DISUSUN OLEH:
Bunaiyah Honorita
Umi Pudji Astuti
KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU
2015
KATA PENGANTAR
Tim Kegiatan
I. PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
1. Meningkatkan peran peneliti dan penyuluh dalam mempercepat proses adopsi
inovasi teknologi budidaya padi sawah melalui pendekatan Pengelolaan
Tanaman Terpadu (PTT).
2. Mendiseminasikan teknologi budidaya padi sawah melalui pendekatan
Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) kepada petani dan penyuluh.
3. Mengetahui minat dan respon petani dan penyuluh terhadap inovasi teknologi
budidaya padi sawah melalui pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu
(PTT).
1.3. Keluaran
1. Meningkatnya peran peneliti dan penyuluh dalam mempercepat proses adopsi
inovasi teknologi budidaya padi sawah melalui pendekatan Pengelolaan
Tanaman Terpadu (PTT).
2. Terdiseminasinya teknologi budidaya padi sawah melalui pendekatan
Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) kepada petani dan penyuluh di wilayah
BPP Singaran patih.
3. Diketahuinya minat dan respon petani dan penyuluh terhadap inovasi teknologi
budidaya padi sawah melalui pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu
(PTT).
II. TINJAUAN PUSTAKA
Persemaian
Buat bedengan dengan tinggi 5-10 cm, lebar 110 cm serta panjang sesuaikan
dengan kebutuhan. Luas persemaian adalah 5 % dari luas areal pertanaman atau
sekitar 500 m untuk tiap hektar pertanaman.
Pupuk bokasi secukupnya dan pupuk kimia yang digunakan untuk persemaian
adalah Urea, SP -36 dan KCL masing masing dengan takaran 15 g/m. persemaian
diberikan karbufuran untuk menghndari hama burung, orong-orong dan semut.
Sebelum disebar, benih direndam terlebih dahulu selama 24 jam, kemudian
diperam selama 24 jam.
Benih yang mulai berkecambah ditabur di persemaian dengan kerapatan 25-50
g/m atau 0,5 – 1 kg per 20 m. Kebutuhan benih 25 kg/ha.
Penanaman
Penanaman dilakukan pada saat bibit muda (15 – 21 HSS).
Tanam 1-3 bibit perlubang.
Sistem tanam legowo [(20 x 10) x 40] cm:
1) Legowo 2:1 (Jarak tanam 20 x 10 x 40 cm = pop. tan 33 rumpun/m2),
2) Legowo 4:1 (Jarak tanam 20 x 10 x 40 cm = pop. tan 40 rumpun/m2),
Penyulaman dilakukan 7 hari setelah tanam, dengan bibit dari varietas dan umur
yang sama.
Pemupukan
Pemupukan dilakukan 3 x selama 1 musim tanam yaitu: pemupukan I =7-14 HST,
II = 21 – 25 HST dan III = 35-40 HST dengan dosis pupuk spesifik lokasi.
Acuan rekomendasi pemupukan N, P dan K tanaman padi sawah dapat didasarkan:
BWD (bagan warna daun) untuk N dan PUTS (perangkat uji tanah sawah untuk P
dan K).
Selain itu juga rekomendasi pemupukan dapat mengacu pada Permentan No
40/2007 tentang Rekomendasi Pemupukan dan rekomendasi pada sistem kalender
tanam.
Pengairan
Pengairan dilakukan secara berselang sebagai berikut : a) selesai tanam ketinggian
air 3 cm selama 3 hari, b) Setelah periode tersebut, air pada petak pertanaman
dibuang sampai kondisi macak-macak selama 10 hari, c) dari fase pembentukan
anakan s/d fase primordia bunga lahan digenangi air setinggi 3 cm, d) menjelang
pemupukan susulan pertama dilakukan drainase dan sekaligus penyiangan, e) Fase
primordia bunga s/d fase bunting lahan digenagi air setinggi 5 cm untuk menekan
pertumbuhan anakan baru, f) Selama fase bunting s/d fase berbunga lahan
pertanaman diari 5 cm dan dikeringkan (2 hari) secara bergantian, g) fase pengisian
biji ketinggian air pertahankan 3 cm, h) Seminggu menjelang panen lahan
dikeringkan.
Tanaman padi memerlukan aerasi yang baik. Oleh karena itu, pengairan berselang
atau intermitten sangat dianjurkan.
Penyiangan
Penyiangan dilakukan untuk membebaskan tanaman dari gangguan gulma dan
kemungkinan tercampurnya biji gulma dalam benih yang akan dihasilkan.
Penyiangan dilakukan sedikitnya dua atau tiga kali tergantung keadaan gulma.
Penyiangan dilakukan pada saat pemupukan susulan pertama atau kedua. Ini
dimaksudkan agar pupuk yang diberikan hanya diserap oleh tanaman padi, jika
gulma sudah dikendalikan.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit menggunakan konsep PHT (Pengendalian
Hama Terpadu) adalah konsep pengendalian yang efektif dan ramah lingkungan.
Panen Tepat Waktu
Panen harus memperhatikan: umur tanaman padi, cara pemanenan serta tinggi
pemotongan tanaman (sebaiknya ketinggian pemotongan sekitar 20 cm dari
permukaan tanah dengan maksud jerami yang diangkut dari lahan tidak terlalu
banyak sehingga dapat dibuat kompos).
Alat panen dapat menggunakan sabit bergerigi atau mower agar tidak banyak
kerontokan (kehilangan hasil) dibandingkan dengan penggunaan sabit biasa.
Waktu panen yang tepat dapat didasarkan:
1. Umur varietas yang tercantum di dalam deskripsi varietas (90-95% gabah telah
berisi dan menguning).
2. Kadar air 21-26%.
3. Pada saat 30-35 hari setelah berbunga.
4. Kenampakan malai 90-95% gabah telah berwarna kuning.
5. Panen terlalu awal menyebabkan gabah hampa, gabah hijau, dan butir kapur
lebih banyak.
6. Panen terlalu lambat menimbulkan kehilangan hasil karena banyak gabah yang
rontok pada saat di lapangan. Selain itu dalam proses penggilingan jumlah gabah
yang patah akan meningkat.
7. Sistem pemanenan padi ada 3 macam, yaitu (1) Individual, (2) Ceblokan dan (3)
Kelompok.
III. PROSEDUR KERJA
3.1.3. Implementasi Demplot oleh Petani Kooperator atau Pelaksana Demplot yang
Ditunjuk dan Penyuluh Lapangan
Demplot budidaya padi dilaksanakan oleh petani kooperator yang telah disepakati
oleh penyuluh sebagai pendamping di lapangan.
c. Persemaian
Buat bedengan dengan tinggi 5-10 cm, lebar 110 cm serta panjang sesuaikan
dengan kebutuhan. Luas persemaian adalah 5 % dari luas areal pertanaman
atau sekitar 500 m untuk tiap hektar pertanaman.
Pupuk kompos secukupnya dan pupuk kimia yang digunakan untuk
persemaian adalah Urea, SP -36 dan KCL masing masing dengan takaran 15
g/m. Persemaian diberikan karbufuran untuk menghindari hama burung,
orong-orong dan semut.
Sebelum disebar benih direndam terlebih dahulu selama 24 jam, kemudian
diperam selama 24 jam.
Benih yang mulai berkecambah ditabur di persemaian dengan kerapatan
25 - 50 g/m atau 0,5 – 1 kg per 20 m. Kebutuhan benih 25 kg/ha.
d. Penanaman
Dilakukan pada saat bibit muda (15 – 21 HSS).
1-3 bibit per lubang.
Sistem tanam legowo Legowo 2:1 (Jarak tanam 20 x 10 x 40 cm = pop. tan
33 rumpun/m2).
Penyulaman dilakukan 7 hari setelah tanam, dengan bibit dari varietas dan
umur yang sama.
e. Pemupukan
Pemupukan dilakukan 3 x selama 1 musim tanam yaitu: pemupukan I =7-14
HST, II = 21 – 25 HST dan III = 35 – 40 HST dengan dosis pupuk spesifik
lokasi.
Acuan rekomendasi pemupukan N, P dan K didasarkan pada inovasi Kalender
Tanam (KATAM) Terpadu .
f. Pengairan
Selesai tanam ketinggian air 3 cm selama 3 hari.
Setelah periode tersebut, air pada petak pertanaman dibuang sampai kondisi
macak-macak selama 10 hari.
Fase pembentukan anakan s/d fase primordia bunga lahan digenangi air
setinggi 3 cm.
Menjelang pemupukan susulan pertama dilakukan drainase dan sekaligus
penyiangan.
Fase primordia bunga s/d fase bunting lahan digenagi air setinggi 5 cm
untuk menekan pertumbuhan anakan baru.
Selama fase bunting s/d fase berbunga lahan pertanaman diari 5 cm dan
dikeringkan (2 hari) secara bergantian.
Fase pengisian biji ketinggian air pertahankan 3 cm.
Seminggu menjelang panen lahan dikeringkan.
g. Penyiangan
Penyiangan dilakukan untuk membebaskan tanaman dari gangguan gulma
dan kemungkinan tercampurnya biji gulma dalam benih yang akan
dihasilkan.
Penyiangan gulma perlu dilakukan menjelang 21 hari setelah tanam agar
ramah lingkungan, hemat tenaga kerja, meningkatkan jumlah udara dalam
tanah, dan merangsang pertumbuhan akar lebih baik.
Penyiangan dilakukan dua atau tiga kali tergantung keadaan gulma.
Penyiangan dilakukan pada saat pemupukan susulan pertama atau kedua.
Ini dimaksudkan agar pupuk yang diberikan hanya diserap oleh tanaman
padi, jika gulma sudah dikendalikan.
k. Ubinan
Ubinan merupakan cara pendugaan hasil panen yang dilakukan dengan
menimbang hasil tanaman contoh pada plot panen.
Legowo 2 : 1
Ukuran Ubinan untuk legowo 2 : 1 dapat digunakan 2,4 x 2,4 m atau lebih.
Untuk ukuran petak ubinan legowo 2 x 1 m, terdapat 192 tanaman. Dalam 1
ha terdapat 1.736.111 petak ubinan.
Konversi hasil ubinan ke dalam Gabah Kering Giling (GKG) dihitung dengan
menggunakan rumus berikut:
Hasil GKG 14% = ((100 - Ka) / 86) x GKP
Keterangan:
Ka : Kadar air (%)
GKP : Gabah Kering Panen
GKG : Gabah Kering Giling
3.5. Nama dan Luas Display Kota Bengkulu
Rencana Tanggal
No Waktu Uraian Keterangan
Pelaksanaan Pelaksanaan
1 Pengolahan Tanah Mei 2015
2 < 20 hss Persemaian Mei 2015 -
3 0 hst Penanaman
2 Juni 2015
Pengendalian Keong
4 7 – 14 hst Pemupukan ke 1
10 Juni 2015
(62 kg Phonska dan 20
kg Urea)
5 < 21 hst Penyiangan ke 1 22 Juni 2015
6 21 – 25 hst Pemupukan ke 2 24 Juni 2015
(63 kg Phonska dan 30
kg Urea)
7 < 40 hst Penyiangan ke 2 6 Juli 2015
8 35 – 40 hst Pemupukan ke 3
8 Juli 2015
(37,5 kg Urea)
9 Penyemprotan ke 1
10 Penyemprotan ke 2
11 70 hst Penyemprotan Score 12 Agustus 2015
12 Penyemprotan ke 3
13 Penyemprotan ke 4
14 Penyemprotan ke 5
15 Panen 30 September
2015
16 Hasil Ubinan 1 (......... kg )
Hasil Ubinan 1 (......... kg )
Hasil Ubinan 1 (.........kg )
3.7. Rencana Pelaksanaan
BULAN
No Uraian Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Koordinasi antar instansi (Dinas Pertanian dan BPTP)
2 Persiapan lahan/Pengolahan lahan
3. Persemaian
4. Penanaman
5. Pemupukan I (20 HST)
6. Pemupukan II (40 HST)
7. Pemupukan III (50 HST)
8. Pengairan
9. Penyiangan
10. Pengendalian OPT (hama dan penyakit)
11. Pengamatan
12. Panen
13. Perontokkan
14. Pengangkutan hasil panen
15. Penjemuran
17
No. Uraian Minggu ke-
2 4 6 8 10 12 14
Tanggal: Tanggal: Tanggal: Tanggal: Tanggal: Tanggal: Tanggal:
1. Tinggi tanaman
2. Jumlah rumpun
3. Jumlah anakan
4. Jumlah malai
5. Umur berbunga
18