PENDAHULUAN
1
diseminasi hasil litkaji dapat dimaknai juga sebagai upaya scalling up hasil litkaji (Kasryno,
2006). Untuk itu, perlu strategi atau mekanisme yang efisien dan efektif.
Salah satu faktor yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan petani-
peternak adalah melalui penyelenggaraan penyuluhan pertanian. Penyuluhan Pertanian
merupakan suatu pendidikan non-formal yang ditujukan kepada petani-peternak dan
keluarganya untuk meningkatkan pengetahuannya di sektor pertanian. Penyebarluasan
informasi dalam penyuluhan pertanian mencakup penyebaran informasi yang berlangsung
antar penentu kebijakan, antar peneliti, antar penyuluh, antar petani maupun antar pihak-
pihak yang berkedudukan setingkat dalam proses pembangunan pertanian sehingga
meningkatkan produksi dan menambah pendapatan/keuntungan. Keberhasilan
penyelenggaraan penyuluhan pertanian sangat ditentukan oleh materi pendukung, seperti
media dan metode penyuluhan pertanian dalam berbagai bentuk dan sesuai dengan
kebutuhan. Media dan metode penyuluhan pertanian dalam berbagai bentuk dan sesuai
dengan sasaran yang ingin dituju, mutlak diperlukan karena tingkat kemampuan maupun
tingkat pendidikan petani-peternak berbeda.
Dari evaluasi pelaksanaan diseminasi dari berbagai media dan metode penyuluhan,
dipandang perlu untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas kegiatan diseminasi sehingga lebih
berdaya guna dan memenuhi pemecahan masalah yang dihadapi oleh petani sesuai dengan
perkembangan pembangunan. Mengingat masih banyaknya hasil litkaji yang belum diadopsi
oleh petani karena kurangnya informasi teknologi yang diterima, maka diperlukan kegiatan
percepatan adopsi inovasi oleh BPTP Bengkulu. Percepatan adopsi inovasi di Provinsi Bengkulu
salah satunya dilakukan dengan metode demonstrasi plot (demplot). Demplot merupakan
salah satu metode penyuluhan pertanian yang dapat digunakan untuk mempercepat
penyebaran informasi inovasi pertanian kepada masyarakat pertanian. Demplot adalah
kegiatan untuk memperlihatkan secara nyata tentang penerapan teknologi pertanian yang
dilaksanakan oleh perorangan. Salah satu inovasi teknologi yang didiseminasikan melalui
demplot adalah teknologi budidaya kedelai dengan pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu
(PTT) yang dilaksanakan di Kabupaten Lebong.
2
1. 2. Tujuan
1. Mendesiminasikan teknologi budidaya kedelai dengan pendekatan Pengelolaan
Tanaman Terpadu (PTT).
2. Menjaring respon penyuluh dan petani terhadap teknologi yang didesiminasikan.
1.3. Keluaran
3
II. PROSEDUR PELAKSANAAN
Temu Lapang Teknologi Budidaya Kedelai dengan Pendekatan PTT dilaksanakan pada
tanggal 3 Juli 2015 di Lokasi Demplot Budidaya Kedelai dengan Pendekatan PTT di Lahan BP3K
Tabeak Blau Kabupaten Lebong.
Tahapan yang dilaksanakan pada kegiatan Temu Lapang Teknologi Budidaya Kedelai
dengan Pendekatan PTT di BP3K Tabeak Blau Kabupaten Lebong meliputi:
Kata sambutan dan pembingkaian kegiatan.
Kata sambutan dan pembukaan.
Penyampaian materi tentang inovasi teknologi budidaya kedelai dengan pendekatan PTT.
Kunjungan lapangan ke lokasi demplot.
Diskusi.
Pengisian daftar pertanyaan (kuesioner) pre test yang dilaksanakan sebelum kegiatan
berlangsung dan post test yang dilaksanakan setelah diskusi. Adapun tujuan dari pengisian
kuesioner adalah untuk melihat tingkat pengetahuan petani dalam budidaya padi melalui
pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) sebelum dan sesudah dilaksanakannya
temu lapang.
Penutupan.
2.3. Materi
Materi yang disampaikan pada Temu Lapang Teknologi Budidaya Kedelai dengan
Pendekatan PTT secara rinci dapat dilihat pada Tabel 1.
4
Tabel 1. Materi Temu Lapang Teknologi Budidaya Kedelai dengan Pendekatan PTT di
Kabupaten Lebong
2.4. Peserta
Peserta yang hadir pada Temu Lapang Teknologi Budidaya Kedelai dengan Pendekatan
PTT di Kabupaten Lebong berjumlah 31 orang (Tabel 2).
Tabel 2. Peserta Temu Lapang Teknologi Budidaya Kedelai dengan Pendekatan PTT di
Kabupaten Lebong
2.4. Pembiayaan
5
anggaran kegiatan Peningkatan Kapasitas Penyuluh, Peneliti dalam Percepatan Penyebaran
Inovasi Pertanian di Provinsi Bengkulu pada DIPA BPTP Bengkulu Tahun Anggaran 2015.
III. HASIL
Kata sambutan dan pembingkaian kegiatan Temu Lapang Teknologi Budidaya Kedelai
dengan Pendekatan PTT disampaikan oleh Ibu Yesmawati, SP. Pada sambutan, disampaikan
apresiasi dari BPTP Bengkulu kepada Pihak BP3K yang telah bekerja sama dalam pelaksanaan
demplot budidaya kedelai di lahan BP3K yang dimiliki. Diharapkan dengan adanya demplot ini
dapat meningkatkan pengetahuan penyuluh dan petani mengenai teknologi budidaya tanaman
kedelai, yang nantinya dapat digunakan sebagai percontohan dalam melaksanakan GP-PTT
kedelai di Kabupaten Lebong.
3.2. Kata Sambutan dan Pembukaan oleh Kepala BP4K Kabupaten Lebong
Kegiatan temu lapang dibuka secara resmi oleh Kepala BP4K Kabupaten Lebong, Bapak
Syapiul Kalbi, SP. Dalam sambutannya, Kepala Badan menyampaikan bahwa Kabupaten
Lebong sangat berterima kasih dengan adanya kerjasama antara BPTP Bengkulu dengan BP4K
Kabupaten Lebong, diantaranya melalui pelaksanaan demplot tanaman kedelai pada lahan BP3K
Tabeak Blau yang sedang dilaksanakan. Kerjasama melalui demplot ini diharapkan oleh Kepala
BP4K dapat dijadikan wahana belajar bagi penyuluh maupun petani dalam teknologi budidaya
tanaman kedelai. Diharapkan juga kerjasaman antara BPTP Bengkulu tidak hanya dilaksanakan
pada tahun ini saja, tetapi juga berkelanjutan untuk tahun-tahun berikutnya.
6
3.4. Pengisian Daftar Pertanyaan (Kuesioner)
Data yang diambil dalam kuesioner antara lain adalah karakteristik responden yang
meliputi pendidikan, umur, jenis kelamin, luas lahan dan tingkat pengetahuan petani terhadap
teknologi budidaya padi melalui pendekatan PTT, baik dalam penggunaan VUB dan benih
bermutu dan berlabel, penyemaian, pemupukan, dan penanaman. Kuesioner diberikan sebelum
dan sesudah dilaksanakannya kegiatan.
7
IV. KESIMPULAN
8
Lampiran 1. Foto Kegiatan Temu Lapang Budidaya Kedelai dengan Pendekatan PTT di
Kabupaten Lebong