Anda di halaman 1dari 9

Larutan I

I. LARUTAN I

Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)


Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa akan dapat menghitung konsentrasi
larutan.
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa akan dapat:
a. menjelaskan definisi larutan
b. membedakan antara terlarut dan pelarut dalam suatu larutan
c. menjelaskan konsep persen berat
d. menghitung konsentrasi larutan dalam persen berat
e. menjelaskan konsep persen volume
f. menghitung konsentrasi larutan dalam persen volume
g. menjelaskan konsep fraksi mol
h. menghitung konsentrasi larutan dalam fraksi mol
i. menjelaskan konsep molaritas
j. menghitung molaritas larutan
k. menjelaskan konsep molalitas
l. menghitung molalitas larutan
m. menjelaskan konsep normalitas
n. menghitung normalitas larutan
o. menjelaskan konsep ppm
p. menghitung konsentrasi larutan dalam ppm.

A. Terminologi yang Digunakan Untuk Larutan


Jika sedikit pasir (SiO2) ditambahkan ke dalam air, pasir mengendap ke dasar
cairan dan tetap merupakan padatan tak larut. Campuran air-pasir ini adalah campuran
dua fase (cairan+padatan), atau dikatakan pula sebagai campuran heterogen. Komposisi
dan sifat-sifatnya tidak seragam. Komposisi dan sifat-sifat fasa cairan ada pada air
murni, sedangkan komposisi dan sifat-sifat fase padat terdapat pada pasir.
Larutan I

Sebaliknya, jika sejumlah kecil garam (NaCl) dimasukkan ke dalam air, garam
larut dan campuran masih tetap dalam satu fase tunggal cair. Komposisi dan sifat fase
cairan baru ini berbeda dengan air murni. Campuran ini merupakan campuran homogen
karena komposisi dan sifat-sifatnya sama di semua bagian campuran. Campuran
semacam ini disebut larutan.
Secara umum dalam membicarakan larutan menggunakan kata-kata solute (zat
yang terlarut) dan solvent (pelarut). Biasanya, kita menggunakan kata pelarut sebagai
komponen dimana secara fisik tidak berubah jika larutan terbentuk dan jumlahnya lebih
banyak. Semua komponen yang larut dalam larutan dan jumlahnya lebih sedikit disebut
zat terlarut. Larutan garam dalam air misalnya, air yang cair adalah pelarut sedangkan
garam yang larut dalam larutan ini disebut zat terlarut.
Jumlah relatif pelarut dan zat terlarut dalam suatu larutan merupakan konsentrasi
dari larutan tersebut. Bila zat terlarut jumlahnya lebih besar maka konsentrasinya lebih
besar dan dikatakan sebagai larutan pekat. Sebaliknya, bila zat terlarut jumlahnya lebih
kecil maka konsentrasinya lebih kecil dan dikatakan larutan encer. Penyebutan larutan
pekat dan encer ini sifatnya relatif.

B. Cara Menyatakan Konsentrasi Larutan


Konsentrasi suatu larutan merujuk pada bobot atau volume zat terlarut yang
berada dalam pelarut. Ada beberapa cara yang lazim digunakan untuk mengungkapkan
kuantitas-kuantitas ini antara lain :

1. Persen bobot atau persen berat


Persen bobot atau persen berat merupakan berat zat terlarut (gram) per 100 gram
larutan (berat zat terlarut dan berat pelarut = berat larutan).
w
% (b/b)  x 100%
w  w0

dimana w adalah berat zat terlarut dan w0 adalah berat pelarut.

Contoh Soal 4.1


Sampel NaCl seberat 5,0 g dilarutkan dalam 45 gram air. Hitunglah persen berat
NaCl di dalam larutan!
Jawab:
Berat zat terlarut (NaCL) = 5,0 g; berat pelarut (air) = 45 g

Kimia Dasar – Unit MKU 2009/2010 2


Larutan I

5,0 g
% (b/b) NaCl  x 100%  10%
5,0 g  45 g

2. Persen volume
Persen volume merupakan volume zat terlarut (mL) dalam 100 mL larutan (volume
zat terlarut dan volume pelarut =volume larutan)
v
% (v/v)  x 100%
v  v0

dimana v adalah volume zat terlarut dan v0 adalah volume pelarut.

Contoh Soal 4.2


Volume cuka (asam asetat) dalam air adalah 25 mL. Bila volume larutan adalah 100
mL, berapakah persen volume cuka dalam larutan?
Jawab:
25 mL
% (v/v) alkohol  x 100%  25 %
100 mL

3. Fraksi mol ()


Fraksi mol () menyatakan perbandingan mol suatu komponen terhadap mol
komponen total dalam larutan. Fraksi mol dari komponen i dalam larutan didefinisikan
sebagai :
mol komponen i
χi 
mol semua komponen dalam larutan

Jumlah fraksi mol dari semua komponen larutan adalah 1.


Bila larutan hanya mengandung komponen zat terlarut dan pelarut (larutan biner)
maka di dalam larutan tersebut terdapat fraksi mol zat terlarut dan fraksi mol pelarut.

n n
zat terlarut pelarut
χ  dan χ 
zat terlarut n pelarut n
total total

Jumlah fraksi mol zat terlarut dan pelarut sama dengan 1,


χ  χ  1
zat terlarut pelarut

Kimia Dasar – Unit MKU 2009/2010 3


Larutan I

Contoh Soal 4.3


Hitunglah fraksi mol NaOH (Mr = 40) dan air, H2O (Mr = 18) dalam suatu larutan
yang dibuat dari 4 g NaOH dan 180 g air.
Jawab:
4g
mol NaOH   0,1 mol
40 g/mol

180 g
mol H 2 O   10 mol
18 g/mol

Mol total = mol NaOH + mol H2O = 0,1 + 10 = 10,1 mol

mol NaOH 0,1 mol H O


χ NaOH    0,01 dan χH O  2  10  0,99
mol total 10,1 2 mol total 10,1

 NaOH + H2O = 0,01 + 0,99 = 1

4. Molaritas (M)
Molaritas (M) menyatakan mol zat terlarut per liter larutan.
mol zat terlarut gram zat terlarut 1000
Molaritas (M)   x
liter larutan M r zat terlarut mL larutan

Contoh Soal 4.4


Hitunglah molaritas etanol, C2H5OH (Mr = 46) jika 4,6 gram etanol dilarutkan
dalam 500 mL larutan dengan pelarut air.
Jawab:
4,6 g etanol 1000
Molaritas (M) etanol  x  0,2 M
46 g/mol 500mL

5. Molalitas (m)
Molalitas (m) menyatakan mol zat terlarut per kilogram (1000 g) pelarut.
mol solut gram zat terlarut 1000
Molalitas (m)   x
kg pelarut Mr zat terlarut g pelarut

Contoh Soal 4.5


Larutan NaOH dibuat dengan melarutkan 1,0 mol NaOH dalam 500 g air. Hitunglah
molalitas larutan NaOH.
Kimia Dasar – Unit MKU 2009/2010 4
Larutan I

Jawab:
mol NaOH 1,0 mol NaOH
Molalitas NaOH    2,0 m
kg air 0,5 kg air

6. Normalitas (N)
Normalitas (N) menyatakan ekivalen zat terlarut per liter larutan. Konsentrasi
larutan yang dinyatakan dalam normalitas digunakan dalam reaksi asam-basa dan reaksi
oksidasi-reduksi.
ekivalen solut gram zat terlarut 1000
Normalitas (N)   x
liter larutan BE zat terlarut mL larutan

BE adalah berat ekivalen = Mr/a. Untuk larutan asam basa, a adalah jumlah ion H+ atau
OH-. Untuk reaksi redoks, a adalah jumlah elektron yang terlibat dalam reaksi atau
besarnya perubahan bilangan oksidasi zat terlarut.

Contoh Soal 4.6


Larutan NaOH (Mr = 40), dibuat dari 4 gram NaOH yang dilarutkan pada 500 mL
air. Hitunglah normalitas larutan tersebut!

Jawab:
NaOH(aq)  Na+(aq) + OH-(aq) a=1

BE NaOH = Mr NaOH/a = 40/1 = 40

gram NaOH 1000 4 g 1000


Normalitas (N) NaOH  x  x  0,2N
BE NaOH mL larutan 40 500mL

Contoh Soal 4.7


Kalium permanganat, KMnO4 (Mr = 158) sebanyak 1,58 gram dilarutkan dalam 500
mL larutan. Reaksi redoksnya adalah :
2 KMnO4 + 16 HCl  2 KCl + 2 MnCl2 + 5 Cl2 + 8 H2O
Berapakah normalitas KMnO4?
Jawab:
Pada persamaan reaksi redoks di atas, bilangan oksidasi Mn berubah dari +7 dalam
KMnO4 menjadi +2 dalam MnCl2. Ini berarti bahwa ada 5 mol elektron yang terlibat
dalam reaksi atau a = 5.

Kimia Dasar – Unit MKU 2009/2010 5


Larutan I

BE KMnO4 = Mr KMnO4/a = 158/5 = 31,6.

1,58 gram 1000


Normalitas KMnO 4  x  0,25 N
31,6 200mL

Hubungan antara normalitas dan molaritas:


N = a. M

7. Part Per Million (ppm) atau bagian per juta (bpj)


Part Per Million (ppm) artinya kadar zat dinyatakan dalam satu bagian per juta
dalam volume atau massa. Satuan ini sering dipakai untuk menyatakan konsentrasi zat
yang sangat kecil.
massa zat
ppm  x 10 6
massa sistem

Contoh Soal 4.8


Misalkan kadar emas Bombana adalah 0,2 ppm. Bila seorang pendulang tiap
harinya mendulang tanah sebanyak 100 kg, hitunglah emas yang diperoleh pendulang
tersebut tiap harinya!
Jawab:
ppm x berat tanah 0,2 ppm x 100 kg
berat emas  = = 0,00002 kg = 0,02 g
10 6 10 6

Contoh Soal 4.9


Suatu sampel udara sebanyak 500 L dengan B.J. 1,2 g/L ternyata mengandung 2,4 x
10-3 g SO2 sebagai pencemar. Berapakah konsentrasi SO2 dinyatakan dalam ppm.
Jawab:
Untuk menghitung kuantitas diperlukan jumlah massa seluruh sampel, yang dapat
dihitung dari volume dan berat jenisnya.
1,2 g/L
Berat udara  500 mL x  600 gram
1,00 L

berat SO 2 3
2,4 x 10 g
ppm  x 10 6  x 10 6  4,0 ppm
berat udara 600 g

Kimia Dasar – Unit MKU 2009/2010 6


Larutan I

Untuk larutan dengan pelarut air,


mg zat terlarut
ppm 
L larutan

Contoh Soal 4.10


Suatu sampel air sebanyak 5 L ternyata mengandung 1 x 10-3 g merkuri sebagai
pencemar. Hitunglah konsentrasi merkuri tersebut dinyatakan dalam ppm.
Jawab:
mg Hg 1 mg
ppm Hg    0,2 ppm
L larutan 5 L
Untuk mengubah konsentrasi suatu larutan dari konsentrasi yang lebih tinggi
menjadi konsentrasi yang lebih rendah digunakan rumus pengenceran:

Konsentrasi awal x Volume awal = Konsentrasi akhir x Volume akhir

Contoh Soal 4.11


Larutan cuka yang biasa digunakan oleh tukang bakso konsentrasinya 25%. Untuk
bisa dikonsumsi, maka konsentrasi asam cuka tersebut harus diencerkan terlebih dahulu.
Bila seseorang ingin membuat larutan cuka 5% sebanyak 1 L, berapakah volume asam
cuka mula-mula yang harus diambil untuk diencerkan?
Jawab:
Konsentrasi akhir  Volume akhir 5%  1 L
V awal cuka    0,2 L  200 mL
Konsentrasi awal 25%
Contoh Soal 4.12
Molaritas urea, CO(NH2)2, 2 M. Bila 10 mL larutan urea tersebut diencerkan
menjadi 1 L, hitunglah molaritasnya!
Jawab:
Konsentrasi awal  Volume awal 2 M  10 mL
Konsentrasi akhir    0,2 L  0,02 M
Volume akhir 1000 mL
Bila dua buah larutan dengan konsentrasi berbeda dicampurkan, maka konsentrasi
akhir larutan dapat dihitung menggunakan persamaan:

(Konsentrasi 1  Volume 1)  (Konsentrasi 2  Volume 2)


Konsentrasi akhir 
Volume 1  Volume 2

Kimia Dasar – Unit MKU 2009/2010 7


Larutan I

Soal-soal Latihan
1. Jika 100 gram H2SO4 dilarutkan dalam air sampai volumenya 1000 mL, berapakah
molaritas larutannya?
2. Berapa gramkah HCl yang terlarut di dalam 50 mL HCl 5 M?
3. Berapa volume alkohol, jika ada larutan 8% alkohol dalam air sebanyak 10 L?
4. Jika ke dalam 200 mL air (massa jenis air = 1 g/mL) ditambahkan 2 gram NaOH,
berapakah molalitas, fraksi mol dan % berat larutan tersebut?
5. Volume alkohol dalam air adalah 20 mL. Jika volume total larutan adalah 100 mL,
Berapakah persen alkohol dalam larutan?
6. Bila dalam 500 mL larutan terdapat 0,98 g H2SO4. Berapakah normalitas larutan
tersebut?
7. Hitunglah volume air yang diperlukan untuk mengubah 40 mL larutan H 2SO4 6 M
menjadi H2SO4 5 M!
8. Udara di suatu daerah perparkiran diketahui mengandung gas CO 1,2x10-3 %.
Berapakah konsentrasi CO bila dinyatakan dalam bpj (ppm)?
9. Berapakah konsentrasi larutan HCl yang diperoleh dengan mencampur 150 mL HCl
0,2 M dengan 100 mL HCl 0,3 M?
DAFTAR PUSTAKA

1. Keenan, 1986, Kimia Untuk Universitas, Edisi Keenam, Erlangga, Jakarta.

2. Petrucci, R.H., 1990, Kimia Dasar: Prinsip dan Terapan Modern, Jilid 1 dan 2, Erlangga,
Jakarta

Kimia Dasar – Unit MKU 2009/2010 78

Anda mungkin juga menyukai