SKRIPSI
OLEH:
YOLA FITRIANA
NIM: 210314287
(IAIN) PONOROGO
2018
ABSTRAK
Akhlak merupakan salah satu pilar utama kehidupan. Dengan demkian akhlak
berhubungan dengan Allah maupun dengan sesama makhluk Allah. Akhlak berkaitan
dengan nilai-nilai baik maupun buruk yang diterima di masyarakat. Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi akhlak seseorang diantaranya adalah bimbingan konseling
dan juga lingkungan sekolah. Kenyataan di lapangan kegiatan bimbingan konseling
sudah dilakukan dengan baik tetapi masih ada akhlak siswa yang bermasalah seperti
tidak bisa mengontrol emosi gampang marah, saling mengejek menggunakan kata-
kata yang tidak baik. Selain itu juga lingkungan sekolah di MTs Al-Islam Joresan
sudah baik terlihat dari sekolah yang sudah berbasis pondok pesantren dan juga
tenaga pendidik yang berkualitas dari segi pengetahuan dan akhlaknya, tetapi masih
ada siswanya yang kurang sopan santun dan menghormati, membolos ketika
pelajaran.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) pengaruh bimbingan
konseling terhadap akhlak siswa kelas VII MTs Al-Islam Joresan Mlarak tahun ajaran
2017/2018. (2) pengaruh antara lingkungan sekolah terhadap akhlak siswa kelas VII
MTs Al-Islam Joresan Mlarak tahun ajaran 2017/2018. (3) pengaruh antara
bimbingan konseling dan lingkungan sekolah terhadap akhlak siswa kelas VII MTs
Al-Islam Joresan Mlarak tahun ajaran 2017/2018.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif jenis Expostfacto. Populasi
penelitiannya adalah siswa kelas VII MTs Al-Islam Joresan Mlarak Ponorogo. Dalam
penelitian ini peneliti mengambil sampel sebanyak 90 responden dari jumlah
responden 450 siswa. Pengumpulan data dengan angket dan dokumentasi. Teknik
pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Untuk uji validitas
dengan menggunakan korelasi product moment dan uji reliabilitas dengan
menggunakan Alpha Cronbach. Teknik analisis data yang digunakan rumus analisis
regresi linier sederhana dan analisis regresi linier berganda.
Berdasarkan hasil analisa data yang dilakukan peneliti dapat disimpulkan
bahwa: (1) Ada pengaruh yang signifikan antara bimbingan konseling terhadap
akhlak siswa kelas VII MTs Al-Islam Joresan sebesar 19%. (2) Ada pengaruh yang
signifikasi antara lingkungan sekolah terhadap akhlak siswa kelas VII Mts Al-Islam
Joresan sebesar 27,5%. (3) Ada pengaruh yang signifikan antara bimbingan konseling
dan lingkungan sekolah terhadap akhlak siswa kelas VII MTs AL-Islam Joresan
sebesar 28,5%.
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan secara umum dapat dipahami sebagai media atau alat (tools)
mengglobal, baik pada sektor peningkatan kualitas terhadap dunia informasi dan
melatih dan mengasuh dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam. Dari
adalah usaha sadar yang terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
1
Moh Sakir, “Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional,” Cendekia, 1 (Juni,
2014), 104.
2
Uyoh Sadulloh, Pedagogik Ilmu Mendidik (Bandung: Alfabeta, 2011), 186.
kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
siswa khususnya di sekolah. Hal ini sangat relevan jika dilihat dari perumusan
bahwa pendidikan itu adalah usaha sadar yang bertujuan untuk mengembangkan
siswa. Bimbingan konseling diberikan kepada siswa dengan tujuan agar terjadi
yang keliru (irrational belief’) yang kemudian berpengaruh terhadap sikap, cara
3
Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI Tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Direktoral Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI.
4
Dewi Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseing di Sekolah
(Jakarta: Rineka Cipta, 2010), 1.
5
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Madrasah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), 12.
6
Hajir Tahiri, Kendali Diri Perilaku Seksual dan Pengembangannya Melalui Konseling Pada
Siswa Madrasah Aliyah di Kabupaten Bandung,” Cendekia, 1 (Januari-Juni, 2016), 95-96.
Dengan adanya bimbingan konseling di sekolah, para siswa merasa bahwa
dirinya diperhatikan oleh guru atas tingkah laku yang diperbuatnya. Selain itu,
para siswanya, sehingga jika ada siswa yang mempunyai masalah, dapat
dalam masalah, tidak menyebabkan siswa stres (terganggu dalam proses belajar
mengacu pada kenyataan bahwa siswa yang ada di lingkungan sekolah itu tidak
sama, masing-masing individu memiliki latar belakang yang berbeda antar satu
dan lainnya. Dalam hal ini, ketekia berada di lingkungan sekolah, tentu ada saja
siswa yang tidak bisa mengikuti atau menyesuaiakn dengan lingkungan sekolah,
seperti halnya banyak penyimpangan kurang sopan kepada guru, mudah marah
dan lainnya.8
Pendidikan yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak juga dilakukan
Bantuan atau bimbingan itu dilakukan dalam pergaulan antara pendidik dan anak
didik dalam situasi pendidikan yang terdapat dalam lingkungan rumah tangga,
sekolah maupun masyarakat. Pemberian bimbingan ini dilakukan oleh orang tua
7
Hamdani, Bimbingan dan Penyuluhan (Bandung: CV Pustaka Setia, 2012), 98.
8
Anas Salahudin, Bimbingan & Konseling (Bandung: CV Pustaka Setia, 2010), 7.
di dalam lingkungan rumah tangga, para guru di dalam lingkungan sekolah dan
masyarakat.
besar sekali pada jiwa anak. Di samping keluarga menjadi pusat pendidikan,
lingkungan baru diluar lingkungan keluarga. Dari dalam lingkungan sekolah ini
peserta didik berinteraksi dengan sesama peserta didik, guru dan warga sekolah
lainnya. Dari hasil interaksi tersebut akan mempengaruhi baik buruknya akhlak
siswa.
Pengaruh lingkungan, akan membawa pengaruh yang baik jika anak didik
beruntung jika mendapat pengaruh yang baik, sebaliknya akan rugi apabila
9
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011), 54.
10
Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), 48.
11
Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009), 299.
Imam al-Ghazali, mengidentifikasi Al-khuluqu (akhlak atau tingkah laku).
Dikatakan seseorang yang baik al-khalqu dan al-khuluqu yaitu jika baik kejadian
Banyak faktor yang mempengaruhi akhlak seseorang, baik dari internal dan
eksternal. Faktor internal yaitu pembawaan anak dan dari faktor eksternal yaitu
pendidikan, pembinaan yang dibaut khusus dan juga dari lingkungannya seperti
identitas nasional, baik dilihat secara teori maupun praktik. Secara teoritis, moral
termasuk dalam hal ini kemampuan memaksa diri untuk berperilaku baik,
secara praktis, moralitas merupakan syarat mutlak terciptanya suatu bangsa yang
12
Mahmud, Pemikiran Pendidikan Islam (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), 254-255.
13
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2013), 143
14
M Imam Pamungkas, Akhlak Muslim Modern Membangun Karakter Generasi Muda
(Bandung: Marja, 2012), 28-30.
15
Payiz Zawahir Muntaha, Pendidikan Akhlak Remaja Bagi Keluarga Kelas Menengah
Perkotaan,”Cendekia, 2 (Juli-Desember, 2017), 248.
Terlihat dari data yang diperoleh di MTs Al-Islam Joresan, bahwa kegiatan
baik tetapi masih ada akhlak atau tingkah laku siswanya yang bermasalah, seperti
kurang bisa mengontrol emosi atau gampang marah, seorang anak yang tiba-tiba
berantem dengan temannya karena saling mengejek tetapi juga ada anak yang
memiliki emosi yang tenang dan juga ada siswa yang tidur dikelas pada saat
kegiatan belajar. Selain itu juga lingkungan sekolah MTs Al-Islam Joresan sudah
santrinya ada juga yang berasal dari luar Ponorogo, selain itu tenaga pendidik
yang berkualitas baik dari segi pengetahuan maupun akhlaknya. Tetapi masih ada
juga tingkah laku siswanya yang kurang baik seperti, membolos ketika pelajaran,
beberapa ada yang terlihat terlambat masuk kelas, tidak memperhatikan malah
ramai sendiri pada saat guru menerangkan, kurangnya sikap menghormati dan
sopan santun pada guru yang muda maupun dengan temannya, berbicara kotor
akhlak atau tingkah laku siswa di sekolah maupun di masyarakat akan sesuai
dengan norma yang berlaku. Dengan dilakukan bimbingan konseling secara baik
16
Observasi pada saat pelaksanaan PPLK II di MTs Al-Islam Joresan pada tanggal 25
September- 6 Oktober 2017.
dan dilakukan secara berkesinambungan oleh pihak guru kepada para siswa dan
lingkungan sekolah yang juga mendukung maka tingkah laku siswa di sekolahan
bisa dikontrol dengan baik, jika ada siswa yang kurang baik dalam bertingkah
Berangkat dari uraian dan juga berdasarkan realitas yang sudah dijelaskan
Sekolah Terhadap Akhlak Siswa Kelas VII MTs Al-Islam Joresan Mlarak Tahun
Ajaran 2017/2018”.
B. Batasan Masalah
Untuk memperjelas ruang lingkup masalah yang akan diteliti, maka perlu
Akhlak Siswa Kelas VII MTs Al-Islam Joresan Mlarak Ponorogo Tahun
2017/2018.
C. Rumusan Masalah
1. Adakah pengaruh bimbingan konseling terhadap akhlak siswa kelas VII MTs
akhlak siswa kelas VII MTs Al-Islam Joresan Mlarak Tahun Ajaran
2017/2018?
D. Tujuan Penelitian
kelas VII MTs Al-Islam Joresan Mlarak Ponorogo Tahun Ajaran 2017/2018.
terhadap akhlak siswa kelas VII MTs Al-Islam Joresan Mlarak Tahun Ajaran
2017/2018.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritik, dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk
baik.
F. Sistematika Pembahasan
penelitian ini dikelompokkan menjadi lima bab yang masing-masing bab terdiri
umum dan gambaran tentang skripsi ini. Sedangkan penyusunannya terdiri dari
sekolah dan akhlak serta kerangka berfikir dan pengajuan hipotesis. Bab ini
penelitian.
Bab ketiga, berisi tentang metode penelitian yaitu rancangan penelitian,
Bab keempat, berisi tentang temuan dan hasil penelitian yang meliputi
Bab kelima, berisi penutup dari laporan penilitian yang berisi kesimpulan
dan saran.
BAB II
pada Madin Wusto Ainul Ma’rifat Pulung Ponorogo tahun ajaran 2014/2015. (2)
Untuk mengetahui lingkungan sekolah pada Madin Wusto Ainul Ma’rifat Pulung
Ponorogo tahun ajaran 2014/2015. (3) Untuk mengetahui tingkah laku santri
pada Madin Wusto Pulung ponorogo tahun ajaran 2014/2015. (4) Untuk
sekolah terhadap tingkah laku santri pada Madiin Wusto Pulung Ponorogo tahun
ajaran 2014/2015.
sekolah santri di Madin Wusto Ainul Ma’rifat Pulung Ponorogo Tahun Ajaran
2014/2015 memiliki kondisi lingkungan sekolah yang cukup (77,8%). (3) tingkah
laku santri di Madin Wusto Ainul Ma’rifat Pulung Ponorogo Tahun Ajaran
2014/2015 memiliki tingkah laku yang cukup (77,8%). (4) Ada korelasi yang
santri Madin Wusto Ainul Ma;rifat Pulung Ponorogo Tahun Ajaran 2014/2105
lokasi penelitian yang dilakukan oleh peneliti di MTs Al-Islam Joresan Mlarak
Wasito Ainul Ma’rifat Pulung Ponorogo, dan variabel dependen juga berbeda,
17
Andri Aprianjani, “Korelasi antara Kepribadian dan Lingkungan Sekolah Terhadap
Tingkah Laku Santri di Madin Wusto Ainul Ma‟rifat Pulung Ponorogo Tahun Ajaran 2014/2015”,
(Skripsi STAIN Ponorogo, 2015).
Kedua, skripsi milik Devie Widyasari, yang berjudul “Pengaruh Bimbingan
Konseling dan Kedisiplinan Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas
konseling dan kedisiplinan belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa kelas XI
Adapun kesimpulan dari skripsi tersebut adalah sebagai berikut: (1) Ada
terhadap prestasi belajar siswa kelas XI Jatisrono Wonogiri sebesar 26,74%. (3)
berbeda, lokasi penelitian yang dilakukan oleh peneliti di MTs Al-Islam Joresan
Mlarak sedangkan Devie Widyasari melakukan penelitian yang berlokasi di
SMAN 1 Jatisrono Wonogiri, dan variabel dependen juga berbeda, dimana Devie
MA Al-Islam Joresan.
18
Devie Widyasari, “Pengaruh Bimbingan Konseling dan Kedisiplinan Belajar Siswa
Terhadap Prestasi Belajar Siswa XI SMAN 1 Jatisrono Wonogiri Tahun Ajaran 2011/2012”, (Skripsi
UNMUH Surakarta, 2012).
sebanyak 105 responden (77,74%). (2) Kecerdasan spiritual siswa kelas X MA
joresan sebanyak 8%. (5) pada taraf signifikansi 5% diketahui ada pengaruh
sebanyak 5%. (6) pada taraf signikansi 5% diketahui ada pengaruh lingkungan
lakukan adalah sama membahas tentang akhlak siswa sebagai variabel (Y)
adalah lingkungan pendidikan, selain itu pada variabel (X2) peneliti adalah
lokasi penelitiannya juga berbeda, lokasi penelitian yang dilakukan oleh peneliti
19
Astrid Aisarahmi, “Pengaruh Lingkungan Pendidikan dan Kecerdasan Spiritual Terhadap
Akhlak Siswa Kelas X MA Al-Islam Joresan Tahun Ajaran 2016/2017”, (Skripsi IAIN Ponorogo,
2017).
B. Landasan Teori
1. Bimbingan Konseling
a. Pengertian
dan dapat bertindak wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga
serta masyarakat.
hidupnya.20
dan pribadi yang mereka miliki atau dapat mereka kembangkan dan
sebagai satu bentuk bantuan yang sistematik melalui mana siswa dibantu
20
Soetjipto, Profesi Keguruan (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), 62.
untuk dapat memperoleh penyesuaian yang baik terhadap sekolah dan
terhadap kehidupan.
bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau
secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambi tanggung
konseling adalah proses yang terjadi dalam hubungan tatap muka antara
secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung
21
Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2004), 97-99.
22
Deni Febrini, Bimbingan Konseling (Yogyakarta: Teras, 2011), 10.
Pengertian bimbingan dan konseling yang dikemukakan oleh
sistematis, yang dilakukan oleh seorang ahli, dengan tujuan agar individu
masyarakat.23
dalam hidupnya
23
Anas Salahudin, Bimbingan & Konseling (Bandung: CV Pustaka Setia, 2010), 15-16.
24
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2007), 36-37.
6) Mencapai taraf akulturasi diri sesuai dengan potensi yang
dimilikinya.
tingkah laku yang dapat memberikan manfaat baik pada diri sendiri dan
lingkungannya.25
diharapkan.
mauapun karir.
25
Ibid., 37-38.
4) Fungsi pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan konseling untuk
situasi dan kondusif yang telah tercipta dalam dirinya. Fungsi ini
1) Prinsip-prinsip Umum
masyarakat.
26
Deni Febrini, Bimbingan Konseling, 14-19.
e) Harus dipahami perbedaan individu yang dibimbing, untuk
2) Prinsip-prinsip Khusus
menghadapi masalah.27
27
Dewi Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseing di Sekolah
(Jakarta: Rineka Cipta, 2010), 39-40.
2. Lingkungan Sekolah
a. Pengertian
28
Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009), 298.
29
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011), 54.
melibatkan lembaga pendidikan, seperti kegiatan ekstrakulikuler seperti
kesejahteraan sosial.31
kurikuler.32
Pada saat anak telah cukup matang untuk belajar di sekolah, anak
30
Hasan Basari, Beni Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam (Bandung: Pustaka Setia,
2010), 120.
31
Uyoh Sadulloh, Pedagogik Ilmu Mendidik, 197.
32
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011), 164.
seperti matematika, ilmu pengetahuan sosial, ilmu pengetahuan alam,
pekerti dan agama, dimaksud agar anak tidak hanya paham ilmu umum,
mencangkup:34
1) Metode belajar
Metode mengajar adalah seatu cara atau jalan yang harus dilalui di
menyajikan bahan pelajaran oleh orang kepada orang lain agar orang
33
Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam, 303.
34
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), 64-69.
mengantuk, pasif, dan hanya mencatat saja. Agar siswa dapat brlajar
mengalami tekanan batin akan diasingkan dari kelompok. Jika hal ini
yang tidak-tidak.
4) Disiplin sekolah
kepada siswa.
5) Keadaan gedung
belajar.35
konflik.
36
Anwar Hafid dan Jafar Ahari, Konsep Dasar Ilmu Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2014),
50-51.
didik yang dibawa dari keluarganya. Sementara itu dalam perkembangan
1) Anak didik belajar dan bergaul sesama anak didik, antara guru
dengan anak didik dan antara anak didik dengan orang yang bukan
guru (karyawan).
3. Akhlak
a. Pengertian Akhlak
jama‟ dari kata “khuluqun” yang dapat diartikan dengan budi pekerti,
perangai, tingkah laku atau tabiat, tata krama, sopan, santun, adab, dan
tindakan. Kata “akhlak” juga berasal dari kata “khalaqa” atau “khalqun”,
37
Ibid., 52.
38
Beni Ahmad Saebani, Abdul Hamid, Ilmu Akhlak (Bandung: CV Pustaka Setia, 2010), 13.
Pengertian akhlaq dalam bahasa Indonesia dapat diartikan dengan
moral, etika, watak, budi pekerti, tingkah laku, perangai, dan kesusilaan.39
kecenderungan pada pemilihan pihak yang benar (dalam hal akhlak yang
yang baik al-khalqu dan al-khuluqu yaitu jika baik kejadian dan
menurut al-Ghazali yaitu akhlak yang baik adalah baik dan terpuji
menurut akal dan agama (syariat), sedangkan akhlak yang buruk adalah
39
Suwito, Filsafat Penidikan Akhlak (Yogyakarta: Belukar, 2014) 32.
40
Erwin Yudi Prahara, Materi Pendidikan Agama Islam (Ponorogo: STAIN Po PRESS,
2009), 181-182.
41
Mahmud, Pemikiran Pendidikan Islam (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), 254-255.
Al-Ghazali juga menyatakan dalam kitabnya Ihya‟ Ulum al-Din
bahwa akhlak adalah gambaran tingkah laku dalam jiwa yang lahir
Jika tindakan spontan itu baik menurut pandangan akal dan agama,
akhlakul madzmumah.
akhlak”. Akhlak dapat juga dikatan kondisi mental, hati dan batin
khususnya dan pendidikan pada umumnya, ada tiga aliran, pertama aliran
42
Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006) 151.
43
Moh Daud Ali, Pendidikan Agama Islam (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), 351.
44
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia),. 143.
Selanjutnya menurut aliran empirisme bahwa faktor yang paling
pembinaan yang diberikan kepada anak itu baik, maka baiklah anak itu,
dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu pembawaan anak dan faktor dari
eksternal yaitu pendidikan dan pembinaan yang dibuat secara khusus atau
c. Pembagian akhlak
akhlaqul mahmudah ialah segala tingkah laku yang terpuji (yang baik)
45
Ibid., 143.
46
M Imam Pamungkas, Akhlak Muslim Modern Membangun Karakter Generasi Muda
(Bandung: Marja, 2012), 28-30.
dan akhlaqul mazmumah yang berarti tingkah laku yang tercela (yang
a) Akhlak terpuji
jujur, tepat janji, amanah, sabar, takwa, tawakal (berserah diri), adil,
lain sebagainya.
b) Akhlak tercela
47
Nina Aminah, Studi Agama Islam (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), 91.
48
Aminuddin, Aliaras Wahid dan Moh Rofiq, Membangun Karakter dan Kepribadian
melalui Pendidikan Agama Islam (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), 96-97.
manusia, dan akhlak manusia terhadap makhluk lain, dapat
kepada Tuhan. Titik tolak akhlak kepada Allah adalah pengakuan dan
binyaknya.51
49
Imam Syafe’i, Pendidikan Agama Islam Berbasis Karakter di Perguruan Tinggi (Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2014), 141.
50
Muhammad Azmi, Pembinaan Akhlak Anak Usia Pra Sekolah (Yogyakarta: Belukar, 2006)
63.
51
Imam Syafe’i, Pendidikan Agama Islam Berbasis Karakter di Perguruan Tinggi,. 142.
2) Akhlak terhadap sesama manusia
dan (QS. Al-Hujarat 49). Jika akhlak dengan Allah SWT baik, pasti
dengan ukhuwah.52
muda, tua, laya atau miskin.53 Ketiga jujur dalam perkataan dan
perbuatan.
52
Nina Aminah, Studi Agama Islam,. 92-93.
53
Aminuddin, Aliaras Wahid dan Moh Rofiq, Membangun Karakter dan Kepribadian
melalui Pendidikan Agama Islam,. 98.
orang tua sesuai dengan firman Allah SWT di dalam al-Quran
54
Muhammad Azmi, Pembinaan Akhlak Anak Usia Pra Sekolah,. 66-67.
55
Imam Syafe’i, Pendidikan Agama Islam Berbasis Karakter di Perguruan Tinggi,. 146.
3) Akhlak terhadap makhluk lain atau lingkungan sekitar
Siswa
siswa khususnya di sekolah. Hal ini sangat relevan jika dilihat dari perumusan
56
Muhammad Azmi, Pembinaan Akhlak Anak Usia Pra Sekolah,. 67-68.
57
Imam Syafe’i, Pendidikan Agama Islam Berbasis Karakter di Perguruan Tinggi,. 146.
bahwa pendidikan itu adalah usaha sadar yang bertujuan untuk mengembangkan
individu secara berkelanjutan dan sistematis, yang dilakukan oleh seorang ahli,
dengan tujuan agar individu dapat memahami dirinya, lingkungan, serta dapat
senantiasa berbuat baik dalam kehidupan sehari-hari baik terhadap diri sendiri
dan lingkungannya.60
semua kondisi dalam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi
58
Dewi Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseing di Sekolah
(Jakarta: Rineka Cipta, 2010), 1.
59
Anas Salahudin, Bimbingan & Konseling, 15-16.
60
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, 2.
61
Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009), 298.
62
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011), 54.
Pengertian akhlaq dalam bahasa Indonesia dapat diartikan dengan moral,
baik al-khalqu dan al-khuluqu yaitu jika baik kejadian dan akhlaknya, berarti ia
baik lahir dan batin. Sehingga hakikat akhlak menurut al-Ghazali yaitu akhlak
yang baik adalah baik dan terpuji menurut akal dan agama (syariat), sedangkan
akhlak yang buruk adalah yang buruk menurut akal dan syariat.64
akhlak adalah gambaran tingkah laku dalam jiwa yang lahir perbuatan-perbuatan
dengan mudah tanpa pemikiran dan pertimbangan.65 Jika tindakan spontan itu
baik menurut pandangan akal dan agama, tindakan tersebut dinamakan akhlak
Banyak faktor yang mempengaruhi akhlak seseorang, baik dari internal dan
eksternal. Faktor internal yaitu pembawaan anak dan dari faktor eksternal yaitu
pendidikan, pembinaan yang dibuat khusus dan juga dari lingkungannya seperti
63
Suwito, Filsafat Penidikan Akhlak, 32.
64
Mahmud, Pemikiran Pendidikan Islam, 254-255.
65
Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006) 151.
66
Moh Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, 351.
67
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, 143.
lingkungan pergaulan yang meliputi lingkungan sekitar, lingkungan keluarga
D. Kerangka Berpikir
1. Jika bimbingan konseling dilakukan dengan baik maka akhlak siswa akan
2. Jika lingkungan sekolah dengan baik maka akhlak siswa akan baik. Begitu
pula sebaliknya jika lingkungan sekolah kurang baik maka akhlak siswa
E. Pengajuan Hipotesis
dijabarkan di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
68
M Imam Pamungkas, Akhlak Muslim Modern Membangun Karakter Generasi Muda 28-30.
69
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2016),
159.
1. Hipotesis Nihil (Ho)
terhadap akhlak siswa kelas VII MTs Al-Islam Joresan Mlarak Tahun Ajaran
2017/2018.
akhlak siswa kelas VII MTs Al-Islam Joresan Mlarak Tahun Ajaran
2017/2018.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
analisis regresi, yaitu suatu model statistika yang mempelajari pola hubungan
yang logis antara dua atau lebih variabel dimana salah satunya ada yang berlaku
sebagai variabel dependen (variabel terikat) dan yang lainnya sebagai variabel
(variabel bebas). Variabel pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
70
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 20016),
2.
71
Ibid.,60.
2. (terikat).72 Dalam penelitian ini variabel independen ada dua yaitu bimbingan
yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.73 Dalam penelitian ini
tersebut telah terjadi, atau karena variabel tersebut pada dasarnya tidak dapat
1. Populasi
72
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D., 39.
73
Ibid., 39.
74
Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif, (Jakarta: Rajawali Pers,
2011), 119
75
Ibid., 80.
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh iswa kelas VII
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua
yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu,
maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.76
Arikunto yang menyatakan bahwa, apabila subjeknya kurang dari 100 lebih
Tetapi jika jumlah subjeknya besar (lebih dari 100), maka dapat diambil 10-
Dalam penelitian ini, sampel yang diambil sebesar 20% dari seluruh siswa
kelas VII MTs Al-Islam Joresan Mlarak Ponorogo yaitu berjumlah 90 siswa.77
76
Ibid.,81.
77
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2002), 111-112.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random
populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
populasi itu.78
Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan
1. Data tentang bimbingan konseling siswa kelas VII MTs Al-Islam Joresan
2. Data tentang lingkungan sekolah siswa kelas VII MTs Al-Islam Joresan
78
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,. 82.
Tabel 3.1
Dalam rangka memperoleh data yang berkaitan dengan penelitian ini, maka
1. Teknik Angket
diberikan kepada siswa agar mereka mengisi sesuai dengan keadaan yang
tersebut, siswa diberi tahu angket ini tidak masuk dalam nilai mata pelajaran.
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert, yaitu
79
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2016),
142.
responden mempunyai gradiasi dari sangat positif atau sangat negatif.
Berikut ini pemberian skor untuk setiap jenjang skala likert baik itu
pertanyaan yang positif ataupun yang negatif yang dapat dilihat pada tabel:80
Tabel 3.2
POSITIF NEGATIF
Selalu 4 Selalu 1
Sering 3 Sering 2
Kadang-kadang 2 Kadang-kadang 3
2. Teknik Dokumentasi
kegiatan mencari data atau hal-hal yang berkaitan dengan variabel yang
berupa catatan, transkip, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda
peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau
80
Andhita Dessy Wulansari, Penelitian Pendidikan: Suatu Pendekatan Praktik dengan
Menggunakan SPSS (Ponorogo: STAIN Po Press, 2012), 73-74.
81
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, 135.
82
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, 240.
Mlarak, struktur organisasi sekolah, dan berkaitan dengan sekolah yang
dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul yang digunakan untuk
yang telah diajukan.83 Langkah ini diperlukan karena tujuan dari analisis data
atau sifat-sifat satanya dapat dengan mudah dapahami dan bermanfaat untuk
Karena data penelitian adalah data kuantitatif, maka teknis analisis data
berikut:
reliabilitasnya. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
83
Ibid., 207.
84
Andhita Dessy Wulansari, Penelitian Pendidikan: Suatu Pendekatan Praktik dengan
Menggunakan SPSS, 93.
mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti istrumen tersebut
√{ }{ }
Apabila nilai rxy > rtabel, maka item pertanyaan dinyatakan valid. Sedangkan
valid.86
85
Ibid., 121.
86
Andhita Dessy Wulansari, Penelitian Pendidikan: Suatu Pendekatan Praktik dengan
Menggunakan SPSS), 84.
pada derajat bebas, (db) = n-2. Jumlah respoden dalam uji validitas adalah
korelasi 0,361.
Dari hasil perhitungan validitas item instrumen dapat dilihat dalam tabel
berikut:
Tabel 3.3
dinyatakan valid dan 4 item dinyatakan tidak valid. Adapun untuk mengetahui
skor jawaban angket untuk uji validitas variabel bimbingan konseling dapat
Tabel 3.4
valid dan 5 item dinyatakan tidak valid. Adapun untuk mengetahui skor
jawaban angket untuk uji validitas variabel lingkungan sekolah dapat dilihat
pada lampiran 4.
Tabel 3.5
Dari hasil uji validitas instrumen diatas dapat disimpulkan bahwa untuk
variabel akhlak dari 30 item terdapat 26 item yang dinyatakan valid dan 4
item dinyatakan tidak valid. Adapun untuk mengetahui skor jawaban angket
2. Uji Reliabilitas
87
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,. 154.
Untuk menguji reliabilitas instrumen, dalam penelitian ini dilakukan
sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu.
rumus varian.
2
Rumus varian ( i )
2 ∑ ∑
( i )= -(
cronbach (r11) dibandingkan dengan nilai rtabel. Apabila nilai r11nilai rtabel,
= varian total
= jumlah responden
88
Sugiyono, MetodePenelitianKuantitatifkualitatifdan R&D, 131.
89
Andhita Dessy Wulansari, Penelitian Pendidikan: Suatu Pendekatan Praktik dengan
Menggunakan SPSS, 90.
Dari hasil uji reliabilitas variabel bimbingan konseling, lingkungan
Tabel 3.6
0,361. Karena rhitung > dari rtabel maka instrumen tersebut dikatakan reliabel.
signifikansi 5% adalah sebesar 0,361. Karena rhitung > rtabel maka instrumen
dikatakan reliabel
3. Analisis Hasil Penelitian
data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul yang digunakan
a. Uji Normalitas
dari populasi berdistribusi normal atau tidak normalitas. Uji yang paling
data cukup banyak dan penyebarannya tidak 100% normal (tidak normal
data yang telah diperoleh peneliti dalam penelitian itu termasuk data yang
90
Sugiyono,Metode Penelitian, 207
91
Retno widyaningrum, Statistik Edisi Revisi (Yogyakarta: Pustaka Felicha, 2015), 204.
b. Uji Regresi Linier Sederhana
fx
Mx
n
fy
My
n
Keterangan:
N : Jumlah data
fx 2 fx
2
SDx
n n
fy 2 fy
2
SDy
n n
Keterangan:
dikuadratkan
N : Jumlah data
adalah kurang dan Mean -1.SD sampai Mean +1.SD adalah cukup.92
1) Menuruskan/mengidentifikasi variabel
2) Mengestimesi/menaksi model
[∑ ] ̅̅̅̅
a. b1=
[∑ ] ̅
b. ̅ b1 ̅
92
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012),
175.
3) Menguji signifikasi model
yang nyata terhadap variabel terikat. Berikut adalah uji overall pada
Hipotesis:
H0 :
H1 :
Tabel 3.7
Tabel Anova (Analysis of Variance)
∑
SST =∑ -
Dengan rumus:
Dimana:
sekitar nilai tengah yang dapat dijelaskan oleh model regresi (biasanya
dua variabel bebas dapat dikatakan linier jika dapat dinyatakan dalam:94
1) Merumuskan/mengidentifikasi variabel
2) Mengenstimasi/menaksir model
(∑ )(∑ ) (∑ )(∑ )
b1 =
(∑ )(∑ ) (∑ )
93
Ibid., 126.
94
Ibid., 127.
(∑ )(∑ ) (∑ )(∑ )
b2 = (∑ )(∑ ) (∑ )
∑ ∑ ∑
b0 =
Dimana:
(∑ )
∑ =∑
(∑ )
∑ =∑
(∑ )(∑ )
∑ =∑
(∑ )(∑ )
∑ =∑
(∑ )
∑ =∑
Keterangan:
y : Variabel dependen
: Variabel independen
n : Jumlah responden
3) Untuk uji signifikan model dalam analisis regresi linier berganda dapat
dilakukan dengan menggunakan tabel Anova (Analysis or Varians).
Hipotesis:
H0 :
Tabel 3.8
Daerah penolakan:
Dengan rumus:
Dimana :
95
Ibid., 127-130.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Ponorogo
khususnya di Ponorogo pada tahun enam puluhan. Pada masa itu sarana
putus sekolah sebagai akibat dari keterbelakangan dan kemiskinan yang masih
dianggap sebagai tempat menuntut ilmu kaum priyayi yang tak terjangkau
pertemuan MWC-NU Kecamatan Mlarak pada waktu itu diketuai oelh KH.
Mlarak.
kali. Yang pertama di rumah KH. Hasbullah desa Joresan Mlarak yang
pendiri desa Joresan. Pertemuan yang kedua di rumah salah satu tokoh NU
Gandu Mlarak Ponorogo yang dihadiri oleh KH. Imam Syafaat, KH. Maghfur
Ashmu’i Abdul Qodir, Ahmad Hudlori Ibnu Hajar, dan Hirzuddin Hasbullah,
berkat ridlo Allah SWT. Lahirlah cikal bakal Pondok Pesantren Al-Islam,
1966 M.
93
meskipun keberadaan Madrasah Tsanawiyah Aliyah “Al-Islam” diprakarsai
oleh para ulama NU, namun Pondok Pesantren Al-Islam tetap berdiri untuk
semua golongan. Dan Alhamdulillah sampai saat ini dengan seribu tigaratus
Sesuai dengan Visi dan Misi Pondok, sangatlah cocok sekali dengan kondisi
96
Lihat Lampiran tentang Sejarah MTs Al-Islam Joresan.
97
Lihat Lampiran tentang Letak Geografis MTs Al-Islam Joresan.
3. Visi, Misi dan Tujuan Madrasah Tsanawiyah Al-Islam Joresan
dunia luar.
Pada tahun Pelajaran 2017/2018, dari visi dan misi diatas MTs Al-
program pembelajaran.
Tabel 4.1
No Nama Jabatan
1 Imron Ahmadi, S.Ag Kepala Madrasah
2 Siti Rohmatul Mawaddah, S.Ag, M.Pd.I Waka Kurikulum
3 Kusairi, S.Pd.I Waka Kesiswaan
4 Muh Muslih, S.Pd.I Waka Sapras
5 Syahri, S.Pd.I Waka Humas
6 Nurcahyo Mulyo Kepala TU
7 Tita Mukhlifah Rubiarti, S.Kom Kepala Lab
Komputer
8 Muh Nasrudin, S.Pd Kepala Lab Bahasa
9 Santi Wibiani, S.Si Kepala Lab IPA
10 Muhammad, BA Koordinator BK
11 Muhajir Kepala Perpus
98
Lihat Lampiran tentang Visi, Misi dan Tujuan MTs Al-Islam Joresan.
99
Lihat Lampiran tentang Struktur Organisasi MTs Al-Islam Joresan.
5. Keadaan Guru dan Karyawan MTs Al-Islam Joresan
guru terlibat secara langsung dalam kegiatan belajar mengajar. Pada tahun
sebanyak 72. Guru yang sertifikasi ada 52 orang dan guru non sertifikasi 20
namun ada juga yang S-2, D-3, dan SLTA. Sedangkan pendidikan
memahami suatu materi, dan ada juga yang biasa saja bahkan ada yang sangat
sulit memahami suatu materi. Siswa MTs Al-Islam pada tahun ajaran
2017/2018 berjumlah sebanyak 1.187 siswa yang terdiri dari kelas VII sampai
IX.100
dan prasarana yang dimiliki oleh Mts Al-Islam Joresan antara lain:
100
Lihat Lampiran tentang Keadaan Guru, dan Keadaan Siswa.
a. Ruang kelas sebanyak 23 ruang
m. Masjid/Mushola 2 unit
101
Lihat Lampiran tentang Sarana dan Prasarana MTs Al-Islam Joresan.
B. Deskripsi Data Penelitian
dijawab oleh responden yang telah ditentukan oleh peneliti. Dalam penelitian
ini yang dijadikan objek penelitian adalah siswa kelas VII Madrasah
Adapun hasil skor jawaban angket lingkungan keluarga kelas VII MTs
Al-Islam Joresan dengan skor tertinggi 89 dan skor terendah 66, dapat dilihat
Tabel 4.2
Al-Islam Joresan
pada lampiran 7.
data angket langsung. Dalam penelitian ini yang dijadikan objek penelitian
jumlah 90 siswa. Adapun hasil skor jawaban angket lingkngan sekolah dengan
tertinggi 91 dan skor terendah 68, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3
Skor Jawaban Angket Lingkungan Sekolah Siswa Kelas VII MTs Al-
Islam Joresan
pada lampiran 8.
3. Deskripsi Data Skor Jawaban Akhlak Siswa Kelas VII MTs Al-Islam
Joresan
sekolah yaitu data angket langsung. Dalam penelitian ini yang dijadikan objek
Tabel 4.4
Secara terperinci skor jawaban angket seluruh responden dapat dilihat pada
lampiran 9.
C. Analisis Data
1. Uji Normalitas
data yang telah diperoleh peneliti dalam penelitian itu termasuk data yang
sebagai berikut:
Tabel 4.5
bimbingan konseling
N 90
Negative -.077
Kolmogorov-Smirnov Z .726
102
Retno Widyaningrum, Statistika, 206
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
bimbingan konseling
N 90
Negative -.077
Kolmogorov-Smirnov Z .726
bimbingan konseling 0,667. Apabila nilai probabilitas > 0,05 maka dinyatakan
Dari hasil di atas diketahui Mean atau rata-rata sejumlah 76,66. Dan
adalah:
= 76,66 + 5,226
= 81,886
= 82 (dibulatkan)
= 76,66 - 5,226
= 71,434
= 71 (dibulatkan)
dikategorikan tingkat bimbingan konseling kelas VII cukup dan skor kurang
Jumlah 90 100 %
Lingkungan sekolah
N 90
Negative -.064
Kolmogorov-Smirnov Z .685
normal.
Dari hasil di atas diperoleh Mean atau rata-rata sejumlah 78,41. Dan
2) Skor kurang dari Mx- 1.SDx adalah tingkatan lingkungan sekolah termasuk
kategaori kurang.
adalah:
= 78,41 + 5,724
= 84,134
= 84 (dibulatkan)
= 78,41 - 5,724
= 72,686
= 73 (dibulatkan)
dikategorikan tingkat lingkungan sekolah kelas VII cukup dan skor kurang
Jumlah 90 100 %
presentase 61,11%.
Tabel 4.9
Akhlak
N 90
Kolmogorov-Smirnov Z .964
lingkungan sekolah 0,311. Apabila nilai probabilitas > 0,05 maka dinyatakan
Dari hasil di atas diperoleh Mean atau rata-rata sejumlah 83,69. Dan
kategori baik.
2) Skor kurang dari Mx- 1.SDx adalah tingkatan akhlak siswa termasuk
kategaori kurang.
= 83,69 + 5,711
= 89,401
= 89 (dibulatkan)
= 83,69 - 5,711
= 77,979
= 78 (dibulatkan)
dikategorikan tingkat akhlak siswa kelas VII cukup dan skor kurang dari 78
Jumlah 90 100 %
presentase 70%.
siswa kelas VII MTs Al-Islam Joresan Tahun Ajaran 2017/2018, peneliti
lampiran 11.
Tabel 4.11
Tabel Anova Bimbingan Konseling terhadap Akhlak
b
ANOVA
Total 2903.289 89
a. Mencari Fhitung
Hipotesis:
b. Kesimpulan
Joresan.
Tabel 4.12
Model Summary
R2= 19%
= 81%
Berdasarkan perhitungan koefisien determinasi (R2) di atas, didapatkan
terhadap akhlak siswa kelas VII MTs Al-Islam Joresan, dan 81% sisanya
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
siswa kelas VII MTs Al-Islam Joresan Tahun Ajaran 2017/2018, peneliti
peneliti dibantu dengan aplikasi SPSS versi 17 dengan hasil dapat dilihat pada
lampiran 12.
Tabel 4.13
Tabel Anova Lingkungan Sekolah terhadap Akhlak
b
ANOVA
Hipotesis:
b. Kesimpulan
Fhitung (33,364) > Ftabel (3,11) maka Ho ditolak artinya lingkungan sekolah
Tabel 4.14
b
Model Summary
= 73,3 %
terhadap akhlak siswa kelas VII MTs Al-Islam Joresan, dan 73,3% sisanya
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
lingkungan sekolah dan akhlak siswa kelas VII MTs Al-Islam Joresan tahun
konseling dan lingkungan sekolah terhadap akhlak siswa kelas VII MTs Al-
Tabel 4.15
Tabel Anova Pengaruh Bimbingan Konseling dan Lingkungan Sekolah
Terhadap Akhlak
b
ANOVA
Total 2903.289 89
a. Mencari Fhitung
Hipotesis:
b. Kesimpulan
Tabel 4.16
Tabel Model Summary
Model Summary
= 71,5 %
berpengaruh sebesar 28,5% terhadap akhlak siswa kelas VII MTs Al-Islam
Joresan dan 71,5% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk
Dalam penelitian ini, penulis mengamati tiga hal yang menjadi pokok
bahasan dalam hipotesis penelitian ini. Tiga hal tersebut yaitu pengaruh
sekolah terhadap akhlak siswa kelas VII MTs Al-Islam Joresan Mlarak tahun
lingkungan sekolah dan akhlak siswa dengan cara menyebarkan angket yang
diperoleh Fhitung sebesar 20,664 sehingga Fhitung lebih besar dari Ftabel. Dengan
bimbingan konseling berpengaruh 19% terhadap akhlak siswa kelas VII MTs
Al-Islam Joresan Mlarak dan sisanya 81% dipengaruhi oleh faktor lain yang
Dengan melihat tabel F dapat diketahui nilai Ftabel = 3,11 dan analisis hipotesis
diperoleh Fhitung sebesar 33,364 sehingga Fhitung lebih besar dari Ftabel. Dengan
lingkungan sekolah berpengaruh 27,5% terhadap akhlak siswa kelas VII MTs
Al-Islam Joresan Mlarak dan sisanya 72,5% dipengaruhi oleh faktor lain yang
diketahui nilai Ftabel = 3,11 dan analisis hipotesis diperoleh Fhitung sebesar
17,308 sehingga Fhitung lebih besar dari Ftabel. Dengan demikian dapat
28,5% terhadap akhlak siswa kelas VII MTs Al-Islam Joresan Mlarak dan
sisanya 71,5% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam
penelitian.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Bimbingan konseling berpengaruh terhadap akhlak siswa kelas VII MTs Al-
Islam Joresan Mlarak tahun ajaran 2017/2018. Hal ini dibuktikan berdasarkan
Ftabel dengan taraf signifikan 5% yaitu 3,11. Sehingga Fhitung > Ftabel , artinya
bimbingan konseling berpengaruh terhadap akhlak siswa kelas VII MTs Al-
2. Lingkungan sekolah berpengaruh terhadap akhlak siswa kelas VII MTs Al-
Islam Joresan Mlarak tahun ajaran 2017/2018. Hal ini dibuktikan berdasarkan
perhitungan dengan hasil Fhitung sebesar 33,364 dan dibandingkan dengan Ftabel
dengan taraf signifikan 5% yaitu 3,11. Sehingga Fhitung > Ftabel , artinya
lingkungan sekolah berpengaruh terhadap akhlak siswa kelas VII MTs Al-
siswa kelas VII MTs Al-Islam Joresan Mlarak tahun ajaran 2017/2018. Hal ini
berpengaruh terhadap akhlak siswa kelas VII MTs Al-Islam Joresan Mlarak.
terhadap akhlak siswa dan sisanya 71,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain
B. Saran
Dari hasil penelitian yang telah dilkukan, peneliti memiliki saran untuk
1. Bagi sekolah, agar akhlak siswa semakin baik maka diharapkan senantiasa
akhlak yang baik. Dalam hal ini, diharapkan guru dapat membimbing dan
berperilaku yang baik sesuai dengan lingkungan sekitar. Selain itu siswa
diharapkan lebih sering menceritakan masalah-masalah mereka kepada guru
umum ataupun guru BK. Dan pastinya mereka akan membantu menyelesaikan
Prahara, Erwin Yudi. Materi Pendidikan Agama Islam. Ponorogo: STAIN Po PRESS.
2009.