Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara yang kaya akan alam dan kaya akan hasil
bumi. Sangat disayangkan jika alam yang kaya ini tidak dimanfaatkan sebaik
mungkin. Eksploitasi alam secara besar-besaran adalah sebagai salah satu contoh
nya. Kepunahan beberapa jenis makhluk hidup adalah salah satu efek dari
eksploitasi alam secara besar – besaran (Jhamtam, 1993). Oleh karena itu perlu
dilakukan usaha untuk mempertahankan jenis-jenis mahkluk hidup agar tidak
mengalami kepunahan, salah satunya yaitu dengan cara menanam berbagai
macam tanaman bunga. Karena laju kepunahan pada tingkat jenis makhluk hidup
akibat perbuatan manusia saat ini telah sampai pada tingkat yang
mengkhawatirkan (Jhamtam, 1993).
Kegiatan budidaya tanaman pertanian merupakan salah satu kegiatan yang
paling awal dikenal oleh peradaban manusia dan mengubah total bentuk
kebudayaan. Sejalan dengan peningkatan peradaban manusia, teknik budidaya
tanaman juga berkembang menjadi berbagai sistem. Mulai dari sistem yang paling
sederhana sampai sistem yang canggih. Berbagai teknologi budidaya
dikembangkan guna mencapai produktivitas yang diinginkan.
Kebutuhan akan bahan pangan senantiasa menjadi permasalahan yang tidak ada
habisnya. Kekurangan pangan seolah-olah sudah menjadi persoalan kompleks
bagi manusia. Kegiatan pertanian yang meliputi budaya bercocok tanam
merupakan kebudayaan manusia yang paling tua. Teknik budidaya tanaman
adalah proses menghasilkan bahan pangan serta produk-produk agroindustri
dengan memanfaatkan sumber daya tumbuhan. Cakupan obyek budidaya tanaman
meliputi tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan.
Budidaya tanaman ini untuk memperoleh hasil yang optimal diperlukan
persiapan lahan untuk media tanam yang baik, pemilihan benih yang baik melalui
uji fisik, penanaman dengan memperhatikan jarak tanam, pemeliharaan terhadap
tanaman dengan melalukan penyiraman, penyiangan, pendangiran dan

1
pengendalian hama, gulma dan penyakit serta yang terakhir adalah pemanenan
dengan kriteria tanaman yang sudah masak. Sedangkan perlakuan yang juga
penting adalah harus tersedianya makanan dan nutrisi yang cukup seperti
perlakuan pemupukan. Pemupukan dengan pupuk organik untuk menambah hara
dalam tanah seperti Urea, Sp36 dan KCL. Pupuk organik yang biasanya
digunakan adalah pupuk kandang. Selain dipupuk dengan pupuk kandang,
pemberian pupuk harus sesuai dengan dosis yang dibutuhkan oleh tanaman.

1.2 Tujuan Praktikum


1. Untuk mengetahui cara menanam berbagai jenis tanaman dengan baik.
2. Untuk mengetahui sistem manajemen pemeliharaan tanaman.
3. Untuk mengetahui teknik- teknik yang digunakan untuk menjaga tanaman agar
tetap subur.

1.3 Manfaat Praktikum


1. Mengetahui cara menanam berbagai jenis tanaman dengan baik.
2. Mengetahui sistem manajemen pemeliharaan tanaman.
3. Mengetahui teknik- teknik yang digunakan untuk menjaga tanaman agar tetap
subur.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penanaman
Penanaman adalah kegiatan pembenaman biji pada tanah untuk
memperoleh produktivitas tinggi, atau bagian yang digunakan untuk
memperbanyak atau mengembangkan tanaman (Anonim, 2015). Penanaman
merupakan proses pemindahan benih ke dalam tanah dengan tujuan agar tanaman
tumbuh dan berkembang dengan baik. Pertanaman yang baik dapat diperoleh
dengan cara sebelum penanaman harus dilakukan pengolahan tanah yang
sempurna, penentuan jarak tanam yang tepat, penentuan jumlah benih perlobang
tanam dan benih yang akan di tanam adalah benih yang bermutu tinggi. Teknik
penanaman diawali dengan pengolahan tanah, pembibitan, penanaman,
pemupukkan, pengendalian hama, penyakit, dan gulma, dan diakhiri dengan
panen. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktifitas dalam penanaman antara
lain lahan pertanian dengan macam dan tingkat kesuburannya, bibit, varietas,
pupuk, obat-obatan, dan gulma (Hanum, 2008).
Cara penanaman harus disesuaikan dengan musim pada saat bibit tersebut
akan ditanam. Pada musim kemarau ketika jauh dari tergenangnya air penanaman
bibit bermata tunas dua ditanam pada tanah yang datar sedikit condong terbenam
sampai buku ruas yang terakhir dengan kedua mata tunas berada di samping. Hal
ini untuk memberi kesempatan yang sama pada kedua mata tunas tersebut untuk
bernafas dengan baik. Pada musim penghujan penanaman bibit sama seperti
dilakukan musim kemarau tetapi tanah sedikit ditinggikan atau dibuat bedengan
dan saluran air. Cara seperti ini diharapkan bibit terhindar dari kemungkinan
tergenang air sehingga terhindar dari bahaya kebusukan. Busuknya bibit dapat
pula terjadi pada penanaman bibit yang terlalu dalam, terutama pada tanah yang
sangat berat yang pengeringnya tidak sempurna (Kushartono, 1997).

3
2.2 Faktor Produktivitas Tanaman
Sari (2012) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
produktivitas suatu tanaman adalah faktor genetik, kesuburan tanah, iklim, dan
manajemen.

a. Faktor genetik.
Beberapa faktor genetik yang mempengaruhi produksi dan kandungan gizi
adalah kemampuan berkembangbiak secara vegatatif, kemampuan bersaing
dengan tanaman lain, kemampuan untuk tumbuh lagi setelah mendapat injakan
dan pengembalaan berat, sifat yang tahan dingin dan kering serta kemampuan
untuk menghasilkan biji. Pertumbuhan dan produksi tanaman sangat ditentukan
oleh spesies tanaman itu sendiri, semakin baik spesies tanaman maka semakin
baik pula pertumbuhan dan produksinya (Sari, 2012).

b. Faktor Kesuburan Tanah.


Kesuburan tanah adalah kemampuan tanah menyediakan unsur hara dalam
jumlah yang cukup dan seimbang bagi pertumbuhan suatu tanaman tertentu
disamping faktor lain seperti air dan cahaya. Temperatur, kemasaman tanah, dan
keadaan fisik tanah (tekstur, peredaran udara, drainase, dan sebagainya) berada
dalam keadaan memungkinkan. Kesuburan tanah ditentukan oleh kesuburan fisik,
kesuburan kimia, dan kesuburan biologi. Kesuburan tanah sangat menentukan
pertumbuhan rumput, sebab pada tanah yang menyediakan unsur hara yang cukup
dan berimbang akan menghasilkan produksi daun optimal. Kemasaman tanah
yang dikehendaki tanaman pada umumnya berkisar antara 6 sampai 7 (Sari,
2012).

c. Faktor Iklim.
Faktor iklim terkait dengan cahaya, curah hujan, suhu, dan kelembaban.
Cahaya matahari dapat mempengaruhi kecepatan pertumbuhan, fotosintesis
kecepatan tranlokasi atau kehilangan air yang mengakibatkan meningkatnya
kebutuhan air tanaman. Curah hujan mempengaruhi pertumbuhan, produksi, dan

4
kualitas hijauan. Hujan yang terlalu tinggi mempercepat pengikisan unsur hara
tanah di lahan terbuka, sehingga produktivitas tanaman menjadi rendah.
Tingginya suhu lingkungan menyebabkan perubahan warna atau kebakaran pada
daun. Hal ini berakibat pada rusaknya zat warna daun (klorofil) serta
terhambatnya aktivitas berbagai jenis hormon tanaman, sedangkan bila suhu
terlalu rendah maka akan memperlambat proses dan penyebaran hasil fotosintesis
(Sari, 2012). Faktor cahaya matahari sangat berpengaruh terhadap pembentukan
organ vegetatif tanaman, seperti batang, cabang (ranting), dan daun, serta rgan
generatif tanaman seperti bunga dan umbi. Terbentuknya bagian vegetatif dan
generatif ini merupakan hasil proses asimilasi atau fotosintesis yang
menggunakan cahaya matahari sebagai sumber energi. Faktor cahaya yang
penting untuk pertumbuhan tanaman adalah intensitas cahaya matahari yang dapat
diterima tanaman dapat mempercepat proses pertumbuhan tanaman dan
pembentukan umbi (Samadi, 1997 dalam Kadarisman et al., 2011).

d. Faktor Manajemen.
Faktor manajemen ini menyangkut perlakuan manusia diantaranya
perlakuan pemupukan, pengolahan tanah dan pemotongan. Pengolahan tanah yang
baik dan teratur dapat meningkatkan kesuburan fisik tanah sedangkan pemupukan
yang tepat dapat meningkatkan kesuburan kimia tanah. manajemen yang baik
akan memberikan pengaruh terhadap peningkatan pertumbuhan, produksi, dan
mutu hijauan. Sitompul dan Guritno (1995) menyatakan faktor yang
mempengaruhi produktifitas tanaman adalah luas lahan, jarak tanam. Pengaturan
jarak tanam merupakan salah satu cara untuk menciptakan faktor yang dibutuhkan
tanaman sehingga dapat tersedia dan terpenuhi bagi setiap tanaman dan
mengoptimalisasi penggunaan faktor yang tersedia sehingga meningkatkan
produktivitas tanaman. Peningkatan jarak tanam per satuan luas dapat sampai
suatu batas tertentu dapat meningkatkan hasil produk tanaman yang optimal.
Sebaliknya pengurangan jarak tanam dapat mempengaruhi hasil yang produk
tanaman yang diperoleh.

5
2.3 Proses Pemeliharaan
Hasil yang tinggi dan pertumbuhan yang cepat pada tanaman rmemerlukan
pemeliharaan dan pemupukan yang teratur. Aspek pemeliharaan tanaman meliputi
pembersihan areal penanaman, penyiangan gulma, teknik penggemburan tanah
dan aerasi tanah, teknik penyiraman, teknik pemupukan tanaman, serta
pamangkasan dan pengendalian hama penyakit. Penyiangan tanaman adalah
pengendalian gulma yang bertujuan untuk mengurangi jumlah gulma sehingga
populasinya berada di bawah ambang ekologis. Gulma yang diprioritaskan seperti
alang-alang, rumput-rumputan dan lainnya. Penyiangan bertujuan untuk memberi
ruang tumbuh yang lebih baik bagi tanaman pokok dengan cara memberantas
tanaman pengganggu. Tanaman perlu disiangi jika 40 sampai 50% tanaman
tertutup oleh gulma atau tumbuhan liar. Penyiangan dilakukan pada waktu musim
hujan atau musim kemarau. Penyiangan dihentikan jika tanaman pokok sudah
mampu bersaing dengan tanaman liar dalam memperoleh cahaya matahari (over-
topping). Penyiangan dapat dilakukan secara manual dengan membersihkan
gulma disekitar tanaman (Arifin dan Nurhayati, 2000).
Penyulaman tanaman merupakan tindakan pemeliharaan untuk
meningkatkan presentase tanaman hidup dengan cara menanami kembali pada
lubang tanam yang tanamannya mati. Penyulaman dilakukan apabila presentase
hidup tanaman kurang dari 80%. Penyulaman pertama dilakukan pada umur satu
bulan setelah penanaman. Penyulaman kedua dilakukan pada umur satu tahun
setelah penanaman. Penyulaman tanaman harus dilakukan pada waktu musim
penghujan sebagaimana waktu layak untuk penanaman. Pendangiran adalah
kegiatan penggemburan tanah disekitar tanaman pokok yang bertujuan untuk
memperbaiki sifat fisik tanah (aerasi tanah) sebagai upaya memacu pertumbuhan
tanaman. Waktu pendangiran dilakukan pada musim kemarau menjelang musim
hujan tiba. Pendangiran dilakukan 1 sampai 2 kali dalam satu tahun, tergantung
pada tekstur tanahnya, makin berat teksturnya maka makin sering dilakukan
pendangiran. Pendangiran dilakukan pada radius 50 cm dari batang tanaman,
namun tergantung pada jarak tanamnya. Cara pendangiran dilakukan dengan

6
menggunakan cangkul. Dihindari cara pencangkulan yang terlalu dalam karena
dapat merusak perakaran (Arifin dan Nurhayati, 2000).
Pemberantasan hama dan penyakit dilakukan untuk menekan populasi
hama atau penyakit agar tidak menimbulkan kerusakan yang secara ekonomi
merugikan. Secara umum pemberantasan hama hutan dibagi menjadi dua yaitu
pemberantasan secara alamiah dan pemberantasan secara kimiawi. Pemberantasan
hama secara alamiah dilakukan dengan cara menggunakan predator alami.
Pemberantasan secara kimia dapat menggunakan pestisida (Indriyanto, 2000).
Penyiraman merupakan suatu proses pengaliran air atau penyaluran air kepada
tanah bisa melalui alat penyiraman maupun selokan kecil untuk pengaliran air
yang nantinya digunakan untuk keperluan proses pertumbuhan tanaman dan
seterusnya sehingga dapat meningkatkan kualitas dan hasil tanaman. Inti dari
penyiraman ini adalah untuk membuat tanaman tetap hidup (Rivai, 2014).
Pemangkasan merupakan kegiatan menghilangkan atau memotong pucuk,
cabang, atau ranting tanaman dengan tujuan untuk meningkatkan hasil panen.
Prinsip dari pemangkasan pucuk akan merangsang tumbuhnya tunas lebih banyak
(Daniesen dan Erwin, 1958 dalam Irawati dan Nintya, 2006). Tujuan lain dari
pemangkasan adalah agar sinar matahari dapat menyinari seluruh bagian tanaman,
sehingga proses fotosintesis dapat berlangsung sempurna. Pemangkasan juga
dapat mengurangi kelembaban sehingga tanaman terhindar dari serangan hama
dan penyakit (Sudaryati dan Sugiharti, 1989 dalam Irawati dan Nintya, 2006).

a. Pemupukan
Pemupukan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kesuburan
tanah. Pemupukan dilakukan karena tanah tidak mampu menyediakan satu atau
beberapa unsur hara untuk menjamin tingkat produksi tertentu. Jenis pupuk yang
diberikan dapat berupa pupuk anorganik maupun pupuk organik. Pupuk anorganik
merupakan pupuk yang dibuat dengan teknologi khusus di pabrik melalui
perubahan-perubahan kimia dari pupuk alam atau dari bahan dasar sederhana
seperti pada pembuatan pupuk N. Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari

7
sisa-sisa makhluk hidup yang dapat berupa pupuk kandang, pupuk hijau, dan lain-
lain (Sadikin, 2004).
Pupuk digolongkan menjadi dua, yakni pupuk organik dan pupuk
anorganik. Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup
yang diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai.
Contohnya adalah pupuk kompos dan pupuk kandang. Pupuk kompos berasal dari
sisa-sisa tanaman, dan pupuk kandang berasal dari kotoran ternak. Pupuk organik
mempunyai komposisi kandungan unsur hara yang lengkap, tetapi jumlah tiap
jenis unsur hara tersebut rendah. Sesuai dengan namanya, kandungan bahan
organik pupuk ini termasuk tinggi. Pupuk anorganik atau pupuk buatan adalah
jenis pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan cara meramu berbagai bahan kimia
sehingga memiliki prosentase kandungan hara yang tinggi (Sinaga, 2012).
Pupuk anorganik berdasarkan jenis unsur hara yang dikandungnya dapat
dibagi menjadi dua yakni pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pada pupuk
tunggal, jenis unsur hara yang dikandungnya hanya satu macam. Biasanya berupa
unsur hara makro primer, misalnya urea hanya mengandung unsur nitrogen.
Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu jenis unsur hara.
Penggunaan pupuk ini lebih praktis karena hanya dengan satu kali penebaran,
beberapa jenis unsur hara dapat diberikan. Namun, dari sisi harga pupuk ini lebih
mahal. Contoh pupuk majemuk antara lain diamonium phospat yang mengandung
unsur nitrogen dan fosfor.
Pupuk buatan berdasarkan cara pengaplikasiannya dibedakan menjadi dua
yaitu pupuk daun dan pupuk akar. Pupuk daun diberikan lewat penyemprotan
pada daun tanaman. Contoh pupuk daun adalah Gandasil B dan D, Grow More,
dan Vitabloom. Pupuk akar diserap tanaman lewat akar dengan cara penebaran di
tanah. Contoh pupuk akar adalah urea, NPK, dan Dolomit (Sinaga, 2012).
Pupuk akar berdasarkan cara melepaskan unsur hara dibedakan menjadi
dua yakni pupuk fast release dan pupuk slow release. Jika pupuk fast release
ditebarkan ke tanah dalam waktu singkat unsur hara yang ada atau terkandung
langsung dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Kelemahan pupuk ini adalah terlalu
cepat habis, bukan hanya karena diserap oleh tanaman tetapi juga menguap atau

8
tercuci oleh air. Yang termasuk pupuk fast release antara lain urea, ZA dan KCL.
Pupuk slow release atau yang sering disebut dengan pupuk lepas terkendali
(controlled release) akan melepaskan unsur hara yang dikandungnya sedikit demi
sedikit sesuai dengan kebutuhan tanaman. Dengan demikian, manfaat yang
dirasakan dari satu kali aplikasi lebih lama bila dibandingkan dengan pupuk fast
release. Mekanisme ini dapat terjadi karena unsur hara yang dikandung pupuk
slow release dilindungi secara kimiawi dan mekanis (Sinaga, 2012). Sutedjo
(1994) dalam skripsi Mahanani (2003) menyatakan metode pemupukan yang
dapat digunakan adalah :
- Penyebaran pupuk.
Cara ini biasanya menggunakan pupuk yang tidak larut dalam air dan
bagian-bagian utamanya terikat secara kimiawi. Cara pemupukannya dengan
disebar merata dan dilakukan setelah atau sebelum pengolahan tanah kemudian
dibenamkan.
- Plow sole placement.
Metode ini dilakukan pada saat pengolahan tanah dengan menempatkan pupuk
yang diperlukan secara langsung di belakang alat pembajak. Hal ini bertujuan agar
pemupukannya dapat merata dan terbenam dalam tanah. Pupuk yang biasa
digunakan merupakan pupuk yang tidak mudah larut dalam air.
- Side band placement.
Metode ini dilakukan dengan menempatkan pupuk pada sebuah sisi atau kedua
belah sisi tanaman atau benih yang berjarak 5 sampai 7,5 cm pada kedalaman 2,5
sampai 5 cm dari permukaan tanah.
- In the row placement.
Cara pemupukan dengan menempatkan pupuk pada lubang-lubang benih atau
sepanjang larikan tempat benih yang akan ditanami.
Top dressed (side dressed placement). Metode ini dilakukan dengan menempatkan
pupuk di atas permukaan tanah di sekitar tempat tumbuh tanaman. Pemupukan
dengan cara ini sebaiknya dilakukan menjelang musim hujan dan minggu pertama
sesudah musim hujan. Hal ini bertujuan agar pencucian atau pengangkutan pupuk
oleh air dapat dihindarkan.

9
- Penyemprotan (sistem irigasi).
Penyemprotan hanya dapat dilakukan dengan pupuk yang mudah larut dalam air
agar unsur-unsur yang terkandung dalam larutan pupuk buatan dapat diserap oleh
daun atau batang tanaman. Cara pemupukan dengan penyemprotan merupakan
cara yang efektif karena biayanya murah. Distribusi nutrisi ke tanaman lebih
cepat, waktu pengaplikasiannya setiap saat, dan kehilangan unsur hara akibat
pencucian bisa dikurangi.

2.4 Tanaman Pucuk Merah


Tanaman yang dikenal dengan nama pucuk merah atau dalam bahasa
latinnya bernama Syzigium oleina merupakan tanaman yang berciri khas memiliki
daun yang berwarna merah dan hijau. Daun tumbuh rapat antara satu daun dengan
daun lainnya. Tekstur daun halus dengan panjang daun berkisar 5 cm dan
permukaan daun yang mengkilap. Saat daun masih pucuk dan muda, daun akan
berwarna merah. Kemudian warna daun akan berubah menjadi hijau saat daun
semakin tua. Inilah alasan tanaman ini dikenal dengan nama pucuk merah.
Tanaman ini akan selalu menghasilkan dua warna karena daun muda yang
berwarna merah akan bermunculan sehingga warna tanaman menjadi hijau merah.
Indonesia menjadi salah satu negara tempat ideal bagi si pucuk merah karena
tanaman ini sangat cocok hidup di daerah tropis. Diameter tanaman dapat
mencapai 30 cm dengan tinggi mencapai 7 meter. Usia tanaman dapat mencapai
puluhan tahun. Besarnya tanaman dapat membuat rumah Anda terlihat sejuk.
Kerimbunan dan keunikan warna daun tanaman Pucuk Merah menjadikannya
dipilih sebagai penghias rumah dan taman, baik milik pribadi ataupun tempat
umum seperti perumahan,perkantoran,lapangan golf,lapangan olah raga, juga
tempat rekreasi.
Keistimewaan dari tanaman ini adalah ujung daun mudanya yang
berwarna oranye dan merah. Tak heran bila tanaman ini lalu dikenal dengan nama
pucuk merah. Tajuk tanaman muda yang baru tumbuh akan menyembul indah di
sela-sela daun yang menghijau. Seperti layaknya bunga di antara dedaunan.
Ternyata, tanaman berdaun unik ini masih termasuk ke dalam family yang sama

10
dengan tanaman cengkih. Bila diperhatikan, bentuk tajuk dan daunnya pun sangat
menyerupai tanaman cengkih. Agar pucuk merah tumbuh indah, diperlukan
cahaya matahari yang cukup, sehingga tunas mudanya dapat tetap berwarna merah
dan akan memesonakan yang memandangnya. dipotes dan dipangkas. Tujuannya,
agar tajuk tanaman selalu terlihat merah dan bentuk tajuk tanaman lebih terjaga.
Pemotesan dapat dilakukan dua minggu sekali. Caranya, pucuk-pucuk
daun yang warnanya sudah memudar atau tidak lagi berwarna merah akibat
menua, segera dipetik menggunakan tangan. Yang perlu diperhatikan dalam
pemotesan, harus dilakukan tepat pada ruas cabang, sehingga tunas baru dapat
segera tumbuh dari ruas yang telah dipotes tadi. Hasilnya, tajuk tanaman kembali
terlihat merah.Selain tunas baru yang selalu akan muncul, pertumbuhan tunas baru
ini pun harus merata sehingga tak tampak hanya memerah pada satu sisi saja, dan
hijau pada sisi yang lain. Caranya, dapat dilakukan dengan mengubah posisi
tanaman secara berkala, yaitu dengan cara memutarnya setiap dua minggu sekali.
Dengan demikian, semua sisi tanaman dapat terkena sinar matahari secara merata.
Kualitas sinar matahari yang terbaik adalah di pagi hari. Tentu saja hal ini dapat
dilakukan dengan mudah bila pucuk merah ditanam di media pot.
Perawatan tanaman ini juga ditentukan oleh pemangkasan yang dilakukan seacara
rutin. Bentuk tajuk yang rapi, bahkan dibuat bentuk-bentuk tertentu akan
menambah indah penampilannya. Pemangkasan dapat dilakukan 2-3 bulan sekali.

11
BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu Dan Tempat Praktikum


Praktikum Ilmu Produksi Hijauan Pakan dilaksanakan pada :
Hari/tanggal : Rabu, 2 Mei 2018-4 Juli 2018.
Tempat : halaman sekitar kampus IV Universitas Muhammadiyah Kota
Bengkulu.

3.2 Alat Dan Bahan

No Alat Bahan
1. Cangkul Pohon hijauan
2. Gayung Pupuk Kompos

3. Kamera Air
4. Alat tulis

3.3 Metodelogi
1. Pertama mahasiswa diberi pengarahan oleh dosen pembimbing mengenai apa saja
yang harus dilakukan selama praktikum.
2. mahasiswa melakukan praktikum sesuai dengan arahan yang telah diberikan oleh
dosem pembimbing.
3. mahasiswa melakukan pengontrolan dan perawantan pada 10 pohon hijauan yang
telah dipilih selama seminggu sekali yaitu setiap hari rabu sore.
4. semua hasil kegiatan, pengamatan dan perkembangan pohon hijauan difoto dan di
catat untuk dijadikan sebagai data dalam pembuatan laporan kegiatan penanaman
hijauan.

12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Penanaman
Dalam melakuakn penanama hijauan harus memperhatikan jenis tanaman
yang akan ditanam, jenis tanah untuk tempat lokasi penanaman, kontur tanah yang
akan dijadikan lokasi untuk penanaman hijauan, jarak tanam anta satu pohon
dengan pohon lain nya, komposisi tanah (kandungan unsur yang ada didalam
tanah).
Cara menanam hijauan adalah dengan menggali lobang sedalam lebih
kurang 20 cm dan lebar15 cm, sebelum di tanam polibik pohon harus dibelah satu
sisinya saja tujuanya agar tanah yang ada di dalam polibik tidak pecah,karna bila
pecah akan bisa membuat pohon menjadi layu,setelah diletakan didalam lobang
pohon kemudian ditutup dengan tanah dan dibiarkan tidak terlalu di padatan,
kemudian disiram dengan air. Dan waktu yang paling baik untuk menanam
hijauan sebainya dilakukan dipagi hari agar hijauan yang ditanam tidak layu dan
mengalami kematian.

4.2 Pemupukan
Pemupukan dilakukan adalah untuk meningkatkan hasil produksi dan
meningkatkan kualitas dari suatu bahan pakan. Dalam memilih jenis pupuk harus
memperhatikan kandungan dari pupuk yang akan digunakan karena pupuk dapat
mempengaruhi kandungan dari tanaman yang dipupuk menggunakan pupuk
tersebut dan juga dapat berpengaruh kepada ternak yang akan diberi pakan.
Pupuk yang paling aman untuk digunakan sebagai pupuk hijauan adalah
pupuk-pupuk organik yatiu dari kotoran hewan dan pupuk kopos. Melakuan
pemupakan hendaklah dilakukan secara bertahap dan harus memperhatikan
kebutuhan dari taman yang akan dipupuk agar hijauan tumbuh dan berkembang
secara optimal dan hasil yang didapat juga optimal.

13
4.3 Perawatan
Dalam melakukan perawatan hijauan harus dilaukan secara terus menerus
sampai hijauan siap untuk dipanen, agar produksi yang diperoleh bisa optimal.
Perawatan tanaman tidak boleh menggunakan racun-racun, karena kandungan
yang ada didalam racun yang digunakan untuk membersihkan rumput-rumpu lain
yang ada disekitar tanaman hijauan dapat mempengaruhi kandungan dan
kaalamian dari hijauna yang kita tanam bahkan bisa membuat hijauan yang kita
tanam menjadi mati dan jika hijauan yang suda terkontaminasi oleh racun
dikonsumsinoleh ternak maka akan berpengaruh kepada ternak tersebut.

14
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Kota Bengkulu sangat potensial untuk sebagai temapat menanam hijauan untuk
sebagai pakan ternak karna keadaan iklim dan curah hujan yang baik.
2.perawantan hijauan harus dilakukan dengan baik dan terus menerus agar hasil yang
di peroleh menjadi optimal.
3. pupuk yang paling baik untuh hijauan yang akan digunakan untuk pakan ternak
adalah pupuk organik (Kompos).

5.2 Saran
Dari kegitan yang telah diakukan penulis menyarankan agar sebelum
melakuan kegiatan praktikum sebaiknya mahasiswa memahami terlebih dahulu
apa saja kegiatan yang akan dilakukan dan apa saja yang akan diamati selama
kegitan berlangsung.

15
DAFTAR PUSTAKA

Syahri, Sukmaning. 2012. Isolasi Antosianin dari Buah Pucuk Merah (Syzygium
campanulatum korth.) serta Pengujian Antioksidan dan Aplikasi sebagai
Pewarna Alami. http://repository.unand.ac.id/19729/1/BAB1.pdf, diakses
tanggal 30 Oktober 2015.
Samber, Loretha Natalia. 2013. Karakteristik Antosianin Sebagai Pewarna Alami
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=139054&val=4058,
diakses tanggal 30 Oktober 2015.
Utami, Nunik Sulistya. 2013. Lebih dekat tentang Syzygium oleana/Pucuk Merah.
https://biologinunik.wordpress.com/2013/06/27/lebih-dekat-tentang-
syzygium-oleana-pucuk-merah/, diakses tanggal 30 Oktober 2015
Wikipedia. 2015. Syzygium. http://en.wikipedia.org/wiki/Syzygium, diakses
tanggal 30 Oktober 2015.

16
LAMPIRAN

Membersihkan Rumput Pemberian Pupuk

Setelah Diberi Pupuk Kompos Pemberian Nama

17
Setelah Diberi Nama Hasil Selama Perawatan dengan
Pemberian Pupuk Kompos dan Penyiraman

18

Anda mungkin juga menyukai