada diri manusia yang berpegang

14
QS. Al-Kahfi, (18) ayat 110, Qur’an Tajwid dan Terjemahan, Jakarta Timur: Maghfirah Pustaka,
2006, hal. 304.
15
Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur’an,( Jakarta: Amzah, 2007), hal. 2
16
QS. Al-A’raf, (7) ayat 199, Qur’an Tajwid dan Terjemahan, Jakarta Timur: Maghfirah Pustaka, 2006,
hal. 176.
teguh kepada norma-norma agama yang ada dan nilai-nilai budi pekerti tanpa

membutuhkan pertimbangan lagi dalam pemikiran maupun bertindak, sehingga

dapat muncul pembiasan dari diri seseoarang yang baik dalam bertingkah laku.

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Abdul Wahab selaku wali kelas

V di Mi Al-Hidayah Pojokrejo Kesamben Jombang, menurut paparan beliau

“Adanya peserta didik yang berasal dari macam-macam latar belakang keluarga

yang berbeda beda, hal ini menjadi individu peserta didik didalam lingkungan

sekolah menjadi berbeda beda pula, terkadang beberapa peserta didik mempunyai

kecerdasan interpersonal namun tidak sepenuhnya bisa mengembangkannya

didalam lingkungan sekolah maupun di dalam kelas, ini semua karna pengaruh dari

beberapa peserta didik yang sama sekali tidak menunjukkan kecerdasan

interpersonal yang di miliki, mereka lebih memilih menjauh dan seperti

mengasingkan diri dari peserta didik lainnya. Peserta didik yang kurang dalam

menyadari kecerdasan interpersonal yang di miliki cenderung merasa minder

dengan peserta didik yang bisa dikatakan memiliki kecerdasan interpersonal

tersebut, dibalik minimnya pengetahuan serta pengalaman dalam pergaulan

dilingkungan masyarakat, hal itu yang membuat mereka menjadi menjauh, mereka

merasa malu seolah-olah dirinya tidak pantas bergaul dengan peserta didik yang

dianggap lebih pintar dari mereka, dan terlihat aktif dari mereka. Oleh karena itu,

kecerdasan interpersonal di Mi Al-Hidayah Pojokrejo Kesamben Jombang perlu di

kembangkan lagi terhadap seluruh peserta didik, mengingat kecerdasan

interpersonal ini sangatlah penting bagi peserta didik khususnya bagi kehidupan

social mereka di lingkungan sekolah dan umumnya pada lingkungan masyarakat

peserta didik sendiri.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mengkaji strategi

guru akidah akhlak terkait dengan kecerdasan interpersonal peserta didik dan akan

membahasnya dalam skripsi yang berjudul, “Pengembangan Kecerdasan

Interpersonal Peserta Didik Melalui Pembelajaran Aqidah Akhlak Di MI Al-

Hidayah Pojokrejo Kesamben Jombang”.


B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan dari uraian di atas terkait latar belakang masalah yang

dipaparkan, masalah masalah yang ada, bias di identifikasi sebagai berikut:

1. Beberapa siswa memiliki sifat pemalu, pendiam, dan mau memang sendiri,

sehingga menunjukkan kecerdasan interpersonal siswa rendah.

2. Penekanan kecerdasan hanya pada aspek akademik.

3. Metode pembelajaran kurang bervariasi.

4. Kurangnya kesepatan bagi siswa untuk bekerja sama dengan mengutarakan

pendapat yang menjadikan kecerdasan interpersonal siswa tidak berkembang.

5. Proses pembelajaran belum melibatkan kearifan, dimana siswa hanya duduk,

mendengarkan dan mecatat apa yang disampaikan guru.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan dari uraian latar belakang masalah dan juga identifikasi

masalah yang dipaparkan, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada:

1. Pengembangan yang dilakukan guru terhadap peserta didik yaitu pada

kecerdasan interpersonal di MI Al-Hiayah Pojokrejo Kesamben Jombang.

2. Implementasi guru dalam pengembangan kecerdasan interpersonal melalui

pembalajaran aqidah akhlak.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian letar belakang penelitian diatas, dapat disusun rumusan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaiamana pengembangan kecerdasan interpersonal peserta didik di MI Al-

Hidayah Pojokrejo Kesamben Jombang?

2. Bagaimana implementasi guru akidah akhlak dalam pengembangan kecerdasan

interpersonal peserta didik di MI Al-Hidayah Pojokrejo Kesamben Jombang?

3. Apa saja faktor penghambat dan faktor pendukung dalam pengembangan

kecerdasan interpersonal peserta didik di MI Al-Hidayah Pojokrejo Kesamben

Jombang?
E. Tujuan Penelitian

1. Menjelaskan bagaimana pengembangn kecerdasan interpersonal peserta didik

di MI Al-Hidayah Pojokrejo Kesamben Jombang.

2. Menjelaskan bagaimana implementasi guru akidah akhlak dalam

pengenmbangan kecerdasan interpersonal peserta didik di MI Al-Hidayah

Pojokrejo Kesamben Jombang.

3. Menjelaskan faktor penghambat dan faktor pendukung dalam pengembangan

kecerdasan interpersonal peserta didik di MI Al-Hidayah Pojokrejo Kesamben

Jombang.

F. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoritis

a. Dapat memberikan bahan informasi bagi para pelaku pendidikan untuk

mengetahui strategi dalam pengembangan kecerdasan interpersonal peserta

didik

b. Dapat memberikan masukan bagi sekolah untuk mengembangkan

kecerdasan interpersonal peserta didik khususnya di MI Al-Hidayah

Pojokrejo Kesamben Jombang.

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi Peneliti

Sebagai tambahan, pengalaman, serta wawasan berfikir kritis guna melatih

kemampuan, memahami dan menganalisis masalah-masalah dalam dunia

pendidikan.

b. Bagi Lembaga

Sebagai tambahan referensi terutama tentang pengembangan kecerdasan

interpersonal dalam pembelajaran aqidah akhlak

c. Bagi guru /Wali Kelas

Dapat membiasakan pola interaksi dan komunikasi peserta didik di

lingkungan sekolah, sebab wali kelas juga mempunyai kedekatan yang

lebih baik dengan peserta didik.

d. Bagi Peneliti Selanjutnya


Dapat di jadikan bahan pertimbangan, referensi dan penyempurnaan dari

hasil penelitian di kemudian hari.

G. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan data yang telah peneliti tenukan, terdapat beberapa literatr hasil

penelitian mengangkat topik yang hamper sama, sehingga dapat dijadikan acuan

untuk penelitian ini. Hasil yang ditemukan sebagi berikut:

1. Skripsi Lia Fatkhitur Rohmah dari Jurusan PAI Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan Institut Agama Isam Negeri Ponorogo tahun 2019 yang berjudul

“Pengembangan Kecerdasan Interpersonal Anak Usia dini di Kelompok

Bermain Merak Ponorogo”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian

kualitatif pada stud kasus. Sementara teknik pengumpulan data yang digunakan

yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Dan teknik analisis data pada

penelitian ini menggunakan teknik analisis data menurut Miles & Hubberman,

yaitu: tahap pertama adalah Reduksi data, tahap kedua penyajian data, dan tahap

ketiga penarikan kesimpulan. Keabsahan data pada penelitian ini menggunakan

triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Adapun hasil dari penelitian ini

adalah 1) Kecerdasan Interpersonal anak usia dini di KB Merak Ponorogo pada

umur 4-5 tahun sudah sesuai indikator seperti halnya mengalah saat bermain,

anak mau bergantian mainan dengan teman yang lain, tidak mengganggu

temanya dengan sengaja, mengerti dan mematuhi peraturan yang ada,

memimpin kelompok usia 2-4 tahun dengan memimpin doa, dapat

menyelesaikan masalah sederhana, contohnya guru mengidentifikasi masalah

kemudian anak memberikan nasehat kepada anak agar ketika bertengkar anak

bisa menjadi penengah dengan cara yang di ajarkan oleh guru, 2) metode

pengembangan kecerdasan interpersonal anak usia dini di Kelompok Bermain

Merak Ponorogo yaitu: mengembangkan sikap kesadaran diri pada anak, sikap

peduli social, berkomunikasi secara santun, dan mendengarkan secara efektif.

2. Skripsi Yani dari Jurusan PAI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015 yang berjudul “Upaya

guru mengembangkan kecerdasan interpersonal siswa dalam pembelajaran

PAI”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif pada studi kasus.
Sementara teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara,

observasi dan dokumentasi. Dan teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan teknik analisis data menurut Miles & Hubberman, yaitu: tahap

pertama adalah Reduksi data, tahap kedua data display, dan tahap ketiga

penarikan kesimpulan. Keabsahan data pada penelitian ini menggunakan

triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Adapun hasil dari penelitian ini

adalah 1) Upaya guru dalam mengembangkan kecerdasan interpersonal dan

intrapersonal siswa diantaranya yaitu dengan melakukan pengelolaan kelas

yang dapat menunjung pengembangan kecerdasan interpersonal antara lain

oving class, mengkondisikan keadaan siswa, pengelolaan tempat duduk,

memberikan motivasi dan melakukan pendekatan pada siswa. Kemudian

dengan melakukan strategi serta metode seperti diskusi, tutor sebaya,

demontransi, penugasan secara kelompok, tanya jawab, video kritik, adapun

pengembangnya dengan melalui hafalan, pemecahan masalah, sesi refleksi

dengan media yang digunakan yait materi, rekaman suara, video dll. 2) factor

yang dipengaruhi kecerdasan interpersonal dan intrapersonal yaitu minat,

motivasi orang tua, motivasi guru, metode yang digunakan guru dalam

pembelajaran, teman, ekstrakulikuler, kegiatan yang dilakukan guru PAI diluar

kelas, dan organisasi.

3. Skripsi Endah Retnaningtyas 2012, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Surakarta, dengan berjudul “Meningkatkan

Kecerdasan Interpersonal Anak Melalui Berbain Peran (penelitian pada anak

kelompok B TK Pertiwi Ngrundul 1 tahun pelajaran 2011-2012)”. Penelitian

skripsi tersebut menggunakan jenis penelitian lapangan sedangkan pendekatan

yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian ini ditemukan

masalah yakni sebagai anak-anak kelas B belum mampu mengetahui dan belum

bisa menggunakan beragam cara dalam berinteraksi sehingga mengalami

kesulitan untuk bekerja sama dengan orang lain. Hasil penelitian yang diperoleh

dari penelitian ini adalah terjadi peningkatan kecerdasan interpersonal anak

melalui bermain peran. Hal ini diketahui hasil setiap siklus, yaitu siklus 1

kecerdasan interpersonal melalui bermain peran 62,93% siklus II meningkat


menjadi 81,75%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui bermain

peran dapat meningkatkan kecerdasan interpersonal anak. Persamaan penelitian

tersebutdengan penelitian yang peneliti lakukan adalah sama-sama

menggunakan jenis penelitian lapangan serta sama-sama membicarakan

kecerdasan interpersonal, namun perbedaannya adalah penelitian tersebut

dikaitkan dengan bermain peran sedangkan pada penelitian ini penelitian

mengaitkan dengan eduwisata.

H. Definisi Operasional

Dalam menghindari terjadinya perbedaan persepsi dalam menafsirkan

penelitian ini, maka penulis menguraikan kata-kata yang terangkum di dalam setiap

variable berikut:

1. Pengembangan

Pengembangan menurut Wiryokusumo adalah upaya memperkenalkan,

menumbuhkan, membimbing, mengarahkan yang dilakukan lembaga

pendidikan baik formal maupun non formal yang dilakukan secara sadar,

terarah, teratur, terencana dan bertanggung jawab guna untuk mengambangkan

kepribadian yang utuh, seimbang, pegetahuan, keterampilan, minat dan bakat

sebagai bekal atas inisiatif sendiri untuk menambah pengembangan diri

menuju tercapainya kemampuan dan mutu manusiawi yang maksimal serta

menjadi pribadi yang mandiri. 17

Hal ini, pengembangan memiliki arti kegiatan yang dapat

meningkatkan suatu yang sudah ada sebelumnya sehingga menjai lebih baik

dengan menggunakan teori yang sesuai dan sudah diuji kebenaranya agar

menjadi nyata serta lebih maksimal dirasakan manfaatnya. Dalam hal ini

pengembangan yang dimaksud yaitu untuk mengembangkan kecerdasan dalam

keperibadian diri seseoarang.

2. Kecerdasan Interpersonal

Menurut Gardner kecerdasan adalah kemampuan dalam menyelesaikan

dan kemampuan dalam mewujudkan hasil yang bernilai budaya. Dalam hal ini

17
Iskandar Wiryokusumo, J. Mandilika, Kumpulan-Kumpulan Pemikiran Dalam Pendidikan.(
Jakarta: CV. Rajawali 1982) hal 10
gardner menyatakan bahwa kecerdasan manusia tidak satu namun banyak,

tetapi gardner menemukan ada 8 kecerdasan yang ada pada diri manusia yang

dapat disebut kevcerdasan majemuk. Kedelapan kecerdasan tersebut antara

lain yaitu kecerdasan logis-matematis, kecerdasan linguistic, kecerdasan

musical, kecerdasan spasial, kecerdasan kinestetik, kecerdasan naturalis,

kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan interpersonal. 18

Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk memahami dan

bekerja sama dengan orang lain. 19 Kecerdasan ini menuntut untuk mampu

meyerap dan tanggap terhadap suasana hati, niat, perangai, dan hasrat orang

lain. Kecerdasan interpersonal akan menunjukkan kemampuan anak

berhubungan dengan orang lain. Kecerdasan interpersonal yang tinggi bisa

membuat kerjasama dengan orang lain dan melakukan sinergi untuk

membuahkan hasil positif. 20 Anak yang memiliki 12 kecerdasan interpersonal

tinggi akan mampu menjalin komunikasi yang efektif dengan orang lain,

mampu berepati secara baik, mampu mengembangkan hubungan yang

harmonis dengan orang lain, menyukai bekerja secara berkelompok.

Kecerdasan interpersonal juga dapat dikatakan sebagai kecerdasan social,

diartikan bahwa kemampuan dan keterampilan seorang dalam menciptakan

relasi, membangun dan mempertahankan relasi social sehingga kedua belah

pihak berada dalam situasi menguntungkan.21 Kata sosial maupun

interpersonal hanya penyebutannya saja yang berbeda, akan tetapi keduanya

menjelaskan maksud dan inti yang sama. Lwin menjelaskan kecerdasan

interpersonal sebagai kemampuan untuk memahami dan memperkirakan

perasaan, suasana hati, temperamen, maksud, dan keinginan orang lain

kemudian menanggapinya secara layak. 22

3. Pembelajaran

18
Agus Efendi, Revolusi Kecerdasan abad 21, (Bandung: Alfabeta 2005) hal 81
19
Amstrong, Thomas, 7 Kind off Smart: Menemukan Meningkatkan Kecerdasan Anak anda
berdasarkan teori multiple intellegwncy. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama) hal 04
20
Anita Lie. 101 Cara Menumbuhkan Kecerdasan Anak (Jakarta: PT Elek Media Komputindo 2003)
hal 08
21
Safaria, Interpersonal Intelligence, Metode Pengembangan Kecerdasan Interpersonal Anak,
(Yogyakarta: Amara Books 2005) Hal 23
22
Lwin, May, Adam Kho, Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan (Jakarta: Indeks
2008) hal 197
Pembelajaran dapat diartikan sebagai usaha untuk mempengaruhi diri

seseorang yang terkait emosi, spiritual dan intelektual agar bias belajar sesuai

dengan kemauanya sendiri. Dengan adanya pembelajaran akan terjadi proses

pengutan dalam pengembangang moral, perilaku, aktivitas, dan kreatifitas

melalui berbagai interaksi dalam proses belajar. Mengajar dan pembelajaran

emiliki definisi yang berbeda namun saling berhubungan, mengajar

menggambarkan aktivitas guru kepada peserta didik, sedangkan pembelajaran

menggambarkan aktivitas peserta didik di sekolah. 23

Miarso berpendapat bahwa pembelajaran adalah upaya pendidikan

yang dilakukan secara sengaja , dengan berdasarkan tujuan yang telah di

tentukan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan proses pemebalajaran, serta

dalam implementasinya sudah tersusun dengan jelas. 24

4. Aqidah Akhlak

Secara etimologi (bahasa) aqidah akhlak berasal dari kata “aqada-

ya’qidu-aqdan”,yang berarti ikatan perjanjian, sangkutan dan kokoh. 25

Disebut demikian, oleh karena itu mengikat dan menjadi sangkutan atau

gantungan segala sesuatu. Dalam pengertian teknis yang artinya iman atau

keyakinan. Menurut istilah (terminologi) aqidah ialah dasar-dasar pokok

kepercayaan atau keyakinan hati seorang muslim sebagai sumber keyakinan

yang mengikat.

Syaikh Abu Bakar Al-Jaziri menyatakan bahwa aqidah ialah kumpulan

dari hukum-hukum kebenaran yang dapat diterima oleh akal, perasaan dan

pendengaran yang diyakini oleh hati manusia dan dipujinya, dipastikan

kebenarannya, ditetapkan keshalehannya, dan tidak melihat ada yang

menyalahinya bahwa itu benar serta berlaku selamanya. Seperti keyakinan

manusia yang adanya sang pencipta, keyakinan akan ilmu kekuasaan-Nya,

keyakinan manusia akan kewajiban ketaatan kepada-Nya dan meperbaiki

23
Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2009), hal 85.
24
Siregar, Charles J.P, Teknologi Farmasi Sediap Tablet: Dasar-dasar Praktis, (Jakarta:Penerbit
Buku Kedokteran, 2008) hal 12
25
H. Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: PT Hidakarya Agung, 1972), hlm. 274.
akhlak yang dimaksud aqidah dalam Bahasa Arab (dalam Bahasa Indonesia di

tulis akidah).26

I. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu langkah yang digunakan untuk

memperoleh data dengan kegunaan tertentu. Beberapa metode yang digunakan

yaitu:

1. Pendekatan dan jenis penelitian

Penelitian ini yang berjudul Pengembangan Kecerdasan Interpersonal

Peserta Didik Dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak di MI Al-Hidayah Pojokrejo

Kesamben Jombang menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif,

karena peneliti ingin memperoleh informasi tentang status dan gejala yang

sebenarnya, dan data yang dikaji berupa tulisan, lisan orang, dan perilaku yang

bisa diamati. 27 Tujuan utama dari penelitian deskriptif adalah untuk

memaparkan data apa adanya.28

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa penelitian

kualitatif deskrptif. Di sini peneliti akan mengumpulkan data yang diperoleh

dari lapangan , kemudian dari hasil tersebut peneliti memberikan gambaran,

menganalisa dan menjelaskan dengan menggunakan kata-kata. Alasan peneliti

menggunakan metode ini karena penelitian akan mengkaji serta memaparkan

data yang diperoleh di lapangan langsung yang berkaitan dengan

pengembangan kecerdasan interpersonal peserta didik dalam pembelajaran

aqidah akhlak di MI Al-Hidyah Pojokrejo Kesamben Jombang.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MI Al-Hidayah Pojokrejo yang berada di

kecamatan Kesamben Kabupaten Jombang. Sekolah ini merupakan sekolah

yang berbasis islam yang selalu memfokuskan ajaran islam, tentunya dalam hal

ini sekolah menerapkan pengembang kecerdasan interpersonal peserta didik

26
Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2000), hlm.
199.

27
Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2002), hal 03
28
Abdullah K, Berbagai Metodologi dalam Penelitian Pendidikan dan Manajemen, (Sumatra:
Gunadarma Ilmu 2018) hal 12-13
yang dilakukan seluruh wali kelas, namun dalam pengembangnya sekolah

lebih memfokuskan pada pembelajaran aqidah akhlak. Hal ini menjadikan

peneliti tertarik untuk menggali serta menemukan data yang dibutuhkan.

3. Sumber Data dan Informan Penelitian

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang pengumpulannya melalui pihak

pertama, dengan melakukan observasi. 29 Data primer berasal dari subjek,

data primer dapat di peroleh melalui instrumen yang diajukan oleh informan

penelitian. Data utama yang di peroleh dalam penelitian ini yaitu dari

informan MI Al-Hidayah Pojokrejo Kesamben Jombang. Teknik ini dapat

digunakan dengan melakukan wawancara langsung dengan informan

mengenai berbagai masalah yang ditemui peneliti. Di sini subjek penelitian

yang digunakan terdiri dari beberapa informan, diantaranya:

1) Siswa siswi MI Al-Hidayah Pojokrejo Kesamben Jombang, untuk

mencari data yang berkaitan dengan pelaksanaan pengembangan

kecerdasan interpersonal peserta didik. Disini peneliti menggunakan 1

perwakilan dari setiap kelas mulai dari kelas 1-6.

2) Kepala sekolah MI Al-Hidayah Pojokejo Kesamben Jombang, untuk

mencari data yang terkait dengan sarana prasaran yang menunjang serta

data yang terkait dengan pengembangan kecerdasan interpersonal

peserta didik di sekolah.

3) Wali kelas 1-6 di MI Al-Hidayah Pojokrejo Jombang, untuk mencari

data yang terkait proses implementasi yang dilakukan dalam

pengembangan kecerdasan interpersonal peserta didik dalam

pembelajaran Aqidah Akhlak di MI Al-Hidayah Pojokrejo Kesamben

Jombang.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang di peroleh dari tangan ke dua atau

dari sumber-sumber lain yang saling berkaitan serta sudah ada sebelum

29
Vina Herviani, Angky Febriansyah, Tinjauan Atas Proses Penyusunan Laporan Keuangan Pada
Young Interpreneur Academy Indonesia Bandung, Jurnal Riset Akutansi-Vol VIII/No.2/Oktober
2016, Hal 23
peneliti melakukan penelitian. Data sekunder dalam penelitian ini berupa

dokumen-dokumen yang sudah ada sebelum peneliti melakukan penelitian

di lapangan.30

4. Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian ini penulis menggunakan tiga teknik dalam pengumpulan data

yaitu:

a. Metode wawancara

Di sini peneliti melakukan wawancara tidak terstruktur, untuk memperoleh

data yang berkaitan dengan pengembangan kecerdasan interpersonal

peserta didik dalam pembelajaran aqidah akhlak. Peneliti melakukan

wawancara dengan kepala sekolah, wali kelas dan beberapa peserta didik.

b. Metode Observasi

Peneliti mengamati secara langsung mengenai objek penelitian yaitu

pngembangan kecerdasan interpersonal peserta didik dalam pembelejaran

aqidah akhlak MI Al-Hidayah Pojokrejo Kesamben Jombang. Peneliti

menggunakan observasi non partisipan yang hanya sebagai pengamat

individual saja.

c. Dokumentasi

Peneliti mengumpulkan dokumentasi untuk mendapatkan data tentang latar

belakang objek yang akan di teliti. Peneliti mengumpulkan dokumentasi

berupa dokumen profil, sejarah berdirinya sekolah, visi misi, serta dokumen

yang terkait kegiatan pengembangan kecerdasan interpersonal peserta didik

dalam pembelajaran aqidah akhlak.

5. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, analisis yang digunakan adalah analisis data model

Miles & Huberman. Analisis data diperoleh dari hasil wawancara, obervasi,

cartatan lapanga, yang di lakukan terus menerus selama pengumpulan data

berlangsung dan sampai tuntas. Analisis data ini terdapat 3 komponen yaitu:

reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. 31

30
Ibid hal 24
31
Setiyo Wadi, Pembinaan Prestasi Ekstrakulikuler Olahraga di SMA Karangturi Kota Semarang.
Journal of PhysicaEducation, Sport, Healt and Reacreation, Vol 8 No. 2, 2013, hal 527-528
a. Reduksi Data

Mereduksi data berarti proses penyederhanaan, pengabstrakan dari catatan-

catatan tertulis yang didapatkan di lapangan Reduksi data berlangsung terus

menerus selama proyek kualitatif berlangsung sampai laporan tersusun.

Dalam proses reduksi data meliputi: 1. Meringkas Data, 2. Mengkode, 3.

Menelusuri Tema. Membuat gugus-gugus. Dengan cara memilah data yang

seharusnya di pakai sesuai kebutuhan, meringkas data yang diperoleh

sehingga menjadi uraian singkat yang kuat. Dalam hal ini setelah peneliti

memperoleh data mengenai di Pengembangan Kecerdasan Interpersonal

Peserta didik dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak lapangan, Langkah

selanjutnya peneliti mengumpulkan data kemudian merangkum dan dipilah

hal-hal yang dirasa perlu di cantumkan. Dengan mereduksi data peneliti

akan mudah mendapatkan kejelasan dan mudah untuk mengumpulkan data

selanjutnya terkait penelitian yang di lakukan.

b. Penyajian Data

Alur yang paling penting selanjutnya dari analisis data adalah penyajian

data. Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang

memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan. Setelah data mengenai Manajemen Program Pembinaan Akhlak

dalam Penguatan Karakter Religius Peserta didik tersebut terkumpul, maka

langkah selanjutnya yaitu penyajian data, peneliti menyajikan data

Pengembangan Kecerdasan Interpersonal Peserta didik dalam Pembelajaran

Aqidah Akhlak di MI Al-Hidayah Pojokrejo Kesamben Jombang dalam

bentuk naratif. Data disajikan bertujuan untuk mempermudah peneliti atau

pembaca dalam memahami informasi yang diperoleh dilapangan.

c. Penarikan kesimpulan /Verifikasi

Adapun yang dimaksud dengan verifikasi data adalah usaha untuk mencari,

menguji, mengecek kembali atau memahami makna atau arti, keteraturan,

pola-pola, penjelasan, alur, sebab-akibat, atau preposisi. Sedangkan

Kesimpulan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang

sebelumnya masih remang- remang atau gelap sehingga setelah di teliti


menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau

teori. Upaya penarikan kesimpulan dilakukan terus menerus selama di

lapangan. Yang didapat berdasarkan informan, wawancara mendalam,

penguatan strategi, dokumentasi sehingga bisa ditarik kesimpulan umum

yang bersifat induktif. Dalam hal ini peneliti melakukan penarikan

kesimpulan terkait Pengembangan Kecerdasan Interpersonal Peserta didik

dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak yang telah diperoleh di lapangan

setelah data direduksi dan disajikan dengan bersifat naratif. Penarikan

kesimpulan merupakan proses perumusan makna dari hasil penelitian yang

dilakukan dengan menggunakan kalimat singkat, jelas dan mudah di

pahami.

J. Sistematika Pembahasan

Untuk memperoleh isi dari skripsi ini, secara garis besar sistematika

pembahasan ini dibagi menjadi lima Bab, diantaranya:

Bab Pertama berisi tentang pendahuluan, di bab ini meliputi latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penelitian

terdahulu, definisi istilah atau operasional, metode penelitian, dan sistematika

pembahasan

Bab Kedua berisi tentang kajian pustaka atau teori yang digunakan peneliti, yang

memuat tentang pengembangan kecerdasan interpersonal peserta didik dalam

pembelajaran aqiah akhlak.

Bab ketiga berisi tentang metode penelitian. Pada bab ini terdiri dari jenis

penelitian dan pendekatan, tempat penelitian, sumber data, teknik pengumpulan

data, serta teknik analisis data.

Bab keempat berisi tentang hasi dan pembahasan penelitian, pada bab ini

menyajikan uraian data yang terdiri gambaran umum latar penelitian, paparan data

dan temuan penelitian terkait pengembanagan kecerdasan interpersonal peserta

didik dalam pembelajaran aqidah akhlak di MI Al-Hidayah Pojokrejo Kesamben

Jombang.

Bab kelima penutup yang berisi tentang kesimpulan dan juga saran.
DAFTAR PUSTAKA

Mufarokah, 2009. strategi dan model-model pembelajaran, Tulungagung: STAIN


Tulungangung Press
Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidika Nasioanal
Born To Be Genius, 2005. Jakarta:Graedia Pustaka Utama 2005
T. Safaria, 2005, metode pengembangan kecerdasan interpersonal anak, Yogyakarta:
Amara Books
Misri Kuadrat dan H. Hamzah B.Uno, 2009, Mengelola Kecerdasan Dalam
Pembelajaran Sebuah Konsep Pembelajaran Berbasis Kecerdasan, Jakarta: Bumi
Aksara
Hariyanto, 2015, Implementasi Belajar & Pembelajaran, Bandung: Remaja Rosdaarya
Marwami R , Fadilah , Kanti Wahyuni, Peranan Guru dalam Pengembangan
Kecerdasan Interpersonal Anak 5-6 Tahun di TK Mujahidin 1, Jurnal Pendidikan
Anak Usia Dini, FKIP Untan
Monita Nur Shabrina, Iis Prasetyo,Warih Anggi Pratiwi, 2021, Faktor-faktor yang
Berpengaruh terhadap kinerja guru pada anak-anak, Jurnal Obsesi ; Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini, 5 (2)
Philip Klote, 1997, Maketng Manajemen, Jakarta:Press Halindo
Trianto, 2011, Model Pembelajaran Terpadu Konsep Strategi Dan Implementasinya
Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta: Kencana
Sugandi, 2002, Teori Pembelajaran, Bandung: PT.Remaja Rosdakarya
Chairul Anas, 2018, Hubungan Antara Pembelajaran Akidah Akhlak dengan
Kecerdasan Interpersonal siswa kelas XI MA Yogyakarta, Yogyakarta: PAI 2018
J. Mandilika, Iskandar Wiryokusumo,1982, Kumpulan-Kumpulan Pemikiran Dalam
Pendidikan, Jakarta: CV. Rajawali
Agus Efendi,2005, Revolusi Kecerdasan abad 21, Bandung: Alfabeta
Amstrong, Thomas, 7 Kind off Smart: Menemukan Meningkatkan Kecerdasan Anak
anda berdasarkan teori multiple intellegwncy. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Anita Lie. 2003,101 Cara Menumbuhkan Kecerdasan Anak , Jakarta: PT Elek Media
Komputindo
Safaria, 2005, Interpersonal Intelligence, Metode Pengembangan Kecerdasan
Interpersonal Anak, Yogyakarta: Amara Books
Adam Kho, Lwin, May, 2008, Cara Mengembangkan Berbagai Komponen
Kecerdasan, Jakarta: Indeks
Abuddin Nata,2009, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, Jakarta:
Kencana
Charles J.P, Siregar, 2008, Teknologi Farmasi Sediap Tablet: Dasar-dasar Praktis,
Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran
H. Mahmud Yunus, 1972, Kamus Arab-Indonesia, Jakarta: PT Hidakarya Agung
Muhammad Daud Ali,2000, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Lexy Moleong, 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT Remaja
Rosdakarya
Abdullah K, 2018, Berbagai Metodologi dalam Penelitian Pendidikan dan
Manajemen, Sumatra: Gunadarma Ilmu
Angky Febriansyah ,Vina Herviani, 2016,Tinjauan Atas Proses Penyusunan Laporan
Keuangan Pada Young Interpreneur Academy Indonesia Bandung, Jurnal Riset
Akutansi-Vol VIII/No.2/Oktober
Setiyo Wadi, 2013, Pembinaan Prestasi Ekstrakulikuler Olahraga di SMA Karangturi
Kota Semarang. Journal of PhysicaEducation, Sport, Healt and Reacreation, Vol 8
No. 2

Anda mungkin juga menyukai