I. PENDAHULUAN
Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah. Sumber daya tersebut
akan sia-sia apabila tidak dimanfaatkan secara potensial. Sumber daya potensial tidak
hanya berasal dari sumber daya alam, tetapi juga berasal dari sumber daya manusia.
Sumber daya manusia yang dibutuhkan tidak harus berkuantitas besar, tetapi juga
harus memiliki kualitas tinggi. Oleh karena itu, apabila kedua sumber daya potensial
bahan pangan, bahan baku industri, dan tekstil. Peran pertanian dalam mensuplai
bahan pangan sangat besar. Dalam suplai bahan pangan ini, komoditas hortikultura
padat modal, padat tenaga kerja, dan lebih intensif, karena mutu hasil merupakan
masih segar, perisibel, dan mempunyai kandungan air yang tinggi. Contoh komoditas
hortikultura seperti kangkung, tomat, cabai, tanaman obat-obatan, tanaman hias dan
sebagainya.
2
tomat tidak cocok pada tempat yang tergenang air, sawi tidak cocok pada tanah yang
terlalu sering ditanami. Hal ini diperlukan agar didapatkan produk akhir yang
optimal. Selain itu dalam budidaya hortikultura juga harus diperhitungkan jenis
tentang cara budidaya tanaman hortikultura, baik tanaman sayuran, tanaman obat-
obatan, tanaman cabai dan terong, serta perbanyakan tanaman hias melalui metode
stek
kerjasama kelompok dengan baik. Setiap mahasiswa dituntut untuk terlibat langsung
dalam setiap tahap atau proses kegiatan mulai dari persemaian sampai panen dan
pasca panen. Hal ini bertujuan untuk memenuhi esensi dan tujuan awal dari
1.2. Tujuan
konvensional.
1.3. Manfaat
Manfaat dari penuliasan laporan ini adalah sebagai hasil akhir dari praktikum
yang telah dilakukan, serta dengan adanya laporan akhir ini dapat menjadi rujukan
dalam memahami tanaman hortikultura serta beberapa teknik budidaya yang dapat
dilakukan.
4
memiliki arti dan kedudukan penting dalam pembangunan nasional. Sektor ini
berperan sebagai sumber penghasil bahan makan, sumber bahan baku bagi industri,
mata pencaharian sebahagian besar penduduk, penghasil devisa negara dari ekspor
Namun keberadaan sumber daya lahan yang terbatas tidak mampu menghimbangi
kebutuhan lahan yang sangat pesat baik dari sektor pertanian maupun non pertanian,
akibatnya timbul persaingan penggunaan lahan yang saling tumpang tindih dan tidak
(lahan dan iklim) yang menunjang, sebagian masyarakat sudah mengenalnya dengan
baik, potensi sumberdaya manusia yang belum dimanfaatkan secara optimal serta
peluang pasar domestik dan internasional yang sangat besar (Saragih, 1997).
pasca panen dari hasil tanaman tersebut. Ilmu hortikultura juga terkait erat dengan
yang besar, dibandingkan dengan komoditas pertanian lainnya. Banyak faktor yang
modal usaha yang dimiliki dan rendahnya pengetahuan petani, kendala lain yang
dominan adalah harga produk hortikultura yang rendah dan sangat berfluktuasi,
(Lakitan, 1995).
terkait dengan aspek yang lebih luas yang meliputi tekno-ekonomi dengan sosio-
budaya petani. Ditinjau dari proses waktu produksi, musim tanam yang pendek
Secara umum lahan yang baik untuk pengembangan hortikultura ialah yang
bertimbulan datar atau sedikit landai. Lahan yang terlalu miring tidak cocok karena
biasanya bertanah miskin hara (kecuali yang tanahnya terbentuk dari endapan abu
miskin hara (kecuali apabila lapisan atasan tanah yang lebih kaya hara berketebalan
cukup sehingga pembuatan teras tidak sampai menyingkapkan lapisan bawah tanah).
Tanah yang baik untuk pengembangan hortikultura ialah tanah aluvial asal jangan
6
terlalu berpasir atau berbatu dan bebas banjir. Pemilihan tapak penanaman yang baik
sebetulnya lebih ditentukan oleh iklim berkenaan dengan suhu, curah hujan (Terra,
1948).
kelengkapan komponen teknologi yang dirakit dalam sistem budidayanya. Hal ini
untuk pertanian dapat dihemat. Dengan demikian dampak negatif konversi lahan
tidak penting lagi. Persoalan hama dan penyakit juga dapat dikendalikan penuh.
Dengan medium tumbuh buatan (tanah buatan) pengembangan hortikultura tidak lagi
terbatasi oleh ketersediaan secara alami tanah-tanah yang sesuai. Hal ini akan
menempati lahan antar kepentingan yang bersaing. Sudah barang tentu tidak seluruh
budidaya hortikultura dapat dan boleh dilakukan sepenuhnya dengan lingkungan dan
masyarakat dalam jumlah banyak, seperti kentang, kacang tanah, dan kedelai, atau
sungguhan. Budidaya rumah kaca dengan medium tumbuh buatan membuat hasilnya
menjadi mahal sehingga hanya akan terbeli oleh golongan masyarakat berpenghasilan
besar padahal rakyat umum juga memerlukannya, seperti tomat, labu dan lombok.
pembibitan dan pembenihan. Barangkali cara tersebut lebih baik agar mutu bibit dan
benihnya lebih terjamin.Tanaman bunga dan hias boleh diproduksi dengan piranti
merupakan bentuk pertanian yang lebih maju daripada usaha tani tanaman pangan.
Sebagai pertanian yang lebih maju, usaha tani hortikultura berorientasi pasar sehingga
harus menguntungkan serta diusahakan secara intensif dengan modal yang memadai.
tradisional. Hal ini ditunjukan dengan aktivitas yang mengandalkan kemampuan dan
sumberdaya seadanya. Ciri umum aktivitas tersebut antara lain; tingkat pendidikan
dan penguasaan teknologi pengelola rendah; penguasaan lahan kecil (< 0,25 Ha) dan
terpencar lokasinya; akses terhadap informasi, pengetahuan, teknologi dan pasar yang
(Soekartawi,1996).
kehilangan hasil setelah panen akan sangat tinggi jika produk tersebut tidak segera
diolah menjadi bahan yang lebih tahan simpan. Kehilangan hasil pada tahap pasca
maju. Menurut Lakitan (1995), besarnya porsi kehilangan hasil pasca panen di
a. Sistem transportasi yang kurang baik, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk
mengangkut produk pertanian dari lahan produksi ke pasar menjadi lebih lama.
8
e. Rendahnya rangsangan pasar (harga jual produk olahan tetap rendah atau tidak
sepadan antara tenaga dan ongkos yang dikeluarkan dalam proses pengolahan
produk pertanian dengan nilai tambah ekonomi yang didapatkan dari produk
olahan tersebut.
dalam rencana pembangunan pertanian di Indonesia di masa yang akan datang. Rupa
agroindustri untuk negara berkembang tentu harus berbeda dengan apa yang
petani kecil sebagai pemasok bahan bakunya. Dengan demikian, maka dua tujuan
dapat dicapai dalam satu kegiatan, yakni mengurangi kehilangan hasil pada tahap
pasca panen dan meningkatkan kesejahteraan petani kecil, dimana ada dua
yang secara maksimal memanfaatkan produk pertanian yang dihasilkan petani kecil;
kedua, mengembangkan agroindustri skala kacil yang dikelola secara langsung oleh
2.2. Pupuk
Pupuk adalah suatu bahan yang bersifat organik ataupun anorganik, bila
ditambahkan ke dalam tanah ataupun tanaman dapat menambah unsur hara serta
dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, atau kesuburan tanah. Pupuk
dapat digolongkan menjadi dua, yakni pupuk organik dan pupuk anorganik.
Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup yang
pupuk kompos dan pupuk kandang. Pupuk kompos berasal dari sisa-sisa tanaman,
dan pupuk kandang berasal dari kotoran ternak. Pupuk organik mempunyai
komposisi kandungan unsur hara yang lengkap, tetapi jumlah tiap jenis unsur hara
(Novizan, 2007).
mikro. Pupuk organik terbentuk karena adanya kerja sama mikroorganisme pengurai
dengan cuaca serta perlakuan manusia. Kegiatan organisme tanah dalam proses
penguraian tersebut menjadi sangat penting dalam pembentukan pupuk organik. Sisa
tumbuhan dihancurkan oleh organisme dan unsur-unsur yang sudah terurai diikat
menjadi senyawa. Senyawa tersebut tentu saja harus larut dalam air sehingga mudah
diabsorpsi atau diserap oleh akar tanaman. Bentuk senyawa tersebut antara lain
golongan mikroorganisme antara fungi dan bakteri), dan bakteri. Bakteri berperan
penting dalam proses penguraian seperti proses nitrifikasi, oksidasi sulfur, dan fiksasi
Pada waktu penguraian bahan organik oleh organisme di dalam tanah dibentuk
produk yang mempunyai sifat sebagai perekat, yang lalu mengikat butir-butir pasir
menjadi butiran yang lebih besar. Lagipula di dalam tanah tumbuh sistem tali-temali
yang terdiri dari benang-benang jamur yang mengikat bagian tanah menjadi kesatuan.
Bahan organik mempunyai daya absorpsi yang besar terhadap air tanah. Karena
itu pupuk organik sering kali mempunyai pengaruh positif terhadap hasil tanaman,
Berbagai zat makanan tanaman hanya sebagian dapat diserap oleh tanaman.
Bagian yang penting daripadanya baru tersedia sesudah terurainya bahan organik
tersebut.
11
jelas terlihat. Pengaruh dari fosfat dan kalium biasanya tidak begitu jelas ( Rinsema,
1993). Pupuk kandang merupakan pupuk organik dari hasil fermentasi kotoran padat
dan cair (urine) hewan ternak yang umumnya berupa mamalia dan unggas. Pupuk
organik (pupuk kandang) mengandung unsur hara lengkap yang dibutuhkan tanaman
(N), fosfor (P), dan kalium (K), pupuk kandang pun mengandung unsur mikro seperti
kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan sulfur (S). Unsur fosfor dalam pupuk kandang
sebagian besar berasal dari kotoran padat, sedangkan nitrogen dan kalium bersal dari
Pupuk organik padat (konvensional) yang biasa dipakai petani adalah pupuk
organik dari kompos atau pupuk kandang yang terdekomposisi secara alami
berbentuk serbuk kasar atau gumpalan. Pupuk organik padat tersebut masih
tercampur dengan bahan-bahan lain seperti sekam, jerami, serbuk gergaji, dan lain-
lain dengan bau yang masih menyengat dan dalam kondisi relatif basah. Dengan
demikian, pupuk tersebut terkesan kotor. Bentuk pupuk organik padat saat ini
semakin beragam disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan. Saat ini bentuk pupuk
organik padat yang ditawarkan antara lain serbuk, butiran, pelet, dan tablet. Pupuk
organik bentuk butiran, pelet, dan tablet merupakan bentuk pupuk organik konsentrat
Pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat manusia melalui industri pupuk
atau pabrik-pabrik pupuk. Pupuk jenis ini mengandung unsur hara tertentu dan
12
kandungan haranya tertentu pula dan umumnya mengandung unsur hara yang tinggi.
Nilai dari suatu pupuk anorganik ditentukan oleh sifat-sifatnya. Banyaknya unsur
hara yang dikandung oleh suatu pupuk merupakan faktor utama untuk menilai pupuk
kandungan unsur hara di dalam tanah. Pada dasarnya semakin tinggi kandungan
Secara umum kebaikan dari pupuk buatan adalah pupuk ini mengandung
unsur hara tinggi dan diketahui persentase haranya. Hara yang diberikan dalam
bentuk yang mudah tersedia dan lebih mudah dalam menentukan jumlah pupuk yang
diperlukan sesuai dengan kebutuhan tanaman (Musa, dkk, 2006). Diantara pupuk
a. Urea
Pupuk urea adalah pupuk buatan dengan senyawa kimia organik CO(NH2)2.
Pupuk padat ini berbentuk butiran bulat kecil (diameter kurang 1mm). Pupuk ini
mempunyai 45-46% kadar N. Urea larut sempurna di dalam air dan tidak
mengasamkan tanah (EA:71) (Hasibuan, 2009). Sifat urea yang tidak menguntungkan
adalah sangat higroskopis dan mulai menarik air dari udara pada kelembapan nisbi
73%. Urea tidak bersifat mengorganisir dalam larutan sehingga mudah mengalami
pencucian, karena tidak capat terjerap oleh koloid tanah. Untuk dapat diserap oleh
akar tanaman urea harus mengalami proses ammonifikasi dan nitrifikasi terlebih
dahulu. Bekerjanya pupuk urea ini adalah lambat (Damanik, dkk, 2010).
13
b. TSP
H3PO4 dengan peralatan dan proses yang sama seperti pupuk superfosfat biasa.
Pupuk ini mempunyai rumus kimia yang sama dengan pupuk superfosfat rangkap
Ca(H2PO4)2, berbentuk butiran kasar, berwarna abu-abu dan termasuk pupuk yang
mudah larut dalam air. Kandungan hara pupuk ini sekitar 46-48% P2O5, tidak
c. KCl
Pupuk ini dikenal juga dengan nama Muriate of Potash, berbentuk kristal
yang berwarna merah dan ada pula yang berwarna putih kotor. Terdapat dua macam
pupuk KCl yakni KCl 80 yang mengandung 52-53% K2O dan KCl 90 dengan
kandungan 55-58% K2O. Pupuk ini larut dalam air. Bila dimasukkan ke dalam tanah
akan terionisasi menjadi ion K dan ion Cl. Karena pupuk ini mengandung ion Cl,
maka kurang baik digunakan untuk tanaman yang peka terhadap Cl seperti tanaman
tembakau, kelapa sawit dan kentang. Pupuk ini larut di dalam air, reaksi fisiologis
Pestisida merupakan semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan
virus yang dipergunakan untuk membrantas semua atau mencegah hama dan penyakit
pertanian, pengawetan hasil hutan, anti pencemaran dan bidang lainnya (Keputusan
menggunakan insektisida. Salah satu insektisida yang banyak digunakan oleh para
Insektisida Decis adalah insektisida non-sistemik yang bekerja pada serangga dengan
-Bentuk : cairan
2.4. ZPT
perlakuan pemisahan, pemotongan beberapa bagian dari tanaman seperti akar, batang,
daun dan tunas dengan maksud agar bagian – bagian tersebut membentuk akar.
Cara stek banyak dipilih orang, apalagi bagi pengebun buah – buahan dan
tanaman hias. Alasannya, karena bahan untuk membuat stek ini hanya sedikit, tetapi
dapat diperoleh jumlah bibit tanaman dalam jumlah banyak. Tanaman yang
dihasilkan dari stek biasanya mempunyai persamaan dalam umur, ukuran tinggi,
ketahanan terhadap penyakit, dan sifat – sifat lainnya. Selain itu kita juga
memperoleh tanaman yang sempurna yaitu tanaman yang telah memiliki akar, batang
Stek cabang atau stek kayu meliputi stek cabang yang telah tua dan cabang
yang setengah tua. Pohon buah – buahan yang biasanya dapat distek cabang tuanya
adalah kedondong, jambu air, jambu semarang, beberapa jenis jeruk (seperti rough
lemon, japansche citroen), buah negeri, markisa, delima, ceremai, adpokat, dan
anggur. Sedang tanaman hias yang dapat dikembangbiakkan dengan stek cabang
biasanya memerlukan cabang yang setengah tua, misalnya bugenvil, melati, mawar,
dan klerodendron. Walaupun demikian ada juga tanaman hias yang dapat
diperbanyak dengan stek cabang yang telah tua, misalnya kembang sepatu
(Wudianto, 1998).
Menurut Ashari (1995) proses pertumbuhan akar adventif terdiri dari tiga
tahap, yaitu (1) Diferensiasi sel yang diikuti dengan inisiasi akar (2) Diferensiasi sel-
sel meristematis sampai terbentuk primordia akar dan (3) Munculnya akar - akar baru.
16
Kondisi fisiologis tanaman yang mempengaruhi penyetekan adalah umur bahan stek,
jenis tanaman, adanya tunas dan daun muda pada stek, persediaan bahan makanan,
ZPT adalah senyawa organik selain zat hara yang dalam jumlah kecil dapat
tanaman melalui pembelahan sel, perbesaran sel dan diferensiasi sel (Sunandar 2006).
Penggunaan ZPT efektif pada jumlah tertentu, konsentrasi yang terlalu tinggi dapat
merusak dasar stek, dimana pembelahan sel dan kalus akan berlebihan dan mencegah
tumbuhnya tunas dan akar, sedangkan pada konsentrasi dibawah optimum tidak
perendaman adalah metode praktis yang paling awal ditemukan dan sampai saat ini
bulan Maret hinga Mei 2016, praktikum dilaksanakn pada pukul 15.00-17.00.
dengan kegiatan budidaya tanaman kangkung adalah, meteran, kayu, ajir, tali rapiah,
cangkul, parang, sepatu bot, ember, aqua gelas, gembor dan camera hp. Bahan yang
budidaya tanaman kangkung adalah benih kangkung, air dan pupuk K (urea).
3.2.2. Stek
dengan kegiatan stek adalah, polibag, cangkul, sepatu bot, seding net, ember, aqua
gelas, gembor, tali karet, gunting stek dan camera hp. Bahan yang digunakan pada
praktikum system produksi tanaman hortikultura dengan kegiatan stek adalah batang
bunga kertas, batang bunga mawar, batang bunga pucuk merah, ZPT, air dan top soil.
dengan kegiatan budidaya cabai di polibag adalah, polibag, cangkul, pengayak tanah,
parang, sepatu boot, ember, aqua gelas, gembor dan camera hp. Bahan yang
18
digunakan pada tanaman obat ini adalah bibit tanaman obata berupa jahe, kencur,
dengan kegiatan budidaya cabai dan terong adalah, polibag, cangkul, kayu, parang,
pelepah sawit, sepatu bot, ember, aqua gelas, gembor, hand sprayer dan camera hp.
Bahan yang digunakan pada praktikum sistem produksi tanaman hortikultura dengan
kegiatan budidaya cabai di polibag adalah bibit cabai merah, bibit terong, tanah top
siol, air.
3.3. Metode
dengan melakukan penenaman di bedegan dengan luasan 2x3 m2, dalam budidaya
pembudidayaan kali ini tidak menggunakan pupuk dasar. Bedengan yang sudah
selesai selanjutnya diberi jarank tanam dengan jarak 40 cm x 60 cm, serta 10 cm pada
setiap tepi bedengan. Penanaman dilakukan dengan sistem tugal. Untuk perawatan
berupa penyiraman dilakukan setiap hari, sedangkan untuk penyiangan dan juga
tanaman. Untuk pemberian pupuk urea pada tanaman kangkung diberikan pada
19
minggu ke-3 dnegan system tungal setiap jarak tanam. Setelah usia kangkung 4
3.3.2. Stek
Metode stek batang yang dilakuakan adalah sebagai berikut. Tanaman yang di
pilih untuk bahan stek adalah bunga mawar, bunga kertas dan bunga pucuk merah
dengan jumlah total 10 batang. Sebelum melakukn stek lakukan pengisisan media
tanam. Media tanam yang digunakan adalah top soil, tanah diaambil denagn cangkul
kemudian diayak denagn seding net agar lebih halus, selanjutnaya dimasukan
kedalam polybag. Setelah media tanam siap selanjutnaya yaitu pemotongn batang
stek. Batang yang akan distek dipotong menyaming dna kedua ujung saling
berlawanan, serta daun yang ada dikurangi. Setelah itu rendam dnegan larutan ZPT
slema 5 menit. Setelah 5 menit tanam bibit tersebut ke dalam polybbag dan diberi
label. Setelah pemberian label selanjutnya adalah penyuusan dengan di susun denagn
kelompok 4 polybag) dengan menggunakan tanah top soil yang telah diayak. Setelah
itu, tanaman obat (kunyit, jahe, kencur, dan temulawak) ditanam kedalam polybag
Budidaya tanaman cabai dan terong dilakuakan dalam satu kelas, yaitu
sebanyak 30 polybag. Dalam penamannya benih cabai dan terng terlebih dahulu di
semai setelah bibit tumbuh dan usia 3 minggu selanjutnya di pindahkan kedalam
polibag. Untuk polibag yang digunakan berukuran 5 kg. Pengisian media tanam
menggunakan top soil, tanah diambil lalu di ayak denagn mnggunkan seding net,
selanjutnya di masukan kedalam polibag, setelah itu ambil bibit cabai dan terong dan
tanam, setiap polibag berisi satu bibit ( 15 bibit cabai dan 15 bibit terong). Setelah
bibit ditanam tanaman di semprot dengan decis. Untuk perawatan dilakkan setiap hari
IV. PEMBAHASAN
4.1.2. Pembahasan
menggunakan dua perameter, yaitu tingggi tanaman dan jumlah daun. Berdasarkan
hasil pengamatan, dapat dilihat bahwa pertumbuhan tanaman terjadi secara normal.
Hal ini menunjukkan bahwa pupuk yang telah diberikan, berupa urea (N), telah tepat
dosis kebutuhannya.
perawatan pada tanaman yang rutin berupa penyiraman rutin dengan tujuan menjaga
ketersediaan air yang cukup untuk tanaman, serta penyiangan dan pembumbunan
22
tanaman yang rutin dilakukan. Sehingga pemanenan dapat dilakukan sesuai dengan
Tanaman caba dan terong dijadikan sebagai salah satu komoditi yang
dibudidayakan dalam praktikum ini. Hal ini bertujuan, agar praktikan memahami
budidaya tanman secara konvensional, hal ini dikarenakan jumlah hara serta
Pengayakan tanah pada top soil yang akan dijadikan media penanaman perlu
dilakukan. Hal ini dikarenakan, pada top soil masih banyak terdapat sisa-sisa akar
tanaman budidaya.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, tanaman cabai dan terong yang
telah ditanam masih tumbuh dengan baik dan belum menunjukkan adanya gejala
kelainan fisiologis baik yang diseebabkan oleh biotik maupun abiotik. Hal ini
penanaman, selain itu perawatan yang rutin dilakukan dapat mencegah kelainan
Tanaman obat yang dibudidayakan pada praktikum ini adalah kencur, jahe,
kunyit, dan temulawak. Tanaman obat dibudidayakan dalam polybag. Sama halnya
dengan budidaya cabai dan terong, pengayakan tanah pada topsoil yang akan
23
dijadikan media penanaman perlu dilakukan. Hal ini dikarenakan, pada top soil masih
banyak terdapat sisa-sisa akar tanaman lain serta sampah-sampah anorganik yang
tumbuh. Akan tetapi, pada tanaman kunyit mengalami hambatan dalam pertumbuhan
dibandingkan dengan tanaman obat lainnya. Pada tanaman obat lain (temulawak,
jahe, dan kunyit), daun telah tumbuh dengan baik, sedangkan pada kunyit baru
menumbuhkan sedikit tunas. Hal ini dapat disebakna oleh kurang baiknya bibit yang
digunakan mengingat perwatan yang dilakukan pada tanaman obat dilakukan secara
4.4. Stek
dengan berbagai cara, salah satunya dengan cara vegetatif berupa stek. Pada
praktikum ini, tanaman yang digunakan untuk perbanyakan adalah tanaman hias
dengan baik pada tanaman bunga kertas dan mawar, sedangkan rata-rata dari seluruh
perbanyaka tanaman pucuk merah mengalami kegagalan. Hal ini disebabkan oleh
sifat adaptasi yang lambat pada tanaman ini, selain itu kurangnya perawatan dapat
menjadi faktor utama penyabab kegagalan perbanyakan tanaman ini, selain itu
kondisi lingkungan dengan intensitas cahaya yang cukup tinggi juga menjadi salah
satu faktornya.
24
5.1. Kesimpulan
hias yang dilakukan secara konvensional dan di dalam polybag dengan hasil yang
cukup memuaskan dimana tanaman dapat tumbuh dengan baik dan pada tanaman
kangkung sudah mencapai masa panen. Selain itu, perbanayakan tanaman juga
dilakukan pada tanaman hias secara stek. Walaupun pada tanaman pucuk merah
masih dapat dikatakan gagal, akan tetapi pada tanaman lain (mawar dan bugenvil)
berhasil dilakukan.
5.2. Saran
baik. Akan tetapi akan lebih baik apabila pengamatan dilakukan pada seluruh
tanaman (tidak hanya pada tanaman kangkung). Hal ini bertujuan untuk dapat melihat
polybag.
25
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta.
Djenuddin, D., 1996. Evaluasi Sunberdaya Lahan untuk Menunjang Penataan Ruang
Kramer, P.J. dan Th.T. Kozlowski. 1960. Physiology of Trees. McGraw-Hill Book
Lakitan, B,. 1995. Hortilkultura. Teori, Budaya, dan Pasca Panen. PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Musnamar. 2009. Meningkatkan Mutu dan Efektifitas Manajemen. IPB Press, Bogor.
Novizan, K. 2007. Pendekatan Sistem dalam Tata Ruang dan Pembangunan Daerah
Rissema, A., Wahyuningsih, B.A., Siregar, H.R.J., Sindu, G., Saadah, S., 1993.
Kebudayaan. Jakarta
Terra, G.J.A. 1948. Tuinbouw. Dalam : C.J.J. van Hall & C. van de Koppel (eds.), De
pada Tanggal 10-12 Agustus 1995. Kerja sama Fakultas Kehutanan IPB
Bogor.
LAMPIRAN