0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
18 tayangan6 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang jawaban ujian/kuis teknologi agronomi lanjutan. Secara ringkas, dokumen tersebut membahas tentang potensi produksi tanaman di suatu kawasan, upaya dan hambatan peningkatan produksi, pemanfaatan sumber daya alam, kelebihan dan kekurangan pola tanam tumpang sari, serta keterkaitan antara produksi, pasca panen, pemasaran dengan perubahan iklim.
Dokumen tersebut membahas tentang jawaban ujian/kuis teknologi agronomi lanjutan. Secara ringkas, dokumen tersebut membahas tentang potensi produksi tanaman di suatu kawasan, upaya dan hambatan peningkatan produksi, pemanfaatan sumber daya alam, kelebihan dan kekurangan pola tanam tumpang sari, serta keterkaitan antara produksi, pasca panen, pemasaran dengan perubahan iklim.
Dokumen tersebut membahas tentang jawaban ujian/kuis teknologi agronomi lanjutan. Secara ringkas, dokumen tersebut membahas tentang potensi produksi tanaman di suatu kawasan, upaya dan hambatan peningkatan produksi, pemanfaatan sumber daya alam, kelebihan dan kekurangan pola tanam tumpang sari, serta keterkaitan antara produksi, pasca panen, pemasaran dengan perubahan iklim.
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2021 1. Uraikan potensi produksi tanaman pada suatu Kawasan Potensi lahan memiliki arti penting dalam pengolahan lahan dan pemanfaatan lahan. Lahan yang berpotensi tinggi untuk pertanian, dapat menghasilkan tanaman yang memiliki kualitas tinggi serta produksi tanaman pertanian yang lebih banyak. Tanaman pasti akan tumbuh dengan baik apabila berada pada lahan atau media tanam yang cocok dan perawatan tanaman tersebut dikelola dengan baik. Misalnya di Jember. Salah satu daerah yang dikenal sebagai sentra tembakau cerutu yang menghasilkan kualitas pembalut cerutu dengan karakteristik yang netral. Kualitas tembakau yang baik, akan dihasilkan melalui teknik budidaya yang baik. Tembakau Besuki Na-Oogst sudah menjadi icon Kabupaten Jember. Kondisi geografis Jember sangat subur yang menyebabkan komoditi perkebunan dan pertanian dapat tumbuh dengan baik. Sejak jaman Belanda, Jember sudah dikenal sebagai penghasil tembakau Na Oogst terbaik di Indonesia. Oleh karena itu setiap tahunnya ekpor tembakau Jember mulai meningkat. Pada tahun 2015 Provinsi Jawa Timur menjadi salah satu penghasil tembakau terbesar di Indonesia dengan luas lahan 97.6241 ha dan produksi 75.314 ton. Pendapatan cukai tembakau pada Tahun 2011, jika dibandingkan dengan Tahun 2010, persentasenya meningkat sekitar 20 persen. Di tahun ini, Pemprov Jatim berketetapan untuk menambah dana bagi hasil dari cukai tembakau, sebesar Rp. 2,4 miliar. Oleh karena itu potensi produksi tembakau sangat mungkin ditingkatkan untuk kedepanya dengan menggunakan teknik budidaya yang tepat, 2. Uraikan upaya dan hambatan peningkatan produksi tanaman Tidak adanya tenaga kerja dalam suatu perusahaan biasanya disebabkan oleh tidak adanya dana untuk membayar pekerja, sarana prasarana yang kurang memadai. Oleh karena itu perlu adanya kreativitas dari para mandor untuk memotivasi kepada petani atau diajak diskusi untuk memecahkan masalah. Karena motivasi menjadi pemicu awal sebelum orang bertindak atau mengambil keputusan. Lingkungan abiotik ini merupakan segala yang tidak mempunyai nyawa contohnya tanah.Dalam Jangka Panjang penggunaan pestisda tentunya berbahaya bagi lingkungan dan menyebabkan tanah tersebut keracunan. Tanah yang kering juga menjadi kendala abiotic utama hal ini diduga besarnya penggunaan air dari sektor non pertanian dan menurunya daya tanah menahan air, serta menurunya kualitas lingkungan. Sementara komponen biotik merupakan setiap komponen dalam lingkungan yang merupakan benda hidup atau bernyawa misalnya organisme pengganggu tanaman (Hama). Iklim yang tidak menentu pada saat ini juga dapat menyebabkan turunya produktivitas tanaman. Saat ini merupakan musim panen tembakau, namun terjadi hujan yang menyebakan turunya rendemen karena tembakau membutuhkan cuaca yang panas untuk mengeringkan daunnya. Peningkatan produksi tanaman dapat dilakukan dengan meningkatkan hasil tanaman. Faktor – faktor yang mempengaruhi peningkatan hasil tanaman yaitu penggunaan varietas yang sesuai dengan iklim lokal, jenis tanah, Teknik pemupukan, Teknik pengendalian hama,penyakit dan gulma, dan kondi lingkungan tumbuh tanaman. Yang kedua perbaikan pola tanam Pola tanam adalah pengaturan penggunaan lahan pertanaman dalam kurun waktu tertentu. Tanaman dalam satu areal dapat diatur menurut jenisnya. Ada pola tanam monokultur, yakni menaman tanaman sejenis pada satu areal tanam. Ada pola tanam campuran, yakni beragam tanaman ditanam pada satu areal. Ada pula pola tanam bergilir, yaitu menanam tanaman secara bergilir beberapa jenis tanaman pada waktu berbeda di aeral yang sama. Pola tanam dapat digunakan sebagai landasan untuk meningkatkan produktivitas lahan. Hanya saja dalam pengelolaannya diperlukan pemahaman kaedah teoritis dan keterampilan yang baik tentang semua faktor yang menentukan produktivitas lahan tersebut. Biasanya, pengelolaan lahan sempit untuk mendapatkan hasil/pendapatan yang optimal maka pendekatan pertanian terpadu, ramah lingkungan, dan semua hasil tanaman merupakan produk utama adalah pendekatan yang bijak. Pola tanam dapa menggunakan dua sistem yaitu sistem monokultur dan polikultur. Pola tanam polikultur sendiri terbagi lagi menjadi beberapa jenis yaitu tumpang sari (intercropping), tumpang gilir (multiple cropping), tanaman bersisipan (relay cropping), tanaman campuran (mixed cropping) dan tanaman bergiliran (sequential planting). Pola tanam adalah gambaran rencana tanam berbagai jenis tanaman yang akan dibudidayakan dalam suatu lahan beririgasi dalam satu tahun. Faktor yang mempengaruhi pola tanam : Ketersediaan air dalam satu tahun Prasarana yang tersedia dalam lahan tersebut Jenis tanah setempat Kondisi umum daerah tersebut, missal genangan Kebiasaan dan kemampuan petani setempat 3. Uraikan pemanfaatan sumberdaya alam Pemanfaatan sumber daya alam dapat dilakukan pemanfaatan bahan organik. Pemanfaatan bahan organik dapat meningkatkan produktivitas tanaman. Biasanya bahan organik dari hewan menggunakan kotoran hewan sedangkan bahan organik dari tanaman menggunaka, daun yang kering, pada tanaman tembakau, bagian batang nya dapat digunakan menjadi pupuk organik disebut Kompos Batang Tembakau (KBT). Agens hayati adalah salah satu komponen dalam pengendalian hama dan penyakit yang ramah lingkungan contoh jamur, rhizobium. Penggunaan agens hayati sangat memungkinkan untuk diterapkan bagi petani sayur dataran tinggi karena mikroba antagonis mudah dikembangkan dengan media dari limbah pertanian, mudah diaplikasikan, dan biayanya jauh lebih murah dibandingkan dengan pestisida sintetik 4. Uraikan kelebihan dan kekurangan pola tanam tumpang sari Kelebihan/Manfaat : Menghemat lahan tanam, sehingga dalam satu lahan tanam bisa ditanami lebih dari satu jenis tanaman Menambah hasil produktivitas hasil panen, karena tidak hanya satu jenis tanaman yang dipanen, namun bisa lebih dari sau jenis Mengurangi biaya/ongkos pertanian, karena menghemat dana untuk pembelian pupuk dan obat-obatan pertanian Pertumbuhan rumput liar dan memanjat bisa dihilangkan Mebantu memanfaatkan lahan seoptimal mungkin Jika perawatan dilakukan dengan baik dan benar maka akan mengasilkan hasil yang berkualitas Kekurangan : Kehilangan kesuburan tanah, sebab ada pembagian unsur hara yang terkadang tidak adil antar satu tanaman dengan tanaman lainya Tanah semakin rentan terhadap ersi karena pengaruh air hujan yang tinggi Menimbukan masalah penyakit dan haa. Terkadang hama bisa saja ditularkan dari tanaman jenis lainnya Terjadinya perebutan unsurhara antarasatu tanaman dengan tanaman lainya. Hal ini dapat memicu kemungkingan terjaidnya gejala defisiensi hara sebab tanaman tidak memperoleh unsur hara dalam jumlah yang cukup 5. Uraikan keterkaitan produksi, pasca panen dan pemasaran Pascapanen hasil pertanian adalah tahapan kegiatan yang dimulai sejak pemungutan (pemanenan) hasil pertanian yang meliputi hasil tanaman pangan, holtikultura, perkebunan, peternakan, dan perikanan sampai siap untuk dipasarkan . Hasil utama pertanian adalah hasil pertanian yang merupakan produk utama untuk tujuan usaha pertanian dan diperoleh hasil melalui maupun tidak melalui proses pengolahan. Penanganan pascapanen adalah tindakan yang disiapkan atau dilakukan pada tahapan pascapanen agar hasil pertanian siap dan aman digunakan oleh konsumen dan atau diolah lebih lanjut oleh industri. Pemasaran adalah Suatu kegiatan usaha/bisnis untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen melalui pendistribusian suatu produk. Penanganan pasca panen bertujuan agar hasil tanaman tersebut dalam kondisi baik dan sesuai/tepat untuk dapat segera dikonsumsi atau untuk bahan baku pengolahan. Tujuan pemasaran adalah mencari keuntungan dengan memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga dapat memuaskan konsumen itu sendiri, Penanganan pasca panen yang baik akan menekan kehilangan (losses), baik dalam kualitas maupun kuantitas, yaitu mulai dari penurunan kualitas sampai komoditas tersebut tidak layak pasar (not marketable) atau tidak layak dikonsumsi. Hal ini sangat jelas penanganan produksi dan pasca panen memiliki keterkaitan yang sangat erat, karena dengan penanganan yang baik maka kualitas hasil produksi juga baik sehingga diharapkan nantinya akan laku di pasar – pasar. Selain itu petani harus melihat kondisi pasar, bulan ini musimnya ditanam apa hal tersebut untuk mencegah kerugian. 6. Uraikan keterkaitan perubahan iklim dengan pertumbuhan tanaman Iklim sangat berkaitan erat dengan pertumbuhan tanaman. Karena setiap komoditas tanaman memiliki syarat iklim yang berbeda – beda. Contohnya saja tanaman tembakau. Tanaman tembakau termasuk tanaman yang sensitif terhadap faktor lingkungan diantaranya yaitu faktor iklim, seperti curah hujan, kelembapan, dan temperatur. Temperatur optimal untuk pertumbuhan tanaman tembakau adalah 27°C atau berkisar antara 22-33°C. Kondisi iklim pada curah hujan, baik jumlah dan penyebarannya yang sangat beragam sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan, produksi dan mutu tembakau. Tabel 1 Produksi Tembakau di Kabupaten Jember No Jenis Tembakau Tahun 2012 2013 2014 2015 1 Na-Oogst 102.770,00 79.758,00 78.896,60 45.697,98 2 Kasturi 177.834,00 119.782,00 145.275,40 161.867,68 3 Rajang 19.335,50 6.214,50 14.103,80 11.113,30 4 White Burley 3.423,50 3.886,00 5.029,00 2.715,50 Sumber : BPS Kabupaten Jember, 2016 Pada tabel 1 menunjukan produksi tanaman tembakau dengan jenis tembakau Besuki Na-Oogst di Kabupaten Jember mengalami penurunan drastis dalam kurun waktu 4 tahun yang sebabkan oleh cuaca yang tidak menentu, tingginya curah hujan, abu vulkanik Gunung Raung dan minimnya penyediaan sarana produksi. Kondisi tersebut selaras dengan produktivitas tanaman tembakau dapat mengalami penurunan yang disebabkan oleh perubahan iklim. Efek dari perubahan iklim inilah yang diduga memiliki pengaruh terhadap produktivitas tembakau di Kabupaten Jember. Menurut Harlianingtyas (2021) curah hujan, jumlah hari hujan, kelembapan, temperatur udara dan luas lahan sebesar 96,7% dalam mengakibatkan fluktuaasi peroduksi tembakau di Kabupaten Jember dan 3,3% disebabkan oleh faktor lain