Anda di halaman 1dari 41

KARYA

SADURAN
DAN KARYA
ASLI
Pengenalan

 Saduran dan terjemahan sekilas terlihat sama, tapi pada


dasarnya kedua istilah itu tidak sepenuhnya sama. 乍看之
下,改编和译文看起来是相同的,但基本上两个术语并
不完全相同。
Definisi

 Saduran menurut HB. Jassin adalah karangan yang diambil


jalan ceritanya dan bahan-bahannya dari suatu karangan
yang lain, misalnya dari luar negeri, dengan mengubah dan
menyesuaikan nama-nama dan suasana serta kejadian-
kejadian di negeri asing itu dengan keadaan di negeri sendiri
一篇文章,其故事情节和材料取材于另一种作品,例如
来自国外,是通过更改和适应该外国的名称和气氛以及
该国的事件来适应本国的情况
Jadi yang menjadi tanda-tanda bagi saduran adalah:
- Bahan-bahan dan jalan cerita yang diambil dari cerita lain.
- Diubah/disesuaikan nama-nama dan susunan kejadian dengan
nama-nama dan susunan setempat.
Saduran

 Saduran merupakan hasil kerja menyadur. 适应 Menyadur


dapat dikatakan sebagai kegiatan memindahkan atau
mengalih bahasakan suatu tulisan dari suatu bahasa ke
bahasa lain secara bebas.
 Dikatakan bebas karena penyadur dapat mengubah karya
sadurannya itu, baik yang berkaitan dengan jalan
cerita, setting, maupun nama-nama tokoh pelaku cerita
Terjemahan

 Badudu dalam bukunya Inilah Bahasa Indonesia yang


Benar II menyebutkan bahwa menerjemah adalah kegiatan
mengalihkan suatu tulisan atau pembicaraan (lisan) dari
suatu bahasa ke bahasa yang lain.
 Bahasa yang diterjemahkan itu selanjutnya disebut sebagai
bahasa sumber, sedangkan bahasa yang digunakan untuk
menerjemah disebut bahasa sasaran.
 Lebih lanjut, Badudu menjelaskan bahwa dalam karya
terjemahan haruslah selalu dijaga hasilnya benar-benar sama
dengan sumbernya sehingga kalau orang mendengar atau
membaca suatu hasil terjemahan, dia seperti mendengar
pembicaraan atau membaca tulisan aslinya
Beza Saduran dan Terjemahan
 Dalam terjemahan, si penerjemah harus selalu menjaga agar
terjemahannya persis sama dengan karya aslinya, tanpa ada perubahan apa
pun seperti dalam saduran.
 Contoh saduran adalah cerita kanak-kanak karya Merari Siregar yang
berjudul Si Jamin dan Si Johan. 
 Cerita ini disadurnya dari Jan Smess karya penulis Belanda Justus van
Maurik. Karya van Maurik itu ber-setting-kan Belanda, tetapi karya Merari
Siregar ber-setting-kan Jakarta, bercerita tentang anak Indonesia, dan
menggunakan nama Indonesia bagi tokoh pelakunya.
 Saduran juga dapat dikatakan sebagai karangan yang dituliskan kembali
dalam bentuk yang lain, misalnya karya yang berbentuk puisi ditulis
kembali dalam bentuk prosa, atau sebaliknya. Contohnya adalah Hikayat
Hang Tuah yang merupakan prosa ditulis kembali oleh Amir Hamzah
dalam bentuk puisi.
Plagiat,ciplak,plagiarisme 抄袭
 Yang terakhir adalah plagiat. Plagiat ialah karya hasil
ciplakan.
 Berkaitan dengan hal ini, Badudu menjelaskan
bahwa mengutip sebagian atau seluruhnya karya
orang lain dalam bentuk asli, atau terjemahan, atau
saduran, kemudian menyatakan, mengumumkan,
atau membubuhkan nama sendiri sebagai empunya
karya itu disebut melakukan plagiat.
 Pelakunya disebut plagiator. Tindakan yang dicap
sebagai plagiat sangat memalukan, memberi aib bagi
pelakunya.
Perbincangan lanjut
 Bentuk saduran banyak kita lihat dalam karya
fiksi,biasanya terlihat pada karya-karya yang berasal
dari bahasa asing. Menyadur adalah menyusun
kembali cerita secara bebas tanpa merusak garis besar
cerita, biasanya dari bahasa lain. Menyadur juga
diartikan sebagai mengolah (hasil penelitian, laporan,
dsb.) atau mengikhtisarkan (KBBI 2002: 976).
 Dengan demikian, menyadur  adalah konsep
menerjemahkan secara bebas dengan meringkas,
menyederhanakan, atau mengembangkan tulisan tanpa
mengubah pokok pikiran asal
Penjelasan

 Dalam sebuah penyaduran karya orang lain, kita  tidak


boleh  mengubah pokok pikiran asal dari penulis aslinya.
Contoh, ketika kita akan membuat menyadur cerita, kita
tetap harus perhatikan  alur cerita, ide cerita, maupun plot
yang ada di dalam cerita tersebut.Kita tidak diperkenankan
menambahi ide ke dalam cerita tersebut dan yang paling
penting dalam menyadur minta izin kepada penulis aslinya
atau bisa juga dengan mencantumkan sumber tulisan berikut
nama penulisnya.
Definisi Kata

 Berdasar Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)  saduran


adalah:
 1.Hasil menyepuh
 2.Hasil menggubah, gubahan bebas dari cerita lain tanpa
merusak garis besar cerita
 3.Ikhtisar, ringkasan, dan laporan
 Agar dalam penyaduran guru tidak terjebak dalam
plagiarisme, tentunya kita wajib mencantumkan dari mana
ide tersebut kita dapatkan, sebagai bentuk apresiasi kita
terhadap penulis yang memberikan inspirasi tersebut.
Prasyarat Penyadur

 1.Menguasai dengan baik bahasa buku yang akan kita sadur,


hal ini merupakan hal yang paling penting dan mutlak,
karena tanpa penguasaan bahasa buku yang baik saduran
yang kita tulis dapat bermakna ambigu dan keluar dari
esensi yang kita maksudkan. Berbeda dengan terjemahan
yang kaku saduran lebih fleksibel karena berdasarkan
bahasa dan pemahaman kita sendiri tetapi tidak boleh
terlepas dari makna sumber yang kita sadur.
 2.Memahami gagasan utama karya asal, memahami gagasan
ini dapat kita latih dengan mencari tema suatu paragraf atau
cerita. Dengan memahami gagasan utama kita telah
menemukan inti permasalahan dari bahan yang kita sadur.
Sambungan…

 3.Menguasai bahasa saduran, penguasaan bahasa saduran erat


kaitannya dengan kemampuan bahasa penyadur, cara terbaik
untuk malatih penguasaan bahasa saduran ini dapat kita
tingkatkan dengan sering membaca buku dan literatur, sehingga
kita menjadi kaya akan kosa kata.
 4.Memahami aturan penyaduran, aturan yang paling utama
dalam penyaduran adalah harus dan wajib untuk mencantumkan
sumber asal penyaduran tersebut, hal ini adalah untuk
menghindari Plagiarisme atau penjiplakan. Untuk meningkatkan
kemampuan kita akan aturan penyaduran adalah dengan
membaca hasil saduran yang sudah baku dengan hasil saduran
kita, sehingga kita mendapatkan gambaran sejauh mana
kemampuan kita dalam memahami aturan penyaduran tersebut
Sambungan…

 5.Mengetahui berbagai bentuk karya tulis, karya tulis yang ada


sekarang sangat beragam jenisnya, tetapi secara garis besar hanya
terdiri dari fiksi dan non fiksi. Karya tulis fiksi dapat berupa cerpen,
novel, roman dan esai yang dapat kita sadur menjadi suatu
rangkuman, ringkasan, ikhtisar dan sebagainya. Sedangkan karya tulis
non fiksi yang dapat kita sadur antara lain makalah, skripsi, tesis,
kritik artikel dan resensi. Dengan mengetahui ciri dan karakteristik
masing-masing kita dapat segera menentukan langkah yang paling
tepat dalam penyaduran.
 6.Aturan karya tulis, peningkatan kemampuan ini dapat dilakukan
dengan belajar melihat berbagai resensi buku tentang aturan penulisan
karya tulis yang biasanya dikeluarkan oleh Perguruan Tinggi yang
ditujukan untuk pembimbingan penulisan karya ilmiah kapada
mahasiswa. Atau dengan melihat dan mempelajari karya tulis saduran
yang sudah baku.
Sudut Pandang Penulis Karya
Tulis Saduran
 1.Mengetahui sumber karya saduran, penulis harus
mengetahui dengan jelas sumber yang dijadikan rujukan
dalam karya tulis yang hendak kita sadur, hal ini
dimaksudkan untuk kontrol dalam hasil akhir saduran,
jangan sampai hasil suduran yang kita lakukan berbeda
maknanya dari sumber aslinya.
 2.Kemampuan penyadur dalam menguasai karya asal bahan
yang disadur, bagi penulis atau penyadur harus benar-benar
manguasai bahan yang akan disadur, hal ini mengandung
maksud agar hasil penyaduran benar-benar melalui telaah
yang dapat dipertanggung jawabkan.
Sambungan…

 3.Tujuan dalam penyaduran yang dilakukan oleh penulis,


tentunya untuk pengembangan Ilmu pengetahuan bukan
untuk plagiarisme
Langkah-langkah Menyadur

 1.Membaca dengan cepat dan cermat/ membeca skeming,


membaca dengan cermat dengan cepat memerlukan proses
untuk dapat menguasainya, dalam mengasah kemampuan
ini guru dapat melatihnya dengan membaca cepat suatu
cerita kemudian menyusunnya dalam bahasa sendiri secara
cepat. Atau dengan mencoba mecari gagasan utama dari
suatu paragraf dengan cepat.
 2.Gagasan utama dari karya asal yang akan disadur, jika
gagasan utamanya sudah ditemukan maka penyadur akan
dengan mudah mencari benang merah dari setiap kejadian
dan sudut pandang dari karya asal, sehingga akan dengan
mudah bagi penulis untuk menyadur dengan bahasa sendiri.
 3.Kerangka alur dari karya asal ditulis dalam bentuk iktisar
untuk memudahkan penyaduran. Penulisan ikhtisar ini
tentunya tidak boleh keluar dari makna karya tulis  yang
kita sadur.
  
 4.Mengembangkan kerangka alur. Pengembangan karangka
alur seperti kita mengambangkan kerangka karangan
menjadi sebuah karangan. Kerangka alur yang sudah ditulis
kita kembangkan dengan tanpa menghilangkan esensi dari
karya yang kita sadur tersebut
 5.Menuliskan saduran juga harus memperhatikan budaya
karya asal, sebagai contoh bentuk tulisan asing dengan
bahasa yang langsung tidak berbelit-belit, kultur ini berbeda
dengan orang timur yang cenderung berputar-putar dalam
menyimpulkan sesuatu.
 6.Evaluasi ketepatan dalam penyaduran dilakukan dengan
membandingkan hasil saduran dengan karya asli, apakah
esensinya berbeda, apakah maknanya berbeda, seberapa
besar kesesuaannya, bagaimana sistematika penilisannya
dan apakah bahasa yang kita tuliskan sudah baku apa
belum. Keenam langkah diatas dapat dilatih untuk
meningkatkan kemampuan guru dalam menulis, terutama
saduran karya tulis
Contoh Karya

 Hikayat Seri Rama Melayu dapat dianggap suatu saduran


karena isi dan susunan dan nama-nama kejadian disesuaikan
dengan isi, suasana dan nama-nama Melayu.
 Terjemahan atau lebih tepat disebut alih bahasa, terjadi dari
suatu hasil kesusastraan diterjemahkan ke dalam bahasa
lain, misalnya dari bahasa-bahasa Arab, Sansekerta, Parsi,
dan sebagainya diterjemahkan ke dalam bahasa
Melayu/Indonesia.
 Beberapa hasil sastra asing yang diterjemahkan/disadur
dalam bahasa Melayu/Indonesia antara lain: Mahabrata,
Ramayana, Cerita Seribu Satu Malam, Kalilah dan Dimnah,
dan lain-lain
Perbincangan Karya Abdul
Samad Ahmad
 Novel yang menjadi kajian, Singapura Di-Langgar Todak (1951)
adalah “berasaskan cherita-cherita mulut orang tua dan daripada buku
“Sejarah Melayu””( kata pendahuluan pengarang dalam novelnya)
 Novel ini adalah karya Abdul Samad Ahmad (lahir pada tahun 1913),
seorang nasionalis yang mempunyai fikiran yang sama dengan
Ibrahim bin Haji Yaakob dan juga aktif dalam Kesatuan Melayu
Muda, maka menyebabkannya dipenjara selama beberapa waktu
(Wajah 1988: 24-30).
 Abdul Samad Ahmad adalah juga orang yang ghairah dengan sejarah
dan, khususnya, zaman kesultanan Melaka. Memang, banyak
novelnya mendapat ilham daripada SM atau tradisi yang berkaitan,
seperti Singapura Di-Langgar Todak, yang akan diperkatakan di sini,
seperti juga Dosaku (1950), Tak Melayu Hilang di Dunia (1950)22
dan Zaman Gerhana (1976)
 Dengan Singapura Di-Langgar Todak, Abdul Samad Ahmad ingin
menunjukkan tindakan yang tidak difikirkan dan kejam daripada pemimpin
tidak sahaja berkesudahan buruk kepada diri mereka, tetapi juga untuk
rakyat yang tidak bersalah (cf. kata-kata pendahuluan). Dia melukiskan
gagasan ini melalui kisah yang penuh bahaya dan cabaran Tuan Jana
Khatib, Awang Jambul dan Tun Juita, yang diceritakannya, dengan cukup
terperinci, seperti yang disajikan dalam SM. Tuan Jana Khatib yang datang
ke Singapura untuk mengIslamkan penduduknya itu telah dihukum mati
secara tidak adil oleh raja negara ini. Setelah hukuman mati itu, ikan todak
raksasa mula menyerang negara ini. Begitu juga hukuman mati ke atas
Awang Jambul berdasarkan tuduhan yang salah yang dilemparkan orang
besar di kerajaan ini yang mempunyai rasa cemburu, khususnya menteri
kewangan, Sang Rajuna Tapa, maka menimbulkan akibat serius. Anak ini
padahal telah banyak berjasa kepada negara, kerana dapat menyelamatkan
negara dari serangan ikan todak dengan mencadangkan didirikan dinding
daripada pokok pisang agar kalau ikan itu meloncat, rahangnya yang
berbentuk pedang itu akan tercacak pada batang pokok pisang
 Bila raja mendengar anak itu tidak bersalah dan Sang Rajuna Tapa, bapa
daripada salah seorang gundiknya, menyertai komplot itu, dia meninggal
dunia. Sang Rajuna Tapa tidak dihukum atas kejahatannya, tetapi anak
perempuannya yang menebus kesalahannya. Oleh kerana cemburu, gundik
Iskandar Syah, anak lelaki mendiang raja yang digantikannya itu menuduh
secara tidak adil gundik Karya Sastera Melayu Moden yang Berilhamkan
Karya Sastera Melayu Lama 123 kesayangannya, Tun Juita, puteri Sang
Rajuna Tapa, mempunyai kekasih. Sultan menghukumnya dengan
hukuman sula. Bapanya merasa amat malu sehingga untuk membalas
dendamnya, dia membuka pintu bandar untuk tentera Majapahit yang
menakluki Singapura [kenyataannya, Singapura tidak ditakluki orang
Jawa, tetapi oleh orang Siam; cf. Chambert-Loir 2005:137]. Dia akhirnya
menebus dosanya kerana, ketika rakyat mengetahui pengkhianatannya, dia
dikejar, begitu juga isterinya: suami isteri ini tidak mempunyai pilihan lain
kecuali terjun ke dalam sungai. Abdul Samad Ahmad, telah dikatakan tadi
mendapat ilham terutamanya daripada SM, tidak banyak daripada HHT
dan tradisi lisan yang berkaitan. Ini terjadi dengan novelnya Laksamana
Tun Tuah (1954) ) yang juga mengambil ilhamnya daripada SM.
 Novel ini nampaknya ditujukan kepada pemuda kerana diterbitkan dalam
“siri perpustakaan sekolah” Dewan Bahasa dan Pustaka. Novel ini
menceritakan kehidupan Hang Tuah dengan menekankan sifat
kepahlawanannya sambil mengikut pelbagai episod daripada HHT. Ia
melukiskan masa kanak-kanaknya, cara dia mula berkerja untuk Sultan,
pelbagai tugas yang dilakukannya (dia menemani Sultan yang pergi ke
Majapahit untuk mengahwini anak perempuan raja; dia pergi ke Pahang
dan membawa balik Tun Teja, anak perempuan Bendahara, yang akan
dikahwini Sultan); dia menceritakan fitnah yang dilontarkan kepadanya,
hukuman matinya, pertarungan dengan Hang Jebat, dan kematiannya
setelah pengembaraan. Suatu muslihat untuk membersihkan Singapura
daripada todak-todak raksasa. (Diambil dari novel A. Samad Ahmad,
Singapura DiLanggar Todak, 1951: 64)
 Jurnal Terjemahan Alam & Tamadun Melayu dilakukan untuk melamar
Puteri Gunung Ledang untuk Sultan. Dimasukkan dalam novel ini
beberapa tradisi lisan berkenaan perigi Hang Tuah yang tidak jauh dari
masjid Bukit Duyong dan sebab kematiannya. Menurut istiadat yang
diceritakan dalam novel ini, perigi Hang Tuah, berbeza dengan perigi lain:
ia berair meskipun dalam musim kemarau. Diceritakan Hang Tuah datang
ke situ untuk berwuduk sebelum sembahyang. Diceritakan pula seorang
perempuan Cina kaya mungkin telah memperbaiki perigi itu setelah
bermimpikan seorang lelaki tua memintanya untuk membakar kemenyan
dekat perigi itu, dan sejak itu airnya mempunyai kemampuan untuk
menyembuhkan orang sakit. Maka perigi itu menjadi tempat ziarah bagi
orang Melayu dan Cina, terutamanya perempuan. Berkenaan sebab
kematian Hang Tuah, dikatakan antara lain orang Portugis telah
melemparkannya ke dalam lubang di tengah-tengah istana, maka
kehilangannya itu dipenuhi misteri, dan dia masih hidup. Beberapa orang
bahkan mengatakan telah menjumpainya.
Hikayat Faridah Hanum
Syed Syeikh Ahmad al-Hadi
 Hikayat Faridah Hanom adalah novel hasil karya Syed
Syeikh al-Hadi pada tahun 1925. Novel ini menggunakan
kata 'hikayat' sebagaimana 'Hikayat Abdullah' atau 'Hikayat
Inderputera'. Hikayat Faridah Hanom mengisahkan
percintaan sepasang anak muda keturunan bangsawan iaitu
Faridah Hanom dengan Shafik Afandi.
 Novel ini menggambarkan percintaan muda-mudi yang
terhalang seperti yang digambarkan dalam cerita liput lara
Melayu. Pertemuan pasangan yang bercinta itu adalah secara
biasa dab tiada lagi diselitkan unsur-unsur khayalan seperti
mimpi.Percintaan dalam karya ini bukanlah percintaan antara
seorang wira yang mencari seorang wanita yang diilhamkan
oleh mimpi, ataupun yang ditemui dalam pengembaraan seperti
yang terdapat dalam kebanyakkan hikayat, tetapi percintaan
dalam Faridah Hanum mempunyai nilai intelektual…
percintaan antara keduanya lebih merupakan sebagai panduan
spritual hasil daripada cita- cita yang sama. Tema percintaan
seumpama ini adalah tema percintaan yang baru dalam
kesusasteraan Melayu pada waktu ini.
 Hikayat Faridah Hanum menampilkan perkahwinan paksa antara
Faridah Hanum dengan sepupunya Baharuddin Affandi. Sebagai tanda
protes terhadap amalan ini, pengarang mengambarkan perkahwinan
yang ditetapkan oleh orang tua itu tidak membahagiakan. Tema
seumpama ini terdapat dalam novel Hikayat Faridah Hanom dan Salah
Asuhan.

Novel ini mengangkat emansipasi wanita yang menampilkan watak


Faridah Hanum seorang perempuan yang berpendidikan. Yahya Ismail
(1963: 438) meletakkan Syed Sheikh Al-Hadi sebagai pelopor tema
emansipasi wanita dalam novel di Malaysia. Melalui watak Faridah
Hanum wanita tidak lagi berada di bawah kongkongan lelaki malah
wajar berdikari. Namun begitu wanita juga disarankan supaya menjaga
batas-batas pergaulan agar tidak terkeluar dari nilai dan normal
masyarakat pada ketika itu.
 Hikayat Faridah Hanum melukiskan persoalan ini:
Bermula, menyekat akan perempuan daripada pelajaran itu
suatu dosa yang maha besar di atas kaum dan bangsa dan
negeri yang akan diperiksa kelak oleh Tuhan dihadapan-
Nya di padang mahsyar dan dibalasi-Nya dengan penjara
neraka jahanam bagaimana laki-laki itu penjara sekalian
perempuan-perempuan di dalam api dapurnya sahaja di
dunia ini. (Hikayat Faridah Hanum, 1985: 136) 
Karya-karya Saduran Lain

 KAJIAN terbaru mendapati novel terawal di Malaysia ialah Hikayat


Panglima Nikosa Mendapat Kesusahan Waktu Perang Sampai Mendapat
Kesenangan (Hikayat Panglima Nikosa atau HPN) oleh Ahmad Syawal
Abdul Hamid. Ia tercetak di Bukit Persinggahan, Kuching, Sarawak pada 8
Jamadil Akhir tahun 1293 Hijrah, bersamaan 30 Jun 1876 Masehi.
 Novel ini ditulis dalam tulisan Jawi sebanyak 29 halaman. Keseluruhannya
menepati ciri-ciri novel moden. Walaupun novel pendek ini menggunakan
judul hikayat tetapi unsur dalaman seperti tema, latar, perwatakan, teknik
penceritaan dan sudut pandangan, berbeza sama sekali daripada hikayat atau
romance. Kebanyakan novel awal, termasuk novel 1920-an, memakai judul
hikayat.
 Secara ringkas novel HPN menampilkan Nikosa, berusia 18. Kisahnya
dikatakan berlaku ``pada zaman ini'' latar yang disebut ``di dalam negeri
yang di sebelah Timur''. Negeri ini menjadi huru-hara kerana kedatangan
perompak dan penyamun, yang disebut sebagai ``musuh itu makin menjadi
berani setiap tahun''.
 Mereka mencuri, menyamun dan merompak hasil tanaman anak negeri,
menyebabkan ``sekalian orang-orang perempuan dan anak-anak kecil
berteriak-teriak di dalam tidurnya sebab di dalam tidurnya adalah
termimpi-mimpi musuh datang hendak melanggar rumah, demikian siang
dan malam.''
 Nikosa mengumpulkan 300 pemuda yang sanggup membenteras kejahatan
di tanah airnya. Penonjolan 300 pemuda menjadi watak tipa induk, yang
mengingatkan kita kepada Nabi Muhammad s.a.w. dengan 313 tentera
yang mengalahkan musuh kaum musyrikin Arab dalam Perang Badar.
Bersama pemuda gigih dan berani ini, Nikosa berjuang selama 10 tahun
dan berjaya mengalahkan empat negeri.
 Dua tahun kemudian beliau kembali dan diberi gelaran Panglima Nikosa.
Waktu itu Nikosa berusia 30 tahun, beristerikan gadis Jalila dan mendapat
dua anak. Bersama kawan-kawannya, Nikosa telah membuka sebuah
negeri Jalanan Baharu. Waktu negeri itu baru dibuka dan sedang makmur,
seorang pemuda miskin dari Sungai Tuku bernama Pilina, 25, menemui
Panglima Nikosa.
 Pertemuan Pilina dengan panglima Nikosa inilah tema utama novel ini. Panglima
Nikosa telah memberi ``nasihat pertanian'' kepada pemuda itu sehingga 12 tahun
kemudiannya Pilina menjadi kaya raya.
 Dalam ``nasihat pertanian'' itu, Panglima Nikosa menekankan pentingnya tanah
diusahakan dengan teratur dan menggunakan ilmu pertanian yang tinggi. ``Nasihat
pertanian'' ini adalah sindiran pengarang kepada penjajah Inggeris yang tidak
mempedulikan tanah subur Sarawak supaya diusahakan oleh bumiputera.
 Sebanyak 14 halaman menerangkan belok dan ilmu pertanian, 11 halaman untuk
gambaran perjuangan dan dua halaman untuk gambaran kemakmuran negeri Jalanan
Baharu. Seluruhnya bersifat realistik dan memenuhi ciri-ciri novel moden hari ini.
 Selepas 48 tahun HPN diterbitkan muncul novel bersifat saduran, Kecurian Lima
Million Ringgit oleh Muhammad Muhammad Said di Kelantan pada 1922.
Kemudian novel Syair Cerita Bijaksana oleh Abdul Rahman Daud al-Makki dan
Hassan Omar pada 1923, Hikayat Faridah Hanum oleh Syed Sheikh Ahmad al-Hadi
pada 1925/26 yang juga novel saduran, Kawan Benar (1927) dan Iakah Salmah
(1928) kedua-duanya oleh Muhammad Rashid Talu.
 Kemudian diterbitkan Hikayat Percintaan Kemudaan (1927) oleh Ahmad Kontot dan
Mencari Isteri (1928/29) oleh Muhammad Yusof Ahmad.
 Kecurian Lima Million Ringgit mengisahkan kelicikan dan kepintaran
John Sinclair (pencuri di Eropah), Jack Hocker (penipu yang pintar di
Amerika), Nicholes Carter (detektif yang terkenal di Amerika) dan Mr.
Baxter (ketua polis yang mashyur kerana ketajamannya mencium dan
memahami segala tipu helah penjahat termasuk pencuri dan penipu).
 Penduduk di kota London dan Amerika bimbang kerana penipuan dan
kecurian berleluasa. Bagaimanapun, tindakan bijak detektif Nicholes
Carter Baxter menjadikan kawasan itu aman.
 Persoalan emansipasi wanita diketengahkan dalam Hikayat Faridah Hanum
dan Iakah Salmah?. Faridah Hanum seorang gadis terpelajar di Mesir dan
Salmah gadis terpelajar di Pulau Pinang walaupun mempunyai latar yang
berbeza tetapi memperjuangkan kebebasan wanita dalam masyarakat.
 Oleh kerana penulis Hikayat Faridah Hanum seorang reformasi Islam yang
terkenal, perwatakan Faridah Hanum banyak menekankan soal agama
Islam. Iakah Salmah pula banyak memperkatakan soal adat dalam
masyarakat Melayu. Soal Islam yang disentuh secara tidak langsung.
 Mencari Isteri mengisahkan Mahmud dan Adnan yang terdidik di Malay
College Kuala Kangsar (MCKK). Mereka menjadi pegawai dan menyanjung
penjajah Inggeris. Dalam rumah mereka hanya ada buku dan akhbar berbahasa
Inggeris. Mereka bercakap menggunakan kalimat ``tuan'' antara satu sama lain.
Mereka gemar mencemikkan aturan dan kezaliman Melayu dulu.
 Sebagai orang moden Mahmud membela anjing dalam rumah. Ini sesuai
dengan sikapnya yang mencintai Miss Yap Ah Moi seorang gadis Cina anak
tauke lombong bijih timah. Kedua-dua mereka mengangap gadis Melayu
bodoh dan tidak tahu bergaul. Kerana itu mereka tidak mahu beristerikan gadis
Melayu tetapi mereka gagal dan akhirnya berkawin dengan gadis pilihan
keluarga.
 Ini adalah novel pertama membawa tema asimilasi kaum. Percintaan Mahmud
dengan Miss Yap Ah Moi merupakan bibit perpaduan antara dua keturunan
yang berbeza adat, budaya dan agama. Kegagalan percintaan mereka
menggambarkan bahawa setiap orang Melayu tidak mungkin terpisah dengan
adat, budaya dan agamanya, Begitu juga kaum Cina yang akhirnya kembali
kepada adat Cinanya.
Karya Asli

 Karya asli memiliki 2 arti. Karya asli berasal dari kata


dasar karya. Karya asli adalah sebuah homonim karena arti-
artinya memiliki ejaan dan pelafalan yang sama tetapi
maknanya berbeda
 Arti: Karya asli berarti hasil ciptaan yang bukan saduran,
salinan, atau terjemahan
 Arti: Karya asli berarti hasil ciptaan yang bukan tiruan
 Arti Kata Karya Asli KBBI Kamus Bahasa Indonesia
 Karya Asli: hasil ciptaan yang bukan saduran, salinan, atau
terjemahan; 
(2) hasil ciptaan yang bukan tiruan
Hak cipta 

 Pengertian Hak Cipta adalah secara harfiah berasal dari


dua kata yaitu hak dan cipta. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, kata “hak” berarti suatukewenangan yang
diberikan kepada pihak tertentu yang sifatnya bebas untuk
digunakan atau tidak.Sedangkan kata “cipta” atau “ciptaan”
tertuju pada hasil karya manusia dengan menggunakan akal
pikiran, perasaan, pengetahuan, imajinasi dan pengalaman.
Sehingga dapat diartikan bahwa hak cipta berkaitan erat
dengan intelektual manusia
 Hak cipta (lambang internasional: ©, Unicode: U+00A9) adalah hak eksklusif Pencipta atau
Pemegang Hak Cipta untuk mengatur penggunaan hasil penuangan gagasan atau informasi
tertentu. Pada dasarnya, hak cipta merupakan "hak untuk menyalin suatu ciptaan". Hak cipta
dapat juga memungkinkan pemegang hak tersebut untuk membatasi penggandaan tidak sah
atas suatu ciptaan. Pada umumnya pula, hak cipta memiliki masa berlaku tertentu yang
terbatas.
 Hak cipta berlaku pada berbagai jenis karya seni atau karya cipta atau "ciptaan". Ciptaan
tersebut dapat mencakup puisi, drama, serta karya tulislainnya, film, karya-karya koreografis (
tari, balet, dan sebagainya), komposisi musik, rekaman suara, lukisan, gambar, patung, foto, 
perangkat lunak komputer, siaran radio dan televisi, dan (dalam yurisdiksi tertentu) desain
industri.
 Hak cipta merupakan salah satu jenis hak kekayaan intelektual, namun hak cipta berbeda
secara mencolok dari hak kekayaan intelektual lainnya (seperti paten, yang memberikan hak 
monopoli atas penggunaan invensi), karena hak cipta bukan merupakan hak monopoli untuk
melakukan sesuatu, melainkan hak untuk mencegah orang lain yang melakukannya.
 Hukum yang mengatur hak cipta biasanya hanya mencakup ciptaan yang berupa perwujudan
suatu gagasan tertentu dan tidak mencakup gagasan umum, konsep, fakta, gaya, atau teknik
yang mungkin terwujud atau terwakili di dalam ciptaan tersebut. Sebagai contoh, hak cipta
yang berkaitan dengan tokoh kartun Miki Tikus melarang pihak yang tidak berhak
menyebarkan salinan kartun tersebut atau menciptakan karya yang meniru tokoh tikus tertentu
ciptaan Walt Disney tersebut, namun tidak melarang penciptaan atau karya seni lain mengenai
tokoh tikus secara umum.
Definisi Hak Cipta

 Hak cipta adalah hak eksklusif atau yang hanya dimiliki si


Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengatur
penggunaan hasil karya atau hasil olah gagasan atau
informasi tertentu. Pada dasarnya, hak cipta merupakan
"hak untuk menyalin suatu ciptaan" atau hak untuk
menikmati suatu karya. Hak cipta juga sekaligus
memungkinkan pemegang hak tersebut untuk membatasi
pemanfaatan, dan mencegah pemanfaatan secara tidak sah
atas suatu ciptaan. Mengingat hak eksklusif itu mengandung
nilai ekonomis yang tidak semua orang bisa membayarnya,
maka untuk adilnya hak eksklusif dalam hak cipta memiliki
masa berlaku tertentu yang terbatas. (Harris Munandar dan
Sally Sitanggang, op.cit., hlm.14.)
Contoh Karya Asli Puisi
Tradisional
 B.Pantun
 Puisi asli yang terdiri dari :
 ·         4 baris dan tiap baris terdapat 8-12 suku kata
 ·         Bersajak ABAB (silang)
 ·         Baris 1 dan 2 merupakan sampiran
 ·         Baris 3-4 merupakan isi
 Secara umum peran sosial pantun adalah sebagai alat penguat penyampaian pesan
karena menunjukkan kecepatan seseorang dalam berfikir dan bermain-main dengan
kata.
 Contoh Pantun:
Disangka nenas ditengah padang
      Rupanya urat jawi-jawi
Disangka panas hingga petang
      Kiranya hujan tengah hari
Karya-karya moden dengan
imaginasi penulis
 Novel
 Cerpen
 Sajak
 Drama
 Karya-karya tradisional
Tutorial

 Kumpulan pertama pilih satu karya saduran dan bincangkan


 Kumpulan 2 pilih satu karya asli dan bincangkan

Setiap kumpulan diberikan masa 1 jam

Anda mungkin juga menyukai