Anda di halaman 1dari 49

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap manusia memerlukan yang namanaya pendidikan karena dengan

pendidikan manusia dapat menggali potensi yang di miliki sehingga ia dapat

menghadapi permasalahan hidup yang di hadapinya, baik di dunia maupun di

akhirat tempat pendidkan yang pertama adalah keluarga. Oleh karena itu orang

tua juga perlu memiliki pengetahuan yang cukup sehingga dapat menbantu

anaknya ke jalan yang benar.

GBHN dikemukakan bahwa MPRS NO,IV/MPR/1978 berkenaan

dengan pendidikan yang di kemukakan bahwa :


“Pendidikan berlangsung seumur hidup dan di laksanakan di lingkungan
rumah tangga,sekolah,dan masyarakat.karena pendidikan adalah tanggung
jawab bersama antara keluarga,masyarakat, dan pemerintah”. 1 Salah satu
factor kesuksesan seorang pendidik ialah tingginya mutu sumber daya
manusia yang di hasilkan.sedangkan salah satu bentuk keberhasilan
pendidik dapatdi lihat dari hasil belajar siswa”.

Menurut Benjamin S.Bloom dalam buku karya daryanto mengungkapkan

bahwa hasil belajar merupakan pencapaian dalam bentuk perubahan perilaku yang

cenderung menetap dari ranah kognigtif afektif dan psikomorik dari proses

pembelajaran yang dilakukan saat belajar.

1
Daryanto,Evaluasi Pendidikan (Cet,Jakarta :PT Rinneka Cipta,1999)h.101
Undang-undang Nomor 20 tahun 2023 tentang system pendidikan

Nasional Bab 1 Pasal 1 ayat 1 menjelaskan bahwa :

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana


belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan sptitual
keagamaan pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang di perlukan bagi dirinya masyarakat, bangsa dan
Negara”.2

Ayat dari undang undang tersebut menerangkan bahwa pendidikan

merupakan usaha yang dirangcang secara sengaja untuk menjadikan manusia

dalam hal ini adalah hal ini adalah peserta didik yang berhasil dalam kehidupanya.

untuk mencapai tujuan pendidikan yang seutuhnya masa sekolah merupakan salah

satu wadah bagi peserta didik dalam mengembangkan potensi dirinya sesuai

dengan tujuan yang diharapkan.

Pengertian pendidikan menurut T.W More adalah sebuah teori pendidkan

yang di kemas dalam sebuah system konsep. Di mana teori pendidikan itu sendiri,

dibagi menjadi dua kelompok . Pertama tentang teori umum pendidikan ,kedua

teori khusus pendidikan.3 Teori pendidikan khusus menjelaskan tentang Informasi


tentang lingkungan, menunjukkan kemampuan berpikir dasar dengan bimbingan

guru.

Berdasarkan uraian tersebut dapat dipahami bahwa tujuan pendidikan di

sekolah adalah untuk menbentuk peserta didik yang memiliki karakter yang baik,

kepribadian yang mulia, kreatif mujino 4kritis, santun, taat beragama, peduli

Republik Indonesia, Udang-undang dan peraturan pemerintah Ri Nomor


2

20 Tahun 2003 tentang pendidikan (Jakarta :departemen Agama RI.2006) h.5


3
T.W More Philosophy of education :an introduction (London :Routledge
and Kagan Paul 1992)
Susanto,Teori Belajar dan Pembelajaran (Jakarta :Prenadamedia Grup
4

2013),h79
terhadap sesama manusia dan lingkungan alam, sekitar, bekerja sama dan saling

menonolong. Sedangkan tujuan akhir dari pendidikan adalah untuk menperoleh

pengembangan pribadi peserta didik yang mampu membangun dirinya dan ikut

serta bertanggung jawab atas perkembangan bangsa, mampu melanjutkan ke

tingkat pendidikan yang lebih tinggi dan mampu mengembangkan diri sesuai

bakat yang di miliki, kemampuan, dan lingkungan apabila peserta didik mampu

memenuhi standar tersebut,maka di katakana berhasil dalam melanjutkan ketahap

berikutnya.

Kerja sama semua pihak yang terkait, tanggung jawab merupakan

tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah pemerintah

tidak boleh monopoli semuanya,melaingkan bersama dengan keluarga . Dengan

pendidikan kita dapat berusaha agar pendidikan tercapai dengan tujuan yang ada.

Mujino dalam buku karya Dimyanti5 mengungkapkan bahwa hasil belajar

berupa kapasilitas yang timbul dari rangsangan yang berasal dari lingkungan dan

bahwa hasil belajar tidak hanya di pengaruhi oleh kegiatan pembelajaran di

sekolah umum, namun juga rangsangan dari lingkungan sekitar.

Perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya,

ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah tambah, dan

menahpihnya dua tahun. bersykurlah kepadaku dan kepada dua orang tua ibu

bapakmu hanya kepada kaulah kamu kembali.

Ayat di atas menjadi perintah bagi anak anak agar senang tiasa taat dan

patuth kepada Allah Swt tidak menyekutukan agar anak didik dapat berbuat baik

kepada kedua orang tua karena mereka yang sudah mengasuh dan merawat kita

5
Dimyanti,Belajar dan Pembelajaran(Jakarta:PT Rinneka Cipta
2013),h.10
sampai besar. Dengan anak didik dapat berbuat baik terhadap sesama manusia

menjauhi sifat sombong angkuh dan menbanggakan diri sendiri.6

Keluarga merupakan lingkungan yang paling utama, dapat di katakana

pendidikan paling utama karena anak menperoleh pengaruh pengaruh yang paling

utama dari lingkungan keluarga. Dapat di katakana pendidikan 7 yang utama

karena sekalipun anak mendapatkan pendidikandari sekolah, namun yang

bertanggung jawab atas kodrat yang ada terletak pada orang tuanya.

Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama menberikan

pengajaran terhadap kita dan segala hal yang di dapatkan dari orang tua kita nanti

akan lebih di perkuat lagi dalam pengajaran di sekolah atau pendidika formal.

seseorang mendapatkan bekal pertama untuk menjalani kehidupan keluarga yang

baik menaikan keberhasilan anak baik dalam segi akademik maupun sosial.

Dalam hal ini orang tua yang berperang penting besar dalam keberhasilan

belajar anak. Selain itu orang tua juga sebagai pendidik pembimbing dan

penanggung jawab bagi anak ,orang tua bertanggung jawab dan tudak ahanya

sekedar menyekolahkan anak, ddan harus juga menpedulikan kegiatan belajar

anak di rumsh msupun di luar rumah8

Sedangkan dalam lingkup materi pendidikan islam menurut Abdullah

nasikh ulwan dalam buku karya muchtar9 terdiri dari 6 unsur yaitu pendidikan

Sedangkan tujuan materi akidah akhlak adalah untuk menumbuhkan

maneningkatkan keimanan peserta didik yang memiliki wujud pada akhlak yang

6
Departemen Agama Ri Al Qur,an Al-karim dan Terjemahanya.h.421
7
Zubaedi Desain Pendidkan Karaketer (Cet.1 Jakarta :Prenada Media
Group,2011)h.155-
8
Slameto Belajar dan Factor factor yang Mempengaruhinya(Jakarta:PT
Rimeka cipta),
9
Muchtar,Pendidikan Akidah Akhlak (Jakarta :PT Rinneka
Cipta,2005),h.15.
terpuji dan menberikan penegetahuan dan penghayatan. Serta menberikan

pengalaman bagi pserta didk tentang akidah akhlak dan akhlak, sehingga

menjadi manusia yang muslim yang terus berkembang untuk meningkatkan

keimanan dan ketakwaan kepada .

Perkembangan zaman dari tahun ke tahun semakin berkembang dengan

pendidikan akidak akhkan di dalam linglungan keluarga dan sekolah tidak cepat

terpengaruhi dan bisa menpertimbangkan perilaku yang ada baik dan buruk.

Dapat di pungkuri bahwa pendidikan akidah akhlak yang di berikan

terutama di lembaga lembaga pendidikan islam. Untuk di lembaga pendidikan

menegah dalam hal ini Madrasah Sanawiyah (MTS) telah tersedia satu mata

pelajaran dengan materi materi yang berisi pembahasan tentang akidah akhlak,

dengan nama mata pelajaran akidak akhlak yang sesuai dengan mata pelajaran

tersebut, namun yang utama di bentuk peserta didik agar memiliki kematapan

imam atau akidah yang mantap akhlaknya, sehingga hubungan dengan tuhan akan

berjalan baik, serta hubungan dengan manusia da sekitarnya. 10anaknya, bahkan

tidak peduli sama sekali akan kepentingan dan kebutuhan anaknya dalam belajar,

tidak mengatur waktu belajarnya tidak meyediakan atau melengkapi alat

belajarnya, dan tidak peduli terhadap anaknya belajar atau tiidak mau atau

bagaimanakah kemajuan anak dalam belajar.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas maka, penulis

tertarik untuk meneliti ”Pengaruh kepedulian orang tua terhadap hasil belajar

peserta didik pada mata pelajaran akidah akhlak di MTs Pergis

Campalagian”.

B. Rumusan Masalah

Slamen,Belajar dan Factor-Faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta:PT


10

Rinneka Cipta.
Setelah mengemukakan latar belakang tersebut di atas,maka peneliti

merumuskan masalah sebagai berikut.

1. Bagaimanakah tingkat kepedulian orang tua terhadap peseta didik

pada pelajaran akidah akhlak di MTs Pergis Campalagian kab

Polewali Mandar ?

2. Bagaimanakah hasil belajar peserta didik Kelas VII Pada Mata

Pelajaran Akidah Akhlak ?

3. Adakah pengaruh kepedulian orang tua terhadap hasil belajar

peserta didik pada mata pelajaran akidah akhlak di MTS Pergis

Campalagian?

4. Adakah hubungan yang positif dan signifikan kepedulian orang tua

terhadap hasil belajar didik pada mata pelajaran akidah akhlak di Mts

Pergis Campalagian Kabupaten Polewali Mandar?

C. Hipotesis

Adapun hipotesis kerja di kemukakan penulis pada penelitian ini adalah

sebagai berikut.:

Hipotesis penelitian pada dasarnya merupakan jawaban sementara atas

rumusan masalah yang telah ditetapkan namun perludiuji kebenaranya. 11Dalam

penelitian ini hipotesisnya sebagai berikut :

H1 : Ada pengaruh kepedulian orang tua terhadap hasil belajar akidah

akhlak peserta didik kelas VIII di MTS Pergis Campalagian Kabupaten Polewali

Mandar

H0 : Tidak ada pengaruh kepedulian orang tua terhadap hasil belajar akidah

akhlak peserta didik kelas VIII di MTS Pergis Campalagian

D. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup pembahasan

11
Agung W.Kurniawan & Zarah P.Metode penelitian Kuantitatif,(Yogyakarta;Pandia
Buku, 2016),hal 517
1. Definisi Operasional

Kepedulian orang tua adalah sikap kepedulian orang tua terhadap hasil

belajar anak untuk meningkatkan minat belajar anak,agar hasil pencapaian hasil

belajar meningkat,karena dengan dorongan dan motivasi dapat meningkatkan

semangat belajar anak dan minat dalam belajar.

2. Ruang Lingkup pembahasan

Ruang lingkup dalam penelitian ini berfokus pada kepedulian orang tua

terhadap hasil belajar akidah akhlak peserta didik kelas VIII.Dalam hal ini

peneliti ingin mengetahui apakah terdapat pengaruh kepedulian orang tua

terhadaphasil belajar kelasVIII atau justru tidak sebaliknya terdapat pengaruh

kepedulian terhadap peserta didik kelas VIII Mts Pergis Campalagian.\

E.Kajian Pustaka

Kajian pustaka merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti

terdahulu.Adapun hasil penelitian sebelumnya yang dapat dijadikan perbandingan

dengan penelitian ini, yaitu :

1. Noverius Giawa dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Kepedulian

Orang Tua terhadap Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS di

Kelas VIII Smp Negeri 2 Ulususua Tahun Pembelajaran Ajaran

2021/2022. Hasil penelitian menunjukan bahwa berpengaruh orang tua

terhadap motivasi belajar siswa kelas VIII. Persamaan penelitian terdahulu

dengan peneliti yakni sama-sama.membahas tentang kepedulian orang tua.

Perbedaanya terletak pada focus dan lokasi penelitianya.12

2. Sugih Panuntun (2021) dalam jurnalnya yang berjudul “Pengaruh

Kepedulian Orang Tua Terhadap Perilaku Belajar Siswa Kelas”. Hasil

penelitian menunjukan bahwa kepedulian orang tua dapat menbentuk

12
Noverius Giawa Pengaruh Kepedulian Orang Tua terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran Ips di kelas VIII Smp Negeri 2 Ulususua Tahun Pembelajaran 202102022. (Jurnal
Pendidikan Ekonomi, Vol,2 No 1 Edisi April 2020)
perilaku belajar siswa . Persamaan dari peneliti terdahulu dengan peneliti

yakni sama-sama membahsan tentang kepedulian orang tua..Perbedaanya

terletak pada focus penelitian dan lokasi penelitian.13

3. Ahmad Didad dalam skripsinya yang berjudul “Kepedulian Orang Tua

terhadap Prestasi Belajar Anak di Min 26 Aceh Besar”Hasil penelitian

menunjukan bahwa prestasi belajar anak di Min Aceh Besar.Persamaan

penelitian terdahulu dengan peneliti yakni sama-sama membahas tentang

prestasi belajar.Perbedaan terletak pada focus penelitian dan lokasi

penelitian.14

F. Tujuan dan Kegunaa Penelitian

1. Tujuan Penelitian
a. Mengetahui tingkat kepedulian orang tua pada peserta didik kelas VIII

pada mata pelajaran akidah ahklak di MTS pergis campalagian.

b. Mengetahui hasil belajar peserta didik dokumentasi nilai rapor sekolah

c. Mengetahui pengaruh kepedulian orang tua terhadap hasil belajar peserta

didik pada mata pelajaran akidah akhlak di MTS pergis campalagian kab

polewali mandar

2. Kegunaan Penelitian

a. Secara Ilmiah

1) Hasil penelitian ini dapat di gunakan oleh seorang pendidik sebagai

tambahan ilmu bahwa kepedulian hasil belajar

2) Hasil penelitian di harapkan agar siswa memiliki konsep dasar sebagai

calon pendidk di dalam rumah tangga yang ideal, serta tanggung jawab

13
Sugih Panuntun,Pengaruh Kepedulian Orang Tua Terhadap Perilaku Belajar Siswa ,
(Jurnal Pendidikan Ekonomi IKIP,Vol,01 No.01 Juni 2013)
14
Ahmad Didad skripsi: Kepedulian Orang Tua terhadap Prestasi Belajar anak di 26 Min
Aceh Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Darusalam –Banda Aceh 2020
dalam mendidik, melatih, serta medidik calon generasi bangsa yang akan

datang.

b. Secara Praktis

1) Bagi masyarakat

Sebagai bahan informasi bagi masyarakat dalam menentukan langkah

awal. Terutama yang berkaitan dengan sikap belajar peserta didik.

2) Bagi orang tua

Mendorong orang tua agar selalu menperhatikan perilaku yang di miliki

anaknya dalam berhubungan sosial.

3) Bagi peneliti

Sebagai bahan untuk mengembangkan pengetahuan yang di miliki tentang

bahan-bahan tertulis bagi para calon peneliti nantinya


BAB II

TINJAUAN TEORETIS

1. Kepedulian orang tua

1. Pengertian kepedulian orang tua

Kepedulian memiliki kata dasar peduli yang tercantum dalam kamus

besar bahasa Indonesia kepedulian adalah sikap peduli mengindahkan

menpedulikan menghiraukan15 menjadi kepedulian sikap yang memberikan

perhatian terhadap yang biasa di katakan sebagai usaha untuk memberikan

dorongan untuk mencapai tujuan.

Anak pada mula yang paling pertama menerima pendidikan.Karena

lingkungan keluarga yang Kepedulian adalah bentuk penerimaan orang tua kepada

anak kesadaran akan pentingnya Pendidikan untuk meningkatkan taraf hidup

kesejahteraan seperti ini terhadap peserta didik untuk meningkatkan hasil belajar

siswa akan mempunyai pandangan bahwa penyelenggaraan pendidikan adalah

semata-mata untuk peserta didik bahwa pendidikan sangat penting untuk

meningkatkan martabat hidup mereka. Dan kepedulian orang tua perhatian

terhadap anak-anak mereka walaupun mereka sibuk dengan pekerjaan tetapi harus

tetap memperhatikan anak dan pendidikan anak dengan baik dengan mengetahui

masalah-masalahnya dan mengetahui apa yang di lakukan anak-anaknya, dan

menunjukkan kepedulian dalam proses belajar anaknya.

2 .Peran Orang Tua

15
Departemen Pendidikan Nasional,Kamus Besar Bahasa Indonesia : Pusat Bahasa
(Jakarta : Pt Gramedia Pustaka Umum),h 1036
Peran orang tua terhadap keluarga dalam pendidikan Keterlibatan orang

tua dalam mendidik anak-anaknya adalah tuntutan sosial dalam kejiwaannya

sebab pada umumnya setiap individu berkeinginan memiliki posisi terhormat

adalah kebutuhan naluri insaniyahnya, orang tua (ibu dan ayah) sebagai pendidik

utama didalam keluarga harus saling bekerja sama untuk mendidik anak-anaknya.

Diantara anggota kelurga, peran ibu adalah yang paling dominan dan penting

terhadap anak-anaknya. Hal itu disebabkan sejak anak dilahirkan, ibu adalah

orang yang selalu disampingnya bercengrama dengan anak–anaknya.16Disamping

ibu, seorang ayah juga memegang peran penting pula dalam ilmu pendidikan

peranan ayah dalam pendidikan anak-anaknya antara lain.

a. Sumber kekuasaan didalam keluarganya.

b. Penghubung intern keluarga dengan masyarakat atau dunia luar.

c. Pemberi perasaan aman bagi seluruh anggota keluarga.

d. Pelindung terhadap ancaman luar.

Hakim atau yang mengadili jika terjadi perselisihan.17 Metode mauizah

merupakan metode yang digunakan dalam mendidik anak yang ditawarkan oleh

alqur‟an melalui lisan sorang ayah bernar Luqman Hakim. Al-Qur‟an

mengunkapkan kisah Luqman hakim yang mengindikasikan mendidik anak

dengan cara menyampaikan pesan–pesan moral untuk mempersiapkan anak

menjadi orang yang yang berkualitas dan sempurna baik iman, akhlak, jiwa dan

juga rasa kepekaan sosialnya. Tahapan dalam menyampaikan metode mauizah

yang disampaikan oleh Luqman hakim antara lain sebagai berikut.

a. Menyampaikan pesan–pesan agar senantiasa memiliki perasaan takut


kepada Allah.
b. Mengajak melakukan kebaikan dengan di sertai dengan peringatan
c. Menyampaikan ajaran untuk mengikuti jalan yang benar
16
Sarji,Sarji (2017) Peran Guru dan Orang Tua terhadap Hasil Belajar Akidah
Akhlak di Kelas VIII di Mts Mergis Campalagian Kabupaten Polewali Mandar
d. Memberi dorongan agar senang melakukan kebaikan
e. Menerikan mauzanah hasanah
2. Pengaruh lingkungan keluarga terhadap perkembangan anak
Keluarga dikenal sebagai lingkungan pendidikan yang pertama dan

utama. Predikat ini mengindikasikan betapa esensialnya peran dan pengaruh

lingkungan keluarga dalam pembentukan perilaku dan kepribadian anak.

Pandangan yang sangat menghargai posisi dan peran keluarga sebenarnya bukan

merupakan sesuatu yang istimewah. Pandangan seperti ini sangat logis dan mudah

dipahami karena beberapa alasan berikut ini. Komunikasi dalam keluarga adalah

hubungan kontak antara manusia, baik individu maupun kelompok. Menurut

Dasrun Hayat, komunikasi setiap orang tuakelurga itu di sampaikan serta anggota

keluarga yang terdiri dari anak-anak atau pun kerabat yang tinggal dalam

keluarga.17

a. Keluarga azimnya merupakan, pihak yang paling awal memberikan

banyak perlakuan kepada anak. Begitu anak lahir, lazimnya pihak

keluargalah yang langsung menyambut dan memberikan layanan interaktif

kepada anak.

b. Sebagian besar waktu anak lazimnya dihabiskan di lingkungan keluarga.

c. Karakteristik hubungan orang tua-anak berbeda dari hubungan anak

dengan pihak-pihak lainnya (guru, teman, dan sebagainya).

d. Interaksi kehidupan orang tua-anak di rumah bersifat asli, seadanya dan

tidak dibuat-buat.

Orang tua lebih banyak memberikan pengaruh dukungan baik dari dalam

penyediaan fasilitas maupun penciptaan suasana belajar yang kondusif.

17
Araimi,Mira 2015 Pengaruh Keluarga terhadap Lingkungan Perkembangan Pendidikan
Anak Kelas VIII Mts Pergis Campalagian Kabupaten Polewali Mandar
Sebaliknya, dalam hal pembentukan perilaku, sikap dan kebiasaan, penanaman

nilai, dan perilaku-perilaku sejenisnya, lingkungan keluarga bisa memberikan

pengaruh yang sangat dominan.19 Di sini lingkungan keluarga dapat memberikan

pengaruh kuat dan sifatnya langsung berkenaan dengan pengembangan aspek-

aspek perilaku seperti itu, keluarga dapat berfungsi langsung sebagai lingkungan

kehidupan nyata untuk Perkembangan moral anak akan sangat dipengaruhi oleh

bagaimana lingkungan keluarganya. Karena, keharmonisan keluarga. menjadi

sesuatu hal mutlak untuk diwujudkan, misalnya suasana rumah. Ketika

keikhlasan, kejujuran dan kerjasama kerap diperlihatkan oleh masing-masing

anggota keluarga dalam hidup mereka setiap hari, maka hampir bisa dipastikan

hal yang sama juga akan dilakukan anak bersangkutan. Sebaliknya, anak akan

sangat sulit menumbuhkan dan membiasakan berbuat dan bertingkah.

Perilaku baik manakala di dalam lingkungan keluarga (sebagai ruang

sosialasi terdekat, baik fisik maupun psikis) selalu diliputi dengan pertikaian,

pertengkaran, ketidakjujuran, kekerasan, baik dalam hubungan sesama anggota

keluarga ataupun dengan lingkungan sekitar rumah. 20 Demikian pula dalam

banyak kasus menjadi sangat dominan pengaruhnya. Ini sekaligus menjadi latar

mengapa anak-anak tersebut memutuskan terjun ke jalanan. Namun selain faktor

tersebut (ekonomi), masih ada penyebab lain yang juga akan sangat berpengaruh

mengapa anak memutuskan tindakannya itu, yakni peranan lingkungan rumah,

khususnya peranan keluarga terhadap perkembangan nilai-nilai moral anak, dapat

disingkat sebagai berikut :

1. Tingkah laku orang di dalam (orangtua, saudara-saudara atau orang lai

yang tinggal serumah) berlaku sebagai suatu model kelakuan bagi anak melalui

peniruan-peniruan yang dapat diamatinya.


2. Melalui pelarangan-pelarangan terhadap perbuatan-perbuatan tidak baik,

anjuran-anjuran untuk dilakukan terus terhadap perbuatan-perbuatan yang baik

misalnya melalui pujian dan hukuman.

3. Melalui hukuman yang diberikan dengan tepat terhadap perbuatan-

perbuatan yang kurang baik atau kurang wajar diperlihatkan. Dinamika kehidupan

yang terus berkembang membawa konsekuensi-konsekuensi tertentu terhadap

kehidupan keluarga. Banyaknya tuntutan kehidupan yang menerpa keluarga serta

bergesernya nilai-nilai dan pandangan tentang fungsi dan peranan anggota

keluarga menyebabkan terjadinya berbagai perubahan mendasar tentang

kehidupan keluarga Terlepas dari bentuk dan wujud perubahan-perubahan yang

terjadi, pergeseran tersebut membuat semakin kompleksnya permasalahan-

permasalahan yang dialami keluarga yang pada gilirannya akan memberikan

dampak tertentu terhadap perkembangan anak. Untuk dapat berkembang secara

sehat dan sejalan dengan nilai-nilai yang dianut masyarakat, dengan sendirinya

anak perlu melakukan penyesuaian. Permasalahan utama keluarga yang lazim

dialaminya, yakni masalah orang tua yang bekerja dan perceraian Orang tua

adalah manusia yang paling berjasa pada setiap anak semenjak awal kelahiran

dimuka bumi ini.Setiap anak melibatkan peran penting orang tua seperti peran

pendidikan.Peranpendidikan seperti ini tidak hanya memberi kewajiban bagi

orang tua tetapi juga menjadi kebutuhan orang tuanya untuk menemukan

eksistensi dirinya.21 Dengan demikia keluarga merupakan kawah pertama dimana

sifat kepribadian anak tumbuh dan terbentuk anak yang masih dalam keadaan

fitrah menerima pengaruh dan kecendrungan terhadap orang

3.Tanggung jawab orang tua dalam mendidik anak

Keluarga adalah suatu institusi yang berbentuk karena ikatan perkawinan

antara sepasang suami istri untuk hidup bersama. Tanggung jawab jawab orang
tua dalam mendidik anak tampil dalam aneka macam bentuk, orang tua itu di

antaranya bergembira menyambut kelahiran anak memberi nama yang baik

memperlakukan anak dengan lemah lembut dan kasih sayang. Pembentukan budi

pekerti yang baik adalah tujuan Pendidikan Agama islam karena dengan budi

pekerti itulah tercermin pribadi yang mulia sedangkan pribadi yang mulia itu

adalah pribadi yang utama di capai dalam mendidik anak dalam keluarga.
18
Menurut Abdullah Nashih Ulwan di antar tanggung jawab besar yang jelas

diperhatikan dan disoroti oleh islam dalam penalaran logika adalah tanggung

jawab seorang pendidik terhadap orang-orang yang berada dipundaknya berupa

tanggung jawab pengajaran bimbingan dan pendidikan.1619

E.Tujuan pendidikan agama islam

Pendidikan agama islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan dan

ketakwaan kepada Allah dan rasulnya menambahkan dan membentuk sikap positif

dan disiplin serta cinta terhadap agama dan kehidupan anak yang diharapnya nanti

akan membentuk manusia yang bertaqwa kepada Allah ibadah disini tidak hanya

terbatas kepada menunaikan sholat puasa. dibulan Ramadhan mengeluarkan zakat

dan beribadah setelah mengucapkan syahadat rasul mencakup segala amal fikiran

atas perasaan selama itu dihadapkan kepada Allah SWT anak tidak hanya

mendapatkan pendidikan dalam kelurga tetapi juga ia dapatkan di sekolah

sehingga dapat bertambahnya wawasan mereka dalam bidang agama tetapi

keluarga atau orang tua tidak akan melepaskan sepenuhnya disekolah, karena

peranan orang tua sangatlah penting bagi anak-anaknya.Sementara itu anak–anak

mulai mengenal dunia sekolah dan masyrakat orang tua hendaknya mengontrol

18
Jurnal Pendais Volume 3 NO. 2 Desember2021
19
dan mengawasi sampai dimana daya tahan mental anak menhadapi pengaruh dari

luar itu.

F.Karakteristik pendidikan Agama Islam

Adapun Karakteristik Agama Islam adalah ciri–ciri khusus pendidikan

islam karakteristik pendidikan Islam yaitu:

a. Pendidikan Islam selalu mempertimbangkan dua sisi kehidupan

duniawi dalam setiap langkah dan geraknya.

b. Pendidikan Islam merujuk pada yang sudah pasti

c. Pendidikan Islam bermisikan pembentukan akhlakul karimah26

d. Pendidikan Agama Islam diyakini kepada tugas suci Pendidikan

islamBermotif ibadah Orang tua harus memperhatikan perkembangan jasmani,

akal, dan rohani anak-anaknya, dengan tujuan agar anak dapat berkembang secara

maksimal. Perlu disadari pula bahwa anak dilahirkan dengan membawa bakat,

potensi, kemampuan serta sikap dan sifat yang berbeda untuk orang tua sebagai

pendidik dalam keluarga perlu memahami perkembangan jiwa anak, agar dapat

menentukan metode yang sepatutnya diterapkan dalam mendidik dan

membimbing anak-anaknya.20

Sebagaimana firman Allah dalam Q.S At-Tahrim 28 ayat 6:

20
Pendidikan Nasional.kamus Besar Bahasa Indonesia : Pusat Bahasa(Jakarta: Pt
Gramedia
Terjemahan:

Hai orang orang yang beriman peliahara dirimu dari api neraka yang bahan

bakarnya adalah manusai dan batu. penjaganya malaikat yang keras dan kasar, dan

tidak menduakan Allah apa yang di perintahkan nya kepada mereka dan selalu

mengajarkan apa yang di perintahanya.

Kepedulian orang tua terhadap anaknya adalah perhayian yang di berikan

kepada orang tua dan anak dalam proses belajar mengajar di sekolah berupa

pemberian bantua bimbingan kepada anak.agar kegatan beljaarnya berjalan

dengan baik .Adapun wujud kepedulian dapat berupa motivasi dan pengawasan

belajar di sekolah. Pemberian motivasi belajar anak motivasi dan pengawasan

pada proses belajar mengajar di sekolah. Dan kita menberikan motivasi kepada

anak dapat mendorong anak lebih giat lagi untuk belajar di sekolah. pemberian

motivasi kepada anak berupa penguatan yang bersifat positif seperti pemenuhan

kebutuhan anak dalam belajar baik berupa positif maupun pscyhologis, kebuthan

fisik dalam belajar antara lain kebutuhan yang berhubungan langung dalam proses

belajar, kebutuhan fisik yang langsung dengan proses belajar dan kebutuhan yang

berhubungan dan kebutuhan anak dalam belajar anatara lain: yang berupa alat

benda yang di pakai saat belajar anak: pensil, penghapus, polpen, meja, belajar

dan rak buku. kebutuhan belajar yang tidak berlangsung dengan proses belajar

anak yang di pakai saat berangkat ke sekolah yaitu pakaiaan seragam

sekolah,seragam pramuka,tas sekolah,uang jajan, transportasi dan lain lain

sedangkan kebutuhan psychologis yaitu perhatian orang tua terhadap anak anak.21

Yang daalam belajar yang dalam bentuk kongriktnya berupa pujian dan

penghargaan yang di berikan terhadap keberhasilan anak selama sekolah dan di

wujudkan dalam bentuk hadiah yang di berikan.


21
Departemen Agama Ri Al Quran Al Karim dan terjemhanya.h.560.
A. Fungsi Keluarga

Ahmad tafsir dalam buku karya helmawati melihat bahwa fungsi

pendidikan dalam keluarga harus di lakukan menciptakan keharmonisan baik di

dalam maupun di luar keluarga itu oleh karena itu orang tua harus melakukan

kewajibanya sebagai orang tua yang bertanggung jawab atas pendidikan anak

fungsi pendidikan di dalam keluarga yaitu:

B. Fungsi Agama

Fungsi agama adalah menanamkan niai - nilai agama berupa keyakinan

dan iman takwa,menjalangkan perintah Allah Swt dan menjauhi laranganya.Rifai

dalam buku Hekmawati mengungkapkan bahwa apabila suatu keluarga

menjalangkan fungsi keagamaan maka keluarga tersebut akan memiliki

pandangan bahwa kedewassan ini dapat di tandai suatu pengakuan pada suatu

siswtem dan ketentuan norma agama yang di real dari kisah oleh kehidupan sehari

hari jadi funsi agama merupakan fungsi religious penanaman nilai agama kepada

anak-anak kita saat ini karna dengan adanya nilai agama anak- anak kita dapat

teraraj di jalan yang baik dan penanaman agama ini di tanamkan kepada anak

sejak usia dini sampai dewasa dengan adanya pennaman nilai agama anak maka

akan dapat mememcahkan persoalan yang tidak dapat di jawab oleh anak itu

sendiri seperti peroalan adanya keadilan tuhan serta adanaya hari pembalasan

yang kemudian hari akan di balaskan kepada kita apa yang kita perbuat.

C.Fungsi biologis

Fungsi biologis adalah fungsi untuk memenuhi kebutuhan agar

berlangsung hidup tetap terjaga dan termasuk secara fisik. Maksudnya memenuhi

kebutuhan yang berhubungan dengan jasmani manusia. kebutuhan dasar manusia

untuk terpenuhi kecukupan kebutuhan manusia,pakaiana tempat tinggal.

kebutuhan biologis seksual yang berfungsi untuk menghasilkan keturunan

generasi. jadi fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan biologis ini sangat ini
sangat penting saat suami istri saat saling memenuhi kebutuhan biologis, aktivitas

tersebut akan berlanjut pada taap produksi dalam meneruskan keturunan yang

akan datang.

a. fungsi Ekonomi

Fungsi ekonomi ini berhubungan dengan hasil yang di peroleh untuk

memenuhi kebutuhan di dalam rumah tangga. Dan seorang istri mampu

mengelolah keuangan yang di serahkan ke pada suaminya dengan baik. Utamanya

kebutuhan yang di hasilkan bersifat suami dapat mencukupi kebutuhan keluarga

di rumah. Jadi fungsi ekonomi di keluarga merupakan fungsi yang di jadikan

sebagai tempat yang baik dalam memenuhi kebutuhan hidup angota keluarga yang

ada, serta peranana dalam rumah tangga dapat terbagi sedangkan suami mencari

nafka sedangkan istri di rumah mengurus pekerjaan rumah tangga.

B Fungsi kasih sayang

Fungsi di nyatakan bahwa setiap anggota keluarga harus saling

menyayangi satu sama lain.an seorang suami harus menberikan kasih sayang

terhadap istri. Begitu pun sebaliknya.Dan jika uda menpunyai anak maka orang

tua hendak memberikan kasih sayang terhadap anaknya secara tepat. Sayang

mereka di berikan berupa materi yang berlimpah ke pada anak,anak tidak hanya

cukup di berikan materi yang banyak anak juga menbutuhkan kasih sayang

terhadap ke dua orang tua. Hal ini tidak perlu di lakukan dari beda atau materi.

Anak tetap memerlukan perrhatian,dan kebersamaan terhadap tua dan sentuhan

hangat Tidak heran jika kasih sayang tidak dapat dari orang tuanya maka ia keluar

mencari kasih sayang jadi fungsi kasih sayang keluarga mempunyai kewajiban

untuk menberikan kasih sayang yang penuh terhadap anaknya jika kasih sayang

tidak di dapatkan oleh anak makan akan terjadi proses sosialisai yang tidak

sempurna.
C Fungsi perlindungan

Setiap anggota keluarga berhak mendapatkan perlindungan dari anggota

keluarga, dan sebagai kepala rumah tangga, seorang ayah hendaknya melindungi

istri dan anak anaknya dari ancaman yang akan merugikan dari dunia maupun

akhirat jadi perlindungan yang di dapatkan di dunia ini berupa keamanan atas apa

yang di makan di , dan di mana tempat tinggal keluarga. Jadi fungsi perlindungan

ini dalam sebuah keluarga berfugsi dan berkewajiban menberikan perlindungan

terhadap seluruh anggota keluarga yang ada perlindungan yang di maksud dalam

hal ini adalah melindungi seluruh anggota keluarga dari perbuatan yang tidak

baik.

D .Fungsi pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu factor yang sangat penting untuk

meningkatkan kualitas dan peendidikan bagi anak keluarga mereka. Tempat

yang utama dalam pendidikan,dalam keluarga anak mulai belajar berbagai

macam hal terutama nilai keyakinan akhlak, belajar berbicra, mengenal huruf

angka sosialisasi.mereka belajar dari ke dua orang tua belajar melihat dan

mendengar dan melakukan apa yang di ucapkan atau di kerjakan orang tua.oleh

karena itu tutur kata dan perilaku hendaknya bisa jadi teladan bagi anak

anaknya. jadi fungsi dalam keluarga adalah tempat pertama untuk menberikan

pendidikan dan didikan kepada setiap anggota keluarga, terutama bagi anak-

anak. Jadi fungsi dalam keluarga adalah tempat pertama untuk menberikan

pendidikan dan didikan kepada setiap anggota keluarga terutama bagi anak.

keluarga adalah hal yang pertama untuk menberikan pengajaran seperti

membaca, berhitung,dan mengenalkan pengetahuan kehidupan terhadap anak.

Mengajarkan keterampilan.

e. Fungsi sosialisasi anak


Selain sebagai makhluk individu manusia juga merupakan makhluk sosial

yang tidak dapat hidup sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam

keluarga anak pertama kali bersosialisasi. Anak mulai berkomunikasi melalui

dengan pendngaran dan gerakan atau isyarat sehingga anak mammpu berbicara

anggota keluaraga dari mulai lahir hingga menjadi dewasa yang berkepribadian

baik di sebut dengan fungsi keluarga yang bersosialisasi.Sehingga keluarga

memiliki tugas menajarkan anggota keluarga menjadi kepribadian yang baik

sebelum terjun ke dunia masyarakat.

B. Hasil Belajar

1.Pengertian hasil belajar

Untuk melihat hasil belajar peserta didik di lihat dari cara belajar peserta

didik di lihat dari hasil teks awal dan teks akhir karena selama satu semester

pembelajaran selesain maka akan di uji melalui hasil teks peserta didik yang di

berikan kepada peserta didik dengan pengetahuan dari pembelajaran akidah

akhlak karena dengan melihat hasil teks yang di berikan maka di situ pula kita

dapat melihat hasil belajar peserta didik apakah menperoleh.

Hasil yang bagus atau rendah jika hasil belajar peserta didik yang di

dapatkan bagus maka peserta didik aktif dalam belajar bahkan mengerjakan segala

tugas yang ada dan memahami guru di saat menejelaskan pembelajaran yang di

berikan jika hasil teks siswa kurang atau rendah yang di lihat di sini adalah cara

belajar yang kurang baik saat belajar apakah siswa menperhatikan guru saat

menjelaskan atau malah di kelas malah bermain dan tidak menperhatikan bukan

itu saja tugas seorang guru juga dapat meneberikan pembejaran untuk

menanamkan sifat akidah akhlak yang baik maka perilakunya pun ikut baik bagi

keluarga atau pun keluarga atau pun di keluarga atau lingkungan masyarakat yang

di luar sana karena kita dapat melihat seorang anak yang di luar sana yang tidak

memiliki sifat akhlak yang baik maka perillakunya pun ikut tidak baik bagi
keluarga dan lingkungan masyarakat atau di sekolah yang dapat merugikan orang

lain seperti judi minum sabu sabu dan lain lain dari situ kita melihat bahwa anak

yang kurang baik dalam pendidikan yang baik maka perilakunya pun ikut kurang

baik.Berbeda dengan anak yang memiliki pendidikan yang baik hal ini

merupakan hal yang penting di ketahui bahwa menuntut ilmu itu penting bagi

kehidupan dunia atau akhirat.

Adapun tes hasil belajar yang menjadi tolak ukur penguasaan peserta didik

atas materi yang diajarkan oleh guru atau dipelajari oleh peserta didik,tes diujikan

setelah peserta didik memperoleh sejumlah materi sebelumnya dan pengujian

dilakukan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi tersebut.

a.teks awal

Tes awal dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana

materi atau baha pelajaran yang diajarkan yang telah dapat dikuasai oleh para

peserta didik.22 Jadi tes awal adalah tes yang dilaksanakan sebelum bahan

pelajaran diberikan kepada peserta didik dari butir soal yang mudah .

b.tes akhir

tes akhir dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua

materi pelajaran yang tergolong penting sudah dapat dikuasai dengan sebaik-

baiknya oleh peserta didik.isi atau materi tes akhir ini adalah bahan-bahan

pelajaran yang tergolong penting yang telah diajarkan kepada peserta didik dan

biasanya naskah akhir ini dibuat sama dengan naskah tes awal. 23tes akhir untuk

mengetahui semua materi pelajaran yang tergolong penting sudah dapat dikuasai

dengan sebaik-baiknya ,tes akhirnya sudah lebih baik dari tes awal maka dapat

diartikan bahwa program diajarakan berjalan yang berhasil dengan semestinya.

c.Tes Diagnostik

22
Anas Sudijono,Pengantar Evaluasi Pendidikan(Cet,V,Jakarta:Pt Raja Grafindo
Persada,2005),h 69.
23
Anas Sudijono,Pengantar Evaluasi Pendidikan.h 70
Tes diagonostik adalah tes yang dilaksanakan untuk menentukan secara

tepat,yang dihadapi oleh peserta didik dalam suatu mata pelajaran

tertentu .Dengan diketahuinya jenis-jenis yang dihadapi peserta didik itu

maka lebih lanjut akan dapat dicarikan upaya berupa pengobatan yang

tepat24jadi tes diagostik bertujuan ingin menemukan jawaban atas

pertanyaan “apakah peserta didik sudah dapat pengetahuan yang

merupakan dasar atau landasan untuk dapat menerima pengetahuan yang

merupakan dasar atau landasan untuk dapat menerima pengetahuan

selanjutnya.

Tes jenis ini dapat dilaksanakan dengan cara lisan,tertulis, perbuatan atau

kombinasi dari ketiganya.Sesuai dengan nama tes itu sendiri (diagnose

pemeriksaan) maka jika hasil “pemerikasaan” itu menunjukan bahwa

tingkat penguasaan peserta didik yang sedang “diperiksa” itu termasuk

rendah harus diberi bimbingan secara khusus agar mereka dapat

memperbaiki tingkat penguasaanya terhadap mata pelajaran tertentu.

d.Tes Formatif

Tes formatif adalah tes hasil belajar yang bertujuan untuk

mengetahui,sudah sejauh manakah peserta didk “telah terbentuk”sesuai dengan

tujuan pengajaran yang telah ditentukan setelah mereka mengikuti proses

pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.Perlu diketahui bahwa istilah

“formatif”pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.yang diketahui bahwa

istilah berasal dari kata “from “yang berarti bentuk”disekolah tes formatif ini

dikenal dengan istilah nilai “25ulangan harian”jadi biasanya dilkasanakan

ditengah-tengah perjalanan program pengajaran,yang dilaksanakan pada setiap

kali xztuzn pembelajaran atau sub pokok bahasan berakhir atau dapat diselesaikan

biasanya dikenal dengan istilah ulangan harian.


24
Anas Sudijono,Pengantar Evaluasi Pendidikan.h 70
25
Anas Sudijono,Pengantar Evaluasi Pendidikan.h 71
e.Tes sumatif

tes sumatif adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah sekumpulan

satuan program pengajaran selesai diberikan. Di sekolah yang dilaksanakan

setelah sekumpulan satuan program pengajaran selesai diberikan.Disekolah tes ini

dikenal dengan istilah “ulangan umum”atau EBTA’(Evaluasi belajar tahap

akhir )dimana hasil digunakan untuk mengisi nilai rapor atau mengizi ijazah.Tes

sumatif sumatif ini pada ummumnya disusun atas dasar materi pelajaran yang

telah diberikan selama satu semester.26jadi penelian ini menggunakan “Tes

Sumatif “untuk mengukur hasil belajar peserta didik di Mts Pergis Campalagian

Kabupaten Polewali Mandar .dimana tes sumatif yang dilaksanakan setelah

sekumpulan satuan program pengajaran selesai diberikan.

Menurut Beamin S Bloom dalam buku karya Daryanto ada tiga

ranah(domair)hasil belajar,yaitu koognigtif efektif dan psikomotorik,aspek

koognigtif di bedakan atas enam tahap yaitu :

a. Ranah kognigtif meliputi enam tahap kemampuan yaitu

Pengetahuan adalah aspek yang paling dasar yang biasa di sebut dengan

aspek ingatan. dalam jenjang kemampuan ini seseorang di tuntut untuk dapat

mengenali atau mengetahui adanya konsep atau fakta fakta atau istilah lainya.

b. Pemahaman

Pemahaman kemampuan ini umumnya dapat di tekankan dalam proses

belajar mengajar peserta didik di tuntut untuk memahami atau mengerti apa yang

di ajarkan oleh seorang guru dalam materi yang telah di ajarkan dalam sekolah

c. Penerapan (application)

26
Anas Sudijono,Pengantar Evaluasi Pendidikan.h 72
Dalam tahap kemampuan ide ide umum, tata cara, ata metode

metode,prinsip, serta teori dalam situasi baru dan konkret. Situasi ini metode,

prinsip serta teori dalam situasi baru dan kongret.dalam situasi metode yang di

pakai dalam belajar agar materi dapat di pahami oleh seorang pendidik.

a Analisis dalam tahap ini seseorang di tuntut untuk dapatmenguraikan


suatu situasi atau keadaan tertentu kedalam unsur atau komponen

b Sistesis pada jenjang ini seseorang di tuntut untuk dapat menghasilkan


sesuatu yang baru dengan jalan menggabungkan berbagai factor yang ada

Penilaian kemampuan ini seseorang di tuntut untuk dapat mengavaluasi

situasi,keadaan, pernyataan atau konsep berdasarkan suatu kriteria tertentu. jadi

aspek kognigtif di bedakan atas enam tahap di mana pengetahuan adalah aspek

yang paling dasar yang sering di sebut juga dengan aspek ingatan, pemahaman

pada kemampuan ini peserta didik di tuntut memahami ataumengerti apa yang di

ajarkan, penerapan pengukuran pada kemampuan ini pada umumnya

menggunakan pendekatan terhadap siswa dengan suatu masalah entah rill atau

hipnotis yang perlu di pecahkan dengan menggunakan pengetahuan yang telah di

milikinya, analisis dalam jenjang ini seseorang di tuntut untuk dapat menguraikan

suatu situasi atau keadaan sehingga menjadi lebih jelas sistesis pada tahap ini

seorang di tuntut untuk Menghasilkan sesuatu yang baru,penilaian yang penting

dalam evaluasi ini adalah menciptkan kriteria tertentu. Ranah afektif meliputi

empat tahap kemampuan. Menerima tahap ini berhubungan dengan kesedian atau

kemauan peserta didik.Pada tingkat ini peserta didik tidak hanya menghadri suatu

penomena tertentu tetapi juga mereaksi terhadapnya dengan salah satu cara.

Menjawab kemampuan ini berkaitan dengan partisipasi. peserta didik, pada

tingkat ini, peserta didik tidak hanya menghadiri suatu penomena tertentu juga

mereaksi terhadapnya dengan salah satu cara.


Menilai jenjang ini berkaitan dengan nilai yang di kenakan siswa terhadap

suatu objek, fenomena atau tingkah laku tertentu 27. Organisasi tahap ini

berhubungan dengan pernyataan nilai nilai yang berbeda menyelesaikan suatu

konflik di antara nilai itu dan mulai menbentuk suatu system nilai konsistem

secara internal. menjadi ranah efektif meliputi empat tahap di mana tahap

menerima ini berhubungan dengan kesediaan atau kemauan peserta didik untuk

ikut dalam kegiatan, belajar menjawab kemampuan ini menjawab kemampuan ini

berkaitan dengan partisipasi peserta didik.tahap organisasi berhubungan dengan

persatuan nilai yang berbeda.

Ranah psikomotorik di kelompokkan mejadi tiga kelompok yaitu

Keterampilan motoric menperlihatkan gerak, menunjukkan hasil (pekerjaan

tangan) menggerakan, menampilkan, melompat dan sebagainya. Manipulasi

benda benda: menyusun menbentuk,memindahkan mengserkan Manipulasi benda

benda: menyusun menbentuk, memindahkan mengserkan.

2.Jenis-jenis Hasil Belajar

Hasil belajar secara garis besar terbagi dalam tiga ranah yaitu.28

a. Hasil Belajar kognitif

Hasil belajar ada bidang kognitif mencakup hasil belajar mengigat

memahami,mengaplikasikan,menganalisis,dan mengevaluasi. Hasil belajar ranah

kognitif memiliki enam tingkatan ataau indikartor yaitu sebagai berikut.29

1.pengetahuan

27
Daryanto,Evaluasi Pendidikan.h.117.

28
Sudarwan Danim.Model Penelitian untuk Ilmu-Ilmu
Perilaku.Jakarta:Bumi aksara.(2004).hal.
29
Sudjana, Nana,Penilaian Hasil Penelitian Hasil Proses Belajar
Mengajar,(Bandung)PT.Remaja Rosdakarya,2009),h.23-30.
Mengacu pada kemampuan mengenal atau mengingat materi yang sudah

dipelajari dari yang sederhana sampai pada teori-teori yang penting adalah

kemampuan mengingat keterangan dengan benar.

2.Pemahaman

Mengacu pada kmampuan memahami makna materi.Aspek ini satu tingkat

di atas pengetahuan dan merupakan tingkat berpikir yang rendah.Kata-kata

operasional yang dipergunakan dalam aspek pemahaman adalah

menerjamahkan,menafsirkan,meramalkan dan memperhitungkan.

3 Aplikasi

Aplikasi adalah penerapan suatu yang umum sifatnya pada situasi yang

khusus kemampuan merepakan suatun abstraksi pada situasin konkrit.Abstraksi

biasanya berupa prinsip atau generalisasi.Mengacupada kemampuan

menggunakan atau menerapkan materi yang sudah dipelajari pada situasi yang

baru dan menyangkut penggunaan aturan,prinsip,penerapan merupakan tingkat

kemampuan berpikir yang lebih tinggi dari pada pemahaman.

4.analisis

Mengacu pada kemampuan menguraikan materi ke dalam komponen-

komponen atau factor penyebabnya,dan mampu memahami hubungan antara

bagian yang satu dengan yang lainya sehingga struktur dan aturanya dapat lebih

dimengerti.Analisis merupakan tingkat kemampuan berpikir yang lebih tinggi dari

pada aspek pemahaman maupun penerapan

5.Sintesis

Sintesisis adalah menyatukan unsur-unsur atau bagian-bagian menjadi satu

bentuk menyeluruh. Menyatukan kembali unsur-unsur dari analisis bukanlah

sintesis,tetapi sintesis selalu memasukkan unsur baru dalam menginterasikan

sesuatu.

6.Evaluasi
Pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi

tujuan,gagasan,cara bekerja,pemecahan,metode,materi materi dan lain-lain.

Evaluasi dikategorikan sebagai penentuan hasil belajar yang paling tinggi

yang .evaluasi ini tekananya pada pertimbangan suatu nilai,mengenai baik buruk.

Tepat tidaknya dan benar salahnya suatu persoalan berdasarkan pada kriteria

tertentu.

a.Hasil belajar afektif

Hasil belajar pada ranah afektif berkenaaan dengan nilai Menurut

krathwolyaitu peneriaan,responding,penilaian,organisasi,dan karakteristik

internalisasi.

b.Hasil belajar psikomotor


Hasil belajar psikomotor adalah Gerakarefleks (keterampilan pada gerakan

tidak sadar),keterampilan pada gerakan-gerakan dasar,kemampuan

perseptual,termasuk didalamnya membedakan visual,membedakan auditif

3.Faktor-faktor hasil belajar akidah akhlak

Telah dikatakan,bahwa belajar adalah suatu proses yang menimbulkan

terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku atau

kecakapan.berhasil atautidaknya belajar itu tergantng kepda bermacam-macam

factor,adapun factor-faktor tersebut dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu

factor yang ada pada diri organisme itu sendri yang disebut factor

individual.Faktor yang termasuk dalam factor individual anatara lain :factor

kematangan atau pertumbuhan kecerdasan,latiham ,motivasi,dan factor

pribadi.sedangkan factor yang diluar individu yang disebut sosial.Faktor yang

termasuk kedalam factor sosial anatara lain ;factor keluarga atau keadaan rumah

tangga,guru atau cara mengajarnya yang tersedia serta motivasi sosial.

1.kematangan atau pertumbuhan


Mengajarkan sesuatu baru dapat berhasil jika taraf pertumbuhan

pribadinya telah memungkinnya dalam arti potensi-potensi jasmani dan rohaninya

telah matan untuk itu.

2.Kecerdasan dan inteligensi

Selain kematangan,dapat tidaknya seseorang memmpelajari sesuatu

dengan baik ditentukan juga oleh taraf kecerdasan.jadi kecerdasan dan intelegensi

merupakan hal yang paling penting dalam proses belajar,peserta didik yang

memiliki intelegensi tinggi cenderung cepat tangkap menerima pelajaran sehingga

hasil belajarnya pin cenderung baik,akan tetapi sebalinya jika peserta didik

memiliki intelegensi yang rendsh cenderung lambat dalam berfikir sehingga hasil

belajarnya pun cenderung kurang memuskan.30

3.latihan dan ulangan

Karena latihan sering mengulangi sesuatu,maka kecapan dan pengetahuan

yang dimilikinya dapat menjadi makin luas dan makin mendalam.Sebaliknya

tanpa latihan pengalamn-penglaman yang telah dimilikinya dapat menjadi hilang

atau kurang.

4.Motivasi

Motivasi merupakan dorongan suati organisme untuk melakukan

sesuatu.31jadi motivasi adalah daya pendorong untuk suatu tujuan jika peserta

didik ingin mendapatkan hasil belajar yang baik maka perlu adanya hal yang

mendorong untuk mau belajar


“(motivasi itu tidak dapat berarti bahwa keberhasilan adalah sikap sesuatu
yang dikemukakan lebih dari pada bahwa sikap adalah hasil dari keberhasilan
yang berkelanjutan”
Prinsip lain dari edukasi humanistic adalah bahwa pendidikan harus
mengajarkan kepada peserta didik bagaimana belajar menghargai pembeljaran

30
Syaiful Bahri Djamarah,Psikologi Belajar (cet,1;Jakarta ;PT
Rinneka Cipta,2002) h.159
31
Abu Ahmad dan Widodo supriyono,(Cet.II: Jakarta: PT Rinneka
Cipta,2004)h. 83.
demi kepentinganya sendiri .sehingga muncul motivasi dalm diri peserta didik
untuk belajar.Pendidik berharap peserta didik akan mengembangkan sikap positif
terhadap pembeljaran di sekolah dan mampu menggunakan berbagai sumber
untuk mendapatkan informasi..pendidikan humanistic terutama menekankan
tujuan ini dan

C. mata pelajaran akidah akhlak

1. pengerian mata pelajaran akidah akhlak

Mata pelajaran aqidah akhlak ini merupakan cabang dari pendidikan

Agama Islam, menurut Zakiyah Daradjat pendidikan Agama Islam adalah suatu

usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat

memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan yang pada

akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.32

Aqidah dilihat dari segi bahasa (etimologi) berarti “ikatan”. Aqidah

seseorang, artinya “ikatan seseorang dengan sesuatu”. Kata aqidah berasal dari

bahasa arab yaitu aqoda-ya’qudu-aqidatan.33


Sedangkan meneurut istilah aqidah yaitu keyakinan atau kepercayaan

terhadap sesuatu yang dalam setiap hati seseorang yang membuat hati tenang.

Dalam Islam akidah ini kemudian melahirkan iman, menurut Al-Ghozali, sebagai

mana dikutip oleh Hamdani Ihsan dan A. Fuad Ihsan, iman adalah mengucapkan

dengan lidah mengakui kebenarannya dengan hati dan mengamalkan dengan

anggota.3 Muhaimin menggambarkan ciri-ciri aqidah Islam sebagai berikut:

1. Aqidah didasarkan pada keyakinan hati, tidak yang serba rasional, sebab ada

masalah tertentu yang tidak rasional dalam akidah;

32
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis
Kompetensi (Konsep Implementasi Kurikulum 2004), (Bandung Remaja Rosda
Karya, 2005), hal. 130.
33
Taufik Yumansyah, Buku Aqidah Akhlak cetakan pertama,
(Jakarta: Grafindo Media Pratama, 2008), hal. 3.
2. Aqidah islam sesuai dengan fitroh manusia sehingga pelaksanaan akidah

menimbulkan keterangan dan ketentraman;

3. Aqidah islam diansumsikan sebagai perjanjian yang kokoh, maka dalam

pelaksanaanya akidah harus penuh dengan keyakinan tanpa disertai dengan

kebimbangan dan keraguan;

4. Aqidah islam tidak hanya diyakini, lebih lanjut perlu pengucapan dengan

kalimat “thayyibah” dan diamalkan dengan perbuatan yang saleh;

5. Keyakinan dalam akidah islam merupakan maslah yang supraempiris, maka

dalil yang digunakan dalam pencarian kebenaran. Tidak hanya berdasarkan

indra dan kemampuan manusia melainkan membutuhkan usaha yang dibawa

oleh Rosul Allah SAW;34

Dilihat dari segi bahasa (etimologi) perkataan akhlak adalah bentuk jama’

dari bentuk dari kata khuluqun yang artinya budi pekerti, perangai, tingkah laku

dan tabbiat.35 kalimat tersebut mengungkap segi-segi persesuaian dengan

perkataan kholqun yang berarti kejadian, serta erat hubungannya dengan kholiq

yang berarti pencipta dan makhluk yang berarti diciptakan.36

Kemudian Ibnu Athir sebagaimana yang diungkapkan oleh Humaidi

Tatapangarsa mengatakan hakekat makna khuluq itu adalah gambaran batin

manusia yang tepat (sikap dan sifatsifatnya), sedangkan kholqu merupakan

gambaran bentuk luarnya (raut muka, warna kulit, tinggi rendah tubuhnya dan lain

sebagainya).37

34
Muhaimen et at. Kawasan dan Wawasan Study Islam, (Jakarta: Kencana
Wardana Media,2005), hal. 259.
35
Zahruddin A R dan Hasanudin Sinaga, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2004), hal. 1.
36
Syaikh Mustofa, Qowa’idul Lughah, (Wazirotul Ma’arif Al-Umumiyah),
hal. 41.
37
Ghumaidi Tatapangarsa, Pengantar Kuliah Akhlak, (Surabaya: PT Bina
Ilmu, 1984), hal.
Jadi berdasarkan sudut pandang keabsahan esensi akhlak dalam pengertian

sehari-hari disamakan dengan budi pekerti, kesusilaan, sopan santun, tata krama

(versi bahasa Indonesia), sedangkan dalam bahasa Inggrisnya disamakan dengan

moral atau etika. Menurut bahasa Yunani istilah akhlak dipengaruhi istilah Ethos,

atau Ethicos atau etika (tanpa memakai huruf H) yang mengandung arti etika yang

bermakna usaha manusia untuk memakai akal budi dan daya, pikirnya untuk

memecahkan masalah bagaimana ia harus hidup kalau ia mau menjadi baik. Dan

etika itu adalah sebuah ilmu bukan sebuah ajaran.38

Adapun secara terminologi ada beberapa pengertian yang telah

dikemukakan oleh para ahli diantaranya:

a) Ibnu Maskawaihi memberikan pengertian akhlak sebagaimana yang

dukutip oleh Humaidi Tatapangarsa. Akhlak adalah keadaan jiwa seseorang

yang mendorongnya melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui

pertimbangan pikiran terlebih dahulu.39

b) Hamid Yunus sebagaimana dikutip oleh Asmara mengatakan: akhlak

adalah sifat-sifat manusia yang terdidik.40

c) Ahmad Amin dikutip oleh Asmaran mengatakan: Akhlak adalah

kehendak yang dibiasakan. Artinya, kehendak itu bila membiasakan sesuatu

disebut akhlak, keadaan seseorang mendorong untuk melakukan perbuatan-

perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran.41

d) Farid Ma’ruf sebagaimana dikutip oleh Zahrudin dan Hasanuddin

Sinaga mengatakan bahwa Akhlak adalah kehendak jiwa manusia yang

menimbulkan perbuatan dengan mudah karena kebiasaan, tanpa memerlukan

pertimbangan pikiran terlebih dahulu.42

38
Zahruddin A R dan Hasanudin Sinaga,Pengantar Studi Akhlak, hal. 2-3.
39
Humaidi Tatapangarsa, op. Cit., hal. 14.
40
Asmaran, Pengantar Studi Akhlak. (Jakarta: Rajawali Press, 1992), hal.1
41
Ibid., hal. 2
42
Humaidi Tatapangarsa, op. Cit., hal. 14
e) Abdullah Diros berpendapat bahwa akhlak yakni sesuatu kekuatan

dalam kehendak yang mantap, kekuatan dan kehendak berkombinasi membawa

kecenderungan pada pemilihan pihak yang benar dan yang jahat. Menurut Diros

perbuatan-perbuatan manusia dapat dianggap sebagai manifestasi dari akhlak

tersebut apabila dipenuhi dua syarat yaitu:

1) Perbuatan-perbuatan yang dilakukan berulang kali dalam bentuk yang

sama sehingga menjadi kebiasaan.

2) Perbuatan tersebut bukan karena tekanan dan dilakukan atas dorongan

emosi jiwanya seperti paksaan dari orang lain menumbulkan kekuatan, atau

bujukan dengan harapan yang indah dan lain sebagainya.43

Dari beberapa paparan di atas penulis menyimpulkan bahwa seseorang

yang memiliki akhlakul karimah hidupnya akan terasa tenang dan bahagia karena

terhindar dari sifat-sifat buruk. Namun sebaliknya seseorang yang akhlaknya

buruk, maka hidupnya akan merasa tidak tenang dan resah. Akhlak memang

bukanlah barang mewah yang mungkin tidak terlalu dibutuhkan, tetapi akhlak

merupakan pokok/sendi kehidupan yang esensial, yang harus dimiliki dan menjadi

anjuran dari agama (Islam).

Djazuli dalam bukunya yang berjudul Akhlak Dasar Islam menyatakan

bahwa:

a. Akhlak yang baik harus ditanamkan kepada menusia supaya manusia

mempunyai kepercayaan yang teguh dan kepribadian yang kuat

b. Sifat-sifat terpuji atau akhlak yang baik merupakan latihan bagi

pembentukan sikap sehari-hari, sifat-sifat ini banyak dibicarakan dan berhubungan

dengan rukun Islam dan Ibadah seperti sholat, puasa zakat, dan sodaqoh

43
Humaidi Tatapangarsa, op.cit., hal. 16.
c. Untuk mengatur hubungan yang baik antara manusia dengan Allah,

manusia dengan manusia.44

Dari pengertian diatas dapat kita ketahui kegunaan akhlak yang pertama

adalah berhubungan dengan Iman manusia, sedangkan yang kedua berhubungan

dengan ibadah yang merupakan perwujudan dari Iman, apabila dua hal ini terpisah

maka, akhlak akan merusak kemurnian jiwa dan kehidupan manusia.

Akhlak sangatlah penting bagi kehidupan manusia, pentingnya aqidah

akhlak tidak saja bagi manusia dalam statusnya sebagai pribadi, tetapi juga berarti

bagi kehidupan keluarga dan masyarakat bahkan bagi kehidupan berbangsa dan

bernegara. Akhlak adalah mutiara hidup yang membedakan manusia dengan

hewan.

Untuk mengembangkan aqidah akhlak bagi siswa atau remaja diperlukan

modofikasi unsur-unsur moral dengan faktor-faktor budaya dimana anak tinggal.

Program pengajaran moral seharusnya disesuaikan dengan karakteristik siswa

tersebut, yang termasuk unsur moral adalah 1) Penaralan moral, 2) Prasaan, 3)

Prilaku moral serta 4) Kepercayaan eksistensial/iman.45

Pendidikan Aqidah Akhlak adalah upaya sadar dan terencana dalam

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan

mengimani Allah SWT dan meralisasikannya dalam perilaku akhlak mulia dalam

kehidupan sehari-hari berdasrkan Al-Qur’an dan Hadits melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran, latihan serta penggunaan pengalaman. Dibarengi tuntunan

untuk menghormati penganut agama lain dan hubunganya dengan kerukunan

antar umat beragama dalam masyarakat hingga

44
Dzajuli, Akhlak Dasar Islam, (Malang: Tunggal Murni, 1982), hal.
29-30.
45
Asri Budiningsih, Pembelajaran Moral, (Jakarta: Asdi Mahasatya, 2004),
hal. 10.
terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.46 Peranan dan efektifitas

pendidikan agama di madrasah sebagai landasan bagi pengembangan spiritual

terhadap kesejahteraan masyarakat harus ditingkatkan, karena jika pendidikan

Agam Islam (yang meliputi: Aqidah Akhlak, Qur’an Hadits, Fiqih, Sejarah

Kebudayaan Islam, dan Bahasa arab) yang dijadikan landasan pengembangan

nilai spiritual dilakukan dengan baik, maka kehidupan masyarakat akan lebih

baik.

Pendidikan atau mata pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah

sebagai bagian integral dari pendidikan Agam Islam, memang bukan satu-satunya

faktor yang menentukan dalam pembentukan watak dan kepribadian siswa. Tetapi

secara substansial mata pelajaran pelajaran Aqidah Akhlak memiliki konstribusi

dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk memperaktikkan nilai-

nilai keyakinan keagamaan (tauhid) dan akhlakul karimah dalam kehidupan

sehari-hari.

Mengingat pentingnya kedudukan aqidah di atas, maka para Nabi dan

Rasul mendahulukan dakwah dan pengajaran Islam dari aspek akhidah, sebalum

aspek yang lainya. Rasulullah SAW berdakwah dan mengajarkan Islam pertama

kali di kota Makkah dengan menanam nilai-nilai aqidah atau keimanan, dalam

rentang waktu yang cukup panjang, yaitu selama kurang lebih tiga belas tahun.

Dalam rentang waktu tersebut, kaum muslimin yang merupakan minoritas

Makkah mendapatkan ujian keimanan yang sangat berat. Ujian berat itu kemudian

terbukti menjadikan keimanan mereka sangat kuat, sehingga menjadi basis atau

landasan yang kokoh bagi perjalanan perjuangan Islam selanjutnya. Sedangkan

pengajaran dan penegakan hukum-hukum syariat dilakukan di Madinah, dalam

rentang waktu yang lebih singkat, yaitu kurang lebih selama sepuluh tahun. Hal

Tim Perumus Cipayung, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Pengelolaan


46

Kurikulum Berbasis Madrasah (Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Untuk Madrasah


Tsanawiyah), (Departemen Agama Ri, 2003), hal. 1.
ini menjadi pelajaran bagi kita mengenai betapa penting dan teramat pokoknya

aqidah atau keimanan dala ajaran Islam.47

2.Dasar Aqidah Akhlak

Dasar aqidah Dasar aqidah Islam adalah Al-Qur’an dan Hadits. Di dalam

AlQur’an banyak disebutkan pokok-pokok aqidah seperti cara-cara dan sifat

Allah, malaikat, kitab-kitab Allah, hari kiamat, surga dan neraka. Mengenai

pokok-pokok atau kandungan aqidah Islam, antara lain disebutkan dalam Al-

Qur’an surat Al-Baqarah ayat 285 sebagai berikut:

Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,

dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), “Kami tidak membeda-bedakan seseorang

pun dari rasul-rasul-Nya.” Dan mereka berkata, “Kami dengar dan kami taat.

Ampunilah kami Ya Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat (kami) kembali.” (Q.S.

Al-Baqarah: 285)2148

3.Tujuan Mata Pelajaran Aqidah Akhlak

Tujuan pendidikan merupakan suatu faktor yang sangat penting di dalam

pendidikan, karena tujuan merupakan arah yang hendak dicapai atau yang hendak

ditinjau oleh pendidikan. Demikian halnya dengan pendidikan agama Islam, maka

tujuan pendidikan agama Islam itu adalah tujuan yang ingin dicapai oleh

pendidikan agama Islam dalam kegiatan pelaksanaan pendidikan agama Islam.

Dalam pasal 3 Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional dinyatakan bahwa tujuan pendidikan Nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertaqwa.
http//ertikahuda.weebly.com/4/post/2012/05/kedudukan-aqidah-dalam-
47

islam.html, diakses tgl 16 April 2014, pukul 20.00


48
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Duta
Ilmu Surabaya:2005), hal. 60-61
Tentang tujuan pendidikan nasional dengan tujuan pendidikan agama

Islam tidak jauh beda. Pendidikan Agama Islam di sekolah atau madrasah

bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian

dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengalaman serta pengalaman peserta

didik tentang Agam Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus

berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaannya, berbangsa dan bernegara, serta

untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 49Jadi mata

pelajaran akidah akhlak bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan

keimanan siswa yang diwujudkan dalam akhlaknya yang terpuji, melalui

pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengalaman serta

pengalaman siswa tentang aqidah dan akhlak Islam, sehingga menjadi manusia

muslim yang terus berkembang dan meningkatkan kualitas keimanan dan

ketakwaan kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan peribadi,

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada

jenjang pendidikan yang lebih tinggi.50

4..Fungsi dan Ruang Lingkup Mata Pelajaran Aqidah Akhlak

Fungsi pendidikan Agama Islam merupakan kegunaan Pendidikan Agama

Islam khususnya kepada peserta didik, karena tanpa adanya fungsi atau kegunaan

Pendidikan Agama Islam maka tidak akan tercapai tujuan Pendidikan Agama

Islam. Fungsi pendidkan Agama Islam khususnya Mata pelajaran Aqidah Akhlak

di madrasah berfungsi sebagai : (a) Penanaman nilai ajaran Islam sebagai

pedoman mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat; (b) Pengembangan

keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT serta akhlak mulia peserta didik

49
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi
(Konsep Implementasi Kurikulum 2004), (Bandung Remaja Rosda Karya, 2005), hal.
135.
50
Tim Perumus Cipayung, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Pengelolaan
Kurikulum Berbasis Madrasah (Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Untuk Madrasah
Tsanawiyah), (Departemen Agama Ri, 2003), hal. 1.
seoptimal mungkin, yang telah ditanamkan lebih dahulu dalam lingkungan

keluaraga; (c) Penyesuaian mental peserta didik terhadap lingkunga fisik dan

sosial melalui aqidah akhlak; (d) Perbaikan kesalahan-kesalan, kelemahan-

kelemahan peserta didik dalam keyakinan pengalaman ajaran agama Islam dalam

kehidupan sehari-hari; (e) Pencegahan peserta didik dari hal-hal negatif dari

lingkunganya atau dari budaya asing yang akan di hadapinya sehari-hari; (f)

Pengajaran tentang informasi dan pengetahuan keimanan dan akhlak, serta sistem

dan fungsionalnya; (g) Penyaluran siswa untuk mendalami Aqidah akhlak ke

lembaga pendidikan yang lebih tinggi.51

Tentang fungsi pendidikan agama Islam telah banyak disebutkan diatas,

yang mana fungsi-fungsi tersebut harus

diketahui dan dimiliki oleh peserta didik serta dapat menerapkannya dalam

kehidupan sehari-hari. Sehingga peserta didik diharapkan dapat menjadi muslim

yang kaffah serta berakhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari dan di

lingkungan masyarakat. Cakupan pembahasan kurikulum dan hasil belajar

Pendidikan Aqidah akhlak di Madrasah Tsanawiyah meliputi: Pertama, aspek

aqidah terdiri atas keimanan kepada sifat wajib, mustahil dan jaiz Allah, keimanan

kepada kitab Allah, rasul Allah, sifat-sifat dan mu’jizatny, dan hari Akhir. Kedua,

aspek akhlak terpuji yang terdiri atas Khauf, raja’, taubat, tawadlu’, ikhlas,

bertauhid, inovatif, kreatif, percaya diri, tekat yang kuat, ta’aruf, ta’awun,

tasamuh, jujur, adil, amanah, menepati janji, dan bermusyawarah. Ketiga, aspek

akhlak tercela meliputi kufur, syirik, munafik, namimah, dan ghiba

d. Kerangka Berpir

Dari kerangka berpikir dilihat dari variabel-varakiabel hubungan antara

gambar pola merupakan kerangka berpikir. kerangka berpikir yang baik

Tim Perumus Cipayung, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Pengelolaan


51

Kurikulum Berbasis Madrasah (Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Untuk Madrasah


Tsanawiyah), (Departemen Agama Ri, 2003), hal. 1.
akan menjelaskan peraturan antara variabel yang akan di teliti. yang akan

di bahas mengenai judul penelitian yang ada. Pelajaran akidah ahlak di

Mts Pergis Campalagian, kepedulian orang tua terhadap anak agar anak

lebih giat untuk belajar, setiap pelajaran yang di berikan terhadap anak.52

Kepedulian orang tua terhadap peserta didik


MTS Pergis Campalagian

Kepedulian Orang Tua

52
Syofian Siregar,Metode Pendidikan Kuantitatif, (Jakarta:
Kencana,2013),h.38
Peserta Didik Hasil Belajar Akidah
Akhlak

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan lokasi Penelitian

1.Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantiatif, khususnya

kuantitaf asosiatif ,yaitu: Variabel mempengarahui Kepedulian Orang Tua adalah

Variabel bebas atau variabel yang mempengaruhi dengan symbol x Variabel Hasil

Belajar peserta didik adalah variabel terikat atau variabel yang dipengaruhi

dengan symbol y.

X Y
Keterangan:

X= Variabel bebas (Kepedulian Orang Tua)

Y=Variabel terikat (Hasil Belajar)


Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan obyek dan sumber data dari tempat yang di
teliti sehingga informasi yang diperoleh bisa menberikan data yang akurat dan
kebenaranya dalam penelitian.Dalam Penelitian ini dilaksanakan di MTs Pergis
Campalagian kabupaten Polewali Mandar

B. Pendekatan Penelitian

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah.

Keterangan:

X Variabel bebas (: Kepedulian orang tua)

Y Variabel terikat : (Hasil belajar)

1
Bambang Prasetyo & Lina Miftahul Jannah,Metode Penelitian Kuantitatif
Teori dan Aplikasi,(Jakarta: Raja Grafindo Persada,2010)h.53
C. Populasi dan Sample

1.Populasi

Populasi memiliki arti dari sebagian jumlah jiwa dari setiap individu yang

berada dalam satu wilayah atau daerah. Populasi merupakan kelopompok dari

orang atau benda apa yang di jadikan sumber populasi. Populasi menurut Babbie

adalah elemen penelitian yang hidup dan tinggal bersama sma secara teoritis

menjadi target hasil penelitian. Populasi dapat berupa: guru siswa, kurikulum,

fasilitas lembaga, sekolah, hubungan sekolah dan masyarakat karyawan

perusahaan, jenis tanaman hutan, padi, kegiatan marketing, hasil produksi, dan

sebagianya. 53

2.Sampel

53
Sukardi,Metode Penelitian Pendidikan (Jakarta:PT.Bumi Aksara,2003),h.53
Sampel adalah dari sebagian wakil populasi yang diteliti.Dinamakan

penelitian sampel. Dengan menggeneralisasikan mengangkat kesimpualan

penelitian sebagai sesuatu yang berlaku bagi populasi. 54 Adapun yang dijadikan

sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik yang diambil dari masing-masing

kelas dengan menggunakan random sampling atau teknik acak.55Sementara dalam

menentukan ukuran sampel menggunakan teknik Solvin,dengan taraf kesalahan

5%.

D. Metode Pengumpulan Data

1.Kuesioner(Angket)

Pengertian dan skala pengukuran skala likert

Rekaman yaitu memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis

kepada responden untuk dijawabkan.

Pengumpulan data dilakukan melalui angket yang dibagikan kepda siswa.

Angket dibuat dengan mengajukan pilihan jawaban bagi siswa.Dalam

memberikan jawaban siswa hanya memberikan tanda check list pada kolom atau

tempat yang sudah di sediakan.Untuk menilai jawaban siswa digunakan skala

likert sebagai berikut.

2.Dokumentasi

Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data dari sumber non

insani, sumber ini terdiri dari dokumen dan rekaman.Rekaman sebagai tulisan

atau pertanyaan yang dipersiapkan oleh untuk individual atau organisai dengan

tujuan membuktikan adanya suatu peristiwa.Sedangkn dokumen digunakan untuk

mengacu atau bukan selain rekaman yaitu tidak dipersiapkan secara khusus untuk

54
Suharsimi Arikunto,Prosedur PenelitianSuatu Penelitian Pendekatan
Praktek(Jakarta:Pt Rineka Cipta, 1997)h. 117.
55
Sugiono,Statistik untuk Penelitian (Cet: 1 Bandung: Cv Alfabeta, 1997) h.57.
tujuan tertentu,seperti surat-surat,buku harian,catatan khusus,foto-foto dan

sebagainya.56

E. Instrumen Penelitian

Untuk data yang diperlukan penulis menggunakan beberapa teknik yang

dianggap sesuai dengan masakah yang akan diteliti dalam hal ini menggunakan :

1.Angket

Angket penelitian dibagikankepada peserta didik kelas VIIIA VIIIB dan

kelas VIIIC di Mts Pergis Campalagian Kabupaten Polewali Mandar yang

dijadikan sampel,sebanyak 45 lembar angket penelitian.Lembar penelititerdiri dri

tiga bagian yakni petunjuk pengisian,identitas pribadi,dan pertanyaan

penelitian.Berikut ini indikantor penelitian disajikan dalam kisi-kisi instrumen

penelitian.

Kisi-kisi instrumen variabel X

Variabel Indicator No item instrumen

penelitian

Menanamkan

nilai pendidikan

Memenuhi

kebutuhan
Kepedulian biologis
orang tua Memenuhi

kebutuhan

ekonomis

Mahmud,Metode Penelitian Pendididkan,(Bandung:Pusataka


56

Setia,2011),183.
Memberikan kasih

sayang

Menberikan

perlindungan

F. Validasi dan Realibilitas Instrumen

1. Validitas Instrumen

Pengujian validitas setiap pertanyaan digunakan dengan menganalisis


item,yaitu mengkorelasikan skor setiap butir pertanyaan dengan skor total yang

merupakan jumlahskor butir pertanyaan dengan menggunakan aplikasi IMB

Statistik SPSS 21 (Menu Analyze correlate bivarate)Dengan ketentuanjika xylebih

besar dari rvtabel,maka item pertanyan yang dinyatakan valid pada tingkat

signifikan @= 5%. 57Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut:

2.Realibilitas Instrumen
Setelah mengetahui hasil validitas data dari variabel (X), maka dilanjutkan
dengan uji rek,alibitas data,yang dilakukan dengan menggunakan aplikasi IMB
Statistik,SPSS 2.1 (Menu Analyze-Scale-Reliabity Analysis) Rumus Alpha
Cronbach dengan kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel menurut
Syofian siregar dalam bukunya Statistik Deskrptif untuk penelitian,bila koefisien
reliabilitas (r11)) >0,6.
G.Teknik Pengolahan dan Analisis Data
1.Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2015:168-1690) Data penelitan adalah semua

informasi yang di[erlukan untukmemecahkan masalah penelitian. Teknik

pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis pada penelitian ini adalah:

2.Teknik kuisioner

Burhan Bungin,Metode Penelitian Kuantitatif.(Cet.9: Depok:


57

Prenadamedia Grup,2018,h.107-108
Kuisioner adalah teknik penelitian yang dilakukan dengan menyebarkan

angket,sehingga dalam waktu relative singkat dapat menjangkau banyak

responden. Secara garis besar ada dua cara pengguanaan,yaitu disebarka

kemudian diisi oleh respons dan digunakan sebagai pedoman wawancara dengan

responden yang menggunakan Skala Likert. Jawaban setiap item instrumen yang

menggunakan Skala Likert mempunyai grBadasi dari sangat positif sampai sangat

negative,yang dapat diberi skor sebagai berikut:

Tabel 33

Tabel instrumen Skala Likert

N0 Pertanyaan Skor

1. Sangat Setuju (SS) 5

2. Setuju(S) 4

3. Kurang Setuju(KS) 3

4. Tidak Setuju(TS) 2

5. Sangat Tidak Setuju(STS) 1

Instrumen penelitian yang mengguanakan skala Likert dapat dibuat dalam

bentuk checklist.

1. wawancara
Dalam hal ini penulis melakukan wawancara langsung dengan pihak-pihak

yang bersangkutan yaitu konsumen smartphone. Vivo di Digicom Handphone

lubuk pakam.

G.Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan cara menganalisis data penelitian,termasuk

alat-alat Statistik yang relevan untuk digunakan dalam penelitian.Setelah data

dikumpulkan,data itu perlu menyeleksi tingkat reliabitas dan validatasnya.Data

yang memiliki realibitas dan valibitas rendah digugurkan.Disamping itu,data yang

kurang lengkap tidak perlu disertakan dalam unit analysis. 58 Data yag diperoleh

dari peneliian diolah dan dianalisis dengan menggunakan analisis statistif

deskriptif,dan inferensial.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad susanto,Teori Belajar dan pembelajaran (Jakarta :Prenadamedia Grup

2013),h79:-Slameto belajar dan factor factor yang

mempengaruhinya(Jakarta:PT Rimeka cipta), Muchtar,pendidikan

aidah ahlak (Jakarta :PT Rinneka Cipta,2005),h.15.

Agung Widhi Kurniawan dan Zarah Purpitanigtyas Metode Penelitian Kuantitatif,

(Cet I ;jogyakarta ;Pandiva Buku 2016).h 88 Rohmalina Wahab,

58
Punaji Setyosari, Metode Penelitian pendidikan dan Pengembanagan
(Jakarta :prenada Media Group, 2010),h.189.
Psikologi Belajar,(cet 1 ;Jakarta ;Rajawali Pers, 2015).h.11 Nasution

dan Usman ,2007,h,114 Nasution dan Usman ,2007,h,114 Afif Rahman

Riyanda, Pengaruh Kepedulian Orang Tua Terhadap Hasil Belajar

Akidah Akhlak Peserta didik Kelas VIII Mts Pergis Campalagian

Kabupaten Polewali Mandar.


Bambang Prasetyo & Lina Miftahul Jannah,Metode Penelitian Kuantitatif Teori
dan Aplikasi,(Jakarta: Raja Grafindo Persada,2010)h.53
Sukardi,Metode Penelitian Pendidikan (Jakarta:PT.Bumi
Aksara,2003),h.53.
Daryanto,Evaluasi pendidikan (Cet,Jakarta :PT Rinneka Cipta,1999)h.101 Udang-
undang dan peraturan pemerintah Ri Nomor 20 Tahun 2003 tentang
pendidikan (Jakarta :departemen Agama RI.2006) h.5T.W More
philosopyof education :an introduction (London :Routledge and Kagan
Paul 1992).
Dr.Muhaijir,M.A.2015.materi Dr.Muhaijir,M.A.2015.materi dan metode
pendidikan anak dalam al Qur,an.edited by H.Cerah Banten:lembaga
penerbitan fakultas tarbiyah dan keguruan STAIN MAJENE
Araimi,Mira 2015 pengaruh keluarga terhadap lingkungan
perkembangan pendidikan anak kelas VIII Mts Pergis campalagian
kabupaten polewali mandar. Jurnal pendais volume 3 NO. 2
Desember2021 Pendidikan Nasional.kamus besar bahasa Indonesia :
pusat bahasa(Jakarta: pt Gramedia Departemen Agama Ri Al Quran Al
karim dan terjemhanya.h.560 Herry .2015 pengaruh dalam
meningkatkan hasil belajar akidah akhlak peserta didik kelas VIII di
mts di mts pergos campalagian kabupaten polewali mandar.
Daryanto,evaluasi pendidik an.h.117. Syofian Siregar,Metode Pendidikan
Kuantitatif, (Jakarta: Kencana,2013),h.3 Sugiyono,metode penelitian
pendidikan ,pendekatan kuantitatif kualitatif dan R dan D
(cet,XXV:Bandung :Alfaberta 2017 ),h 117.
Khalifah,Mustamin ,metodologi penelitian pendidikan,Cet,1 (yokyakarta :Aynat
Publishing.2015 ),h.72 Efendi.M (2016) BAB III METODE
PENELITIAN A. Variabel penelitian dan Devinisi Operasional
1.variabel penelitian.61-77.
Mahmud,Metode Penelitian Pendididkan,(Bandung:Pusataka Setia,2011),183
Burhan Bungin,Metode Penelitian Kuantitatif.(Cet.9: Depok:
Prenadamedia Grup,2018,h.107-108 Burhan Bungin,Metodologi
Penelitian Kuantitatif.h.106.
Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan Pengembangan ( Jakarta: Prenada
Media Group, 2010), h. 189.
Suharsimi Arikunto,Prosedur PenelitianSuatu Penelitian Pendekatan
Praktek(Jakarta:Pt Rineka Cipta, 1997)h. 117.
Sugiono,Statistik untuk Penelitian (Cet: 1 Bandung: Cv Alfabeta, 1997) h.57.
Sugiyono,Metode Penelitian Pendidikan (Bandung:Pustaka
Setia.2011),183. Setyosari, Metode Penelitian pendidikan dan
Pengembanagan (Jakarta :prenada Media Group, 2010),h.189.
Sugiyono,Metode Penelitian Pendidikan (Bandung:Pustaka Setia.2011),183.
Setyosari, Metode Penelitian pendidikan dan Pengembanagan
(Jakarta :prenada Media Group, 2010),h.189.
Slamen, belajar dan factor-faktor yang mempengaruhinya (Jakarta:PT Rinneka

Cipta. ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJARPADA MATA

PELAJARAN AKIDAH AKLAK KELAS VIII DI MTS PERGIS

CAMPALAGIAN KABUPATEN POLEWALI ANUR FADLILLAH

ACHMA 1721143053(2018)PENGARUH PERHATIAN

ALIMANDARSarji,Sarji (2017) peran guru Sarji,Sarji (2017) peran

guru dan orang tua terhadap hasil belajar akidah akhlak di kelas VIII

di mts pergis campalagian kabupaten polewali mandar.

Setyosari, Metode Penelitian pendidikan dan Pengembanagan (Jakarta :prenada


Media Group, 2010),h.189.
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif dilengkapi dengan perbandingan
Perhitungan Manual & SPPSS (Jakarta: Prenada Media Group,2014),
h.252.
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif di lengkapi dengan Perbandingan
Perhitungan Menual SPSS, h.57-58.
Syofian Siregar, Statististik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif dilengkapi
dengan Perbandingan Perhitungan Menual SPSS h. 90.

Anda mungkin juga menyukai