Anda di halaman 1dari 22

BAHAN AJAR

Unsur-Unsur Pembangun Cerita Pendek


(Disususn Guna Memenuhi Tugas 2 Bahan Ajar Kuliah daring Program PPG

DISUSUN OLEH
HASMIATI
KELAS A

PROGRAM PPG DALAM JABATAN PENDIDIDKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


DAN DAERAH UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2019

A. KOMPETENSI INTI
KI 3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan factual,

konseptual, dan metakognitif berdasarkan rasa ingintahunya tentang

ilmupengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait

penyebab fenomena dan kejadian serta menerapkan pengetahuan

procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan

minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang di pelajarinya di sekolah secara

mandiri bertindak secara efektif dan kreatif serta mampu menggunakan

metode sesuai kaidah keilmuan.

B. KOMPETENSI DASAR

3.9 Menganalisis unsur-unsur pembangun cerita pendek dalam buku kumpulan

cerpen

4.9 Mengkontruksi sebuah cerita pendek dengan memerhatikan unsur-unsur

pembangun cerpen

C. IPK

3.9.1 Mengidentifikasi cerpen dengan memerhatikan unsur-unsur pembangun

cerpen.

3.9.2 Menyusun kembali cerpen dengan memerhatikan unsur-unsur pembangun

cerpen

4.9.1 Mempresentasikan, menanggapi dan merevisi hasil kerja dalam diskusi

kelas.
D. TUJUAN PE MBELAJARAN

a) Peserta dididk dapat mengidentifikasi cerpen dengan memerhatikan unsur-

unsur pembangun cerpen.

b) Peserta didik dapat menyusun kembali cerpen dengan memerhatikan unsur-

unsur pembangun cerpen.

c) Peserta dididk dapa mempresentasikan, menanggapi dan merevisi hasil kerja

dalam diskusi kelas.

E. MATERI

PENGERTIAN CERPEN

KARYA SASTRA PROSA

CERPEN
SATU POKOK
PERMASALAHAN
TOKOH TIDAK MENGALAMI
PERUBAHAN NASIB
JADI CERITANYA PENDEK

Cerpen

itu

Pada bahan ajar sebelumnya tentang pembahasan nilai-nilai kehidupan di

dalam cerpen telah dibahas tentang pengertian cerpen. Tetapi untuk menghangatkan
kembali ingatan kita di dalam bahan ajar ini, akan dibahas ulang sekelumit pengertian

cerpen.

Cerita pendek atau yang lebih dikenal dengan cerpen adalah karangan pendek

yang berbentuk prosa. Sebuah cerpen mengisahkan sepenggal kehidupan tokoh yang

penuh pertikaian, peristiwa dan pengalaman. Cerita pendek merupakan salah satu

karya sastra yang memaparakan kisah atau cerita mengenai manusia beserta seluk

beluknya lewat tulisan pendek dan singkat. Ataupun pengertian cerpen yang lainnya

yakni sebuah karangan fiktif yang berisi tentang kehidupan seseorang ataupun

kehidupan ang diceritakan secara ringkas dan singkat yang berfokus pada suatu tokoh

saja.

Terkadang cerita pendek biasanya mempunyai kata yang kurang dari seribu kata

atau kurang dari sepuluh halaman saja. Selain itu, cerita pendek hanya memberikan

sebuah kesan tunggal yang demikian serta memusatkan diri pada salah satu tokoh dan

hanya situasi saja.

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dikatakan bahwa cerita pendek

berasal dari dua kata yaitu cerita yang mengandung arti tuturan mengenai bagaimana

sesuatu hal terjadi dan relative pendek berarti kisah yang diceritakan pendek atau tidak

lebih dari 10.000 kata yang memberikan sebuah kesan dominan serta memusatkan

hanya pada satu tokoh saja dalam cerita pendek tersebut.


CIRI-CIRI CERPEN
Bentuk tulisan singkat, padat,, dan
lebih pendek daripada novel
Tulisan kurang dari 10.000 kata
Sumber cerita dari kehidupan
sehari-hari, baik pengalaman
sendiri maupun orang lain.
Tidak melukiskan seluruh
kehidupan pelakunya karena
mengangkat masalah tunggal.
Habis dibaca satu kali duduk dan
hanya mengisahkan sesuatu yang
berarti bagi pelakunya
Tokoh-tokohnya dilukiskan
mengalami konflik sampai pada
penyelesaiannya.
Penggunaan kata-katanya sangat
ekonomis dan mudah dikenal
masyarakat
Meninggalkan kesan mendalam
dan efek pada perasaan pembaca.
Menceritakan satu kejadian dari
terjadinya perkembangan jiwa dan
krisis, tetapi tidak sampai
menimbulkan perubahan nasib.
Beralur tunggal dan lurus
Penokohannya sangat sederhana,
singkat dan tidak mendalam
UNSUR-UNSUR PEMBANGUN CERITA PENDEK

Seperti halnya karya sastra lainnya, cerita pendek dibentuk oleh sejumlah

unsure. Adapun unsure yang berada langsung di dalam isi teksnya, dinamakan dengan

unsure intrinsic yang meliputi tema, amanat, alur, penokohan, dan latar.

a) Tema

Tema adalah gagasan yang


menjalin struktur isi cerita. Tema
suatu cerita menyangkut segala
persoalan, baik itu berupa
masalah kemanusiaan,
kekuasaan, kasih sayang,
kecemburuan dan sebagainya.

Tema jarang dituliskan secara tersurat oleh pengarangnya. Untuk dapat

merumuskan tema, kita harus terlebih dahulu mengenali rangkaian peristiwa yang

berbentuk alur cerita dalam cerpen itu. Untuk mengetahui tema suatu cerita diperlukan

apresiasi menyeluruh terhadap berbagai unsure karangan itu. Hakikatnya tema adalah

permasalahan yang merupakan titik tolak pengarang dalam menyusun cerita atau karya

sastra tersebut sekaligus merupakan permasalahan yang ingin dipecahkan pengarang

dengan karyanya itu.

Tema suatu karya cerpen dapat tersurat dan dapat pula tersirat . Disebut tersurat

apabila tema tersebut dengan jelas dinyatakan oleh pengarangnya. Sedangkan tersiran
yaitu apabila tidak secra tegas dinyatakan oleh pengarang hanya tergambar pada

keseluruhan cerita.

b) Amanat

Amanat merupakan ajaran atau pesan


yang hendak disampaikan pengarang
kepada pembaca melalui karyanya

Amanat dalam cerita pendek umumnya bersifat tersirat dalam artian bahwa

pengarang menyembunyikan di balik peristiwa-peristiwa yang membentuk isi cerita.

Kehadiran amanat, Pada umumnya tidak bisa lepas dari tema cerita. Misalnya apabila

tema cerita itu tentang perjuangan kemerdekaan, amanat cerita itu pun tidak jauh dari

pentingnya mempertahankan kemerdekaan.jadi, amanat bisa dikatakan bahwa pesan

kebaikan yang disampaikan pengarang melalui cerita yang tidak lepas dari hubungan

sebab akibat.
c) Penokohan

Penokohan adalah cara


pengarang mengembangkan
karakter tokoh-tokoh dalam
cerita atau karyanya

Dalam suatu cerpen penokohan merupakan penciptaan citra tokoh dalam suatu

cerita. Jadi, penokohan berhubungan dengan pembentukan watak atau karakter

tokoh;apakah berkarakter protagonis (mendukung kebaikan) atau antagonis (melawan

kebaikan); baik keadaan lahirnya maupun bathinya yang dapat berupa: Pendapat

hidupnya, sikapnya, keyakinannya, adat-istiadatnya dan sebagainya.

Seperti diketahui, yang ingin diungkapan pengarang melalui karyanya ialah

manusia dan kehidupannya. Karena itu penokohan merupakan unsure cerita yang tidak

dapat ditiadakan. Melalui penokohan itulah cerita menjadi lebih nyata dalam angan-

angan pembaca. Dan melalui penokohan itu pulalah kita sebagai pembacnya dapat

dengan jelas menangkap wujud manusia yang perikehidupannya sedang diceritakan

pengarang.
Berikut cara-acara penggambarkan
karakteristik tokoh

1. Teknik analitik langsung


2. Penggambaran fisik dan perilaku
tokoh
3. Penggambaran lingkungan
kehidupan tokoh
4. Penggambaran tata kebahasaan
tokoh
5. Pengungkapan jalan pikiran tokoh
6. Penggambaran oleh tokoh lain

Berikut contoh-contoh dari cara penggambaran karakteristik tokoh

1. Contoh Teknik Analitik Langsung


Alam termasuk siswa yang paling rajin di antara teman-temannya. Ia pun tidak merasa
sombong walaupun berkali-kali dia mendapat juara bela diri. Sifatnya itulah yang
menyebabkan ia banyak disenngi teman-temannya.

2. Contoh Penggambaran fisik dan perilaku tokoh


Seperti sedang berkampenye, orang-orang desa itu serempak berteriak-teriak! Mereka
menyuruh camat agar secepatnya keluar kantor. Tak lupa mereka mengacung-
acungkan tangannya, walaupun dengan perasaan yang masih juga ragu-ragu. Malah
ada di antara mereka sibuk sendiri menyeragamkan acungan tangannya, agar tidak
kelihatan berbeda dengan orang lain. Sudah barang tentu, suasana di sekitar
kecamatan menjadi riuh. Bukan saja oleh demonstrasan-demonstran dari desa itu, tapi
juga oleh orang-orang yang kebetulan lewat dan ada di sana.
3. Penggambaran Lingkungan kehidupan tokoh
Desa karangsaga tidak kebagian aliran listrik. Padahal kampong-kampung
tetangganya sudah pada terang semua.

4. Penggambaran tata kebahasaan tokoh


Dia bilang, bukan maksudnya menyebarkan provokasi. Tapia pa yang diucapkannya
benar-benar membuat orang sedesa marah.

5. Pengungkapan jalan pikiran tokoh


Ia ingin menemui anak gadisnya itu tanpa ketakuatan; ingin ia mendekapnya, mencium
bau keringatnya. Dalam pikirannya, cuma anak gadisnya yang masih mau menyambut
dirinya. Dan mungkin Ibunya seorang janda yang renta tubuhnya, masih berlapang
dada menerima kepulangannya.

6. Penggambaran oleh tokoh lain


Ia paling pandai bercerita, menyanyi, dan menari. Tak jarang ia bertandang ke rumah
sambil membwa aneka brosur barang-barang promosi. Yang menjengkelkan saya,
seluruh keluargakujadi menaruh perhatian kepadanya.

d) Alur

Alur merupakan pola


pengembangan cerita yang
terbentuk oleh hubungan
sebab akibat ataupun
bersifat kronologis.
Istilah lain untuk alur ialah plot yakni cara pengarang menjalin kejadian-kejadian

secara beruntun dengan memperhatikan hokum sebab akibat sehingga merupakan

kesatuan yang padu, bulat, dan utuh. Dalam pengembangan alur cerita suatu cerpen

cukup beragam. Tetapi, dalam pola pengembangannya harus menarik, mudah

dipahami, dan logis. Jalan cerita suatu cerpen kadang-kadang berbelit-belit dan penuh

kejutan, juga kadang-kadang sederhana. Secara Umum jalan cerita terbagi ke dalam

bagian-bagian berikut:

1. Pengenalan situasi cerita (exposition, orientation)

Dalam bagian ini, Pengarang pemperkenalkan para tokoh, menata adegan dan

hubungan antartokoh.

2. Pengungkapan peristiwa (Complication)


Dalam bagisn ini disajikan peristiwa awal yang menimbulkan berbagai masalah,

pertentangan, ataupun kesukaran-kesukaran bagi para tokohnya.

3. Menuju pada adanya konflik (Rising action)

Terjadi peningkatan perhatian kegembiraan, kehebohan, ataupun keterlibatan

berbagai situasi yang menyebabkan bertambahnya kesukaran tokoh.

4. Puncak konflik (Turning point)

Bagian ini disebut pula sebagai klimaks. Inilah bagian cerita yang paling besar

dan mendebarkan. Pada bagian ini pula, ditentukannya perubahan nasib

beberapa tokohnya. Misalnya, apakah dia kemudian barhasil menyelesaikan

masalhanya atau gagal.

5. Penyelesaian (ending atau coda)

Sebagai akhir cerita, pada bagian ini berisi penjelasan tentang sikap ataupun

nasib-nasib yang dialami tokohnya setelah mengalami peristiwa puncak itu.

Namun adapula, cerpen yang penyelesaian akhir ceritanya itu diserahkan

kepada imaji pembaca. Jadi, akhir ceritanya itu dibiarkan menggantung, tanpa

ada penyelesaian.

Puncak Konflik

Puncak Konflik Puncak Konfli


Menuju Konflik

Penyelesaian

Pengungkapan Peristiwa

Pengenalan Cerita
Bagan struktur teks cerpen

e) Latar

Latar atau setting


yaitu tempat atau
waktu terjadinya
suatu cerita

Suatu cerita hakikatnya tidak lain ialah lukisan peristiwa atau kejadian yang

menimpa atau dilakukan oleh satu atau beberapa orang tokoh pada suatu waktu di

suatu tempat. Karena manusia atau tokoh cerita itu tidak pernah dapat lepas dari ruang

dan waktu, maka tidak mungkin ada cerita tanpa latar atau setting. Kegunaan latar atau

setting dalam cerita, biasanya bukan hanya sekedar sebagai petunjuk kapan dan di

mana cerita itu terjadi, melainkan juga sebagai tempat pengambilan nilai-nilai yang ingin

diungkapkan pengarang melalui ceritanya tersebut.

Waktu terjadinya cerita dapat semasa dengan kehidupan pembaca dan dapat

pula sekian bulan, tahun atau abad yang lalu. Sedangkan tempatnya dapat di suatu

desa, kantor, kota, daerah, bahkan Negara mana saja.


Latar dalam suatu cerita bisa bersifat factual atau bisa pula imajinatif. Untuk

memperkuat atau mempertegas keyakinan pembaca terhadap jalannya suatu cerita.

Dengan demikian, apabila pembaca sudah menerima latar itu sebagai sesuatu yang

benar adanya, maka cenderung dia pun akan lebih siap dalam menerima pelaku

ataupun kejadian-kejadian yang berada dalam latar itu.

f) Gaya Bahasa

Gaya bahasa yaitu bagaimana


pengarang menggunakan bahasa
dalam ceritanya yang berfungsi untuk
menciptakan suatu nada atau suasana
persuasif serta merumuskan dialog
yang mampu memperlihatkan
hubungan interaksi antara sesama
tokoh.

Betapa besar peran bahasa dalam suatu cerita, pastilah semua orang

mengakuinya. Semua unsure cerita sebagaimana tersebut di atas baru akan dapat kita

nikmati apabila telah disampaikan atau dinyatakan dengan bahasa. Bahasa dalam

karya sastra cerpen mempunyai fungsi ganda. Ia bukan hanya sebagai alat penyampai

maksud pengarang, melainkan juga sebagai penyampai perasaannya. Dengan

karyanya, Seorang pengarang bukan hanya sekedar bermaksud member tahu

pembaca mengenai apa yang dilakukan dan dialami tokoh ceritanya, melainkan

bermaksud pula mengajak pembacanya ikut serta merasakan apa yang dirasakan oleh

tokoh cerita. Itulah sebabnya pengarang senantiasa akan memilih kata dan
menyusunnya demikian rupa sehingga menghasilkan kalimat yang mampu mewadahi

apa yang dipikirkan dan dirasakan tokoh ceritanya tersebut. Demi tercapainya maksud

tersebut tidak jarang pengarang menempuh cara-cara yang lain dari apa yang biasa

kita temui Cerpen


Cermatilah dalamdi bawah
bahasa
ini! sehari-hari. Cara-cara tersebut misalnya dengan

menggunakan perbandingan-perbandingan,
Gerimis tak berhenti juga, ditambah dengan Tari yangmenghidupkan benda tadi
sejak pulang dari sekolah mati, melukiskan
tak keluar-
keluar dari kamarnya. Padahal jam dinding hadiah dari temannya sudah menunjukkan pukul 17.15.
sesuatu dengan
Itu berarti lukisansemakin
adzan magrib yang tak sewajarnya dan sebagainya.
dekat. 
Tari kembali melirik buku bututnya. Aduh! Susahnya, ia membanting napas kesal isi buku yang
dibacanya dari tadi belum masuk juga ke otaknya. Karena capek, ia selonjoran di kasur bunga
Kemampuan
mawarnya itu. Tapi iasang
malahpenulis mempergunakan
teringat oleh bahasa
mantannya. Ditariknya fotosecara cermat dapat
tu dari dompetnya. Huh,
seandainya! Adu, dia melulu. Malas ah! 
menjelmakan suatumenyembunyikan
Ia sekejap langsung suasana yang benda berterus terang atau
kenangannya satiris,
dengan Audrasimpatik atau
itu di dompetnya.
Bodohnya aku! Cewek berambut panjang hitam itu mengeluh, namun penyesalan yang menginjak-
menjengkelkan, objektif
nginjak batinnya nggak atau emosional.
pergi-pergi Bahasa
juga. Iih, Tari dapat Kenapa
menggumam. menimbulkan
aku dulu suasana
menyia- yang
nyiakannya,ya? Ga dewasa, kurang bersyukur? Atau, dia yang terlalu seperti anak kecil?
Kenangan adegan
tepatuntuk itu masih yang
tertempel di otak
seram, Tari, saat
adegan sosok yang
romantic, dikenangnya
ataupun itu memberikan
peperangan, surat
keputusan,
kepadanya. Surat yang isinya mengajak Tari putus dengannya. Memang sosok Audra yang seperti
anak kecil,
maupun pemalu,Bahasa
harapan. pintar, berkulit
juga cokelat,
digunakanwajahnya yang bersih,
pengaraang dan bertubuh
untuk menandai tinggi itu bukan
karakter
termasuk tipe Tari. Tapi ia sulit untuk memutuskan putus atau tidak pada saat itu. Selama ini
semenjak putus dengan Audra, ia sering berkhayal, berkhayal seandainya ia bisa lebih berpikir
seorang tokoh. Karakter jahat dan bijak dapat digambarkan dengan jelas melalui kata-
dewasa lagi. Namun yang sudah terjadi tidak bisa kembali lagi. 
Daripada ia teringat dengan kekerasan bapaknya, ia mending terlintas kenangannya dengan
kata yang digunakannya.
Audra. Plak!! Batin Tari tergoncang, tamparan bapaknya ke bundanya itusampai menggerakkan
gendang telinganya. Bapak, Bapak! Cukup! Tari berlari menangis. Tak heran kalau Tari terkadang
berdiam diri di kelasnya. Wajah gelisahnya membuat dirinya penuh dengan misteri. Tapi
sesungguhnya ia termasuk perempuan sabar dan kuat karena ia dapat bertahan dengan kondisin
keluarga seperti itu. 
Tet tet tet! Bunyi bel sekolah Tari berdenting, yang menandakan jam istirahat telah usai. Namun
Tari masih tetap duduk terenung di bangkunya sampai Yanti sobatnya itu membangunkannya dari
lamunannya.
“Tar!”
“Ei, kowe kok ngelamun aja toh?”
“Iya nih, lagi pusing aku.”
“Ooo, makanya kowe kok nggak sholat dhuha, biasanya kowekan rajin gitu.”
“He, itu itu Audra!” Yanti menyoel-nyoel Tari. Paan sih! Kalau kamu suka dia jangan kayak gini
dong! Alah yang suka aku apa kowe, Ihiir!! Yanti menyindir sobatnya itu. 
Tapi dengan kelucuan sahabatnya itu, akhirnya Tari dapat tersenyum yang sejak kemarin ia terus
menangis dan bersedih karena bapaknya itu menampar bundanya yang tak sengaja mengingatkan
bapaknya untuk tidak merokok dan pulang malam. Yan, aku tuh udah putus dengannya! Tari
menyela sobatnya denan menahan ketawa sebab melihat wajah Yanti yang berekspresi kayak
“Aming” komedian itu.
Tentu saja Tari nggak akan mengatakan ke Yanti kalau ia sedang sedih dan menangisi takdirnya.
Batas bercerita tetap ada. Dan Tari tak ingin sobatnya itu bersedih lantaran kehidupannya yang
menyedihkan. 
Dan siang itu meskipun Tari mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia, tapi pikirannya masih
melayang kemana-mana. Seandainya Audra masih menjadi kekasihku! pasti
masalahku akan reda dengan adanya dirinya. Huh malangnya nasibku. Eiiiiihh!! Teriakannya
membuat sekelas gaduh dan kaget. Ini berawal dari Bejo yang menepuk bahu Tari. 
“Tar, hihihihi, ngelamun aja, kesambet lo entar!” Bejo pura-pura tak ngerti kesalahannya. Padahal
gara-gara dia Tari dipanggil ke depan oleh Bu Tartik, guru paling killer di sekolah.
“Tari! Maju ke depan.”
“Oh, My God!”
“Bilang apa kamu tadi ?”
“Ndak Bu, ndak!” 
Semua teman Tari tertawa sambil menahan ketawa karena tak ingin Bu Tartik mendengar ketawa
mereka, namun tidak dengan Yanti dan Audra. Mereka terlihat sedang berpikir sesuatu. 
“Ono opo ya ma Tari ?”
“Iya ya, ada apa dengan Tari, apa gara-gara aku ?” 
Teman sebangku Yanti dan yang tak lain adalah Audra mencetuskan kata-kata seperti itu. Dan
membuat Yanti terkejut dan berpikir apa sebenarnya mereka berdua masih saling suka.
Tapi…………
Di lain posisi, Bu Tartik memarahi Tari abis-abisan. 
“Tariiiii, kamu itu! Kalau kamu tidak ingin mengikuti pelajaran saya. Kamu jangan menganggu
pelajaran Ibu!” muka Tari yang memerah membuat dirinya tampak habis makan 100 cabe merah
keriting yang biasa dilihatnya di dapur ketika ia memasak dengan bundanya.
Tet tet tet tet tet tet………… 
Untung penderitaan Tari berhenti juga, bel sekolah yang memengakkan telinga itu menyelamatkan
hidupnya hari ini. Tak hanya Tari, teman-temannya juga terselamatkan. Karena mereka ingin sekali
tak mengikuti pelajaran ini. Tapi begitu melihat Bu Tartik, akhirnya mereka mengikutinya. 
“Duduk kamu! Ketua kelas pimpin doa!”
“Iya Bu.” Tari dan ketua kelasnya menyahut bersama. Setelah Bu Tartik keluar dari kelas, Yanti
dengan tas merah stroberinya itu langsung menyambar Tari. Tar kowe kenapa?
“Iya, kamu kenapa ?” 
Oh My God, Audra! Tari yang semula cemberut langsung bersinar-sinar ketika Audra menghampiri
dan perhatian kepadanya.
“Aku nggak apa-apa kok Dra! Aku cuma cuma……..”
“Cuma ngelamunin kamu Dra.” Bejo menyela perkataan Tari namun Yanti membela sobatnya.
“Bejo! kowe ojo ngono.”
“Nggak nggak, aku lagi pusing aja, kamu nggak pulang Dra ?” Tari mengalihkan suasana dan itu
berhasil.
“Ya uda, aku pulang dulu ya.” Audra melirik Tari dengan senyumnya yang bisa membuat Tari
mabuk kepayang. Bejo pun mengikutinya dari belakang.
“Tar, kowe bener-bener pusing ta ?”
“Ehmm, nggak sih, aku tadi lagi mikirin Audra tapi gara-gara Bejo tukang usil itu, aku
jadi dicereweti Bu Tartik deh.”

“Ooo, emang kowe tuh!”

“Eeemang!!!” Tari menggoda sobatnya itu dan merangkulnya agar Yanti segera pulang dengannya.

Lalu mereka harus masih menunggu kendaraan warna biru berlabelkan “AMG”(Arjosari-Gadang)

itu. 

Jam 7 malam …………

Bapak sedang menonton TV dan bapak memanggil Tari. Tak biasanya bapak mau bicara dengan

Tari. Tari, sini!Bapak mau ngomong. Besok akan ada keluarga teman Bapak yang mau

melamarmu, jadi besok kamu harus langsung pulang setelah jam sekolah selesai.

“Tapi Pak, saya masih sekolah, masak mau dilamar.” 

“Kamu bisa tunangan dulu dan setelah lulus dari kuliah, kamu baru menikah dengannya!”

Bapak tidak mau mendengar alasan apapun dari Tari. Jika Bapak sudah bicara A, maka Tari harus

mengikutinya. Tari tak tahu harus bagaimana, tak harus berbuat apa. Tari bingung! Tari harus

bagaimana ya Allah ? Bunda mengetuk pintu kamar Tari dan setelah bunda masuk, mereka terlibat

dalam pembicaraan. 

“Sabar ya anakku, Bunda selalu disini menemanimu.” Mereka menangis berdua. Keesokan harinya

Tari tak masuk sekolah karena untuk masuk, ia terlalu capek. Capek menangis semalaman. Ini

merupakan takdir atau hanya kebetulan saja, Audra juga tak masuk. Entah apa alasannya. Di

sebuah rumah di jalan araya itu, ada perbincangan antar keluarga.

“Papa, Audra tak mau dijodohkan!”

“Nak, dia baik buat kamu! Terserah alasan kamu apa, yang penting sekarang kamu siap-siap untuk

sore nanti!”

“Pa!!!” 

Jam di kamar Tari sudah menunjukkan pukul 15.00 dan sebentar lagi ia akan dilamar. Bun! Aku

nggak mau pake kebaya ini, ia melempar kebaya berwarna putih jika dipakenya akan pas di

badannya yang ramping itu.


Bunda, aku mau dengan perjodohan ini hanya karena agar Bunda tak disakiti Bapak! Tari

memperjelas alasannya kepada Bundanya. Mendadak sebuah sedan hijau masuk pelan ke

halaman rumah Tari dan berhenti tepat di depan teras. Bapak menyambut keluarga itu. Namun

ada yang aneh, anak laki-laki dari keluarga itu terlihat murung dan malas sama seperti Tari.

Selamat datang! Silahkan masuk. Bapak mempersilahkan mereka masuk. 

Dibantu dengan bunda, ia segera memakai sepatu highheels warna putih mengkilat itu dengan

buru-buru. Meskipun terpaksa, Tari akhirnya keluar dan menemui keluarga pelamarnya.

Ketika Tari bertatap muka dengan anak laki-laki berjas hitam dengan kerah terbuka yang terlihat

tampan saat itu, ia serasa mau pingsan di tempat. Apa kamu?kamu?? Tari terheran dengannya.

“Ya benar, aku Audra!” Dia memang Audra, mantanku. Oh, takdir macam apakah ini? Secara

reflek, Tari langsung memeluk Audra dan …………… 

“Tar,Aku sayang kamu!”

“Aku juga Dra, aku sayang kamu!”


1. Tema : Percintaan dan takdir

2. Amanat : Dalam menghadapi hal apapun harus bersikap dewasa dan berpikir

panjang. Sabarlah dalam menjalani kehidupan ini. Percaya dengan takdir

Allah SWT Jangan menggunakan kekerasan dalam bertindak

Patuhilah dan hormati orang tua kita Jangan menyesali sesuatu yang

sudah terjadi Jangan melamun dan tak fokus sewaktu pelajaran

3. Alur : Campuran

4. Setting : - Kamar tari pukul 17.15

- Kelas sehabis jam istirahat sekolah

- Jam 7 malam di ruang menonton TV

- Kamar setelah sholat isyak

- Rumah di jalan Araya

- Jam 15.00 di rumah Tari

5. Penokohan/perwatakan : 

Tari : sabar, tabah, tertutup, kuat, taat beribadah, pelamun.

Audra : tidak dewasa, perhatian, pemalu

Yanti : medok, baik, perhatian, suka, melucu, setia kawan


Bapak : keras kepala, pemaksa, egois, suka memukul, mudah emosi

Bunda : sabar, penyayang, perhatian, lemah lembut, rela berkorban

Bejo : Usil, medok, nakal

Bu Tartik : Pemarah, tegas, killer

Papa : Egois

6) Gaya Bahasa :

Pada cerpen bahasa di atas bahasanya cukup mudah dipahami, hanya ada

gabungan bahasa yang dipakai yakni bahasa Jawa, bahasa Inggris dan bahasa

Indonesia yang menjadikan cerpen ini lebih menarik karena mengajak pembaca untuk

lebih kritis dan kreatif dalam memahami beberapa jenis bahasa. Di samping itu, lewat

penggabungan bahasa ini menunjukkan adanya penggambaran cerita zaman sekarang.

PERTANYAAN DAN TUGAS

a. Pertanyaan

1) Uraikan perbedaan unsur-unsur pembangun cerpen?

2)
Lelaki tua itu selalu suka mengenakan lencana merah putih yang

disematkan di bajunya. Di mana saja berada, lencana merah putih itu

selalu menghiasi penampilannya.


Dari penggalan cerpen di atas analisinya unsur apa saja yang

membangunnya!

b. Tugas

1) Amatilah kehidupan di sekitar tempat tinggal Anda!

2) Kemudian buatlah cerpen dengan memperhatikan unsure-unsur

pembangunnya!

DAFTAR PUSTAKA

Juanda. 2004. Teori Sastra. Makassar: Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Negeri Makassar.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2014. Bahasa

Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik.Jakarta: Pusat Kurikulum dan

Pembukuan, Balitbang, Kemdikbud.


Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.2017. Bahasa

Indonesia SMA/MA/SMK/MAK kelas XI . Klaten : INTAN PARIWARA

Sobandi.2006. Bahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta:Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai