Dasar-dasar Agronomi
POLA TANAM
2.3.2 Pakcoy
Pakcoy merupakan tanaman dari keluarga Cruciferae yang masih berada
dalam satu genus dengan sawi putih/petsai dan sawi hijau/caisim. Pakcoy
merupakan salah satu varietas dari tanaman sawi yang dimanfaatkan daunnya
sebagai sayuran. Pakcoy berasal dari benua Asia yaitu dari Tiongkok dan Asia
Timur. Menurut Adriani (2017), klasifikasi tanaman pakcoy adalah sebagai
berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rhoeadales (Brassicales)
Famili : Brassicaceae
Genus : Brassica
Spesies : Brassica chinensis L.
Pakcoy memiliki sistem perakaran tunggang dengan cabang agak berbentuk
nulat panjang yang menyebar ke semua arah pada kedalaman 30-50 cm. Tanaman
ini memiliki batang yang sangat pendek dan beruas-ruas, sehingga hampir tidak
kelihatan. Batang ini berfungsi sebagai pembentuk dan penopang daun. Pakcoy
memiliki daun yang halus, tidak berbulu dan tidal membentuk krop. Tangkai
daunnya lebar dan kokoh, tulang daun dan daunnya mirip sawi hijau, namun
daunnya lebih tebal (Adriani, 2017).
2.3.3 Cabai
Tanaman cabai merah (cabai besar, cabai lonceng merupakan tanaman
sayuran yang tergolong tanaman tahunan yang berbentuk perdu. Tanaman cabai
merah termasuk tanaman semusim yang tergolong ke dalam suku Solonaceae.
Buah cabai sangat digemari masyarakat karena memilki rasa yang pedas dan dapat
merangsang selera makan. Selain itu, buah cabai memiliki banyak kandungan gizi
dan vitamin, diantaranya kalori, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, vitamin A,
B1 dan vitamin C (Prayudi, 2010).
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotiledonae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Capsicum
Species : Capsicum annum L.
Secara umum cabai merah dapat ditanam di lahan basah (sawah) dan lahan
kering (tegalan). Cabai merah dapat tumbuh dengan baik pada daerah yang
mempunyai ketinggian sampai 900 m dari permukaan laut, tanah kaya akan bahan
organik dengan pH 6-7 dan tekstur tanah remah. Tanaman ini berbentuk perdu
yang tingginya mencapai 1,5 – 2 m dan lebar tajuk tanaman dapat mencapai 1,2
m. Daun cabai pada umumnya berwarna hijau cerah pada saat masih muda dan
akan berubah menjadi hijau gelap bila daun sudah tua. Daun cabai ditopang oleh
tangkai daun yang mempunyai tulang menyirip. Bentuk daun umumnya bulat
telur, lonjong dan oval dengan ujung runcing (Sudiono, 2011).
2.4 Pengertian Mulsa
Mulsa adalah material penutup tanaman budidaya yang dimaksudkan untuk
menjaga kelembaban tanah serta menekan pertumbuhan gulma dan penyakit
sehingga membuat tanaman tumbuh dengan baik. Mulsa dapat bersifat permanan
seperti serpihan kayu, atau sementara seperti mulsa plastik. Mulsa dapat
diaplikasikan sebelum penanaman dimulai maupun setelah tanaman muncul.
Mulsa organik akan secara alami menyati dengan tanah dikarenakan proses alami
yang melibatkan organisme tanah dan pelapukan non-biologis. Mulsa digunakan
pada berbagai ativitas pertanian, mulai dari pertanian subsisten, berkebun, hingga
pertanian industri (Imdad dan Nawangsih, 2001)
Mulsa adalah bahan yang dipakai pada permukaan tanah dan berfungsi untuk
menghindari kehilangan air melalui penguapan dan menekan pertumbuhan gulma.
Selain itu mulsa juga dapat mempertahankan agregat tanah dari hantaman air
hujan, memperkecil erosi permukaan tanah, mencegah penguapan air, dan
melindungi tanah dari terpaan sinar matahari. Mulsa adalah penutup lahan, yang
berfungsi untuk melindungi tanah agar terlindung dari dari erosi, pertumbuhan
gulma tertekan, kelembaban tanah terjaga, dan menghindari percikan langsung air
hujan sehingga tidak mengenai batang tanaman tanaman. Mulsa dari seresah
biasanya diterapkan pada tanaman buah semusim, tanaman palawija dan tanaman
tanaman buah. Mulsa dari bahan mulsa plastik khususnya yang hitam perak
(PHP) banyak diterapkan untuk tanaman sayuran dan buah semusim. Sedangkan
tanaman penutup tanah yang juga bisa berfungsi sebagai mulsa banyak diterapkan
untuk tanaman perkebunan tahunan (Sudjianto, 2009).
Mulsa adalah bahan atau material yang digunakan untuk menutupi permukaan
tanah atau lahan pertanian dengan tujuan tertentu yang prinsipnya adalah untuk
meningkatkan produksi tanaman. Secara teknis, penggunaan mulsa dapat
memberikan keuntungan antara lain, menghemat penggunaan air dengan laju
evaporasi dari permukaan tanah, memperkecil fluktuasi suhu tanah sehingga
menguntungkan pertumbuhan tanaman bawang merah dan mikroorganisme tanah,
memperkecil laju erosi tanah baik akibat tumbukan butir-butir hujan dan
menghambat laju pertumbuhan gulma (Marliah, 2011).
2.4.1 Macam-Macam Mulsa
Menurut Acquaah (2005), mulsa dibedakan menjadi dua macam dilihat dari
bahan asalnya, yaitu mulsa organik dan mulsa anorganik atau non-organik.
Bahan-bahan dari mulsa dapat berupa sisa-sisa tanaman atau bagian tanaman yang
lalu dikelompokkan sebagai mulsa organik, dan bahan-bahan sintetis berupa
plastik yang lalu dikelompokkan sebagai mulsa non-organik.
a. Mulsa Organik
Mulsa organik berasal dari bahan-bahan alami yang mudah terurai seperti sisa-
sisa tanaman seperti jerami dan alang-alang. Mulsa organik diberikan setelah
tanaman /bibit ditanam. Keuntungan mulsa organik adalah dan lebih ekonomis
(murah), mudah didapatkan, dan dapat terurai sehingga menambah kandungan
bahan organik dalam tanah. Contoh mulsa organik adalah jerami, ataupun cacahan
batang dan daun dari tanaman jenis rumput-rumputan lainnya.
b. Mulsa Non-organik,
Mulsa anorganik terbuat dari bahan-bahan sintetis yang sukar/tidak dapat
terurai. Contoh mulsa anorganik adalah mulsa plastik, mulsa plastik hitam perak
atau karung. Mulsa anorganik dipasang sebelum tanaman/bibit ditanam, lalu
dilubangi sesuai dengan jarak tanam. Mulsa anorganik ini harganya relatif mahal,
terutama mulsa plastik hitam perak yang banyak digunakan dalam budidaya cabai
atau melon. fungsi mulsa plastik ini dapat memantulkan sinar matahari secara
tidak langsung untuk menghalau hama tungau, thrips dan apahid, selain itu mulsa
plastik digunakan dengan tujuan menaikkan suhu dan menurunkan kelembapan di
sekitar tanaman serta dapat menghambat munculnya penyakit yang disebabkan
oleh bakteri.
c. Mulsa Kimia atau Sintetis
Meliputi bahan – bahan plastik dan bahan – bahan kimia lainnya. Bahan- bahan
plastik berbentuk lembaran dengan daya tembus sinar matahari yang beragam.
Bahan plastik yang saat ini sering digunakan yang sering digunakan sebagai bahan
mulsa adalah plastik transparan, hitam, perak, dan perak hitam.
5.1 Kesimpulan
Jika menggunakan sistem pola tanam, maka yang perlu diperhatikan pertama
adalah jarak antar-tanaman. Penanaman pola tanam monokultur menggunakan
satu tanaman saja di media tanam dengan jarak tertentu. Dan pada pola tanam
polikultur menggunakan lebih dari satu tanaman di media tanam dengan jarak
tertentu pula.
Perbedaan monokultur dan polikultur paling utama dari jumlah tanaman
dalam satu media tanam. Monokultur hanya satu tanaman sedangkan polikultur
lebih dari satu tanaman.
5.2 Saran
Proses penyemaian membutuhkan kesabaran dan ketekunan. Karena salah
sedikit, maka tanaman yang disemai akan mati. Jadi perlu diperhatikan baik-baik.
KATA PENGANTAR
Adriani, Dkk. 2017. Respon Merubah dan Produksi Tanaman Sawi Pakcoy
(Brassica chinensis L) Akibat Pemberian Berbagai Jenis Pupuk
Kandang. UNDIP : Semarang.
Darwis, 2017. Investarisasi Jamur yang Dapat Dikomsumsi dan Beracun yang
Terdapat di Hutan dan Sekitar Desa Tanjung Kemuning Kaur
Bengkulu. Jurnal Konservasi Hayati, vol. 7 (2), hal. 1-8.
Prayudi, B. 2010. Budidaya dan Pasca Panen Cabai Merah (Capsicum annum
L.). Badan penelitian dan Pengembangan Pertanian, Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian, Jawa Tengah.