Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR AGRONOMI

Oleh:
Azriel Fariz Hiramsyah
NIM. A0A023095
Kelompok 4

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN


TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................................2


I. PENDAHULUAN ..................................................................................................3
A. Latar belakang ......................................................................................................3
B. Tujuan ...................................................................................................................4
I. TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................5
II. METODE PRAKTIKUM..................................................................................9
A. Alat dan bahan ......................................................................................................9
B. Prosedur kerja .......................................................................................................9
III. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 10
A. Hasil ..................................................................................................................... 10
B. Pembahasan ......................................................................................................... 13
IV. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 15
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 15
B. Saran .................................................................................................................... 15
V. DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 16
VI. LAMPIRAN ..................................................................................................... 17
I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang memiliki kawasan


konservasi yang sangat luas dan beraneka ragam, baik sebagai kawasan pelestarian
alam, kawasan suaka alam maupun kawasan hutan lindung. Kawasan konservasi
memiliki keanekaragaman flora dan fauna, fenomena alam yang indah, objek
budaya dan sejarah serta kearifan masyarakat lokal yang unik, sehingga memiliki
nilai ekonomi sangat tinggi sekaligus sebagai sarana pendidikan dan pelestarian
lingkungan. Lingkungan adalah suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari manusia.

Pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungannya serta kepedulian masyarakat


sekitar pada kawasan konservasi sejalan dengan program konservasi
keanekaragaman hayati dan ekosistemnya serta pemberdayaan masyarakat lokal.
Pemanfaatan pekarangan merupakan bagian dari pemanfaatan sumberdaya alam
dan lingkungan yang memberi manfaat bagi manusia. Pekarangan adalah lahan
terbuka yang terdapat di sekitar rumah tinggal. Lahan ini jika baik akan
memberikan lingkungan yang menarik nyaman dan sehat serta menyenangkan
sehingga membuat kita nyaman tinggal di rumah. Selain tanaman hias, buah-
buahan, sayuran, rempah-rempah, tanaman obat adalah salah satu tanaman
produktif yang dapat dikembangkan atau di budidayakan di pekarangan dengan
cara melakukan penanaman.

Penanaman adalah kegiatan memindahkan bibit dari tempat penyemaian ke


lahan pertanaman untuk di dapatkan hasil produk dari tanaman yang di
budidayakan. Proses pemindahan ini tidak boleh di lakukan dengan sembarangan,
perlu adanya metode agar tanaman dapat belangsung hidup di media dan
lingkuanganya yang baru.
B. Tujuan

Tujuan dari praktikum penanaman ini adalah:


1. Mempelajari cara menanam berbagai jenis tanaman baik dari golongan
tanaman semusim maupun tahunan.
2. Mempelajari cara menanam dengan bahan tanam yang berbeda-beda.
3. Mempelajari pengaruh beberapa macam perlakuan yang dicoba terhadap
masing masing tanaman.
I. TINJAUAN PUSTAKA

Penanaman adalah memindahkan bibit yang telah siap tanam ke lahan


persawahan dengan memperhatikan umur bibit, jarak tanam, jumlah bibit yang
ditanam dalam setiap rumpun, dan kedalaman bibit yang dibenamkan (Hidayatulloh
et al., 2013). Sedangkan, pemeliharaan merupakan upaya yang dilakukan oleh
petani untuk merawat tanaman padi mulai dari perlindungan tanaman dari gulma
dan hama hingga pemupukan (Musaqa, 2015).

Komposisi tanaman terdiri atas tanaman kehutanan, tanaman pertanian, dan


tanaman perkebunan. Defisini operasional ketiga jenis tanaman tersebut adalah
sebagai berikut (Ayu, et al., 2015):
1. Tanaman kehutanan : jenis tanaman keras yang dibudidayakan pada
kawasan kehutanan seperti jati, pinus, rasamala, puspa,kamper dan
sejenisnya.
2. Tanaman pertanian : segala tanaman yang digunakan oleh manusia untuk
tujuan apapun yang berguna secara ekonomi maupun kehidupan manusia.
3. Tanaman perkebunan : tanaman jenis ini dikelompokkan menjadi dua
bagian yaitu :
a. Tanaman tahunan: tanaman perkebunan yang umumnya berumur lebih
dari satu tahun dan pemungutan hasilnya dilakukan lebih dari satu kali
masa panen untuk satu kali pertanaman.
b. Tanaman semusim: tanaman perkebunan yang pada umumnya berumur
pendek dan panennya dilakukan satu atau beberapa kali masa panen
(keprasan) untuk satu kali penanaman.

Tanaman semusim dalam satu musim penanaman melewati satu siklus hidup
yang pada umumnya menghasilkan biji pada ahir musim tanam lalu mengalami fase
tidur pada biji tersebut lalu dimusim selanjutnya akan mengalami perkecambahan
hingga tumbuh tanaman yang baru.
Tumbuhan semusim adalah tanaman yang berkecambah, tumbuh, berbunga,
menghasilkan biji, dan mati hanya dalam waktu satu musim. Jenis tanaman
semusim di daerah tropis, dapat tumbuh dimana saja termasuk disekitar rumah kita
sebab suhu yang ada menunjang tumbuh dan berkembangnya tanaman semusim.
Daerah subtropis tanaman semusim hanya dapat tumbuh pada musim semi saja
sebab suhu yang ada di sekitar tidak menunjang tanaman semusim untuk tumbuh
dengan maksimal akan tetapi pada musim dingin ada sebagian spesies tanaman
yang dapat tumbuh yaitu kacang polong dan tomat (Halifah, 2016).

Tanaman tahunan merupakan tanaman yang hidupnya sepanjangtahun dan


akan dipanen sepanjang tahun pula sampai tanaman tersebut tidak berproduksi lagi
akan tetapi harus menunggu beberapa tahun dari menanam hinggatanaman itu dapat
berproduksi dan dapat dipanen. Pada umumnya tanaman tahunan merupakan
tanaman perkebunan, dengan ciri-ciri berkayu keras dan dapatdipanen sepanjang
tahun sesuai dengan musim berbuahnya. Tanaman ini juga membutuhkan waktu
yang sangat lama hingga dapat menghasilkan buah yang dapat dipanen (Halifah,
2016).

Tanaman tahunan bermacam-macam jenisnya, ada buah-buahan,


rempahrempah, dan tanaman industri. Salah satu ciri-ciri dari tanaman tahunan
yaitu tanamanyang berbatang keras, seperti contoh yaitu tanaman kakao, tanaman
cengkeh, tanaman pala, tanaman kelapa, serta tanaman buah-buahan seperti buah
rambutan, buah sirsak, buah apel, buah durian, buah langsat, dan buah cempedak
(Halifah, 2016).

Tanaman semusim dan tanaman tahunan memiliki perbedaan yang dapat kita
lihatdengan jelas yaitu pada tanaman semusim dapat dibedakan berdasarkan jenjang
faseyang dimiliki pada proses pertumbuhannya yaitu fase perkecambahan, fase
vegetatif,fase pematangan. Waktu yang dibutuhkan tiap fase relatif berbeda sebab
banyaksekali faktor yang sangat mempengaruhi contohnya jenis tanaman yang
ditanam,tempat untuk tanaman tumbuh, varietas tanaman dan sebagainya. Tanaman
tahunan sangat berbeda dengan tanaman semusim sebab dari segi waktu yang
dibutuhkandalam pemanenan kurang lebih satu tahun untuk mendapatkan hasil
pertanian yang ditanam (Halifah, 2016).

Menurut Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (2015) kegiatan


pemeliharaan tanaman perlu dilakukan dengan benar dan secara periodik, agar
pertumbuhan tanaman optimal dan upaya pemulihan ekosistem terkendali.
Pemeliharaan tanaman meliputi : (1) pemupukan, (2) pengendalian hama dan
penyakit, (3) pembersihan gulma, dan (4) penyulaman. Penjelasannya adalah
sebagai berikut :
1. Pemupukan
Pemupukan merupakan kegiatan yang jarang dilakukan di sektor
kehutanan. Pemupukan hanya dilakukan jika tanah miskin hara dan laju
pertumbuhan tanaman melambat karena gejala kekurangan unsur hara.
Pemupukan dilakukan pada awal pertumbuhan sampai umur 2 tahun atau
sampai tinggi tanaman melebihi tinggi gulma, dengan durasi antar
pemupukan yang semakin panjang. Aplikasi arkoba pada saat penanaman
dapat menurunkan kebutuhan pemupukan tanaman.
Pemupukan memegang peranan penting dalam upaya meningkatkan
hasil pertanian. Pemupukan adalah tindakan penambahan unsur hara pada
tanah untuk memperbaiki atau meningkatkan kesuburan tanah. Penggunaa
pupuk secara berlebihan dapat menurunkan efisiensi pemupukan dan
kualitas lingkungan. Oleh karena itu pemupukan berimbang menjadi hal
yang sangat penting dalam proses produksi suatu komoditas dalam bidang
pertanian. Pemupukan berimbang spesifik lokasi merupakan salah satu
faktor kunci untuk memperbaiki dan meningkatkan produktifitas pertanian.
Pemupukan berimbang spesifik lokasi perlu dilakukan karena sangat
berguna dalam menetapkan pemberian pupuk yang tepat takaran, tepat
waktu, dan jenis pupuk yang diperlukan sesuai dengan status kesuburan
tanah sawahnya sehingga pemupukan akan lebih efisien. Pemupukan
berimbang spesifik lokasi perlu dukungan dari hasil uji tanah yang mewakili
sifat kimia tanahnya. Uji tanah adalah suatu kegiatan analisis kimia tanah
untuk mengevaluasi status kesuburan tanah (Supadma 2015).
2. Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara dini agar tidak
menyebar dan menimbulkan kerugian yang lebih besar. Teknik
penanggulangan yang dapat dilakukan antara lain: (1) cara fisimekanik,
yaitu dengan cara membunuh hama atau menghilangkan tanaman atau
bagian tanaman yang terserang penyakit; (2) cara kimia, yaitu menggunakan
pestisida dengan dosis dan tata cara penggunaan yang sesuai aturan; (3) cara
silikultur, dengan mengatur kerapan tegakan, komposisi jenis dan mengatur
drainase; dan (4) cara biologi, yaitu dengan menggunakan predator/musuh
alami.
3. Pembersihan gulma
Gulma hanya dibersihkan manakala sudah mengganggu
pertumbuhan tanaman, baik sebagai pesaing nutrisi maupun jenis pencekik.
Gulma yang'dibersihkan harus dijauhkan dari batang tanaman, karena akan
menghambat pertumbuhan akibat peningkatan suhu sekitar batang saat
terjadi dekomposisi. Pembersihan gulma umumnya dilakukan pada fase
pertumbuhan awal tanam dan tidak dilakukan setelah tanaman melebih
tinggi gulma.
4. Penyulaman
Penyulaman dilakukan maksimal satu tahun setelah penanaman atau
setelah dilakukan evaluasi keberhasilan tanaman. Penyulaman dengan jenis
yang sama biasanya dilakukan maksimal 2 kali, lebih dari itu harus
menggunakan jenis asli lain yang lebih sesuai dengan kondisi tempat
tumbuh.
II. METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan bahan

Alat yang digunakan adalah ember, gembor, pancong, tali rafia, patok, cangkul
dan tugal. Sedangkan untuk bahan yang perlu dipersiapkan ada sebidang lahan
yang sudah diolah pada praktikum sebelumnya dan benih bayam.

B. Prosedur kerja

Prosedur kerja yang digunakan pada praktikum penanaman tanaman adalah sebagai
berikut:
1. Alat dan bahan yang akan digunakan disiapkan.
2. Menggemburkan tanah dengan cangkul lalu membuat lubang ditanah
dengan ukuran tersebut yang sudah digemburkan menggunakan tugal.
3. Tanaman di tanam dengan jarak yang sudah ditentukan.
4. Memberi pupuk secara merata ke lahan yang sudah diolah.
5. Menanam benih tanaman jagung, kangkung dan bayam, dengan benar
sampai menghasilkan.
6. Mengamati pertumbuhan tanaman lalu mencatat hasil yang diamati.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 3.1 penanaman Jagung


Dokumentasi Keterangan
Alat yang digunakan seperti patok,
gembor, pancong, tali rafia dan
cangkul. Lalu bahan yang perlu
disiapkan adalah sebidang tanah
yang sudah diolah pada kegiatan
sebelumnya, benih jagung, pupuk
kendang dan air secukupnya.
Kegiatan penyiraman tanah agar
tanah menjadi lebih mudah untuk
ditanami jagung.

Kegiatan pencangkulan tanah yang


bertujuan untuk proses
penggemburan tanah sehingga
tekstur tanah menjadi lunak dan siap
untuk ditanam.

Proses pengukuran jarak tanam


jagung dari bedengan satu dan yang
lainnya sebesar 60 cm sedangkan
jarak antar tanaman sebesar 30 cm.
Proses penamana benih jagung di
lahan yang sudah diolah
sebelumnya.

Tabel 3.2 penanaman kangkung


Dokumentasi Keterangan
Alat yang digunakan masih sama
seperti kegiatan penanaman jagung.
Tetapi memiliki perbedaan di benih
yang digunakan yakni benih
kangkung.
Proses penanaman bibit kangkung
sekaligus merapihkan kembali
lahan yang sudah ditanami.

Setelah semua benih kangkung


sudah ditanam, dilakukan kegiatan
penyiraman.

Tabel 3.3 penanaman bayam


Dokumentasi Keterangan
Alat yang digunakan kurang
lebih sama seperti yang
digunakan pada penanaman
tanaman sebelumnya. Namun,
benih yang digunakan berbeda
yaitu benih bayam.
Sebelum di tanam, benih bayam
di campur terlebih dahulu
dengan pupuk agar bayam dapat
tumbuh dengan baik.

Proses penyebaran benih bayam


yang sudah di campur dengan
pupuk. Letak penyebaran benih
bayam ini diantara tanaman
jagung.

Proses penyiraman bayam


dengan air secukupnya.
Kegiatan penyiraman ini
dilakukan secara rutin.
B. Pembahasan

Penanaman adalah kegiatan memindahkan bibit dari tempat penyemaian ke


lahan pertanaman untuk di dapatkan hasil produk dari tanaman yang di
budidayakan. Penanaman adalah proses, perbuatan, dan cara menanamkan.
Penanaman secara etimologi berasal dari kata tanam yang berarti benih, yang
semakin jelas dengan mendapat imbuhan me-kan menjadi menanamkan yang
memiliki arti menaburkan ajaran, paham, dan lain sebagainya.

Pada praktikum yang telah dilakukan, penanaman yang dilakukan dengan


penanaman tanaman semusim yaitu jagung, kangkung dan bayam. Cara
penanaman yang dilakukan yaitu sebagai berikut.
1. Pencangkulan tanah dan penyebaran pupuk. Pencangkulan dilakukan
untuk meratakan pupuk supaya merata dan untuk menyuburkan tanah
agar benih yang ditanam mendapatkan nutrisi dari pupuk tersebut.
2. Pengukuran untuk membuat lubang. Pengukuran dilakukan dengan tali
raffia, untuk jagung ukuran di bawah 30 cm sedangkan tanaman
kangkung 30 cm ke arah samping.
3. Pembuatan lubang, hal ini dilakukan untuk mempermudah penanaman
benih jagung dan meratakan benih jagung. Sedangkan pada lubang
kedua dilakukan untuk mempermudah proses penanaman kangkung.
4. Peletakan dan penanaman benih, hal ini dilakukan dengan cara merata
dan diletakan dengan berjarak 30 cm, sedangkan benih kangkung
ditebar dengan cara merata dengan jarak yang sudah ditetapkan.
5. Penyiraman benih yang telah ditanam, hal ini berfungsi untuk
membantu benih lebih cepat berkecambah.

Cara menanam bagi beberapa jenis tanaman berbeda-beda tergantung dari


golongan tanamannya. Tanaman semusim merupakan tanaman yang berkecambah,
tumbuh, berbunga, menghasilkan biji dan mati dalam setahun atau kurang dari
setahun. (Syafrezani, 2013). Di daerah tropis tanaman ini dapat tumbuh dimana saja
termasuk pekarangan rumah. Berbagai tanaman semusim seperti jagung, ubi jalar,
kacang hijau, kedelai. Untuk cara menanam tanaman semusim yaitu dengan
tumpang sari. Tumpangsari dapat dilakukan antara tanaman semusim dengan
tanaman semusim, contohnya seperti pada tanaman jagung dan tanaman kacang
merah (Warman, et al., 2018).

Setelah penanaman dilakukan, maka dilakukan pemeliharaan. Pemeliharaan


tanaman dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu pengairan, penyulaman,
penyiangan, pemupukan, dan pemberantasan hama penyakit (Rochani, 20017).
Tanaman yang tidak diberikan perlakuan pemeliharaan pasti akan mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan. Oleh karena itu, tanaman harus diberikan
perlakuan yang baik dan benar sesuai dengan semestinya.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penanaman merupakan kegiatan yang penting untuk menjaga keseimbangan


alam dan memberikan manfaat bagi kehidupan manusia serta lingkungannya.
Penanaman memerlukan pengetahuan dan keterampilan khusus agar dapat
dilakukan dengan baik dan benar. Kelebihan dari penanaman adalah menjaga
keseimbangan ekosistem, menambah nilai estetika lingkungan, meningkatkan
kualitas udara, menghasilkan sumber daya hayati, menambah nilai ekonomi,
meningkatkan kualitas tanah, dan meningkatkan kualitas air. Namun, penanaman
juga memiliki kekurangan seperti membutuhkan waktu dan biaya, memerlukan
pemeliharaan yang teratur, dan menghadapi hama dan penyakit.

B. Saran

Lebih memperhatikan saat pelaksanaan praktikum dilapangan dan juga harus hati
hati lagi dalam menaburkan bibit yang akan disebar dan teliti.
V. DAFTAR PUSTAKA

Ayu, H. Y., Qurniati, R., dan Hilmanto, R. 2015. Analisis Finansial dan
Komposisi Tanaman dalam Rangka Persiapan Pengajuan Izin HKm (Studi Kasus
Desa Margosari Kecamatan Pagelaran Utara Kabupaten Pringsewu). Jurnal Sylva
Lestari Vol. 3 No. 1 (31-40)
Direktorat Jenderal Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 2015.
Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem.
Halifah. 2016. Pengenalan Tanaman Tahunan dan Semusim. Makalah.
Universitas Wahid Hasyim.
Hidayatulloh, W.A., S. Supardi, dan L.A. Sasongko. 2013. Tingkat ketepatan
adopsi petani terhadap sistem tanam jajar legowo pada tanaman padi sawah. Jurnal
Mediagro. 8 (2): 71-82.
Warman, G. R., & Kristiana, R. (2018, October). Mengkaji sistem tanam
tumpangsari tanaman semusim. In Proceeding Biology Education Conference:
Biology, Science, Enviromental, and Learning (Vol. 15, No. 1, pp. 791-794).
Tharir, M dan Hadmadi. 2013. Populasi Gilir (Multiple Croping). Yasaguna,
Jakarta.
Tim Karya Mandiri. 2014. Pedoman Bertanam Jagung. Bandung Nuansa Aulia.
Bandung.
Supadma, A.A., I.N. Dibia. 2015. Evaluasi Status Kesuburan Tanah Sawah di
Kelurahan Penatih Kota Denpasar Untuk Perencanaan Pemupukan Berimbang.
Jurnal Agritrop Vol.25 No 4, Hal 116-124.
Rochani, S. 2016. Bercocok Tanam Jagung. Ganeca Exact .
Musaqa, S. 2014. Analisis Sistem Pengadaan dan Pemasaran Benih di
Kabupaten Batang Hari, Provinsi Jambi. Fakultas Pertanian. Insititut Pertanian
Bogor, Bogor. (Skripsi Sarjana Pertanian).
VI. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai