Anda di halaman 1dari 10

NAMA : MUH.

ARHAM
NIM: G061231028
PROGRAM STUDI : PROTEKSI TANAMAN

RESUME MATERI
WAWASAN ILMU PERTANIAN
Negara indonesia termasuk salah satu negara agraris. Indonesia dikenal sebagai negara
agraris karena sebagian besar penduduknya bekerja pada bidang pertanian. Indonesia
merupakan negara agraris yang memiliki lahan pertanian yang luas, sumber daya alam
beraneka ragam dan berlimpah. Di negara agraris pertanian mempunyai peranan yang sangat
penting baik di sektor pemenuhan kebutuhan pokok, selain itu pertanian berperan besar
dalam mendongkrak sektor sosial, sektor perekonomian dan perdagangan. Dengan semakin
bertambahnya jumlah penduduk maka kebutuhan pokok atau pangan akan semakin
meningkat sehingga secara langsung berdampak pada meningkatnya perekonomian petani
dan kesejahteraannya ikut terdongkrak, sehingga petani-petani diIndonesia bisa merasa hidup
berkecukupan dan sejatera. Dengan logika seperti itu otomatis akan membuat banyak orang
tertarik dan berbondong-bondong untuk menjadi petani termasuk anak mudanya. Namun
pada kenyataannya jumlah petani dengan rentang usia <15- 44 tahun hanya 10,24 juta atau
kurang dari 40% dari total jumlah petani di Indonesia yang mencapai 26,14 juta, itu berarti
mayoritas petani berusia di atas 44 tahun (Badan Pusat Statistik (BPS), 2013, h.18).
Menurunnya jumlah petani terlihat dari hasil Sensus Pertanian 2013 (ST2013) yang
berkurang sebanyak 16,32% dibanding dengan Sensus Pertanian 2003 (ST2003) (Badan
Pusat Statistik (BPS), 2013,h.5).
Berkurangnya jumlah petani menandakan adanya sesuatu yang menghambat,
terhambatnya regenerasi petani ini dirasa sudah mulai mengkhawatirkan. Hal ini
kemungkinan karena anak muda menganggap menjadi petani dinilai kurang bahkan jauh dari
kata sejahtera. Akibatnya jumlah petani semakin menurun seiring dengan permasalahan-
permasalahan yang datang silih berganti. Hal ini dikarenakan sebagian besar anak muda
memandang masa depan petani tidaklah menjanjikan. Selain itu masih banyak lagi
permasalahaan di bidang pertanian yang membuat sebagian orang beralih profesi seperti
minimnya teknologi pertanian, kurangnya subsidi pemerintah, baik itu dalam produk bibit
unggul atau pupuk. Kurangnya sarana dan prasarana pertanian dan sebagainya. Semua hal
tersebut merupakan permasalahan yang harus diselesaikan bersama-sama sehingga dapat
memaksimalkan potensi negara kita dibidang pertanian.
Di era modern ini, sistem pertanian mulai banyak mengalami perkembangan guna
meningkatkan produktivitas hasil pertanian. Namun hal ini melalui proses yang sangat
panjang. Hal ini, tidak lepas dari berbagai permasalahan salah satunya kerusakan sumber
daya alam.
Kerusakan sumber daya alam pada pertanian modern timbul terutama akibat dari
penggunaan pestisida untuk pengendalian hama dan penyakit serta rerumputan, dan dari
kegiatan irigasi. Pengaruh sampingan dari penggunaan pestisida perlu dilihat secara hati- hati.
Daya racunnya terhadap ikan dan burung serta persistensi dan daya jelajahnya di alam
membuatnya menjadi berbahaya jauh melampaui sasaran areal dari penggunaan pestisida
tersebut. Sedangkan proyek konstruksi sistem irigasi, apabila tidak sesuai dengan fasilitas
drainasenya kemungkinan besar dapat meningkatkan salinasi dari air irigasi tersebut. Bahkan
penggunaan varietas unggul baru baik pada komoditas padi, jagung, dan gandum kadangkala
menimbulkan efek samping, baik karena penanaman varietas unggul tersebut membutuhkan
pestisida dalam jumlah banyak maupun karena varietas unggul baru tersebut menggantikan
spesies lokal yang telah mengalami seleksi alami yang lebih cocok dengan lingkungan
setempat dan yang diperlukan untuk proses persilangan. Pengolahan tanah secara terus
menerus yang dipermudah dengan adanya mekanisasi pertanian juga dapat merusak struktur
tanah. Pertanian modern tidak dapat melepaskan ketergantungannya pada produk kimia
(pupuk dan pestisida), varietas unggul baru yang mempunyai produktivitas tinggi dan irigasi.
Harus diupayakan agar efek sampingannya dapat dicegah atau diminimalkan dengan
perencanaan pembangunan pertanian yang komprehensif.
Memperhatikan dampak ikutan dari proses transformasi pertanian tradisional menjadi
pertanian modern yang berorientasi pasar atau komersial itu mungkin merupakan tindakan
yang tidak realistis, jika kita mendesain suatu perubahan yang terlalu cepat. Sebagai contoh
dapat disimak upaya untuk mengintroduksikan tanaman perdagangan dalam pertanian
tradisional yang seringkali gagal membantu petani untuk meningkatkan taraf hidupnya.
Menggantungkan diri pada tanaman perdagangan bagi para petani kecil lebih mengandung
risiko daripada pertanian subsisten, karena fluktuasi harga membuat keadaan menjadi lebih
tidak menentu. Pengalaman menunjukkan bahwa diversifikasi usahatani merupakan suatu
langkah transisi yang efektif. Dengan langkah ini tanaman pokok tidak lagi mendominasi
karena tanaman perdagangan yang baru diintroduksikan seperti buah-buahan, kopi dan
tanaman lainnya sudah mulai dijalankan bersama dengan usaha peternakan atau perikanan
secara sederhana. Upaya diversifikasi tersebut relatif telah meningkatkan produktifitas
usahatani yang sebelumnya sering menyebabkan terjadinya pengangguran tidak kentara.
Usaha diversifikasi ini sangat diperlukan mengingat angkatan kerja di pedesaan sering
berlimpah dan dengan diversifikasi angkatan kerja tersebut dapat dimanfaatkan dengan lebih
optimal. Pada tahapan ini, pemakaian alat dan mesin pertanian mulai diintroduksi, demikian
pula penggunaan benih varietas unggul baru, serta pupuk, pestisida dan irigasi. Dengan
demikian para petani mampu memperoleh surplus produksi yang dapat dijual serta
mengurangi risiko kegagalan panen.
A. fakta tentang fakultas pertanian
1. Tidak selamanya praktek di sawah
2. Tidak harus selalu belajar tentang ilmu tanam-menanam
3. Belajar inovatif dan kreatif sengan tanaman
4. Banyak pilihan jurusan di fakultas pertanian
B. kenapa harus memilih jurusan pertanian
1. Sektor pangan sangat dibutuhkan
2. Pilihan program studi yang beragam
3. Indonesia adalah negara agraris
4. Banyaknya pengembangan teknologi dibidang pertanian
5. Tidak hanya bekerja sebagai petani

2. pengertian pertanian
Pertanian adalah kegiatan bercocok tanam sedangkan dalam arti luas adalah segala
kegiatan manusia yang meliputi kegiatan bercocok tanam ,perikanan, peternakan dan
kehutanan.
Jadi, definisi pertanian adalah proses menghasilkan bahan pangan,ternak, serta produk-
produk agroindustry dengan cara memanfaatkan sumber-sumber yang ada.
Secara garis besar, pengertian pertanian dapat diringkas menjadi empat komponen yang
tidak terpisahkan. Keempat komponen tersebut meliputi: (1) proses produksi, (2) petani atau
pengusaha pertanian, (3) tanah tempat usaha, dan (4) usaha pertanian.

2.1 produksi
Produksi adalah proses atau aktivitas yang melibatkan penggunaan sumber daya, baik
manusia, mesin, atau bahan baku, untuk menghasilkan barang atau jasa yang memiliki nilai
ekonomi. Ini adalah langkah-langkah yang diperlukan untuk menciptakan produk atau
layanan yang siap digunakan atau dijual di pasar.

Proses produksi adalah serangkaian langkah atau aktivitas yang dilakukan untuk
mengubah bahan mentah atau komponen menjadi produk jadi atau barang yang dapat dijual
atau digunakan. Proses produksi melibatkan berbagai tahapan, mulai dari perencanaan,
pengadaan bahan baku, pengolahan atau manufaktur, hingga pengemasan dan distribusi.

Produksi pertanian adalah hasil yang diperoleh sebagai akibat bekerjanya beberapa
faktor produksi sekaligus. Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli maka
penulis menyimpulkan bahwa produksi dalam pertanian yaitu suatu hasil yang diperoleh
dari lahan pertanian dalam waktu tertentu biasanya diukur dengan satuan berat ton atau kg
menandakan besar potensi komiditipertanian. Produksi bawang merah adalah produksi total
bawang merah tiapmusim (kg) atau (Ton/Ha).

Produksi pertanian memiliki peran penting dalam menyediakan makanan dan bahan
baku bagi masyarakat serta berkontribusi pada perekonomian suatu negara. Upaya untuk
meningkatkan produktivitas, keberlanjutan, dan efisiensi dalam produksi pertanian terus
dilakukan guna memenuhi kebutuhan yang semakin meningkat di seluruh dunia.
terdapat beberapa mempengaruhi produksi pertanian, yaitu :
1. Lahan pertanian
Lahan pertanian merupakan penentu dari pengaruh faktor produksi komoditas
pertanian. Semakin luas lahan (yang digarap/ditanami), semakin besar jumlah
produksi yang dihasilkan oleh lahan tersebut.
2. Tenaga Kerja
Tenaga kerja dalam hal ini petani merupakan faktor penting dan perlu diperhitungkan
dalam proses produksi komoditas pertanian.
3. Pupuk
Pupuk sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Jenis
pupuk yang sering digunakan adalah pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk
organik atau pupuk alam merupakan hasil akhir dari perubahan atau penguraian
bagian-bagian atau sisa-sisa tanaman dan binatang, misalnya pupuk kandang, pupuk
hijau, kompos, bungkil, guano dan tepung tulang. Pupuk organik atau pupuk buatan
merupakan hasil industri atau hasil pabrikpabrik pembuat pupuk, misalnya pupuk
urea, TSP dan KCL.
4. Pestisida
Pestisida sangat dibutuhkan tanaman untuk mencegah serta membasmi hama dan
penyakit yang menyerangnya. Pestisida merupakan racun yang mengandung zat-zat
aktif sebagai pembasmi hama dan penyakit pada tanaman.
5. Bibit
Bibit menentukan keunggulan dari suatu komoditas.
6. Teknologi
Penggunaan teknologi dapat menciptakan rekayasa perlakuan terhadap tanaman dan
dapat mencapai tingkat efisiensi yang tinggi. Contoh, tanaman padi dapat dipanen dua
kali dalam setahun, tetapi dengan adanya perlakuan teknologiterhadap komoditas
tersebut, tanaman padi dapat dipanen tiga kali setahun.
2.2 Petani atau pengusaha pertanian
2.2.1 Petani
Petani adalah individu atau kelompok orang yang berkecimpung dalam sektor
pertanian. Mereka bertanggung jawab untuk mengelola lahan pertanian, menanam
tanaman, merawat tanaman, serta memanen hasil pertanian. Selain itu, beberapa petani
juga terlibat dalam pemeliharaan ternak dan produksi makanan hewani.
Peran petani sangat penting dalam menyediakan makanan bagi masyarakat. Mereka
merupakan pilar utama dalam rantai pasokan makanan, memastikan bahwa produk-
produk pertanian yang beragam tersedia untuk konsumsi. Petani juga berkontribusi pada
perekonomian suatu negara dengan memasok bahan baku untuk industri makanan dan
tekstil, serta memberikan lapangan kerja di pedesaan.
Petani sering kali menghadapi berbagai tantangan, seperti fluktuasi harga komoditas
pertanian, perubahan iklim, dan kerawanan terhadap wabah penyakit tanaman atau
hewan. Mereka juga dapat menghadapi masalah terkait dengan akses ke teknologi
modern, pendidikan, dan pembiayaan.
2.2.2 Pengusaha pertanian
Pengusaha pertanian adalah individu atau kelompok yang terlibat dalam kegiatan
bisnis di sektor pertanian. Mereka ikut serta dalam mengelola dan mengembangkan usaha
pertanian dengan tujuan menghasilkan keuntungan. Berbeda dengan petani yang mungkin
lebih fokus pada aspek produksi langsung seperti menanam tanaman atau merawat ternak,
pengusaha pertanian lebih menekankan pada aspek manajemen bisnis, strategi pemasaran,
dan pengembangan usaha.
Pengusaha pertanian memiliki peran kunci dalam meningkatkan produktivitas,
efisiensi, dan keberlanjutan dalam pertanian. Mereka merencanakan, mengorganisasi, dan
mengelola operasi pertanian untuk mencapai tujuan bisnis seperti profitabilitas yang tinggi
dan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.
Pengusaha pertanian sering dihadapkan pada berbagai tantangan, termasuk fluktuasi
harga komoditas pertanian, perubahan iklim, dan masalah terkait pasar. Namun, mereka
juga memiliki kesempatan untuk berinovasi dengan memanfaatkan teknologi modern,
mengekspor produk pertanian, dan menjalankan bisnis pertanian yang berkelanjutan.
Pendidikan dan pelatihan dalam bidang manajemen pertanian, keuangan, dan strategi
pemasaran sangat penting bagi pengusaha pertanian. Ini membantu mereka mengambil
keputusan yang lebih baik dan mengelola risiko dengan lebih baik dalam bisnis pertanian
mereka.
Pengusaha pertanian yang peduli terhadap keberlanjutan akan fokus pada praktik
pertanian yang berkelanjutan, seperti penggunaan pupuk organik, pemilihan varietas
tanaman yang tahan terhadap iklim, dan pengelolaan air yang efisien.
Pengusaha pertanian memiliki peran penting dalam menjaga ketahanan pangan dan
ekonomi pertanian yang kuat. Mereka menggabungkan pengetahuan pertanian dengan
keterampilan bisnis untuk menjalankan operasi pertanian yang berhasil.
2.3 tanah tempat usaha

 Pentingnya Tanah dalam Pertanian : Tanah adalah salah satu aset paling berharga
dalam pertanian. Tanah menyediakan tempat untuk menanam tanaman dan
memelihara hewan ternak. Kualitas tanah sangat memengaruhi produktivitas
pertanian, ketersediaan air, dan keberlanjutan usaha pertanian.
 Jenis-Jenis Tanah: Tanah memiliki berbagai jenis, seperti tanah liat, tanah berpasir,
dan tanah berhumus. Setiap jenis tanah memiliki karakteristik unik yang
memengaruhi kemampuannya untuk mendukung pertumbuhan tanaman tertentu.
Tanah yang subur biasanya lebih cocok untuk pertanian.
 Penilaian Kualitas Tanah : Pengusaha pertanian sering melakukan penilaian
kualitas tanah untuk menentukan jenis tanaman yang paling sesuai untuk ditanam
di area tertentu. Hal ini melibatkan pengujian pH tanah, kandungan nutrisi, dan
tekstur tanah.
 Manajemen Tanah : Manajemen tanah adalah praktik-praktik yang digunakan
untuk menjaga kualitas dan kesuburan tanah. Ini termasuk rotasi tanaman,
penggunaan pupuk organik dan anorganik, pengendalian erosi, dan konservasi
tanah.
 Irigasi dan Drainase : Pengelolaan air sangat penting dalam pertanian, dan ini
mencakup irigasi untuk penyediaan air bagi tanaman dan sistem drainase untuk
menghindari genangan air yang berlebihan. Ini memastikan bahwa tanaman
mendapatkan air yang cukup, tetapi juga tidak terlalu banyak air.
 Tantangan Terkait Tanah : Pertanian dapat menghadapi tantangan terkait tanah,
seperti degradasi tanah, erosi, dan penurunan kesuburan tanah akibat penggunaan
yang tidak berkelanjutan. Praktik-praktik berkelanjutan dan perlindungan
lingkungan penting untuk menjaga kualitas tanah dalam jangka panjang.
 Kepemilikan Tanah dalam Pertanian : Kepemilikan tanah dapat menjadi faktor
kritis dalam bisnis pertanian. Beberapa petani memiliki tanah sendiri, sementara
yang lain menyewa atau berbagi tanah dengan orang lain. Masalah kepemilikan
tanah dapat memengaruhi akses ke sumber daya dan perencanaan jangka panjang
dalam pertanian
2.4 usaha tani
Usaha tani adalah kegiatan usaha manusia untuk mengusahakan tanahnya dengan
maksud untuk memperoleh hasil tanaman atau hewan tanpa mengakibatkan
berkurangnya kemampuan tanah yang bersangkutan untuk memperoleh hasil selanjutnya
( adiwilaga 1992). Usaha tani adalah kegiatan mengorganisasikan atau menegelola aset
dan cara dalam pertanian.
Dapat kita simpulkan bahwa usaha tani adalah upaya memanfaatkan dan mengelola
tanah untuk memperoleh hasil tanaman atau hewan dengan tetap menjaga kualitas tanah
agar usaha tani dapat berkelanjutan

 Tanah merupakan benda alami yang terdapat pada lapisan terluar di permukaan
bumi sebagai hasil pelapukan dari batuan induk yang berfungsi sebagai media
tumbuh tumbuhan. Sedangkan lahan meruapakan bagian dari permukaan bumi
termasuk segala benda yang berada diatasnya, baik faktor iklim, budaya, sosial,
maupun ekonomi dimana lahan itu berada.
 Menurut Raleigh Barlowe ( 1978) menyatakan bahwa istilah lahan mempunyai
beberapa pengertian yang berbeda tergantung pada konteks istilah tersebut
digunakan.

Usaha tani keluarga adalah jenis usaha pertanian yang dikelola dan dimiliki oleh
satu keluarga atau sekelompok kecil anggota keluarga yang tinggal bersama. Di usaha
tani keluarga, anggota keluarga biasanya terlibat dalam semua aspek produksi
pertanian, termasuk menanam tanaman, merawat hewan ternak, dan mengelola lahan
pertanian. Tujuan utama dari usaha tani keluarga adalah untuk memenuhi kebutuhan
makanan dan pendapatan keluarga, serta memberikan kontribusi pada ketahanan
pangan di tingkat lokal atau regional.
Usaha tani keluarga sering kali lebih kecil dalam skala dibandingkan dengan
pertanian komersial besar dan lebih berfokus pada produksi untuk konsumsi sendiri
daripada penjualan besar-besaran. Namun, beberapa usaha tani keluarga juga dapat
menjual surplus produksinya ke pasar lokal atau bahkan berpartisipasi dalam rantai
pasokan pertanian yang lebih besar.
Penting untuk diingat bahwa usaha tani keluarga dapat sangat beragam dalam
jenis tanaman atau ternak yang mereka budidayakan, tergantung pada lokasi geografis,
iklim, dan sumber daya yang tersedia. Usaha tani keluarga merupakan komponen
penting dalam pertanian global dan berkontribusi pada ketahanan pangan dan mata
pencaharian keluarga di seluruh dunia.

Perusahaan pertanian adalah entitas bisnis yang secara komersial terlibat dalam
produksi pertanian. Ini mencakup usaha besar yang memiliki lahan pertanian yang luas,
sumber daya, dan infrastruktur yang signifikan untuk menghasilkan produk pertanian
dalam jumlah besar untuk tujuan penjualan dan distribusi. Perusahaan pertanian dapat
berfokus pada berbagai jenis produksi, termasuk pertanian tanaman pangan,
hortikultura, peternakan, perikanan, atau kombinasi dari semuanya.

Karakteristik perusahaan pertanian meliputi:


 Skala Besar:Perusahaan pertanian biasanya memiliki lahan pertanian yang luas dan
seringkali memiliki sumber daya teknologi modern untuk meningkatkan
produktivitas.
 Orientasi Bisnis: Tujuan utama perusahaan pertanian adalah mencapai profitabilitas
dengan menjual produk pertaniannya di pasar komersial.
 Manajemen Profesional: Manajemen perusahaan pertanian seringkali dilakukan
oleh tim profesional yang memiliki latar belakang dalam manajemen bisnis dan
pertanian.
 Investasi Modal: Perusahaan pertanian memerlukan investasi modal yang
signifikan dalam infrastruktur, peralatan, dan teknologi pertanian.
 Penggunaan Teknologi Modern: Perusahaan pertanian sering memanfaatkan
teknologi canggih seperti traktor, irigasi otomatis, dan sistem pemantauan berbasis
sensor untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi.
 Distribusi Produk Pertanian: Mereka terlibat dalam rantai pasokan pertanian yang
lebih besar, yang mencakup pengolahan, pengemasan, dan distribusi produk
pertanian ke pasar lokal, nasional, atau internasional.

Perusahaan pertanian dapat berkontribusi signifikan pada perekonomian suatu


negara dan memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan pangan global.
Namun, mereka juga dihadapkan pada tantangan terkait dengan keberlanjutan
lingkungan dan isu-isu etika dalam pertanian, sehingga praktik-praktik berkelanjutan
semakin penting dalam pengelolaan perusahaan pertanian modern.
2.5 usaha pertanian
 Pengertian Usaha Pertanian : Usaha pertanian adalah kegiatan ekonomi yang
melibatkan produksi tanaman, ternak, atau produk pertanian lainnya untuk tujuan
komersial. Ini mencakup segala aspek dari menanam tanaman hingga
pemeliharaan hewan ternak dan pengolahan produk pertanian.
 Jenis Usaha Pertanian: Ada berbagai jenis usaha pertanian, termasuk pertanian
tanaman pangan (seperti padi, jagung, gandum), pertanian hortikultura (seperti
buah-buahan, sayuran, bunga), peternakan (seperti sapi, ayam, kambing),
perikanan, dan peternakan ikan.
 Manajemen Usaha Pertanian : Pengusaha pertanian harus mengelola berbagai
aspek usaha mereka, termasuk pemilihan tanaman atau ternak, perencanaan
tanaman, manajemen persediaan, keuangan, pemasaran produk, dan pengelolaan
sumber daya alam seperti tanah dan air.
 Peran Teknologi dalam Usaha Pertanian : Teknologi pertanian modern seperti
irigasi otomatis, pemantauan tanaman berbasis sensor, dan penggunaan pupuk
berbahan organik telah membantu meningkatkan produktivitas dan efisiensi
dalam usaha pertanian. Teknologi juga membantu pemantauan dan pengelolaan
usaha pertanian.
 Keberlanjutan dalam Usaha Pertanian : Keberlanjutan adalah faktor penting
dalam usaha pertanian. Pengusaha pertanian harus memastikan bahwa praktik-
praktik mereka tidak merusak lingkungan, mempertahankan kesuburan tanah, dan
meminimalkan limbah.
 Pasokan dan Permintaan di Usaha Pertanian : Pengusaha pertanian harus
memahami pasar mereka, memantau permintaan konsumen, dan mengelola
pasokan produk pertanian mereka dengan baik. Ini termasuk pemilihan varietas
tanaman yang sesuai dengan permintaan pasar dan pemantauan harga komoditas.
 Tantangan dalam Usaha Pertanian : Pertanian dapat menghadapi berbagai
tantangan, termasuk fluktuasi harga komoditas pertanian, perubahan iklim, dan
masalah terkait hama dan penyakit tanaman. Manajemen risiko dan pemahaman
pasar adalah kunci untuk mengatasi tantangan ini.
3. ketahanan pangan

 Definisi ketahanan pangan

Ketahanan pangan merujuk pada kemampuan suatu negara, wilayah, atau individu untuk
memenuhi kebutuhan pangan dasar seperti makanan yang cukup, aman, bergizi, dan
terjangkau secara berkelanjutan. Ini juga mencakup akses yang setara terhadap makanan
bagi semua anggota masyarakat.

 Aspek ketahanan pangan


Ketahanan pangan melibatkan empat aspek utama:
1. Ketersediaan: Ada cukup pasokan makanan yang tersedia secara lokal, baik melalui
produksi dalam negeri atau impor.
2. Aksesibilitas: Masyarakat memiliki akses fisik dan ekonomi ke makanan yang
mencukupi.
3. Penggunaan yang Aman dan Bergizi: Makanan yang tersedia aman untuk
dikonsumsi dan menyediakan nutrisi yang memadai.
4. Pemanfaatan yang Berkelanjutan: Sumber daya alam dan sistem pertanian
berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan masa kini dan masa depan.
 Faktor yang Mempengaruhi Ketahanan Pangan
Beberapa faktor yang memengaruhi ketahanan pangan meliputi perubahan iklim, harga
pangan, kemiskinan, konflik, akses terhadap lahan dan sumber daya, serta kebijakan
pangan dan pertanian.
 Pendekatan Terhadap Ketahanan Pangan

Untuk mencapai ketahanan pangan, diperlukan pendekatan holistik yang melibatkan:


1. Produksi Pertanian: Meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan pertanian.
2. Akses dan Distribusi: Memastikan akses yang adil dan merata ke makanan serta
distribusi yang efisien.
3. Pendidikan Gizi: Meningkatkan pemahaman akan gizi dan praktik gizi yang baik.
4. Kebijakan Pertanian dan Pangan: Mengembangkan kebijakan yang mendukung
ketahanan pangan.
5. Inovasi Teknologi: Mengadopsi teknologi pertanian yang canggih.
6. Manajemen Sumber Daya Alam: Melindungi sumber daya alam untuk jangka
panjang.
 Peran Global dalam Ketahanan Pangan
Ketahanan pangan adalah isu global yang memerlukan kerja sama internasional.
Organisasi seperti FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian PBB) berperan dalam
memonitor dan mempromosikan ketahanan pangan di seluruh dunia.
 Tantangan dalam Mencapai Ketahanan Pangan
Beberapa tantangan yang dihadapi dalam mencapai ketahanan pangan termasuk
perubahan iklim yang dapat mengganggu produksi, kenaikan harga pangan, dan konflik
yang mengganggu distribusi.
 Ketahanan Pangan dalam Krisis

Ketahanan pangan menjadi kritis selama krisis, seperti pandemi atau bencana alam.
Persiapan dan respons yang cepat menjadi penting untuk memastikan masyarakat tetap
tercukupi dengan makanan saat terjadi krisis.

Anda mungkin juga menyukai