2 SKS
Annisa Tri Sari
Istilah Lain
Selain penyunting naskah dan editor, masih ada istilah-istilah lain, seperti penyunting bahasa,
penyunting penyelia, editor bahasa, editor penyelia, dan editor buku.
■ Penyunting bahasa biasa dipadankan dengan editor bahasa
■ Penyunting penyelia biasa dipadankan dengan editor penyelia. Penyunting buku
dipadankan dengan editor
buku. Penyunting penyelia adalah orang yang mengawasi pelaksanaan kegiatan
penyuntingan.
■ Editor buku/penyunting buku merujuk pada orang yang mengumpulkan tulisan/karangan
Syarat Penyunting
1. Menguasai Ejaan 5. Memiliki Pengetahuan Luas
■ Seorang penyunting naskah harus paham tentang ejaan bahasa
■ Seorang penyunting naskah harus banyak membaca
Indonesia yang baku saat ini. Penggunaan huruf kecil dan huruf
buku, majalah, koran, dan menyerap informasi dari media
audiovisual dan tidak ketinggalan informasi.
kapital, pemenggalan kata, dan penggunaan tanda-tanda baca
(titik, koma, dan sebagainya) harus dipahami benar. 6. Memiliki Ketelitian dan Kesabaran
2. Menguasai Tata Bahasa ■ Dalam keadaan apa pun, ketika menjalankan
tugasnya seorang penyunting naskah harus tetap teliti
■ Seorang penyunting naskah harus menguasai bahasa menyunting tiap kalimat, tiap kata, dan tiap istilah
Indonesia dalam arti luas. Penyunting naskah harus tahu yang digunakan penulis naskah.
kalimat yang baik dan benar, kalimat yang salah dan benar,
kata-kata baku, bentuk-bentuk yang salah kaprah, pilihan kata
7. Memiliki Kepekaan terhadap SARA dan
yang pas, dan sebagainya. Pornografi
■ Penyunting naskah harus tahu kalimat yang layak
3. Bersahabat dengan Kamus cetak, kalimat yang perlu diubah konstruksinya, dan
■ Seorang penyunting naskah harus mengetahui perubahan- kata yang perlu diganti dengan kata lain. Dalam hal
perubahan kamus yang dipakai karena bisa dimungkinkan ada
ini, seorang penyunting harus peka terhadap hal-hal
berbau suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA),
perbedaan beberapa kata/istilah antaracetakan terbaru serta pornografi.
dengan cetakan sebelumnya.
8. Memiliki Keluwesan
4. Memiliki Kepekaan Bahasa
■ Sikap luwes dan supel harus dimiliki oleh seorang
■ Peyunting naskah harus tahu mana kalimat kasar dan kalimat penyunting naskah, karena akan sering berhubungan
halus, harus tahu mana kata yang perlu dihindari dan mana dengan orang lain. Penyunting harus bersedia
kata yang sebaiknya dipakai, harus tahu kapan kalimat atau mendengarkan berbagai pertanyaan, saran, dan
kata tertentu digunakan atau dihindari. keluhan. Seorang yang kaku, berwatak keras, angkuh,
dan kasar tidak cocok menjadi penyunting naskah.
9. Memiliki Kemampuan 12. Memahami Kode Etik Penyuntingan
Menulis
■ Naskah
Seorang penyunting naskah harus memiliki
kemampuan menulis, minimal menyusun Berikut ini beberapa kode etik penyuntingan
tulisan yang elementer. Hal ini perlu dimiliki ■naskah yang akan kitawajib
bahas.
Penyunting naskah mencari informasi
seorang penyunting naskah, karena kalau
tidak tahu menulis kalimat yang benar mengenai penulis naskah
tentu kita pun akan sulit membetulkan atau ■ Penyunting naskah bukanlah penulis naskah
memperbaiki kalimat orang lain.
■ Wajib menghormati gaya penulis naskah
10. Menguasai Bidang
■ Wajib merahasiakan informasi yang terdapat
Tertentu
dalam naskah yang disuntingnya
11. Menguasai Bahasa
■ Dalam ■ Wajib mengonsultasikan hal-hal yang mungkin
tugasnya, seorang
Asing
naskah akan berhadapan dengan
penyunting akan diubahnya dalam naskah
istilah yang berasal dari bahasa
istilah- ■ Tidak boleh menghilangkan naskah yang
khususnya
asing, Inggris. Minimal,
penyunting naskah dapat menguasai
seorang akan, sedang, atau telah ditulisnya
bahasa Inggris secara pasif. Artinya, dapat
membaca dan memahami teks bahasa
Inggris.
TIGA TAHAP PENYUNTINGAN
1. PRA-PENYUNTINGAN
2. PENYUNTINGAN
3. PASCA-PENYUNTINGAN
PRA-
PENYUNTINGAN
Dalam Tahap Pra-Penyuntingan Naskah, hal-hal yang harus diperhatikan adalah:
1. Kelengkapan Naskah
2. Format Penulisan Naskah
3. Daftar Isi
4. Penulisan Bab dan Sub-bab
5. Ilustrasi/gambar/tabel
6. Daftar Pustaka
PENYUNTINGAN
■ 1. Ejaan (pemakaian huruf; penulisan kata; pemakaian tanda baca; dan penulisan unsur
serapan);
■ 2. tata bahasa;
■ 3. kebenaran fakta;
■ 4. legalitas;
■ 5. konsistensi;
■ 6. gaya penulis;
■ 7. konvensi penyuntingan naskah; dan
■ 8. gaya selingkung.
Hal yang perlu diperhatikan, antara lain menyangkut sejumlah kata dan frasa yang diikuti tanda koma, kata-kata yang tidak
diikuti titik dua, penulisan gabungan kata, penulisan reduplikasi (pengulangan) gabungan kata, dan penulisan nama jenis.
Penulisan
dakan
Sebar luas Tersebar luas Sebar luaskan Menyebarl
uaskan
Gabungan
Disebarlua
skan
peyebarlu
asan
PLAGIARISM
E
APA ITU
PLAGIARISME?
“Plagiat itu adalah perbuatan secara sengaja atau tidak
sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit
atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip
sebagian atau seluruh karya dan/atau karya ilmiah orang lain,
tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai”
(Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 17 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Dan Penangulangan
Plagiat Di Perguruan Tinggi (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2010)
JENIS-JENIS PLAGIARISME
■ Secondary source
Plagiasi tipe ini dimungkinkan terjadi ketika peneliti memanfaatkan sumber-sumber sekunder
(seperti literature review). Peneliti hanya mengutip sumber-sumber primer yang disebut dalam
sumber sekunder yang dibacanya dan tidak memberikan informasi (mengutip) sumber
sekunder yang dibacanya.
■ Invalid source
Plagiasi jenis ini terjadi ketika peneliti memberikan informasi yang salah atau tidak
memadai terhadap sumber-sumber referensi yang digunakannya.
■ Duplication
Plagiasi ini terjadi ketika peneliti menggunakan karya ilmiahnya sebelumnya tanpa
memberikan
informasi bahwa itu merupakan penelitian yang sudah dilakukannya sebelumnya.
■ Paraphrasing
Plagiasi jenis ini berupa mengambil teks dari suatu sumber, kemudian dilakukan parafrasa
namun tidak disebut sumbernya, seakan teks tersebut asli miliknya.
■ Repetitive research
Plagiasi ini ketika peneliti menggunakan data dan metode yang sama untuk penelitian baru
■ Replication
Plagiasi ini berupa tindakan mengirimkan naskah ke beberapa saluran publikasi (journal,
conference, dan lain-lain).
■ Misleading attribution
Salah atau tidak memadai dalam penyebutan pihak-pihak yang terlibat dan berkontribusi dalam
sebuah penelitian (naskah). Mencantumkan pihak yang tidak mempunyai kontribusi pada sebuah
riset juga termasuk plagiasi jenis ini.
■ Unethical collaboration
Plagiasi jenis ini bisa terjadi ketika orang-orang yang berkolaborasi melanggar kesepakatan dan
etika kolaborasi.
■ Verbatim plagiarism
Plagiasi ini berupa tindakan mengkopi kata-perkata (verbatim) idea atau karya orang lain tanpa
membubuhkan kutipan atau rujukan.
■ Complete plagiarism
Palgiasi secara total.
sumber:
iThenticate, ―Types of Plagiarism Infographic,‖ 2015,
http://www.ithenticate.com/resources/infographics/types-of-
plagiarism-research.
Berikut adalah daftar sejumlah situs penyedia jasa pemeriksaan plagiasi:
http://plagiarisma.net/
http://www.plagscan.com/plagi arism-check/
http://www.quetext.com/
https://www.plagiarismsoftware.net/
http://plagiarismcheckerx.com/
Unplag.comTurn It In