NIM : H0721167
Kelas : Agroteknologi E
AGROEKOSISTEM
i. Iklim
Iklim merupakan komponen abiotik yang terbentuk sebagai hasil interaksi berbagai
komponena biotik lainnya, seperti kelembapan udara, suhu, curah hujan, dan lain-lain.
Perbedaan iklim dengan cuaca yaitu cuaca merupakan keadaan atmosfer dalam waktu
tertentu dan pada area yang terbatas, sedangkan iklim adalah rata-rata keadaan cuaca
dalam waktu yang lama dan dalam tempat yang luas. Iklim suatu daerah sangat
menentukan jenis tanaman dan hasil produksi pertaniannya. Perubahan iklim yang tiba-
tiba akan membuat petani kesusahan, yaitu dalam menentukan waktu tanam atau
bahkan bisa berakibat gagal panen. Bukan hanya itu, akibat iklim tertentu juga dapat
menyebabkan meledaknya suatu populasi hama, dan berakibat fatal pada tanaman
budidaya petani. Perkembangan hama dan penyakit sangat dipengaruhi oleh dinamika
faktor iklim.
j. Topografi
Topografi adalah altitude dan latitude suatu tempat. Topografi mempunyai pengaruh
besar terhadap penyebaran makhluk hidup terutama dalam penyebaran tumbuhan.
Topografi menentukan jenis varietas, pengelolaan lahan dan lain-lainnya. Sebagai
contoh pada daerah lereng gunung, pengelolaan lahan biasanya dibuat perundakan pada
penanaman padi atau pada daerah puncak yang biasanya digunakan untuk perkebunan
teh.
k. Garam mineral
Tumbuhan mengambil zat hara dari tanah atau air dilingkungan berupa larutan ion
garam-garam mineral. Ada tanaman yang mampu menyerap unsur-unsur tertentu dari
tanah tanpa bantuan orgnisme lain. Namun, ada juga tumbuhan yang untuk
mendapatkan suatu unsur memerlukan oranisme lain. Sebagai contoh pada tanaman
atau tumbuhan polong-polongan yang memerlukan bantuan bakteri rhizobium untuk
mengikat unsur N dari udara.
l. Pestisida
Pestisida adalah substansi kimia yang digunakan untuk membunuh atau mengendalikan
berbagai hama dalam arti luas (zat pengganggu). Pestisida juga merupakan faktor
penting dalam agroekosistem. Penggunaan pestisida dapat membantu petani dalam
melindungi tanamannya dari (OPT) namun pemakaian pestisida juga ada yang memberi
dampak buruk, baik bagi tanaman atau lingkungan sekitar.
m. Teknologi
Teknologi sangat dibutuhkan dalam pertanian. Mulai dari tahap pembenihan ada yang
disebut dengan teknologi benih sampai dengan pemanenan dan pasca panen. Teknologi
berperan dalam menghasilkan varietas unggul demi mendapatkan haasil produksi yang
maksimal dan mampu bersaing di pasaran serta menciptakan pertanian yang
berkelanjutan.
2. Komponen Biotik
a. Manusia
Agroekosistem buatan manusia diciptakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Untuk
itu manusia sangat berperan penting didalamnya, mulai dari awal persiapan sampai
pasca panen, dan sebagai konsumen hasil produksi itu sendiri.
b. Biota tanah
Berdasarkan fungsinya dalam budidaya pertanian secara umum dibagi menjadi dua
golongan jasad hayati tanah, yaitu :
1. Jasad fungsional : bakteri nitromonas dan Nitrobacter, bakteri rhizobium, dan
endomikoriza.
2. Jasad nonfungsional : media decomposer bahan organik.
c. Hewan ternak
Kehadiran hewan ternak seperti kerbau juga dapat menjadi komponen yang
menguntungkan dalam pertanian, terutama dalam tipe persawahan. Kerbau dapat
digunakan sebagi alat bantu manusia dalam membajak sawah secara tradisional.
d. Pathogen
Pathogen dapat diartikan sebagai mikroorganisme yang menyebabkan timbulnya
penyakit pada tanaman.
e. Gulma
Gulma adalah tumbuhan yang tidak dikehendaki, atau tumbuhan yang tumbuh tidak
sesuai dengan tempatnya. Keberadaan gulma pada lahan pertanian menyebabkan
berbagai kerugian antara lain, menurunkan mutu hasil, menjadi inang alternative hama
atau pathogen, dan menurunkan debit dan kualitas air.
f. Hama
Hama merupakan hewan ataupun serangga yang merusak maupun penyebab
menurunya produksi hasil pertanian. Ada beberapa hama yang dikenal dalam pertanian
antara lain nematoda parasitic tanaman, serangga hama tanaman, tungau, siput, hewan
vertebrata, satwa liar, dan burung.
Tipe Agroekosistem
Berdasarkan jenis varietas tanaman yang ditanam yaitu :
1. Monokultur yaitu satu jenis atau satu varietas tanaman saja yang di tanam dalam
agroekosistem.
2. Polikultur yaitu penanaman lebih dari satu jenis atau varietas tanaman dalam satu kawasan
agroekosistem. Meliputi tumpangsari (Multiple cropping), tanam lajur (Intercropping) dan
tanam bergilir lebih dari satu jenis atau varietas tanaman (alleycropping).
Berdasarkan kondisi lahan, meliputi:
1) Lahan Kering
2) Lahan Basah
3) Gambut
4) Rawa
Berdasarkan penggunaan lahan, yaitu:
1. Perkebunan
Perkebunan merupakan usaha penanaman tumbuhan secara teratur sesuai dengan ilmu
pertanian dan mengutamakan tanaman perdagangan. Perkebunan penting bagi bahan ekspor
dan bahan industri. Jenis-jenis tanaman perkebunan khususnya di Indonesia antara lain
karet, kelapa sawit, kopi, teh, tembakau, tebu, kelapa, cokelat, kina, kapas, cengkih.
2. Persawahan
Sawah adalah pertanian yang dilaksanakan di tanah yang basah atau dengan pengairan.
Bersawah merupakan cara Bertani yang lebih baik daripada cara yang lain, bahkan
merupakan cara yang sempurna karena tanah dipersiapkan lebih dahulu yaitu dengan
dibajak diairi secara teratur, dan dipupuk.
3. Ladang
Ladang adalah lahan kering yang digunakan untuk kegiatan pertanian.
4. Agriforestri (hutan tanaman)
Agroforestri yaitu praktek agrikultur dengan intensitas rendah seperti perladangan
berpindah, pekarangan tradisional, talun, rotasi lahan, menyisakan banyak proses ekosistem
alami dan komposisi tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme. Sistem dengan intensitas
tinggi, termasuk perkebunan modern yang seragam dan peternakan besar, mungkin merubah
ekosistem secara keseluruhan sehingga sedikit sekali biota dan keistimewaan bentang alam
sebelumnya yang tersisa.