DISUSUN
OLEH
Rizky Yonanda Lubis
160302062
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat allah SWT yang tiada pernah terputus rahmat dan karunianya.
Sholawat serta salam teruntuk baginda nabi dan rasul kita muhammad SAW kepada
keluarganya,para sahabat,dan sampailah pada kita sebagai pengikutnya.
Alhamdulillah, akhirnya saya dapat menyelesaikan proposal mengenai “ayam penyet
goyang-goyang” ini untuk memenuhi salah satu tugas mata Pengantar Bisnis dan
Pengembangan Bisnis.
Saya menyadari bahwa dalam pembuatan proposal ini,masih terdapat banyak kekurangan
yang harus diperbaiki. Dengan demikian, penyusun mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para
pembaca guna menambah pembendaharaan ilmu pengetahuan. Semoga dengan amal dan usaha
kita untuk menggali ilmu pengetahuan di ridhoi dan dimudahkan oleh allah swt.
Penulis
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Usaha bisnis makanan merupakan bisnis yang senantiasa bertahan dan terus berkembang
dengan meningkatnya kebutuhan kuliner masyarakat. Ada beberapa hal yang membuat bisnis ini
terus tumbuh. Pertama, jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat yang
menyebabkan kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap pangan semakin meningkat pula.
Semakin meningkatnya kebutuhan pangan tersebut mendatangkan peluang bisnis yang cukup
menggiurkan. Salah satunya adalah bisnis makanan. Kedua, makanan merupakan suatu
kebutuhan masyarakat baik sebagai kebutuhan kuliner/jajanan maupun kebutuhan pokok. Bisnis
makanan memiliki pangsa pasar tersendiri, yaitu pemuda seperti remaja, mahasiswa dan
masyarakat penggemar kuliner. Salah satu bisnis makanan yang saat ini digemari adalah
masakan serba penyet terutama bagi para penyuka sambal. Banyaknya penggemar masakan serba
penyet yang meliputi kalangan bawah sampai kalangan atas menjadikan bisnis ini sebagai bisnis
yang menjanjikan untuk memberikan keuntungan dan tidak mudah mengalami penurunan karena
bisnis ini bukan merupakan bisnis musiman. Bisnis masakan serba penyet yang akan
dikembangkan adalah ayam penyet, tahu penyet, tempe penyet, dan lele penyet dengan sambal
yang pas di lidah.Bisnis ini menyediakan produk masakan serba penyet yang memberikan cita
rasa dan kepuasan tersendiri bagi konsumen terutama dalam hal kualitas rasa dan ukuran dengan
jaminan kebersihan serta memberikan pelayanan yang memuaskan dengan harga yang
terjangkau sehingga konsumen dapat menjadi pelanggan setia masakan serba penyet ini. Bisnis
masakan serba penyet ini dengan menyewa warung yang terletak di area perkotaan galang yang
menjaring konsumen dari kalangan mahasiswa, masyarakat sekitar, dan masyarakat umum.
\
VISI
1. Menjadikan makanan serba penyet menjadi makanan masa kini
2. Mendapatkan keuntungan sesuai dengan harapan
MISI
1. Berkreasi dan berinovasi dengan masakan modern
2. Mengutamakan kualitas makanan
3. Mengutamakan pelayanan kepada konsumen
PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka rumusan
masalahnya adalah:
1. Bagaimana mengawali kegiatan wirausaha warung makan serba penyet di area kota bengkulu.
2. Bagaimana mempromosikan warung makan serba penyet agar mahasiswa dan masyarakat
sekitar tertarik untuk mencicipi dan membeli masakan ini.
3. Bagaimana mempertahankan dan terus mengembangkan bisnis ini.
TUJUAN PROGRAM
Adapun tujuan dari program ini adalah:
1. Mendorong saya untuk sukses berwirausaha dalam mewujudkan mahasiswa yang mandiri,
kreatif, inovatif, dan kompetitif.
2. Membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat dengan memberikan pekerjaan sebagaimana
dibutuhkan dalam usaha ini.
3. Menyediakan jajanan masakan serba penyet dengan cita rasa yang khas dan lezat dengan
harga yang sangat terjangkau serta memberikan pelayanan yang bersih dan berkualitas untuk
memberikan kepuasan kepada konsumen di warung makan masakan serba penyet.
4. Menjadikan usaha warung makan serba penyet ini terus berkembang dengan membuka cabang
di daerah-daerah lain.
\
KEGUNAAN PROGRAM
Dengan adanya program ini maka diharapkan dapat berguna untuk :
1. Merangsang kreativitas dan daya inovasi saya untuk menghasilkan kegiatan yang bermanfaat.
2. Membuka wawasan saya dan meningkatkan keterampilan dalam berwirausaha sehingga
mampu mengadapi pesaingan bebas dengan cara menjadi entrepreneur muda indonesia.
3. Menambah pilihan menu makanan yang murah dan enak di kalangan masyarakat
4. Memberikan stimulus untuk menciptakan lapangan pekerjaan secara mandiri terutama bagi
masyarakat.
PEMBAHASAN
Profil
Usaha ayam penyet adalah kegiatan usaha kreativitas menarik dengan bahan bakunya
adalah ayam, tempe, tahu, lele yang dikenal dengan makanan pedasan namun penulis ingin
mengembangkan kegitan tersebut menjadi makanan yang menarik dengan membuat makanan
serba penyet dan menjadi makanan yang dikenal luas oleh masyarakat. Cara penulis
memperkenal kegiatan ini dengan cara membuat hasil olahan dari ayam, tahu, tempe dan lele
penyajian semenarik mungkin tanpa mengurangi isi nutrisi yang terkandung didalamnya.
Deskripsi Usaha
Adapun jenis produk yang ditawarkan dalam bisnis ini adalah masakan serba penyet yang
terdiri dari ayam penyet, tahu penyet, tempe penyet, dan lele penyet. Dengan berbagai menu
pilihan yang tersedia pembeli dapat memilih sesuai selera masing-masing. Pembeli juga dapat
memesan dengan pilihan menu yang dapat dipadukan seperti 1 porsi nasi ayam penyet dan tahu
penyet, dan sebagainya. Masakan serba penyet ini disajikan dengan sambal yang enak yang
dipenyet dengan ayam/tahu/tempe/lele tergantung pesanan, serta dilengkapi dengan lalapan
berupa terong, timun. Masakan ini disajikan di piring untuk tempat masakan serba penyetnya dan
piring untuk nasinya, apabila pembeli menginginkan untuk membawa pulang disajikan dalam
bungkusan. Tersedia juga minuman sebagai pelengkap yaitu es teh/teh, es jeruk/jeruk, es sirup/
sirup, es coffemix/coffemix.
Kekuatan (Strength)
Rasa percaya bahwa produk ini akan diterima dengan baik oleh masyarakat luas karena
produk yang penulis buat ini mempunyai sajian yang unik karena semua sajiannya serba penyet
dan juga pembuatannya yang higienis.
Kelemahan (Weakness)
1. Produk mudah ditiru
2. Harga bahan baku tidak stabil
Peluang (Oportunity)
Produk ini memang sudah ada dikalangan masyarakat akan tetapi usaha warung serba
penyet ini berbeda dengan warung yang biasa. Makanan ini produk hasil modifikasi yang
sedemikian sehingga menjadi produk baru serta menarik yang dapat bersaing dengan makanan
makanan yang lainnya.
Ancaman (Treath)
Ancaman yang dapat timbul dari usaha warung penyet ini antara lain:
1. Pesaing tidak sehat
2. Bahan baku yang tidak stabil
3. Adanya produk yang serupa dengan kualitas baik dan harganya murah sehingga menjatuhkan
produk penulis
MANAJEMEN PRODUKSI
PELAKSANAAN
Tempat usaha warung makan serba penyet ini adalah di daerah belakang perkotaan galang
Untuk merealisasikan usaha warung makan serba penyet ini akan dilaksanakan tahapan kerja
sebagai berikut:
1. Menentukan dan Menyewa Tempat untuk Berjualan.
Sasaran tempat yang akan disewa adalah Warung di Area perkotaan galang
2. Merenovasi Tempat
Setelah menemukan dan menyewa warung untuk berjualan. Kemudian hal yang dilakukan adalah
merenovasi tempat tersebut dengan jasa tukang
3. Persiapan Perlengkapan Usaha
Dalam tahap ini, hal yang akan dilakukan adalah pembelian peralatan untuk keperluan
warung. Peralatan tersebut, antara lain:
a) Peralatan masak, seperti wajan, panci, kompor, dll
b) Peralatan makan, seperti sendok, garpu, piring, dll
c) Peralatan minum, seperti gelas, termos, dll
d) Peralatan cuci piring, seperti ember, sabun cuci, dll
e) Gerobak
f) Meja dan kursi kayu
g) Kursi plastik
h) Tempat sampah
i) Spanduk
4. Peningkatan Kualitas
Peningkatan kualitas dilakukan dengan cara meningkatkan kualitas masakan yang akan
dijual, seperti:
Melakukan uji coba membuat masakan tersebut.
Mencoba dan menyuruh orang lain untuk mencicipinya dan disuruh memberi saran dan
kritik.
Kritik dan saran tersebut digunakan sebagai perbaikan dan peningkatan kualitas masakan.
Melakukan uji coba lagi hingga menghasilkan masakan yang mampu bersaing di pasaran
I. JADWAL KEGIATAN
Jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan telah dirinci dan ditetapkan sebagai berikut
RANCANGAN BIAYA
MODAL TETAP
a) Sewa Tempat : Rp. 2.275.000,00
b) Rehab : Rp. 1000.000,00
c) Peralatan Masak dan Pecah Belah : Rp. 775.000,00
d) Gerobak : Rp. 765.000,00
e) Belanja Harian : Rp. 185.000,00
__________________+
: Rp. 5000.000,00
BAB I
PENDAHULUAN
Dengan pembuatan Ayam Bakar yang dilakukan dengan cara yang sangat sederhana, tetapi
lebih higienis, serta akan dijual dengan harga yang sangat terjangkau, maka tentunya hal ini akan
menarik minat masyarakat untuk membelinya. Keberadaan Ayam Bakar sebagai salah satu
makanan dengan rasa yang enak, nikmat, dan juga lezat memang telah dikenal dari kebanyakan
orang, sehingga usaha ini memang layak dikembangkan menjadi salah satu usaha kuliner di
Indonesia. Dengan hal tersebut, maka saya ingin membuat usaha makanan, yaitu usaha makanan
"Ayam Bakar Master Limbat" untuk dikembangkan menjadi usaha besar agar masyarakat tidak
akan pernah lupa dengan masakan khas Indonesia tersebut.
b. Menarik minat konsumen untuk merasakan masakan yang sudah cukup terkenal.
Dari Pengamatan Langsung dan dari data jumlah Mobil /Sepeda Motor yang melakukan
Parkir di Rumah Makan “Ayam Bakar Master Limbat” yang sudah Cukup terkenal di Jawa
Tengah dimana rata rata pengunjung setiap hari mencapai lebih dari 100 orang maka dapat
diambil kesimpulan sementara bahwa “Ayam Bakar Master Limbat” cukup laris dan
memasyarakat serta dari segi Ekonomi layak untuk dijadikan Produk yang akan dipasarkan. Data
tersebut juga ditunjang oleh data dari Rumah Makan Ayam Bakar yang kurang terkenal yang
notabene adalah produk Mitu dari Rumah Makan Ayam Bakar Terkenal di Jawa Tengah dimana
setiap hari rata rata menjual lebih dari 50 Ekor.
BAB II
TARGET
Pada dasarnya Kami juga melakukan pengamatan terhadap para masyarakat sekitar sebagai
calon konsumen (target pasar) sehingga usaha ini memiliki pasar yang jelas. Setiap usaha yang
baru mulai memerlukan ketepatan-ketepatan dalam pengambilan keputusan. Produk yang akan
kita hasilkan adalah "Ayam bakar Master Limbad" . kualitas produk yang akan dihasilkan adalah
Ayam Bakar yang terkenal akan kepedasannya dan bercita rasa tinggi. Sesuai dengan jumlah
konsumen yang ditargetkan, dalam setiap harinya.
Konsumen yang ditargetkan adalah semua kalangant terutama pada para pencinta kuliner
yang pedas dengan jumlah target rata-rata 15 ekor ayam perhari atau 600 orang per bulan.
Jumlah pendapatan yang ingin saya peroleh setiap hari adalah Rp. 450.000,- dan dalam sebulan
dapat memperoleh Rp13.500.000,-.
.
BAB III
MARKETING
Marketing Mix untuk Produk konsumsi adalah mengikuti Kaidah kaidah yang ada,dimana
dalam hal ini Strategi Penentuan Harga,Produk/Merek,Promosi,dan Place/Tempat/Distribusi
haruslah betul betul berbeda dari Produk yang sudah ada,sehingga dalam hal ini betul betul ada
Deferensiasi. Dalam hal Ayam Bakar dimana Target Konsumen yang ditetapkan adalah segmen
menengah bawah maka Faktor Harga menjadi sangat sensitive,untuk itu dalam menentukan
harga betul betul dipertimbangkan apakah Produk kita dengan harga yang telah ditetapkan dapat
terjangkau oleh masyarakat bawah.
Penentaun Merek produk dapat dilkakukan berdasarkan nama generic dari Produk
tersebut,umumnya produk Makanan lebih memilih nama Generic dari Produk yang dibuat
dengan ditambah label tertentu. Semisal ayam Bakar Suharti,Ayam Bakar Maryati,Soto Pak
Marto,Soto Sholeh dan lain sebagainya,label ini sebenarnya justru yang menjadi penguat Citra
dari Produk makanan tersebut. Masyarakat akan lebih mengenal Label Makanan dari pada hanya
nama Genericnya saja. Dan dalam hal ini saya terinspirasi oleh juara ke dua dalam acara The
Master yaitu master limbat, yang terkenal dengan sikapnya yang miterius dan menyeramkan. dari
situlah nama ayam bakar saya namakan "Ayam Bakar Master Limbat"
2.3 PROMOSI
Dalam melakukan Promosi dapat ditempuh dengan berbagai cara,namun secara garis besar
promosi dapat dibedakan menjadi dua hal yaitu Above The Line (ATL)dan Below the line(BTL).
Promosi Above The line adalah promosi yang menggunakan media Cetak dan media Elektronik
dalam hal ini semisal Iklan di TV,Radio,dan Koran/Majalah.Sementara itu Iklan Below the Line
adalah iklan yang biasanya langsung bersentuhan dengan Konsumen misalnya adalah
Sponsorship didalam Event event tertentu,Direct mail,Demo Memasak dan lain sebagainya.
Untuk Produk “Ayam Bakar Master Limbat” ini saya akan mempromosikan dengan
menggunakan Media Promosi yang tepat yaitu dengan Promosi langsung ke konsumen,dimana
konsumen disuruh untuk mencoba memakannya dengan harapan mereka akan selalu ingat akan
rasa Ayam Bakar tersebut dan diharapkan dapat menjadi media untuk mempromosikan kepada
orang lain. Hal ini juga mengingat akan keterbatasan Dana untuk melakukan promosi Above The
Line.
Tempat penjualan produk "Ayam Bakar Master Limbat" ini hendaknya dipilih tempat yang
benar benar Strategis,dengan Trafic yang padat dan Jumlah Populasi orang di sekitar tempat
penjualan padat. Karena dengan pemilihan tempat yang tepat akan sedikit banyak menimbulkan
Efek Buying Signal,Orang yang tadinya belum tahu keberadaan Produk kita akan dengan segera
tahu,dengan demikian Faktor Manusia yang biasanya suka mencoba coba hal hal baru akan
timbul.
BAB IV
PERENCANAAN PERMODALAN
Modal dalam mendirikan suatu usaha sangatlah penting, karena modal tidak hanya diartikan
sebagai uang, akan tetapi bisa juga modal keahlian ataupun pengalaman. Dalam hal ini saya
menggunakan beberapa sumber permodalan dalam menjalankan usaha “Ayam Bakar Master
Limbat” ini yaitu Tabungan sendiri, harta bentuk lain, pinjaman dan kerjasama.
Asumsi
Dengan mengambil Asumsi bahwa kalau Proyek “Ayam Bakar Master Limbat” ini berjalan
dimana pada tahap awal dapat menjual perhari adalah rata-rata 15 Ekor ayam maka Omset yang
diharapkan adalah Rp 450.000,-/hari. Omset tersebut dihitung atas dasar harga Ayam Bakar
adalah Rp.30.000,- jauh lebih rendah dibandingkan dengan Produk sejenis dari ayam Bakar yang
sudah terkenal dengan harapan kita mampu menjadi pilihan yang pertama karena dari sisi harga
sudah pasti menang.
Keuntungan yang akan diperoleh per ekor dimana Faktor biaya dihitung sbb :
Keuntungan bersih diperoleh dari harga jual sebesar Rp.15.000,- dikurangi Total biaya sebesar
Rp.11.000,- dengan demikian didapat Rp.4.000,-/Ekor Ayam. Dengan demikian Ekspetasi
Return on equity yang akan diperoleh adalah sebesar 15% dihitung dari perbandingan
keuntungan dan Modal yang dikeluarkan.
Modal Awal
JUMLAH Rp20,000
Biaya Belanja Per Bulan
1 Ayam 10 kg Rp300,000
Jumlah Rp560,000
Di perkirakan penjualan dalam sehari mampu menjual 20 porsi, berarti dalam 1 bulan dapat
menjual 450 porsi. Maka pendapatan kotor 1 bulan = 600 x Rp 15.000 = Rp 9.000.000.
Laba Bersih Per Bulan
Di perkirakan penjualan dalam sehari mampu menjual 20 porsi, berarti dalam 1 bulan dapat
menjual 600 porsi. Maka pendapatan kotor 1 bulan = 450 x Rp 15.000 = Rp 9.000.000.
BAB V
UJI PEMASARAN
Dalam hal strategi Penjualan akan lebih banyak berkaitan dengan Masalah
Distribusi,Penyajian,dan tempat Penjualan. Strategi yang biasanya dianut untuk Pemasaran
produk dengan skala kecil,bersifat home industri,berupa makanan biasanya adalah menganut
penjualan langsung tanpa perantara,hal ini sangat berlainan sekali dengan Produk produk food
maupun Produk non food yang sudah berskala industri menengah atas yang suka atau tidak suka
harus menggunakan jasa Distributor untuk memasarkannya. Namun demikian guna
mengantisipasi penjualan mungkin dapat dilakukan dengan cara cara baru dimana kita tidak
menunggu Konsumen namun justru kita yang mendatanginya.
Sebagai Kota salah yang berada di jalur Pantura Keberadaan dari Produk ayam Bakar ini
sangat unik, tidak banyak Produk seperti ini beredar di luar Rembang untuk itu pada saat High
Season saat liburan lebaran atau sering juga disebut "MUDIK" mungkin dapat dimanfaatkan
sebagai sarana penjualan. Cara yang kita gunakan adalah dengan pendekatan kepada Tour
Leader untuk memasukan Ayam Bakar ini dalam menu makanan atau bisa saja ayam Bakar ini
dijadikan Oleh oleh buat peserta Tour atau orang yang sedang mudik. Cara lain yang juga dapat
kita gunakan dalam melakukan penjualan adalah dengan mendatangi instansi instansi pemerintah
atau swasta untuk melakukan penjualan lansung,cara ini akan efektif dilakukan pada saat
Pegawai pegawai tersebut sehabis gajian.
4.2. Studi Hasil Penjualan
Untuk melihat apakah penjualan sukses atau gagal hendaknya kita harus memasang target
penjualan.Target penjualan ini bias ditentukan tiap hari,tiap minggu atau tiap bulan. Toleransi
untuk mengukur apakah penjualan kita baik atau tidak dapat dilakukan dengan angka pencapaian
dalam Prosentase,misalnya saja apabila penjualan dibawah 65% maka kita anggap gagal. Namun
demikian pada tahap tahap awal kita tidak boleh memasang target terlalu optimis mengingat
produk yang kita jual ini masih relative baru sehingga belum banyak konsumen yang tahu.
BAB VI
RISIKO
Setiap kegiatan untuk memulai usaha, maka hal yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah
mengukur kemampuan saya terhadap lingkungan atau pesaing, yaitu melalui analisis SWOT:
a) Strenght (Kekuatan)
Harga terjangkau.
b) Weakness (Kelemahan)
Kelemahan dari produk ini adalah:
c) Opportunity (Peluang)
Tempat Strategis
BAB VII
PENUTUP
Melakukan usaha dituntut untuk serius dan Fokus,kita tidak bisa dalam memulai bisnis itu
secara setengah tengah,dan dikerjakan sambil lalu meskipun usaha tersebut berupa usaha
sampingan. Kegagalan berusaha sebenarnya bukan disebabkan oleh orang lain namun berasal
dari diri kita sendiri,dengan demikian ketekunan dalam menjalankannya adalah suatu keharusan.
Perhitungan yang matang selayaknya dilakukan di awal awal memulai usaha karena sekali kita
salah dalam perhitungan diawal maka yang terjadi adalah efek Berantai dimana kita akan terus
menerus mengalami kesalahan,sementara modal lama kelamaam tersedot habis. Sudah
sewajarnya apabila kita ingin memulai usaha belajar kepada mereka yang lebih sukses agar kita
dapat memilah mana yang pas dan mana yang kurangDengan demikian kita akan terhindar dari
resiko yang lebih besar.