Anda di halaman 1dari 5

DASAR DASAR AGRONOMI

“SAPTA USAHA TANI”

Oleh :
MUFRI IVANSYAH
(D1E122064)
Kelas A

JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
1. Pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan untuk mengubah sifat fisik tanah agar lapisan yang
semula keras menjadi datar dan melumpur. Dengan begitu gulma akan mati dan
membusuk menjadi humus, aerasi tanah menjadi lebih baik, lapisan bawah tanah
menjadi jenuh air sehingga dapat menghemat air.

 Tahapan Pengolahan Tanah


Tahapan pengolahan tanah sawah pada prinsipnya mencakup kegiatan–kegiatan
sebagai berikut:

 Perbaikan Pematang dan Saluran


Saluran atau parit diperbaiki dan dibersihkan dari rumput-rumput. Kegiatan ini
bertujuan agar dapat memperlancar arus air serta menekan jumlah biji gulma yang
terbawa masuk ke dalam petakan. Sisa jerami dan sisa tanaman pada bidang olah
dibersihkan sebelum tanah diolah.

 Pencangkulan
Setelah dilakukan perbaikan Pematang/Galengan dan Saluran, tahap berikutnya
adalah pencangkulan. Sudut–sudut petakan dicangkul untuk memperlancar
pekerjaan bajak atau traktor. Pekerjaan tersebut dilaksanakan bersamaan dengan
saat pengolahan tanah.

 Pembajakan
Pembajakan merupakan kegiatan yang berkaitan. Kegiatan tersebut bertujuan
agar tanah sawah melumpur dan siap ditanam padi.
Adapun manfaat dari pembajakan adalah sebagai berikut :
1) Pemberantasan gulma, sebab dengan pembajakan tumbuhan dan biji gulma akan
terbenam.
2) Menambah unsur organik, karena pupuk hijau yang berasal dari rumput akan
terbenam dan tercampur dengan tanah.
3) Mengurangi pertumbuhan hama penyakit.

 Pengolahan Tanah Secara Umum


Penolahan tanah secara umum meliputi 3 fase yaitu:
a) Penggenangan tanah sawah sampai tanah jenuh air.
b) Membajak sebagai awal pemecahan bongkah dan membalik tanah.
c) Menggaru untuk menghancurkan dan melumpurkan tanah.
2. Penggunan Benih Unggul
Benih unggul adalah galur hasil pemuliaan yang mempunyai satu atau lebih
keunggulan khusus seperti potensi hasil tinggi, tahan terhadap hama, tahan
terhadap penyakit, toleran terhadap cekaman lingkungan, mutu produk baik, dan
sifat-sifat lainnya serta telah dilepas oleh pemerintah. Perlakuan benih bertujuan
untuk melindungi bagian tanaman yang akan dijadikan benih dalam bentuk biji,
pucuk, setek, sulur, atau umbi dari serangan hama dan patogen.Penggunaan benih
unngul mampu meningkatkan produksi dan pendapatan petani dengan melalui
pencapaian melalui peningkatan potensi dan daya hasil tanaman serta terhindar
dari hama penyakit dan mampu beradaptasi dari kondisi lingkungan yang ada.
Adapun kelebihan dari benih bermutu yaitu mengurangi resiko kegagalan
budidaya karena benih mampu tumbuh baik pada kondisi lahan yang kurang
menguntungkan, produksinya lebih tinggi, dan tahan terhadap serangan hama dan
penyakit.
Tujuan pemilihan benih adalah untuk mengetahui mana bibit yang
berkualitas mana yang tidak. Jika bibit itu berkualitas maka bibit itu akan
dikembangbiakkan atau dijual dengan harga yang tinggi. Jika tidak berkualitas maka
bibit tersebut akan di singkirkan dan tidak akan tidak akan di perjual belikan dn
apbila di perjual belikan maka dengan harga yang jauh lebih murah dari harga bibit
yang berkualitas.

3. Teknik Penanaman yang Baik

a. Pilih Jenis Tanaman yang Tepat


Sebelum memulai pastikan dulu bahwa jenis tanaman yang dipilih sudah tepat.
Tentukan tanaman yang akan ditanam apakah jenis tanaman hias atau berbuah.
Pastikan pula varietas yang dipilih cocok dengan kondisi sekitar termasuk asupan
sinar matahari, tanah, dan ruang yang tersedia.Ketahui juga jenis tanaman
tersebut seberapa lebar dan tinggi nantinya akan tumbuh.
b. Lokasi Penanaman
Lokasi penanam juga sangat penting, sebaiknya tanam tanaman tersebut yang
tidak terlalu dekat dengan bangunan.Jadi, tentukan jarak tanaman dengan
bangunan seiring dengan pertumbuhan pohon pada masa mendatang.Jangan
sampai, tanaman tersebut merusak genting atau lantai saat akar tanaman
tersebut membesar.
c. Tunggu Jika Tanah Masih Basah
Menanam tanaman saat musim hujan memiliki tantangan sendiri. di iklim tropis
dan subtropis di mana pepohonan tumbuh sepanjang tahun, kapan pun adalah
waktu yang tepat untuk menanam pohon, asalkan tersedia cukup air.
d. Gali Tanah dan Diamkan Sebelum Penanaman
Setelah lokasi penanam sudah ditentukan, langkah selanjutnya adalah menggali
tanah.Lubang ada baiknya di sesuaikan dengan bibit tanaman yang akan di
tanami.kita juga perlu menggemburkan tanah menggunakan cangkul.Setelah
proses penggalian selesai, diamkan terlebih dahulu minimal 1 minggu.Ini supaya
racun yang ada dalam tanah menghilang.
e. Penanam Bibit Tanaman
Mulai pada persiapan memasukkan bibit tanaman pada media tanah.Jika bibit
masih menggunakan wadah, lepaskan dari tanaman tersebut dari wadahnya
dengan menggunakan pisau tajam dan bersih. Bila perlu pangkas rambut akar,
namun bukan pada batang akar.Pelaksanaan penanaman hendaknya dilakukan
mulai pukul 07.00—09.00. Langkah selanjutnya adalah memasukkan bibit
tanaman kedalam lubang galian. Setelah tanaman itu di masukkan ke dalam
lubang galian, kita harus menutupi lubang galian yang berada di pinggir tanaman
agar tanaman dapat berdiri dengan tegak. Jika diperlukan kita dapat
menggemburkan tanah di sekitar tanaman tersebut agar tanaman tersebut dapat
tumbuh dengan subur.
f. Berikan Perawatan Lanjutan
Jaga agar tanah tetap lembap, tetapi tidak tergenang air.Biarkan pohon tersebut
terkena air hujan jika sedang musim hujan.

4. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman


Pengendalian organisme penganggu tumbuhan (OPT) adalah kegiatan yang meliputi
pelaksanaan pengamatan, peramalan, pemeriksanan, pengendalian, analisis dan evaluasi hasil,
bimbingan pengendalian, pemantauan daerah sebar OPT, serta visualisasi dan informasi.Tujuan
pengendalian organisme penggangu adalah untuk menghindari kerugian eknomi berupa
kehilangan hasil panen (secara kuantitas) serta penurunan kauliatas mutu produk panen.
Adapun pengendalian organisme penggamggu tanaman yaitu:
 Pengendalian Secara Fisik
Pengendalian OPT tanaman secara fisik ialah pengendalian OPT dengan cara
mengubah faktor lingkungan fisik, seperti suhu, kelembapan, dan lain-lain
sedemikian sehingga dapat menimbulkan kematian dan penurunan populasi OPT.
 Pengendalian Secara Mekanis
Pengendalian OPT secara mekanis ialah pengendalian dengan cara
menangkap, memukul atau menghalaunya secara langsung agar OPT tersebut tidak
menimbulkan kerugian ekonomi bagi tanaman budidaya.
Pengendalian Secara Kultur Teknis
Pengendalian secara kulturteknis disebut pula sebagai pengendalian agronomik, yaitu
pengendalian OPT dengan cara mengelola lingkungan tanaman sedemikian sehingga kurang
cocok bagi kehidupan dan perkembangbiakan OPT. Usaha pengendalian ini bersifat
preventif, dilakukan sebelum serangan OPT terjadi. Pelaksanaan pengendaliannya mudah
dan tidak menimbulkan pencemaran lingkungan. Kegiatan pengendalian secara kulturteknis,
antara lain sebagai berikut.
Pengendalian Secara Kimiawi
Pengendalian OPT secara kimiawi ialah pengendalian dengan cara menggunakan senyawa
kimia (pestisida). Cara ini dianjurkan sebagai alternatif pengendalian terakhir karena
meskipun ampuh membunuh sasaran, mempunyai efek sampingan yang berbahaya bagi
kelestarian lingkungan dan kesehatan manusia.

Pengendalian secara Bologi (Hayati)


Pengendalian Hayati atau biologi (Biological Control) adalah pengendalian organisme
pengganggu tumbuhan (OPT) oleh musuh alami atau agensia pengendali hayati. Namun
dapat juga disebut mengendalikan penyakit dan hama tanaman dengan secara biologi, yaitu
dengan memanfaatkan musuh-musuh alami. Dalam hal ini yang dimanfaatkan yaitu Musuh
Alami, sedangkan yang menggunakan atau memanfaatkannya adalah manusia. Berarti ada
campur tangan manusia pada setiap pengendalian hayati.
Agensia Pengendali Hayati (Biological Control Agens) yaitu setiap organisme yang meliputi
subspecies, spesies, varietas, semua jenis protozoa, serangga, bakteri, cendawan, virus serta
organisme lainnya yang dalam tahap perkembangannya bisa dipergunakan untuk keperluan
pengendalian hama dan penyakit atau organisme pengganggu tumbuhan dalam proses
produksi, pengelolaan hasil pertanian keperluan lainnya.
Pengendalian Penyakit Tumbuhan
Dari diagnosis penyakit, penyebab penyakit, mekanisme penyakit, epidemiologi penyakit,
dan lain-lain, dapat dikembangkan suatu metode pengendalian penyakit yang dapat
diaplikasikan dan efektif. Ada empat prinsip dalam pengendalian penyakit tumbuhan yaitu:

1. Eksklusi patogen
2. Eradikasi (pemusnahan) patogen
3. Proteksi (perlindungan) inang yang rentan
4. Resistensi inang

Teknik Pengendalian Gulma


Gulma adalah tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan pada lahan pertanian karena
menurunkan hasil yang bisa dicapai oleh tanaman produksi. Batasan gulma bersifat teknis
dan plastis. Teknis, karena berkait dengan proses produksi suatu tanaman pertanian.
Keberadaan gulma dapat menurunkan hasil karena mengganggu pertumbuhan tanaman
produksi melalui kompetisi, beberapa jenis tumbuhan dikenal sebagai gulma utama, seperti
teki dan alang-alang (Wikipedia, 2010). Selain kerugian dari sisi kompetisi, ada beberapa
jenis gulma yang mempunyai sifat alelopati yaitu kemampuan mengeluarkan zat yang
bersifat racun dan dapat menghambat pertumbuhan tanaman tertentu. Misalnya Imperata
cylindrica menghasilkan zat phenol, Juglans nigra dapat memproduksi hydroksi
juglon, Artemisia absinthium mengeluarkan zat absintin yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan vegetatif.

Anda mungkin juga menyukai