Anda di halaman 1dari 14

SISTEM PERTANIAN

Dr. Ir. Harwanto,M.Si

MENGAMATI LAPANGAN DILAHAN PRAKTIK DAN MENGIKUTI


PANDUAN LANGKAH KERJA UNTUK MERUMUSKAN RUANG
LINGKUP BUDIDAYA TANAMAN

DISUSUN OLEH
NAMA : Nio Julung Sadewa
NIRM : 04.01.22.1207
KELAS : PPB 1B

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG


TAHUN AKADEMIK 2022/2023
MENGAMATI LAPANGAN DILAHAN PRAKTIK

Tanaman yang di budidayakan di area politeknik pembangunan pertanian malang


sangatlah beragam, dari banyaknya tanaman tersebut dibagi menjadi tiga komoditas yaitu
tanaman pangan , tanaman hortikultura ,dan tanaman perkebunan.

A. Tanaman Pangan
Tanaman pangan adalah segala jenis tanaman yang dapat menghasilkan karbohidrat dan
protein, contoh tanaman pangan antara lain ketela pohon, garut, sukun, sagu, kentang, ubi jalar,
talas, padi, jagung, dan kacang-kacangan. Namun tanaman pangan yang dibudidayakan di
POLBANGTAN Malang adalah tanaman jagung.
Berikut penjelasan singkat tentang tanaman jagung :

JAGUNG ( Zea myas L. )

Merupakan tanaman rumput-rumputan dan berbiji tunggal ( monokotil ). Jagung


merupakan tanaman rumput kuat. Sedikit berumpun dengan batang akar dan tingginya berkisar
0,6 – 3 M. Tanaman jagung termasuk jenis tumbuhan musiman/semusim dengan umur 100 hari.

 SYARAT TUMBUH
- Iklim ( 21-34 derajat celcius)
- Tanah yang digunakan adalah andosal(berasal dari gunung merapi), latosal, grumosal,
dan tanah berpasir
- Ketinggian tempat ( dataran rendah sampai pegunungan )
-
 PENGOLAHAN LAHAN
Bertujuan untuk memperbaiki kondisi tanah dan pertumbuhan akar
Cara :
- Membajak sawah
- Pembersihan lahan
- Pemerataan tanah
- Penyemprotan gramoxone (3 tutup botol: tank (16 L)
- Penanaman
-
 PUPUK DASAR
Menggunakan pupuk kandang dengan dosis 150 kg per 2.500 m2 dengan cara
disebar.

 BENIH
Menggunakan benih jenis hibrida pertiwi-3 dengan jumlah baris super yaitu 16-18
baris.

 PENANAMAN
Dilakukan dengan sistemsemi hybrid jarak tanam 20 x 75 cm setiap lubang diisi 1-2
benih

 PENGAIRAN
Dengan system selang yang di ambil dari waduk dan memanfaatkan air hujan

 PENYIANGAN
Dilakukan dengan metode manual bertujuan membersihkan gulma dan penetrasi sinar
matahari bias juga menggunakan bahan kimiawi. Yakni herbisida (Gramaxon)

 PEMUPUKAN SUSULAN
Dilakukan dengan system kocor
- 12-15 hst menggunakan pupuk urea 20 kg. NPK 40 kg dan sinar bio 10 kg
- 21-25 hst menggunakan perbandingan pupuk urea 40 kg, NPK 20 kg. Sinar bio 5 kg
dan zat A 10 kg
- 35-40 hst menggunakan perbandingan pupuk urea 40 kg. NPK 15 kg dan ZA 15 kg
pemupukan dilakukan pada pagi dan sore hari
-
 PHP ( PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT )
Hama yang sering menyerang adalah ulat dan belalang. Dikendalikan dengan
penyemprotan herbisida (kayabos) dengan dosis 2 tutup botol per 1 tanki dengan luas
lahan (2.500 M) yang memerlukan 2 tanki.
Penyakit yang sering menyerang adalah bulas, ditandai dengan permukaan daun
yang memiliki warna putih sampai kuning. Terdapat tepung putih (pathogen)
penyebab penyakit dibagian bawah daun. Tanaman yang terinfeksi saat masih muda
akan mati. Pengendaliannya dapat dilakukan dengan cara mencabut tanaman-tanaman
yang terlihat memiliki gejala terinfeksi lalu membuangnya agar tidak menular.

 PANEN
Masa panen 86-96 hst dengan ciri-ciri 80% daun dan kulit sudah kering, buah
padat dan keras. Warna buah tampak mengkilat.

 KESIMPULAN
Tanaman pangan adalah jenis tanaman yang menghasilkan karbohidrat dan
protein. Salah satunya adalah tanaman jagung yang termasuk tanaman rumput kuat
berbiji tunggal. Termasuk tumbuhan musiman atau semusim. Memiliki 3 syarat
tumbuh, pengolahan tanah sebelum tanam dan system penanaman sendiri

B. Tanaman Hortikultura
Hortikultura adalah budidaya tanaman kebun dengan teknik yang modern dan meliputi
beberapa cakupan kerja. Area kerjanya anatara lain pembenihan,pembibitan kultur
jaringan ,memproduksi,beragama komoditas tumbuhan,pemberantasan hama,penyakit
pemanenan,dan pengemasan produk.
Berikut penjelasan singkat tentang salah satu jenis tanaman holtikultura yang
dibudidayakan diarea polbangtan Malang.

TANAMAN BUAH ( SEMUSIM )


MELON (Cucumis melo L.)

Melon (Cucumis melo L.)] merupakan nama buah sekaligus tanaman yang


menghasilkannya yang termasuk dalam suku labu-labuan atau Cucurbitaceae. Buahnya biasanya
dimakan segar sebagai buah meja atau diiris-iris sebagai campuran es buah. Bagian yang
dimakan adalah daging buah (mesokarp). Teksturnya lunak, berwarna putih sampai merah,
tergantung kultivarnya.
Cara atau proses Budidaya Melon :
1. Persiapan Green House
Greenhouse merupakan sarana produksi utama dalam usaha tani karena karakteristik
tanaman yang rentan terhadap kondisi cuaca yang tidak menentu sehingga membutuhkan
rumah khusus sebagai naungan. Umumnya greenhouse penyemaian dan pembibitan
dibuat lebih sederhana dibandingkan dengan greenhouse penanaman. Persiapan
greenhouse meliputi pembangunan greenhouse dan pembuatan bedengan untuk
greenhouse penanaman.
2. Media semai
 Untuk menyemai benih melon siapkan media semai, yaitu campuran tanah dan
pupuk kandang dengan perbandingan 3 : 1. Penggunaan perbandingan ini dimaksudkan
agar media tetap tersuport unsur hara tanpa mengurangi tekstur tanah yang memang cocok
untuk media penyemaian.
3. Perlakuan Bemih
Sebelum ditanam benih harus dikecambahkan terlebih dahulu, caranya dengan
merendam benih dalam air hangat selama 6 - 8 jam,  bila benih belum mengandung
fungisida, bisa ditambahkan fungisida ke dalam air rendaman sesuai dosis.
4. Penyemaian Benih
Benamkan biji melon sedalam 1-2 cm ke dalam media tanam tersebut, tempat
persemaian sebaiknya dilindungi dengan atap plastik bening atau sungkup. Hal ini
diperlukan agar bibit yang tumbuh terlindungi dari terik matahari yang berlebihan dan
kucuran air hujan langsung. Media persemaian harus terus dikontrol dan diperhatikan agar
kelembabannya terjaga. Sirami secara teratur tetapi jangan terlalu basah. Proses
penyemaian biasanya berlangsung hingga 10-14 hari. Atau ditandai dengan tumbuhnya 2-
3 helai daun. Pada fase ini bibit sudah siap dipindahkan ke lokasi penanaman.
5. Transplanting
Transplanting atau pindah tanam atau tanam ulang adalah teknik memindahkan
sebuah tanaman dari satu tempat ke tempat lain. Proses penanaman bibit melon yang
sudah tumbuh daun di tengah sudah siap untuk di pindahkan ke lahan tanam dengan
beberapa langkah, yaitu :
Beri larutan NPK dan Insektisida pada lubang tanam
Siram bibit pada polybag hinga basahsampai akar-akarnya
Tanam bibit melon di lahan yang sudah di lubangi
Segera siram tanaman melon yang baru saja di tanam
Tancapkan ajir segera agar tidak smpai merusak akar pada tanaman melon yang
masih muda..
6. Media Tanam
Media semai kali ini menggunakan cocopeat sebagai media utama, Cocopeat adalah
media tanam organik yang berbahan dasar dari serbuk sabut buah kelapa. Cocopeat
mempunyai kemampuan daya serap dan menyimpan air yang cukup tinggi dibandingkan
dengan tanah. Pemanfaatan cocopeat memiliki potensi sebagai untuk mengurangi
penggunaan tanah lapisan atas, selain itu cocopeat digunakan agar kapasitas air tetap
terjaga mengingat system budidaya yang digunakan pada saat observasi adalah system
drip.
7. Pemeliharaan
a. Penyiraman
Penyiraman adalah salah satu perawatan tanaman untuk mempertahankan kadar air tanah
sebagai sumber makanan tumbuhan, Penyiraman yang teratur sangat diperlukan dalam
budidaya melon. Penyiraman hendaknya dilakukan setiap sore hingga umur tanaman satu
minggu. Selanjutnya penyiraman dilakukan setiap dua hari sekali. Ketika musim hujan
drainase harus berfungsi dengan baik.
b. Pelilitan
Pelilitan merupakan kegiatan merambatkan tanaman melon dengan cara memutar ujung
tanaman atau ujung titik tumbuh pada batang utama kebenang searah 28 dengan jarum
jam. Benang atau ajir ini diikat pada seutas kawat dengan ketinggian 2,5 meter.
c. Pengendalian Hama Dan Penyakit
Banyak hama dan penyakit yang sering menjangkiti tanaman melon, salah satunya adalah
penyakit kuning, Penyebab penyakit ini virus Gemini dan gejala yang terlihat adanya
bercak kuning pada daun dan beberapa daun menjadi keriting. Virus dapat ditularkan
melalui benih, alat pertanian dan kupu-kupu merupakan serangga vector bagi virus. Pada
serangan berat, perkembangan buah akan lambat, sehingga buah yang dihasilkan tidak
sempurna, terutama pada bentuk buah dan rasanya.
Pengendaliannya dapat dilakukan 3 (tiga) cara, yaitu cara kultur teknis, cara
fisik/mekanis, dan cara kimiawi. Cara kultur teknis, dilakukan dengan penggunaan
varietas tahan. Sedangkan pengendalian cara fisik/mekanis dapat dilakukan sanitasi
lingkungan dengan membersihkan gulma di sekitar tanaman dan tanaman terserang
dimusnahkan. Kemudian pengendalian cara kimiawi, dengan menggunakan insektisida
kimia yang efektif berbahan aktif tiametoksan 25%.
8. Pengawinan atau Polinasi
Polinasi atau penyerbukan adalah pindahnya serbuk sari dari kepala sari
(anther) kepada kepala putik (stigma) yang merupakan interaksi antara organ
jantan dengan betina dalam proses reproduksi. Penyerbukan ada dua macam, yaitu
penyerbukan sendiri dan penyerbukan silang. Penyerbukan sendiri adalah proses
penyerbukan kepala putik oleh serbuk sari yang berasal dari bunga itu sendiri atau
dari bunga lain pada tumbuhan yang sama.
9. Pemanenan
Biasanya budidaya melon siap di panensetelah berumur 3 bulan, dengan ciri-ciri
melon yang siap panen diantaranya adalah serat jala pada permukaan kulit tampak jelas
dan kasar permukaan sekitar tangkai terlihat retak-retak warna kulit tampak hijau
kekuningan dan sudah mengeluarkan aroma.

C. Tanaman perkebeunan
Agribisnis kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.), baik yang berorientasi pasar lokal
maupun global akan berhadapan dengan tuntutan kualitas produk dan kelestarian lingkungan
selain tentunya kuantitas produksi. PT. Natural Nusantara berusaha berperan dalam peningkatan
produksi budidaya kelapa sawit secara Kuantitas, Kualitas dan tetap menjaga Kelestarian
lingkungan (Aspek K-3).

II. SYARAT PERTUMBUHAN


2.1. Iklim
Lama penyinaran matahari rata-rata 5-7 jam/hari. Curah hujan tahunan 1.500-4.000 mm.
Temperatur optimal 24-280C. Ketinggian tempat yang ideal antara 1-500 m dpl. Kecepatan angin
5-6 km/jam untuk membantu proses penyerbukan.
2.2. Media Tanam
Tanah yang baik mengandung banyak lempung, beraerasi baik dan subur. Berdrainase baik,
permukaan air tanah cukup dalam, solum cukup dalam (80 cm), pH tanah 4-6, dan tanah tidak
berbatu. Tanah Latosol, Ultisol dan Aluvial, tanah gambut saprik, dataran pantai dan muara
sungai dapat dijadikan perkebunan kelapa sawit. III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
3.1. Pembibitan
3.1.1. Penyemaian
Kecambah dimasukkan polibag 12x23 atau 15x23 cm berisi 1,5-2,0 kg tanah lapisan atas yang
telah diayak. Kecambah ditanam sedalam 2 cm. Tanah di polibag harus selalu lembab. Simpan
polibag di bedengan dengan diameter 120 cm. Setelah berumur 3-4 bulan dan berdaun 4-5 helai
bibit dipindahtanamkan. Bibit dari dederan dipindahkan ke dalam polibag 40x50 cm setebal 0,11
mm yang berisi 15-30 kg tanah lapisan atas yang diayak. Sebelum bibit ditanam, siram tanah
dengan POC NASA 5 ml atau 0,5 tutup per liter air. Polibag diatur dalam posisi segitiga sama sisi
dengan jarak 90x90 cm.
3.1.2. Pemeliharaan
Pembibitan Penyiraman dilakukan dua kali sehari. Penyiangan 2-3 kali sebulan atau disesuaikan
dengan pertumbuhan gulma. Bibit tidak normal, berpenyakit dan mempunyai kelainan genetis
harus dibuang. Seleksi dilakukan pada umur 4 dan 9 bulan. Pemupukan pada saat pembibitan
sebagai berikut : Pupuk Makro > 15-15-6-4 Minggu ke 2 & 3 (2 gram); minggu ke 4 & 5 (4gr);
minggu ke 6 & 8 (6gr); minggu ke 10 & 12 (8gr) > 12-12-17-2 Mingu ke 14, 15, 16 & 20 (8 gr);
Minggu ke 22, 24, 26 & 28 (12gr), minggu ke 30, 32, 34 & 36 (17gr), minggu ke 38 & 40 (20gr).
> 12-12-17-2 Minggu ke 19 & 21 (4gr); minggu ke 23 & 25 (6gr); minggu ke 27, 29 & 31 (8gr) >
POC NASA Mulai minggu ke 1 – 40 (1-2cc/lt air perbibit disiramkan 1-2 minggu sekali). Catatan
: Akan Lebih baik pembibitan diselingi/ditambah SUPER NASA 1-3 kali dengan dosis 1 botol
untuk + 400 bibit. 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 4 liter (4000 ml) air dijadikan larutan
induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman
3.2. Teknik Penanaman
3.2.1. Penentuan Pola Tanaman
Pola tanam dapat monokultur ataupun tumpangsari. Tanaman penutup tanah (legume cover crop
LCC) pada areal tanaman kelapa sawit sangat penting karena dapat memperbaiki sifat-sifat fisika,
kimia dan biologi tanah, mencegah erosi, mempertahankan kelembaban tanah dan menekan
pertumbuhan tanaman pengganggu (gulma). Penanaman tanaman kacang-kacangan sebaiknya
dilaksanakan segera setelah persiapan lahan selesai.
3.2.2. Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat beberapa hari sebelum tanam dengan ukuran 50x40 cm sedalam 40 cm.
Sisa galian tanah atas (20 cm) dipisahkan dari tanah bawah. Jarak 9x9x9 m. Areal berbukit,
dibuat teras melingkari bukit dan lubang berjarak 1,5 m dari sisi lereng.
3.2.3. Cara Penanaman
Penanaman pada awal musim hujan, setelah hujan turun dengan teratur. Sehari sebelum tanam,
siram bibit pada polibag. Lepaskan plastik polybag hati-hati dan masukkan bibit ke dalam lubang.
Taburkan Natural GLIO yang sudah dikembangbiakkan dalam pupuk kandang selama + 1
minggu di sekitar perakaran tanaman. Segera ditimbun dengan galian tanah atas. Siramkan POC
NASA secara merata dengan dosis ± 5-10 ml/ liter air setiap pohon atau semprot (dosis 3-4
tutup/tangki). Hasil akan lebih bagus jika menggunakan SUPER NASA. Adapun cara
penggunaan SUPER NASA adalah sebagai berikut: 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 2
liter (2000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk
tadi untuk penyiraman setiap pohon.
3.3. Pemeliharaan Tanaman
3.3.1. Penyulaman dan Penjarangan Tanaman mati disulam dengan bibit berumur 10-14 bulan.
Populasi 1 hektar + 135-145 pohon agar tidak ada persaingan sinar matahari.
3.3.2. Penyiangan Tanah di sekitar pohon harus bersih dari gulma.
3.3.3. Pemupukan Anjuran pemupukan sebagai berikut : Pupuk Makro Urea 1. Bulan ke 6, 12,
18, 24, 30 & 36 2. Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst 225 kg/ha 1000 kg/ha TSP 1. Bulan ke 6, 12, 18,
24, 30 & 36 2. Bulan ke 48 & 60 115 kg/ha 750 kg/ha MOP/KCl 1. Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 &
36 2. Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst 200 kg/ha 1200 kg/ha Kieserite 1. Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 &
36 2. Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst 75 kg/ha 600 kg/ha Borax 1. Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 & 36 2.
Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst 20 kg/ha 40 kg/ha NB. : Pemberian pupuk pertama sebaiknya pada
awal musim hujan (September - Oktober) dan kedua di akhir musim hujan (Maret- April). POC
NASA a. Dosis POC NASA mulai awal tanam : 0-36 bln 2-3 tutup/ diencerkan secukupnya dan
siramkan sekitar pangkal batang, setiap 4 - 5 bulan sekali >36 bln 3-4 tutup/ diencerkan
secukupnya dan siramkan sekitar pangkal batang, setiap 3 – 4 bulan sekali b. Dosis POC NASA
pada tanaman yang sudah produksi tetapi tidak dari awal memakai POC NASA Tahap 1 :
Aplikasikan 3 - 4 kali berturut-turut dengan interval 1-2 bln. Dosis 3-4 tutup/ pohon Tahap 2 :
Aplikasikan setiap 3-4 bulan sekali. Dosis 3-4 tutup/ pohon Catatan: Akan Lebih baik pemberian
diselingi/ditambah SUPER NASA 1-2 kali/tahun dengan dosis 1 botol untuk + 200 tanaman.
Cara lihat Teknik Penanaman (Point 3.2.3.)
3.3.4. Pemangkasan Daun Terdapat tiga jenis pemangkasan yaitu: a. Pemangkasan pasir
Membuang daun kering, buah pertama atau buah busuk waktu tanaman berumur 16-20 bulan. b.
Pemangkasan produksi Memotong daun yang tumbuhnya saling menumpuk (songgo dua) untuk
persiapan panen umur 20-28 bulan. c. Pemangkasan pemeliharaan Membuang daun-daun songgo
dua secara rutin sehingga pada pokok tanaman hanya terdapat sejumlah 28-54 helai.
3.3.5. Kastrasi Bunga Memotong bunga-bunga jantan dan betina yang tumbuh pada waktu
tanaman berumur 12-20 bulan.
3.3.6. Penyerbukan Buatan Untuk mengoptimalkan jumlah tandan yang berbuah, dibantu
penyerbukan buatan oleh manusia atau serangga. a. Penyerbukan oleh manusia Dilakukan saat
tanaman berumur 2-7 minggu pada bunga betina yang sedang represif (bunga betina siap untuk
diserbuki oleh serbuk sari jantan). Ciri bunga represif adalah kepala putik terbuka, warna kepala
putik kemerah-merahan dan berlendir. Cara penyerbukan: 1. Bak seludang bunga. 2. Campurkan
serbuk sari dengan talk murni ( 1:2 ). Serbuk sari diambil dari pohon yang baik dan biasanya
sudah dipersiapkan di laboratorium, semprotkan serbuk sari pada kepala putik dengan
menggunakan baby duster/puffer. b. Penyerbukan oleh Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit
Serangga penyerbuk Elaeidobius camerunicus tertarik pada bau bunga jantan. Serangga dilepas
saat bunga betina sedang represif. Keunggulan cara ini adalah tandan buah lebih besar, bentuk
buah lebih sempurna, produksi minyak lebih besar 15% dan produksi inti (minyak inti)
meningkat sampai 30%. 3.4. Hama dan Penyakit
3.4.1. Hama a. Hama Tungau Penyebab: tungau merah (Oligonychus). Bagian diserang adalah
daun. Gejala: daun menjadi mengkilap dan berwarna bronz. Pengendalian: Semprot Pestona atau
Natural BVR. b. Ulat Setora Penyebab: Setora nitens. Bagian yang diserang adalah daun. Gejala:
daun dimakan sehingga tersisa lidinya saja. Pengendalian: Penyemprotan dengan Pestona.
3.4.2. Penyakit a. Root Blast Penyebab: Rhizoctonia lamellifera dan Phythium Sp. Bagian
diserang akar. Gejala: bibit di persemaian mati mendadak, tanaman dewasa layu dan mati, terjadi
pembusukan akar. Pengendalian: pembuatan persemaian yang baik, pemberian air irigasi di
musim kemarau, penggunaan bibit berumur lebih dari 11 bulan. Pencegahan dengan pengunaan
Natural GLIO. b. Garis Kuning Penyebab: Fusarium oxysporum. Bagian diserang daun. Gejala:
bulatan oval berwarna kuning pucat mengelilingi warna coklat pada daun, daun mengering.
Pengendalian: inokulasi penyakit pada bibit dan tanaman muda. Pencegahan dengan pengunaan
Natural GLIO semenjak awal. c. Dry Basal Rot Penyebab: Ceratocyctis paradoxa. Bagian
diserang batang. Gejala: pelepah mudah patah, daun membusuk dan kering; daun muda mati dan
kering. Pengendalian: adalah dengan menanam bibit yang telah diinokulasi penyakit. Catatan :
Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat
dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata
dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2
tutup)/tangki. Penyemprotan herbisida (untuk gulma) agar lebih efektif dan efisien dapat di
campur Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki .
3.5. Panen
Agribisnis kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.), baik yang berorientasi pasar lokal
maupun global akan berhadapan dengan tuntutan kualitas produk dan kelestarian lingkungan
selain tentunya kuantitas produksi. PT. Natural Nusantara berusaha berperan dalam peningkatan
produksi budidaya kelapa sawit secara Kuantitas, Kualitas dan tetap menjaga Kelestarian
lingkungan (Aspek K-3). II. SYARAT PERTUMBUHAN
2.1. Iklim Lama penyinaran matahari rata-rata 5-7 jam/hari. Curah hujan tahunan 1.500-4.000
mm. Temperatur optimal 24-280C. Ketinggian tempat yang ideal antara 1-500 m dpl. Kecepatan
angin 5-6 km/jam untuk membantu proses penyerbukan.
2.2. Media Tanam Tanah yang baik mengandung banyak lempung, beraerasi baik dan subur.
Berdrainase baik, permukaan air tanah cukup dalam, solum cukup dalam (80 cm), pH tanah 4-6,
dan tanah tidak berbatu. Tanah Latosol, Ultisol dan Aluvial, tanah gambut saprik, dataran pantai
dan muara sungai dapat dijadikan perkebunan kelapa sawit. III. PEDOMAN TEKNIS
BUDIDAYA 3.1. Pembibitan
3.1.1. Penyemaian Kecambah dimasukkan polibag 12x23 atau 15x23 cm berisi 1,5-2,0 kg tanah
lapisan atas yang telah diayak. Kecambah ditanam sedalam 2 cm. Tanah di polibag harus selalu
lembab. Simpan polibag di bedengan dengan diameter 120 cm. Setelah berumur 3-4 bulan dan
berdaun 4-5 helai bibit dipindahtanamkan. Bibit dari dederan dipindahkan ke dalam polibag
40x50 cm setebal 0,11 mm yang berisi 15-30 kg tanah lapisan atas yang diayak. Sebelum bibit
ditanam, siram tanah dengan POC NASA 5 ml atau 0,5 tutup per liter air. Polibag diatur dalam
posisi segitiga sama sisi dengan jarak 90x90 cm.
3.1.2. Pemeliharaan Pembibitan Penyiraman dilakukan dua kali sehari. Penyiangan 2-3 kali
sebulan atau disesuaikan dengan pertumbuhan gulma. Bibit tidak normal, berpenyakit dan
mempunyai kelainan genetis harus dibuang. Seleksi dilakukan pada umur 4 dan 9 bulan.
Pemupukan pada saat pembibitan sebagai berikut : Pupuk Makro > 15-15-6-4 Minggu ke 2 & 3
(2 gram); minggu ke 4 & 5 (4gr); minggu ke 6 & 8 (6gr); minggu ke 10 & 12 (8gr) > 12-12-17-2
Mingu ke 14, 15, 16 & 20 (8 gr); Minggu ke 22, 24, 26 & 28 (12gr), minggu ke 30, 32, 34 & 36
(17gr), minggu ke 38 & 40 (20gr). > 12-12-17-2 Minggu ke 19 & 21 (4gr); minggu ke 23 & 25
(6gr); minggu ke 27, 29 & 31 (8gr) > POC NASA Mulai minggu ke 1 – 40 (1-2cc/lt air perbibit
disiramkan 1-2 minggu sekali). Catatan : Akan Lebih baik pembibitan diselingi/ditambah SUPER
NASA 1-3 kali dengan dosis 1 botol untuk + 400 bibit. 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam
4 liter (4000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan
induk tadi untuk penyiraman
3.2. Teknik Penanaman
3.2.1. Penentuan Pola Tanaman Pola tanam dapat monokultur ataupun tumpangsari. Tanaman
penutup tanah (legume cover crop LCC) pada areal tanaman kelapa sawit sangat penting karena
dapat memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah, mencegah erosi, mempertahankan
kelembaban tanah dan menekan pertumbuhan tanaman pengganggu (gulma). Penanaman
tanaman kacang-kacangan sebaiknya dilaksanakan segera setelah persiapan lahan selesai.
3.2.2. Pembuatan Lubang Tanam Lubang tanam dibuat beberapa hari sebelum tanam dengan
ukuran 50x40 cm sedalam 40 cm. Sisa galian tanah atas (20 cm) dipisahkan dari tanah bawah.
Jarak 9x9x9 m. Areal berbukit, dibuat teras melingkari bukit dan lubang berjarak 1,5 m dari sisi
lereng.
3.2.3. Cara Penanaman Penanaman pada awal musim hujan, setelah hujan turun dengan teratur.
Sehari sebelum tanam, siram bibit pada polibag. Lepaskan plastik polybag hati-hati dan
masukkan bibit ke dalam lubang. Taburkan Natural GLIO yang sudah dikembangbiakkan dalam
pupuk kandang selama + 1 minggu di sekitar perakaran tanaman. Segera ditimbun dengan galian
tanah atas. Siramkan POC NASA secara merata dengan dosis ± 5-10 ml/ liter air setiap pohon
atau semprot (dosis 3-4 tutup/tangki). Hasil akan lebih bagus jika menggunakan SUPER NASA.
Adapun cara penggunaan SUPER NASA adalah sebagai berikut: 1 botol SUPER NASA
diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi
10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon.
3.3. Pemeliharaan Tanaman
3.3.1. Penyulaman dan Penjarangan Tanaman mati disulam dengan bibit berumur 10-14 bulan.
Populasi 1 hektar + 135-145 pohon agar tidak ada persaingan sinar matahari.
3.3.2. Penyiangan Tanah di sekitar pohon harus bersih dari gulma.
3.3.3. Pemupukan Anjuran pemupukan sebagai berikut : Pupuk Makro Urea 1. Bulan ke 6, 12,
18, 24, 30 & 36 2. Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst 225 kg/ha 1000 kg/ha TSP 1. Bulan ke 6, 12, 18,
24, 30 & 36 2. Bulan ke 48 & 60 115 kg/ha 750 kg/ha MOP/KCl 1. Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 &
36 2. Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst 200 kg/ha 1200 kg/ha Kieserite 1. Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 &
36 2. Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst 75 kg/ha 600 kg/ha Borax 1. Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 & 36 2.
Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst 20 kg/ha 40 kg/ha NB. : Pemberian pupuk pertama sebaiknya pada
awal musim hujan (September - Oktober) dan kedua di akhir musim hujan (Maret- April). POC
NASA a. Dosis POC NASA mulai awal tanam : 0-36 bln 2-3 tutup/ diencerkan secukupnya dan
siramkan sekitar pangkal batang, setiap 4 - 5 bulan sekali >36 bln 3-4 tutup/ diencerkan
secukupnya dan siramkan sekitar pangkal batang, setiap 3 – 4 bulan sekali b. Dosis POC NASA
pada tanaman yang sudah produksi tetapi tidak dari awal memakai POC NASA Tahap 1 :
Aplikasikan 3 - 4 kali berturut-turut dengan interval 1-2 bln. Dosis 3-4 tutup/ pohon Tahap 2 :
Aplikasikan setiap 3-4 bulan sekali. Dosis 3-4 tutup/ pohon Catatan: Akan Lebih baik pemberian
diselingi/ditambah SUPER NASA 1-2 kali/tahun dengan dosis 1 botol untuk + 200 tanaman.
Cara lihat Teknik Penanaman (Point 3.2.3.)
3.3.4. Pemangkasan Daun Terdapat tiga jenis pemangkasan yaitu: a. Pemangkasan pasir
Membuang daun kering, buah pertama atau buah busuk waktu tanaman berumur 16-20 bulan. b.
Pemangkasan produksi Memotong daun yang tumbuhnya saling menumpuk (songgo dua) untuk
persiapan panen umur 20-28 bulan. c. Pemangkasan pemeliharaan Membuang daun-daun songgo
dua secara rutin sehingga pada pokok tanaman hanya terdapat sejumlah 28-54 helai.
3.3.5. Kastrasi Bunga Memotong bunga-bunga jantan dan betina yang tumbuh pada waktu
tanaman berumur 12-20 bulan.
3.3.6. Penyerbukan Buatan Untuk mengoptimalkan jumlah tandan yang berbuah, dibantu
penyerbukan buatan oleh manusia atau serangga. a. Penyerbukan oleh manusia Dilakukan saat
tanaman berumur 2-7 minggu pada bunga betina yang sedang represif (bunga betina siap untuk
diserbuki oleh serbuk sari jantan). Ciri bunga represif adalah kepala putik terbuka, warna kepala
putik kemerah-merahan dan berlendir. Cara penyerbukan: 1. Bak seludang bunga. 2. Campurkan
serbuk sari dengan talk murni ( 1:2 ). Serbuk sari diambil dari pohon yang baik dan biasanya
sudah dipersiapkan di laboratorium, semprotkan serbuk sari pada kepala putik dengan
menggunakan baby duster/puffer. b. Penyerbukan oleh Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit
Serangga penyerbuk Elaeidobius camerunicus tertarik pada bau bunga jantan. Serangga dilepas
saat bunga betina sedang represif. Keunggulan cara ini adalah tandan buah lebih besar, bentuk
buah lebih sempurna, produksi minyak lebih besar 15% dan produksi inti (minyak inti)
meningkat sampai 30%.
3.4. Hama dan Penyakit
3.4.1. Hama
a. Hama Tungau Penyebab: tungau merah (Oligonychus). Bagian diserang adalah daun. Gejala:
daun menjadi mengkilap dan berwarna bronz. Pengendalian: Semprot Pestona atau Natural BVR.
b. Ulat Setora Penyebab: Setora nitens. Bagian yang diserang adalah daun. Gejala: daun dimakan
sehingga tersisa lidinya saja. Pengendalian: Penyemprotan dengan Pestona.
3.4.2. Penyakit
a. Root Blast Penyebab: Rhizoctonia lamellifera dan Phythium Sp. Bagian diserang akar. Gejala:
bibit di persemaian mati mendadak, tanaman dewasa layu dan mati, terjadi pembusukan akar.
Pengendalian: pembuatan persemaian yang baik, pemberian air irigasi di musim kemarau,
penggunaan bibit berumur lebih dari 11 bulan. Pencegahan dengan pengunaan Natural GLIO. b.
Garis Kuning Penyebab: Fusarium oxysporum. Bagian diserang daun. Gejala: bulatan oval
berwarna kuning pucat mengelilingi warna coklat pada daun, daun mengering. Pengendalian:
inokulasi penyakit pada bibit dan tanaman muda. Pencegahan dengan pengunaan Natural GLIO
semenjak awal. c. Dry Basal Rot Penyebab: Ceratocyctis paradoxa. Bagian diserang batang.
Gejala: pelepah mudah patah, daun membusuk dan kering; daun muda mati dan kering.
Pengendalian: adalah dengan menanam bibit yang telah diinokulasi penyakit. Catatan : Jika
pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat
dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata
dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2
tutup)/tangki. Penyemprotan herbisida (untuk gulma) agar lebih efektif dan efisien dapat di
campur Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki .
3.5. Panen
3.5.1. Umur Panen
Mulai berbuah setelah 2,5 tahun dan masak 5,5 bulan setelah penyerbukan. Dapat dipanen jika
tanaman telah berumur 31 bulan, sedikitnya 60% buah telah matang panen, dari 5 pohon terdapat
1 tandan buah matang panen. Ciri tandan matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang
lepas/jatuh dari tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas
dari tandan yang beratnya 10 kg atau lebi
DAFTAR PUSTAKA
AAK. 1993. Teknik Bercocok Tanam Jagung. Yogyakarta : Kanisius.
Allard, R.W.1995. Pemuliaan Tanaman. Diterjemahkan oleh Manna. Cetakan kedua. Badan
Pusat Statistik Indonesia. 2009. Statistik Indonesia.
Nazir 2011. Seleksi beberapa galur inbred jagung (Zea mays L.) Generasi s5 dan s6 untuk
pembetukan hinbrida.
AAK. 1993. Teknik Bercocok Tanam Jagung. Yogyakarta : Kanisius. 140 Hal. Allard,
R.W.1995. Pemuliaan Tanaman. Diterjemahkan oleh Manna. Cetakan kedua. Badan Pusat
Statistik Indonesia. 2009. Statistik Indonesia. Nazir 2011. Seleksi beberapa galur inbred jagung
(Zea mays L.) Generasi s5 dan s6 untuk pembetukan hinbrida.

Anda mungkin juga menyukai