Anda di halaman 1dari 21

KELOMPOK

7
1 Annisa Rahmi
(1805110295)
2 Halvisa Sufina
(1805110578)
3 Fitriyanti
(1805110964)
TEKNIK
BERMAIN
DRAMA

Persiapan Rohaniah
atau Kejiwaan dan
Persiapan Jasmani
TEKNIK BERMAIN
DRAMA

Persiapan Persiapan
Rohaniah Jasmani
Pemusatan
Pikiran/Konsentra
si Ingatan
Irama
Emosi

Penga- Persiapan Peran


matan atau Rohaniah atau Laku
Observasi Dramatis

Pola Membangun
Watak
Pemusatan Pikiran/
1 Konsentrasi
Konsentrasi merupakan pemusatan
pikiran yang bertujuan agar aktor dapat
mengubah diri menjadi orang lain, yaitu
peran yang akan dibawakan.
Untuk mampu berkonsentrasi, aktor
harus berlatih memusatkan pikiran.
Latihan fisik (seperti yoga), latihan intelek
atau kebudayaan (misalnya menghayati
musik, puisi, seni lukis), dan latihan
sukma (melatih kepekaan sukma
menanggapi segala macam situasi).
2 Ingatan Emosi

Ingatan emosi merupakan proses aktor


berlatih mengingat-ingat segala emosi
yang terpendam dalam halaman-halaman
sejarah hidup masa silam.
Ingatan emosi diperlukan agar aktor
dapat mengekspresikan suasana yang
pernah ada sesuai dengan naskah.
Peran atau
3 Laku Dramatis

Nuryanto (2014:83) menjelaskan bahwa


aktor harus dapat melatih berlaku dramatis.
Artinya, aktor harus bertingkah laku dan
berbicara bukan sebagai dirinya sendiri,
melainkan sebagai pemeran. Oleh karena
itu, memang diperlukan penghayatan
terhadap tokoh itu secara mendalam
sehingga dapat diadakan adaptasi atau
penyesuaian.
4 Pola Membangun Watak

Menurut Nuryanto (2014:83), usai


menyadari peran dan titik sasaran untuk
perannya, aktor harus membangun watak
sehingga sesuai dengan tuntutan lakon.
Pembangunan watak didahului dengan
menelaah struktur fisik, struktur psikis,
struktur sosiologis, kemudian
mengidentifikasi, dan menghidupkan watak
itu seperti halnya watak sendiri.
5 Pengamatan atau
Obsevasi

Menurut Suroso (2015:100), seorang


aktor adalah observatory kehidupan. Jika
ingatan emosi, laku dramatis, dan
pembangunan watak sulit dilakukan secara
personal, perlu diadakan observasi atau
pengamatan untuk tokoh yang sama
dengan peran yang akan dibawakan.
6 Irama

Menurut Suroso (2015:100), irama


merupakan perubahan-perubahan yang
teratur dengan tujuan agar alur dramatik
dapat mencapai puncak dan penyelesaian.
Irama memberikan variasi adegan
sehingga tidak membosankan. Contoh
irama permainan dalam drama, pada awal
lakon, iramanya lamban, semakin lama,
iramanya semakin cepat dan mendekati
klimaks, irama menjadi cukup cepat
sehingga puncak cerita dapat dicapai dan
dapat dihayati penonton.
Persiapan
Jasmani
Pemain dan 1 Teknik
6
Teknik 2 5 Menciptakan
bermain Peran
Teknik Teknik
Muncul Waktu
Teknik 3 4 Teknik
Memberi Isi Pengemban
gan
Pemain dan
1Menurut
Teknik bermain
Nuryanto (2014:70), pemain atau
pemeran memiliki tugas untuk bermain, berakting
di atas pentas sesuai dengan lakon drama. Sejauh
mana keterampilan seorang aktor dalam berperan
ditentukan oleh kemampuannya meninggalkan
egonya sendiri dan memasuki serta
mengekspresikan tokoh lain yang dibawakan.
Untuk menjadi orang lain itu tidaklah mudah.
Untuk berperan secara natural dan realistis,
diperlukan penghayatan yang mendalam tentang
tokoh yang diperankan. Misalnya aktor yang
berperan sebagai Ken Arok, ia harus memerankan
tokoh raja bekas perampok sakti yang hidup pada
zaaman Singosari. Dalam hal ini, haya, tipe, dan
jiwa permainan menentukan corak penghayatan
2Menurut W.S Rendra (dalam Nuryanto, 2014:74),
Teknik Muncul

kemunculan peran utama dan peran tambahan


haruslah dibedakan. Peran utama harus diberi
tekanan ketika pertama muncul, penekanan kepada
peran tambahan akan merusak struktur dramatis.
Tujuan dari penekanan ini agar mendapat perhatian
dari penonton.
Setelah mendapatkan perhatian penonton,
pemain harus melakukan hal-hal berikut:
Segera Jika
Memberikan kemunculannya
menyesuaikan
gambaran pada adegan yang
gerakan-
perasaan telah berjalan,
gerakannya harus
peranannya
untuk menyesuaikan
menjelaskan sebelum ia
perasaan dengan
watak peran tampil di suasana perasaan
3 Teknik Memberi Isi
Menurut Endraswara (2011:72), teknik memberi
isi merupakan cara menonjolkan pikiran dan
perasaan dibalik kata-kata kalimat dan perbuatan.
Sejalan dengan pernyataan W.S Rendra (dalam
Nuryanto, 2014:75), dialog-dialog harus diberi isi
sehingga hidup, berwatak, sesuai dengan lakon
kehidupan yang sesungguhnya. Adapun teknik
pemberian isi dapat dilakukan dengan cara berikut:
Tumpuan
Tumpuan
Gerakan
Kalimat
(gerakan muka
(dengan
atau mimik
memberi
maupun gerakan
tekanan, nada
tangan, kaki,
dan kecepatan
Teknik
4 Pengembangan
Menurut W.S Rendra (dalam Nuryanto,
2014:75), progresi (pengembangan lakon) dalam
drama memungkinkan drama tidak datar sehingga
dapat memikat penonton. Oleh karena itu,
penonton tidak jemu terhadap variasi yang
diberikan dalam lakon tersebut. Progresi dapat
dilakukan dengan memperhatikan hal-hal berikut
ini:
Variasi pengucapan,
dengan menaikkan
Variasi jasmaniah,
volume suara, diikuti
dengan menaikkan
menaikkan tinggi
posisi jasmani,
suara, dan diakhiri
kemudian melakukan
dengan penurunan
gerakan anggota
volume, tinggi nada
badan.
5 Teknik Waktu
Menurut W.S Rendra (dalam Nuryanto,
2014:76), ketepatan dalam pengaturan
waktu merupakan hal penting dalam
pertunjukan drama. Oleh sebab itu,
sutradara perlu merumuskan secara jelas
dan pemain harus mematuhi hal timing ini.
Ketepatan hubungan antara gerak jasmani
dengan kata-kata yang diucapkan harus
mendapatkan perhatian juga.
Teknik
6 Menciptakan Peran
Dalam Nuryanto (2014:70), terdapat teori
akting W.S Rendra yang disebut teori
jembatan keledai, yang meliputi sebelas
langkah, juga disebutnya sebagai teknik
menciptakan peran. Sebelas langkah itu
sebagai berikut:
Mengumpulkan tindakan-
1 tindakan pokok yang harus
dilakukan oleh sang peran
dalam drama itu.
Mengumpulkan sifat-sifat aktor,
kemudian coba dihubungkan dengan
2 tindakan pokok yang harus
dikerjakannya. Langkah selanjutnya
ditinjau, manakah yang harus
Mencari dalam naskah, pada
3 bagian mana sifat-sifat
pemeran itu harus
ditonjolkan.
Mencari dalam naskah,
ucapan-ucapan yang hanya
4 memiliki makna tersirat untuk
diberi tekanan lebih jelas,
hingga maknanya lebih
Menciptakan gerakan-
tersembul keluar.
5 gerakan air muka, sikap dan
langkah yang dapat
mengekspresikan watak
tersebut Menciptakan
di atas. timing atau
aturan ketepatan waktu
6 yangs empurna agar
gerakan-gerakan air muka
Memperhitungkan teknik
yaitu penonjolan terhadap
7 ucapan serta penekanannya
pada watak-watak sang
peran itu.
Merancang garis permainan yang
sedemikian rupa sehingga
8 gambaran setiap perincian
watak-watak itu disajikan dalam
tangga menuju puncak dan
tindakan yang terkuat
dihubungkan dengan watak yang
Mengusahakan
terkuat pula. agar
9 perencanaan tersebut tidak
berbenturan dengan rencana
(konsep) penyutradaraan.
Menetapkan business dan
blocking yang sudah
10 ditetapkan bagi sang peran
dan diusahakan dihafal agar
menjadi kebiasaan oleh
sang peran.
Menghayati dan
menghidupkan peran dengan
11 imajinasi dengan jalan
pemusatan perhatian pada
pikiran dan perasaan peran
yang dibawakan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai