Rotasi Pendek
Non
legume
legume
b) Ketersediaan Makanan
legume
Light
feeder
Leaf
Fruit
Root
Hama yang
Tingkat
Ditemukan
Kerusakan
Valanga
3,833%
nigricornis
Spodoptera
Jagung
4,417%
litura
Monokultur (2
tanaman/lubang) Cnaphalocrosis
2,417%
medinalis
Melanitis leda
0,083%
Valanga
3,33%
nigricornis
Spodoptera
Jagung
4,17%
litura
Monokultur
(1
Peregrinus
1,33 %
tanaman/lubang)
maidis
Cnaphalocrosis
1,83%
medinalis
Spodoptera
1,25%
litura
Jagung +
Valanga
2,50%
Tagetes
nigricornis
Cnaphalocrosis
0,50%
medinalis
Spodoptera
0,286%
litura
Jagung + bayam
Agrotis ipsilon
2,857%
Jagung +
Kacang Tanah
Jagung + Ubi
Jalar
Jagung + Wortel
Jagung + selada
sioma
Jagung + bit +
ubi jalar
Spodoptera
litura
Valanga
nigricornis
Valanga
nigricornis
Cnaphalocrosis
medinalis
Spodoptera
litura
Spodoptera
litura
Peregrinus
maidis
Spodoptera
litura
Cnaphalocrosis
medinalis
Valanga
nigricornis
Spodoptera
litura
2,5%
1,5 %
4,20 %
3,20%
9,10%
5,33 %
1,5 %
1,25 %
4,50%
0,50%
1,75%
Valanga nigricornis
1,763%
Spodoptera litura
3,34 %
Cnaphalocrosis
medinalis
1,383 %
Peregrinus maidis
0,471 %
Agrotis ipsilon
0,317 %
Melanitis leda
0,0092 %
nigricornis)
a
b
Gambar 18. Larva A.ipsilon (a); Gejala serangan
A.ipsilon (b)
Berdasarkan hasil pengamatan dilahan, pada
tanaman tumpangsari jagung dan bayam ditemukan
hama ulat pemotong (Agrotis ipsilon). Ulat ini
menyerang pada tanaman muda yang berumur 1-2
minggu setelah tanam. Ciri morfologi dari Agrotis
b
Gambar 20. Larva Spodoptera litura (a); Gejala
serangan S.litura (b)
Larva merusak daun serta menyerang secara
serentak bergerombol dengan meninggalkan sisa-sisa
epidermis bagian atas, transparan bahkan tinggal
tulang daunnya saja. Ulat grayak menyerang daun
sehingga bagian daun yang tertinggal hanya
epidermis atas dan tulang-tulangnya saja. Ulat juga
merusak tulang-tulang daun sehingga tampak lubanglubang bekas gigitan pada daun. Tingkat kerusakan
akibar serangan larva Spodoptera litura adalah
sebesar 3,34%.
Larva menyerang pada fase vegetatif saat
tanaman jagung berumur 10-30 hari setelah tanam.
Larva mempunyai warna bervariasi, ulat yang baru
menetas berwarna hijau muda, bagian sisi coklat tua
atau hitam kecoklatan serta hidup secara
bergerombol. Ulat menyerang tanaman jagung di
malam hari, saat siang hari bersembunyi ditempat
lembab. Ngengat betina meletakkan kelompokkelompok telur yang 22 22 ditutupi bulu-bulu halus
berwarna merah sawo pada permukaan bawah daun.
Setiap kelompok telur terdiri dari 100-300 butir.
Seekor ngengat betina mampu bertelur 1000-2000
butir. Masa telur 3-4 hari, ulat 17-20 hari, kepompong
10- 14 hari. Siklus hidupnya 36-45 hari (Kalshoven,
1981).
b
Gambar 21. Larva C. medinalis (a); Gejala
serangan C.medinalis (b)
Hama putih palsu merupakan hama padi.
Kerusakan akibat serangan larva hama putih palsu
terlihat dengan adanya warna putih pada daun di
pertanaman
Larva makan jaringan hijau daun dari dalam lipatan
daun meninggalkan permukaan bawah daun yang
berwarna putih. Tingkat kerusakan akibat serangan
Cnaphalocrosis medinalis adalah sebesar 1,383 % %.
Menurut Umboh (2013) Siklus hidup hama ini 30- 60
hari. Tanda pertama adanya infestasi hama putih
palsu adalah kehadiran ngengat berwarna kuning
coklat yang memiliki 3 buah pita hitam dengan garis
lengkap atau terputus pada bagian sayap depan.
Panjang tubuh 10-12 mm sedangkan lebar dengan
rentangan sayap 17-19 mm. Pada saat beristirahat,
ngengat berbentuk segitiga. Imago/ngengat berwarna
coklat muda dan ujung sayap berwarna gelap.
Abdomennya berbentuk memanjang dan ramping.
Penyakit yang
Ditemukan
Helintosporium
turcicum
Presentase
Kerusakan
0,00417%
Perenosclerospora
maydis
0,053%
Perenosclerospora
maydis
Helmintosporium
maydis
Helmintosporium
maydis
-
0,293%
Helmintosporium
maydis
Perenosclerospora
maydis
0,0083%
0,00033%
-
0,0033%
0,0233%
Jagung+ bit +
ubi jalar
Jagung +
selada sioma
Perenosclerospora
maydis
0,05%
Helmintosporium maydis
0,0018 %
Perenosclerospora maydis
0,104825 %