I. LARUTAN I
Sebaliknya, jika sejumlah kecil garam (NaCl) dimasukkan ke dalam air, garam
larut dan campuran masih tetap dalam satu fase tunggal cair. Komposisi dan sifat fase
cairan baru ini berbeda dengan air murni. Campuran ini merupakan campuran homogen
karena komposisi dan sifat-sifatnya sama di semua bagian campuran. Campuran
semacam ini disebut larutan.
Secara umum dalam membicarakan larutan menggunakan kata-kata solute (zat
yang terlarut) dan solvent (pelarut). Biasanya, kita menggunakan kata pelarut sebagai
komponen dimana secara fisik tidak berubah jika larutan terbentuk dan jumlahnya lebih
banyak. Semua komponen yang larut dalam larutan dan jumlahnya lebih sedikit disebut
zat terlarut. Larutan garam dalam air misalnya, air yang cair adalah pelarut sedangkan
garam yang larut dalam larutan ini disebut zat terlarut.
Jumlah relatif pelarut dan zat terlarut dalam suatu larutan merupakan konsentrasi
dari larutan tersebut. Bila zat terlarut jumlahnya lebih besar maka konsentrasinya lebih
besar dan dikatakan sebagai larutan pekat. Sebaliknya, bila zat terlarut jumlahnya lebih
kecil maka konsentrasinya lebih kecil dan dikatakan larutan encer. Penyebutan larutan
pekat dan encer ini sifatnya relatif.
5,0 g
% (b/b) NaCl x 100% 10%
5,0 g 45 g
2. Persen volume
Persen volume merupakan volume zat terlarut (mL) dalam 100 mL larutan (volume
zat terlarut dan volume pelarut =volume larutan)
v
% (v/v) x 100%
v v0
n n
zat terlarut pelarut
χ dan χ
zat terlarut n pelarut n
total total
180 g
mol H 2 O 10 mol
18 g/mol
4. Molaritas (M)
Molaritas (M) menyatakan mol zat terlarut per liter larutan.
mol zat terlarut gram zat terlarut 1000
Molaritas (M) x
liter larutan M r zat terlarut mL larutan
5. Molalitas (m)
Molalitas (m) menyatakan mol zat terlarut per kilogram (1000 g) pelarut.
mol solut gram zat terlarut 1000
Molalitas (m) x
kg pelarut Mr zat terlarut g pelarut
Jawab:
mol NaOH 1,0 mol NaOH
Molalitas NaOH 2,0 m
kg air 0,5 kg air
6. Normalitas (N)
Normalitas (N) menyatakan ekivalen zat terlarut per liter larutan. Konsentrasi
larutan yang dinyatakan dalam normalitas digunakan dalam reaksi asam-basa dan reaksi
oksidasi-reduksi.
ekivalen solut gram zat terlarut 1000
Normalitas (N) x
liter larutan BE zat terlarut mL larutan
BE adalah berat ekivalen = Mr/a. Untuk larutan asam basa, a adalah jumlah ion H+ atau
OH-. Untuk reaksi redoks, a adalah jumlah elektron yang terlibat dalam reaksi atau
besarnya perubahan bilangan oksidasi zat terlarut.
Jawab:
NaOH(aq) Na+(aq) + OH-(aq) a=1
berat SO 2 3
2,4 x 10 g
ppm x 10 6 x 10 6 4,0 ppm
berat udara 600 g
Soal-soal Latihan
1. Jika 100 gram H2SO4 dilarutkan dalam air sampai volumenya 1000 mL, berapakah
molaritas larutannya?
2. Berapa gramkah HCl yang terlarut di dalam 50 mL HCl 5 M?
3. Berapa volume alkohol, jika ada larutan 8% alkohol dalam air sebanyak 10 L?
4. Jika ke dalam 200 mL air (massa jenis air = 1 g/mL) ditambahkan 2 gram NaOH,
berapakah molalitas, fraksi mol dan % berat larutan tersebut?
5. Volume alkohol dalam air adalah 20 mL. Jika volume total larutan adalah 100 mL,
Berapakah persen alkohol dalam larutan?
6. Bila dalam 500 mL larutan terdapat 0,98 g H2SO4. Berapakah normalitas larutan
tersebut?
7. Hitunglah volume air yang diperlukan untuk mengubah 40 mL larutan H 2SO4 6 M
menjadi H2SO4 5 M!
8. Udara di suatu daerah perparkiran diketahui mengandung gas CO 1,2x10-3 %.
Berapakah konsentrasi CO bila dinyatakan dalam bpj (ppm)?
9. Berapakah konsentrasi larutan HCl yang diperoleh dengan mencampur 150 mL HCl
0,2 M dengan 100 mL HCl 0,3 M?
DAFTAR PUSTAKA
2. Petrucci, R.H., 1990, Kimia Dasar: Prinsip dan Terapan Modern, Jilid 1 dan 2, Erlangga,
Jakarta