Anda di halaman 1dari 11

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sebagai bagian dari revitalisasi pembangunan pertanian, pemerintah telah bertekad


untuk meningkatkan produktivitas padi nasional menuju swasembada berkelanjutan. Program
ini harus didukung oleh semua pihak yang terkait, dalam proses produksinya. Padi merupakan
tulang punggung pembangunan subsektor tanaman pangan dan berperan penting terhadap
pencapaian ketahanan pangan secara nasional. Padi memberikan kontribusi besar terhadap
Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional (Wibawa, 2008). Provinsi Bengkulu memiliki luas lahan
sawah 99.702 ha dengan produktivitas 4,29 ton/ha (BPS Provinsi Bengkulu, 2013).
Produktivitas tersebut masih berpeluang untuk ditingkatkan salah satunya adalah melalui
penerapan teknologi budidaya yang spesifik lokasi.
Penerapan teknologi hasil litkaji spesifik lokasi diharapkan dapat mendorong
pembangunan pertanian di daerah, sehingga sektor pertanian mampu berfungsi sebagai mesin
penggerak perekonomian nasional. Kinerja sistem alih teknologi akan berhasil dan berdaya
guna apabila mendapat dukungan dari tiga kelembagan yang saling terkait yaitu (i)
kelembagaan penelitian dan pengembangan, (ii) kelembagaan penyuluhan, dan (iii)
kelembagaan petani. Ketiga lembaga tersebut merupakan satu rangkaian yang saling
mendukung dan terkait dalam suatu sistem alih teknologi dan tidak dapat bekerja sendiri-
sendiri.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) sebagai unit pelaksana teknis Badan
Litbang Pertanian di daerah, melalui pelaksanaan fungsi informasi, komunikasi dan diseminasi
(3-Si) diharapkan menjadi roda penggerak dalam mempercepat dan memperluas pemanfaatan
berbagai inovási pertanian hasil litkaji oleh pengguna (pelaku utama dan pelaku usaha sektor
pertanian). Diseminasi adalah cara dan proses penyebarluasan inovasi/teknologi hasil-hasil
litkaji kepada masyarakat atau pengguna untuk diketahui dan dimanfaatkan. Kegiatan
diseminasi hasil litkaji dapat dimaknai juga sebagai upaya scalling up hasil litkaji (Kasryno,
2006). Untuk itu, perlu strategi atau mekanisme yang efisien dan efektif.
Salah satu faktor yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan petani-
peternak adalah melalui penyelenggaraan penyuluhan pertanian. Penyuluhan Pertanian
merupakan suatu pendidikan non-formal yang ditujukan kepada petani-peternak dan
keluarganya untuk meningkatkan pengetahuannya di sektor pertanian. Penyebarluasan

1
informasi dalam penyuluhan pertanian mencakup penyebaran informasi yang berlangsung
antar penentu kebijakan, antar peneliti, antar penyuluh, antar petani maupun antar pihak-
pihak yang berkedudukan setingkat dalam proses pembangunan pertanian sehingga
meningkatkan produksi dan menambah pendapatan/keuntungan. Keberhasilan
penyelenggaraan penyuluhan pertanian sangat ditentukan oleh materi pendukung, seperti
media dan metode penyuluhan pertanian dalam berbagai bentuk dan sesuai dengan
kebutuhan. Media dan metode penyuluhan pertanian dalam berbagai bentuk dan sesuai
dengan sasaran yang ingin dituju, mutlak diperlukan karena tingkat kemampuan maupun
tingkat pendidikan petani-peternak berbeda.
Dari evaluasi pelaksanaan diseminasi dari berbagai media dan metode penyuluhan,
dipandang perlu untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas kegiatan diseminasi sehingga lebih
berdaya guna dan memenuhi pemecahan masalah yang dihadapi oleh petani sesuai dengan
perkembangan pembangunan. Mengingat masih banyaknya hasil litkaji yang belum diadopsi
oleh petani karena kurangnya informasi teknologi yang diterima, maka diperlukan kegiatan
percepatan adopsi inovasi oleh BPTP Bengkulu. Percepatan adopsi inovasi di Provinsi Bengkulu
salah satunya dilakukan dengan metode demonstrasi plot (demplot). Demplot adalah kegiatan
untuk memperlihatkan secara nyata tentang penerapan teknologi pertanian yang dilaksanakan
oleh perorangan. Salah satu inovasi teknologi yang didiseminasikan melalui demplot Kegiatan
Peningkatan Kapasitas Penyuluhan tahun 2015 adalah teknologi budidaya padi sawah dengan
pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) yang dilaksanakan di Kota Bengkulu.
Sebagai salah satu upaya untuk mendukung percepatan inovasi teknologi budidaya padi
sawah dengan pendekatan PTT, dilaksanakan kegiatan Temu Lapang Teknologi Budidaya Padi
Sawah dengan Pendekatan PTT. Temu lapang merupakan salah satu metode penyuluhan dan
diharapkan menjadi wadah dan sarana untukk mempertemukan petani dengan peneliti untuk
saling tukar-menukar informasi tentang teknologi yang dihasilkan oleh peneliti dan menjaring
umpan balik dari petani.

2
1.2. Tujuan

1. Meningkatkan pemahaman (pengetahuan dan sikap) petani terhadap teknologi


budidaya padi melalui pendekatan pengelolaan tanaman terpadu.
2. Memperoleh umpan balik petani melalui penyampaian informasi tentang manfaat
teknologi budidaya padi melalui pendekatan pengelolaan tanaman terpadu.
3. Memotivasi petani untuk menerapkan teknologi budidaya padi melalui pendekatan
pengelolaan tanaman terpadu.

1.3. Keluaran
1. Peningkatan pengetahuan petani terhadap teknologi budidaya padi melalui
pendekatan pengelolaan tanaman terpadu.
2. Diperolehnya umpan balik dalam percepatan adopsi kegiatan apresiasi teknologi
budidaya padi di Provinsi Bengkulu.
3. Tersalurkannya kegiatan apresiasi teknologi budidaya padi melalui pendekatan PTT
di Provinsi Bengkulu.

3
II. PROSEDUR PELAKSANAAN

2.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Temu Lapang Teknologi Budidaya Padi dengan Pendekatan PTT dilaksanakan pada
tanggal 1 September 2015. Kegiatan ini diadakan di lahan usahatani Ketua Kelompok Tani
Gambung Jaya Kelurahan Panorama Kecamatan Singaran Patih Kota Bengkulu.

2.2. Tahapan Pelaksanaan

Tahapan pada kegiatan Temu Lapang Teknologi Budidaya Padi dengan Pendekatan PTT
di Kelurahan Panorama Kecamatan Singaran Patih Kota Bengkulu terdiri dari beberapa tahap,
yaitu:
 Pembukaan.
 Penyampaian materi tentang inovasi teknologi budidaya padi melalui pendekatan
Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT).
 Penyampaian testimoni dari petani kooperator dan kunjungan lapangan ke lokasi demplot.
 Penyampaian materi Peranan BP4K Terhadap Diseminasi Inovasi Teknologi Budidaya Padi.
 Diskusi.
 Pengisian daftar pertanyaan (kuesioner) pre test yang dilaksanakan sebelum kegiatan
berlangsung dan post test yang dilaksanakan setelah diskusi. Adapun tujuan dari pengisian
kuesioner adalah untuk melihat tingkat pengetahuan petani dalam budidaya padi melalui
pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) sebelum dan sesudah dilaksanakannya
temu lapang.
 Penutupan.

2.3. Materi
Materi yang disampaikan pada Temu Lapang Teknologi Budidaya Padi dengan
Pendekatan PTT secara rinci dapat dilihat pada Tabel 1.

4
Tabel 1. Materi Temu Lapang Teknologi Budidaya Padi dengan Pendekatan PTT di Kelurahan
Panorama Kecamatan Singaran Patih

No Judul Materi Pemateri/Pemandu

1. Pembukaan Temu Lapang Teknologi Bunaiyah Honorita,SP


Budidaya Padi dengan Pendekatan PTT

2. Penyampaian materi Budidaya Padi Sawah 1. Dr. Umi Pudji Astuti, MP


dengan Pendekatan PTT
2. Yesmawati, SP

3. Penyampaian testimoni dan kunjungan Sahabudin


lapangan

4. Penyampaian materi Peranan BP4K Terhadap Kepala BP4K Kota Bengkulu


Diseminasi Inovasi Teknologi Budidaya Padi

5. Diskusi

2.4. Peserta

Peserta yang hadir dalam Temu Lapang Teknologi Budidaya Padi dengan Pendekatan
PTT di Kelurahan Panorama Kecamatan Singaran Patih Kota Bengkulu berjumlah 35 orang
(Tabel 2).

Tabel 2. Peserta Temu Lapang Teknologi Budidaya Padi dengan Pendekatan PTT di Kelurahan
Panorama Kecamatan Singaran Patih Kota Bengkulu

No Peserta Jumlah (Orang)


1. BPTP 6
2. BP4K Kota Bengkulu 2
3. Penyuluh BP3K 13
4. Petani 14

5
2.4. Pembiayaan

Pembiayaan pelaksanaan Temu Lapang Teknologi Budidaya Padi dengan Pendekatan


PTT di Kelurahan Panorama Kecamatan Singaran Patih Kota Bengkulu tanggal 1 September
2015, bersumber dari alokasi anggaran kegiatan Peningkatan Kapasitas Penyuluh, Peneliti
dalam Percepatan Penyebaran Inovasi Pertanian di Provinsi Bengkulu pada DIPA BPTP Bengkulu
Tahun Anggaran 2015.

6
III. HASIL

3.1. Pembukaan Kegiatan apresiasi teknologi budidaya padi di kelurahan


panorama kecamatan singaran patih

Pembukaan kegiatan Temu Lapang Teknologi Budidaya Padi dengan Pendekatan PTT
disampaikan oleh penyuluh dari BPTP Bengkulu, Bunaiyah Honorita, SP. Dalam pembukaan
disampaikan mengenai keseluruhan rangkaian kegiatan yang meliputi: penyampaian materi
mengenai Budidaya Padi Sawah dengan Pendekatan PTT dari BPTP Bengkulu dan Peranan
Penyuluh dalam Diseminasi Inovasi Teknologi Budidaya Padi Sawah dari BP4K Kota Bengkulu,
penyampaian testimoni dari petani kooperator, diskusi dan penutupan.

3.2. Penyampaian Materi Mengenai Budidaya Padi Sawah dengan Pendekatan PTT

Materi budidaya padi sawah dengan pendekatan PTT disampaikan oleh Peneliti dan
Penyuluh dari BPTP Bengkulu, Dr. Umi Pudji Astuti, MP dan Yesmawati, SP. Dalam kegiatan ini
disampaikan pada petani mengenai: 1). Kombinasi komponen teknologi yang digunakan pada
lokasi tertentu dapat berbeda dengan lokasi lainnya sehingga penentuan kombinasi teknologi
yang tepat akan mempengaruhi peningkatan produksi padi. 2). Melalui pendekatan PTT
rekomendasi teknologi yang diberikan disesuaikan dengan kondisi lahan setempat. 3). Petani
harus mampu menentukan dan membandingkan benih/varietas unggul (tahan terhadap iklim
dan jenis tanah setempat, toleran terhadap hama dan penyakit, tahan rebah serta daya hasil
optimal), 4). Petani harus melakukan pengolahan tanah dengan baik, 5). Dalam pemupukan
harus memperhatikan pemakaian dosis pupuk yang tepat (sesuai dengan kondisi tanah dan
kalender musim tanam), 6). Pengairan yang baik, 7). Pengendalian hama dan penyakit harus
dilakukan secara cepat dan tepat, serta 8). Pentingnya pengaturan jarak tanam dengan sistem
jajar legowo 2:1. Hasil demplot padi dengan jarwo 2:1 pada varietas cigeulis mampu
meningkatkan produksi tanaman padi secara signifikan dari 6 ton/ha menjadi 8,77 ton/ha. Juga
disampaikan manfaat kegiatan ini bagi penyuluh yakni: 1). Dapat menambah angka kredit
melalui pembuatan karya tulis ilmiah dari hasil kegiatan demplot padi padi tersebut.

7
3.4. Penyampaian Testimoni dari Petani Kooperator dan Kunjungan Lapangan
Penyampaian testimoni dari petani kooperator disampaikan oleh Bapak Syahabudin.
Pada kegiatan ini disampaikan penjelasan singkat mengenai cara budidaya padi sawah yang
diterapkan sekaligus menunjukkan secara langsung hasil teknologi di lapangan kepada peserta.

3.5. Penyampaian Peranan Penyuluh Terhadap Diseminasi Teknologi Budidaya


Padi Sawah

Materi Peranan Penyuluh Terhadap Disemnasi Teknologi Budidaya Padi Sawah


disampaikan oleh Kepala BP4K Kota Bengkulu. Pada kegiatan ini disampaikan apresiasi beliau
terhadap hasil demplot padi yang mengalami peningkatan produksi dengan diterapkannya
sistem jarwo 2:1. Kemudian penyampaian motivasi kepada peserta khususnya petani untuk
mengadopsi inovasi yang diterapkan sehingga diharapkan mampu meningkatkan hasil produksi
padi secara signifikan serta pemberian motivasi kepada penyuluh untuk memanfaatkan demplot
padi di lokasi tersebut sebagai bahan untuk membuat karya tulis ilmiah yang nantinya berguna
untuk pengajuan angka kredit. Kepala Badan juga menyampaikan bahwa penyuluh sangat
berperan dalam diseminasi teknologi budidaya padi sawah guna meningkatkan pengetahuan,
sikap, dan keterampilan petani dan produktivitas lahan sawah.

3.6 Diskusi
Berdasarkan hasil diskusi dengan peserta, diperoleh informasi lebih detail tentang
komponen pengelolaan tanaman padi yang biasa diterapkan oleh petani. Dalam hal ini, petani
belum menerapkan sistem jajar legowo 2:1, petani masih menerapkan cara tanam tegel sesuai
dengan kebiasaan yang mereka lakukan. Selain itu diperolehnya informasi mengenai berbagai
permasalahan yang dihadapi petani yang meliputi kebutuhan akan: 1. Pengadaan traktor, 2.
Pengadaan pupuk, dan pengadaan saprodi lainnya sehingga dapat segera ditindaklanjuti untuk
menunjang peningkatan produktivitas padi sawah.

3.6. Pengisian Kuesioner

Data yang diambil dalam kuesioner antara lain adalah karakteristik responden yang
meliputi pendidikan, umur, jenis kelamin, luas lahan dan tingkat pengetahuan petani terhadap
teknologi budidaya padi melalui pendekatan PTT, baik dalam penggunaan VUB dan benih

8
bermutu dan berlabel, penyemaian, pemupukan, dan penanaman. Kuesioner diberikan sebelum
dan sesudah dilaksanakannya kegiatan.

IV. KESIMPULAN

1. Meningkatnya pemahaman (pengetahuan dan sikap) petani terhadap manfaat teknologi


budidaya padi melalui pendekatan PTT.
2. Diperolehnya umpan balik petani melalui penyampaian informasi tentang manfaat
teknologi budidaya padi melalui pendekatan PTT.
3. Termotivasinya petani untuk menerapkan teknologi budidaya padi melalui pendekatan
PTT.

9
Lampiran 1. Foto Kegiatan Temu Lapang Teknologi Budidaya Padi dengan Pendekatan PTT di
Kota Bengkulu

Foto 1. Pembukaan dan Pembingkaian Foto 2. Penyampaian Materi Teknologi


Acara Budidaya Padi dengan Pendekatan PTT

Foto 3. Penyampaian Materi Menyusun Foto 4. Penyampaian Materi Peranan Penyuluh


Angka Kredit dari Kegiatan Demplot dalam Diseminasi Teknologi Budidaya Padi

10
Foto 5. Penyampaian Testimoni dan Foto 6. Pengisian kuesioner
Kunjungan Lapangan

11

Anda mungkin juga menyukai