Anda di halaman 1dari 9

Syarat Menjadi

Penyunting
Dra. Sudarmini, M.Pd. dan Sudaryanto, M.Pd.
PBSI FKIP UAD
12 Syarat Menjadi Penyunting
1. Menguasai ejaan
2. Menguasai tata bahasa
3. Melekat erat dengan kamus
4. Memiliki kepekaan bahasa
5. Memiliki pengetahuan luas
6. Memiliki ketelitian dan kesabaran
7. Memiliki kepekaan terhadap SARA dan pornografi
8. Memiliki keluwesan
Lanjutan
9. Memiliki kemampuan menulis
10. Menguasai bidang tertentu
11. Menguasai bahasa asing
12. Memahami kode etik penyuntingan (lebih detail dipelajari pada
pertemuan ke-3)
Menguasai Ejaan dan Tata Bahasa
• Menjadi penyunting di Indonesia dan/atau menyunting naskah yang
ditulis dalam bahasa Indonesia harus menguasai ejaan bahasa
Indonesia dan tata bahasa bahasa Indonesia.
• Saat ini, yang berlaku adalah Ejaan yang Disempurnakan (EYD) Edisi V
yang diresmikan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
(Badan Bahasa) per 18 Agustus 2022.
• Saat ini, yang masih dipakai adalah buku Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia Edisi Keempat (2017) karya Anton M. Moeliono, dkk.
terbitan Badan Bahasa.
Erat dengan Kamus dan Kepekaan Bahasa
• Menjadi penyunting di Indonesia dan/atau menyunting naskah yang
ditulis dalam bahasa Indonesia harus erat dengan kamus dan memiliki
kepekaan bahasa.
• Saat ini, yang masih dipakai adalah Kamus Besar Bahasa Indonesia
Edisi V, baik yang daring (https://kbbi.kemdikbud.go.id) maupun
luring (unduh melalui Google Playstore).
• Kepekaan bahasa dapat diasah dengan banyak membaca, menulis,
mengikuti seminar/webinar, mengikuti diskusi buku, dan bertemu
dengan sesama penyunting/editor.
Memiliki Pengetahuan Luas, Sikap Teliti,
dan Sikap Sabar
• Menjadi penyunting menuntut diri kita untuk memiliki pengetahuan
luas, sikap teliti, dan sikap sabar.
• Dalam menangani naskah buku, seorang penyunting harus memiliki
pengetahuan luas dan mendalam sesuai dengan naskah buku yang
sedang ditangani.
• Terkait itu, seorang penyunting harus juga memiliki sikap teliti dan
sabar dalam proses penyuntingan naskah.
• Sikap teliti terhadap naskah yang sedang disunting/edit.
• Sikap sabar terhadap penulis naskah yang sulit dikontak, keinginannya
berubah-ubah, dll.
Peka terhadap SARA dan Pornografi
• Menjadi penyunting harus memiliki kepekaan terhadap unsur SARA
(Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan) dan pornografi dalam naskah
yang sedang ditanganinya.
• Apabila ditemukan ada penghinaan terhadap unsur SARA pada
naskah, penyunting dapat berkonsultasi dengan pihak penulis.
Demikian juga apabila ditemukan ada deskripsi yang mengarah pada
unsur pornografi.
• Apabila sebuah buku sudah terbit dan disinyalir di dalamnya terdapat
penghinaan unsur SARA, solusi yang terbaik adalah penarikan buku
dari toko-toko buku oleh pihak penerbitnya.
Memiliki Keluwesan, Kemampuan
Menulis, dan Penguasaan atas Bidang
Tertentu
• Sikap luwes penyunting diwujudkan dalam bentuk berdiskusi dengan
penulis naskah, mau menerima saran/masukan dari atasannya (baca:
penyunting penyelia), dan bersedia menerima saran/masukan dari
penulis.
• Penyunting harus memiliki kemampuan menulis yang baik, terutama
dalam hal menulis bagian pengantar editor, komentar/endorsement
dari pakar di bagian belakang sampul buku, dan membuat narasi
promosi buku.
• Penyunting biasanya ditugaskan menyunting naskah yang sesuai
dengan bidang keilmuannya.
Menguasai Bahasa Asing
• Menjadi penyunting setidaknya menguasai satu bahasa asing (baca:
bahasa Inggris), baik secara pasif maupun aktif.
• Bahasa asing lainnya juga perlu dipelajari, setidaknya untuk persiapan
jika masuk naskah buku berbahasa asing non-bahasa Inggris.
• Lazimnya, naskah-naskah berbahasa asing, seperti kamus, buku
travel/wisata, dan buku kuliner akan disunting/edit oleh penyunting
yang memiliki penguasaan terhadap bahasa asing tertentu.
• Sebagai ilustrasi, naskah kamus bahasa Korea-Indonesia akan
ditangani oleh penyunting yang lulusan sarjana D-3/S-1 bahasa Korea.

Anda mungkin juga menyukai